1 of 43

Direktur Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah

Dra. Bea Rejeki Tirtadewi, Ak, MM, CRMP, CA, CFrA, QIA, CGCAE

Peran APIP dalam Meningkatkan Tata Kelola dan Manajemen Risiko Pemerintah Daerah

Selasa, 12 April 2022

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

2 of 43

CURRICULUM VITAE

  • Dra. Bea Rejeki Tirtadewi, Ak, MM, CRMP, CA, CFrA, QIA, CGCAE
  • Penugasan:
  • 1986 s.d 1988, Ketua Tim di Perwakilan BPKP Kalselteng
  • Desember 1988 s.d 2000, Ketua Tim, Kepala Seksi di Deputi Pengawasan BUMN/BUMD,
  • 2000 s.d 2010, Pengendali Teknis, Kepala Sub Direktorat di Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian,
  • 2010 s.d 2017, Kepala Sub Direktorat, Direktur di Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
  • Juli 2017 s.d Juli 2019, Direktur Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah II, Deputi PPKD
  • Agustus 2019 sd saat ini, Direktur Pengawasan Tata Kelola Pemerintah Daerah, Deputi Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah

PENILAIAN KAPABILITAS APIP

DIREKTORAT PENGAWASAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH

3 of 43

Tugas dan Short Course antara lain:

  • Factory Inspection gelagar Jembatan Suramadu, Shanghai dan Beijing China, 2007,
  • COSO Training di IIA Global Head Quarter Altamonte Springs Orlando, Florida, USA 14-18 Juni 2010,
  • Benchmark Penggunaan Peralatan Jalan Tol yang akan dipergunakan pada Tol Cikopo Palimanan di PT PLUS Kualalumpur Malaysia 2010,
  • Implementasi SPIP di Perwakilan RI Melbourne, Australia, 2011,
  • Peserta Kunjungan HLC (High Level Commitee) ke Airbus Military Spanyol, Pesawat Latih GROB Jerman, dan Nexter (Caesar) Perancis (September 2012),
  • BPKP Customized Risk and Controls Training, Washington DC, USA, 25 Agustus sd 3 September 2012,
  • Implementasi SPIP di Konjen RI di Jeddah, Maret 2013,
  • Implementasi SPIP di KBRI Korea Selatan, Seoul, Juni 2013,
  • Peserta Kunjungan HLC (High Level Commitee) ke Bell Helicopter Textron Inc dan Pratt & Whitney Montreal Canada, Desember 2013,
  • Peserta Kunjungan HLC (High Level Commitee) ke Sao Paolo, Rio De Jainero, Brasilia, Brazil, Rudal Inspection, Mei 2014,
  • Implementasi SPIP di Perwakilan RI Cape Town, Afrika Selatan, Maret 2014,
  • Implementasi SPIP di Perwakilan RI Pretoria, Afrika Selatan, Maret 2014,
  • Benchmarking Innovation di Manila Philippine, April 2015,
  • Factory Inspection Pemancar, Paris, Desember 2015,
  • Implementasi SPIP di Perwakilan RI Tashkent Ubekiztan, Maret 2016,
  • Factory Inspection Antena, Melbourne, Juni 2016,
  • Overseas Training Organization Integrity, The Hague Belanda, Februari 2018,
  • Narasumber pada Seminar Ascociation Government Internal Auditor Philippine di Cebu City Philippine, tanggal 8 sd 11 Oktober 2019.

PENILAIAN KAPABILITAS APIP

DIREKTORAT PENGAWASAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH

4 of 43

Agenda

01

02

03

04

KONDISI SPIP, MANAJEMEN RISIKO DAN KAPABILITAS APIP DI PROVINSI JAWA TIMUR

GAMBARAN IMPLEMENTASI SPIP, MR DAN KAPABILITAS APIP

05

4

02

01

UPAYA APIP DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RISIKO PEMDA

5 of 43

01

KONDISI SPIP, MANAJEMEN RISIKO DAN KAPABILITAS APIP DI PROVINSI JAWA TIMUR

6 of 43

URGENSI PENINGKATAN KUALITAS PENGAWASAN INTERN

APIP diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengawasan intern, sehingga dapat melakukan pengawalan secara optimal atas akuntabilitas tata kelola keuangan serta penyelenggaraan program dan kegiatan pembangunan

Peran APIP menjadi lebih konkret dan strategis karena dalam melaksanakan pengawasan intern, APIP memiliki tugas dan fungsi penting dalam integrasi penyelenggaraan tata kelola, manajemen risiko, serta pengendalian (GRC) di lingkup manajemen K/L/D.

  • Tata kelola keuangan dan penyelenggaraan pembangunan harus akuntabel
  • Pencapaian tujuan pemerintah dan delivery program prioritas harus senantiasa dikawal
  • Peran APIP dan pengawasan intern perlu dikontekstualisasikan dalam era yang lebih adaptif, dengan tetap berpegangan pada tujuan utama dan kebermanfaatan APIP bagi organisasi

7 of 43

CAPAIAN MATURITAS SPIP, MR DAN KAPABILITAS APIP SE-JATIM

APIP Level 3 = 13

APIP Level 2+ = 8

APIP Level 2 = 9

APIP Level 1+ = 5

APIP Level 1 = 4

Kapabilitas APIP

SPIP Level 3 = 31

SPIP Level 2 = 8

Maturitas SPIP

MRI Level 3 = 6

MRI Level 2 = 27

MRI Level 1 = 6

Maturitas MR

Kapabilitas APIP

MR

SPIP

8 of 43

Capaian Maturitas SPIP dan MRI pada Provinsi Jawa Timur

JAWA TIMUR

No

Perwakilan

Level SPIP

Skor

Tahun

Level MRI

Skor

Tahun

1

Kabupaten Banyuwangi

3

3.297

2016

3

3.456

2021

2

Kota Surabaya

3

3.723

2016

3

3.213

2021

3

Kabupaten Bojonegoro

3

3.074

2017

2

2.711

2021

4

Kabupaten Bondowoso

3

3.006

2017

2

2.900

2021

5

Kabupaten Jombang

3

3.043

2017

2

2.900

2021

6

Kabupaten Lumajang

3

3.050

2017

2

2.419

2021

7

Kabupaten Pacitan

3

3.028

2017

2

2.349

2021

8

Kabupaten Pasuruan

3

3.091

2017

2

2.081

2021

9

Kabupaten Ponorogo

3

3.006

2017

1

1.638

2021

10

Kabupaten Probolinggo

3

3.074

2017

2

2.700

2021

11

Kabupaten Tulungagung

3

3.083

2017

2

2.570

2021

12

Kota Blitar

3

3.006

2017

2

2.660

2021

13

Kota Mojokerto

3

3.006

2017

2

2.711

2021

14

Kota Malang

3

3.045

2018

3

3.338

2021

15

Kabupaten Blitar

3

3.000

2018

2

2.437

2021

16

Kabupaten Lamongan

3

3.106

2018

3

3.038

2021

17

Kabupaten Situbondo

3

3.038

2018

3

3.025

2021

18

Kota Probolinggo

3

3.038

2018

3

3.025

2021

19

Kota Kediri

3

3.038

2018

2

2.570

2021

20

Kabupaten Gresik

3

3.060

2019

1

1.960

2021

21

Kabupaten Kediri

3

3.038

2019

2

2.660

2021

22

Kabupaten Sidoarjo

3

3.091

2019

2

2.781

2021

23

Kabupaten Pamekasan

3

3.083

2019

2

2.525

2021

24

Kabupaten Sumenep

3

3.038

2019

2

2.888

2021

25

Kota Madiun

3

3.038

2019

2

2.700

2021

26

Kabupaten Magetan

3

3.000

2019

2

2.538

2021

27

Kabupaten Trenggalek

3

3.000

2019

2

2.638

2021

28

Kabupaten Ngawi

3

3.000

2019

1

1.960

2021

29

Kabupaten Tuban

3

3.000

2019

2

2.700

2021

30

Kabupaten Madiun

3

3.000

2019

1

1.748

2021

31

Kota Pasuruan

2

2.857

2018

2

2.790

2021

32

Kota Batu

2

2.925

2018

2

2.513

2021

33

Kabupaten Nganjuk

2

2.813

2018

1

1.635

2021

34

Kabupaten Jember

2

2.461

2019

1

1.748

2021

35

Kabupaten Sampang

2

2.838

2021

2

2.700

2021

36

Kabupaten Mojokerto

2

 

2021

2

2.761

2021

37

Kabupaten Malang

2

 

2021

2

2.894

2021

38

Kabupaten Bangkalan

2

 

2021

2

2.588

2021

Provinsi Jawa Timur

Level SPIP

Tahun

Level MRI

Tahun

3

2021

2

2021

Detail Capaian

Level

SPIP

MRI

3

31

6

2

8

27

1

-

6

9 of 43

Capaian Kapabilitas APIP pada Provinsi Jawa Timur

JAWA TIMUR

No

Perwakilan

Level APIP

Tahun

1

Kabupaten Banyuwangi

3

2019

2

Kabupaten Bondowoso

3

2019

3

Kabupaten Jombang

3

2020

4

Kabupaten Lumajang

3

2019

5

Kota Mojokerto

3

2020

6

Kabupaten Blitar

3

2021

7

Kabupaten Lamongan

3

2020

8

Kabupaten Gresik

3

2021

9

Kabupaten Kediri

3

2020

10

Kabupaten Sumenep

3

2019

11

Kabupaten Bangkalan

3

2021

12

Kabupaten Sampang

3

2020

13

Kota Surabaya

2+

2019

14

Kabupaten Probolinggo

2+

2020

15

Kabupaten Tulungagung

2+

2018

16

Kabupaten Mojokerto

2+

2020

17

Kabupaten Bojonegoro

2+

2018

18

Kota Kediri

2+

2018

19

Kabupaten Sidoarjo

2+

2019

20

Kota Madiun

2+

2021

21

Kabupaten Pasuruan

2

2018

22

Kabupaten Magetan

2

2018

23

Kabupaten Trenggalek

2

2018

24

Kabupaten Madiun

2

2017

25

Kota Pasuruan

2

2018

26

Kota Probolinggo

2

2019

27

Kabupaten Nganjuk

2

2018

28

Kota Blitar

2

2018

29

Kota Malang

2

2018

30

Kabupaten Pacitan

1+

2018

31

Kabupaten Situbondo

1+

2017

32

Kabupaten Ngawi

1+

2018

33

Kabupaten Malang

1+

2018

34

Kabupaten Tuban

1+

2018

35

Kabupaten Ponorogo

1

2018

36

Kabupaten Pamekasan

1

2017

37

Kota Batu

1

2017

38

Kabupaten Jember

1

2018

Provinsi Jawa Timur

Level APIP

Tahun

3

2019

Detail Capaian

Level

APIP

3

13

2

8

2+

9

1+

5

1

4

10 of 43

Sumbar (20)

L3: 9

L2+: 11

(45%)

Jabar (28)

L3: 8

L2+: 9

L2: 10

L1+: 1

(28,57%)

Jateng (30)

L3: 20

L2+: 4

L2: 6

(66,66%)

Jatim (39)

L3: 13

L2+: 8

L2: 9

L1+: 5

L1: 4

(33,33%)

Kalbar (15)

L3: 9

L2+: 6

(60%)

Kalteng (15)

L3: 6

L2+: 5

L2: 4

(40,00%)

Sulut (16)

L3: 7

L2+: 4

L2: 4

L1+: 1

(43,75%)

Gorontalo (7)

L3: 7

(100%)

Sulsel (25)

L3: 12

L2+: 3

L2: 10

(48%)

Sulbar (7)

L3: 6

L2: 1

(85,71%)

Sultra (18)

L3: 1

L2+: 6

L2: 8

L1+: 1

L1: 2

(5,55%)

Bali (10)

L3: 6

L2+: 4

(60%)

NTB (11)

L3: 8

L2+: 2

L2: 1

(72,73%)

NTT (23)

L3: 3

L2+: 7

L2: 10

L1+: 3

(13,04%)

Papbar (14)

L3: 1

L2+: 3

L2: 8

L1: 2

(7,14%)

Riau (13)

L3: 10

L2+: 3

(76,92%)

Kep. Riau (8)

L3: 7

L2+: 1

(87,5%)

Jambi (12)

L3: 5

L2+: 4

L2: 3

(41,66%)

Sumsel (18)

L3: 6

L2+: 6

L2: 6

(33,33%)

Banten (9)

L3: 9

(100%)

DKI (1)

1 L2+

DIY (12)

L3: 12

(100%)

Kalsel (14)

L3: 6

L2+: 4

L2: 4

(42,86%)

Kaltim (11)

L3: 8

L2+: 3

(72,72%)

Kaltara (6)

L3: 3

L2+: 2

L2: 1

(50%)

Sulteng (14)

L3: 5

L2+: 1

L2:8

(35,71%)

Maluku (12)

L3: 1

L2+: 5

L2: 3

L1+: 3

(8,33%)

Malut (11)

L3: 6

L2+: 3

L2: 1

L1: 1

(54,54%)

Papua (30)

L3: 2

L2: 22

L1+: 1

L1: 5

(6,67%)

Aceh (24)

L3: 9

L2+: 6

L2: 9

(37,5%)

Sumut (34)

L3: 5

L2+: 10

L2: 19

(14,71%)

Babel (8)

L3: 3

L2+: 4

L2: 1

(37,5%)

Bengkulu (11)

L3: 4

L2+: 4

L2: 3

(36,36%)

Lampung (16)

L3: 13

L2+: 3

(81,25%)

Peta Kapabilitas APIP K/L/D Mitra Deputi PPKD

Jateng

L3: 26

L2+: 4

L2: 6

(72,22%)

DIY

L3: 6

L2+: -

L2: -

(100%)

Capaian per Provinsi/Populasi

Capaian Level K/L Mitra

Kemendagri : Level 3

Kemendes PDTT: Level 2 Plus

Ket:

≥ 75%

≥ 50% sd 74%

≥ 25% sd 49%

≥ 1% sd 24%

0%

Persentase jumlah APIP Level 3

PENILAIAN KAPABILITAS APIP

DIREKTORAT PENGAWASAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH

11 of 43

SPIP

Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi

Kondisi Existing:

  • Pengendalian belum diarahkan pada tujuan organisasi dan 4 tujuan SPIP
  • Kegiatan pengendalian belum dikaitkan dengan hasil penilaian risiko

KAPABILITAS APIP

Kondisi Existing:

  • Kegiatan pengawasan belum dikaitkan dengan risiko organisasi
  • Kompetensi SDM APIP belum memadai

Kemampuan APIP untuk melaksanakan tugas-tugas pengawasan untuk mendukung pencapaian tujuan strategis organisasi

GOALS

KETERKAITAN SPIP, MANAJEMEN RISIKO, DAN KAPABILITAS APIP

Perpaduan antara budaya, sistem, dan proses untuk mengoordinasikan, mengidentifikasi, dan mengelola risiko, sebagai bagian dari penguatan penerapan SPIP dalam rangka mencapai tujuan organisasi

Kondisi Existing:

  • Belum terdapat struktur pengelolaan risiko
  • Belum sepenuhnya dikaitkan dengan tujuan organisasi
  • Belum dikelola dan dipantau secara berkelanjutan

MANAJEMEN RISIKO

DIREKTORAT PENGAWASAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH

PENILAIAN KAPABILITAS APIP

DIREKTORAT PENGAWASAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH

12 of 43

Kualitas sasaran strategis Pemerintah Daerah maupun sasaran strategis masing-masing OPD perlu ditingkatkan

Monitoring dan tindak lanjut atas hasil pengawasan belum terselenggara dengan baik

Keselarasan antara sasaran strategis Pemerintah Daerah dan sasaran strategis OPD yang masih lemah

Pengelolaan sistem informasi daerah belum optimal

Pencatatan dan pengamanan aset dan kekayaan daerah belum tertib

Kebijakan pengelolaan risiko yang belum diperbarui

Potensi PAD yang belum dioptimalkan

CATATAN HASIL PENILAIAN BASELINE

MATURITAS PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI

13 of 43

Kapabilitas APIP

Pendampingan atas penyusunan Register Risiko (RR) dan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) pada semua unit kerja (OPD)

Peningkatan kompetensi SDM di bidang audit kinerja, keinvestigasian, sistem pengelolaan risiko (CRMP, CRMO dan CFrA)

Pengawasan intern untuk meningkatkan ketaatan atas area high risk terhadap potensi tindak kecurangan (misal: perencanaan daerah, pajak dan retribusi, hibah dan bansos, PBJ, perizinan/pelayanan dan perjalanan dinas)

Pembahasan dan menyepakati bersama dengan auditan terkait parameter kinerja 3E, meningkatkan kualitas substansi audit kinerja dengan memanfaatkan RR dan RTP

Perangkingan area pengawasan (Program/OPD/lainnya) prioritas yang akan diawasi dengan Faktor Risiko tertinggi dan Risiko Strategis tertinggi

Area of Improvement

14 of 43

Yang ditunggu-tunggu masyarakat itu hasilnya!

*hasil pembangunan/belanja pemerintah

PRESIDEN JOKOWI DALAM RAKORNAS PENGAWASAN INTERN 27/5/2021

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN

YANG SESUAI

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN KINERJA

ANTISIPASI KETERJADIAN FRAUD

PERAN APIP YANG EFEKTIF

SPIP TERINTEGRASI

BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DI JAWA TIMUR?

15 of 43

02

UPAYA APIP DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RISIKO PEMDA

16 of 43

Sumber Gambar:

entrepreneurhandbook.co.uk/wp-content/uploads/2014/01/Leader-showing-the-way.jpg

Pengawasan Internal memberikan assurance dan consulting yang independen dan objektif mengenai kecukupan dan efektivitas tata kelola dan manajemen risiko. Hal ini dapat tercapai melalui penerapan yang kompeten dari proses-proses, keahlian, dan wawasan yang sistematis dan terstruktur.

(Model Tiga Lini, IIA, 2020)

17 of 43

17

Prinsip-prinsip Pokok (core principles) Praktik Profesional Audit Internal

  1. Mendemonstrasikan integritas.
  2. Mendemonstrasikan kompetensi dan kecermatan profesional.
  3. Objektif dan bebas dari pengaruh yang tidak semestinya (independen).
  4. Selaras dengan strategi, tujuan dan risiko organisasi.
  5. Diposisikan secara layak dan didukung sumber daya memadai.
  6. Mendemonstrasikan kualitas dan perbaikan berkelanjutan.
  7. Berkomunikasi secara efektif.
  8. Memberi asurans berbasis risiko.
  9. Berwawasan, proaktif dan fokus pada masa depan.
  10. Mendorong perbaikan organisasi.

(Kerangka Kerja IPPF 2016)

18 of 43

18

PERAN APIP DALAM MANAJEMEN RISIKO

APIP turut membangun manajemen risiko di lingkungan organisasi K/L/D, dan memanfaatkan MR dalam menyusun Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko dan melakukan Pengawasan Intern Berbasis Risiko termasuk pelaksanaan Audit Kinerja Berbasis Risiko yang memanfaatkan Register Risiko manajemen.

MEMPERBANYAK PERAN KONSULTANSI

APIP memberikan informasi bernilai bagi pengambilan keputusan di tingkat yang lebih strategis, memberikan solusi dini, serta tangkas (agile) mengantisipasi risiko.

PENGUASAAN PROSES BISNIS

APIP harus menguasai proses bisnis di lingkungan organisasi K/L/D dan memahami arah-kebijakan pimpinan K/L/D.

UPAYA PENINGKATAN PERAN APIP

19 of 43

Tujuan Sasaran Strategis OPD 1

Tujuan Sasaran Strategis OPD 2

Tujuan Sasaran Strategis OPD 2

Aktivitas Operasional

Aktivitas Operasional

Sasaran Program dan Kegiatan A1

Sasaran Program dan Kegiatan A1

TUJUAN - SASARAN

MISI

VISI

TUJUAN

PEMERINTAH

DAERAH

PEMAHAMAN PROSES BISNIS

PROGRAM

Aktivitas Operasional

Sasaran Program dan Kegiatan A1

RPJMD

RENSTRA

APIP

MEMAHAMI

APIP memahami proses bisnis yang ada di Pemda, agar pengawasan APIP selaras dengan tujuan Pemda.

20 of 43

PERAN APIP DALAM MANAJEMEN RISIKO

Pada tahap awal pembangunan MR, APIP dituntut untuk lebih banyak menjalankan peran seperti kipas di bagian tengah, dengan tetap menjaga independensi dan objektivitas.

21 of 43

MANAJEMEN

APARAT PENGAWASAN INTERN

UNIT KEPATUHAN/ KOORDINATOR PENGELOLAAN RISIKO

  • Pelaksanaan aktivitas-aktivitas proses bisnis dalam rangka mencapai tujuan organisasi;
  • Melaksanakan pengelolaan risiko, dan langkah-langkah pengendalian intern untuk memproteksi hasil.
  • Menyusun guidance,
  • menyediakan expertises,
  • Supporting implementasi MR,
  • Monitoring pelaksanaan pengelolaan risiko;
  • Memberikan pendapat/rekomendasi perbaikan atas langkah-langkah pengendalian yang dilaksanakan Manajemen.

  • Assurance atas pelaksanaan program dan kegiatan manajemen dalam rangka pencapaian tujuan organisasi (misal: audit kinerja);
  • Mengevaluasi keandalan pengendalian yang dibangun oleh manajemen (Assurance atas GRC)

1

2

3

Semua peran bekerja bersama secara kolektif, berkontribusi dalam menciptakan dan menjaga nilai. Semua selaras satu sama lain dengan prioritas stakeholders.

KONSEPSI THREE LINES MODEL DALAM MANAJEMEN RISIKO

22 of 43

03

GAMBARAN IMPLEMENTASI�SPIP, MR DAN KAPABILITAS APIP�

23 of 43

K/L/D:

……………………….

TUJUAN:

………………………..

SASARAN:

………………………..

STRATEGI PENCAPAIAN

PROGRAM:

………………………..

KEGIATAN:

………………………..

INDIKATOR:

………………………..

INDIKATOR:

………………………..

APAKAH SUDAH TEPAT?

PERENCANAAN/PENETAPAN TUJUAN

MEMBANGUN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PENCAPAIAN TUJUAN

APAKAH TERUS DITINGKATKAN KUALITASNYA?

PEMANTAUAN

PEMBINAAN

SDM

HUBUNGAN

KERJA/

KEMITRAAN

KETEPATAN

STRUKTUR

ORGANISASI

REVIU ATAS

KINERJA

PENGAMANAN

ASET

KEANDALAN

SISTEM

INFORMASI

MITIGASI

RISIKO

INFORMASI DAN

KOMUNIKASI

PEMBANGUNAN

INTEGRITAS/NILAI-

NILAI ORGANISASI

PERAN

APIP

CAPAIAN KINERJA

(OUTCOME DAN OUTPUT):

………………………………..

PENURUNAN/KENAIKAN JUMLAH

TEMUAN DALAM LAPKEU:

…………………………………

KONDISI KEAMANAN ASET

(FISIK DAN ADMINISTRASI):

………………………………….

PENURUNAN/KETERJADIAN FRAUD/TIPIKOR:

…………………………………..

METODOLOGI PENILAIAN SPIP TERINTEGRASI MENCAKUP 3 ASPEK TERSEBUT.

KOMPETENSI

PEGAWAI

KEPEMIMPINAN

YANG KONDUSIF

24 of 43

SASARAN

STRATEGIS

PEMDA

DITINGKATKAN

DAN DINILAI KAPABILITASNYA

GAMBARAN IMPLEMENTASI SPIP, MR, DAN PENINGKATAN KAPABILITAS APIP PADA PEMDA

MELAKSANAKAN PERBAIKAN BERKELANJUTAN

APIP

RISK

RISK

RISK

RISK

RISK BASED AUDIT PLAN

PENCAPAIAN

SASARAN

RPJMD

TAHUN 1

TAHUN 2

TAHUN 3

TAHUN 4

TAHUN 5

PENILAIAN MATURITAS SPIP SECARA TAHUNAN

RESIDUAL RISK/

FRAUD

STRATEGIC RECOMMENDATION

MRI

IEPK

AOI

AOI

AOI

AOI

KEPALA DAERAH DAN WAKIL

KOMITMEN PIMPINAN

RISK

RESIDUAL RISK/

FRAUD

OPD

OPD

OPD

OPD

OPD

OPD

Manajemen Risiko Indeks (MRI) menilai kualitas penerapan Manajemen Risiko pada pemda

Indeks Efektivitas Pengendalian Korupsi (IEPK) menilai upaya pengendalian korupsi yang dibangun pemda

Inspektorat sebagai LINI 3

OPD sebagai

LINI 1

UNIT

KEPATUHAN

Asisten Sekda

sebagai LINI 2

KOMITMEN PIMPINAN + KETIGA LINI BERFUNGSI DENGAN OPTIMAL JUGA DAPAT MENDORONG KENAIKAN NILAI SPIP TERINTEGRASI, MRI, IEPK, DAN KAPABILITAS APIP

25 of 43

CONTOH

26 of 43

Visi : Terwujudnya Kabupaten Malang yang Madep, Manteb dan Manetep

Misi :

  1. Memantapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan;
  2. Memperluas inovasi dan reformasi birokrasi berbasis teknologi informasi;
  3. Melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi;
  4. Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis pertanian, pariwisata, dan industri kreatif;
  5. Melakukan percepatan pembangunan desa melalui penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan produk unggulan desa;
  6. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur jalan, transportasi, telematika, sumber daya air, permukiman dan prasarana lingkungan;
  7. Memperkokoh kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup

Penilaian Mandiri:

35 Sasaran Strategis Pemda, 39 OPD

Cascading Pemilihan Sasaran Strategis Sampel PK dan Evaluasi

1.1 Mewujudkan mentalitas kehidupan sosial yang tertib melalui terciptanya kerukunan kehidupan umat beragama

1.1.3 Meningkatnya kualitas dan revitalisasi budaya lokal dalam perilaku kehidupan sehari-hari yang produktif

2.1 Mewujudkan reformasi birokrasi dalam mendukung tata kelola pemerintahan yang baik

2.1.2 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah

2.1.4 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

3.1 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

3.1.2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

4.1 Meningkatkan perekonomian masyarakat

4.1.1 Meningkatkan kinerja sektor pertanian

4.1.2 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan

4.1.3 Meningkatkan perkembangan usaha industri kreatif

4.1.4 Meningkatnya kualitas koperasi dan UMKM

4.1.5 Meningkatnya nilai investasi

4.1.8 Meningkatnya penghasilan daerah dari sektor pariwisata

6.1 Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah dalam rangka untuk untuk pemerataan hasil pembangunan

6.1.1 Meningkatnya Kualitas Layanan Jalan Kabupaten Malang

6.1.2 Meningkatkan Sarana Prasarana Permukiman dan Lingkungan

= Merupakan Sasaran Strategis yang dilakukan Evaluasi

TUJUAN

SASARAN STRATEGIS PEMDA

SAMPEL PK

27 of 43

Terwujudnya Kabupaten Malang yang Madep, Manteb dan Manetep

Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis pertanian, pariwisata, dan industri kreatif

Meningkatnya Perekonomian Masyarakat

IK: Persentase tingkat pertumbuhan ekonomi

MISI

TUJUAN

VISI

4

Sasaran : Meningkatnya perekonomian masyarakat di bidang, antara lain:

Kinerja Sektor Pertanian

1

Pertumbuhan Ekonomi Sub Sektor Perikanan

2

Penghasilan Daerah Dari Sektor Pariwisata

3

Perkembangan Usaha Industri Kreatif

4

Kualitas Koperasi dan UMKM

5

Meningkatnya Nilai Investasi

6

Program

OPD Pj

1

sasaran

  • Penyediaan dan Pengembangan Sarana Pertanian
  • Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Pertanian
  • Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian
  • Penyuluhan Pertanian

DINAS TANAMAN PANGAN, HOLTIKULTURA DAN PERKEBUNAN

2

  • Pengelolaan Perikanan Tangkap
  • Pengelolaan Perikanan Budidaya
  • Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

DINAS PERIKANAN

3

  • Program Pengelolaan Permuseuman
  • Pengembangan Kesenian Tradisional
  • Pengembangan Kebudayaan
  • Peningkatan Daya Tarik Destinasi Pariwisata

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

4

Perencanaan dan Pembangunan Industri

DISPERINDAG

5

  • Pengawasan dan Pemeriksaan Koperasi
  • Penilaian Kesehatan Ksp/Usp Koperasi
  • Pemberdayaan Dan Perlindungan Koperasi
  • Pemberdayaaan Usaha Menengah, Usaha Kecil Dan Usaha Mikro (Umkm)
  • Pengembangan Umkm

Diskop & UKM

  • Pelayanan Penanaman Modal
  • Pengembangan Iklim Penanaman Modal
  • Promosi Penanaman Modal
  • Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

6

Dinas PMPTSP

28 of 43

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

DINAS KOPERASI DAN UKM

DINAS PERIKANAN

DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA & PERKEBUNAN

OPD PENANGGUNG JAWAB PROGRAM

Sasaran Strategis Pemda

“Meningkatkan kinerja sektor pertanian”

Indikator: Persentase PDRB Sub Sektor Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Target: 3,66% ; 4,46% ; 1,81%

Sasaran Strategis OPD

“Meningkatnya produksi, produktivitas, nilai tambah serta daya saing tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan”

Indikator: Persentase Peningkatan Produksi Komoditas Tanaman Pangan , Hortikultura dan Perkebunan

Target: 2% ; 5% ; 3%

Program : Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Pertanian

Sasaran Program : Meningkatnya jumlah pemanfaatan prasarana pertanian untuk mendukung produksi pertanian

Indikator : Persentase penyediaan prasarana pendukung usaha tani (irigasi dan JUT)

Target : 100 %

Kegiatan : Pembangunan prasarana pertanian

Sasaran Kegiatan : Meningkatnya prasarana pertanian

Indikator : Jumlah prasarana pertanian

Target : 8 paket irigasi, 6 paket embung, 18 paket JUT, 5 paket Dam Parit

29 of 43

“Meningkatnya produksi, produktivitas, nilai tambah serta daya saing tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan”

Sasaran pemda

“Meningkatnya jumlah pemanfaatan prasarana pertanian untuk mendukung produksi pertanian”

“Meningkatkan kinerja sektor pertanian”

Sasaran OPD

Sasaran program

Risiko Operasional

Kegiatan Pembangunan Prasarana Pertanian

Pekerjaan kurang sesuai dengan RAB dan Gambar

Risiko

Penyebab

RTP

Petani belum mampu menterjemahkan RAB dan Gambar

Kurangnya pengawasan oleh tim pengawas lapangan pada Dinas Tanaman Pangan

Petani belum mampu membuat laporan sendiri baik laporan tahapan pekerjaan maupun laporan akhir

Dilakukan bimbingan teknis kepada petani sebelum pelaksanaan pekerjaan

Monitoring lapangan dilakukan sesuai tahapan pekerjaan

Dilakukan bimbingan dan pendampingan penatausahaan dan pelaporan kegiatan

30 of 43

CONTOH

31 of 43

MISI 5:

Mewujudkan kesalehan sosial

RPJMD

KAB. BOGOR

2018-2023

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN BOGOR TERMAJU, NYAMAN, DAN BERKEADABAN

MISI 1:

Mewujudkan masyarakat yang berkualitas

MISI 2:

Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan

berkelanjutan

MISI 3:

Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik

MISI 4:

Mewujudkan pembangunan daerah yang merata, berkeadilan, dan berkelanjutan

TUJUAN 3:

Terwujudnya masyarakat Bogor maju dan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas.

SASARAN STRATEGIS:

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Meningkatnya daya saing daerah

Indikator:

  • Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
  • PDRB Per Kapita (Juta Rp)
  • Tingkat Kemiskinan (%)
  • Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
  • PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rp)

Untuk menjamin pencapaian tujuan maka harus dilakukan penilaian risiko dan menentukan pengendalian yang tepat

Yang ditunggu-tunggu masyarakat itu hasilnya!

*hasil pembangunan/belanja pemerintah

PRESIDEN JOKOWI DALAM RAKORNAS PENGAWASAN INTERN 27/5/2021

DIKAWAL DENGAN:

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN KINERJA

PENERAPAN

MANAJEMEN RISIKO

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN

PERAN APIP YANG

EFEKTIF

ANTISIPASI

KETERJADIAN FRAUD

SPIP

TERINTEGRASI

CONTOH IMPLEMENTASI

SLIDE SELANJUTNYA

1

2

3

4

5

DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

TUJUAN OPD:

Terwujudnya daya saing perdagangan daerah

Terwujudnya daya saing perindustrian daerah

SASARAN OPD:

Meningkatnya laju pertumbuhan ekspor produk daerah

Terkendalinya pembangunan sentra industri

Meningkatnya perlindungan konsumen

Indikator:

Nilai Ekspor

Cakupan Wilayah Tertib Ukur

% Pembangunan Sentra Industri yang Sesuai Ketentuan

32 of 43

TANTANGAN YANG DIHADAPI DI KABUPATEN BOGOR

HARUS DIHADAPI DENGAN STRATEGI YANG TEPAT, EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Angka Kemiskinan Naik

Daerah Rawan Bencana

Pencemaran Lingkungan Akibat Industri

Daya Saing Industri Kecil Menengah Masih Terbatas

Kompetensi SDM Masih Perlu Ditingkatkan

33 of 43

KEKUATAN KABUPATEN BOGOR

OPTIMALKAN KEKUATAN-KEKUATAN YANG DIMILIKI UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN DI KABUPATEN BOGOR DENGAN MENYUSUN PERENCANAAN YANG BERKUALITAS DAN MEMBANGUN PENGENDALIAN INTERN YANG MEMADAI

Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Kemudahan Investasi

Kaya Inovasi

PARIWISATA

PERDAGANGAN

PERINDUSTRIAN

PERTANIAN

POTENSI DAERAH

34 of 43

PERENCANAAN TEPAT

UNTUK HASIL YANG BERMANFAAT

Penyusunan Sasaran Strategis sesuai potensi dan isu strategis daerah

Penyusunan cascading perencanaan sesuai proses bisnis

Penetapan indikator kinerja dan target secara jelas, terukur, dan berorientasi hasil

UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN PEMKAB BOGOR

Penetapan Perjanjian Kinerja dari level pimpinan hingga pelaksana di setiap OPD

1

Pelaksanaan reviu dalam proses penyusunan dokumen perencanaan oleh Inspektorat

VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN BOGOR TERMAJU, NYAMAN, DAN BERKEADABAN

MISI 2:

Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan

TUJUAN 3:

Terwujudnya masyarakat Bogor maju dan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Meningkatnya daya saing daerah

  • Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
  • PDRB Per Kapita (Juta Rp)
  • Tingkat Kemiskinan (%)
  • Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
  • PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rp)

SASARAN STRATEGIS:

Indikator:

SLIDE SELANJUTNYA

ATAS TUJUAN YANG TELAH DITETAPKAN PEMKAB BOGOR PERLU MENGIDENTIFIKASI DAN MENGANALISIS RISIKO SERTA MELAKUKAN PENGENDALIAN

Hingga tahun 2021, sektor Industri Pengolahan merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Bogor, yaitu mencapai 53,16%.

OPD Pengampu:

  • Dinas Sosial
  • Dinas Tenaga Kerja
  • Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, & Perkebunan
  • Dinas Perikanan dan Peternakan
  • Dinas Perdagangan dan Perindustrian
  • Dinas KUKM
  • DPMPTSP
  • Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

Terwujudnya daya saing perdagangan daerah

Terwujudnya daya saing perindustrian daerah

Meningkatnya laju pertumbuhan ekspor produk daerah

Terkendalinya pembangunan sentra industri

Meningkatnya perlindungan konsumen

Indikator:

Nilai Ekspor

Cakupan Wilayah Tertib Ukur

% Pembangunan Sentra Industri yang Sesuai Ketentuan

SASARAN OPD:

TUJUAN OPD:

PARIWISATA

PERDAGANGAN

PERINDUSTRIAN

PERTANIAN

POTENSI DAERAH

35 of 43

PENGENDALIAN SESUAI AGAR TUJUAN TERCAPAI

3

KAWAL PENCAPAIAN TUJUAN

MANAJEMEN RISIKO DITERAPKAN

2

  • Penetapan kebijakan yang komprehensif sebagai pondasi penerapan MR
  • Tone of the top, yakni peran serta dan keterlibatan langsung pimpinan dalam penerapan MR
  • Tidak sekadar risiko operasional, atas risiko strategis pemda dan OPD dikelola untuk memastikan tujuan strategis tercapai
  • Pengelolaan risiko kemitraan sebagai mitigasi pelaksanaan proses bisnis yang senantiasa melibatkan pihak internal & eksternal
  • RTP disusun sesuai risiko teridentifkasi dan tidak menjadi dokumen mati, tetapi dilaksanakan dan dipantau efektivitasnya
  • Pengendalian tepat sasaran yakni diarahkan sesuai tujuan yang ditetapkan
  • Pengendalian merupakan upaya mitigasi yang diarahkan sesuai risiko teridentifikasi

APIP BERDAYA

KABUPATEN BOGOR BERJAYA

  • Program-program prioritas yang mendukung pencapaian tujuan daerah dievaluasi risikonya dan menjadi dasar penentuan objek pengawasan
  • Hasil pembinaan APIP terkait Manajemen Risiko dapat membantu OPD dalam memutakhirkan Register Risiko
  • Berkontribusi atas perencanaan Pemerintah Daerah dengan mengevaluasi SAKIP
  • Hasil Audit Kinerja dapat memastikan adanya peningkatan kinerja OPD. Hal tersebut diharapkan dapat mendongkrak capaian target kinerja dan hasilnya dapat dirasakan masyarakat.

UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN PEMKAB BOGOR

KORUPSI DIANTISIPASI

CAPAI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI

5

  • Risiko fraud yang mengintai di setiap tingkatan perencanaan dan tahapan pelaksanaan dimitigasi agar tidak terjadi
  • Setiap orang dapat menjadi mata dan telinga yang selalu mengawasi dan telah difasilitasi melalui kanal pengaduan seperti LAPORBUP

SLIDE SELANJUTNYA

ATAS TATA KELOLA YANG DIBANGUN PEMKAB BOGOR, DAMPAKNYA ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT

SASARAN STRATEGIS

PEMKAB BOGOR

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Meningkatnya daya saing daerah

SASARAN STRATEGIS

DINAS PERDAGANGAN DAN

PERINDUSTRIAN

Program Pengembangan Perdagangan

Kegiatan:

………….

Program Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pelaku Usaha

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Program Perizinan dan Pendaftaran Usaha

Program Pengembangan Ekspor

Kegiatan:

………….

Kegiatan:

………….

Kegiatan:

………….

Kegiatan:

………….

PROGRAM DAN KEGIATAN

DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

RISIKO STRATEGIS PEMDA

RISIKO OPERASIONAL OPD

4

Meningkatnya laju pertumbuhan ekspor produk daerah

Terkendalinya pembangunan sentra industri

Meningkatnya perlindungan konsumen

RISIKO STRATEGIS OPD

36 of 43

DAFTAR RISIKO DAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2021

APAKAH SUDAH TEPAT?

APAKAH RISIKO STRATEGIS SUDAH DIIDENTIFIKASI

BAGAIMANA MENENTUKANNYA?

SIAPA YANG MENENTUKAN?

APAKAH SUDAH DILAKSANAKAN?

APAKAH EFEKTIF?

APAKAH FORMATNYA SUDAH SESUAI?

37 of 43

DAFTAR RISIKO DAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2021

APAKAH SUDAH TEPAT?

APAKAH RISIKO STRATEGIS SUDAH DIIDENTIFIKASI

BAGAIMANA MENENTUKANNYA?

SIAPA YANG MENENTUKAN?

APAKAH SUDAH DILAKSANAKAN?

APAKAH EFEKTIF?

APAKAH FORMATNYA SUDAH SESUAI?

38 of 43

DAMPAK

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BERKEMBANG

KONTRIBUSI SEKTOR PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TERHADAP TOTAL PDRB MENINGKAT

PERTUMBUHAN EKONOMI MEMBAIK

3

LEVEL

Tujuan ditetapkan secara tepat dan berkualitas dengan memperhatikan cascading disertai indikator kinerja dan target yang tepat. Untuk memastikan tujuan strategis pemda dan OPD tercapai, Pemkab Bogor merancang sistem pengawalan melalui penerapan Manajemen Risiko. Risiko diidentifikasi, dan dianalisis untuk kemudian dirumuskan pengendalian yang tepat. Seiiring pengendalian yang dilaksanakan, Inspektorat turut mengawal melalui jasa pengawasannya, dari kegiatan assurance seperti audit kinerja atas program strategis hingga consulting seperti pembinaan penerapan Manajemen Risiko. Demikian halnya dengan upaya pengendalian korupsi yang turut dibangun untuk memastikan tujuan Pemkab Bogor dapat tercapai tanpa keluar dari koridor peraturan perundang-undangan. Meskipun demikian masih teridentifikasi Area of Improvement untuk perbaikan kualitas perencanaan kinerja dan pengendalian ke depannya.

SIMPULAN

TINGKAT KEMISKINAN MENURUN

39 of 43

39

APAKAH PERNYATAAN RISIKO SUDAH TEPAT?

“Kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap tujuan”

(AS/NZS 4360 : 2004)

”Kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah

(PP 60/2008 Ps. 3 ayat 1.b)

MEMILIKI SELURUH UNSUR:

  • Merupakan peristiwa
  • Berpotensi terjadi
  • Berdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi

DAPAT DIIDENTIFIKASI JENISNYA

  • Prospektif: belum pernah terjadi sebelumnya
  • Retrospektif: pernah terjadi sebelumnya dan berpotensi terjadi kembali

MEMILIKI KRITERIA:

  • Bukan merupakan negasi dari tujuan
  • Dapat dibedakan dengan penyebab dan dampak
  • Dapat diidentifikasi sumbernya (internal/eksternal)

DAPAT DIIDENTIFIKASI LINGKUPNYA

  • Strategis Pemda
  • Strategis OPD
  • Operasional OPD

40 of 43

40

APAKAH RISIKO STRATEGIS SUDAH DIIDENTIFIKASI?

RISIKO STRATEGIS PEMDA

RISIKO STRATEGIS OPD

RISIKO OPERASIONAL OPD

Merupakan risiko yang dapat mengancam pencapaian tujuan/sasaran strategis Pemerintah Daerah

Merupakan tanggung jawab Kepala Daerah dan pengendaliannya hanya dapat dilakukan oleh Kepala Daerah

Pengendalian dapat melibatkan beberapa OPD yang terkait dengan tujuan/sasaran strategis Pemerintah Daerah

Merupakan risiko yang dapat mengancam pencapaian tujuan/sasaran strategis OPD

Merupakan tanggung jawab Kepala OPD dan pengendaliannya hanya dapat dilakukan oleh Kepala OPD

Pengendalian dapat melibatkan beberapa Kabid/pegawai yang terkait dengan tujuan/sasaran strategis OPD

Merupakan risiko yang dapat mengancam pencapaian tujuan kegiatan OPD

Merupakan tanggung jawab Kepala Bidang dan pengendaliannya hanya dapat dilakukan oleh Kepala Bidang

Pengendalian dapat melibatkan beberapa Kasi/pegawai yang terkait dengan tujuan kegiatan OPD

41 of 43

41

UNIT KERJA

K/L/D

UNIT KERJA

UNIT KERJA

UNIT KERJA

RISK

RISK

RISK

RISK

K/L/D

LAIN

K/L/D

LAIN

K/L/D

LAIN

K/L/D

LAIN

GOAL

RISK

RISK

RISK

RISK

RISK

RISK

RISK

RISK

RISK

Pencapaian Tujuan Nasional bukan tanggung jawab 1 K/L/D atau 1 unit kerja melainkan tanggung jawab berbagai pihak

Dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan, setiap K/L/D dan unit kerja membutuhkan bantuan pihak lain

Kemitraan terkait dengan bagaimana instansi pemerintah mengelola risiko yang berhubungan dengan mitra kerja.

Ruang lingkup kemitraan di area ini meliputi hubungan kerja antara unit kerja dengan unit kerja lain yang masih dalam satu lingkup organisasi (internal) maupun hubungan kerja antara unit kerja dengan pihak ketiga (eksternal).

MENGAPA RISIKO KEMITRAAN PERLU DIKELOLA

?

APAKAH RISIKO KEMITRAAN SUDAH DIIDENTIFIKASI?

KEMITRAAN

42 of 43

42

Kebijakan Manajemen Risiko belum dibangun

Penerapan Manajemen Risiko masih bersifat formalitas

Rencana Tindak Pengendalian tidak ditindaklanjuti

Daftar Risiko belum digunakan dalam PIBR

Waktu penerapan Manajemen Risiko tidak terstandar, dilakukan sewaktu-waktu

Penerapan Manajemen Risiko masih manual, belum menggunakan aplikasi

Tahapan penerapan Manajemen Risiko tidak dilakukan sesuai ketentuan

Penerapan Manajemen Risiko masih atas kegiatan operasional, belum atas tujuan strategis

Penerapan Manajemen Risiko dilakukan sendiri-sendiri masing OPD, fokus pada tujuan OPD belum pada tujuan Pemda (lintas OPD)

Tidak jelas pihak yang melakukan tahapan penerapan Manajemen Risiko karena belum terdapat struktur yang jelas

Pejabat strategis belum dilibatkan dalam penerapanan Manajemen Risiko

Laporan monitoring belum ada

Permasalahan Terkait Manajemen Risiko

dalam Penyelenggaraan SPIP

Enggan mengidentifikasi risiko fraud/kecurangan

Belum mengidentifikasi risiko kemitraan

Belum didukung sumber daya yang memadai

43 of 43

43

TERIMA KASIH

PENINGKATAN KAPABILITAS APIP

UNTUK TATA KELOLA YANG LEBIH BAIK