1 of 37

Masa MESOLITHIKUM di Wilayah Indonesia

OLEH:

  • HELMI HABIBI
  • IVAN SEBASTIAN E.P.
  • IZZATI SHOBA M.
  • KURNIA RAHMAWATI
  • MUHAMMAD SEPTIAN A.
  • MUHAMAD TAUFAN K.

2 of 37

Periodisasi Masa Prasejarah

(Arkeologi)

Artefak

Zaman Batu

Paleolitikum

Mesolitikum

Neolitikum

Megalitkum

Zaman Logam

Tembaga

Perunggu

besi

Perodisasi Masa Prasejarah

3 of 37

Sebelumnya ayo kita lihat ilustrasinya terlebih dahulu, yuk !!!!

4 of 37

5 of 37

6 of 37

?

Begitulah di masa paleolitikum, apakah teman sekalian mengerti apa maksud semua itu ????

Tapi di masa mesolitikum, manusia purba sudah mengalami perkembangan,

apakah teman sekalian tahu kebudayaan baru apa yang berbeda pada masa mesolitikum dan paleolitikum ?

7 of 37

8 of 37

9 of 37

10 of 37

Baiklah, sekarang disini kita akan mulai menjelaskan banyak hal mengenai masa Mesolithikum di Indonesia

11 of 37

ZAMAN MESOLITHIKUM

    • Mesolitikum (zaman batu madya) berasal dari Bahasa Yunani: mesos, yang berarti "tengah", dan lithos, yang berarti batu atau "Zaman Batu Pertengahan" yaitu suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda.
    • Zaman mesolitikum berlangsung pada kala holosen (antara 9560 hingga 9300 SM)
    • Selain itu keadaan alamnya sudah tidak seliar dan selabil Zaman Batu Tua dan perkembangan budayanya berlangsung lebih cepat (hal ini disebabkan manusia pendukung zaman ini adalah manusia yang lebih cerdas (homo sapiens))

12 of 37

ZAMAN �MESOLITHIKUM

    • Manusia pada masa pada zaman mesolitikum sudah mulai mempunyai kebudayaan bertempat-tinggal tetap di suatu tempat dan juga mulai bercocok tanam secara sederhana, berbeda dengan manusia pada zaman paleolitikum.
    • Istilah mesolitikum diperkenalkan oleh John Lubbock dalam makalahnya "Jaman Prasejarah" (bahasa Inggris: Pre-historic Times) yang diterbitkan pada tahun 1865. Namun istilah ini tidak terlalu sering digunakan sampai V. Gordon Childe mempopulerkannya dalam bukunya The Dawn of Europe (1947).

13 of 37

Manusia pendukung

  • Manusia pendukung pada zaman ini adalah homo sapiens (manusia sekarang), yaitu :
    • Ras Austromelanosoide (mayoritas):
      • Melanesoid (Papua)
      • Aborigin (Australia)
    • Ras Mongoloide (minoritas):
      • Semang (Malaysia)
      • Atca (Filipina)

  • Bukti :
      • fosil-fosil manusia ras papua melanosoid , pada kebudayaan tulang sampang maupun di bukit-bukit kerang di sumatera

14 of 37

Homo sapiens

  • Homo sapiens: Manusia cerdik berasal dari zaman holosen 40.000 tahun yang lalu, telah mengalami pengecilan kepala dan tubuh yang lain. Fisiknya sudah hampir sama dengan manusia zaman sekarang.
  • Terdiri atas subsapiens atau ras: Ras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid.
  • Terdapat dua ras yang penyebarannya terbatas yaitu ras Austromelanesoid dan ras Kaukasoid.
  • Ras Austromelanesoid terdapat di Kepulauan Pasifik dan pulau-pulau di antara Asia dan Australia
  • Ras Kaukasoid atau ras Indian yang terdapat di Benua Amerika dan sekarang terdesak oleh orang kulit putih.

15 of 37

KEHIDUPAN SOSIAL

  • Sebagian manusia pendukung pada kebudayaan ini masih tetap berburu dan mengumpulkan makanan, tetapi sebagian dari mereka sudah mulai bertempat tinggal menetap di gua-gua dan bercococok tanam secara sederhana. Dan sebagian manusia yang hidup di daerah pesisir, mereka hidup dengan menagkap ikan, siput dan kerang.
  • Ciri utama peradaban zaman ini adalah sebagian manusia telah bertempat tinggal tetap.

16 of 37

17 of 37

KEHIDUPAN SOSIAL

  • Para ahli ilmu purbakala menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam dan dianggap sebagai perkembangan “yang lebih cepat” daripada zaman batu tua.
  • Manusia pendukung zaman ini juga bertempat tinggal di gua yang disebut peradaban “abris sous roche”.
  • Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche), sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan bekas-bekas kebudayaan manusia pada zaman itu. �

18 of 37

KEBERADAAN TEKNOLOGI

Dari tempat sampah dapur (kjokkenmoddinger) ditemukan juga kapak genggam yang disebut pebble. Mereka juga menggunakan batu pipih dan batu landasan untuk menggiling makanan serta membuat cat yang diperkirakan ada kaitannya dengan kepercayaan mereka. Mereka menggunakan batu yang lebih halus serta panah bergigi yang terbuat dari tulang-tulang hewan untuk berburu binatang. Mereka juga telah mengenal seni yang berkaitan dengan kepercayaan mereka, seperti gambar dari lukisan tangan berwarna merah dari dinding gua. �

19 of 37

PENINGGALAN BUDAYA

20 of 37

Kebudayaan Mesolitikum

  • Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
  • Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Sous Roche)
  • Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)

21 of 37

Bone Culture/ Sampung Bone Culture (kebudayaan alat dari Tulang)

  • Banyak alat-alat yang ditemukan di zaman batu mesolitikum lebih banyak terbuat dari tulang dan tanduk rusa. Alat-alat itu ditemukan di abris sous roche
  • Arbis sous roche adalah goa yang menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Penelitian mengenai kebudayaan Abris sous roche ini juga dilakukan oleh van Stein Callenfels pada tahun 1928-1931 di Goa Lawu, dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur. 
  • Bersamaan alat-alat dari sampung ini , ditemukan pula fosil manusia papua-melanesoid.�

22 of 37

23 of 37

Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)�

  • Selama tahun 1893-1896 dua orang bersaudara sepupu, berkebangsaan swiss, bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin melakukan penelitian di gua-gua di lumancong Sulawesi selatan yang masih didiami suku bangsa Toala. Mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flake) mata panah bergerigi, dan alat-alat tulang. Van Stein Callenfels memastikan kebudayaan Toala tersebut merupakan kebudayaan mesolitikum yang berlangsung sekitar tahun 3000 sampai 1000 SM.
  • Kebudayaan yang ditemukan berupa flakes yang disebut microlith (batu kecil), pecahan tembikar, dan benda-benda perunggu

24 of 37

Pebble Culture

  • Di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara Langsa (Aceh), dan ditemukan bekas-bekas tempat tinggal manusia di zaman mesolitikum.temuan itu berupa kulit kerang yang membatu dan tingginya ada yang mencapai 7 meter, dalam bahasa denmark biasa disebut kjokkenmoddinger (sampah dapur). Hal ini diteliti oleh Dr. P. V. van Stein Callenfels pada tahun 1925. Sampah dengan ketinggian tersebut kemungkinan telah mengalami proses pembentukan cukup lama, yaitu mencapai ratusan bahkan ribuan tahun.

25 of 37

Pebble Culture

  • Di dalam sana Dr. P. V. van Stein Callenfels juga menemukan :
      • Kapak Sumatera:
      • Di tempat itu ditemukan benda-benda kebudayaan seperti kapak genggam yang disebut pebble atau kapak genggam Sumatera (Sumeteralith) sesuai dengan tempat penemuannya. Kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah dua dan teksturnya masih kasar.
  • Batu penggiling :
      • Di antara tumpukan sampah tersebut juga ditemukan batu penggiling beserta landasannya (pipisan) yang digunakan untuk menghaluskan cat merah. Cat tersebut diperkirakan digunakan dalam acara keagamaan atau ilmu sihir.

26 of 37

Pebble Culture

  • Alu dan Lesung Batu
  • Pisau Batu
  • Hache Courte :
      • Kapak lain yang ditemukan pada zaman ini adalah hache courte (kapak pendek) yang berbentuk setengah lingkaran seperti kapak genggam atau chopper.

27 of 37

ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN MESOLITHIKUM

28 of 37

ALAT – ALAT YANG DIHASILKAN DARI KEBUDAYAAN MESOLITIKUM

  • Kapak genggam (pebble)
  • Kapak pendek (hache courte)
  • Flakes (alat serpih) , yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas makanan.
  • Ujung mata panah
  • Batu penggilingan (pipisan)

29 of 37

30 of 37

SENI LUKIS

31 of 37

Seni lukis zaman mesolitikum

  • Karya seni lukis yang paling tua diketemukan pada zaman batu menengah, yaitu berupa lukisan pada dinding gua seperti: lukisan binatang buruan yang terdapat di dinding gua Leang-Leang di Sulawesi Selatan.
  • Lukisan ini dikerjakan dengan cara menoreh dinding gua dengan penggambaran binatang yang realistic dibubuhi dengan warna merah, putih, hitam dan coklat yang dibuat dari bahan pewarna alam.
  • Lukisan lambang nenek moyang yang berbentuk setengah binatang dan setengah manusia dan juga lukisan lukisan cap-cap tangan terdapat di dinding gua di Irian Jaya, lukisan ini dikerjakan dengan teknik semprotan warna (aerograph).
  • Lukisan-lukisan pada zaman batu menengah tidak dibuat sebagai hiasan semata melainkan mengandung tujuan tertentu dan dianggap memiliki kekuatan magis.

32 of 37

Lukisan pada gua leang-leang

  • Dari cerita masyarakat setempat yang menyebutkan, sejarah gambar tangan dengan jari lengkap bermakna sebagai penolak bala, sementara gambar dengan 4 jari telapak tangan diperkirakan sebagai cap telapak tangan milik salah satu anggota suku yang telah mengikuti ritual potong jari.
  • Ritual yang dilakukan sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya.
  • Gambar babi rusa gemuk yang terpanah jantungnya, merupakan gambaran sejarah manusia purbakala yang dulunya hidup berburu.

33 of 37

Lukisan pada gua leang-leang

  • Menurut sejarah, gambar tangan  yang terdapat di gua merupakan tangan perempuan. Usia gambar itu lebih dari 5.000 tahun. Ukurannya tidak terlalu besar dan konon dibuat dalam waktu yang tidak bersamaan.
  • Gambar itu dibuat dengan cara menempelkan tangan ke dinding gua, lalu disemprotkan dengan cairan berwarna merah. Cat pewarna ini mungkin  dari mineral merah (hematite) yang banyak terdapat di sekitar gua (di batu-batuan dan di dasar sungai di sekitar gua), ada pula yang mengatakan dengan batu-batuan dari getah pohon yang dikunyah seperti sirih.

34 of 37

35 of 37

KEPERCAYAAN

36 of 37

Kepercayaan Masyarakat pada zaman Mesolitikum

  • Masyarakat mesolitikum sudah mengenal kepercayaan dan penguburan mayat.
  • Lukisan pada dinding yang dianggap magis. Contoh: gambar tangan untuk penolak bala, gambar kadal sebagai penjelmaan roh nenek moyang, gambar perahu sebagai alat transportasi roh nenek moyang ke alam baka.
  • Totemisme yaitu penyembahan terhadap binatang – binatang disekitar yang dipercayai memiliki kekuatan gaib.

37 of 37

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA�Wassalam