1 sur 27

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Achmad Zainul Rozikin, M.Pd

achmadzainulrozikin@gmail.com

0813-9378-9966

Pembelajaran Daring Kolaboratif 2023

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

2 sur 27

TUJUAN PEMBELAJARAN

  • Mahasiswa mampu memahami pengertian filsafat
  • Mahasiswa mampu memahami tiga teori penjelasan dan susunan Pancasila
  • Mahasiswa mampu tingkatan nilai filsafat Pancasila

3 sur 27

PENGERTIAN FILSAFAT

Menurut Suhadi (2003:3), filsafat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu:

  • Aspek etimologi
  • Aspek historis
  • Aspek terminologi

4 sur 27

FILOSOFI DARI ASPEK ETIMOLOGIS

Bersumber dari istilah Yunani philein berarti mencintai, sedangkan philos berarti teman. Sedangkan sophos berarti bijaksana dan sophia berarti kebijaksanaan.

Jadi secara etimologis, Philosophia mengandung arti:

  • Cinta pada kebijaksanaan
  • Ingin tahu atau ingin tahu secara mendalam

5 sur 27

FILOSOFI DARI ASPEK HISTORIS

Digunakan oleh ahli matematika dan filsuf Yunani yaitu Pythagoras (582-496 SM). Pada masa itu semua ilmu pengetahuan atau semua disiplin ilmu disebut dengan filsafat.

Dalam perkembangan selanjutnya dari filsafat itu kemudian muncul berbagai cabang ilmu yang mandiri, sehingga filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan.

6 sur 27

FILOSOFI DARI ASPEK TERMINOLOGIS

Filsafat dipandang sebagai asas atau pendirian hidup yang kebenarannya telah diterima dan diyakini untuk dijadikan landasan dasar dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam dimaksudkan sebagai ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam guna menemukan esensinya atau hakikatnya.

7 sur 27

PERENUNGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya mengandung arti bahwa sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistematis, komprehensif, dan runtut.

8 sur 27

Masing-masing sila memiliki isi yang tersusun secara hierarkis dan sistematis. Masing – masing sila – sila Pancasila esensinya satu sama lain saling kait mengkait secara fungsional dan interaktif.

9 sur 27

TIGA TEORI PENJELASAN KESATUAN DAN SUSUNAN PANCASILA

  • Kesatuan Pancasila majemuk-tunggal yang bersifat organis
  • Bentuk susunan Pancasila hierarkis piramidal
  • Sila – sila Pancasila saling mengkualifikasi (saling mengisi).

10 sur 27

KESATUAN PANCASILA MAJEMUK-TUNGGAL YANG BERSIFAT ORGANIS

Pancasila susunannya terdiri atas bagian – bagian yang tidak terpisahkan dan masing – masing bagian mempunyai kedudukan dan fungsi tersendiri, yang meskipun berbeda tidak saling bertentangan, akan tetapi saling melengkapi, bersatu untuk terwujudnya keseluruhan, keseluruhan membina bagian – bagian.

Jika dihilangkan satu sila, hilanglah pula fungsi Pancasila itu, dan sebaliknya jika salah satu sila dilepas dari kesatuannya tidak berhubungan dengan yang lainnya, maka sila itu kehilangan kedudukan dan fungsinya.

11 sur 27

BENTUK SUSUNAN PANCASILA HIERARKIS PIRAMIDAL

  • Susunan sila – sila dari Pancasila tersusun secara hierarkis dan memiliki bentuk piramidal.
  • Bentuk susunan hierarkis piramidal Pancasila diartikan bahwa kesatuan bertingkat yang satu sila di muka sila lainnya merupakan basis atau pokok pangkalnya dan tiap sila merupakan pengkhususan dari sila di mukanya.

Presentation title

11

12 sur 27

13 sur 27

BENTUK SUSUNAN HIERARKIS PIRAMIDAL PANCASILA

Sila Pertama

Ketuhanan Yang Maha Esa meliputi dan menjiwai sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila Kedua

Kemanusiaan yang adil dan beradab diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila Ketiga

Persatuan Indonesia diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

14 sur 27

LANJUTAN...

Sila Keempat

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, meliputi dan menjiwai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila Kelima

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

15 sur 27

SILA – SILA PANCASILA SALING MENGKUALIFIKASI (SALING MENGISI)

Sila Pertama

Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila Kedua

Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah Kemanusiaan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila Ketiga

Persatuan Indonesia adalah Persatuan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

16 sur 27

LANJUTAN...

Sila Keempat

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan adalah Kerakyatan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila Kelima

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah Keadilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, dan yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

17 sur 27

Sudut Pandang Filsafat

dijelaskan

  • Kesatuan Pancasila majemuk-tunggal yang bersifat organis
  • Bentuk susunan Pancasila hierarkis piramidal
  • Sila – sila Pancasila saling mengkualifikasi (saling mengisi).

bersifat

Fungsional

  • Sila pertama menjadi fondasi dan memberikan landasan moral dan kerohanian bagi sila-sila berikutnya.
  • Urutan – urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap sila dibelakang sila lainnya merupakan pengkhususan daripada sila-sila yang di mukanya.

Pancasila yang Bulat

18 sur 27

TINGKATAN NILAI FILSAFAT PANCASILA

  • Nilai Dasar
  • Nilai Instrumental
  • Nilai Praksis

Presentation title

18

19 sur 27

NILAI DASAR

  • Nilai dasar yaitu asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat sedikit banyak mutlak.
  • Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • Sederhananya, nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
  • Nilai dasar itulah yang mendasari semua aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Presentation title

19

20 sur 27

NILAI KETUHANAN YANG MAHA ESA

  • Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta.
  • Nilai tersebut dapat dinyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, bukan bangsa yang atheis.
  • Nilai ketuhanan juga memiliki arti tentang pengakuan terhadap kebebasan memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, serta tidak ada paksaan bahkan diskriminasi antar umat manusia.

Presentation title

20

21 sur 27

NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

  • Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki arti
  • Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab bersumber dari Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • Kita harus bersikap adil terhadap sesama manusia, karena posisi kita sama-sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
  • Kita juga harus bersikap dengan adab yang baik.

Presentation title

21

22 sur 27

NILAI PERSATUAN INDONESIA

  • Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
  • Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama.
  • Negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam sauatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal Ika

Presentation title

22

23 sur 27

NILAI KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN.

  • Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah tujuan dengan adanya musyawarah untuk mencapai mufakat hanya dapat terwujud apabila didasari dengan rasa persatuan.
  • Adanya rasa persatuan dapat diartikan juga bahwa musyawarah yang dilakukan selalu dilandasi sebagai upaya untuk mencapai solusi untuk kepentingan bersama, bukan memaksakan kehendak pribadi atau golongan.

Presentation title

23

24 sur 27

NILAI KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

  • Nilai keadilan sosial adalah sifat masyarakat adil dan makmur kebahagiaan buat semua orang, tidak ada penindasan dan penghinaan; semuanya bahagia cukup sandang pangan
  • Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia maksudnya mengenai kesejahteraan rakyat Indonesia.
  • Maksud dari kesejahteraan adalah sejahtera semua, artinya harus ada kerjasamadan saling bantu membantu bukan dengan niatan bersaing secara bebas.

Presentation title

24

25 sur 27

NILAI INSTRUMENTAL

  • Nilai instrumental adalah nilai yang bersifat kontekstual dan merupakan penjabaran dari nilai dasar Pancasila yang arahan kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu.
  • Nilai instrumental ini harus disesuaikan dengan tuntutan zaman, tetapi harus harus mengacu pada jabaran nilai dasar.
  • Kandungan nilai insrumental adalah kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem, rencana, program, bahkan proyek-proyek yang menindaklanjuti nilai dasar tersebut.
  • Lembaga yang menyusun nilai instrumental adalah Presiden, MPR, dan DPR.
  • Contoh nilai instrumental adalah undang-undang dan peraturan pemerintah

Presentation title

25

26 sur 27

NILAI PRAKSIS

  • Nilai praksis adalah nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari, berupa cara yang dilakukan rakyat untuk mengaktualisasi nilai Pancasila.
  • Nilai praksis terdapat dalam bentuk penerapan nilai-nilai Pancasila oleh cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif, atau oleh organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, badan-badan ekonomi, pimpinan kemasyarakatan maupun warga negara secara perseorangan.
  • Dari segi kandungannya, nilai praksis merupakan gelanggang pertarungan antara idealisme dan realistis.

Presentation title

26

27 sur 27

THANK YOU

Achmad Zainul Rozikin, M.Pd​

achmadzainulrozikin@gmail.com

0813-9378-9966