1 of 34

BAB 8DRAMA-DRAMA KEHIDUPAN

Dafa Bintang Raksa 2019

2 of 34

A. Mendalami Unsur-unsur Drama

Dafa Bintang Raksa 2019

3 of 34

1. Karakteristik Drama

Perhatikanlah teks berikut!

Ketika Pangeran Mencari Istri

Suatu ketika, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah seorang raja yang bijaksana. Namanya Raja Henry. Raja Henry memiliki seorang anak bernama Pangeran Arthur. Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda pengembara. Ia datang ke kerajaan dan menemui Pangeran yang sedang melamun di taman istana.

Pengembara : ”Selamat pagi, Pangeran Arthur!”

Pangeran Arthur : ”Selamat pagi. Siapakah kau?”

Pengembara : ”Aku pengembara biasa. Namaku Theo. Kudengar, Pangeran sedang bingung memilih calon istri?”

Pangeran Arthur : ”Ya, aku bingung sekali. Semua wanita yang dikenalkan padaku, tidak ada yang menarik hati. Ada yang cantik, tapi berkulit hitam. Ada yang putih, tetapi bertubuh pendek. Ada yang bertubuh semampai, berwajah cantik, tetapi tidak bisa membaca. Aduuh!”

Pengembara : ”Hmm, bagaimana kalau kuajak Pangeran berjalan-jalan sebentar. Siapa tahu di perjalanan nanti Pangeran bisa menemukan jalan keluar.”

Pangeran Arthur : ”Ooh, baiklah.”

Mereka berdua lalu berjalan-jalan ke luar istana. Theo mengajak Pangeran ke daerah pantai. Di sana mereka berbincang-bincang dengan seorang nelayan. Tak lama kemudian nelayan itu mengajak pangeran dan Theo ke rumahnya.

Nelayan : ”Istriku sedang memasak ikan bakar yang lezat. Pasti Pangeran menyukainya.”

Istri nelayan : (Datang dari dapur untuk menghidangkan ikan bakar).

”Silakan Tuan-tuan nikmati makanan ini.”(Kembali lagi ke dapur)

Pengembara : ”Wahai, Nelayan! Mengapa engkau memilih istri yang bertubuh pendek?”

Nelayan : (Tersenyum). ”Aku mencintainya. Lagi pula, walau tubuhnya pendek, hatinya sangat baik. Ia pun pandai memasak.”

Dafa Bintang Raksa 2019

Pangeran Arthur : (Mengangguk-angguk)

Selesai makan, Pangeran Arthur dan pengembara itu berterima kasih dan melanjutkan perjalanan. Kini Theo dan Pangeran Arthur sampai di rumah seorang petani. Di sana mereka menumpang istirahat. Mereka beberapa saat bercakap dengan Pak Tani. Lalu, keluarlah istri Pak Tani menyuguhkan minuman dan kuekue kecil. Bu Tani bertubuh sangat gemuk. Pipinya tembam dan dagunya berlipatlipat. Kemudian, Bu Tani pergi ke sawah,

Pengembara : ”Pak Tani yang baik hati. Mengapa kau memilih istri yang gemuk?”

Pak Tani : (Tersenyum). ”Ia adalah wanita yang rajin. Lihatlah, rumahku bersih sekali, bukan? Setiap hari ia membersihkannya dengan teliti. Lagipula, aku sangat mencintainya.”

Pangeran Arthur : (Mengangguk-angguk).

Pangeran dan Theo lalu pamit, dan berjalan pulang ke Istana. Setibanya di Istana, mereka bertemu seorang pelayan dan istrinya. Pelayan itu amat pendiam, sedangkan istrinya cerewet sekali.

Pengembara : ”Pelayan, mengapa kau mau beristrikan wanita sebawel dia?”

Pelayan : ”Walaupun bawel, dia sangat memperhatikanku. Dan aku sangat mencintainya.”

Pangeran Arthur : (Mengangguk-angguk). ”Kini aku mengerti. Tak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan calon istriku. Yang penting, aku mencintainya dan hatinya baik.”

Pengembara : (Bernapas lega, lalu lalu membuka rambutnya yang ternyata palsu. Rambut aslinya ternyata panjang dan keemasan. Ia juga membuka kumis dan jenggot palsunya. Kini di hadapan Pangeran ada seorang puteri yang cantik jelita.) ”Pangeran, sebenarnya aku Puteri Rosa dari negeri tetangga. Ibunda Pangeran mengundangku ke sini. Dan menyuruhku

melakukan semua hal tadi. Mungkin ibundamu ingin menyadarkanmu.”

Pangeran Arthur : (Sangat terkejut). ”Akhirnya aku dapat menemukan wanita yang cocok untuk menjadi istriku.”

Pangeran Arthur dan Puteri Rosa akhirnya menikah dan hidup bahagia selamanya.

(Disadur dari cerita Sa’adutul Hurriyah dalam Bobo, No. 8/XXVIII)

4 of 34

Teks tersebut merupakan contoh drama, yakni suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan. Drama juga diartikan sebagai karya seni yang dipentaskan.

Ciri utama drama sebagai berikut.

(1) Berupa cerita.

(2) Berbentuk dialog.

(3) Bertujuan untuk dipentaskan.

Dafa Bintang Raksa 2019

5 of 34

Istilah drama sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Hal itu terbukti dengan istilah-istilah yang sudah biasa kita gunakan, yang pengertiannya hampir sama dengan pengertian drama. Berikut istilah-istilah yang merujuk pada pengertian drama tradisional masyarakat.

Dafa Bintang Raksa 2019

6 of 34

b. Lakon

Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.

c. Tonil

Istilah tonil berasal dari bahasa Belanda toneel, yang artinya ’pertunjukan’. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.

d. Sendratari

Sendratari kepanjangan dari seni drama dan tari. Sendratari berarti pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.

e. Tablo

Tablo merupakan drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.

Dafa Bintang Raksa 2019

7 of 34

2. Unsur-unsur Drama

Perhatikan kembali teks drama di depan. Tampak bahwa teks tersebut memiliki banyak kesamaan dengan jenis-jenis teks lainnya yang berbentuk cerita. Selain tema dan amanat, drama dibentuk oleh unsur-unsur seperti : alur, penokohan, latar, dan unsur-unsur lainnya.

Dafa Bintang Raksa 2019

8 of 34

a. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita.

Alur drama mencakup bagian-bagian

  1. pengenalan cerita;
  2. konflik awal;
  3. perkembangan konflik; dan
  4. penyelesaian.

Dafa Bintang Raksa 2019

9 of 34

b. Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang di dalam menggambarkan karakter tokoh. Dalam pementasan drama, drama mempunyai posisi yang penting. Tokohlah yang mengaktualisasikan naskah drama di atas pentas. Tokoh yang didukung oleh latar peristiwa dan aspek-aspek lainnya akan menampilkan cerita dan pesan-pesan yang ingin disampaikan. Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh pembantu.

  1. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama.
  2. Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama.
  3. Tokoh utama setidaknya ditandai oleh empat hal, yaitu (1) paling sering muncul dalam setiap adegan; (2) menjadi sentral atau pusat perhatian tokohtokoh yang lain; (3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat dihubungkan dengan peran tokoh utama; dan (4) dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan dengan peran tokoh utama.

Dafa Bintang Raksa 2019

10 of 34

Dari segi perwatakannya, tokoh dan perannya dalam pementasan drama terdiri empat macam, yaitu tokoh berkembang, tokoh pembantu, tokoh statis, dan tokoh serbabisa.

  1. Tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perkembangan nasib atau watak selama pertunjukan. Misalnya, tokoh yang awalnya seorang yang baik, pada akhirnya menjadi seorang yang jahat.
  2. Tokoh pembantu adalah tokoh yang diperbantukan untuk menyertai, melayani, atau mendukung kehadiran tokoh utama. Tokoh pembantu memerankan suatu bagian penting dalam drama, tetapi fungsinya tetap sebagai tokoh pembantu.
  3. Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan karakter dari awal hingga akhir dalam dalam suatu drama. Misalnya, seorang tokoh yang berkarakter jahat dari awal drama akan tetap bersifat jahat di akhir drama.
  4. Tokoh serbabisa adalah tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain. Misalnya, tokoh yang berperan sebagai seorang raja, tetapi ia juga berperan sebagai seorang pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.

Dafa Bintang Raksa 2019

11 of 34

c. Dialog

Dalam sebuah dialog itu sendiri, ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan. Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang, dan kramagung.

  • 1) Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau antagonis.
  • 2) Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.
  • 3) Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).

Dafa Bintang Raksa 2019

12 of 34

d. Latar

Latar adalah keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar dalam drama dinyatakan dalam petunjuk pementasan. Bagian itu disebut dengan kramagung. Latar juga dapat dinyatakan melalui percakapan para tokohnya. Dalam pementasannya, latar dapat dinyatakan dalam tata panggung ataupun tata cahaya.

Dafa Bintang Raksa 2019

13 of 34

e. Bahasa

Bahasa merupakan media komunikasi antartokoh. Bahasa juga bisa menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi. Apabila disajikan dalam bentuk pementasan, drama memiliki unsur lainnya, yakni sarana pementasan, seperti panggung, kostum, pencahayaan, dan tata suara.

Dafa Bintang Raksa 2019

14 of 34

B. Menafsirkan Kembali Isi Drama

Dafa Bintang Raksa 2019

15 of 34

1. Ada Drama dalam ”Tayangan” Sehari-hari

Menonton televisi merupakan kegiatan yang biasa kamu lakukan sehari-hari, bukan? Menonton film kartun atau sinetron di televisi tidak jauh berbeda dengan kegiatan menyaksikan pementasan drama di gedung-gedung pertunjukan. Ketika itu, kita berperan sebagai penikmat. Dengan demikian, lakukanlah kegiatan menonton seperti itu sebagai kegiatan dan menyenangkan. Namun, pada saat itu tidak berarti kita tidak boleh melakukan kegiatankegiatan lain. Seperti halnya menikmati makanan, ketika itu kita bisa menyatakan bahwa makanan itu enak atau tidak enak, keasinan atau kepedasan. Ketika menikmati tayangan film pun kita tidak sekadar memperoleh hiburan, kita pun dapat memperoleh sejumlah pelajaran hidup yang dapat pula kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita pun perlu bersikap kritis atau melakukan penilaianpenilaian terhadap tayangan itu atas baik buruknya terhadap kita sebagai penontonnya.

Dafa Bintang Raksa 2019

16 of 34

2. Tanggapan untuk Pementasan Drama

Sebuah pementasan, semacam drama, dapat kita saksikan melalui televisi. Namun, istilahnya bukan drama, tetapi sinetron atau film. Pada zaman dulu pementasan drama itu kita dengarkan melalui radio. Sekarang dapat pula kita nikmati melalui android dari youtube pada laman-laman internet. Namun, pementasan yang hanya diperdengarkan, bahkan yang melalui tayangan televisi dan android pun, tidak semenarik drama melalui pementasan dari panggungpanggung secara langsung. Melalui drama panggung, yang terlibat dalam kegiatan tersebut tidak hanya indra pendengaran. Dalam acara itu, kita pun dapat menyaksikan ekspresi, gerak laku tokoh, dekorasi panggung, serta konstum para pemainnya. Dengan demikian, penikmatan kita terhadap pementasan drama itu lebih lengkap daripada melalui media lainnya.

Imajinasi kita tentang cerita drama akan lebih terbantu. Melalui pementasan itu kita tidak perlu membayangkan sifat para tokohnya. Kita pun tidak akan banyak kesulitan dalam memahami jalan setting dan ceritanya. Semuanya telah divisualisasikan oleh sang sutradara dalam pementasan itu. Akan banyak kesan yang menarik dari suatu pementasan drama. Ketertarikan itu bisa karena ceritanya yang mendebarkan, para pemainnya, settingnya, atau hal-hal yang lain. Kesan-kesan kemungkinan besar tidak selalu sama antara penonton yang satu dengan yang lainnya. Hal ini bergantung pada pemahaman dan pengalaman masing-masing.

Dafa Bintang Raksa 2019

17 of 34

C. Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Drama

Dafa Bintang Raksa 2019

18 of 34

1. Struktur Teks Drama

Struktur drama yang berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut.

  • a. Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara. Bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita (dalang) untuk menjelaskan gambaran para pemain, gambaran latar, dan sebagainya.
  • b. Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya.

Dafa Bintang Raksa 2019

19 of 34

Di dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dimulai dengan, orientasi, komplikasi, sampai dengan resolusi.

  • 1) Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang sudah atau sedang terjadi.
  • 2) Komplikasi, berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya: gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada bagian ini pula dapat diketahui watak tokoh utama (yang menyangkut protagonis dan antagonisnya).
  • 3) Resolusi, adalah bagian klimaks (turning point) dari drama, berupa babak akhir cerita yang menggambarkan penyelesaian atas konflikkonflik yang dialami para tokohnya. Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya.
  • c. Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita.

Dafa Bintang Raksa 2019

20 of 34

2. Kaidah Kebahasaan Drama

Sebagaimana yang tampak pada contoh drama tersebut kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda petik (”....”).

Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.

Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama tersebut bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah aku, saya, kami, kita, kamu. Adapun kata sapaan, misalnya, anak-anak, ibu.

Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya kata-kata tidak baku dan kosakata percakapan, seperti kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan kalimat seru, suruhan, pertanyaan.

Dafa Bintang Raksa 2019

21 of 34

Perhatikan contoh berikut!

1. Selamat pagi, Anak-anak!

2. Selamat pagi, Buuuuuu!

3. Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda!

4. Arga, kenapa sih kamu selalu usil?

5. Kenapa kamu selalu mengejek aku?

6. Memangnya kamu suka kalau diejek?

7. Aduh…maaf deh! Kamu marah ya, In?

Dafa Bintang Raksa 2019

22 of 34

Dafa Bintang Raksa 2019

Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.

    • Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
    • Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
    • Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti : merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
    • Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat.

23 of 34

Jendela Bahasa

Kalimat Tanya

Kalimat tanya (introgatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat tanya digunakan ketika ingin mengetahui barang, orang, waktu, tempat, cara, dan yang lainnya. Perhatikan contoh penggunaannya dalam penggalan wacana di bawah ini.

1) Di antara kerumunan muncullah seorang lelaki muda mendekati ibu tadi lalu berjongkok.

2) ”Ibu mau pergi ke mana?”

3) ”Aku mau pulang,” katanya dengan nada lemah.

4) ”Pulang ke mana?”

5) ”Sebenarnya aku sudah mengunjungi rumah kakakku, tetapi tidak ada di rumah.”

6) ”Memangnya rumah ibu di mana?”

7) ”Rumahku jauh di Garut. Eh, ehm… anu.”

8) ”Ada apa Bu?”

9) ”Be… be… begini, Jang.”

10) ”Aku butuh uang untuk ongkos pulang.”

11) ”Uangku habis bahkan untuk membeli minum pun tidak ada.”

(Sumber: Cerpen “Ibuku Sayang, Ibuku Malang” oleh Lina Budiarti).

Dafa Bintang Raksa 2019

24 of 34

Kalimat tanya dinyatakan dengan kalimat nomor 2), 4), 6), dan 8). Selain ditandai oleh tanda tanya (?), kalimat itu disertai dengan kata tanya mana dan apa. Meskipun demikian, kalimat tanya ada pula yang tidak disertai dengan kata tanya. Perhatikan contoh sebagai berikut.

a. Kak Alam sudah kuliah?

b. Ini rumah Pak Kosasih?

c. Tadi malam hujan, ya?

Dafa Bintang Raksa 2019

25 of 34

Kalimat tanya pun banyak sekali ragamnya. Ada yang disebut dengan kalimat tanya retoris, kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ”ya” atau ”tidak”, kalimat tanya yang memiliki tujuan selain bertanya. Berikut contoh-contohnya

a. Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak.

Kalimat ini biasa digunakan untuk tujuan klarifikasi atau meminta kepsatian. Contoh:

1) Jadi, betul para petani di sini mengalami gagal panen?

2) Katanya Anda mau menanam sayur-sayuran di lahan ini?

b. Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. (pertanyaan retoris) Contoh:

1) Petani mana yang tidak ingin untung dari usahanya?

2) Siapa sih yang berharap usahanya merugi terus?

c. Kalimat tanya yang memiliki tujuan selain bertanya.

Dari segi tujuannya kalimat ini serupa dengan kalimat perintah. Kalimat itu sesungguhnya berisikan suruhan, permintaan, ajaan, rayuan, sindiran, sanggahan. Contoh:

1) Mau tidak kamu mengambil benih itu di rumah Pak Lurah? (permintaan, suruhan).

2) Kamu mau kan bekerja di kebun saya? (ajakan)

3) Masa seorang petani sekadar untuk menanam padi pun tidak bisa? (sindiran)

Dafa Bintang Raksa 2019

26 of 34

D. Menulis Teks Drama

Dafa Bintang Raksa 2019

27 of 34

1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada

Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidak begitu sulit. Hal ini karena ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Kamu hanya mengubah formatnya ke dalam bentuk dialog. Seperti yang kamu ketahui bahwa ciri utama drama adalah bentuk penyajiannya berbentuk dialog. Oleh karena itu, tugas kamu dalam hal ini adalah mengubah seluruh rangkaian cerita yang adadalam novel ke dalam bentuk dialog. Adapun dalam dialog itu, ada tiga unsur yang tidak boleh dilupakan, yakni tokoh, wawancang, dan kramagung.

1. Tokoh adalah pelaku yang mengujarkan dialog itu.

2. Wawancang adalah dialog itu sendiri atau percakapan yang diujarkan oleh tokoh.

3. Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh.

Dafa Bintang Raksa 2019

28 of 34

2. Naskah Drama dengan Orisinalitas Ide

Naskah drama dapat dibuat berdasarkan karya yang sudah ada, misalnya dari dongeng, cerpen, novel, biografi, dan sumber-sumber lain. Akan lebih baik, apabila naskah itu dibuat sendiri, berdasarkan imajinasi dan pengalaman sendiri, sehingga hasilnya lebih orisinal. Langkah-langkah penulisannya tidak jauh berbeda dengan ketika menulis cerpen, puisi, ataupun karya-karya fiksi lain. Langkah pertama adalah menentukan topik, yakni berupa suatu peristiwa yang menarik dan memiliki konflik yang kuat. Kedua, menentukan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya serta karakternya. Ketiga, membuat kerangka alur, yang menarik dan tidak mudah ditebak (penuh kejutan). Keempat, mengembangkan kerangka itu ke dalam dialog-dialog dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaannya yang tepat.

a. Struktur drama meliputi prolog, dialog, dan epilognya. Dalam dialog ada bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi.

b. Kaidah kebahasaan ditandai oleh kalimat-kalimat langsung dengan pilihan kata yang menggambarkan karakter tokoh dan situasi percakapannya.

Dafa Bintang Raksa 2019

29 of 34

3. Pementasan Karya Sendiri

Belum sempurna tentunya kalau naskah yang telah kamu buat itu tidak dipentaskan. Oleh karena itu, perhatikan langkah-langkah pementasan drama berikut.

a. Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah yang akan dipentaskan. Tujuannya agar semua calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan.

b. Reading. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat mengenal masing-masing peran.

c. Casting. Melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar peran yang akan dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.

d. Mendalami peran yang akan dimainkan. Pendalaman peran dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan. Misalnya, peran itu sebagai seorang tukang jamu, lakukanlah pengamatan terhadap kebiasaan dan cara kehidupan para tukang jamu.

e. Blocking. Sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain. Misalnya, dari mana seorang pemain harus muncul dan dari mana mereka berada ketika dialog dimainkan.

f. Running. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.

g. Gladi resik atau latihan terakhir sebelum pentas. Semua bermain dari awal sampai akhir melakukan latihan akhir; tanpa ada kesalahan lagi.

h. Pementasan. Semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung sudah lengkap.

Dafa Bintang Raksa 2019

30 of 34

  • Bagaimana tingkat penguasaanmu terhadap materi-materi dalam bab ini!

Dafa Bintang Raksa 2019

31 of 34

Berilah tanda silang pada satu jawaban yang paling benar!

1. Mereka berdua lalu berjalan-jalan ke luar istana. Theo mengajak Pangeran ke daerah pantai. Di sana mereka berbincang-bincang dengan seorang nelayan. Tak lama kemudian nelayan itu mengajak pangeran dan Theo ke rumahnya.

Nelayan : ”Istriku sedang memasak ikan bakar yang lezat. Pasti Pangeran menyukainya.”

Istri nelayan : (Datang dari dapur untuk menghidangkan ikan bakar).

”Silakan Tuan-tuan nikmati makanan ini.”(Kembali lagi ke dapur)

Pengembara : ”Wahai, Nelayan! Mengapa engkau memilih istri yang bertubuh pendek?”

Nelayan : (Tersenyum). ”Aku mencintainya. Lagi pula, walau tubuhnya pendek, hatinya sangat baik. Ia pun pandai memasak.”

Pangeran Arthur : (Mengangguk-angguk)

Suasana yang tergambar dari penggalan naskah di atas adalah....

  1. Santai
  2. Tegang
  3. Haru
  4. Seram

2. Latar tempat pada kutipan di atas adalah....

  • Rumah pangeran
  • Rumah nelayan
  • Rumah istana
  • Rumah Theo

Dafa Bintang Raksa 2019

32 of 34

3. Tokoh-tokoh dalam kutipan drama tersebut adalah....

  1. Pangeran, nelayan, istri Theo, Theo
  2. Pangeran, Istri pangeran, nelayan, Theo
  3. Pangeran, nelayan, istri nelayan, Theo
  4. Pangeran, Theo, istri nelayan

4. Perhatikan penggalan percakapan berikut!

Pengembara : ”Pelayan, mengapa kau mau beristrikan wanita sebawel dia?”

Pelayan : ”Walaupun bawel, dia sangat memperhatikanku. Dan aku sangat mencintainya.”

Pangeran Arthur : (Mengangguk-angguk). ”Kini aku mengerti. Tak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan calon istriku. Yang penting, aku mencintainya dan hatinya baik.”

Penggalan dialog di atas diucapkan dengan ekspresi....

  1. Ramah
  2. Gembira
  3. Sedih
  4. Marah

5. Apakah watak tokoh pelayan....

a. baik

b. jahat

c. sombong

d. cerewet

Dafa Bintang Raksa 2019

33 of 34

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!

1. Apa yang dimaksud dengan drama?

2. Jelaskan unsur-unsur drama!

3. Perhatikan kutipan naskah drama berikut!

Maya : Pokoknya, ibu harus setuju!

Ibu : ( menarik napas panjang kecewa)

Dengan apa ibu membayarnya?

Maya : (terkejut dan gugup) kan masih lama,ibu.

Ibu : biaya kursus cukup besar, Maya.

Maya : (...)

Ibu : (dengan tersenyum) Nah, begitu. Ini baru putri ibu.

Lengkapilah dialog rumpang pada naskah tersebut!

4. Identifikasi tokoh dan penokohan pada teks drama pada soal nomor 3!

5. Apa yang dimaksud dengan epilog?

Dafa Bintang Raksa 2019

34 of 34

Sekian

Dafa Bintang Raksa 2019