1 of 29

Literasi, Hobi, dan Pengembangan Diri

Oleh

Prof. Dr. Ngainun Naim

www.spirit-literasi.id

www.ngainun-naim.blogspot.com

Email: naimmas22@gmail.com

2 of 29

Prof. Dr. Ngainun Naim, lahir di Tulungagung pada 19 Juli 1975. Sehari-hari menjadi dosen di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Menyukai dunia membaca, menulis, dan meneliti. Menulis beberapa buku dalam bidang Studi Islam dan Literasi. Beberapa buku yang sudah dihasilkan: Menulis Itu Mudah (2021), Literasi dari Brunei Darussalam (2020), Proses Kreatif Penulisan Akademik (2018), dan The Power of Writing (2016). Mengelola web: https//spirit-literasi.id.

Penulis bisa dihubungi di: 081311124546

3 of 29

4 of 29

Pentingnya Literasi

  • Literasi adalah jalan bagi kemajuan umat manusia dan alat bagi setiap pria, wanita, dan anak-anak untuk mewujudkan potensi dirinya (Kofi Annan, Sekjend PBB 1997-2006).
  • Literasi adalah sebuah praktik sosial yang melibatkan kegiatan berbicara, menulis, membaca, menyimak dalam proses memproduksi ide dan mengkonstruksi makna yang terjadi dalam konteks budaya yang spesifik. Menjadi literat bermakna seseorang dapat menggunakan potensinya untuk berpartisipasi secara optimal dalam lingkungan sosial dan komunitasnya (Sofie Dewayani, Menghidupkan Literasi di Ruang Kelas, Yogyakarta: Kanisius, 2017, 12).

5 of 29

Belajar Sepanjang Hidup

  • Belajar, termasuk belajar menulis, harus dilakukan seumur hidup. Tujuannya adalah untuk mengembangkan diri . Jika ini dilakukan maka implikasinya luas dan mendalam karena tujuannya adalah meningkatkan diri (to be) secara penuh bersama lingkungannya, bukan sekadar upaya untuk mendapatkan kemajuan bagi dirinya sendiri (to have). Ajaran ini ternyata bisa menjadikan kita seperti sebuah batu yang dilemparkan ke air lalu membuat gelombang (longitudinal) yang berkembang terus ke arah laut, menjadikan manusia semakin terbuka dengan lingkungannya tanpa batas sampai menyatu dengan kosmis

6 of 29

7 of 29

Semua Bisa Menulis

  • Menulis itu kecakapan hidup, sama seperti berbicara dan menggambar. Hal ini bermakna bahwa semua orang, asal bisa membaca, pasti bisa menulis.
  • Guru sesungguhnya bisa menulis. Aktivitas sehari-harinya berkaitan erat dengan menulis.
  • Jika ingin lancar dalam karir atau studi dan mendapatkan kemajuan dalam hidup maka mengasah keterampilan menulis menjadi sebuah keharusan.

8 of 29

9 of 29

Survivor

“Zaman telah berubah. Anda dan saya benar-benar dikepung teks dan hanya keandalan literasi yang dapat membuat Anda dan saya menjadi penyintas (survivor) pada zaman tidak menentu ini” Bambang Trim, Menulis Saja, (Jakarta: Institut Penulis Indonesia, 2018), h. 16.

10 of 29

11 of 29

  • Kesulitan menulis biasanya disebabkan karena ”jam terbang” menulis yang belum tinggi. Karena itu agar kualitas tulisan semakin baik maka langkah yang paling efektif adalah meningkatkan ”jam terbang”.
  • Dasar meningkatkan jam terbang adalah rasa suka. Hobi. Sebuah aktivitas yang berdasarkan hobi tentu akan menimbulkan rasa senang saat melakukannya.

12 of 29

Kunci-kunci Menulis�(1)Niat yang Kuat

  • Menulis ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. Menulis adalah DUNIA PRAKTIK, bukan sekadar teori.
  • Salah satu kunci penting dalam menulis adalah niat yang kuat. Tanpa ada niat, mustahil orang bisa menulis.
  • Banyak orang yang memiliki laptop, HP, gadget, buku berlimpah, dan lingkungan kondusif tetapi tidak juga menulis. Ini terjadi karena—salah satunya—tidak ada niat yang kuat.
  • Niat yang kuat membuat seseorang tetap menulis meskipun hanya bermodalkan pena dan buku tulis. Jadi marilah kita tata kembali niat kita untuk berkarya.

13 of 29

14 of 29

(2) Mindset

  • Ada pendapat yang mengatakan bahwa menulis itu mudah. Ada juga yang berpendapat bahwa menulis itu sulit.
  • Saya berpendapat bahwa menulis itu sebenarnya mudah. Tinggal kita saja yang mengerjakannya. Pendapat bahwa menulis itu mudah penting ditanamkan agar dalam praktiknya betul-betul mudah.
  • Jika nanti menghadapi kesulitan, tetap ada semangat dan keyakinan untuk menyelesaikannya.
  • Menulis menjadi berat jika mindset yang terbangun memandang menulis itu sulit. Akibatnya, saat harus menulis itu seperti menghadapi siksaan yang berat.

15 of 29

(3) Tradisi Membaca

  • Mustahil seseorang bisa menulis jika jarang membaca. Menulis pada hakikatnya adalah mereproduksi dan mengembangkan hasil bacaan ke dalam bentuk tulisan. Semakin banyak bacaan maka semakin kaya perbendaharaan wawasan yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan.
  • Banyak orang beralasan tidak membaca karena sibuk, tidak punya waktu, dan berbagai alasan lainnya.
  • Jika ini terus dikembangkan maka selamanya tidak akan bisa menjadi penulis yang sesungguhnya.
  • Saya biasanya membaca sedikit demi sedikit. Saat membaca saya sediakan buku tulis. Hal-hal penting yang saya temukan saya catat dalam bahasa saya sendiri. Jika penting, kutipan langsung pun saya tulis.

16 of 29

(4) Ngemil

  • Menulis bisa dilakukan secara ngemil. Sedikit demi sedikit. Jika dilakukan secara konsisten, hasilnya akan lumayan.
  • Kata kuncinya adalah komitmen. Misalnya Anda menulis sehari satu halaman maka sebulan sudah 30 halaman. Itu jumlah yang cukup lumayan.
  • Mengubah hasil penelitian menjadi buku juga begitu. Cobalah lakukan secara perlahan. Jika sehari bisa satu sampai dua halaman maka 2-3 bulan ke depan sebuah buku akan menjadi karya Anda.

17 of 29

  • Di buku yang saya tulis, Proses Kreatif Penulisan Akademik (2017) saya menulis bahwa orang yang menulis sedikit demi sedikit secara konsisten akan memperoleh hasil yang mencengangkan. Karena itu “ngemil” ini sesungguhnya adalah formula ampuh dalam menghasilkan karya.
  • Tidak percaya? Coba saja selama 15 menit. Begitu ada jeda waktu 5 menit menulis lagi. Begitu seterusnya. Kalau bisa menjaga komitmen dan semangat maka hasilnya akan sangat luar biasa.
  • Komitmen dan semangat ini yang berat. Banyak dosen yang kehilangan komitmen saat kembali ke kehidupan sehari-hari di kampus. Dan baru muncul kesadaran untuk menulis saat terdesak untuk kebutuhan tertentu.

18 of 29

  • Menulis itu, menurut saya, juga merupakan bentuk perjuangan.
  • Agar kita bisa menghasilkan tulisan setiap hari dibutuhkan komitmen yang kuat.
  • Jika Anda ingin bisa menulis maka menulislah setiap hari. Ya, menulislah setiap hari, walaupun hanya satu paragraf.

19 of 29

(5) Praktik Menulis

  • Kualitas sebuah tulisan dipengaruhi oleh—salah satunya—seberapa sering kita menulis. Semakin sering menulis maka tulisan kita juga akan semakin bagus.
  • Beberapa orang mengeluh tentang sulitnya menulis. Mungkin ada di antara Bapak dan Ibu sekalian yang juga mengalaminya. Mengeluh itu tidak banyak artinya. Menulislah. Teruslah menulis. Jangan pedulikan kesulitan. Pokoknya menulis. Jika terus menulis maka kesulitan itu akan hilang dengan sendirinya. Minimal terkurangi.
  • Saya sendiri mewajibkan menulis setiap hari. Di HP ada fasilitas ColorNote yang bisa diunduh. Di aplikasi ini saya menulis setiap ada kesempatan. Tulisan kemudian saya transfer ke komputer, saya edit dan sempurnakan.

20 of 29

  • Saya juga sering menulis di buku tulis. Sedikit demi sedikit. Setelah cukup saya ketik atau diketik oleh staf.
  • Begitulah. Kita harus menulis setiap hari, meskipun hanya satu paragraf. Itulah jalan utama untuk menjadi penulis.
  • Teori menulis itu penting. Tapi tumpukan teori tanpa praktik bisa membuat kita menjadi orang kritis terhadap karya orang lain, meskipun kita sendiri tidak memiliki karya tulis.

21 of 29

  • Prof. Dr. Kuntowijoyo menyatakan bahwa kunci sukses menulis itu ada 6. Beliau menyebutnya dengan 6 M:
  • Pertama: menulis
  • Kedua: menulis
  • Ketiga: menulis
  • Keempat: menulis
  • Kelima: menulis
  • Keenam: menulis

22 of 29

(6) Menikmati Proses Menulis

  • Menulis harus dinikmati. Jangan sampai menulis itu menambah beban, apalagi menjadi penyebab stres.
  • Jujur, sesungguhnya ini tidak mudah. Tetapi jika terus dilatih, kita bisa kecanduan menulis.
  • Kecanduan? Ya. Menulis yang telah mendarahdaging bisa membuat orang ketagihan. Sehari tidak menulis serasa ada yang kurang sempurna dalam hidup ini.

23 of 29

(7) Free Writing

  • Menulis secara bebas.
  • Dibatasi oleh waktu.
  • Abaikan segenap aturan dan hambatan.
  • Tulis apa saja apa yang ada dalam pikiran sampai habis.
  • Jangan dibaca dan diedit dulu.
  • Lakukan secara rutin.

24 of 29

(8) Disiplin

  • Disiplin itu mudah diucapkan tetapi sulit dipraktikkan. Mungkin langkah awalnya dengan dipaksa. Lama-lama akan menjadi terbiasa.
  • Begitu juga dengan menulis. Menulis harus disiplin dilakukan. Tanpa disiplin, menulis sulit menjadi tradisi.
  • Para penulis yang banyak menghasilkan karya adalah orang yang memiliki disiplin yang tinggi.

25 of 29

(9) Jangan Mudah Menyerah

  • Banyak yang ingin bisa menulis, tetapi terhenti sebatas sebagai keinginan belaka.
  • Kunci penting menulis itu—salah satunya—adalah tidak mudah menyerah. Penulis yang berhasil semuanya memiliki mentalitas tahan banting.
  • Jika ingin sukses menulis jangan mudah menyerah. Mari terus berjuang untuk menghasilkan karya.

26 of 29

27 of 29

Bingung Mau Menulis Apa?

  • Menulis itu bukan hanya teori tetapi justru menekankan pada praktik.
  • Menulislah apa saja yang Anda ketahui. Tulis apa yang ada dalam pikiran. Jangan pikir apa yang akan ditulis.
  • Setiap mengisi acara tulis-menulis, saya harus bisa menjadi teladan. Karena itu, setiap acara pelatihan menulis menjadi media bagi saya untuk terus menulis. Mustahil para peserta bisa menulis dengan baik jika saya hanya berteori. Saya harus membuktikannya dengan contoh.

28 of 29

Injeksi Spirit Menulis

  • Para penulis hebat adalah mereka yang mau berbagi pengalamannya dalam menulis. Mungkin mereka sekadar menulis saja, tetapi jika tulisan mereka mampu menggerakkan orang lain untuk menulis, Insyaallah nilai kebaikannya akan terus mengalir

29 of 29

Energi Kata

  • Membaca dan menulis itu memiliki energi besar untuk merubah hidup kita. Jadi mari membaca, serap energinya, dan menjadi diri yang terus memiliki nilai tambah setiap hari. Setelah itu tulis dan kembangkan agar diri kita semakin berdaya.