ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZAA
1
JURNAL PRAKTEK
PENGENALAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PERIKANAN
(PPKMP)
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
2
3
Nama:Voni Septia
4
NRP:57215213891
5
Kelas:TPS - A
6
7
NOTANGGALDESKRIPSI / ISI KEGIATANUPLOAD FOTO KEGIATAN 1UPLOAD FOTO KEGIATAN 2UPLOAD FOTO KEGIATAN 3UPLOAD FOTO KEGIATAN 4UPLOAD FOTO KEGIATAN 5UPLOAD FOTO KEGIATAN 4PERTANYAANVerifikasi PembimbingKeterangan/Jawaban dari Pembimbing
8
107-Feb-2022Kunjungan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Tengah dengan tujuan menyerahkan surat perizinan PPKMP, dan kemudian disana melaksanakan zoom pembukaan.
Setelah zoom pembukaan kami melaksanakan isoma dirumah rekan yang terdekat dan kembali ke kantor Dinas pukul 14.00 WIB untuk bertemu dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, kami mendapatkan arahan tentang PPKMP untuk dapat memaksimalkan kegiatan PPKMP yang akan di adakan 10 hari kedepan, dan kami juga sempat berdiskusi untuk agenda 10 hari kedepannya pada saat PPKMP dilaksanakan.
1. Bagaimana jika kekurangan data ketika mewawancarai responden dari pelaku dinas perikanan? dibuat semaksimal mungkin. dinas perikanan bukan responden. responden adalah pelaku usaha perikanan. dinas perikanan hanya mendukung kelengkapan dataSudah Terverifikasifoto tiap kegiatan diperbanyak, deskripsi kegiatan dijabarkan kegiatannya apa saja dan data apa aja yang didapatkan tulis sebanyak-banyaknya. hari pertama harusnya sudah dapat responden
9
10
208-Feb-2022Pada hari Ke-2, Selasa tanggal 8 Februari 2022 kami memulai kegiatan dengan menuju kantor Kepala Desa Kurau Barat terlebih dahulu, disana kami disambut hangat oleh Bapak Sandi selaku Kepala Desa beserta jajarannya. Disana kami menjelaskan tentang PPKMP, berdiskusi, meminta rekomendasi lokasi yang sesuai untuk PPKMP, dan meminta data jumlah kapal, nelayan, dan UMKM di desa tersebut.
Setelah dari kantor Kepala Desa Kurau Barat, kemudian kami langsung menuju ke lokasi PPKMP, dihari kedua kami memilih prodi TAK yang letaknya sangat dekat dari tempat inap kami, disana kami bertemu dengan Pak Sabang, Pak Hendra, dan pak Bahar yang merupakan Pengelola tambak tersebut.
Bapak bapak tersebut juga tergabung dalam organisasi, yaitu Gempa 01 dengan jumlah anggota organisasi kurang lebih sekitar 50 orang dan 10 orang yang turut aktif sebagai pengelola tambak tersebut.
Disana kami menanyakan pertanyaan yang ada di konsioner dan sebagian pertanyaan yg ingin kami tanyakan sendiri. Bapak - bapak tersebut juga sempat bercerita awal mula dibuatnya ide untuk memulai usaha membuat tambak ini dengan mengajukan proposal terlebih dahulu ke dinas terkait.
Selain menanyakan pertanyaan untuk mengisi konsioner, kami juga sempat praktek dengan mengecek pH air dan mengecek salinitas airnya dengan diarahkan langsung oleh salah satu anggota pengelola tersebut.
Mohon izin pak, bagaimana cara mendapatkan data jumlah nelayan tanpa harus menghitung secara manual ? Sudah Terverifikasitanya ke nahkoda atau ABK yg lain... PERHATIKAN DURASI PRAKTIK AGAR DAPAT 3 RESPONDEN PER HARI.. DESKRIPSI SUDAH BAGUS
11
309-Feb-2022Pada Hari ke 3, Rabu tanggal 9 Februari 2022, Kami melaksanakan praktik pengolahan hasil ikan, untuk membuat Getas, ampiang, stik, dll. Kami berada di tempat usaha pengolahan getas "SB Munjang". Tempat usaha ini telah berdiri selama 6 tahun dengan diketuai Ibu Wati. SB Munjang memiliki 5 karyawan dengan fokus memproduksi produk olahan getas, ampiang, stik, kericu, dll,. Produk olahan yang paling laku dipasaran adalah getas tinta cumi. SB munjang memproduksi sesuai permintaan. Kami mempelajari dari awal sampai akhir proses produksi. Pertama ikan dikerok terlebih dahulu sebelum dibekukan, ikan dibekukan kurang lebih 7 hari sesuai kondisi ikan yang diinginkan, setelah itu ikan digiling menggunakan alat, lalu di bekukan selama semalam, dan keesokan harinya ikan di olah menjadi berbagai jenis produk, adonan tersebut sama persisi hanya saja dalam berbagai produk ditambahkan tinta cumi, telur cumi dan telur kepiting. Setelah berbagai adonan jadi, adonan di bentuk menggunakan alat tradisional dan setelah itu masih di gunting dengan tenaga manusia, setiap adonan yang dibentuk selalu di taburi sagu agar tidak lengket satu sama lain. Setelah itu digoreng sampai mengeras, dan ditiriskan hingga dingin dan malamnya baru di kemas dan dijual di pasaran dengan harga yang terjangkau.
Mohon izin pak, bagaimana cara memaksimalkan pemasaran jika banyak para pedagang yang menjual produk yang sama? Sudah Terverifikasideskripsi sudah bagus HANYA SAJA jangan berfokus ke satu pelaku usaha agaur dapat 3 responden
12
410-Feb-2022Pada Hari ke 4, Kamis tanggal 10 Februari 2022, kami pergi ke tempat pelabuhan nelayan berlokasi di kurau barat, disana kami menjumpai beberapa nelayan, yang pertama bapak arpan (kembar), kami meminta izin untuk mewawancarai beliau untuk mengisi kuisioner dan beliau mengizinkan nya untuk bisa di wawancarai, bapak tersebut mempunyai 1 jenis kapal yaitu kapal kayu yang sudah berumur 6 tahun, beliau pergi ke laut selama seminggu 2x berangkat dan terkadang 1x berangkat setiap 3 hari untuk pergi berlaut tergantung cuaca dan kondisi fisik yang memungkinkan. Hasil penjualan ikan langsung di jualkan di TPI dekat dengan pelabuhan nelayan, penghasilan dibagi tergantung dengan banyak nya pekerja, solar yang digunakan sebanyak 1 ton, dengan berlayar ke pulau ketawai, kapal dibersihkan setiap hari secara rutin menggunakan sikat dan sabun agar lebih bersih dan tidak lumutan, setiap keberengkatan mesin di cek kembali, dan untuk alat tangkap berupa jaring, bubu, pancing, ikan yang ditangkap berupa ikan merag, ikan kakap, cumi, kepiting, dan lain sebagainya. Untuk kebutuhan hidup cukup memenuhi dari hasil perikanan yang ada.

Untuk responden yang kedua kami menjumpai bapak paneng yang mempunyai 2 kapal, yang pertama kapal KM GIO, 6D14 (puso) merk mitsubishi dengan panjang 17 meter, lebar 3,25 meter, dan tinggi 9 keping, dan yang kedua kapal kayu, kapal tersebut berlayar ke pulau kalimantan kurang lebih 2 sampai 2½ hari, setelah itu baru menangkap ikan menggunakan alat tangkap yaitu bubu, jaring, pancing, yang bisa menempuh kedalaman 40 sampai 50 meter, hasil ikan yang ditangkap berupa ikan merah, surok, pari, cumi dan lain sebagainya, hasil dari ikan tersebut langsung dijualkan di TPI lokasi kurau barat, dengan kondisi yang masih fresh menggunakan es batu sebanyak 2 ton, dengan berat kurang lebih 600 kg setiap hasil nya dengan berlayar 10 hari dengan jarak kurang lebih 250mil, beranggotakan 5 orang nelayan. Kapal yang dibuat pada tahun 2021 di tanjung sangkar dengan bapak joni, dengan harga kurang lebih 360 juta, modal dari kapal itu sendiri berupa dari dana diri sendiri dan pinjam dengan bos setempat, dengan cicilan per tahun, jika belum dibayar kapal tersebut masih milik bos yang meminjamkan dana. Kendala yang dialami berupa cuaca dan mesin, harga jual hasil tangkap kurang lebih 50 juta, dan dipotong untuk biaya kapal, bahan bakar, dan bahan makanan, bahan bakar yang digunakan yaitu solar sebanyak 1 ton, dengan harga Rp 5.100/liter. Kapal tersebut merupakan kapal yang sudah modern, dengan alat pendeteksi ikan, dan gps untuk pergi ke laut kalimantan. Dengan harga kisaran 12 juta untuk alat tersebut. Dari dinas perikanan tidak ada bantuan apapun, dan pernah pengalaman orang tua bapak tersebut kapalnya di tabrak kapal lain dan bertahan selama 4 hari 4 malam tanpa bantuan. Dan sampai kakinya luka-luka dimakan ikan.

Untuk responden yang ketiga Kapal "Sinar Pagi" yang dibuat pada tahun 2020 dan tempat pembuatan Tanjung Sangkar. Dengan panjang kapal 12,5 m dan lebar 2,5 m. Alat tangkap yang digunakan Pak Zainal yaitu pancing. Hasil Tangkapannya ialah ikan tenggiri, cumi-cumi, ekor kuning, kurisi, dan lain-lain. Kedalaman pancing bisa mencapai ±30m Kapasitas kapal yaitu 3 ton. Kapal ini dilengkapi oleh radar dan satelit, sedangkan mesin yang terdapat pada kapal "sinar pagi" ini yaitu Dompeng 26. Jarak tempuh kapal ini dalam 1 kali pergi ±60mil. Kapal milik Pak Zainal ini dilengkapi dokumen (pass kecil) berisi informasi mengenai kapal tersebut. Dalam 1 kali berlayar (6 malam) didapatkan tangkapan sebanyak 200kg. Umpan yang digunakan ialah ikan tamban dan lincis.
Mohon Izin pak, bagaimana jika para nelayan tidak membuat surat izin kapal ataupun surat nelayan, ketika ingin berlayar ke laut, apakah masih diperbolehkan atau tidak? Sudah Terverifikasisemua pertanyaan nanti dirangkup disiapkan kita diskusikan saat seminar
13
Isoma

Lanjut pukul 15.30 kami ke tempat pengolahan ikan atau yang biasa disebut UMKM di Desa Kurau Barat yaitu UMKM "Gurih DD" dimana owner-nya yaitu Dadde. Bahan baku diperoleh dari TPI. Berupa ikan ciu, ikan kepitek, cumi, tinta cumi, telur kepiting, kerang.
Usaha ini dimulai sejak tahun 2007 dengan produk yang pertama adalah kemplang kemudian di tahun 2013 hingga saat ini dikembangkan produk ampiang,getas,kericu,stik.
Jika bahan baku yang ada di TPI kurau tidak memenuhi maka mengambil bahan baku di Sadai.
UMKM ini mempunyai karyawan sebanyak 22 orang dan produksi sebanyak 15x/bulan. Bahan baku utama yang digunakan yaitu ikan ciu, kepitek, cumi, udang, telur kepiting, dan kerang. Dengan harga bahan baku yang bervariasi namun harga jual tetap sama/rata sesuai dengan kualitas dan kemampuan konsumen, yaitu Rp 120.000,- walaupun harga bahan baku meningkat, dikarenakan sudah dipertimbangkan sejak lama.
Pemasaran produk ini secara langsung, reseller, dan online (marketplace). Kendala yang dirasakan ibu Dadde ialah ketika bahan baku yang ada di TPI kurau tidak terpenuhi untuk kapasitas produksi produk-produknya. Untuk modal operasionalnya yaitu ±200 juta. Perlu diketahui, UMKM Gurih DD ini telah meraih penghargaan Siddakharya tingkat Provinsi dan Nasional. Produk ini dominan dipasarkan ke Pulau Jawa dan Sumatera.

Untuk Responden selanjutnya kami mengunjungi UMKM "Bara-Bara" owner yaitu Bapak Kamarudin. Beliau memiliki 15 karyawan dirumah nya, dan usaha ini dimulai dari tahun 2018, Sama dengan ibu Dadde jika bahan baku tidak terpenuhi maka mereka akan merekrut bahan baku dari Sadai, Bangka Selatan.
Untuk jenis ikan yang digunakan pun sama seperti ikan ciu, kepitek, cumi, kerang dan telur kepiting. Hasil produksi dapat mencapai ±200kg pada saat memasuki bulan-bulan mendekati lebaran kapasitas produksi dapat mencapai 1 ton.
Sistem pemasaran yaitu penjualan secara langsung, reseller (kesekolahan) dan melalui marketplace (Bara-Bara store) Modal awal yaitu 1 juta. Untuk pekerjaan sampingan bapak Kamarudin ialah petani sawit.
Mohon Izin pak, bagaimana pendapat bapak jika daya saing yang tinggi terhadap berwirausaha dengan produk olahan yang hampir sama? Sudah Terverifikasisemua pertanyaan nanti dirangkup disiapkan kita diskusikan saat seminar
14
511-Feb-2022Pada Hari ke 5, Jum'at tanggal 11 Februari 2022, kami pergi ke tempat pelabuhan dan mengungjungi rumah bapak yang kami temui.
Disana kami mendapatkan 3 Responden, yang pertama Jamiludin, yang kedua bu Asna, dan yang terakhir bapak Arpan (kembar).

Bapak Jamiludin, berumur 58 tahun, bertempat tinggal di Kurau Barat, pekerjaan bapak jamiludin adalah penyetok ikan selama 2 tahun, dengan berenghasilan Rp. 200.000,-/hari, Pendidikan terakhir bapak jamiludin adalah SD kelas 3. Jumlah anggota keluarga bapak jamiludin 1 istri, dan 5 orang anak. 3 perempuan dan 2 laki-laki. Pengeluaran bapak jamiludin kisaran Rp. 100.000,-/hari.

Ibu Asna, berumur 60 tahun, beliau bertempat tinggal di Kurau Barat selama kurang lebih 35 tahun, perkerjaan bu asna sebagai pelaku usaha yaitu olahan kemplang. Dengan pendapatan Rp. 100.000,- sampai Rp. 500.000,- /bulan. Pendidikan terakhir ibu asna tamatan SD. Jumlah anggota keluarga ibu asna 10 orang anak. Pengeluaran ibu asna kisaran Rp. 100.000,-/hari

Bapak Arpan (kembar), berumur 36 tahun, beliau bertempat tinggal di Kurau Barat, RT 02 selama kurang lebih 36 tahun, pekerjaan pak arpan adalah nelayan, dengan pendapatan kurang lebih Rp. 1.000.000,-/bulan, pak arpan sendiri sempat bekerja sampingan sebagai penambang timah dikarenakan angin kencang tidak dapat menangkap ikan, pak arpan sendiri menekuni pekerjaan nya sebagai nelayan kurang lebih 16 tahun. Pendidikan terakhir pak arpan adalah kelas 5 SD. Jumlah anggota keluarga pak arpan 2 orang anak, 1 perempuan yang berusia 8 tahun yang masih SD, dan 1 laki-laki berusia 8 bulan, pak arpan sendiri memiliki 1 istri dengan perkejaan IRT. Penghasilan pak arpan tidak menentu dalam sehari, kisaran kurang lebih Rp. 6.000.000,-/bulan, untuk pengeluaran pak arpam sendiri dalam sandang Rp. 50.000,-/hari, untuk pangan Rp. 1.500.000,-/bulan, dan pendidikan anaknya Rp. 2.000.000,-/bulan, pak arpan sendiri pernah mengikuti penyuluhan, dan mengikuti koperasi, manfaat koperasi adalaha mendapatkan oenghasilan Rp. 300.000,-/tahun. Selain koperasi pak arpan mengikuti organisasi kelompok nelayan, dan manfaatnya sebagai kebutuhan terpenuhi, tidak susah lagi untuk mencari pekerjaan. Adat istiadat khas daerah pak arpan adalah ramsum (makanan) dan membeli alat nelayan untuk memancing bersama keluarga.
Mohon izin pak, dalam lingkungan desa kurau ini mempunyai suatu kelompok, bagaimana cara agar suatu kelompok bisa tersusun dengan baik ?Sudah Terverifikasisemua pertanyaan nanti dirangkup disiapkan kita diskusikan saat seminar KUISIONER DIISI LENGKAP YA
15
612-Feb-2022Pada hari ke 6, Sabtu tanggal 12 Februari 2022, kami pergi ke Mangrove Moenjang Kurau Barat, Disana kami menjumpai 3 warga disana untuk menanyakan pendapat bagaimana ekowisata yang ada disana. Tidak hanya itu kami membantu bapak dan ibu - ibu disana untuk membuat tempat untuk menanam benih pohon mangrove.

Pertama kami menjumpai Bapak Tejo yang berusia 36 tahun, bertempat tinggal di Kurau Barat, pendidikan terakhir bapak tejo adalah SMP, dan bekerja sebagai pengelola wisata. Pendapatan utama bapak tejo kisaran Rp. 3.000.000,-/bulan, dan pendapatan sampingan bapak tejo kisaran Rp. 2.000.000,-/bulan. Bapak tejo sangat setuju terkait pengembangan ekowisata karena bisa meningkatkan pendapatan yang pesat, harapan bapak tejo untuk kedepannya adalah pembuatan ekowisata ini bukan hanya bertujuan untuk sebagai tempat wisata, namun juga bisa menjadi tempat edukasi.

Kedua kami menjumpai Ibu Masniah, berumur 46 tahun beralamat di Kurau Barat, pendidikan terkahir ibu masniah adalah D-3, dan sekarang bekerja sebagai wirausaha. Pendapatan ibu masniah kisaran Rp. 5.000.000,-/bulan. Ibu masniah sangat setuju dengan pengembangan ekowisata, dikarenakan ekowisata ini mempengaruhi pendapatan penjualan toko ibu. Harapan ibu masniah kedepannya agar ekowisata Moenjang dapat berkembang lebih baik lagi dan berharap agar wisatawan dapat ramai kembali.

Ketiga kami menjumpai Bapak Baharudin yang berusia 45 tahun, beralamat Kurau Barat RT 09, pendidikan terakhir bapak baharudin adalah SD, pekerjaan utama bapak baharudin sebagai pengelola wisata dan pekerjaan sampingan sebagai penanam sawit kisaran 2 hektar. Bapak baharudin sangat setuju terkait pengembangan ekowisata dikarenakan dapat menambah penghasilan.

Keempat kami menjumpai kakak andi fatmawati, berumur 22 tahun, pendidikan kakak andi saat ini mahasiswi semeter 6, kakak andi sangat menyetujui pengembangan ekowisata dikarenakan untuk mengenalkan ekowisata yang ada di daerah kurau barat agar lebih dikenal oleh wisatawan lokal dan asing.
Mohon Izin bapak, Selain ekowisata mangrove dan wisata pulau pantai, apa saja wisata yang bisa dikelola terkait pengelolaan sumberdaya perairan? Sudah Terverifikasi
16
713-Feb-2022Pada hari ke 7, Minggu tanggal 13 Februari 2022, kami melakukan kunjungan ke tempat masyarakat perikanan dan ke pelabuhan Kurau Barat.

Pertama kami menjumpai Bapak Kolela, seorang nelayan dan pembuat bubu ikan. Berumur 44 tahun, pekerjaan sampingannya adalah penambang timah. Pendidikan terakhir beliau adalah SD. Jarak dari pelabuhan ke tempat lokasi menangkap ikan sekitar 44 mil. Bubu yang dibuat memiliki panjang sekitar 1,2 meter dengan lebar 1 meter, dan tinggi 36 cm. Terbuat dari rotan dan kawat. Tangkapan ikan utamanya adalah ikan kakap merah dan ikan sunuk. Setelah ikan tertangkap segera dilakukan penanganan dengan diletakkan kedalam box berisi es batu, lalu dijual ke penampung ikan (bos). Kesusahan melaut ketika musim barat dikarenakan angin dan ombak yang lumayan kencang. Sehingga tidak dapat menangkap ikan.

Kedua Bapak Usdiadi, seorang nahkoda dari kapal Rajawali II. Berumur 39 tahun. Pemilik kapal bernama Aliong. Dokumen kapal berupa Pas Besar, CV, CU. Setiap awak memiliki sertifikat buku laut dan SKK. Tempat pembuatan perahu di Kalimantan sembangkau. Jenis konstruksi kapal adalah kayu. Dengan panjang 17 meter, lebar 5 meter, kedalaman kapal 2 meter. Alat tangkap berupa gill net. Dengan diameter jaring 40 cm. Jenis ikan yang tertangkap ikan pari dan pari hiu.
Daya mesin kapal : 4D 120PK.
GT: 23
Model : mesin mobil
Merek : Mitsubishi
Jumlah silinder : 4
Jenis bahan bakar : solar
Jenis pendingin : air cooler
Berat mesin : 500 kg
HP : 6 knot
Lama pengoperasian mesin 3 jam ketika tebar jaring. Jumlah bahan bakar sekali trip 1.500 ton. Satu kali trip biasanya 1 bulan. Kerusakan mesin yang sering terjadi biasanya ada pada fan belt, dan kekeringan oli.
Pembagian hasil dimulai dari pemotongan ransum, kemudian dibagi 10% untuk ABK dan 17 % untuk nahkoda. Pendapatan rata2 per bulan sekitar 5 jutaan. Jumlah ABK ada 3 orang
Sudah Terverifikasi
17
814-Feb-2022Pada hari ke 8, Senin tanggal 14 Februari 2022, kunjungan pada pagi hari kami melakukan kegiatan menyusuri sungai mangrove menggunakan kano untuk mengecek hutan disana. Kemudian kami pergi ke kantor desa setempat untuk meminta data mengenai profil desa kurau barat. Seperti berapa jumlah nelayan di Desa Kurau Barat, berapa jumlah UMKM di sini, dan lain sebagainya. Kurau Barat adalah desa yang berada di pulau Bangka Belitung, Kabupaten Bangka Tengah. Luas wilayah ini sekitar 5,62 km². Dengan jumlah penduduk sampai akhir bulan 2020 sekitar 2.089 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.061 jiwa dan perempuan 1.028. Yang mana wilayah utamanya berbatasan dengan laut Cina Selatan, sebelah selatannya berbatasan dengan Desa Belilik, sebelah barat berbatasan dengan Desa Belilik dan sebelah timur berbatasan dengan desa kurau dengan ketinggian 0-2 mDPL. Kemudian siang hari kami melakukan kegiatan di tambak udang vaname milik gempa 01 yang terletak di Munjang Mangrove, Kurau Barat. Kami membantu sekaligus belajar terkait kegiatan penebaran benih udang. Benih udang didapatkan dari daerah sadai Bangka Selatan. Dan diantarkan langsung oleh distributor udang vaname secara langsung, dengan total benih kisaran ada 1.800/kantong dengan harga benih per ekor 55 rupiah. Benih ditebarkan di kolam bundar media terpal dengan panjang 15x15. Kolam menggunakan sistem bioflok. Setelah itu kami membantu mengeluarkan benih udang tersebut dari box berbahan gabus sampai ke proses penyesuaian suhu air yang ada di plastik pembungkus udang vaname dengan air yang ada di tambak tersebut. Setelah didiamkan selama 30 menit, udang vaname dilepaskan dari bungkusannya dan dimasukkan air tambak ½ dari air yang ada di dalam kantong plastik, udang yang berjumlah kurang lebih 59.400 benih udang vaname langsung ditebarkan.
Mohon Izin pak, bagaimana cara meminimalisir kesalahan-kesalahan saat pembenihan agar benih yang ditebar tidak cepat mati? Sudah Terverifikasi
18
915-Feb-2022Pada hari ke 9, Selasa tanggal 15 Februari 2022, pagi hari kami menyusuri sungai mangrove menggunakan kano untuk mengambil sampah yang dibuang para masyarakat sembarangan, kemudian pukul 09.00 wib kami mengolah ikan untuk membuat tekwan dengan ibu wati disana ikan yang sudah dibekukan ditunggu hingga tidak membeku, setelah itu dicampurkan bahan-bahan untuk membuat tekwan, setalah masak kami makan bersama dengan ibu wati dan pak sabang, pukul 10.30 wib kami menyusuri mangrove untuk pergi ke muara menggunakan kapal, disana kami melihat perkembangan penanaman mangrove di sana. Ada yang sudah berdaun dan ada juga yang masih baru di tanam, menanam bakau harus menunggu air laut surut, jika air laut surut malam, maka malam juga untuk menanam bakau nya. Setelah itu kami berenang dengan rekan-rekan lain untuk mandi.

Isoma
Setelah itu kami membuat laporan dengan rekan-rekan untuk dipresentasikan saat seminar nanti.
Untuk sore hari kami bersama ibu wati pergi menangkap kerang di pantai. Dan olahraga, seperti bulu tangkis dan jogging.
Sudah Terverifikasi
19
1016-Feb-2022Pada hari ke 10, Rabu 16 Februari 2022, kami menjumpai tempat usaha olahan hasil laut, bernama Afifah, pemilik usaha ini adalah Bapak Muhammad Tawil. Jenis yang digunakan seperti ikan ciu, kepetek, udang, cumi, telur kepiting, dan tinta cumi. Bahan baku ini didapatkan dari Tanjung Sangkar, Sadai, dan TPI Kurau Timur. Olahan yang dibuat dari bahan tersebut berupa getas, ampiang, stik, kericu, dan lain sebagainya. Jumlah perbulan bisa mencapai 2 ton, proses pembuatan merupakan semi modern, dengan karyawan sebanyak 30 orang, dengan dana awal sebesar Rp. 15.000.000,-.

Isoma

Setelah itu kami membuat laporan, dan sorenya kami menaiki kano untuk menysuri hutan mangrove dan mengambil sampah yang bertebaran di sungai mangrove
Sudah Terverifikasi
20
1117-Feb-2022
21
1218-Feb-2022
22
1319-Feb-2022
23
1420-Feb-2022
24
1521-Feb-2022
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100