1 of 11

MONEV IX KUALITATIF PROGRAM SISTER HOSPITAL DI NTT

Tim Kualitatif

PKMK UGM, JOGJAKARTA

2 of 11

Pelaksanaan dan metode

  • Bersamaan dengan monev klinis, PML, manajemen, kualitatif dan manual rujukan dari tanggal 17 s/d 29 Maret 2014
  • Tim kualitatif terdiri dari 3 orang untuk memonitor 11 RSUD
  • Wawancara dilakukan terhadap direktur, manajemen, kepala ruang VK, Perina, OK dan dokter mitra A, kepala dinkes, kesga
  • FGD dilakukan terhadap stake holder (sekda, dinkes, Bappeda, BKD, dewan, IDI, IBI)

3 of 11

Kondisi RSUD 6 bulan terakhir

  • Pengembangan fisik bangunan di bagian VK, perina, dengan penyatuan ruangan makin memudahkan petugas kesehatan
  • Penambahan alat medis terkait dengan PONEK, menjadi nilai tambah dari program sister hospital
  • Budaya cuci tangan dengan sabun sudah tersosialisasi dengan baik dan dipraktikkan di antara petugas
  • Disiplin kerja meningkat terutama dengan adanya absen finger print, meski ada yang rusak dan belum mampu memperbaiki
  • Alat medis, obat-obatan, bahan habis pakai masih ditemukan di beberapa RSUD
  • SOP sudah menjadi bagian dari budaya kerja (bukan beban), meski ada beberapa petugas yang sering lupa
  • Kesadaran bahwa SOP untuk melindungi diri petugas dan pasien sudah muncul
  • Sebagian besar RSUD sudah BLUD
  • Demo meminta transparansi pembagian jasa medis muncul pasca BLUD di Ende
  • RSUD Soe terpilih sebagai RSUD dengan pelayanan terbaik se NTT

4 of 11

Manfaat sister hospital

  • Peningkatan kemampuan manajerial dari direktur dan manajemen
  • Penambahan ilmu pengetahuan dan skill bagi bidan dan perawat VK, perina, OK, bank darah
  • Kesadaran pentingnya mengisi data, melaksanakan SOP, kebersihan, disiplin/budaya kerja tampak jelas
  • Menambah rasa percaya diri bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas
  • Dinkes/puskesmas/IDI bertambah kapasitas kinerja dan skillnya
  • Penambahan alat medis, obat, bangunan maupun renovasi ruang dari AIPMNH, mitra A maupun pemda

5 of 11

Pengaruh Kasus Dr. Ayu

  • Pengiriman residen dari mitra A ada yang dihentikan 1-2 bulan sambil menunggu perkembangan kasus yang terjadi
  • Dokter residen/umum tidak berani menolong kasus khusus karena tiadanya legalitas
  • Beberapa RSUD merasa dirugikan dengan kasus dr. Ayu sebab berdampak pada pelayanan mereka

6 of 11

Manual Rujukan

  • Sudah berjalan di semua RSUD tetapi ada beberapa yang belum baik karena SDM
  • Kemampuan SDM masih terbatas sehingga kualitas rujukan belum optimal
  • Rujukan dari luar daerah sering tidak sesuai prosedur, tanpa pemberitahuan, tanpa surat pengantar dan tidak ada tenaga medis yang mengantar, tenaga medis tidak berseragam, pasien tidak dilengkapi oksigen
  • Rujukan terkendala tabung O2, infus, transportasi

7 of 11

AMP

  • AMP internal dan eksternal sudah dilakukan di semua RSUD tetapi jadwalnya tidak pasti
  • AMP eksternal terkendala dana sehingga ada yang tidak rutin melakukannya
  • Rekomendasi AMP oleh dinkes sudah ditindaklanjuti dengan sosialisasi, pelatihan, magang dari petugas Puskesmas di RSUD

8 of 11

Quality Improvement

  • Peran direktur masih utama dalam kemajuan RSUD selain faktor SDM, sistem, dana dan kepemimpinan
  • Peningkatan PML perlu dilakukan terus menerus agar kemampuan direktur dalam manajemen mengelola manusia meningkat sehingga kasus demo dapat diantisipasi
  • Beberapa direktur sudah memenuhi kriteria, cepat tanggap keluhan bawahan, komunikasi bagus, hubungan baik dg stakeholder, tapi perlu ditingkatkan
  • Peningkatan mutu SDM lewat PPDS, progsus, studi lanjut ke FK bagi keluarga tidak mampu perlu dijaga konsistensinya lewat dana
  • Penambahan ilmu dan skill bagi tenaga paramedis perlu berkelanjutan demi peningkatan kualitas layanan (masih ada luluan SPK dan D1)
  • Pengelolaan konflik harus dimiliki tim manajemen RSUD sehingga penyelesaian yang ada harus berkeadilan

9 of 11

Exit Strategy

  • Ada RSUD yang siap mandiri pasca sister hospital berakhir (Ende)
  • Beberapa RSUD berencana melanjutkan kerjasama di mitra A khususnya terkait dengan tenaga spesialis dengan dana BLUD/Pemda
  • Ada RSUD yang belum memiliki rencana ke depan pasca berakhirnya program sister hospital
  • RSUD yang PPDS telah selesai studi menganggap perlu adanya residen sebagai mitra dalam pelayanan kesehatan (spesialis kuwalahan melayani pasien jika bekerja sendiri)
  • RSUD yang memiliki spesialis belum mampu melakukan capacity building, BST akibat pelayanan yang meningkat dan tugas rangkap di RS lain

10 of 11

Keterbatasan Program Sister Hospital

  • Sektor hulu/masyarakat belum digarap sehingga jika hanya RSUD saja yang diperbaiki maka akan timpang
  • Dokter umum RSUD/IDI (karena kesibukan) belum optimal diikutsertakan dalam program ini
  • Ketergantungan RSUD atas bantuan orang luar sangat tinggi sehingga kemandirian agak sulit
  • Kesenjangan sosial antara dokter lokal dengan residen masih ada
  • Obat-obatan/peralatan medis masih kurang di beberapa RSUD
  • Belum semua PPDS lengkap dan mampu menyelesaikan studinya pada saat berakhirnya program sister hospital
  • Kematian ibu dan bayi turun meski ada pula yang naik-turun
  • Budaya masyarakat sebagai penghambat pelayanan kesehatan belum ditransformasi

11 of 11

Rekomendasi

  • RSUD belum siap mandiri apabila program sister hospital berakhir 2014 karena dr. PPDSnya belum selesai studi
  • Berakhirnya program sister hospital sebaiknya bertahap serta tidak serentak di 11 RSUD karena ada beberapa RSUD yang memulai program lebih akhir
  • Diperlukan LSM/lembaga lain/pemerintah untuk melanjutkan program sister hospital karena dianggap berhasil
  • Harapan akan adanya pendampingan yang rutin baik dari mitra A/UGM
  • Hulu dan hilir harus diberi program yang serentak sehingga perbaikan akan menyeluruh