| A | B | C | D | E | F | G | |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Langkah 1 (Identifikasi: Evaluasi Diri) | ||||||
2 | |||||||
3 | Lembar ini bertujuan untuk membantu satuan PAUD melakukan Evaluasi Diri. Melalui lembar ini, satuan PAUD dapat melakukan identifikasi sejauh mana posisi satuan PAUD dalam upaya penyediaan layanan, untuk masing-masing indikator layanan proses pembelajaran dan pengelolaan. Lembar ini juga dapat dimaknai sebagai instrumen refleksi bagi Kepala Sekolah dan Guru. | ||||||
4 | |||||||
5 | Evaluasi diri ini dilakukan oleh kepala sekolah bersama-sama dengan guru di satuan PAUD Anda. Akan sangat baik jika proses evaluasi ini juga melibatkan anggota komite sekolah ataupun pengawas/penilik. | ||||||
6 | |||||||
7 | Satuan PAUD didorong untuk mengisi Lembar Evaluasi Diri sejujur-jujurnya sehingga mendapatkan gambaran kondisi nyata di sekolah masing-masing. Tidak akan ada penilaian terhadap hasil pengisian ini oleh pihak eksternal. Hasil Evaluasi Diri ini murni digunakan untuk melakukan perencanaan berbasis data dan membuat penganggaran sumber daya yang berbasis kebutuhan. Hasil Evaluasi Diri ini akan menentukan layanan mana yang akan disediakan atau dikuatkan melalui perencanaan dan penganggaran di dalam RKT dan RKAS. Sebelum mengisi Lembar Evaluasi Diri ini, satuan PAUD Anda perlu memahami layanan seperti apa yang perlu disediakan dan ditingkatkan kualitasnya melalui indikator yang tertulis. Indikator Layanan Rapor Pendidikan dipercaya akan menghadirkan lingkungan belajar yang dapat memberikan manfaat optimal bagi setiap anak usia dini yang berpartisipasi di PAUD. | ||||||
8 | |||||||
9 | Untuk dapat melakukan pengisian Lembar Evaluasi Diri ini, ikutilah langkah-langkah sebagai berikut: | ||||||
10 | 1 | Pelajari terlebih dahulu mengenai Indikator Layanan Rapor Pendidikan yang tertera di kolom 1. | |||||
11 | 2 | Berilah tanda (x) pada kotak di kolom 2 apabila pernyataan yang menyertainya sesuai dengan kondisi sebenarnya di satuan PAUD Anda. | |||||
12 | 3 | Untuk mempermudah proses refleksi, sudah disusun kategorisasi kondisi layanan yang dapat menjadi rujukan satuan. Setelah mengisi kolom 2, kategorisasi kondisi layanan Anda akan muncul di kolom 3. | |||||
13 | 4 | Agar Anda mendapatkan potret/gambaran utuh tentang kondisi satuan Anda, pastikan Anda melakukan evaluasi diri terhadap seluruh indikator layanan. | |||||
14 | 5 | Jika Anda sudah melakukan evaluasi hingga ke indikator terakhir di lembar ini, silakan lanjut ke Lembar berikutnya (Identifikasi). | |||||
15 | |||||||
16 | Tabel 1 | ||||||
17 | Indikator Layanan (1) | Bagaimana praktik perencanaan pembelajaran di satuan PAUD anda? (Berikan tanda x pada kotak yang paling sesuai dengan kondisi di satuan Anda. Anda dapat memilih lebih dari satu kotak.) (2) | Hasil Evaluasi Diri Satuan Anda (3) | ||||
18 | D.1 Perencanaan untuk Proses Pembelajaran yang Efektif | Satuan memiliki dokumen kurikulum di tingkat satuan pendidikan. | |||||
19 | Satuan memiliki rencana pembelajaran untuk durasi waktu menengah (program semester/triwulan/durasi lainnya). | ||||||
20 | Satuan memiliki rencana pembelajaran untuk durasi waktu pendek (RPPM/RPPH). | ||||||
21 | Dokumen kurikulum yang dimiliki mengacu pada: (tandai jika memenuhi salah satunya) - standar nasional; atau - campuran standar nasional dengan internasional; atau - campuran nasional dan lokal. | ||||||
22 | Dokumen kurikulum di satuan Anda memiliki komponen sebagai berikut: visi misi, tujuan pembelajaran atau materi pembelajaran, dan informasi pendekatan pembelajaran atau metode pembelajaran yang disahkan. | ||||||
23 | Rencana pembelajaran semester/triwulan/durasi lainnya di satuan Anda memiliki komponen sebagai berikut: alokasi waktu dan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar atau capaian pembelajaran) yang ingin dicapai. | ||||||
24 | Rencana pembelajaran mingguan/harian (RPPM/RPPH) di satuan Anda memiliki komponen sebagai berikut: tujuan pembelajaran mingguan/harian (tujuan kegiatan), kegiatan yang dilaksanakan, dan bentuk asesmen. | ||||||
25 | Alur penyusunan antar-rencana pembelajaran sudah selaras (tandai HANYA jika memenuhi keduanya): - Rencana pembelajaran semester/triwulan/durasi lainnya merupakan turunan dari kurikulum; dan - RPPM/RPPH merupakan turunan dari rencana pembelajaran semester/triwulan/durasi lainnya. | ||||||
26 | Kegiatan dan bentuk asesmen ditentukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. | ||||||
27 | Satuan memanfaatkan lingkungan (di dalam kelas maupun di luar kelas) dalam perencanaan pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. | ||||||
28 | |||||||
29 | Indikator Layanan | Bagaimana praktik di satuan PAUD Anda? (Berikan tanda x hanya pada satu kotak yang paling sesuai dengan kondisi di satuan Anda.) | Hasil Evaluasi Diri Satuan Anda | ||||
30 | D.2 Pendekatan Pembelajaran yang Sesuai untuk Anak Usia Dini | Skor D.2 akan diambil dari penilaian keseluruhan D.2.1-D.2.9 | |||||
31 | D.2.1 Praktik mengelola kelas | Hanya bisa ditandai jika dua kondisi ini terjadi - Sering terjadi perilaku yang mengganggu aktivitas pembelajaran dari peserta didik. - Anak tidak responsif terhadap upaya pengarahan ulang dari pendidik. | |||||
32 | Hanya bisa ditandai jika dua kondisi ini terjadi - Ada beberapa perilaku yang mengganggu aktivitas pembelajaran. - Anak-anak terkadang responsif terhadap upaya pengarahan ulang dari pendidik. | ||||||
33 | Anak-anak terkadang tidak berperilaku baik, tetapi akan langsung merespon arahan dari pendidik dan kembali belajar. | ||||||
34 | Semua anak mengetahui dan menaati peraturan dan harapan kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar minim gangguan. | ||||||
35 | D.2.2 Interaksi dalam mengelola kelas | Pendidik di satuan ini memberikan hukuman fisik pada anak yang mengganggu jalannya kelas supaya membuat kelas dapat berjalan tertib. | |||||
36 | Pendidik menggunakan suara keras atau ancaman kepada anak agar kelas dapat berjalan tertib. | ||||||
37 | Pendidik mengarahkan anak-anak agar berperilaku lebih baik dengan nada dan pilihan kata yang nyaman serta dipahami anak (misalnya, "silakan duduk" atau "gunakan suara yang pelan"), tetapi belum dapat konsisten. | ||||||
38 | Pendidik menggunakan komunikasi positif untuk membimbing perilaku anak-anak (misalnya, menjelaskan alasan atas peraturan) dan menerapkan peraturan secara konsisten sehingga menjaga kenyamanan anak. | ||||||
39 | D.2.3 Penghargaan atas usaha | Hanya bisa ditandai jika 3 kondisi ini terjadi - Pendidik hanya fokus pada penilaian hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan anak. - Pendidik belum memberikan penghargaan terhadap usaha anak. - Pendidik belum memberikan motivasi agar anak mau memberikan usaha yang terbaik. | |||||
40 | Hanya bisa ditandai jika 3 kondisi ini terjadi - Pendidik hanya fokus pada penilaian hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan anak. - Pendidik belum memberikan penghargaan terhadap usaha anak. - Pendidik mulai memberikan motivasi agar anak mau memberikan usaha yang terbaik. | ||||||
41 | Pendidik tidak hanya fokus pada penilaian hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan anak, dan terkadang memberikan penghargaan atas usaha anak dan motivasi agar anak mau memberikan usaha yang terbaik. | ||||||
42 | Pendidik tidak hanya fokus pada penilaian hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan anak, serta selalu memberikan penghargaan atas usaha anak dan motivasi agar anak mau memberikan usaha yang terbaik. | ||||||
43 | D.2.4 Perhatian dan dukungan pendidik | Pendidik belum memberikan pendampingan khusus pada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. | |||||
44 | Pendidik terkadang memberikan pendampingan khusus pada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. | ||||||
45 | Pendidik memberikan motivasi dan pendampingan khusus pada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. | ||||||
46 | Pendidik memberikan motivasi dan pendampingan khusus pada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar, serta memberikan penghargaan ketika anak berhasil. | ||||||
47 | D.2.5 Pembelajaran terdiferensiasi | - Pendidik belum memperhatikan perbedaan kebutuhan anak. - Pendidik memberikan instruksi yang sama pada semua anak sehingga hasil karya anak menjadi seragam. | |||||
48 | - Pendidik belum memperhatikan perbedaan kebutuhan anak. - Pendidik mulai memberikan kebebasan bagi anak untuk menghasilkan karya yang berbeda. | ||||||
49 | - Pendidik memperhatikan perbedaan kebutuhan anak. - Pendidik memberikan dukungan lebih kepada anak yang membutuhkan. - Pendidik memberikan kebebasan bagi anak untuk menghasilkan karya yang berbeda. | ||||||
50 | - Pendidik memperhatikan perbedaan kebutuhan anak. - Pendidik memberikan dukungan lebih kepada anak yang membutuhkan. - Pendidik memberikan kebebasan bagi anak untuk menghasilkan karya yang berbeda. - Pendidik memberikan kesempatan bagi semua anak untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. | ||||||
51 | D.2.6 Kemampuan pendidik memandu | - Pendidik belum menyampaikan dengan jelas kegiatan yang akan dilakukan. - Pendidik belum menggunakan contoh konkret dalam menjelaskan kegiatan pembelajaran. | |||||
52 | - Pendidik sudah menyampaikan dengan jelas kegiatan yang akan dilakukan. - Pendidik sudah menggunakan contoh konkret, tetapi belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran. | ||||||
53 | - Pendidik sudah menyampaikan dengan jelas kegiatan yang akan dilakukan. - Pendidik sudah menggunakan ragam contoh konkret dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran. | ||||||
54 | - Pendidik sudah menyampaikan dengan jelas kegiatan yang akan dilakukan. - Pendidik sudah menggunakan ragam contoh konkret dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran. - Pendidik memberikan dukungan, penguatan, dan memfasilitasi pengembangan ide kepada anak saat melakukan kegiatan pembelajaran. | ||||||
55 | D.2.7 Pendekatan bermain-belajar | Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik belum menggunakan pendekatan belajar melalui bermain. | |||||
56 | Hanya bisa ditandai jika 3 kondisi ini terjadi - Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik menggunakan pendekatan belajar melalui bermain, tetapi jumlahnya belum beragam. - Pemilihan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh pendidik. | ||||||
57 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik sudah menggunakan beragam kegiatan dengan pendekatan belajar melalui bermain. - Anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang diinginkan. | ||||||
58 | Hanya bisa ditandai jika 3 kondisi ini terjadi - Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik sudah menggunakan beragam kegiatan dengan pendekatan belajar melalui bermain. - Anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang diinginkan. - Kegiatan tidak terbatas hanya di ruang kelas, tetapi juga memanfaatkan ruang maupun sumber daya yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan. | ||||||
59 | D.2.8 Memandu pembelajaran aktif | Pendidik lebih banyak memberikan instruksi tanpa memberikan pertanyaan terbuka dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran. | |||||
60 | Pendidik memberikan pertanyaan terbuka, tetapi tidak memberikan pertanyaan lanjutan dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran. | ||||||
61 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Pendidik memberikan pertanyaan terbuka dan pertanyaan lanjutan dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran. - Pendidik mendorong anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar untuk memperkuat pemahamannya. | ||||||
62 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Pendidik memberikan pertanyaan terbuka dan pertanyaan lanjutan dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran. - Pendidik merancang kegiatan pembelajaran yang mendorong anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar, serta mendorong anak agar berinteraksi dengan rekan sebaya. | ||||||
63 | D.2.9 Merancang pembelajaran kontekstual | Pendidik belum mempertimbangkan bahasa, topik, dan bahan ajar yang sesuai dengan kondisi sosial budaya sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran. | |||||
64 | Pendidik sudah mulai memasukkan konteks bahasa, topik, dan materi yang sesuai dengan kondisi sosial budaya sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran khusus, contohnya di perayaan hari besar atau peristiwa tertentu. | ||||||
65 | Pendidik memasukkan konteks bahasa, topik, dan materi yang sesuai dengan kondisi sosial budaya sebagai bagian dari seluruh kegiatan pembelajaran. | ||||||
66 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Pendidik sudah mempertimbangkan konteks bahasa, topik, dan materi yang sesuai dengan kondisi sosial budaya sebagai bagian dari seluruh kegiatan pembelajaran. - Saat pelaksanaan, pendidik mampu menunjukkan kaitan antara pengetahuan yang dimiliki serta kegiatan yang dilakukan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. | ||||||
67 | |||||||
68 | Indikator Layanan | Bagaimana praktik di satuan PAUD Anda? (Berikan tanda x hanya pada satu kotak yang paling sesuai dengan kondisi di satuan Anda.) | Hasil Evaluasi Diri Satuan Anda | ||||
69 | D.3 Muatan Pembelajaran yang Sesuai Kurikulum | Skor D.3 akan diambil dari penilaian keseluruhan D.3.1-D.3.6 | |||||
70 | D.3.1 Muatan agama dan budi pekerti | Pembelajaran di satuan belum mengenalkan anak pada muatan tentang nilai agama dan budi pekerti. | |||||
71 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Pembelajaran di satuan sudah mengenalkan anak pada muatan tentang nilai agama dan budi pekerti. - Pembelajaran dilakukan melalui satu jenis kegiatan. | ||||||
72 | Hanya bisa ditandai jika 4 kondisi ini terjadi - Pembelajaran di satuan sudah mengenalkan anak pada muatan tentang nilai agama dan budi pekerti. - Pembelajaran dilakukan melalui berbagai kegiatan. - Pembelajaran menggunakan media yang beragam untuk memperkuat pemahaman anak tentang muatan nilai agama dan budi pekerti. - Kegiatan dilakukan dengan cara anak mendengarkan penjelasan pendidik. | ||||||
73 | Hanya bisa ditandai jika 4 kondisi ini terjadi - Pembelajaran di satuan sudah mengenalkan anak pada muatan tentang nilai agama dan budi pekerti. - Pembelajaran dilakukan melalui berbagai kegiatan. - Pembelajaran menggunakan media yang beragam untuk memperkuat pemahaman anak tentang muatan nilai agama dan budi pekerti. - Kegiatan dilakukan dengan cara belajar aktif (dialog) dan/atau dengan cara menyenangkan (misalnya melalui cerita atau dongeng). | ||||||
74 | D.3.2 Muatan identitas diri | Satuan belum merancang kegiatan pembelajaran yang menstimulasi pemahaman anak mengenai identitas dirinya. | |||||
75 | Satuan sudah merancang kegiatan pembelajaran yang menstimulasi pemahaman anak mengenai identitas dirinya. | ||||||
76 | D.3.3 Muatan perilaku mandiri dan prososial | Kegiatan pembelajaran belum didesain untuk mendorong terbentuknya perilaku prososial, kemandirian, dan disiplin pada anak | |||||
77 | Kegiatan pembelajaran sudah didesain untuk mendorong terbentuknya perilaku prososial, kemandirian, dan disiplin pada anak, tetapi belum melalui pembiasaan. | ||||||
78 | Kegiatan pembelajaran sudah didesain untuk mendorong terbentuknya perilaku prososial, kemandirian, dan disiplin pada anak melalui pembiasaan. | ||||||
79 | D.3.4 Muatan PHBS dan penguatan motorik kasar dan halus | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Satuan belum merancang kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menguatkan perkembangan fisik motorik anak. - Satuan belum mengenalkan anak kepada perilaku hidup bersih dan sehat, seperti pengenalan makanan sehat bergizi seimbang, pembiasaan merawat kebersihan diri, dan menjaga kebugaran. | |||||
80 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Satuan sudah mulai merancang kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menguatkan perkembangan fisik motorik anak. - Satuan belum mengenalkan anak kepada perilaku hidup bersih dan sehat, seperti pengenalan makanan sehat bergizi seimbang, pembiasaan merawat kebersihan diri, dan menjaga kebugaran. | ||||||
81 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Satuan sudah merancang kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menguatkan perkembangan fisik motorik anak. - Satuan sudah mengenalkan anak kepada perilaku hidup bersih dan sehat, seperti pengenalan makanan sehat bergizi seimbang, pembiasaan merawat kebersihan diri, dan menjaga kebugaran. | ||||||
82 | - Satuan sudah merancang kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menguatkan perkembangan fisik motorik anak. - Satuan sudah mengenalkan anak kepada perilaku hidup bersih dan sehat, seperti pengenalan makanan sehat bergizi seimbang, pembiasaan merawat kebersihan diri, dan menjaga kebugaran. - Kegiatan yang meningkatkan kebugaran anak, menjaga kebersihan anak, serta protokol kesehatan COVID-19 pun sudah menjadi bagian dari kebiasaan. | ||||||
83 | D.3.5 Muatan praliterasi | Pendidik belum merancang kegiatan yang mengasah kemampuan literasi anak. | |||||
84 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Pendidik memperkenalkan anak pada konsep huruf dan kegiatan pra-menulis. - Kegiatan pengenalan praliterasi diberikan melalui cara anak diminta untuk menyalin dan menghafal. | ||||||
85 | Hanya bisa ditandai jika 3 kondisi ini terjadi - Pendidik memperkenalkan anak pada konsep huruf dan kegiatan pra-menulis. - Pendidik merancang kegiatan yang mengasah kemampuan anak untuk memahami bahasa reseptif (misalnya, anak mampu menyimak cerita dan pernyataan sederhana). - Kegiatan pengenalan praliterasi diberikan melalui berbagai media seperti buku cerita dan alat peraga. | ||||||
86 | Hanya bisa ditandai jika 4 kondisi ini terjadi - Pendidik memperkenalkan anak pada konsep huruf dan kegiatan pra-menulis. - Pendidik merancang kegiatan yang mengasah kemampuan anak untuk memahami bahasa reseptif (misalnya, anak mampu menyimak cerita dan pernyataan sederhana). - Kegiatan pengenalan praliterasi diberikan melalui berbagai media seperti buku cerita dan alat peraga. - Pendidik merancang kegiatan yang mendorong anak untuk memahami bahasa ekspresif, misalnya mempresentasikan berbagai benda/imajinasinya dalam bentuk karya, bercerita/menceritakan kembali yang diketahui, dan mengekspresikan perasaan/ide/keinginan dalam bentuk coretan/tulisan. | ||||||
87 | D.3.6 Muatan kognitif | Pendidik belum memperkenalkan anak pada berbagai konsep yang mengasah kemampuan berpikir logis dan simbolik (misalnya, pengenalan pada konsep bilangan, pola, dan warna). | |||||
88 | Hanya bisa ditandai jika 2 kondisi ini terjadi - Pendidik sudah memperkenalkan anak pada berbagai konsep yang mengasah kemampuan berpikir logis dan simbolik (misalnya pengenalan pada konsep bilangan, pola, dan warna). - Pengenalan konsep belum diberikan melalui cara yang menyenangkan bagi anak. | ||||||
89 | Hanya bisa ditandai jika 3 kondisi ini terjadi - Pendidik sudah memperkenalkan anak pada berbagai konsep yang mengasah kemampuan berpikir logis dan simbolik (misalnya pengenalan pada konsep bilangan, pola, dan warna). - Pendidik sudah mengajarkan anak tentang konsep hubungan sebab akibat. - Pengenalan konsep diberikan melalui cara yang menyenangkan bagi anak. | ||||||
90 | Hanya bisa ditandai jika 3 kondisi ini terjadi - Pendidik sudah memperkenalkan anak pada berbagai konsep yang mengasah kemampuan berpikir logis dan simbolik (misalnya pengenalan pada konsep bilangan, pola, dan warna). - Pendidik sudah mengajarkan anak tentang konsep hubungan sebab akibat. - Pengenalan konsep diberikan melalui kegiatan yang mendorong anak untuk menunjukkan pemahamannya dalam berbagai bentuk karya. | ||||||
91 | |||||||
92 | Indikator Layanan | Bagaimana praktik asesmen di satuan PAUD anda? (Berikan tanda x pada kotak yang paling sesuai dengan kondisi di satuan Anda. Anda dapat memilih lebih dari satu kotak.) | Hasil Evaluasi Diri Satuan Anda | ||||
93 | D.4 Asesmen yang Meningkatkan Kualitas Pembelajaran | Satuan menggunakan berbagai bentuk asesmen/penilaian untuk mengetahui hasil capaian anak. | |||||
94 | Satuan memberikan tanggapan (umpan balik) mengenai hasil karya anak berupa apresiasi dan penguatan motivasi. | ||||||
95 | Satuan memberikan masukan konstruktif untuk setiap aspek usaha/hasil pekerjaan anak supaya anak dapat meningkatkan usaha dan kemampuannya. | ||||||
96 | Satuan menggunakan hasil asesmen/penilaian untuk menentukan perencanaan selanjutnya. | ||||||
97 | |||||||
98 | Indikator Layanan | Bagaimana ketersediaan sarana prasarana esensial di satuan PAUD anda? (Berikan tanda x pada kotak yang paling sesuai dengan kondisi di satuan Anda. Anda dapat memilih lebih dari satu kotak.) | Hasil Evaluasi Diri Satuan Anda | ||||
99 | E.1 Ketersediaan Sarana Prasarana Esensial | Tersedia lahan dan bukti dokumen pendukungnya (yang mencantumkan luas lahan dan status kepemilikan lahan, misalnya kepemilikan, sewa, atau pinjam pakai). | |||||
100 | Tersedia bangunan untuk tempat kegiatan bermain-belajar dan administratif, yang tidak harus dalam bentuk permanen. | ||||||