1 of 20

Mesolitikum�

  • Oleh : Yuni Septiani, S.Pd)

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

2 of 20

A. Pengertian

  • Mesolitikum (Bahasa Yunani:   mesos "tengah", lithos batu) atau "Zaman Batu Pertengahan" adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antaraPaleolitik batu) atau "Zaman Batu Pertengahan" adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antaraPaleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

3 of 20

  • Istilah ini diperkenalkan oleh John Lubbock dalam makalahnya "Jaman Prasejarah" (bahasa Inggris: Pre-historic Times) yang diterbitkan pada tahun 1865. Namun istilah ini tidak terlalu sering digunakan sampai V. Gordon Childe mempopulerkannya dalam bukunya The Dawn of Europe (1947).

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

4 of 20

B. Zaman mesolitikum di Indonesia�

  • Pada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan zamanpaleolitikumPada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan zamanpaleolitikum, yaitu dengan berburu dan menangkap ikan, namun manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

5 of 20

Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

6 of 20

  • Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur sumatera yakni antara langsa dan medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 dr. P.V. Van stein callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam palaeolithikum).

a. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

7 of 20

Abris Sous Roche (goa tempat tinggal)

Abris Sous Roche adalah goa-goa yang yang dijadikan tempat tinggal manusia purba pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Penyelidikan pertama pada Abris Sous Roche dilakukan oleh Dr. Van Stein Callenfels tahun 1928-1931 di goa Lawa dekat Sampung Ponorogo Jawa Timur. Alat-alat yang ditemukan pada goa tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan, kapak yang sudah diasah yang berasal dari zaman Mesolithikum, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

8 of 20

Di antara alat-alat kehidupan yang ditemukan ternyata yang paling banyak adalah alat dari tulang sehingga oleh para arkeolog disebut sebagai Sampung Bone Culture / kebudayaan tulang dari Sampung. Karena goa di Sampung tidak ditemukan Pebble ataupun kapak pendek yang merupakan inti dari kebudayaan Mesolithikum. Selain di Sampung, Abris Sous Roche juga ditemukan di daerah Besuki dan Bojonegoro Jawa Timur. Penelitian terhadap goa di Besuki dan Bojonegoro ini dilakukan oleh Van Heekeren.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

9 of 20

Abris Sous Roche (goa tempat tinggal)

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

10 of 20

Kebudayaan Pebble (Pebble Culture)�

b. Pebble (kapak genggam Sumatera = Sumateralith)

Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatra. Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

11 of 20

c. Hachecourt (kapak pendek)

Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

12 of 20

d. Pipisan

Selain kapak-kapak yang ditemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya). Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah. Bahan cat merah berasal dari tanah merah. Cat merah diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihir.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

13 of 20

2. Kebudayaan Tulang dari Sampung (Sampung Bone Culture)

Berdasarkan alat-alat kehidupan yang ditemukan di goa lawa di Sampung (daerah Ponorogo - Madiun Jawa Timur) tahun 1928 - 1931, ditemukan alat-alat dari batu seperti ujung panah dan flakes, kapak yang sudah diasah, alat dari tulang, tanduk rusa, dan juga alat-alat dari perunggu dan besi. Oleh para arkeolog bagian terbesar dari alat-alat yang ditemukan itu adalah tulang, sehingga disebut sebagai Sampung Bone Culture.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

14 of 20

B. KEBUDAYAAN BACSON-HOABINH

  • Kebudayaan ini ditemukan dalam gua-gua dan dalam bukit-bukit kerang di Indo-China, Siam, Malaka, dan Sumatera Timur. Alat-alat kebudayaannya terbuat dari batu kali, seperti bahewa batu giling. Pada kebudayaan ini perhatian terhadap orang meninggal dikubur di gua dan juga di bukit-bukit kerang. Beberapa mayatnya diposisikan dengan berjongkok dan diberi cat warna merah. Pemberian cat warna merah bertujuan agar dapat mengembalikan hayat kepada mereka yang masih hidup. Di Indonesia, kebudayaan ini ditemukan di bukit-bukit kerang. Hal seperti ini banyak ditemukan dari Medan sampai ke pedalaman Aceh. Bukit-bukit itu telah bergeser sejauh 5 km dari garis pantai menunjukkan bahwa dulu pernah terjadi pengangkatan lapisan-lapisan bumi. Alur masuknya kebudayaan ini sampai ke Sumatera melewati Malaka. Di Indonesia ada dua kebudayaan Bacson-Hoabinh, yakni:
  • Kebudayaan pebble dan alat-alat dari tulang yang datang ke Indonesia melalui jalur barat.
  • Kebudayaan flakes yang datang ke Indonesia melalui jalur timur.�

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

15 of 20

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

16 of 20

  • Dengan adanya keberadaan manusia jenis Papua Melanosoide di Indonesia sebagai pendukung kebudayaan Mesolithikum, maka para arkeolog melakukan penelitian terhadap penyebaran pebble dan kapak pendek sampai ke daerah teluk Tonkin daerah asal bangsa Papua Melanosoide. Dari hasil penyelidikan tersebut, maka ditemukan pusat pebble dan kapak pendek berasal dari pegunungan Bacson dan daerah Hoabinh, di Asia Tenggara. Tetapi di daerah tersebut tidak ditemukan flakes, sedangkan di dalam Abris Sous Roche banyak ditemukan flakes bahkan di pulau Luzon (Filipina) juga ditemukan flakes. Ada kemungkinan kebudayaan flakes berasal dari daratan Asia, masuk ke Indonesia melalui Jepang, Formosa dan Filipina.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

17 of 20

C. KEBUDAYAAN TOALA

  • Kebudayaan Toala dan yang serumpun dengan itu disebut juga kebudayaan flake dan blade. Alat-alatnya terbuat dari batu-batu yang menyerupai batu api dari eropa, seperti chalcedon, jaspis, obsidian dan kapur. Perlakuan terhadap orang yang meninggal dikuburkan didalam gua dan bila tulang belulangnya telah mengering akan diberikan kepada keluarganya sebagai kenang-kenangan. Biasanya kaum perempuan akan menjadikan tulang belulang tersebut sebagai kalung. Selain itu, didalam gua terdapat lukisan mengenai perburuan babi dan juga rentangan lima jari yang dilumuri cat merah yang disebut dengan “silhoutte”. Arti warna merah tanda berkabung. Kebudayaan ini ditemukan di Jawa (Bandung, Besuki, dan Tuban), Sumatera (danau Kerinci dan Jambi), Nusa Tenggara di pulau Flores dan Timor.

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

18 of 20

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

19 of 20

D. Galeri

  • Berikut ini gambar-gambar peninggalan dari zaman Mesolitikum yang ditemukan pada situs pemakaman di Théviec, Saint-Pierre-Quiberon, Bretagne, Perancis. Koleksi Muséum de Toulouse :

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia

20 of 20

Akrab senada

Aktif dan rajin belajar sejarah nasional dan dunia