Bab 5�Optika Geometris
Kemampuan dasar yang akan Anda miliki setelah mempelajari bab ini adalah sebagai berikut:
kualitatif dan kuantitatif.
dalam kehidupan sehari-hari.
Pemantulan Cahaya
Pemantulan cahaya oleh permukaan-permukaan halus disebut pemantulan teratur (specular reflection).
Pemantulan cahaya oleh permukaan-permukaan kasar di sebut pemantulan baur atau pemantulan difus (diffuse reflection)
Hukum Pemantulan
Pemantulan pada Cermin Datar
1. Lukis bayangan titik A sehingga di hasilkan bayangan A₁.
Melukis Pembentukan Bayangan
pada Cermin Datar
Bayangan lilin AB adalah A₁ B₁
2. Lukis bayangan benda titik B dengan cara yang sama, sehingga di hasilkan bayangan B₁.
Pemantulan pada Cermin Lengkung
Pemantulan pada Cermin Lengkung
Pemantulan pada Cermin Cekung
Melukis Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Jarak titik pusat lengkung M ke titik tengah cermin O, disebut jari-jari lengkung cermin.
Jarak titik fokus F ke titik tengah cermin O, disebut jarak fokus.
Hubungan Jarak Fokus dan Jari-jari Lengkung Cermin
Perbesar Bayangan
Rumus Perbesaran Linear
h’ positif (+) menyatakan bayangan adalah tegak (dan maya)
h’ negatif (-) menyatakan bayangan adalah terbalik (dan nyata)
2. Benda nyata dan bayangan maya, jarak benda s positif, sedang jarak bayangan s’ negatif memberikan tanda positif . M bertanda positif menyatakan bayangan adalah maya dan tegak.
Rumus Umum Cermin Lengkung
Rumus umum cermin lengkung
Tiga sinar istimewa pada cermin cembung
Pemantulan pada Cermin Cembung
Sifat bayangan pada cermin cembung:
maya, tegak, dan diperkecil.
Pembentukan Bayangan
pada Cermin Cembung
Cermin cembung memberikan medan penglihatan yang lebih luas dibandingkan dengan cermin datar.
Kerugian menggunakan cermin adalah bayangan yang dihasilkan lebih kecil.
Medan Penglihatan Cermin Cembung
Rumus Cermin Cembung
Peristiwa pembelokan cahaya mengenai bidang batas antara dua medium disebut pembiasan cahaya.
Pembiasan Cahaya
Hukum Snellius tentang Pembiasan
Hukum I Snellius sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar
Hukum II Snellius jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat maka sinar dibelokkan mendekati garis normal, jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal
Indeks bias mutlak suatu medium dipandang sebagai suatu ukuran kemampuan medium itu untuk membelokkan cahaya.
Persamaan Snellius dan Indeks Bias Mutlak
Persamaan snellius
Indeks Bias Relatif
Sinar datang dari kaca (sudut datang = θk) dibiaskan masuk ke udara (sudut bias = θu)
Sin θu = nk sin θk
Sinar datang dari udara (sudut datang = θu) dibiaskan masuk ke air (sudut bias = θa)
sin θu = na sin θa
nk sin θk = na sin θa
Indeks bias relatif
Hubungan Cepat Rambat, Frekuensi, dan Panjang Gelombang Cahaya dengan Indeks Bias
Penggunaan Persamaan Snellius dalam Masalah Pembiasan
Sebuah keping kaca sejajar dari bahan kaca (nk = 1,5 ) tercelup sebagian di dalam air (na= ),
Seberkas sinar datang pada permukaan kaca yang atas dengan sudut datang α masuk ke dalam kaca dan meninggalkan permukaan kaca yang bawah dengan sudut bias β dimana sin β = .
Hitunglah besar sudut datang α
8
3
4
3
Jawab:
Mengapa Dasar Kolam Tampak Dangkal?
Pemantulan Sempurna
Penurunan Rumus Sudut Kritis
Pembiasan atau Pemantulan Sempurna
Gambarlah sketsa untuk menunjukkan apa yang terjadi dengan berkas sinar tersebut ketika sudut datangnya:
(a) 25⁰ (b) 60⁰
Jawab:
Bentuk prisma yang terbanyak adalah prisma bersudut 45⁰ - 45⁰ - 90⁰ dan prisma sama sisi 60⁰ - 60⁰ - 60⁰.
Pemantulan Sempurna dalam Prisma
Sudut kritis kaca adalah 42⁰.
Sudut datang pada permukaan PR = 45⁰, lebih besar daripada sudut kritis = 42⁰, maka pemantulan sempurna prinsip ini digunakan dalam periskop.
Pemantulan Sempurna pada Serat Optik
Jenis-jenis Lensa
Pembiasan Cahaya pada Lensa
Tiga sinar istimewa pada lensa cembung
Sinar-sinar Istimewa
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung
Melukis Pembentukan Bayangan
pada Lensa
Rumus untuk Lensa Tipis
Perhitungan Lensa Tipis
Persamaan Pembuat Lensa
Bayangan yang dibentuk oleh lensa I merupakan benda bagi lensa II
d = sI‘ + sII
dengan sI‘ = Jarak bayangan I, dan sII = jarak benda lensa II.
Susunan Dua Lensa
dengan Sumbu Utama Berimpit
Perbesaran total
Kuat Lensa menggambarkan kemampuan lensa untuk membelokan sinar
Kuat Lensa
Lensa Gabungan
Peralatan Optik
Optik Mata
Orang usia 20-an dengan mata normal memiliki titik dekat kira-kira 25cm.
Titik jauh mata adalah lokasi paling jauh benda di mana mata yang relaks dapat memfokuskan benda.
Titik Dekat dan Titik Jauh Mata
Mata normal (emetropi) memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga
Cacat Mata dan Cara Menanggulanginya
Rabun Jauh (Miopi)
Rabun Dekat (Hipermetropi)
Mata tua (presbiopi) adalah cacat mata akibat berkurangnya daya akomodasi pada usia lanjut.
Rabun Tua (Presbiopi)
Astigmatista
Bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera adalah nyata, terbalik, diperkecil.
Kamera
Lup
Perbesaran Angular (Perbesaran Sudut)
Tiga kasus perbesaran angular lup
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung.
Persamaan umum persamaan angular lup
Perbesaran Lup untuk
Mata Berakomodasi pada Jarak X
Persamaan lup untuk mata berakomodasi pada jarak x
Agar mata berakomasi maksimum, maka bayangan harus terletak di titik dekat mata.
Perbesaran Lup untuk
Mata Berakomodasi Maksimum
Perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum
Perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi
Perbesaran Lup untuk
Mata Tidak Berakomodasi Maksimum
Mikroskop
Perbesaran Mikroskop
Panjang Mikroskop
Teropong bias
Teropong
Ada dua jenis utama teropong, yaitu:
Teropong Bintang
Teropong Bumi
Teropong Prisma atau Binaokuler
Panjang teropong lensa objektif dan lensa okuler d dirumuskan dengan:
Teropong Panggung
Nilai d = fob + 4fp + fok kita masukkan negatif sebab okuler adalah lensa cekung.
Mengapa cermin digunakan sebagai pengganti lensa objektif?
Teropong Pantul