Kemampuan dasar yang akan anda miliki setelah mempelajari bab ini adalah sebagai berikut.
Ciri-ciri Gelombang Cahaya
√µ₀ε₀
1
Maxwell berhasil menetukan cepat rambat gelombang elektromagnetik c,
c = = 3 x 10⁸ m/s
µ₀ = permeabilitas vakum = 4π 10⁻⁷ Wb A⁻¹ m⁻¹ dan ε₀
E= cB
Polarisasi Cahaya
Gelombang cahaya termasuk gelombang transversal, sehingga mengalami gejala polarisasi
Gelombang cahaya memiliki arah getaran medan listrik dan medan megnetik yang saling tegak lurus
Polaris cahaya adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya
Polaris dengan Penyerapan Selektif
Teknik berdasarkan penyerapan arah getar disebut polarisasi dengan penyerapan selektif.
Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tak berpolarisasi ( cahaya alami ).
Analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi.
E₂ = E cos θ
Menurut hukum malus,
I₂ = I₁ cos² θ = ½ I₀ cos²θ
I₁ = ½I₀
Polarisasi dengan Pemantulan
3 kemungkinan yang terjadi pada cahaya yang di pantulkan,
Sudut datang yang menghasilkan sinar pantul terpolarisasi sempurna disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster.
tan θB =
tan θB = atau tan θB = n
n₁
n₂
1
n
Polaroid dengan Pembiasan Ganda
Polarisasi dengan Hamburan
Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel disebut hamburan.
Mengapa langit biru ?
Peristiwa ini di sebabkana oleh hamburan cahaya. Cahaya biru memiliki frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi merah, maka cahaya biru dihamburkan lebih banyak daripada cahaya merah.
Zat pemutar bidang polarisasi
Zat yang dapat memutar bidang polarisasi cahaya disebut zat optik aktif
Efek Doppler pada Gelombang Elektromagnetik
Pergeseran Doppler dari gelombang cahaya yang di hasilkan oleh gerak bintang atau galaksi, dapat ditentukan arah dan besar kecepatan gerak bintang maupun galaksi terhadap bumi.
C
V rel
Efek Doppler gelombang elektromagnetik
fp = fs ( 1 ± )
Difraksi Cahaya
Analisis Kuantitatif Difraksi Celah Tunggal
Pita gelap ke-n terjadi jika
d sin θ = n λ ;
dengan n = 1, 2, 3, . . .
Difraksi Celah Tunggal
Perbesaran Sistem Alat Optik Dibatasi oleh Difraksi
Kriteria Rayleigh, dua benda titik dapat di pisahkan (dibedakan) jika pusat dari pola difraksi benda titik pertama berimpit dengan minimum pertama dari difraksi benda titik kedua
Jarak pisah terpendek dari dua benda titik dimana bayangan yang dihasilkannya masih dapat ditampilkan sebagai dua titik terpisah disebut batas resolusi atau daya urai
D
λ
Sudut resolusi minimum
θm = 1,22
Daya Urai
Interferensi Cahaya
Ketika kedua gelombang yang berpadu sefase (beda fase = 0, 2π, 4π, . . . Atau beda lintasan = 0, λ, 2λ, 3λ, . . .) terjadi interferensi konstruktif.
Kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase (beda fase = π, 3π, 5π, . . . Atau beda lintasan = ½λ, 1½λ, 2½λ, . . .) terjadi interferensi destruktif.
Bagaimanakah cara menghasilkan pasangan sumber cahaya koheren?
Interferensi Celah Ganda
Pita-pita terang dan gelap bergantian dengan jarak pisah yang seragam di kenal sebagai interferensi Young.
Analisis Kuantitatif Interferensi Celah Ganda Young
Interferensi maksimum ( pita terang )
ΔS = d sin θ = n λ ; dengan n = 0, 1, 2, 3, . . .
Interferensi minimum (pita gelap )
ΔS = d sin θ = ( n + ½ ) λ ; dengan n = 0, 1, 2, 3, . . .
Jarak Pita Terang atau Pita Gelap ke-n dari Terang Pusat
L
yd
Untuk pita terang
= nλ; dengan n = 0, 1, 2, 3, . . .
Untuk pita gelap
= ( n + ½ ) λ; n = 0, 1, 2, . . .
L
yd
Jarak antara Pita Terang dan Pita Gelap yang Berdekatan ( Δy )
2d
Lλ
Jarak antara pita terang dan pita gelap yang berdekatan
Δy =
Interferensi pada Lapisan Tipis
Bagaimana jika cahaya polikromatis jatuh pada lapisan tipis ?
Cahaya polikromatis, mengalami interferensi konstruktif pada lapisan berbeda. Pola interferensi yang di hasilkan adalah warna pelangi
Syarat interferensi konstruktif lapisan tipis
2 nt = ( m + ½ ) λ ; m = 0, 1, 2, . . .
Interferensi konstruktif
ΔS = 2t = ( m + ½ ) λ; m = 0, 1, 2, 3, . .
Kisi Difraksi
Bagaimanakah Rumus untuk Kisi Difraksi ?
Garis terang kisi difraksi
ΔS = d sin θ = n λ ; n = 0, 1, 2, . . .
N
1
Tetapan kisi
d =