PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
Pembelajaran Daring Kolaboratif 2023
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
TUJUAN PEMBELAJARAN
PENGERTIAN FILSAFAT
Menurut Suhadi (2003:3), filsafat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu:
FILOSOFI DARI ASPEK ETIMOLOGIS
Bersumber dari istilah Yunani philein berarti mencintai, sedangkan philos berarti teman. Sedangkan sophos berarti bijaksana dan sophia berarti kebijaksanaan.
Jadi secara etimologis, Philosophia mengandung arti:
FILOSOFI DARI ASPEK HISTORIS
Digunakan oleh ahli matematika dan filsuf Yunani yaitu Pythagoras (582-496 SM). Pada masa itu semua ilmu pengetahuan atau semua disiplin ilmu disebut dengan filsafat.
Dalam perkembangan selanjutnya dari filsafat itu kemudian muncul berbagai cabang ilmu yang mandiri, sehingga filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan.
FILOSOFI DARI ASPEK TERMINOLOGIS
Filsafat dipandang sebagai asas atau pendirian hidup yang kebenarannya telah diterima dan diyakini untuk dijadikan landasan dasar dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam dimaksudkan sebagai ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam guna menemukan esensinya atau hakikatnya.
PERENUNGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya mengandung arti bahwa sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistematis, komprehensif, dan runtut.
Masing-masing sila memiliki isi yang tersusun secara hierarkis dan sistematis. Masing – masing sila – sila Pancasila esensinya satu sama lain saling kait mengkait secara fungsional dan interaktif.
TIGA TEORI PENJELASAN KESATUAN DAN SUSUNAN PANCASILA
KESATUAN PANCASILA MAJEMUK-TUNGGAL YANG BERSIFAT ORGANIS
Pancasila susunannya terdiri atas bagian – bagian yang tidak terpisahkan dan masing – masing bagian mempunyai kedudukan dan fungsi tersendiri, yang meskipun berbeda tidak saling bertentangan, akan tetapi saling melengkapi, bersatu untuk terwujudnya keseluruhan, keseluruhan membina bagian – bagian.
Jika dihilangkan satu sila, hilanglah pula fungsi Pancasila itu, dan sebaliknya jika salah satu sila dilepas dari kesatuannya tidak berhubungan dengan yang lainnya, maka sila itu kehilangan kedudukan dan fungsinya.
BENTUK SUSUNAN PANCASILA HIERARKIS PIRAMIDAL
Presentation title
11
BENTUK SUSUNAN HIERARKIS PIRAMIDAL PANCASILA
Sila Pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa meliputi dan menjiwai sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Ketiga
Persatuan Indonesia diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
LANJUTAN...
Sila Keempat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, meliputi dan menjiwai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
SILA – SILA PANCASILA SALING MENGKUALIFIKASI (SALING MENGISI)
Sila Pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah Kemanusiaan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Ketiga
Persatuan Indonesia adalah Persatuan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
LANJUTAN...
Sila Keempat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan adalah Kerakyatan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah Keadilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, dan yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
Sudut Pandang Filsafat
dijelaskan
bersifat
Fungsional
Pancasila yang Bulat
TINGKATAN NILAI FILSAFAT PANCASILA
Presentation title
18
NILAI DASAR
Presentation title
19
NILAI KETUHANAN YANG MAHA ESA
Presentation title
20
NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Presentation title
21
NILAI PERSATUAN INDONESIA
Presentation title
22
NILAI KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN.
Presentation title
23
NILAI KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Presentation title
24
NILAI INSTRUMENTAL
Presentation title
25
NILAI PRAKSIS
Presentation title
26
THANK YOU
Achmad Zainul Rozikin, M.Pd
achmadzainulrozikin@gmail.com
0813-9378-9966