Kebijakan dan Program �Pengembangan Ekonomi Kreatif DIY
1
Disampaikan dalam acara Workshop Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif
Hotel Next Yogyakarta, 22 Agustus 2024
DINAS PARIWISATA
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Ekonomi Kreatif
2
17
3
Subsektor
Ekraf
Kuliner
Fashion
Kriya
Musik
Film, Animasi, Video
Game
TV & Radio
Seni Pertunjukan
DKV
Arsitektur
Desain Produk
Desain Interior
Seni Rupa
Fotografi
Penerbitan
Periklanan
Aplikasi
Subsektor berbasis
KONTEN DIGITAL
Subsektor berbasis
SENI, BUDAYA DAN TRADISI
Subsektor berbasis
KONTEN/HAK CIPTA
yang tidak termasuk Digital)
Film, Animasi, Video Aplikasi & Game DKV
Subsektor dengan
Pertumbuhan Tertinggi:
Subsektor Unggulan
Kuliner
Fashion
Kriya
Subsektor Prioritas Film, Animasi, Video Aplikasi & Game
Musik
PRIORITAS & UNGGULAN
Isu Strategis Perkembangan Ekraf DIY
4
Isu strategis Perkembangan Ekraf DIY (berdasarkan pendapat pelaku Ekraf):
5
PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKRAF
6
REGULASI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
7
TINJAUAN KEBIJAKAN
8
No | REGULASI |
1. | Undang-undang (UU) Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif |
2. | Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif |
3. | Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 142 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018 – 2025 |
4. | Peraturan Daerah (PERDA) Daerah Istimewa Yogyakarta No. 9 Tahun 2017 tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Industri Kreatif, Koperasi, dan Usaha Kecil |
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif
9
Pengembangan Riset | Pengembangan Pendidikan | Fasilitas Pendanaan dan Pembiayaan | Penyediaan Infrastruktur | Pengembangan Sistem Pemasaran | Pemberian Insentif | Fasilitasi Kekayaan Intelektual | Perlindungan Hasil Kreativitas |
10
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun
2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 24
Tahun 2019 tentang
Ekonomi Kreatif
Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 142
Tahun 2018 tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif
11
Nasional Tahun 2018 – 2025
PRINSIP PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
NASIONAL
25
PERATURAN DAERAH (PERDA) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN INDUSTRI KREATIF, KOPERASI, DAN USAHA KECIL
12
PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
63
14
Keunggulan Potensi Daerah berdasarkan Analisis Bappenas
Sub-sektor Unggulan | ||
1 | Kabupaten Gunungkidul | Seni Pertunjukan |
2 | Kabupaten Bantul | Kriya |
3 | Kabupaten Kulon Progo | Kuliner |
4 | Kota Yogyakarta | Aplikasi dan Game |
5 | Kabupaten Sleman | Film, Animasi, dan Video |
77
DATA EKONOMI KREATIF DIY
SEBARAN PELAKU EKONOMI KREATIF DIY
Sumber: Statistik Ekonomi Kreatif 2020, Kemenparekraf
86
DATA EKONOMI KREATIF DIY
Sumber: Infografis Sebaran Pelaku Ekonomi Kreatif 2019, Bekraf
87
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DIY
17
ARAH PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DIY
18
INCLUSIVE
DIGITALIZATION
SUSTAINABILITY – QUALITY
ORIENTATION
01
COMPETITIVE - INNOVATIVE
02
03
04
Visi Pengembangan Ekraf DIY dalam mendukung Visi DIY 2045
19
20
Prinsip Pengembangan
#1:
Renaksi Pengembangan Ekraf sebagai Upaya Orkestrasi Lintas OPD di DIY
Dinas Pariwisata
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Kominfo
OPD lain: Pendidikan, Pertanian, Kelautan, LHK
Dinas Kebudayaan
Dinas Koperasi & UKM
21
Prinsip Pengembangan #2:
Renaksi
Pengembangan Ekraf sebagai Upaya Orkestrasi Lintas Bidang di Dinas Pariwisata DIY
Pengembangan
Ekonomi Kreatif
Pengembangan Destinasi Wisata
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata
Pemasaran Pariwisata
Prinsip Pengembangan #3: Pengembangan Center of Excellence secara terintegrasi untuk menjadikan DIY sebagai Kawasan Kreatif berbasis Teknologi Informasi
22
Center of Excellence for Craft
Center of Excellence for Gastronomy
Center of Excellence for Performing Arts
Center of Excellence for Film & Animation
Creative Villages
Center of Excellence for Fashion
Center of Excellence for Fine Arts
“Silicon valley is a mindset; not a location.”
- Reid Hoffman (Co-Founder, LinkedIn)
PENTAHAPAN dalam PEMBANGUNAN PARIWISATA dan EKONOMI KREATIF DIY YANG BERDAYA SAING GLOBAL
23
2025-2029
Pengembangan Ekosistem Parekraf
2030-2034
Akselerasi Pengembangan Ekosistem Parekraf
2035-2039
Perluasan Pengembangan Ekosistem Parekraf
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4
2040-2045
Pemantapan Ekosistem Parekraf yang Berdaya Saing Global
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
24
Peningkatan nilai tambah ekonomi kreatif akan dilaksanakan melalui:
PENINGKATAN NILAI
TAMBAH EKRAF
PENGEMBANGAN KUANTITAS DAN KUALITAS SDM EKRAF DAN DIGITAL
PENGUATAN EKOSISTEM EKONOMI KREATIF, DIGITAL, PARIWISATA, DAN PENDIDIKAN BERBASIS BUDAYA LOKAL
Pengembangan Kuantitas dan Kualitas SDM Ekraf dan Digital akan dilaksanakan melalui:
Penguatan ekosistem ekonomi kreatif-pariwisata-pendidikan berbasis budaya lokal:
Pengembangan platform kerjasama dalam bentuk:
Komersialisasi Produk Ekraf
Key Success Factors (Faktor Kunci Sukses)
25
Masterplan untuk mewujudkan Tema Unggulan Pengembangan Ekraf
Kerangka Regulasi
Integrasi dengan Perencanaan Stratejik
Integrasi dengan Renstra dan RKPD terkait
On-board Mechanism untuk semua Elemen Ekosistem:
Mekanisme dan Upaya untuk menjalin keterlibatan ekosistem
AGENDA STRATEGIS: PENGEMBANGAN JOGJA SEBAGAI CENTER OF EXCELLENCE
103
TEMA UTAMA PENGEMBANGAN EKRAF DIY (CENTER OF EXCELLENCE) | LEADER dan CO- ORDINATOR | SEKTOR PENDUKUNG |
BEST CREATIVE TOURISM VILLAGES (Desa Wisata Kreatif berbasis industri kreatif dan pertanian) | Dinas Pariwisata | Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindag, Dinas Kebudayaan, Dinas Pertanian, Dinas LHK, Dinas Kelautan, Dinas Pendidikan, Institusi Pendidikan, GIPI, KADIN, Media, Aosiasi/Komunitas, Lemb. Keuangan |
JOGJA “CITY OF CRAFT” | Dinas Koperasi dan UKM | Dinas Pariwisata, Dinas Perindag, Dinas Kebudayaan, Dinas Pertanian, Dinas LHK, Dinas Kelautan, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Institusi Pendidikan, GIPI, KADIN, Media, Asosiasi/ Komunitas, Lemb. Keuangan |
JOGJA “CITY OF GASTRONOMY” | Dinas Koperasi dan UKM | Dinas Pariwisata, Dinas Perindag, Dinas Kebudayaan, Dinas Pertanian, Dinas LHK, Dinas Kelautan, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Institusi Pendidikan, GIPI, KADIN, Media, Asosiasi/ Komunitas, Lemb. Keuangan |
JOGJA PUSAT FESYEN DUNIA | Dinas Perindag | Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kebudayaan, Dinas Pertanian, Dinas LHK, Dinas Kelautan, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Institusi Pendidikan, GIPI, KADIN, Media, Asosiasi/ Komunitas, Lemb. Keuangan |
JOGJA: “CENTER OF EXCELLENCE FOR FILM“ | Dinas Kebudayaan | Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindag, Dinas Pertanian, Dinas LHK, Dinas Kelautan. Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Institusi Pendidikan, GIPI, KADIN, Media, Asosiasi/ Komunitas, Lemb. Keuangan |
JOGJA: “CENTER OF EXCELLENCE FOR PERFORMING ARTS” | Dinas Kebudayaan | Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindag, Dinas Pertanian, Dinas LHK, Dinas Kelautan, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Institusi Pendidikan, GIPI, KADIN, Media, Asosiasi/ Komunitas, Lemb. Keuangan |
JOGJA: “CENTER OF EXCELLENCE FOR FINE ARTS” | Dinas Kebudayaan | Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindag, Dinas Pertanian, Dinas LHK, Dinas Kelautan, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Institusi Pendidikan, GIPI, KADIN, Media, Asosiasi/ Komunitas, Lemb. Keuangan 10 |
3
PROGRAM FLAGSHIP
DINAS PARIWISATA DIY
DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF
111
CREATIVE TOURISM VILLAGE
Deskripsi : Desa Wisata dengan Unique Selling Point berbasis Industri Kreatif
KAITAN DENGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA | Peningkatan Serapan TK Peningkatan Kontribusi pada PDRB Ekspor produk kreatif |
OUTPUT | JUMLAH DESA WISATA KREATIF yang SUDAH SIAP DIPASARKAN |
Justifikasi |
wisata yang dikunjungi oleh wisatawan |
Tujuan |
|
Rincian Kegiatan |
|
Target Market | Wisman, Wisnus, Minat Khusus |
Target Output | 1 (satu) Desa setiap tahun |
Lokus | Kal. Karangasem (Bantul), Kal. Gamplong (Sleman), Kal. Banjarasri (KP) (Contoh/ Alternatif) |
PIC | Dispar (Kerjasama Bidang Ekraf, SDP, dan Pemasaran) |
Stakeholder Terkait | Diskop & UKM, Disperindag, GIPI |
28
ESKALASI LOCAL CHAMPION DESA KREATIF dan INTEGRASI DESA KREATIF DENGAN PASAR
JUSTIFIKASI: Desa wisata yang sukses selalu melibatkan local champion. Pemilihan champion untuk desa kreatif memegang peranan penting. Keterlibatan ABCGM, masyarakat, dan stakeholder lain menjadi bentuk komunikasi dan aksi sebagai upaya mengenali proses interaksi antar stakeholder. Oleh karena itu diperlukan fasilitator/mediator sebagai penghubung yang difasilitasi melalui champion desa kreatif.
Kegiatan meliputi:
KAITAN DENGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA | Peningkatan Serapan TK Peningkatan Kontribusi pada PDRB |
OUTPUT PROGRAM | Jumlah Local Champion Desa Wisata Kreatif |
| Jumlah Desa Kreatif yang mendapatkan pendampingan Jumlah Klaster Kreatif yang mendapatkan pendampingan |
Lokus | Menyesuaikan lokasi sebaran pelaku ekraf desa kreatif |
PIC | Dinpar (EKRAF – SDP – PEMASARAN) |
Stakeholders Terkait | Diskop & UKM, Institusi Pendidikan, Asosiasi, Komunitas, GIPI |
29
EXPERIENCING AND ENJOYING JOGJA’s GASTRONOMY
Deskripsi : Pengembangan Paket Wisata Gastronomy
KAITAN DENGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA | Peningkatan Serapan TK Peningkatan Kontribusi pada PDRB |
OUTPUT | JUMLAH PAKET WISATA GASTRONOMY yang SUDAH SIAP DIPASARKAN |
Justifikasi |
|
Tujuan |
|
Rincian Kegiatan |
|
Target Market | Wisman, Wisnus, Minat Khusus |
Target Output | 1 (satu) Paket Wisata Gastronomi setiap tahun |
Lokus | Disesuaikan dengan penyebaran potensi kuliner |
PIC | Dispar (Kerjasama Bidang Ekraf, SDP, dan Pemasaran) |
Stakeholder Terkait | Diskop & UKM, Disperindag, GIPI |
30
NYANTRIK KEPADA MAESTRO
Fasilitasi Peningkatan kapasitas/ skill pelaku parekraf maupun wisatawan melalui model pembelajaran/ magang pada seorang ahli (Maestro) dengan tinggal di sanggar/ padepokan/ pesanggrahan di DIY atau Indonesia
Lingkup Kegiatan :
31
KAITAN dengan Indikator Kinerja | Kualitas SDM Kontribusi pada PDRB |
Sasaran Strategis | Jumlah SDM PAREKRAF yang kapasitas dan kapabilitasnya meningkat |
Target Program | Komunitas, Penggerak Desa Wisata, Penyelenggara Event |
Target Output | Jumlah SDM atau Komunitas yang terfasilitasi |
Lokus | Menyesuaikan lokasi sebaran Maestro (Jakarta, Bandung, Bali, Yogyakarta) |
PIC | Dinpar DIY (Ekraf – SDP) |
Stakeholder Terkait | Komunitas Industri Kreatif |
PENGEMBANGAN & MODERNISASI PRODUK INDIKASI GEOGRAFIS (IG) DENGAN PENDEKATAN DESIGNER/BRAND
Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan. Tanda yang digunakan sebagai Indikasi Geografis dapat berupa etiket atau label yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tanda tersebut dapat berupa nama tempat, daerah, atau wilayah, kata, gambar, huruf, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut.
Lingkup Kegiatan :
32
Indikator Kinerja Utama | Produk Ekraf/ Ekspor Produk Ekraf Produk Ekraf yang memiliki HAKI Wirausaha kreatifl |
Output | Meningkatnya jumlah Produk Ekraf yang memiliki HAKI dan siap dipasarkan |
Target/Output | Potensi produk kreatif yang mendapatkan IG, Jumlah produk Indikasi Geografis (IG) yang mendapatkan manfaat, jumlah wirausaha kreatif |
Lokus | Menyesuaikan lokasi potensi produk IG |
PIC | Dinpar DIY (Ekraf – SDP – Pemasaran) |
Stakeholders Terkait | Balai HAKI, Diskop & UKM, Disperindag, Disbud, Pelaku Ekraf, Institusi Pendidikan |
JOGJA INTERNATIONAL IP CREATIVE FESTIVAL
Festival yang melibatkan penyajian seni, budaya dan produk kreatif melalui berbagai pameran, pertunjukan, praktik budaya lainnya dan demonstrasi produk kreatif agar dapat menghadapi tantangan kekayaan intelektual (KI).
Lingkup Kegiatan :
33
Indikator Kinerja Utama | Jumlah produk ekraf yang memiliki HA Kontribusi Ekraf pada PDRB Jumlah wirausaha kreatif/ start ups |
Sasaran Strategis | Jumlah produk ekraf yang memiliki HAKI dan perlindungan hak cipta produk kreatif |
Target/Output | Jumlah peserta yang ikut festival |
Lokus | Menyesuaikan lokasi sebaran pelaku ekraf |
PIC | Dispar (Ekraf) |
Stakeholders Terkait | Balai HAKI, Diskop UKM, Disperindag, Disbud, Komunitas, Institusi Pendidikan |
AKTIVASI RUANG KREATIF SEBAGAI RUANG KOLABORASI
DIY memiliki banyak ruang kreatif yang telah dibangun Pemda maupun oleh masyarakat/ komunitas. Ruang kreatif itu bisa berupa amphitheatre, joglo untuk pertunjukan seni budaya, Taman Budaya, co-working space/ ruang kolaborasi dan ruang-ruang kreatif lainnya. Ruang kreatif tersebut sangat potensial menjadi ruang kolaborasi antar pelaku kreatif dan juga memberikan nilai tambah pada daya tarik wisata. Oleh karena itu, ruang-ruang kreatif tersebut harus sangat vibrant dan diaktifkan dengan banyak kegiatan.
Lingkup Kegiatan :
ANTAR PELAKU KREATIF DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAYA TARIK WISATA
Indikator Kinerja Utama |
|
Sasaran Strategis | Kolaborasi pelaku ekraf dan peningkatan nilai tambah DTW |
Target/Output |
|
Lokus | Menyesuaikan lokasi sebaran ruang kreatif |
PIC | Dispar (Ekraf) |
Stakeholders Terkait | Disbud, Diskop UKM, Disperindag, Komunitas, Institusi Pendidikan |
34
Bangga Berwisata di Indonesia