HOTEL MANAGER TRAINING PROGRAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL & PERUNDUNGAN DI TEMPAT KERJA
TINDAKAN & KOMITMEN
OUTLINE PELATIHAN
Lingkungan kerja yang aman bukanlah sebuah kemewahan, melainkan sebuah tanggung jawab.
Archipelago Learning and Development
Mengapa Hal Ini Penting?
Melindungi Karyawan, Peserta Magang, dan Tamu
Membangun Kepercayaan dan Budaya Saling Menghormati
PEMAHAMAN & DEFINISI
Pelecehan Seksual
PEMAHAMAN & DEFINISI
Perundungan di Tempat Kerja (Workplace Bullying)
Contoh nyata di hotel:
KERANGKA HUKUM & KEBIJAKAN
01. Undang-undang dan Peraturan Ketenagakerjaan di Indonesia
Implikasi bagi Manajer: Anda memiliki tanggung jawab hukum untuk menegakkan upaya pencegahan dan penanganan pelecehan maupun perundungan di tempat kerja
KERANGKA HUKUM & KEBIJAKAN
02. Kebijakan Perusahaan tentang Toleransi Nol (Zero-Tolerance Policy)
🚫 Berlaku untuk semua orang - tanpa pengecualian, terlepas dari jabatan atau masa kerja.
Tantangan berikutnya: memastikan kebijakan ini tidak hanya tertulis diatas kertas, tetapi benar-benar dilaksanakan secara konsisten dalam operasional sehari-hari.
KERANGKA HUKUM & KEBIJAKAN
03. Kewajiban Hukum Seorang Manajer
Pencegahan (sebelum insiden terjadi):
Penanganan (ketika insiden terjadi):
KERANGKA HUKUM & KEBIJAKAN
04. Konsekuensi bagi Pelaku Pelanggaran
MENGENALI TANDA-TANDA PERINGATAN
a. Perilaku Halus (Subtle Behaviours)
Manajer tidak boleh mengabaikan hal-hal ini — perilaku seperti ini sering menjadi langkah awal menuju perundungan atau pelecehan.
b. Tanda Fisik dari Tekanan atau Ketakutan (Physical Signs of Distress)
Manajer harus melihat ini sebagai sinyal untuk melakukan pendekatan pribadi, bukan sekadar menilai sebagai “sikap buruk”.
c. Perilaku Tamu yang Melewati Batas (Guest Behaviour Crossing Boundaries)
Tanggung jawab manajer: lindungi karyawan terlebih dahulu, kemudian tentukan langkah terhadap tamu, apakah dengan memberikan peringatan, menolak layanan, atau melakukan eskalasi lebih lanjut.
TANGGUNG JAWAB MANAJER
Tugas Harian untuk Membangun Budaya Aman
01
Memimpin dengan Teladan
Gunakan kata-kata profesional, bahasa tubuh yang sopan, dan perilaku yang beretika.
02
Supervisi Proaktif
Hadirlah di lapangan, amati situasi, dan cegah masalah sebelum terjadi.
03
Pelaporan Aman
Sediakan berbagai saluran rahasia (langsung, melalui HR, manajer, atau rekan/ mentor terpercaya)
04
Tindakan Cepat
Tanggapi segera dengan langkah-langkah perlindungan, sambil meneruskan kasus untuk investigasi formal
MENANGANI KELUHAN (HANDLING COMPLAINTS)
Dengarkan Tanpa Menghakimi
STEP 1
STEP 2
STEP 3
STEP 4
STEP 5
Berikan Rasa Aman
Catat dengan Akurat
Teruskan ke HR atau Pihak yang Berwenang
Jangan Mencoba Menjadi Mediator untuk Kasus Serius
MELINDUNGI INTERN dan STAF RENTAN
01. Tunjuk Mentor yang Ditentukan
Satu pengawas atau pembimbing terpercaya untuk setiap intern.
Setiap intern dan staff yang rentan harus memiliki mentor atau rekan pendamping yang jelas (misalnya supervisor atau staf senior) yang melakukan pengecekan secara rutin.
Hal ini mencegah intern merasa kebingungan atau tidak mendapatkan dukungan.
Mentor juga berperan sebagai kontak pertama jika ada hal yang dirasa tidak aman atau tidak nyaman.
MELINDUNGI INTERN dan STAF RENTAN
02. Jelaskan Proses Pelaporan
Pastikan para intern memahami proses pelaporan sejak hari pertama.
Selama sesi orientasi atau onboarding, jelaskan secara jelas jalur pelaporan (misalnya: langsung ke manajer, ke HR/ Corporate, atau ke tim khusus yang sudah dibentuk.
Tekankan bahwa intern memiliki hak yang sama untuk melapor tanpa rasa takut.
MELINDUNGI INTERN dan STAF RENTAN
03. Hindari Isolasi
Batasi situasi satu lawan satu. Jangan biarkan intern sendirian dengan staf tanpa alasan yang jelas.
Hindari kondisi di mana intern ditinggalkan sendirian bersama satu staff (terutama di area yang terpencil).
Gunakan sistem pendamping (buddy system) untuk shift malam, area belakang, atau tempat kerja yang sensitif.
Langkah ini melindungi interns dan mengurangi peluang terjadinya pelanggaran atau tindakan tidak pantas.
MELINDUNGI INTERN dan STAF RENTAN
04. Libatkan Para Intern
Ajak intern ikut serta dalam rapat tim dan pengarahan keselamatan, kecuali jika bersifat rahasia atau tidak relevan.
Libatkan intern dalam rapat tim dans esi briefing keselamatan bila topiknya berkaitan dengan pekerjaan mereka.
Tegaskan kembali hal-hal penting seperti: hak di tempat kerja, perilaku yang saling menghormati, dan jalur pelaporan.
Langkah ini membantu membangun budaya inklusif → intern merasa menjadi bagian dari tim - bukan orang luar.
Pengecualian: intern dapat tidak diikutsertakan dalam rapat yang sifatnya rahasia atau tidak-relevan (misalnya; rapat HR yang sensitif, atau strategi keuangan)
Pelatihan Berbasis Skenario (Scenario-Based Training)
Skenario 1: Tamu Melecehkan Petugas Front Desk
Seorang tamu pria melakukan check-in pada malam hari. Saat petugas front desk wanita menyerahkan kunci kamar, tamu tersebut memberikan komentar pribadi tentang penampilannya dan meminta nomor teleponnya. Petugas terlihat tidak nyaman, namun tetap berusaha tersenyum. Manajer berdiri tidak jauh dari sana dan menyadari situasi tersebut.
Bagaimana cara Manajer menangani situasi ini?
Skenario 2: Staf Senior Membuat Lelucon yang Tidak Pantas
Di area pantry staf, seorang supervisor F&B senior sering melontarkan lelucon bernuansa seksual saat shift malam.
Beberapa staf tertawa, namun seorang karyawan baru terlihat jelas merasa tidak nyaman. Manajer kebetulan mendengar lelucon tersebut.
Apa yang Anda harus lakukan?
Skenario 3: Rumor Perundungan di Dapur
Dua orang staf melaporkan bahwa seorang chef sering berteriak dan menghina trainee di depan tim.
Anda juga memperhatikan salah satu trainee tampak sedih dan menarik diri setelah selesai bekerja.
Bagaimana langkah Anda pada kejadian ini?
Skenario 4: Di Departemen HR
Seorang staf datang ke bagian HR untuk menanyakan klarifikasi mengenai slip gajinya. Selama percakapan, petugas HR membuat komentar pribadi: “Apakah kamu masih single? Mungkin kita bisa makan malam bersama kapan-kapan.”
Staf tersebut merasa tidak nyaman, segera mengakhiri pembicaraan, dan kemudian mengatakan kepada rekannya bahwa ia tidak lagi mempercayai HR.
Sebagai Manager, apa yang Anda lakukan?
Respons yang Disarankan untuk Manajer �(Recommended Manager Response)
Skenario 1: Tamu Melecehkan Petugas Front Desk
Kriteria Penilaian:
✅ Benar jika: manajer bertindak cepat, melindungi staf, mendokumentasikan kejadian, dan melakukan eskalasi bila diperlukan.
❌ Salah jika: manajer mengabaikan, menertawakan situasi, atau menyalahkan staf.
Skenario 2: Staf Senior Membuat Lelucon yang Tidak Pantas
Kriteria Penilaian:
✅ Benar jika: manajer segera menindak, menetapkan batas yang jelas, mencatat kejadian, dan melakukan tindak lanjut.
❌ Salah jika: manajer diam saja, ikut menertawakan, atau berkata “hanya bercanda”.
Skenario 3: Rumor Perundungan di Dapur
Kriteria Penilaian:
✅ Benar jika: manajer menyelidiki dengan hati-hati, mendengarkan trainee, mendokumentasikan, dan melakukan eskalasi
❌ Salah jika: manajer menganggap rumor hanya gosip, langsung memarahi chef tanpa prosedur, atau mengabaikan tanda-tanda ketidaknyamanan trainee.
Scenario 4: Di Departemen HR
Kriteria Penilaian:
✅ Benar jika: manajer melindungi staf, melewati HR, mengeskalasi ke pihak Corporate, dan memastikan investigasi berjalan tanpa konflik kepentingan.
❌ Salah jika: manajer meremehkan laporan (“hanya ajakan makan malam saja”), atau mengembalikan kasus ke petugas HR yang sama.
Hospitality berarti melayani tamu, namun tidak pernah dengan mengorbankan keselamatan staf
Beyond Internal Cases
Archipelago International
ISU TERKAIT TAMU
01. Menangani Pelecehan dari Tamu
ISU TERKAIT TAMU
Peringatan (Warn)
Tolak (Refuse)
Keluarkan (Remove)
Langak 1: Peringatan
Jika perilaku tamu bersifat verbal atau baru terjadi pertama kali, berikan peringatan dengan sopan namun tegas.
Langkah 2: Tolak Layanan
Jika tamu mengabaikan peringatan, layanan dapat ditolak (misalnya di bar atau restoran)
Langkah 3: Keluarkan Tamu
Jika perilaku tamu berlanjut atau bersifat berat, keamanan atau pihak manajemen dapat mengawal tamu keluar dari area hotel..
02. Kebijakan yang Jelas
Manajer harus tahu kapan harus beralih dari sikap melayani menjadi tindakan demi keselamatan
ISU TERKAIT TAMU
03. Dokumentasi Setiap Insiden
MEMBANGUN BUDAYA yang SALING MENGHORMATI
01. Menerapkan Kebijakan Pintu Terbuka (Open-door Policy)
MEMBANGUN BUDAYA yang SALING MENGHORMATI
02. Mengapresiasi dan Menghargai Perilaku yang Saling Menghormati
MEMBANGUN BUDAYA yang SALING MENGHORMATI
03. Mengintegrasikan Sikap Hormat & Kerjasama dalam Penilaian Kinerja
PELATIHAN ULANG TAHUNAN & PEMBELAJARAN BERKELANJUTAN
01. Sertifikasi Ulang, Tahunan untuk Manajer
PELATIHAN ULANG TAHUNAN & PEMBELAJARAN BERKELANJUTAN
02. Pembaruan Rutin (Perubahan Hukum & Studi Kasus)
PELATIHAN ULANG TAHUNAN & PEMBELAJARAN BERKELANJUTAN
03. Survey Iklim Kerja
PENCEGAHAN PELECEHAN SEKSUAL & PERUNDUNGAN
Poin Utama untuk Manajer:
Rasa hormat bukan sekadar kebijakan — tetapi sebuah budaya. Dan manajer adalah penjaga dari budaya tersebut.
POST QUIZ
SOCIAL
MEDIA
Archipelago International
@archipelagointernational
@archipelagointl
Archipelago International
CONTACT
US
CORPORATE OFFICE
Wisma Staco, 3rd Floor
Jl. Casablanca Kav. 18 Jakarta 12870
Indonesia
T: + 62 21 831 8800
archipelagohotels.com
THANK YOU