Kutipan novel 1 Beberapa bulan setelah ibumu meninggal dunia, sudah mamak suruh dia kawin saja dengan perempuan lain, baik orang Makasar atau orang dari lain negeti. Dia hanya saja, dia belum hendak kawin sebelum engkau besar, Udin. Pernah dia berkata: Separo hatinya ikut Ibumu ke kuburan, dia tinggal di dunia dengan hati yang separo lagi. Betapa dia takkan begitu, ia cinta kepada ibumu. Kutipan novel 2 “sekarang,” katanya. “saya sudah ada di sisi ibu kembali. Ada saya bawa obat kaki ibu. Kata orang Jakarta, mujarab benar obat itu. Obat encok namanya. “Ibu Mariati tertawa, “kini obat pun sudah memberi berkat, Asri. Kalau aku telah melihat wajahmu, aku sehat sudah. Biar terbang penyakit itu, dan aku kembali sembuh sendiri kelak.”“Moga-moga, tetap seelok-eloknya kaki ibu itu diobati juga, supaya sembuh benar-benar. Bila saya kenakan …”“Tidak, Asri, jangan tergesa-gesa Obat minum, verban dan sekaliannya itu sudah kuderitakan sehari-hari.”Asri tertawa, “Siapa yang meminumkan obat itu? Makcik Liah agaknya?” tanyanya, “tidak, dia patuh. Tetapi Asnah, tak dapat dibantah kehendaknya,” *
Perbedaan karakteristik kedua kutipan novel tersebut adalah….