PENGGAMBARAN WATAK TOKOH DALAM CERPEN/NOVEL
Muchdhori Ichwan
METODE ANALITIK
Pengarang menggambarkan watak-watak tokoh secara langsung, maksudnya adalah langsung disebutkan wataknya dalam cerita tsb.
Contoh:
“..taikong Hamim! Haji Marhaban hamim bin Muktamar Aminudin nama lengkapnya, sama sekali bukan guru ngaji yang kejam, bukan sama sekali bukan, tapi ia tak lain manusia terpilih penegar syiar islam, ulama penting penyelamat anak-anak Melayu dari rayuan Iblis..”
METODE DRAMATIK
Pengarang dalam menggambarkan watak watak-watak tokohnya tidak langsung menyebutkan wataknya, tetapi melalui bermacam-macam cara, yaitu :
Contoh:
“Ibumu, perempuan yang keras pendiriannya…
“Kau tahu, ikal? Tanggal 23 oktober waktu itu, pukul setengah dua belas malam, hujan lebat, sudah satu jam ibumu sakit perut, tapi tak sedikitpun ia mau mengejan.”
B. tindakan tokoh: watak tokoh digambarkan melalui pelukisan tindakan tokoh.
Contoh:
“...sering aku menyamar memakai mukena sepupuku, menyelinap dalam saf putri, membuata onar, bulan puasa, aku melubangi buku-buku bamboo dengan linggis, kuisi air dan karbit. Lalu kuarahkan kejendela masjid saat seisi kampong tarawih.
C. Penggambaran melalui lingkungan kehidupan tokoh: watak tokoh digambarkan melalui pelukisan lingkungan sekitar tokoh
Contoh:
terdapat sebuah mushola meski rumah Pak Sukaryo tidak terlalu luas. Alat sholat lengkap berada di dalamnya. Di beberapa ruangan terhiasi berbagai kaligrafi arab.
D. Penggambaran melalui jalan pikiran tokoh: watak tokoh digambarkan melalui jalan pikiran/perasaan tokoh.
Contoh:
Tak seperti orang kaya lain, Pak Sukaryo sadar tidak semua orang seberuntung dia dan keluarganya. Setelah berpikir matang, Pak Sukaryo memutuskan untuk memberikan setengah harta kekayaanya pada beberapa panti asuhan di kotanya.
E. Pelukisan Fisik: watak tokoh digambarkan melalui deskripsi fisik tokoh
Contoh:
Tubuhnya kurus kering. Matanya kecil seperti biji sawo. Rambutnya panjang dan bercabang, terikat sekenanya di belakang tengkuknya. Gadis itu pucat, bibirnya berkomat-kamit sambil memeluk buku-buku usang.