1 of 50

HARTSA JAMILA ROCHI, S.Pd, MM

PENGAWAS MADRASAH KAB MAGELANG

Perencanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

2 of 50

Dasar Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah

tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka

kurikulum yang berfokus pada penguatan arah kebijakan melalui pembelajaran mendalam

Memuat tentang cakupan Kurikulum Merdeka dan implementasinya

Permendikdasemen No. 12 Tahun 2025

Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Permendidaksmen No. 10 Tahun 2025

SKL pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka.

Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025

Keputusan Kepala BSKAP No.046/H/KR/2025

Tahun 2025

Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022

Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022

Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

KMA N0. 450 Tahun 2024

Tentang: Pedoman Implementasi Kurikulum Pada RA, MI, MTs,MA dan MAK

SK Dirjen N0. 3302 Tahun 2024

Tentang: CP PAI dan Bahasa Arab

3 of 50

Bagaimana cara menyusun perencanaan pembelajaran?

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

4 of 50

dokumen perencanaan pembelajaran:

Fleksibel

tidak terikat pada bentuk/format tertentu dan dapat disesuaikan dengan karakteristik Pembelajaran

Jelas

mudah dipahami; dan

Sederhana

Memuat pokok-pokok dan penting pelaksanaan pembelajaran. Sederhana tidak selalu berarti mudah, melainkan efektif dapat dilaksanakan

5 of 50

Rencana pembelajaran ini dapat berupa:

6 of 50

Pembelajaran

Prinsip

Interaktif

Terjadinya interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, dan antara peserta didik dengan materi belajar.

Pendidik berperan sebagai fasilitator proses pembelajaran dan tidak menjadi satu satunya sumber pembelajaran.

Inspiratif

Guru mwnjadi sumber inspirasi peserta didik dalam pengalaman belajar

Menyenangkan

peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

Menantang

mengembangkan peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.

Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif

Membuka ruang bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikis peserta didik

7 of 50

Kurikulum

Profil Pelajar Pancasila & Profil Pelajar Rahmatal lil ‘Alamin

Pembelajaran

Asesmen

Tujuan Pembelajaran

Proses

Pembelajaran

Proses Asesmen

SIKLUS PEMBELAJARAN

8 of 50

Teaching at the right level

Pusdiklat Tenaga Teknis pusdiklat_teknis Pusdiklat Tenaga Teknis

PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU

BERPUSAT PADA

PESERTA DIDIK

MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

MENDESAIN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN

PDBK

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

9 of 50

PRINSIP

PEMBELAJARAN

Berorientasi pada nilai ibadah

Membangun pembelajar sepanjang hayat

Mendukung pengembangan kompetensi dan karakter secara holistik

Dirancang secara kontekstual dengan melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra

Berorientasi pada masa depan

Dirancang sesuai karakteristik peserta didik

Pada kelas yang terdapat PDBK, pendidik merancang pembelajaran yang akomodatif, baik dari sisi materi, metode, media/alat, durasi waktu, dan pengelolaan lingkungan belajar

10 of 50

Proses penyusunan perencanaan pembelajaran

Catatan: Proses tersebut merupakan perancangan kegiatan pembelajaran bagi pendidik yang akan merencanakan pembelajaran secara mandiri.

Menganalisis Capaian Pembelajaran

Menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alurnya

Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

11 of 50

Skema Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Dalam

merancang

pembelajaran

pendidik

dapat

(3) menggunakan contoh yang disediakan.

(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran

dan/atau perencanaan pembelajaran,

(2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau

rencana pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang

disediakan Pemerintah

Pendidik menentukan pilihan tersebut berdasarkan kemampuan masing-masing

Memahami Capaian Pembelajaran

Merumuskan Tujuan

Pembelajaran

Menyusun Alur

Tujuan Pembelajaran

Merancang

Pembelajaran

12 of 50

Capaian Pembelajaran

13 of 50

Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU 20/2003, Bab II:3)

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum yang terdiri dari kemendikdasmen No 13 tahun 2025 tentang kurikulum merdeka pada usia dini, jenjang dasar dan menengah

Kemendikbudristek no 12 tahun 2025 tentang standar isi

Struktur Kurikulum KMA 1503 tahun 2025, Capaian Pembelajaran (B Arab Agama SK Dirjen 3302 tahun 2024), dan Kurikulum merdeka mengacu pada kemendikbudristek No 12 tahun 2024 untuk mapel umum dan Capaian pembelajaran edisi revisi BSAKP No 46 2025

14 of 50

KEMENDIKBUDRISTEK NO 12 TAHUN 2025 TENTANG STANDAR ISI

KEMENDIKBUDRISTEK NO 13 TAHUN 2025 TENTANG

KURIKULUM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

15 of 50

CAPAIAN PEMBELAJARAN 2024 PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

BSKAP N0 46TAHUN 2025

SK DIRJEN NO 3302 TAHUN 2024 TENTANG CP PAI DAN BAHASA ARAB�

16 of 50

adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase.

Capaian Pembelajaran

Catatan: Dalam CP, memahamimerupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. (Understanding by Design, Wiggins & Tighe (2005))

17 of 50

KOMPONEN CP MATA PELAJARAN

RASIONAL

TUJUAN MATA PELAJARAN

KARAKTERISTIK

CAPAIAN PEMBELAJARAN

18 of 50

Komponen Capaian

Pembelajaran

Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen dipetakan menurut perkembangan peserta didik

Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf yang utuh.

Kemampuan yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran tersebut

  • Alasan mempelajari mapel

tersebut

  • Keterkaitan antara Mapel dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila

Rasional Mata Pelajaran

Tujuan Mata Pelajaran

Karakteristik Mata Pelajaran

Capaian dalam Setiap Fase

Secara Keseluruhan

Capaian dalam Setiap

Fase menurut Elemen

  • Deskripsi umum tentang apa yang

dipelajari dalam mata pelajaran

  • Elemen-elemen (strands) atau domain mata pelajaran serta deskripsinya

19 of 50

Arti “Elemen” dalam CP

Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut.

Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju.

Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya, hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik pada masing-masing mata pelajaran.

Perlu diketahui

Contoh:

  • Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang
  • Dalam CP IPA terdapat elemen

Pemahaman IPA dan Keterampilan Proses

  • Dalam CP Bahasa Indonesia

terdapat elemen Menyimak, Membaca dan Memirsa, Berbicara dan Mempresentasikan, Menulis

Contoh:

  • Dalam CP Al-Qur’an Hadis terdapat Elemen: Ilmu Tajwid, Ilmu Al-Qur’an, Ilmu Hadis, Al-Qur’an, dan Hadis.
  • Dalam CP Akidah Akhlak terdapat Elemen: Akidah, Akhlak, Adab, dan Kisah Keteladanan.
  • Dalam CP Fikih, terdapat Elemen: Fikih Ibadah, Fikih Muamalah, Usul Fikih

20 of 50

Pusdiklat Tenaga Teknis pusdiklat_teknis Pusdiklat Tenaga Teknis

Karakteristik CP Mapel PAI –B

Arab

1

Keterampilan Abad 21

2

Konteks Bermasyarakat Global, Berbangsa dan Bernegara

3

Berdimensi Ukhrowi

21 of 50

Tujuan Pembelajaran

Alur Tujuan Pembelajaran

22 of 50

Perencanaan Pembelajaran dibuat untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

23 of 50

Bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran?

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

24 of 50

Teknik Perumusan Tujuan Pembelajaran

Pusdiklat Tenaga Teknis pusdiklat_teknis Pusdiklat Tenaga Teknis

1

Merumuskan Tujuan Pembelajaran secara langsung melalui Capaian Pembelajaran

2

Merumuskan Tujuan Pembelajaran dengan menganalisis “kompetensi” dan “lingkup materi”pada Capaian Pembelajaran

3

Merumuskan Tujuan Pembelajaran lintas elemen

25 of 50

Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Pendidik diharapkan untuk tidak fokus pada satu teori saja, melainkan dapat menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, serta konteks lingkungan pembelajaran.

Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan rujukan teori untuk merumuskan tujuan pembelajaran, diantaranya:

Taksonomi Bloom versi Revisi Anderson dan Krathwohl (2001)

6 Aspek Pemahaman yang dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins (2005)

6 Level Taksonomi Marzano (2000)

26 of 50

Level 1

Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.

Level 2

Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

Level 3

Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan.

Level 4

Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

Level 5

Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik, dan rekomendasi yang sistematis.

Level 6

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada.

TAKSONOMI BLOOM

27 of 50

mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.

menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan

kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis

merangkaikan berbagai

elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi

terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga

kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. termasuk memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada.

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

Taksonomi Bloom versi Revisi

Anderson dan Krathwohl

(2001)

(C1)

Mengingat

(C2)

Memahami

(C3) Mengaplikasikan

(C4)

Menganalisis

(C5)

Mengevaluasi

(C6)

Menciptakan

memecah-mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antar konsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

Perlu diketahui

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

28 of 50

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan asesmen, dan instruksi yang tepat.

6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman peserta didik atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan siklus.

Jika peserta didik melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman (mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek Pemahaman

Tighe dan Wiggins

(2005)

Perlu diketahui

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

29 of 50

Tingkat 5:

metakognisi

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). Terdapat 6 level taksonomi yaitu:

mengingat kembali

(retrieval) informasi dalam batas

mengidentifikasi sebuah informasi secara

umum.

6 Level Taksonomi Marzano

(2000)

Tingkat 1: mengenali dan mengingat kembali (retrieval)

Pemahaman yang dimaksud melibatkan dua proses

yang saling berkaitan yaitu integrasikan dan

simbolisasi.

Tingkat 2: pemahaman

Cakupan analisis disini berupa kemampuan menggenerasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang.

Ada lima proses analisis:

(1) mencocokan,

(2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis kesalahan,

(4) menyamaratakan (5) menspesifikasikan.

Tingkat 3:

analisis

Pemanfaatan pengetahuan

digunakan saat seseorang ingin

menyelesaikan tugas tertentu.

Ada empat kategori umum pemanfaatan

pengetahuan:

(1) pengambilan keputusan,

(2) penyelesaian masalah,

(3) percobaan,

(4) penyelidikan.

Tingkat 4:

pemanfaatan pengetahuan

Sistem metakognisi

berfungsi untuk memantau, mengevaluasi

dan mengatur fungsi dari semua jenis

pemikiran lainnya.

Ada empat fungsi dari metakognisi:

(1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses,

(3) memantau kejelasan, (4) memantau ketepatan.

Tingkat 6:

sistem diri

Menentukan apakah seseorang akan

melakukan atau tidak melakukan sesuatu

tugas.

Ada empat jenis dari sistem diri:

(1) memeriksa kepentingan,

(2) memeriksa kemanjuran,

(3) memeriksa respon emosional,

(4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.

Perlu diketahui

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

30 of 50

Merumuskan tujuan pembelajaran Secara Langsung Berdasarkan CP

Teknik 1

Menganalisis Capaian Pembelajaran

31 of 50

Merumuskan tujuan pembelajaran dengan Menganalisis

‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada CP.

Teknik 2

32 of 50

Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP

Teknik 3

33 of 50

Alur tujuan pembelajaran merupakan tujuan pembelajaran yang diurutkan, bukan turunan atau rincian dari tujuan pembelajaran.

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

34 of 50

Kompetensi

kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran

(ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis

menurut urutan dari awal hingga akhir fase.

Tujuan Pembelajar an (TP)

Lingkup materi

ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran

Kriteria

Alur Tujuan

Pembelajara

n (ATP)

Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase.

ATP menggambarkan cakupan dan

tahapan pembelajaran yang linear dari

awal hingga akhir fase.

ATP menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi dalam satu fase

35 of 50

Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)?

Pengurutan dari Konkret ke yang Abstrak

Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif

Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari mudah ke kompleks

Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas

36 of 50

Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (2)

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Pengurutan Hierarki

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Prosedural

Scaffolding

Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

37 of 50

Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Catatan: Alur tujuan pembelajaran adalah urutan tujuan-tujuan pembelajaran, bukan turunan dari tujuan pembelajaran.

38 of 50

Dimensi Profil Lulusan

Dimensi Profil Lulusan (DPL), yaitu:

  1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
  2. Kemandirian.
  3. Kewargaan
  4. penalaran Kritis
  5. Kreativitas
  6. Kolaboratif
  7. kesehatan
  8. komunikasi

Kedelapam dimensi tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

39 of 50

Apa yang dimaksud Panca Cinta

"Panca Cinta" adalah lima pilar utama dalam Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), yang bertujuan membentuk karakter siswa secara holistik melalui lima aspek cinta, yaitu

  1. cinta kepada Tuhan dan Rasul-Nya,
  2. cinta kepada ilmu,
  3. cinta kepada diri dan sesama,
  4. cinta kepada lingkungan, dan
  5. cinta kepada tanah air.

40 of 50

Pilihan Dokumen Perencanaan Pembelajaran

Dokumen Perencanaan pembelajaran dapat berupa:

Rencana Pelaksanaan

  1. Pembelajaran

  • Modul Ajar

Komponen minimum dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Komponen minimum dalam

Modul Ajar

  • Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran)
  • Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan.
  • Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran dan rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran
  • Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran)
  • Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan.
  • Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya
  • Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya
  • Media pembelajaran yang digunakan, termasuk misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta didik

Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen- komponen dalam RPP.

41 of 50

Bagaimana cara mengimplementasikan pembelajaran terdiferensiasi?

Maju Bermutu Mendunia

MADRASAH

42 of 50

Pembelajaran

Karakteristik

Memanfaatkan asesmen pada awal, proses, dan akhir pembelajaran untuk memahami kebutuhan dan posisi peserta didik dalam perjalanan belajarnya

Menggunakan pemahaman tentang kebutuhan dan posisi peserta didik untuk melakukan penyesuaian pembelajaran

Didasarkan pada refleksi atas kemajuan belajar eserta didik yang dilakukan secara kolaboratif dengan Pendidik lain

Memprioritaskan terjadinya kemajuan belajar peserta didik, di atas cakupan dan ketuntasan muatan kurikulum yang disampaikan

43 of 50

Keterpaduan

Pembelajaran dan Asesmen

Pendidik menyusun rencana pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana asesmen mulai dari awal hingga akhir pembelajaran

Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil dari asesmen ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.

Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang.

Berdasarkan hasil asesmen, pendidik mendetailkan rencana pembelajaran dan/atau membuat perencanaan yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik.

Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor

kemajuan belajar.

44 of 50

Panduan dalam mengelompokkan peserta didik untuk keperluan pembelajaran terdiferensiasi

1

Kelompok tidak permanen sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran

2

Perlu dipikirkan bentuk- bentuk tantangan yang lebih beragam bagi peserta didik yang sudah mahir

3

Perlu dipikirkan bentuk pendampingan bagi peserta didik yang belum siap atau perlu bimbingan

4

Ada beragam peran yang bisa dipilih oleh peserta didik untuk mendalami kompetensi yang dibangun

45 of 50

Contoh diferensiasi pembelajaran 1

Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik

Proses

Menyediakan sumber belajar yang bervariasi

Konten

Diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan melalui produk yang dihasilkan

Produk

46 of 50

Alternatif pembelajaran sesuai capaian peserta didik

Alternatif 1

Peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping/asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di kelasnya.

Alternatif 2

Alternatif 3

Berdasarkan asesmen di awal pembelajaran menunjukkan perbedaan kompetensi peserta didik yang tidak sesuai dengan usia tumbuh kembangnya. Pendidik memberikan pendampingan sesuai kebutuhan belajar peserta didik tersebut.

Alternatif 4

Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, pendidik mengajar seluruh peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan pendampingan setelah jam pelajaran berakhir.

Pendidik dapat juga merancang sendiri pendekatan yang lain

47 of 50

Contoh diferensiasi pembelajaran 2

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran.

Berdasarkan hasil asesmen awal tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:

Kesiapan Belajar

Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar.

Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar.

Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling

Pembelajaran terdiferensiasi

  • Peserta didik mengerjakan soal- soal yang lebih menantang yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari.
  • Peserta didik bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.
  • Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar
  • Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan bantuan benda- benda konkret.
  • Jika mengalami kesulitan, diminta menerapkan bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada pendidik. Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk memastikan tidak terjadi miskonsepsi

48 of 50

Pembelajaran terdiferensiasi

Merupakan tindak lanjut dari hasil asesmen awal

Tidak mengarah pada terbentuknya persepsi pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak.

Fokus pada kesiapan atau capaian belajar peserta didik

Pengelompokkan bukan berdasarkan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik

49 of 50

BELAJAR MANDIRI

https://guru.kemdikbud.go.id/

https://www.sekolah.mu/

KEMENAG

SIKURMA

50 of 50