1 of 24

2 of 24

Kemampuan dasar yang akan anda miliki setelah mempelajari bab ini adalah sebagai berikut.

  • Dapat mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang cahaya
  • Dapat menerapkan konsep dan prinsip gelombang cahaya dalam teknologi
  1. Ciri-ciri Gelombang Cahaya
  2. Difraksi Cahaya
  3. Interferensi Cahaya

3 of 24

Ciri-ciri Gelombang Cahaya

√µ₀ε₀

1

Maxwell berhasil menetukan cepat rambat gelombang elektromagnetik c,

c = = 3 x 10⁸ m/s

µ₀ = permeabilitas vakum = 4π 10⁻⁷ Wb A⁻¹ m⁻¹ dan ε₀

E= cB

4 of 24

5 of 24

Polarisasi Cahaya

Gelombang cahaya termasuk gelombang transversal, sehingga mengalami gejala polarisasi

Gelombang cahaya memiliki arah getaran medan listrik dan medan megnetik yang saling tegak lurus

Polaris cahaya adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya

6 of 24

Polaris dengan Penyerapan Selektif

Teknik berdasarkan penyerapan arah getar disebut polarisasi dengan penyerapan selektif.

Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tak berpolarisasi ( cahaya alami ).

Analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi.

E₂ = E cos θ

7 of 24

Menurut hukum malus,

I₂ = I₁ cos² θ = ½ I₀ cos²θ

I₁ = ½I₀

8 of 24

Polarisasi dengan Pemantulan

3 kemungkinan yang terjadi pada cahaya yang di pantulkan,

  1. Cahaya pantul tak terpolarisasi
  2. Cahaya pantul terpolarisasi sebagaian
  3. Cahaya pantul terpolarisasi sempurna ( seluruhnya )

9 of 24

Sudut datang yang menghasilkan sinar pantul terpolarisasi sempurna disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster.

tan θB =

tan θB = atau tan θB = n

n₁

n₂

1

n

10 of 24

Polaroid dengan Pembiasan Ganda

11 of 24

Polarisasi dengan Hamburan

Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel disebut hamburan.

Mengapa langit biru ?

Peristiwa ini di sebabkana oleh hamburan cahaya. Cahaya biru memiliki frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi merah, maka cahaya biru dihamburkan lebih banyak daripada cahaya merah.

12 of 24

Zat pemutar bidang polarisasi

Zat yang dapat memutar bidang polarisasi cahaya disebut zat optik aktif

13 of 24

Efek Doppler pada Gelombang Elektromagnetik

Pergeseran Doppler dari gelombang cahaya yang di hasilkan oleh gerak bintang atau galaksi, dapat ditentukan arah dan besar kecepatan gerak bintang maupun galaksi terhadap bumi.

C

V rel

Efek Doppler gelombang elektromagnetik

fp = fs ( 1 ± )

14 of 24

Difraksi Cahaya

Analisis Kuantitatif Difraksi Celah Tunggal

Pita gelap ke-n terjadi jika

d sin θ = n λ ;

dengan n = 1, 2, 3, . . .

Difraksi Celah Tunggal

15 of 24

Perbesaran Sistem Alat Optik Dibatasi oleh Difraksi

Kriteria Rayleigh, dua benda titik dapat di pisahkan (dibedakan) jika pusat dari pola difraksi benda titik pertama berimpit dengan minimum pertama dari difraksi benda titik kedua

Jarak pisah terpendek dari dua benda titik dimana bayangan yang dihasilkannya masih dapat ditampilkan sebagai dua titik terpisah disebut batas resolusi atau daya urai

D

λ

Sudut resolusi minimum

θm = 1,22

16 of 24

Daya Urai

17 of 24

Interferensi Cahaya

Ketika kedua gelombang yang berpadu sefase (beda fase = 0, 2π, 4π, . . . Atau beda lintasan = 0, λ, 2λ, 3λ, . . .) terjadi interferensi konstruktif.

Kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase (beda fase = π, 3π, 5π, . . . Atau beda lintasan = ½λ, 1½λ, 2½λ, . . .) terjadi interferensi destruktif.

18 of 24

Bagaimanakah cara menghasilkan pasangan sumber cahaya koheren?

  1. Sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal (satu celah)
  2. Dapatkan sumber-sumber koheren maya dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan saja atau pemantulan dan pembiasan
  3. Gunakan sinar laser sebagai penghasil cahaya koheren

19 of 24

Interferensi Celah Ganda

Pita-pita terang dan gelap bergantian dengan jarak pisah yang seragam di kenal sebagai interferensi Young.

20 of 24

Analisis Kuantitatif Interferensi Celah Ganda Young

Interferensi maksimum ( pita terang )

ΔS = d sin θ = n λ ; dengan n = 0, 1, 2, 3, . . .

Interferensi minimum (pita gelap )

ΔS = d sin θ = ( n + ½ ) λ ; dengan n = 0, 1, 2, 3, . . .

21 of 24

Jarak Pita Terang atau Pita Gelap ke-n dari Terang Pusat

L

yd

Untuk pita terang

= nλ; dengan n = 0, 1, 2, 3, . . .

Untuk pita gelap

= ( n + ½ ) λ; n = 0, 1, 2, . . .

L

yd

22 of 24

Jarak antara Pita Terang dan Pita Gelap yang Berdekatan ( Δy )

2d

Jarak antara pita terang dan pita gelap yang berdekatan

Δy =

23 of 24

Interferensi pada Lapisan Tipis

Bagaimana jika cahaya polikromatis jatuh pada lapisan tipis ?

Cahaya polikromatis, mengalami interferensi konstruktif pada lapisan berbeda. Pola interferensi yang di hasilkan adalah warna pelangi

Syarat interferensi konstruktif lapisan tipis

2 nt = ( m + ½ ) λ ; m = 0, 1, 2, . . .

Interferensi konstruktif

ΔS = 2t = ( m + ½ ) λ; m = 0, 1, 2, 3, . .

24 of 24

Kisi Difraksi

Bagaimanakah Rumus untuk Kisi Difraksi ?

Garis terang kisi difraksi

ΔS = d sin θ = n λ ; n = 0, 1, 2, . . .

N

1

Tetapan kisi

d =