| A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z | AA | AB | AC | AD | AE | AF | AG | AH | AI | AJ | AK | |
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Timestamp | Email Address | 1.1. Nama Mahasiswa | 2.1. NIM | 2.3. Nama Dosen PA | 2.1. Nama mata kuliah yang perkuliahannya dilaksanakan | 2.2. Judul materi kuliah yang perkuliahannya dilaksanakan | 2.3.1. Tutan luar (external link) pada materi kuliah yang diklik untuk mendalami materi kuliah | 2.3.2. Isi tautan luar (external link) yang sudah dibaca isinya untuk mendalami materi kuliah, ketik Tidak ada jika kuliah dilakukan hanya untuk menyampaikan dan mendiskusikan RPS dan Kontrak Kuliah | 2.4.1. Judul buku, judul bab, dan sub-bab buku yang dibaca untuk mendalami materi kuliahm, ketik Tidak ada jika kuliah dilakukan hanya untuk menyampaikan dan mendiskusikan RPS dan Kontrak Kuliah | 2.4.2. Isi buku, bab buku, atau sub-bab buku yang dibaca untuk mendalami materi kuliah. | 2.5.1. Penyampaian komentar dan/atau pertanyaan mengenai materi kuliah | 2.5.2. Penyampaian tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain | 2.6.1. Pembagian blog mata kuliah melalui media sosial: Nama Media Sosial | 2.6.2. Pembagian materi kuliah melalui media sosial: Tautan (link) pembagian | 2.7.1. Penyampaian Laporan Tugas: Mengunggah foto RPS yang sudah diunduh dan dibaca | 2.7.2. Penyamapaian Laporan Tugas: Mengunggah file Kontrak Kuliah yang sudah ditandatangani Ketua Kelas | 3.1.1. Penyampaian Laporan Projek: Nama kelompok dan jenis tanaman yang diamati | 3.1.2. Penyampaian Laporan Projek: Setelah memperoleh izin, melakukan pengamatan pada minimum 5 titik yang berbeda jika yang diamati adalah tanaman semusimn atau 3 individu tanaman yang berbeda jika yang diamati adalah tanaman tahunan, dengan ketentuan titik atau individu tanaman yang diamati ditentukan secara acak. | 3.1.3. Penyampaian Laporan Projek: Melakukan pengamatan pada bagian batang dan daun, bunga atau buah (jika tanaman sedang berbunga atau berbuah), dan akar (jika tanaman menunjukkan gejala layu. Untuk tanaman semusim lakukan pengamatan pada seluruh tanaman sampel dan untuk tanaman tahunan lakukan pengamatan pada bagian batang/cabang, daun, dan bunga/buah yang diambil secara secak sebagai sampel sampai diperoleh hama. Beri kode H1, H2, H3, ... dst untuk jenis hama yang ditemukan. | 3.1.4. Penyampaian Laporan Projek: Melakukan pengamatan terhadap gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh setiap jenis hama dan bagian tanaman yang dirusak oleh hama untuk menentukan satu jenis hama yang paling merusak, lakukan pengambilan foto gejala kerusakan. | 3.1.5. Penyampaian Laporan Projek: Menanyakan nama umum hama kepada petani dan sejauh mana jenis hama tersebut merugikan. | 3.1.6. Penyampaian Laporan Projek: Mengambil foto individu hama dari berbagai arah sevara lengkap dan menggunakan foto untuk melakukan penelusuran di Internet dengan menggunakan foto dengan mengikuti panduan. | 3.2.1. Penyampaian Laporan Projek: Kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam mengerjakan projek ini | 3.2.2. Penyampaian Laporan Projek: Cara mengatasi kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam mengerjakan projek ini | 3.2.3. Penyampaian Laporan Projek: Manfaat yang diperoleh dari mengerjakan projek ini | 3.1. Dengan Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Projek ini saya menyatakan dengan sejujur-jujurnya bahwa saya benar-benar telah mengerjakan laporan dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kemampuan saya dan tidak menyalin laporan mahasiswa lain atau menyalin dari Internet atau dari sumber-sumber lainnya atau membiarkan laporan ini disalin oleh mahasiswa lain. | 3.2. Jika di kemudian hari ternyata ditemukan bahwa saya terbukti telah melanggar ketentuan pada butir 3.1 maka saya bersedia menerima sanksi yang dikenakan kepada saya sesuai dengan ketentuan mengikuti melaksanakan kuliah yang sudah saya baca dan saya setujui. | 3.3. Dengan menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Projek sekarang ini maka saya menyatakan bahwa laporan yang saya kirimkan dapat digunakan sebagai bagian dari penilaian dalam melaksanakan kuliah mata kuliah ini. | 3.4. Dengan memilih tidak pada salah satu butir dari butir 3.1 sampai butir 3.3 di atas atau tidak menyampaikan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah maka saya menyatakan agar Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Projek yang saya sampaikan dinyatakan gugur dan saya dinyatakan tidak memperoleh penilaian dari pelaksanaan kuliah sekarang ini. | 3.5. Dengan tidak melaksanakan kuliah untuk materi kuliah sekarang ini atau Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Projek yang saya sampaikan dinyatakan gugur sebagaimana pada butir 3.4 maka saya menyatakan menerima sanksi yang dikenakan kepada saya sesuai dengan ketentuan melaksanakan kuliah yang sudah saya baca dan saya setujui. | ||||||
2 | 22/10/2024 8:41:17 | imeldamhs17@gmail.com | Imelda Mardianti Hoar Seran | 2304060130 | Dr.Ir.I.Gst.Bgs.Adwita Arsa,M.p | Hama dan penyakit tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Acaridae dalam ordo: Sarcoptiformes, contoh: tungau umbi lapis (bulb mite) Rhizoglyphus echinopus (Fumouze and Robin), Rhizoglyphus robini Claparede, Rhizoglyphus hyacinthi Banks, dan Rhizoglyphus engeli v. Eijndhoven, hama penting pada tanaman aneka bawang | Acaridae dalam ordo: Sarcoptiformes, contoh: tungau umbi lapis (bulb mite) Rhizoglyphus echinopus (Fumouze and Robin), Rhizoglyphus robini Claparede, Rhizoglyphus hyacinthi Banks, dan Rhizoglyphus engeli v. Eijndhoven, hama penting pada tanaman aneka bawang | Acaridae dalam ordo: Sarcoptiformes, contoh: tungau umbi lapis (bulb mite) Rhizoglyphus echinopus (Fumouze and Robin), Rhizoglyphus robini Claparede, Rhizoglyphus hyacinthi Banks, dan Rhizoglyphus engeli v. Eijndhoven, hama penting pada tanaman aneka bawang | Mengapa penting untuk mengetahui taksonomi suatu hama dalam merancang strategi pengendalian? | Mengetahui taksonomi suatu hama sangat penting dalam merancang strategi pengendalian karena beberapa alasan: Identifikasi yang Tepat: Taksonomi membantu kita mengidentifikasi hama dengan tepat. Setiap spesies memiliki ciri khas yang membedakannya dari spesies lain. Identifikasi yang tepat sangat penting karena metode pengendalian yang efektif untuk satu spesies mungkin tidak efektif untuk spesies lain. Pemahaman Siklus Hidup: Taksonomi membantu kita memahami siklus hidup hama. Setiap spesies memiliki siklus hidup yang unik, termasuk fase telur, larva, pupa, dan dewasa. Memahami siklus hidup memungkinkan kita untuk menargetkan hama pada fase yang paling rentan, seperti fase larva atau pupa. Pilihan Metode Pengendalian: Taksonomi membantu kita memilih metode pengendalian yang tepat. Beberapa metode pengendalian lebih efektif untuk spesies tertentu. Misalnya, pestisida tertentu mungkin efektif untuk mengendalikan kumbang tetapi tidak efektif untuk mengendalikan kutu daun. Pencegahan Penyebaran: Taksonomi membantu kita memahami bagaimana hama menyebar. Beberapa spesies memiliki kemampuan untuk menyebar dengan cepat, sementara yang lain lebih terbatas. Memahami pola penyebaran membantu kita untuk mencegah penyebaran hama ke area baru. Pemantauan dan Evaluasi: Taksonomi membantu kita memantau populasi hama dan mengevaluasi efektivitas metode pengendalian. Dengan mengetahui taksonomi hama, kita dapat dengan mudah mengidentifikasi spesies yang ada dan memantau perubahan populasi mereka dari waktu ke waktu. Pengembangan Strategi Terpadu: Taksonomi membantu kita mengembangkan strategi pengendalian hama terpadu (IPM). IPM adalah pendekatan yang komprehensif untuk mengendalikan hama yang menggabungkan berbagai metode, seperti pengendalian biologis, pengendalian kultur teknis, dan penggunaan pestisida yang selektif. | Athy Stj | https://www.facebook.com/share/bMNnV6MKPbbQ4j49/?mibextid=WC7FNe | Permata hijau | 123 LS 135 BT | H2 | Hama kutu daun yang merusak tanaman mangga sehingga pendapatan kurang maksimal | Hama kutu daun | - | - | - | Manfaat untuk mengetahui lebih dalam tentang materi yang dipelajari | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
3 | 22/10/2024 18:39:40 | anunsiasuratkia21@gmail.com | Anunsia Surat Kia | 2304060007 | Ir. I Wayan Mudita,M.Sc.,Ph.D | Hama dan Penyakit Tumbuhan | Penggolongan hama berdasarkan taksonomi 2 : fillum arthropoda : tungau dan serangga. | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Agar dapat terus tumbuh, arthropoda harus melalui tahap-tahap pergantian kerangka tubuh (moulting), yaitu suatu proses pelepasan kerangka luar lama untuk mengganti dengan kerangka luarbaru. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka, dengan rongga tubuh yang disebut haemocoel tempat hemolimfa, yang berfungsi sebagai darah, bersirkulasi ke organ dalam. Sebagiamana bagian luarnya, organ dalam arthropoda umumnya dibangun dari ruas-ruas yang berulang. Sistem saraf menyerupai tangga, dengan tali saraf ventral berpasangan melewati semua ruas dan membentuk ganglia berpasangan di setiap ruas. Kepala dibentuk melalui peleburan sejumlah ruas yang berbeda-beda dan otak dibentuk melalui peleburan ganglia ruas-ruas yang melebur, beradamengelilingi kerongkongan. Sistem pernapasan dan ekskresi artropoda bervariasi, bergantung pada subfilum lingkungan dan lingkungan hidupnya. Arthropoda menggunakan kombinasi mata majemuk (compound eyes) dan lubang pigmen yang disebut oselus (ocellus) untuk penglihatan. Pada sebagian besar spesies, mata majemuk merupakan sumber informasi utama sedangkan oselus hanya dapat mendeteksi arah datangnya cahaya.. Namun pada laba-laba, mata utama adalah oselus yang dapat membentuk bayangan dan, dalam beberapa kasus, dapat berputar ke arah dari mana cahaya datang, untuk melacak mangsa. Arthropoda juga memiliki berbagai macam sensor kimia dan mekanik, sebagian besar didasarkan pada modifikasi dari banyak rambut, yang dikenal sebagai setae, pada permukaan kutikula. Perkembangannya bervariasi, semua spesies terestrial menggunakan pembuahan internal, tetapi kadang-kadang hal ini dilakukan melalui transfer sperma tidak langsung melalui pelengkap atau tanah, bukan dimasukkan langsung. Spesies akuatik menggunakan fertilisasi internal atau eksternal. Hampir semua arthropoda bertelur, tetapi banyak spesies melahirkan anak setelah telur menetas di dalam induk, dan beberapa di antaranya benar-benar vivipar, seperti kutu daun. Anakan arthropoda bervariasi, dari berupa ukuran kecil dari bentuk dewasa sampei bentuk yang benar-benar berbeda yang mengalami metamorfosis untuk menghasilkan bentuk dewasa. Tingkat perawatan induk betina terhadap anakan bervariasi dari tidak ada sampai perawatan jangka panjang sebagaimana yang diberikan oleh serangga sosial.Kelas Arachnida Sebagai arthropoda, arachnida memiliki kerangka luar dan struktur jaringan internal endosternit yang mirip tulang rawan tempat melekatnya kelompok otot tertentu. Namun arachnida dewasa pada umumnya berkaki delapan, berbeda dengan hexapoda yang semuanya berkaki enam, memiliki dua pasang organ pelengkap, yaitu chelicerae yang berfungsi dalam mencari makan dan bertahan, dan pedipalpus yang berfungsi untuk makan, bergerak, dan/atau fungsi reproduksi. Larva tungau jenis tertentu memiliki hanya enam kaki sebab dua kaki lainnya biasanya muncul saat mereka berganti kulit menjadi nimfa. Arachnida lebih jauh berbeda dari serangga dalam hal tidak mempunyai antena atau sayap. Selain itu, tubuh arachnida terdiri atas dua tagmata, yang disebut prosoma (cephalothorax) dan opisthosoma (abdomen). Prosoma biasanya ditutupi oleh karapas tunggal yang tidak tersegmentasi, sedangkan perut tersegmentasi secara primitif, dengan tingkat fusi yang berbeda-beda antar segmen, biasanya terbagi menjadi preabdomen dan postabdomen, meskipun hal ini hanya terlihat jelas pada kalajengking, sedangkan pada beberapa ordo lainnya, seperti Acari, bagian perutnya menyatu sepenuhnya. Arachnida terbagi dalam super-ordo dan ordo, termasuk yang telah punah, dua super-ordo yaitu Acariformes dan Parasitiformes dikenal sebagai tungau. | Hama tungau pada tanaman. | Tungau adalah hawan yang berukuran kecil (tungkai delapan) dan merupakan subordo dari Acarina. Perlu diketahui bahwa tungau berbeda dengan kutu, walaupun tungau dan kutu memiliki ukuran yang sama-sama kecil akan tetapi berbeda. Kutu itu sendiri lebih dimasukan atau dikategorikan sebagai serangga (insecta), sedangkan tungau lebih didekatkan atau dikategrorikan laba-laba. Tungau dapat menetas atau berkembang biak dalam waktu 3 hari dengan kondisi kering dengan suhu optimal 27°C , satu induk tungau betina dapat bertelur hingga 20 butir telur per hari dan memiliki masa hidup 2 sampai 4 minggu dan juga satu indukan tungau dapat menetaskan ratusan telur. Perkembangan tungau terjadi sangat cepat, tungau dapat dewasa secara seksual hanya dalam waktu lima hari saja. Dan perlu diketahui bahwa satu indukan tungau bisa berkembang biak hingga satu juta ekor hanya dalam waktu satu bulan. Dengan tingkat reproduksi (berkembang biak) yang sangat cepat memungkinkan tungau untuk beradaptasi hingga dapat bertahan dari pestisida, hal ini menyebabkan sangat sulit untuk mengendalikan hama tungau dan penggunaan pestisida yang sama secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama. Perkembangbiakan tungau bersifat diploid dan haploid. Tungau betina bersifat diploid dan tungau jantan bersifat haploid. Hama tungau merusak tanaman pada bagian daun dengan menusuk daun tanaman dan menghisap cairan yang terdapat pada daun tanaman. Sehingga kerusakan yang diakibatkan oleh hama tungau tidak bisa diremehkan, dimana bagian daun merupakan bagian penting pada tanaman untuk mendapatkan makanan. Tidak hanya itu, hama tungau mampu beradaptasi pada berbagai macam habitat dan bisa menyerang dan merusak semua jenis tanaman, serta hama tungau kemungkinan bisa merusak bagian batang dan bukan tidak mungkin menyerang bagian buah tanaman. Tungau menyerang tangkai, daun dan buah. Tangkai yang terserang akan berwarna seperti perunggu, pada permukaan atas daun terdapat titik berwarna kuning atau cokelat. Serangan pada permukaan bawah daun menyebabkan mesofil rusak sehingga transpirasi tanaman meningkat. Akibatnya, banyak daun yang gugur pada musim kemarau. | Apa ciri-ciri utama tungau yang membedakannya dari serangga dalam filum? | Perbedaan antara tungau dan serangga: 1. Tungau -Ukuran: Sangat kecil, seringkali mikroskopis. -Habitat: Beragam, mulai dari debu rumah, kasur, hingga permukaan tanaman. -Makanan: Berbagai macam, termasuk serpihan kulit manusia, debu, dan cairan tubuh serangga lain. -Reproduksi: Bertelur. 2. Serangga -Ukuran: Beragam, dari yang sangat kecil hingga cukup besar. -Habitat: Hampir di semua lingkungan di Bumi. -Makanan: Beragam, ada yang herbivora, karnivora, maupun omnivora. -Reproduksi: Bertelur atau melahirkan anak. | Chya Tukan | https://www.facebook.com/100089776357922/posts/pfbid02jA7ZrjjsHNVcrUxSQfgsa93HzTdu48HkCt5BybBzJcj73cS1W4r16YxAUAeo2Mm6l/ | Nama anggota kelompok 1 = Anunsia Surat Kia, Melani R. Fnatun, Amron Edison Kefi, Alfred Julio P. Djami, Calistus Caravario Yarunta. Jenis tanaman yang diamati adalah pisang kepok. | Lat -10.200122° Long 123.605405° | Hama yang ditemukan pada tanaman pisang kepok adalah H1 hama kutu daun dan H2 tungau. | Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh hama kutu daun:daun menguning dan keriting, tumbuh jamur berbentuk lapisan hitam seperti jelaga pada permukaan daun. Gejala yang ditimbulkan oleh tungau adalah daun menguning dan kering pada bagian tepi daun, muncul bercak-bercak kecil berwarna kuning pada permukaan daun,daun menggulung ke atas atau ke bawah. | Nama umum jenis hama yang diketahui oleh petani adalah kutu daun dan tungau. | File tidak bisa di unggah. | Tidak ada. | - | Mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman pisang kepok dan gejala yang ditinbulkan oleh hama tersebut. | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
4 | 22/10/2024 19:45:43 | fanesahailitik@gmail.com | Fanesa Hailitik | 2304060010 | Muhammad s nur | Hama dan penyakit tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | - | - | - | - | Tidak ada | Apa peran utama buku "Handbook of Agricultural Entomology" dalam bidang pertanian | Nesa hailitik | https://www.facebook.com/100040210420469/posts/pfbid0wnUhrHXnCdFtHyFEsrFqdwZTB9ziaC5guFyqXXHBykpGdvcZnFaCtFoWK23UrxhVl/ | Nangka | Lat.10.131208dan long.123.670203 | Setiap musim | Tungau | Kutu daun | Ada | Tidak ada | Tidak ada | Proyek seringkali bertujuan untuk menyelesaikan masalah tertentu, baik dalam bisnis, teknologi, atau kehidupan sehari-hari. | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
5 | 22/10/2024 21:00:05 | meytrihaki983@gmail.com | Meitri Muni Manekan Haki | 2304060118 | Rika Ludji | Hama dan penyakit tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | https://drive.google.com/file/d/1BAOzg1vfBTG0WFaYLbkz3CouFxsA-3We/view?usp=drive_link | Judul Buku: Chapman, R. F. et al. (2012). The Insects: Structure and Function, 5th ed. Cambridge University Press | Buku ini memberikan gambaran komprehensif tentang struktur dan fungsi serangga, termasuk morfologi, fisiologi, dan perilaku. Penulis membahas sistem organ utama serangga, seperti sistem pencernaan, pernapasan, dan saraf, serta mekanisme reproduksi dan perkembangan. Buku ini juga mengkaji interaksi serangga dengan lingkungan dan ekosistem, serta peran mereka dalam pertanian dan kesehatan manusia. Dengan ilustrasi yang mendetail dan penjelasan yang jelas, buku ini menjadi sumber penting bagi mahasiswa dan peneliti yang mendalami entomologi dan biologi serangga. | Apa saja interaksi serangga dengan lingkungan yang dijelaskan dalam buku ini? | Buku ini menjelaskan berbagai interaksi serangga dengan lingkungan, termasuk peran mereka dalam pollinasi, pemecahan bahan organik, dan hubungan mereka dengan tanaman dan hewan lain. | Muni Manekan | https://www.facebook.com/100029095754251/posts/1419352339044611/?mibextid=zfXV9or0QsdwxEdz | Nama Kelompok:1.Meitri Haki 2.Lidia Djata 3.Melkior Asa Tuan 4.Mella Tob.(Padi) | Titik (1) Lat -10.109446° Long 123.882474° Titik (2) Lat -10.10945° long 123.882533°m. | 1. kode hama :H1 nama hama : pengerek batang padi 2. Kode hama : H2 nama hama : Ulat Grayak | 1. kode hama :H1 nama hama : pengerek batang padi gejala kerusakan :kekuningan daun , patah batang bagian tanaman yang di rusak : Batang, Daun lampirkan foto : 2. Kode hama : H2 nama hama : Ulat Grayak gejala kerusakan : lubang-lubang pada daun , kerusakan pada batang bagian tanaman yang di rusak : daun dan batang lampirkan foto : | (H1) , pengerek batang padi ( H2) ulat Grayak (H3) wereng | File tidak bisa | Tidak ada kesulitan | Tidak ada kesulitan | dengan melakukan wawancara langsung kepada narasumber (petani) manfaat yang di dapat kita memiliki pengalaman langsung ke lapangan dan dapat mengetahui jenis-jenis hama yang merusak tanaman pangan dan tantangan yang di hadapi petani selama bertani | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
6 | 23/10/2024 14:28:26 | manisriel032@gmail.com | Gabriel Fernando Malo | 2304060133 | IR. TITIK SRI HARINI, MP. | Hama dan Penyakit tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html?m=1 | http://repository.unsri.ac.id/151937/1/2.%20Buku%20DDPT%20Hama.pdf | Dasar dasar perlindungan tanaman terhadap hama, serangga hama, ordo ortorhpera | Ordo Orthoptera Orthoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu orthos artinya lurus dan pteron artinya sayap (Song, 2018). Ordo Orthoptera umumnya memiliki sayap lurus ke belakang saat istirahat, badan berbentuk tabung memanjang dengan tungkai belakang yang lebih panjang untuk meloncat (saltatorial). Memiliki mata majemuk, antena berbentuk, yaitu berbuku dan bersusun banyak. Tipe alat mulut serangga ini yaitu mandibulata ditandai dengan adanya labrum labium, mandible, dan maksila | Apa ciri-ciri utama tungau yang membedakannya dari serangga dalam filum? | Berikut ciri ciri utama tungau yang membedakan dari serangga lain 1. Jumlah kaki 2. Jumlah segmen tubuh 3. Ukuran tubuh 4. Sayap 5. Perkembangan metamorfosis 6. Alat mulut 7. Sistem pernapasan | Wa, Ig , email | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Tanaman nangka , kelompok 3 | Lat -10.126534⁰ | H2 | TH11 - Penggerek Buah Nangka (Cryptophlebia spp.) Gejala Kerusakan: Buah nangka berlubang dengan keluarnya getah dari lubang tersebut. Terdapat larva di dalam buah yang merusak daging buah dan menyebabkan buah busuk dari dalam. Nama Kerusakan: Buah berlubang dan busuk | Penggerek buah nangka, kutu putih, ulat buah, | https://sg.docworkspace.com/d/sIOaCwL_sAYOt4rgG?sa=601.1123 | Dalam mengamati hama | Pemantauan secara rutin | Lebih banyaknya wawasan dalam mengatasi hama | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
7 | 23/10/2024 16:25:38 | dethanrikho84@gmail.com | Yerikho Dethan | 2304060116 | Sri Widinugraheni | Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html?m=1 | Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Agar dapat terus tumbuh, arthropoda harus melalui tahap-tahap pergantian kerangka tubuh (moulting), yaitu suatu proses pelepasan kerangka luar lama untuk mengganti dengan kerangka luarbaru. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka, dengan rongga tubuh yang disebut haemocoel tempat hemolimfa, yang berfungsi sebagai darah, bersirkulasi ke organ dalam. Sebagiamana bagian luarnya, organ dalam arthropoda umumnya dibangun dari ruas-ruas yang berulang. Sistem saraf menyerupai tangga, dengan tali saraf ventral berpasangan melewati semua ruas dan membentuk ganglia berpasangan di setiap ruas. Kepala dibentuk melalui peleburan sejumlah ruas yang berbeda-beda dan otak dibentuk melalui peleburan ganglia ruas-ruas yang melebur, beradamengelilingi kerongkongan. Sistem pernapasan dan ekskresi artropoda bervariasi, bergantung pada subfilum lingkungan dan lingkungan hidupnya. | Serangga Hama Pertanian, Posisi serangga hama dalam agroekosistem. | Serangga hama adalah herbivora (konsumen-1) yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan serangga hama, produktivitas tanaman menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu, kehadirannya perlu dikendalikan apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian. Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun demikian serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja, sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai (decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui karena untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah diketahui dari gejala serangannya atau perilaku serangga tersebut. | Bagaimana metode pengendalian yang dapat kita gunakan untuk mengendalikan tungau dan meningkatkan produktivitas tanaman? | Proses moulting pada Arthropoda berlangsung dalam beberapa tahap: 1. Pembentukan Epidermis Baru: Sel-sel epidermis di bawah eksoskeleton lama mulai membentuk eksoskeleton baru. 2. Pelepasan Eksoskeleton Lama: Hormon ecdysone memicu pelepasan eksoskeleton lama, membuat Arthropoda membengkak dengan menyerap air atau udara untuk memisahkan kulit lama. 3. Keluar dari Eksoskeleton Lama: Arthropoda keluar dari eksoskeleton lama yang retak. 4. Pengerasan Eksoskeleton Baru: Eksoskeleton baru masih lunak, sehingga Arthropoda harus menunggu hingga mengeras sebelum kembali aktif. Proses ini memungkinkan mereka tumbuh karena eksoskeleton lama tidak bisa meregang. | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html?m=1 | Kelompok 6, Gasparivo Marcello Jaka Tail (2304060122), Yerikho Dethan (2304060116), Yosefus Alberto Sigatule (2304060109), Zefanya Anasago Goetha (2304060109). Tanaman yang diamati : Lombok | -10.154553, 123.670330 ; -10.154555, 123.670208 ; -10.154597, 123.670225 | H1: Kumbang,H2:Hama putih,H3: Semut Merah | H1: bintik Hitam Pada buah Cabai,H2: Keriting Daun, Merusak Pucuk | H1=Kumbang H2=Hama Putih H3=Semut Merah | https://sg.docworkspace.com/d/sIN_DxqTMAa7l4rgG?sa=601.1123&ps=1&fn=H1%20_%20Kumbang-WPS%20Office.pptx | - | - | Dapat Mengembangkan Kendala Pada Tanaman Lombok | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
8 | 23/10/2024 16:25:56 | zefangoetha30@gmail.com | Zefanya Anasago Goetha | 2304060109 | Dr. Yuliana Tandi Rubak, S.TP.,MP | Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html?m=1 | Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Agar dapat terus tumbuh, arthropoda harus melalui tahap-tahap pergantian kerangka tubuh (moulting), yaitu suatu proses pelepasan kerangka luar lama untuk mengganti dengan kerangka luarbaru. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka, dengan rongga tubuh yang disebut haemocoel tempat hemolimfa, yang berfungsi sebagai darah, bersirkulasi ke organ dalam. Sebagiamana bagian luarnya, organ dalam arthropoda umumnya dibangun dari ruas-ruas yang berulang. Sistem saraf menyerupai tangga, dengan tali saraf ventral berpasangan melewati semua ruas dan membentuk ganglia berpasangan di setiap ruas. Kepala dibentuk melalui peleburan sejumlah ruas yang berbeda-beda dan otak dibentuk melalui peleburan ganglia ruas-ruas yang melebur, beradamengelilingi kerongkongan. Sistem pernapasan dan ekskresi artropoda bervariasi, bergantung pada subfilum lingkungan dan lingkungan hidupnya. | Serangga Hama Pertanian, Posisi serangga hama dalam agroekosistem. | Serangga hama adalah herbivora (konsumen-1) yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan serangga hama, produktivitas tanaman menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu, kehadirannya perlu dikendalikan apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian. Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun demikian serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja, sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai (decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui karena untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah diketahui dari gejala serangannya atau perilaku serangga tersebut. | Jelaskan bagaimana proses atau tahapan pergantian kulit (moulting) pada Arthropoda? | Proses moulting pada Arthropoda berlangsung dalam beberapa tahap: 1. Pembentukan Epidermis Baru: Sel-sel epidermis di bawah eksoskeleton lama mulai membentuk eksoskeleton baru. 2. Pelepasan Eksoskeleton Lama: Hormon ecdysone memicu pelepasan eksoskeleton lama, membuat Arthropoda membengkak dengan menyerap air atau udara untuk memisahkan kulit lama. 3. Keluar dari Eksoskeleton Lama: Arthropoda keluar dari eksoskeleton lama yang retak. 4. Pengerasan Eksoskeleton Baru: Eksoskeleton baru masih lunak, sehingga Arthropoda harus menunggu hingga mengeras sebelum kembali aktif. Proses ini memungkinkan mereka tumbuh karena eksoskeleton lama tidak bisa meregang. | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Kelompok 6, Gasparivo Marcello Jaka Tail (2304060122), Yerikho Dethan (2304060116), Yosefus Alberto Sigatule (2304060109), Zefanya Anasago Goetha (2304060109). Tanaman yang diamati : Lombok | -10.154553, 123.670330 ; -10.154555, 123.670208 ; -10.154597, 123.670225 | H1 : Kumbang, H2 : hama putih, H3 : Semut merah | H1 : bintik hitam pada buah, H2 : daun menjadi keriting, H3 : merusak pucuk tanaman cabai | H1: Kumbang, H2 : Hama putih, H3 :Semut merah | https://sg.docworkspace.com/d/sIN_DxqTMAa7l4rgG?sa=601.1123&ps=1&fn=H1%20_%20Kumbang-WPS%20Office.pptx | - | - | Dapat mengetahui lebih jelas hama yang sering menyerang tanaman lombok | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
9 | 23/10/2024 16:29:04 | bertotule@gmail.com | Yosefus Alberto Sigatule | 234060131 | Ir.Zainal Abidin,mp | Hama dan penyakit tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html?m=1 | Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Agar dapat terus tumbuh, arthropoda harus melalui tahap-tahap pergantian kerangka tubuh (moulting), yaitu suatu proses pelepasan kerangka luar lama untuk mengganti dengan kerangka luarbaru. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka, dengan rongga tubuh yang disebut haemocoel tempat hemolimfa, yang berfungsi sebagai darah, bersirkulasi ke organ dalam. Sebagiamana bagian luarnya, organ dalam arthropoda umumnya dibangun dari ruas-ruas yang berulang. Sistem saraf menyerupai tangga, dengan tali saraf ventral berpasangan melewati semua ruas dan membentuk ganglia berpasangan di setiap ruas. Kepala dibentuk melalui peleburan sejumlah ruas yang berbeda-beda dan otak dibentuk melalui peleburan ganglia ruas-ruas yang melebur, beradamengelilingi kerongkongan. Sistem pernapasan dan ekskresi artropoda bervariasi, bergantung pada subfilum lingkungan dan lingkungan hidupnya. | Serangga Hama Pertanian, Posisi serangga hama dalam agroekosistem. | Serangga hama adalah herbivora (konsumen-1) yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan serangga hama, produktivitas tanaman menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu, kehadirannya perlu dikendalikan apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian. Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun demikian serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja, sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai (decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui karena untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah diketahui dari gejala serangannya atau perilaku serangga tersebut. | Jelaskan bagaimana proses atau tahapan pergantian kulit (moulting) pada Arthropoda? | Proses moulting pada Arthropoda berlangsung dalam beberapa tahap: 1. Pembentukan Epidermis Baru: Sel-sel epidermis di bawah eksoskeleton lama mulai membentuk eksoskeleton baru. 2. Pelepasan Eksoskeleton Lama: Hormon ecdysone memicu pelepasan eksoskeleton lama, membuat Arthropoda membengkak dengan menyerap air atau udara untuk memisahkan kulit lama. 3. Keluar dari Eksoskeleton Lama: Arthropoda keluar dari eksoskeleton lama yang retak. 4. Pengerasan Eksoskeleton Baru: Eksoskeleton baru masih lunak, sehingga Arthropoda harus menunggu hingga mengeras sebelum kembali aktif. Proses ini memungkinkan mereka tumbuh karena eksoskeleton lama tidak bisa meregang. | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html?m=1 | Kelompok 6, Gasparivo Marcello Jaka Tail (2304060122), Yerikho Dethan (2304060116), Yosefus Alberto Sigatule (2304060109), Zefanya Anasago Goetha (2304060109). Tanaman yang diamati : Lombok | 10.154553,123.670330,10.154555,123.670208,10.154597,123.670225 | H1:kumbang, H2:hama putih,H3:semut merah | H1:bintik hitam pada buah H2:membuat daun menjadi keriting H3:merusak pucuk tanaman cabai | H1:kumbang,H2:Hama putih,H3:semut merah | https://sg.docworkspace.com/d/sIN_DxqTMAa7l4rgG?sa=601.1123&ps=1&fn=H1%20_%20Kumbang-WPS%20Office.pptx | Kendala waktu karna berbagai teman ada yang sibuk | Lebih kompak dalam mengerjakan tugas,menentukan tempat yang sesuai dan menunjuk ketua kelompok dalam berkelompok | Dapat mengetahui berbagai jenis hama yang terdapat pada tanaman bumbu khususnya lombok | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
10 | 23/10/2024 18:40:41 | marselotail@gmail.com | Gasparivo Marcello Jaka Tail | 2304060122 | Widasari Bunga. SP., M.SC | Ilmu hama dan penyakit tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html?m=1 | Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Agar dapat terus tumbuh, arthropoda harus melalui tahap-tahap pergantian kerangka tubuh (moulting), yaitu suatu proses pelepasan kerangka luar lama untuk mengganti dengan kerangka luarbaru. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka, dengan rongga tubuh yang disebut haemocoel tempat hemolimfa, yang berfungsi sebagai darah, bersirkulasi ke organ dalam. Sebagiamana bagian luarnya, organ dalam arthropoda umumnya dibangun dari ruas-ruas yang berulang. Sistem saraf menyerupai tangga, dengan tali saraf ventral berpasangan melewati semua ruas dan membentuk ganglia berpasangan di setiap ruas. Kepala dibentuk melalui peleburan sejumlah ruas yang berbeda-beda dan otak dibentuk melalui peleburan ganglia ruas-ruas yang melebur, beradamengelilingi kerongkongan. Sistem pernapasan dan ekskresi artropoda bervariasi, bergantung pada subfilum lingkungan dan lingkungan hidupnya. | Serangga Hama Pertanian, Posisi serangga hama dalam agroekosistem. | "Serangga hama adalah herbivora (konsumen-1) yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan serangga hama, produktivitas tanaman menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu, kehadirannya perlu dikendalikan apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian. Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun demikian serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja, sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai (decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui karena untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah diketahui dari gejala serangannya atau perilaku serangga tersebut. " | Jelaskan bagaimana proses atau tahapan pergantian kulit (moulting) pada Arthropoda? | "Proses moulting pada Arthropoda berlangsung dalam beberapa tahap: 1. Pembentukan Epidermis Baru: Sel-sel epidermis di bawah eksoskeleton lama mulai membentuk eksoskeleton baru. 2. Pelepasan Eksoskeleton Lama: Hormon ecdysone memicu pelepasan eksoskeleton lama, membuat Arthropoda membengkak dengan menyerap air atau udara untuk memisahkan kulit lama. 3. Keluar dari Eksoskeleton Lama: Arthropoda keluar dari eksoskeleton lama yang retak. 4. Pengerasan Eksoskeleton Baru: Eksoskeleton baru masih lunak, sehingga Arthropoda harus menunggu hingga mengeras sebelum kembali aktif. Proses ini memungkinkan mereka tumbuh karena eksoskeleton lama tidak bisa meregang." | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html?m=1 | Kelompok 6, Gasparivo Marcello Jaka Tail (2304060122), Yerikho Dethan (2304060116), Yosefus Alberto Sigatule (2304060109), Zefanya Anasago Goetha (2304060109) | -10.154553, 123.670330 ; -10.154555, 123.670208 ; -10.154597, 123.670225 | H1 : Kumbang, H2 : hama putih, H3 : Semut merah | H1 : bintik hitam pada buah, H2 : daun menjadi keriting, H3 : merusak pucuk tanaman cabai | H1: Kumbang, H2 : Hama putih, H3 :Semut merah | https://sg.docworkspace.com/d/sIN_DxqTMAa7l4rgG?sa=601.1123&ps=1&fn=H1%20_%20Kumbang-WPS%20Office.pptx | Tidak ada kendala | - | Dapat mengetahui lebih jelas hama yang sering menyerang tanaman lombok | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
11 | 23/10/2024 19:04:33 | lidyadjata7@gmail.com | Lidya Angelika Djata | 2304060006 | Ir. Effy Roefaida, MS | Hama Dan Penyakit Tumbuhan | 2.2. Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | judul :van Emden, H. F. (2013) Handbook of Agricultural Entomology. Wiley-Blackwell URL : https://drive.google.com/file/d/1pDHSJcR9ZNLJHewdqttV8V9JLAJ7F20Z/view?usp=drive_link | Judul Buku: Handbook of Agricultural Entomology Uraian Singkat Isi Buku: Buku ini merupakan referensi komprehensif bagi para mahasiswa dan praktisi entomologi yang berfokus pada bidang pertanian dan hortikultura. Buku ini mencakup pengenalan umum tentang entomologi, serta membahas berbagai jenis serangga (dan tungau) yang menjadi hama pada tanaman, ternak, dan manusia. Selain itu, buku ini juga menyoroti spesies-spesies serangga yang menguntungkan. | Judul Buku: Handbook of Agricultural Entomology Judul Bab: Pengenalan Umum tentang Serangga Judul Sub-bab: Morfologi Serangga | Uraian Ringkas: Sub-bab ini membahas tentang ciri-ciri morfologi umum serangga, meliputi bagian-bagian tubuh, struktur sayap, kaki, dan alat mulut. Penjelasan dilengkapi dengan gambar-gambar yang sangat detail sehingga memudahkan pembaca untuk memahami struktur anatomi serangga. Selain itu, sub-bab ini juga menyajikan klasifikasi serangga berdasarkan ordo dan famili, serta memberikan contoh-contoh serangga dari setiap kelompok | Jelaskan bagaimana proses atau tahapan pergantian kulit (moulting) pada Arthropoda? | - | ldya djta | https://www.facebook.com/100042762663735/posts/pfbid0dYT4NNNzUeBQ9dPAfmWrRh6KtVsHCEr47Rc4iidBbLndRBbBs34S9qogcQoqMDvFl/?app=fbl | kelompok 4 : Lidya Djata , Rivan Asa Tuan, Meytri Haki, Mela romita tob.... untuk jenis tanaman yang di amati tanaman pangan ( Padi ) | Titik (1) Lat -10.109446° Long 123.882474° Titik (2) Lat -10.10945° long 123.882533° | 1. kode hama :H1 (pengerek batang padi) 2. Kode hama : H2 (Ulat Grayak ) | (1) kode hama :H1 nama hama : pengerek batang padi gejala kerusakan :kekuningan daun , patah batang bagian tanaman yang di rusak : Batang, Daun (2.)Kode hama : H2 nama hama : Ulat Grayak gejala kerusakan : lubang-lubang pada daun , kerusakan pada batang bagian tanaman yang di rusak : daun dan batang | (H1) , pengerek batang padi ( H2) ulat Grayak (H3) wereng | file yang di minta tidak bisa di unggah | tidak ada kendala selama melakukan wawancara kepada narasumber | tidak ada kesulitan yang di hadapi selama pengerjaan | dengan melakukan wawancara langsung kepada narasumber (petani) manfaat yang di dapat kita memiliki pengalaman langsung ke lapangan dan dapat mengetahui jenis-jenis hama yang merusak tanaman pangan dan tantangan yang di hadapi petani selama bertani | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
12 | 23/10/2024 19:48:06 | desribauana18@gmail.com | Desri Bauana | 2304060025 | Dr.Ir.Roddialek pollo,M.Si | Hama dan Penyakit Tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | https://www.fao.org/4/x5048e/x5048E09.htm | Judul Buku: Pengendalian Hama Tanaman: Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Serangan Hama Judul Bab Buku: Bab 2: Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi: Filum Arthropoda Judul Sub Bab Buku: 2.1. Kelas Arachnida: Tungau 2.1.1. Ciri-ciri Umum Tungau 2.1.2. Jenis-jenis Tungau Penting sebagai ama Tanaman 2.1.3. Siklus Hidup 2.2.3. Siklus Hidup Serangga 2.2.4. Kerusakan yang Ditimbulkan Serangga 2.2.5. Pengendalian Serangga | Buku “Pengendalian Hama Tanaman: Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Serangan Hama” memberikan panduan komprehensif tentang berbagai jenis hama tanaman, khususnya yang berasal dari Filum Arthropoda. Buku ini terbagi menjadi dua bab utama: Bab 2: Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi: Filum Arthropoda membahas dua kelas utama Arthropoda yang berperan sebagai hama tanaman, yaitu Arachnida (tungau) dan Insecta (serangga). Sub-bab 2.1: Kelas Arachnida: Tungau menjelaskan ciri-ciri umum tungau, jenis-jenis tungau penting sebagai hama tanaman, siklus hidup mereka, kerusakan yang ditimbulkan, dan metode pengendaliannya. Sub-bab 2.2: Kelas Insecta: Serangga membahas ciri-ciri umum serangga, berbagai ordo serangga penting sebagai hama tanaman (Coleoptera, Lepidoptera, Hemiptera, Orthoptera, Thysanoptera, Diptera, dan Hymenoptera), siklus hidup mereka, kerusakan yang ditimbulkan, dan metode pengendaliannya. Buku ini memberikan informasi yang mendalam tentang identifikasi, biologi, dan pengendalian hama tanaman, sehingga dapat membantu para petani, mahasiswa, dan praktisi pertanian dalam memahami dan mengatasi masalah hama tanaman secara efektif. | Mengapa penting untuk mengetahui taksonomi suatu hama dalam merancang strategi pengendalian? | Jelaskan bagaimana proses atau tahapan pergantian kulit (moulting) pada Arthropoda? | https://www.facebook.com/100029013750676/posts/1369106247399821/?mibextid=wLd3L4GfO8w8OKO6 | Nama kelompok pengamatan jenis tanaman nangka Desri Bauana, fanesa halitik, gabriel malo, graldy pering, Riko Bansalo Ulu | Lat -10.167637° Long 123.670203° dan Lat -10.126534° Long 123.677061° dan Lat-10.131208° Long 123.69935° dan lat-10.131199° Long 123.69934° | Hama yg di temukan pada tanaman nangka pada daun ,buah dan batang tanaman nangka H1. Kutu Daun.H2 Ulat Daun. H3 kumbang belalang. H4. Kumbang tanduk H5.Tungau | [23/10 19:37] Desri Bauana: H1. Kutu Daun Penurunan kualitas buah: Serangan kutu daun yang parah dapat menyebabkan pertumbuhan buah terhambat dan kualitas buah menjadi kurang baik. Penularan penyakit: Kutu daun seringkali menjadi vektor atau pembawa penyakit tanaman. Peningkatan biaya produksi: Petani perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pengendalian hama kutu daun. [23/10 19:37] Desri Bauana: H2. Ulat Daun Penurunan produksi: Ulat daun memakan daun tanaman sehingga proses fotosintesis terganggu. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terhambat dan produksi buah menurun. Kerusakan estetika: Daun yang rusak oleh ulat akan mengurangi keindahan tanaman dan nilai jual buah. [23/10 19:37] Desri Bauana: H3. Kumbang Belalang Kerusakan buah: Kumbang belalang memakan daging buah sehingga buah menjadi berlubang dan busuk. Penurunan kualitas buah: Buah yang rusak oleh kumbang belalang tidak layak jual dan mengalami penurunan nilai ekonomis. Peningkatan kerugian pasca panen: Buah yang rusak mudah busuk dan cepat membusuk selama penyimpanan dan transportasi. [23/10 19:38] Desri Bauana: H4. Kumbang Tanduk Kematian tanaman: Serangan kumbang tanduk yang parah dapat menyebabkan kematian tanaman. Penurunan produktivitas: Tanaman yang terinfeksi kumbang tanduk akan mengalami penurunan produktivitas karena pertumbuhannya terhambat. Peningkatan biaya perawatan: Pengendalian kumbang tanduk membutuhkan biaya yang cukup besar [23/10 19:38] Desri Bauana: H5. Tungau Penurunan kualitas buah: Serangan tungau menyebabkan daun menguning dan mengering sehingga proses fotosintesis terganggu. Akibatnya, pertumbuhan tanaman dan kualitas buah menurun. Kerusakan estetika: Daun yang rusak oleh tungau akan mengurangi keindahan tanaman. | 1. Kutu daun 2.ulat daun 3.kumbang belalang, 4 kumbang tanduk 5. Tungau . | Hama yang menyerang tanaman nangka Kerugian yang Ditimbulkan oleh Hama pada Tanaman Nangka Hama-hama yang menyerang tanaman nangka dapat menimbulkan kerugian yang cukup signifikan bagi petani. Kerugian ini tidak hanya berupa penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen, tetapi juga dapat berdampak pada kelangsungan hidup tanaman itu sendiri. Berikut rincian kerugian yang ditimbulkan oleh masing-masing hama H1. Kutu Daun Penurunan kualitas buah: Serangan kutu daun yang parah dapat menyebabkan pertumbuhan buah terhambat dan kualitas buah menjadi kurang baik.Penularan penyakit: Kutu daun seringkali menjadi vektor atau pembawa penyakit tanaman.Peningkatan biaya produksi: Petani perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pengendalian hama kutu daun. H2. Ulat Daun Penurunan produksi: Ulat daun memakan daun tanaman sehingga proses fotosintesis terganggu. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terhambat dan produksi buah menurun.Kerusakan estetika: Daun yang rusak oleh ulat akan mengurangi keindahan tanaman dan nilai jual buah. H3. Kumbang Belalang Kerusakan buah: Kumbang belalang memakan daging buah sehingga buah menjadi berlubang dan busuk.Penurunan kualitas buah: Buah yang rusak oleh kumbang belalang tidak layak jual dan mengalami penurunan nilai ekonomis.Peningkatan kerugian pasca panen: Buah yang rusak mudah busuk dan cepat membusuk selama penyimpanan H4. Kumbang Tanduk Kematian tanaman: Serangan kumbang tanduk yang parah dapat menyebabkan kematian tanaman.Penurunan produktivitas: Tanaman yang terinfeksi kumbang tanduk akan mengalami penurunan produktivitas karena pertumbuhannya terhambat.Peningkatan biaya perawatan: Pengendalian kumbang tanduk membutuhkan biaya yang cukup besar H5. Tungau Penurunan kualitas buah: Serangan tungau menyebabkan daun menguning dan mengering sehingga proses fotosintesis terganggu. Akibatnya, pertumbuhan tanaman dan kualitas buah menurun.Kerusakan estetika: Daun yang rusak oleh tungau akan mengurangi keindahan tanaman. | Tidak ada kendala | Tidak ada kendala | Manfaat yang diperoleh dalammengerjakan proyek ini sangat membantu saya dalam membangun pemahaman saya mengenai materi ini. | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
13 | 23/10/2024 20:30:38 | simonniku4@gmail.com | Simon C.N. Niku | 2304060126 | Prof. Ir. Lince Mukkun, MS, Ph.D | Hama dan penyakit tanaman | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Chapman, R. F. etal (2012) The Insects: Structure and Function, 5th ed. Cambridge University Press Dhooria, M. S. (2016) Fundamentals of Applied Acarology. Springer Singapore Gullan, P. J. & Cranston, P. (2004) The Insect: Outline of Entomology. Volume 8. Wiley-Blackwell Hoy, M. A. (2011) Agricultural Acarology: Introduction to Integrated Mite Management. CRC Press Resh, V. H. & Carde, R. T. (2009) Encyclopedia of Insects, Second Edition. Triplehorn, C. A. & Johnjon, N. F. (2005) Borror and Delong's Introduction to the Study of Insects.Thompson-Brooks Cole van Emden, H. F. (2013) Handbook of Agricultural Entomology. Wiley-Blackwell Zhang, Z. Q. ed. (2011) Animal Biodiversity: An outline of higher-level classification and survey of taxonomic richness. Magnolia Press Artikel Jurnal: Misof, B. (2014) Phylogenomics resolves the timing and pattern of insect evolution Websites: Arthropods: Characteristics, Classification, Arachnida, Hexapoda, Entognatha, Insecta, pilih Topics Iowa State Entomology Index of Internet Resources | Chapman, R. F. etal (2012) The Insects: Structure and Function, 5th ed. Cambridge University Press Dhooria, M. S. (2016) Fundamentals of Applied Acarology. Springer Singapore Gullan, P. J. & Cranston, P. (2004) The Insect: Outline of Entomology. Volume 8. Wiley-Blackwell Hoy, M. A. (2011) Agricultural Acarology: Introduction to Integrated Mite Management. CRC Press Resh, V. H. & Carde, R. T. (2009) Encyclopedia of Insects, Second Edition. Triplehorn, C. A. & Johnjon, N. F. (2005) Borror and Delong's Introduction to the Study of Insects.Thompson-Brooks Cole van Emden, H. F. (2013) Handbook of Agricultural Entomology. Wiley-Blackwell Zhang, Z. Q. ed. (2011) Animal Biodiversity: An outline of higher-level classification and survey of taxonomic richness. Magnolia Press Artikel Jurnal: Misof, B. (2014) Phylogenomics resolves the timing and pattern of insect evolution Websites: Arthropods: Characteristics, Classification, Arachnida, Hexapoda, Entognatha, Insecta, pilih Topics Iowa State Entomology Index of Internet Resources | Mengapa penting untuk mengetahui taksonomi suatu hama dalam merancang strategi pengendalian? | Mengetahui taksonomi suatu hama sangat penting dalam merancang strategi pengendalian karena beberapa alasan berikut: * Identifikasi yang Akurat: * Spesies yang Tepat: Taksonomi membantu kita mengidentifikasi spesies hama secara tepat. Setiap spesies memiliki karakteristik biologi, ekologi, dan perilaku yang unik. * Pencegahan Kesalahan: Dengan identifikasi yang benar, kita dapat menghindari kesalahan dalam memilih metode pengendalian yang tidak efektif atau bahkan berbahaya. * Pemahaman Siklus Hidup: * Tahap Rentan: Dengan mengetahui tahapan perkembangan hama, kita dapat menentukan tahap mana yang paling rentan terhadap pengendalian. Misalnya, tahap telur atau larva seringkali lebih mudah dikendalikan dibandingkan dengan tahap dewasa. * Perilaku: Memahami perilaku hama, seperti kebiasaan makan, tempat persembunyian, dan pola aktivitas, membantu kita merancang strategi pengendalian yang lebih tepat sasaran. * Pilihan Pestisida yang Tepat: * Spesifisitas: Setiap pestisida memiliki spektrum pengendalian yang berbeda. Dengan mengetahui taksonomi hama, kita dapat memilih pestisida yang paling efektif dan selektif, sehingga meminimalkan dampak negatif terhadap organisme non-target. * Resistensi: Pemahaman tentang keragaman genetik dalam suatu populasi hama dapat membantu mencegah munculnya resistensi terhadap pestisida. * Pendekatan Pengendalian yang Tepat: * Pengendalian Hayati: Taksonomi membantu kita mengidentifikasi musuh alami hama, seperti parasitoid atau predator, yang dapat digunakan dalam pengendalian hayati. * Pengendalian Kultur Teknik: Dengan memahami preferensi habitat dan inang dari suatu hama, kita dapat menerapkan teknik budidaya yang kurang menarik bagi hama tersebut. * Pengendalian Fisik dan Mekanik: Pengetahuan tentang ukuran, bentuk, dan perilaku hama membantu kita merancang perangkap atau penghalang fisik yang efektif. * Pemantauan dan Evaluasi: * Identifikasi Kemunculan Hama Baru: Taksonomi membantu kita mengidentifikasi spesies hama baru yang mungkin muncul di suatu area. * Evaluasi Efektivitas Pengendalian: Dengan mengetahui taksonomi hama, kita dapat memantau populasi hama secara efektif dan mengevaluasi keberhasilan strategi pengendalian yang telah diterapkan. Intinya, taksonomi adalah fondasi untuk memahami biologi dan ekologi suatu hama. Dengan pengetahuan ini, kita dapat merancang strategi pengendalian yang lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Contoh: Misalnya, jika kita ingin mengendalikan ulat kubis, kita perlu mengidentifikasi spesies ulat kubis yang menyerang tanaman kita. Setiap spesies ulat kubis memiliki siklus hidup, perilaku makan, dan kerentanan terhadap pestisida yang berbeda. Dengan mengetahui spesiesnya, kita dapat memilih pestisida yang tepat dan menerapkannya pada waktu yang tepat untuk mencapai pengendalian yang optimal. | https://www.facebook.com/100042008108633/posts/pfbid0c1Z8WLar9HT7MdtwMcx7VpLHhnoXWReXyQL9BxFrEdbchr3Ca5QGqDBrLhVKYtcMl/ | Kelompok 5 tanaman kubis | (-10.153932,123.670544)(-10.154062,123.671221) 10.154122,123.670926) 10.156497,123.662976 10.154578,123.670120 | H1. Ulat daun H2. Kutu daun | Daun kubis mengalami lubang pada daun | Ulat daun, kutu daun. | https://sg.docworkspace.com/d/sIN-VtoO5AbPY47gG?sa=601.1123 | Kendaraan | Menggunakan aplikasi ojek online | Dapat mengetahui jenis2 hama | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
14 | 23/10/2024 20:44:32 | Oskarpawolung321@gmail.com | Oskar Pawolung | 2304060121 | Ryan Pieter Imanuel Nalle | Hama dan Penyakit Tumbuhan | Pengelolan hama berdasarkan Taksonomi 2: fil3um, Arthropoda: Tungau dan seranga | The insects structure and function | https://www.gramedia.com/literasi/urutan-takson-tumbuhan/?srsltid=AfmBOoqVgohTgnIXxL0UJGIvQszkHV6wLAXejtder6NqXzKVzZtGBVtV | 1.Taksonomi Tumbuhan/1.1 kingdom atau Kerajaan | Bab1/1.1.Kingdom merupakan takson tertinggi karena kingdom memiliki jumlah takson yang lebih banyak dibandingkan takson tumbuhan lainnya. | Jelaskan bagaimana proses atau tahapan pergantian kulit (moulting) pada Arthropoda? | Proses pergantian kulit atau moulting pada Arthropoda adalah proses penting untuk pertumbuhan, karena kerangka luar (eksoskeleton) yang keras tidak bisa meregang atau tumbuh bersama tubuh. Tahapan pergantian kulit ini melibatkan beberapa proses yang kompleks: 1. **Pembentukan Kulit Baru (Apolysis):** Proses moulting dimulai dengan apolisis, di mana epidermis (lapisan sel di bawah eksoskeleton) melepaskan diri dari eksoskeleton lama. Setelah ini, epidermis mulai mengeluarkan cairan moulting (cairan molting) yang mengandung enzim untuk melarutkan lapisan dalam eksoskeleton lama | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Kelompok 3 jenis tanaman sayuran | (-10.153932,123.670544) (-10.154062,123.671221) 10.156497,123.662976 10.154578,123.670120 10.154122,123.670926) | H1. Ulat daun H2. Kutu daun | Gejala kerusakan adalah bagian daun tanaman berlubang | Ulat daun, kutu daun | https://sg.docworkspace.com/d/sIN-VtoO5AbPY47gG?sa=601.1123 | Kesulitan yang dihadapi mengalami kendala saat ingin pergi berwawancara yaitu kekurangan kendaraan | Cara mengatasi dengan mengunakan grap | Menfaat dapat menjadi pelajaran berharga bagi kami dan juga pengalaman sekaligus dapat melihat hama secara langsung | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
15 | 23/10/2024 20:44:51 | simonniku4@gmail.com | Simon C.N. Niku | 2304060126 | Prof. Ir. Lince Mukkun, MS, Ph.D | Hama dan penyakit tanaman | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Chapman, R. F. etal (2012) The Insects: Structure and Function, 5th ed. Cambridge University Press Dhooria, M. S. (2016) Fundamentals of Applied Acarology. Springer Singapore Gullan, P. J. & Cranston, P. (2004) The Insect: Outline of Entomology. Volume 8. Wiley-Blackwell Hoy, M. A. (2011) Agricultural Acarology: Introduction to Integrated Mite Management. CRC Press Resh, V. H. & Carde, R. T. (2009) Encyclopedia of Insects, Second Edition. Triplehorn, C. A. & Johnjon, N. F. (2005) Borror and Delong's Introduction to the Study of Insects.Thompson-Brooks Cole van Emden, H. F. (2013) Handbook of Agricultural Entomology. Wiley-Blackwell Zhang, Z. Q. ed. (2011) Animal Biodiversity: An outline of higher-level classification and survey of taxonomic richness. Magnolia Press Artikel Jurnal: Misof, B. (2014) Phylogenomics resolves the timing and pattern of insect evolution Websites: Arthropods: Characteristics, Classification, Arachnida, Hexapoda, Entognatha, Insecta, pilih Topics Iowa State Entomology Index of Internet Resources | Chapman, R. F. etal (2012) The Insects: Structure and Function, 5th ed. Cambridge University Press Dhooria, M. S. (2016) Fundamentals of Applied Acarology. Springer Singapore Gullan, P. J. & Cranston, P. (2004) The Insect: Outline of Entomology. Volume 8. Wiley-Blackwell Hoy, M. A. (2011) Agricultural Acarology: Introduction to Integrated Mite Management. CRC Press Resh, V. H. & Carde, R. T. (2009) Encyclopedia of Insects, Second Edition. Triplehorn, C. A. & Johnjon, N. F. (2005) Borror and Delong's Introduction to the Study of Insects.Thompson-Brooks Cole van Emden, H. F. (2013) Handbook of Agricultural Entomology. Wiley-Blackwell Zhang, Z. Q. ed. (2011) Animal Biodiversity: An outline of higher-level classification and survey of taxonomic richness. Magnolia Press Artikel Jurnal: Misof, B. (2014) Phylogenomics resolves the timing and pattern of insect evolution Websites: Arthropods: Characteristics, Classification, Arachnida, Hexapoda, Entognatha, Insecta, pilih Topics Iowa State Entomology Index of Internet Resources | Apa ciri-ciri utama tungau yang membedakannya dari serangga dalam filum? | Ciri-ciri Utama Serangga: * Filum: Insecta * Kaki: Memiliki 6 kaki * Tubuh: Terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala, dada, dan perut. * Sayap: Banyak serangga memiliki sayap (meskipun ada juga yang tidak bersayap). * Mata: Mata majemuk yang kompleks. * Mulut: Beragam bentuk, disesuaikan dengan jenis makanan. Tabel Perbandingan: | Ciri | Tungau (Arachnida) | Serangga (Insecta) | |---|---|---| | Filum | Arachnida | Insecta | | Jumlah kaki | 8 | 6 | | Bagian tubuh | Cephalothorax dan abdomen | Kepala, dada, dan perut | | Sayap | Tidak ada | Ada (banyak spesies) | | Mata | Sederhana | Majemuk | | Mulut | Mengisap atau menggigit | Beragam | | https://www.facebook.com/100042008108633/posts/pfbid02LHkx13QKkeXEZnaWNaNayqVoWsQPgL829haEaZyQqn3MTGHnegCVRmyx3X6h7VMVl/ | Kelompok 5 ( tanaman kubis) | (-10.153932,123.670544) (-10.154062,123.671221) 10.154122,123.670926) 10.156497,123.662976 10.154578,123.670120 | H1 Ulat daun, H2 kutu daun | Daun yang berlubang | Kutu daun dan ulat daun | https://sg.docworkspace.com/d/sIN-VtoO5AbPY47gG?sa=601.1123 | Kendaraan | Menggunakan aplikasi ojek online | Dapat mengetahui jenis-jenis hama | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
16 | 23/10/2024 21:33:39 | amronkefi4@gmail.com | Amron Edison Kefi | 2304060132 | Muhammad S M Nur | Hama dan penyakit tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | - | - | - | - | - | - | - | Nama Tanaman : tanaman pisang kepok Nomor Tanaman Sampel Jumlah Individu Hama Kutu Daun Jumlah Individu Hama Tungau Kelompok 1 : 1 4 3 1. Anunsia Surat Kia 2 2 2 2. Melani Riski Fnatun 3 3 3 3. Amron Edison Kefi 4 1 2 4. Alfred Julio P. Djami 5 1 1 5. Calistur Caravario Yarunta Nama Tanaman : tanaman pisang kepok Nomor Tanaman Sampel Jumlah Individu Hama Kutu Daun Jumlah Individu Hama Tungau Kelompok 1 : 1 4 3 1. Anunsia Surat Kia 2 2 2 2. Melani Riski Fnatun 3 3 3 3. Amron Edison Kefi 4 1 2 4. Alfred Julio P. Djami 5 1 1 5. Calistur Caravario Yarunta | Lat -10.200122° | H1 adalah hama kutu daun dan H2 adalah hama tungau | - | Perbedaan antara tungau dan serangga: 1. Tungau -Ukuran: Sangat kecil, seringkali mikroskopis. -Habitat: Beragam, mulai dari debu rumah, kasur, hingga permukaan tanaman. -Makanan: Berbagai macam, termasuk serpihan kulit manusia, debu, dan cairan tubuh serangga lain. -Reproduksi: Bertelur. 2. Serangga -Ukuran: Beragam, dari yang sangat kecil hingga cukup besar. -Habitat: Hampir di semua lingkungan di Bumi. -Makanan: Beragam, ada yang herbivora, karnivora, maupun omnivora. -Reproduksi: Bertelur atau melahirkan anak. | - | Penggolongan hama berdasarkan taksonomi 2 : fillum arthropoda : tungau dan serangga. https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Agar dapat terus tumbuh, arthropoda harus melalui tahap-tahap pergantian kerangka tubuh (moulting), yaitu suatu proses pelepasan kerangka luar lama untuk mengganti dengan kerangka luarbaru. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka, dengan rongga tubuh yang disebut haemocoel tempat hemolimfa, yang berfungsi sebagai darah, bersirkulasi ke organ dalam. Sebagiamana bagian luarnya, organ dalam arthropoda umumnya dibangun dari ruas-ruas yang berulang. Sistem saraf menyerupai tangga, dengan tali saraf ventral berpasangan melewati semua ruas dan membentuk ganglia berpasangan di setiap ruas. Kepala dibentuk melalui peleburan sejumlah ruas yang berbeda-beda dan otak dibentuk melalui peleburan ganglia ruas-ruas yang melebur, beradamengelilingi kerongkongan. Sistem pernapasan dan ekskresi artropoda bervariasi, bergantung pada subfilum lingkungan dan lingkungan hidupnya. Arthropoda menggunakan kombinasi mata majemuk (compound eyes) dan lubang pigmen yang disebut oselus (ocellus) untuk penglihatan. Pada sebagian besar spesies, mata majemuk merupakan sumber informasi utama sedangkan oselus hanya dapat mendeteksi arah datangnya cahaya.. Namun pada laba-laba, mata utama adalah oselus yang dapat membentuk bayangan dan, dalam beberapa kasus, dapat berputar ke arah dari mana cahaya datang, untuk melacak mangsa. Arthropoda juga memiliki berbagai macam sensor kimia dan mekanik, sebagian besar didasarkan pada modifikasi dari banyak rambut, yang dikenal sebagai setae, pada permukaan kutikula. Perkembangannya bervariasi, semua spesies terestrial menggunakan pembuahan internal, tetapi kadang-kadang hal ini dilakukan melalui transfer sperma tidak langsung melalui pelengkap atau tanah, bukan dimasukkan langsung. Spesies akuatik menggunakan fertilisasi internal atau eksternal. Hampir semua arthropoda bertelur, tetapi banyak spesies melahirkan anak setelah telur menetas di dalam induk, dan beberapa di antaranya benar-benar vivipar, seperti kutu daun. Anakan arthropoda bervariasi, dari berupa ukuran kecil dari bentuk dewasa sampei bentuk yang benar-benar berbeda yang mengalami metamorfosis untuk menghasilkan bentuk dewasa. Tingkat perawatan induk betina terhadap anakan bervariasi dari tidak ada sampai perawatan jangka panjang sebagaimana yang diberikan oleh serangga sosial.Kelas Arachnida Sebagai arthropoda, arachnida memiliki kerangka luar dan struktur jaringan internal endosternit yang mirip tulang rawan tempat melekatnya kelompok otot tertentu. Namun arachnida dewasa pada umumnya berkaki delapan, berbeda dengan hexapoda yang semuanya berkaki enam, memiliki dua pasang organ pelengkap, yaitu chelicerae yang berfungsi dalam mencari makan dan bertahan, dan pedipalpus yang berfungsi untuk makan, bergerak, dan/atau fungsi reproduksi. Larva tungau jenis tertentu memiliki hanya enam kaki sebab dua kaki lainnya biasanya muncul saat mereka berganti kulit menjadi nimfa. Arachnida lebih jauh berbeda dari serangga dalam hal tidak mempunyai antena atau sayap. Selain itu, tubuh arachnida terdiri atas dua tagmata, yang disebut prosoma (cephalothorax) dan opisthosoma (abdomen). Prosoma biasanya ditutupi oleh karapas tunggal yang tidak tersegmentasi, sedangkan perut tersegmentasi secara primitif, dengan tingkat fusi yang berbeda-beda antar segmen, biasanya terbagi menjadi preabdomen dan postabdomen, meskipun hal ini hanya terlihat jelas pada kalajengking, sedangkan pada beberapa ordo lainnya, seperti Acari, bagian perutnya menyatu sepenuhnya. Arachnida terbagi dalam super-ordo dan ordo, termasuk yang telah punah, dua super-ordo yaitu Acariformes dan Parasitiformes dikenal sebagai tungau. Hama tungau pada tanaman. Tungau adalah hawan yang berukuran kecil (tungkai delapan) dan merupakan subordo dari Acarina. Perlu diketahui bahwa tungau berbeda dengan kutu, walaupun tungau dan kutu memiliki ukuran yang sama-sama kecil akan tetapi berbeda. Kutu itu sendiri lebih dimasukan atau dikategorikan sebagai serangga (insecta), sedangkan tungau lebih didekatkan atau dikategrorikan laba-laba. Tungau dapat menetas atau berkembang biak dalam waktu 3 hari dengan kondisi kering dengan suhu optimal 27°C , satu induk tungau betina dapat bertelur hingga 20 butir telur per hari dan memiliki masa hidup 2 sampai 4 minggu dan juga satu indukan tungau dapat menetaskan ratusan telur. Perkembangan tungau terjadi sangat cepat, tungau dapat dewasa secara seksual hanya dalam waktu lima hari saja. Dan perlu diketahui bahwa satu indukan tungau bisa berkembang biak hingga satu juta ekor hanya dalam waktu satu bulan. Dengan tingkat reproduksi (berkembang biak) yang sangat cepat memungkinkan tungau untuk beradaptasi hingga dapat bertahan dari pestisida, hal ini menyebabkan sangat sulit untuk mengendalikan hama tungau dan penggunaan pestisida yang sama secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama. Perkembangbiakan tungau bersifat diploid dan haploid. Tungau betina bersifat diploid dan tungau jantan bersifat haploid. Hama tungau merusak tanaman pada bagian daun dengan menusuk daun tanaman dan menghisap cairan yang terdapat pada daun tanaman. Sehingga kerusakan yang diakibatkan oleh hama tungau tidak bisa diremehkan, dimana bagian daun merupakan bagian penting pada tanaman untuk mendapatkan makanan. Tidak hanya itu, hama tungau mampu beradaptasi pada berbagai macam habitat dan bisa menyerang dan merusak semua jenis tanaman, serta hama tungau kemungkinan bisa merusak bagian batang dan bukan tidak mungkin menyerang bagian buah tanaman. Tungau menyerang tangkai, daun dan buah. Tangkai yang terserang akan berwarna seperti perunggu, pada permukaan atas daun terdapat titik berwarna kuning atau cokelat. Serangan pada permukaan bawah daun menyebabkan mesofil rusak sehingga transpirasi tanaman meningkat. Akibatnya, banyak daun yang gugur pada musim kemarau. Apa ciri-ciri utama tungau yang membedakannya dari serangga | Tidak ada | Tidak ada | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
17 | 23/10/2024 22:21:51 | geraldpering@gmail.com | Charmelintho geraldy pering | 2304060111 | PETERS O BAKO | Hama dan penyakit tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | https://www.google.com/search?q=Penggolongan+Hama+Berdasarkan+Taksonomi+2%3A+Filum+Arthropoda%3A+Tungau+dan+Serangga&ie=UTF-8&oe=UTF-8&hl=id-id&client=safari | ## Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda **Bab 1: Filum Arthropoda** **Sub-Bab 1.1: Ciri-ciri Umum Filum Arthropoda** * Ciri-ciri Umum Arthropoda: Eksoskeleton, Segmen Tubuh, Anggota Gerak Beruas, Sistem Saraf Ventral * Klasifikasi Arthropoda: Subfilum Chelicerata, Subfilum Myriapoda, Subfilum Hexapoda, Subfilum Crustacea * Peranan Arthropoda: Manfaat dan Kerugian **Sub-Bab 1.2: Kelas Arachnida: Tungau** * Ciri-ciri Umum Tungau: Tubuh Berukuran Kecil, Empat Pasang Kaki, Tidak Bersayap * Morfologi dan Anatomi Tungau: Cephalothorax dan Abdomen, Alat Mulut, Sistem Pencernaan, Sistem Reproduksi * Siklus Hidup Tungau: Telur, Larva, Nimfa, Dewasa * Hama Penting dari Kelas Arachnida: Tungau Laba-laba, Tungau Debu, Tungau Sarang, Tungau Tanaman **Sub-Bab 1.3: Kelas Insecta: Serangga** * Ciri-ciri Umum Serangga: Tubuh Terbagi Tiga Segmen (Kepala, Dada, Perut), Tiga Pasang Kaki, Dua Pasang Sayap (Kebanyakan) * Morfologi dan Anatomi Serangga: Kepala, Dada, Perut, Alat Mulut, Sayap, Kaki, Sistem Pencernaan, Sistem Reproduksi * Metamorfosis Serangga: Holometabola (LENGKAP) dan Hemimetabola (TIDAK LENGKAP) * Hama Penting dari Kelas Insecta: Kumbang, Kupu-kupu, Lalat, Belalang, Rayap, Kecoa, Semut **Judul Buku:** **Pengenalan Hama dan Penyakit Tumbuhan** **Sub-Buku:** **Taksonomi Hama: Filum Arthropoda** **Catatan:** * Buku ini dapat dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi untuk memperjelas penjelasan. * Buku ini dapat dilengkapi dengan tabel dan daftar untuk memudahkan pembaca dalam memahami informasi. * Buku ini dapat dilengkapi dengan contoh kasus untuk memperjelas aplikasi taksonomi dalam pengendalian hama. Semoga informasi ini bermanfaat! | ## Ringkasan Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga Filum Arthropoda merupakan kelompok hewan yang memiliki ciri khas seperti eksoskeleton, tubuh bersegmen, anggota gerak beruas, dan sistem saraf ventral. Di dalam filum ini, terdapat dua kelas yang menjadi hama penting: Arachnida (tungau) dan Insecta (serangga). **Tungau** adalah hewan kecil dengan empat pasang kaki dan tidak bersayap. Mereka memiliki tubuh yang terbagi menjadi cephalothorax dan abdomen, serta memiliki alat mulut, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi. Siklus hidup tungau meliputi tahap telur, larva, nimfa, dan dewasa. Beberapa contoh tungau yang menjadi hama penting adalah tungau laba-laba, tungau debu, tungau sarang, dan tungau tanaman. **Serangga** memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga segmen: kepala, dada, dan perut. Mereka memiliki tiga pasang kaki dan kebanyakan memiliki dua pasang sayap. Serangga memiliki alat mulut, sayap, kaki, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi. Metamorfosis serangga terbagi menjadi dua jenis: holometabola (lengkap) dan hemimetabola (tidak lengkap). Beberapa contoh serangga yang menjadi hama penting adalah kumbang, kupu-kupu, lalat, belalang, rayap, kecoa, dan semut. Memahami klasifikasi taksonomi tungau dan serangga sangat penting dalam pengendalian hama. Dengan mengetahui ciri-ciri dan siklus hidup masing-masing jenis hama, kita dapat memilih metode pengendalian yang tepat dan efektif. | Bagaimana metode pengendalian yang dapat kita gunakan untuk mengendalikan tungau dan meningkatkan produktivitas tanaman? | Jelaskan bagaimana proses atau tahapan pergantian kulit (moulting) pada Arthropoda? | Geralldypering | https://apps.apple.com/app/id389801252 | - | - | - | - | - | - | - | - | - | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
18 | 23/10/2024 22:27:49 | yaruntavariyo@gmail.com | Calistus caravario yarunta | 2304060119 | Agustina Etin Nahas, SP, M.Si | Ilmu hama dan penyakit tumbuhan | Penggolongan hama berdasarkan taksonomi 2 : fillum arthropoda : tungau dan serangga. | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Pada materi 2.1 kita telah membahas penggolongan hama secara taksonomis dalam filum Chordata, Mollusca, dan Nematoda. 2.2.1. MATERI KULIAH 2.2.1.1. Membaca Materi Kuliah Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Gambar 2.1.1. Lebih lanjut, Misof et al. (2014), melalui publikasinya Phylogenomics resolves the timing and pattern of insect evolution, menunjukkan bahwa filum Arthropoda terbagi menjadi dua klad, yaitu klad Chelicerata sebagai sub-filum yang di dalamnya terdapat klad Arachnida sebagai kelas, dan klad Mandibulata yang setelah melalui beberapa klad, di dalamnya terdapat klad Hexapoda sebagai sub-filum yang di dalamnya terdapat klad Insecta sebagai kelas. | Agar dapat terus tumbuh, arthropoda harus melalui tahap-tahap pergantian kerangka tubuh (moulting), yaitu suatu proses pelepasan kerangka luar lama untuk mengganti dengan kerangka luarbaru. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka, dengan rongga tubuh yang disebut haemocoel tempat hemolimfa, yang berfungsi sebagai darah, bersirkulasi ke organ dalam. Sebagiamana bagian luarnya, organ dalam arthropoda umumnya dibangun dari ruas-ruas yang berulang. Sistem saraf menyerupai tangga, dengan tali saraf ventral berpasangan melewati semua ruas dan membentuk ganglia berpasangan di setiap ruas. Kepala dibentuk melalui peleburan sejumlah ruas yang berbeda-beda dan otak dibentuk melalui peleburan ganglia ruas-ruas yang melebur, beradamengelilingi kerongkongan. Sistem pernapasan dan ekskresi artropoda bervariasi, bergantung pada subfilum lingkungan dan lingkungan hidupnya. Arthropoda menggunakan kombinasi mata majemuk (compound eyes) dan lubang pigmen yang disebut oselus (ocellus) untuk penglihatan. Pada sebagian besar spesies, mata majemuk merupakan sumber informasi utama sedangkan oselus hanya dapat mendeteksi arah datangnya cahaya.. Namun pada laba-laba, mata utama adalah oselus yang dapat membentuk bayangan dan, dalam beberapa kasus, dapat berputar ke arah dari mana cahaya datang, untuk melacak mangsa. Arthropoda juga memiliki berbagai macam sensor kimia dan mekanik, sebagian besar didasarkan pada modifikasi dari banyak rambut, yang dikenal sebagai setae, pada permukaan kutikula. Perkembangannya bervariasi, semua spesies terestrial menggunakan pembuahan internal, tetapi kadang-kadang hal ini dilakukan melalui transfer sperma tidak langsung melalui pelengkap atau tanah, bukan dimasukkan langsung. Spesies akuatik menggunakan fertilisasi internal atau eksternal. Hampir semua arthropoda bertelur, tetapi banyak spesies melahirkan anak setelah telur menetas di dalam induk, dan beberapa di antaranya benar-benar vivipar, seperti kutu daun. Anakan arthropoda bervariasi, dari berupa ukuran kecil dari bentuk dewasa sampei bentuk yang benar-benar berbeda yang mengalami metamorfosis untuk menghasilkan bentuk dewasa. Tingkat perawatan induk betina terhadap anakan bervariasi dari tidak ada sampai perawatan jangka panjang sebagaimana yang diberikan oleh serangga sosial. Mengenai filogeni arthropoda, saat ini terdapat dua hipotesis, yaitu: (1) hipotesis Articulata yang menempatkan klad Panarthropoda sebagai sekerabat dengan klad Anelida dan (2) hipotesis Ecdysozoa yang menempatkan klad Panarthroropoda sebagai sekerabat dengan klad Cycloneuralia dalam klad Ecdysozoa. Sebagaimana diuraikan oleh Schmid-Rhaesa et al. (1998), hipotesis pertama didukung sangat kuat oleh bukti-bulti morfologis, sedangkan hipotesis kedua oleh bukti-bukti morfologis yang kurang kuat tetapi juga didukung oleh bukti-bukti molekuler. Telford et al. (2008) membahas bukti-bukti yang mendukung hipotesis Ecdysozoa dengan filogeni sebagaimana disajikan pada | Salah satu jenis yang umum adalah tungau laba-laba (Tetranychus urticae), yang bisa menyerang berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman pangan dan hortikultura. Tungau berkembang biak dengan cepat, terutama dalam kondisi cuaca panas dan kering, sehingga pengendalian yang terlambat bisa menyebabkan lonjakan populasi yang sulit dikendalikan. | Baik dan bagus | Google chrome | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Pisang kepok | "Lat -10.200122° Long 123.605405° " | Hama yang ditemukan pada tanaman pisang kepok adalah H1 hama kutu daun dan H2 tungau. | Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh hama kutu daun:daun menguning dan keriting, tumbuh jamur berbentuk lapisan hitam seperti jelaga pada permukaan daun. Gejala yang ditimbulkan oleh tungau adalah daun menguning dan kering pada bagian tepi daun, muncul bercak-bercak kecil berwarna kuning pada permukaan daun,daun menggulung ke atas atau ke bawah. | Nama umum jenis hama yang diketahui oleh petani adalah kutu daun dan tungau. | Tidak bisa diunggah | Tidak ada. | . | Mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman pisang kepok dan gejala yang ditinbulkan oleh hama tersebut. | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
19 | 23/10/2024 22:28:57 | apedjulio@gmail.com | Alfred Julio P. Djami | 2304060128 | Ir. Effy Roefaida, MS | Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Arthropoda menggunakan kombinasi mata majemuk (compound eyes) dan lubang pigmen yang disebut oselus (ocellus) untuk penglihatan. Pada sebagian besar spesies, mata majemuk merupakan sumber informasi utama sedangkan oselus hanya dapat mendeteksi arah datangnya cahaya.. Namun pada laba-laba, mata utama adalah oselus yang dapat membentuk bayangan dan, dalam beberapa kasus, dapat berputar ke arah dari mana cahaya datang, untuk melacak mangsa. Arthropoda juga memiliki berbagai macam sensor kimia dan mekanik, sebagian besar didasarkan pada modifikasi dari banyak rambut, yang dikenal sebagai setae, pada permukaan kutikula. Mengenai filogeni arthropoda, saat ini terdapat dua hipotesis, yaitu: (1) hipotesis Articulata yang menempatkan klad Panarthropoda sebagai sekerabat dengan klad Anelida dan (2) hipotesis Ecdysozoa yang menempatkan klad Panarthroropoda sebagai sekerabat dengan klad Cycloneuralia dalam klad Ecdysozoa. | Dhooria, M. S. (2016) Fundamentals of Applied Acarology. Springer Singapore (3.1.1Plant-Associated Mites) | Sebagian besar tungau yang berhubungan dengan tanaman bersifat fototropik negatif, sehingga biasanya ditemukan di bagian bawah daun, baik berkoloni (seperti famili Tetranychidae, Tenuipalpidae, atau Eriophyidae) atau soliter (seperti famili Tarsonemidae dan sebagian besar tungau predator). Tungau yang tidak hidup berkoloni biasanya ditemukan di lamina daun, sepanjang tulang tengah, atau di sudut yang dibentuk oleh pembuluh utama daun. Banyak tungau (dari famili Phytoseiidae dan Tydeidae) ditemukan di ranting, batang, atau di bawah kulit pohon. Tungau Eriophyid, yang berbentuk cacing kecil, ditemukan di bagian tanaman yang cacat, di kuncup, bunga, atau ketiak daun, dan sering berada dalam gall terbuka. Beberapa metode pengumpulan tungau pada tanaman meliputi: - Pengambilan tangan: Bagian tanaman yang terinfeksi diperiksa dengan lensa pembesar, dan tungau diambil dengan kuas halus yang dibasahi alkohol atau air. Daun yang terinfeksi bisa dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. - Penyapuan: Pada tanaman herba rendah atau padang rumput, penyapuan dengan jaring halus dapat dilakukan untuk mengumpulkan tungau, yang kemudian diambil dengan kuas halus. | mengapa serangga mengalami holometabola memiliki fase pupa, sementara serangga hemimetabola tidak memilikinya? | Jelaskan bagaimana proses atau tahapan pergantian kulit (moulting) pada Arthropoda? | fb : Alfred Djami | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21a-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Kelompok 1 - Pisang Kepok | Lat-10.200122° Long 123.605405 | H1:Kutu daun, H2:Tungau | H1: Gejala kerusakannya yaitu daun pisang menggulung dan mengeriting akibat dari hisapan kutu daun tersebut. H2:Tungau, gejala kerusaknnya adalah muncul bercak-bercak pada bagian daun yang mulai menyebar dan menyebabkan daun menjadi kecoklatan. | H1:Kutu daun-serangan kutu daun yang parah menyebabkan tanaman pisang tumbuh kerdil dan jumlah tandannya berkurang serta ukuran buah yang menjadi kecil H2:Tungau-tungau merusak tanaman pisang hingga dapat menyebabkan penurunan produktivitas yang parah yang diakibatkan dari kerusakan daun pisang sehingga tanaman pisang tidak dapat menghasilkan kualitas buah yang baik | https://drive.google.com/drive/folders/1N3Z2YZwfAuSygsRnHfJN37hGEoP_MFcY?usp=drive_link | - | - | dapat mengetahui gejala kerusakan yang diakibatkan oleh hama ataupun patogen pada tanaman pisang | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | ||||||||
20 | 23/10/2024 23:07:21 | asatuanrivan084@gmail.com | Melkior Rivantius Asa Tuan | 2304060125 | Prof. Ir. Yosep Seran Mau, M.Sc, PhD | Hama Dan Penyakit Tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://drive.google.com/file/d/1BAOzg1vfBTG0WFaYLbkz3CouFxsA-3We/view?usp=drive_link | _ | - | - | Seorang petani menemukan hama pada tanaman cabainya. Hama tersebut memiliki tubuh sangat kecil, bergerak cepat, dan menyebabkan daun tanaman menjadi belang-belang. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kemungkinan hama tersebut termasuk dalam kelas apa? Jelaskan alasan Anda. | - | https://www.facebook.com/100024758730987/posts/1717045905797351/?mibextid=rS40aB7S9Ucbxw6v | Kelompok 4: tanaman padi | Lat 10.10945 Long 123.882533 | H1 pengerek batang padi. H2 ulat grayak | Kekunigan dau dan patah batang | H1 pengerek batang padi. H2 ulat grayak | - | Tidak ada kesulita yang dihadapi dalam melakukan wawancara | Tidak ad kesilitan selama melakukan wawancara | Degan melakukan wawancara langsung dengan narasumber manfaat yang didapatkan kita memiliki pengalaman dalam mewawancara dan mendapatkan pengalaman dalam mengatasi hama hama yang ada dalam pertanian dintt | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
21 | 23/10/2024 23:34:12 | grandykaha@gmail.com | Ignatius Grandyzano Miten kaha | 2304060115 | Don Harrison Kadja, SP, M.Sc | Hama Dan Penyakit Tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Sebagai arthropoda, arachnida memiliki kerangka luar dan struktur jaringan internal endosternit yang mirip tulang rawan tempat melekatnya kelompok otot tertentu. Namun arachnida dewasa pada umumnya berkaki delapan, berbeda dengan hexapoda yang semuanya berkaki enam, memiliki dua pasang organ pelengkap, yaitu chelicerae yang berfungsi dalam mencari makan dan bertahan, dan pedipalpus yang berfungsi untuk makan, bergerak, dan/atau fungsi reproduksi. | The Insects: Structure and Function, Prologue, dan Mantodea | The vast majority of cockroaches are nocturnal, omnivorous or saprophagous species living in soil and leaf litter communities. Only about 40 species are considered pests because of their close association with humans, and only half of these have a significant impact. The main problem is that they can carry a huge diversity of pathogenic organisms on their tarsi and other body parts. | Mengapa penting untuk mengetahui taksonomi suatu hama dalam merancang strategi pengendalian? | Mengetahui taksonomi suatu hama sangat penting dalam merancang strategi pengendalian karena taksonomi memberikan informasi dasar tentang identitas dan klasifikasi hama. Dengan memahami taksonomi hama, kita dapat mengembangkan strategi pengendalian yang lebih tepat, efektif, dan berkelanjutan untuk mengurangi kerugian pada tanaman atau ekosistem yang terpengaruh. | https://www.facebook.com/share/qZYCiCx4dZBfjg4R/ | P45 Permata Hijau dan Mangga | Titik 1 LS : -10.136047 BT : 123.679541 Titik 2 LS : -10.135855 BT : 123.679304 Titik 3 LS : -10.135923 BT : 123.679498 Titik 4 LS : -10.135766 BT : 123.679411 Titik 5 LS : -10.135861 BT : 123.679318 | H2 | Bercak daun | Bercak daun | Bercak daun | Susah mencari petani mangga di kupang | Solusinya dgn mencari tau di google | Kita bisa mengetahui cara hama pada mangga | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
22 | 24/10/2024 2:35:15 | ilumijemina@gmail.com | Iluminata Jemina | 2304060135 | Dr.Ir.A.S.J.Adu Tae,MP | Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan | Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html https://drive.google.com/file/d/1UVMv_zZDnKa4NMAVeExJY3PadcfGp7Qu/view?usp=drive_link | Arthropoda adalah hewan berkerangka luar dengan tubuh bersegmen dan anggota tubuh bersendi, yang harus mengalami pergantian kerangka (moulting) untuk tumbuh. Mereka memiliki sistem peredaran darah terbuka dan sistem saraf yang terdiri dari ganglia di setiap segmen tubuh. Kelas Arachnida (termasuk tungau) memiliki delapan kaki, tanpa antena atau sayap, dan tubuh terbagi menjadi prosoma dan opisthosoma. Sementara itu, sub-filum Hexapoda (termasuk serangga) memiliki tubuh terbagi menjadi kepala, dada, dan perut, dengan enam kaki. Hexapoda terbagi menjadi serangga primitif (Entognatha) dan serangga sejati (Insecta). | Pengenalan Acarologi Pertanian untuk Manajemen Tungau Terpadu | Acarologi adalah studi tentang tungau (Acari), cabang dari zoologi dan entomologi. Tungau penting secara ekonomi sebagai hama pertanian dan vektor penyakit, dengan sekitar 40.000 spesies telah teridentifikasi dari kemungkinan 1 juta spesies. Meskipun ukurannya kecil, tungau sangat beragam dan menempati berbagai habitat, baik darat maupun air. Taksonomi tungau tertinggal karena kesulitan dalam mengidentifikasi spesies baru. Tungau adalah arthropoda chelicerata, memiliki tubuh bersegmen dan eksoskeleton, serta beragam dari segi habitat dan evolusi, bahkan mendahului kelompok arthropoda lain. | Bagaimana mekanisme moulting pada arthropoda mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka, terutama dalam konteks adaptasi lingkungan yang berbeda? | Perbedaan utama penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh Arachnida dan Hexapoda: 1. Arachnida (tungau), Menyebabkan kerusakan langsung pada tanaman dengan mengisap cairan, seperti tungau laba-laba yang merusak daun dan menyebabkan tanaman layu. 2. Hexapoda (serangga seperti kutu daun, belalang),Sebagai vektor yang menularkan virus atau bakteri penyebab penyakit pada tanaman, misalnya kutu daun yang menyebarkan virus mosaik. | https://belajarhamadanpenyakittumbuhan.blogspot.com/2023/09/21b-penggolongan-hama-berdasarkan.html | Kelompok 3, tanaman mangga | (1)LS: -10.136104,BT:123.679649, (2)LS:-10. 135766,BT:123.679411,(3)LS:-10.135923, BT:123.679498, (4)LS:-10.136047,BT:123.679541,(5)LS:-10.135861, BT:123.679318 | (H1) Kutu loncat (H2) Tungau putih | H1 gejalanya Munculnya Cairan Madu (Honeydew): Kutu loncat mengeluarkan cairan lengket seperti madu (honeydew) yang dapat menarik jamur jelaga hitam (sooty mold), membuat daun dan ranting tampak hitam dan berjamur.H2Warna Daun Berubah: Pada tahap awal, daun dapat berubah menjadi kuning pucat atau perunggu karena penghisapan getah oleh tungau. Pada infestasi parah, daun bisa tampak berwarna coklat. | H1 Kutu loncat, kerugiannya itu tidak terlalu berat karena tidak hanya beberapa tangkai daun yang terkena hama ini dan juga terdapat musuh alaminya untuk mengendalikan hama ini,,H2 Tungau putih,hama ini untuk saat ini tidak terlalu parah namun tidak menutup kemungkinan untuk tidak menyerang lebih parah lagi terhadap tanaman mangga ini karena tidak ada tindakan pengendaliannya sama sekali | https://sg.docworkspace.com/d/sIJCp-I2CAuP05LgG?sa=601.1123 | Lumayan sulit saat mengamati hama dan mengambil gambarnya karena bagian tanaman mangga terutama daun itu tinggi | Menggunakan kursi dan tangga sebagai alat bantu untuk mengambil gambar hama yang diamati | Membuat kami lebih mendalami dan memahami tentang materi yang sudah dipelajari serta mampu mengimplementasikan disetiap prosedur projek yang kami lakukan | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | Setuju | |||||||||
23 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
24 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
25 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
26 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
27 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
28 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
29 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
30 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
31 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
32 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
33 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
34 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
35 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
36 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
37 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
38 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
39 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
40 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
41 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
42 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
43 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
44 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
45 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
46 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
47 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
48 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
49 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
50 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
51 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
52 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
53 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
54 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
55 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
56 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
57 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
58 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
59 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
60 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
61 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
62 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
63 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
64 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
65 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
66 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
67 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
68 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
69 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
70 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
71 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
72 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
73 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
74 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
75 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
76 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
77 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
78 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
79 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
80 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
81 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
82 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
83 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
84 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
85 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
86 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
87 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
88 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
89 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
90 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
91 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
92 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
93 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
94 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
95 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
96 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
97 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
98 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
99 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
100 |