Page 1 of 5
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 102
Volume 4, Nomor 1, Januari 2018
Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PENGARUH VARIASI TAHAPAN PEMBEBANAN (RASIO
PEMBEBANAN) TERHADAP PERILAKU PEMAMPATAN TANAH
GAMBUT TROPIS BERSERAT
Oleh: Setiyo Pramono
1)
, Fatma Sarie
2)
, Suradji Gandi
3)
, dan M. Ikhwan Yani
4)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pemampatan tanah gambut berserat
dengan mengkaji kurva hubungan ε vs log t dan kurva hubungan angka pori (e) vs log t dan
membandingkan perilaku pemampatan tanah gambut berserat (fibrous peat) yang ditest dengan
diberi variasi tahapan pembebanan (rasio pembebanan). Sampel tanah yang diuji berupa sampel
tanah gambut terganggu dan gambut tidak terganggu, yang diambil di Daerah Bereng Bengkel Km 35
Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji laboratorium dengan menggunakan
serangkaian test konsolidasi pada tanah gambut berserat (fibrous peat) tak terganggu. Lokasi yang
dipilih untuk pengambilan sampel adalah Daerah Bereng Bengkel Km 35.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembebanan bertahap memberikan pengaruh terhadap
perilaku pemampatan tanah gambut berserat (fibrous peat). Hasilnya menunjukan bahwa setelah
beban diberikan, pemampatan yang terjadi untuk perlakuan rasio 2 dan rasio 3 lebih besar
dibandingkan dengan sampel tanah gambut yang diuji dengan rasio 1.Untuk sampel yang diberikan
perlakuan dengan rasio 1 mengalami penurunan kadar air sebesar: 36,854% dan pengecilan angka
pori sebesar: 54,327%, untuk sampel dengan perlakuan rasio 2 mengalami penurunan kadar air
sebesar: 38,853% dan pengecilan angka pori sebesar 54,804%, sedangkan untuk sampel dengan
perlakuan rasio 3 mengalami penurunan kadar air sebesar 57,132 % dan pengecilan angka pori
sebesar: 60,800%. Perbedaan perlakuan pembebanan pada masing-masing sampel juga
mengakibatkan adanya perbedaan nilai-nilai parameter konsolidasi tanah gambut berserat (fibrous
peat). Dari hasil pengujian konsolidasi diperoleh bahwa sampel dengan rasio 2 dan rasio 3
menunjukkan nilai konstanta pemampatan primer (a) dan konstanta pemampatan sekunder (b) yang
lebih kecil dibandingkan dengan sampel rasio 1. Selain itu diperoleh nilai regangan yang lebih besar
untuk sampel dengan rasio 2 dan rasio 3 dibandingkan dengan nilai regangan pada sampel dengan
rasio 1. Dari pengujian konsolidasi diperoleh faktor kecepatan pemampatan sekunder (λ/b) untuk
sampel dengan perlakuan rasio 2 dan rasio 3 nilainya lebih besar dibandingkan dengan rasio 1, hal ini
mungkin disebabkan karena pemberian rasio 2 dan 3 pada pembebanan terakhir telah mencapai
kecepatan pemampatan yang maksimal.
Kata Kunci: Tanah Gambut, Pembebanan, Pemampatan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah gambut sangat berbeda dengan tanah
pada umumnya. Berdasarkan studi yang
dilakukan oleh Dhowian dan Edil (1979) tipe
kurva pemampatan tanah gambut berserat
(fibrous peat) terdiri dari 4 (empat)
komponen regangan Pada penelitian ini akan
dikaji pengaruh variasi tahapan pembebanan
terhadap bentuk kurva ε vs log t dan kurva
hubungan angka pori (e) vs log t pada tanah
gambut berserat.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku pemampatan tanah
gambut berserat dilihat dari hubungan ε vs
log t dan kurva hubungan angka pori (e)
vs log t?
2. Berapa besar nilai parameter a dan b
akibat variasi tahapan pembebanan?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan bentuk kurva
hubungan ε vs log t dan kurva hubungan
angka pori (e) vs log t.
2. Membandingkan perilaku pemampatan
tanah gambut berserat (fibrous peat) yang
dites dengan diberi variasi tahapan
pembebanan (rasio pembebanan).
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah memberikan
informasi tentang seberapa besar pengaruh
variasi tahapan pembebanan terhadap
____________________________
1) Setiyo Pramono adalah mahasiswa Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
2) Dr. Fatma Sarie, S.T., M.T adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
3) Ir. Suradji Gandi, M.M adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
4) M. Ikhwan yani, S.T., M.T adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
There was a problem loading this page.
Page 2 of 5
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 103
Volume 4, Nomor 1, Januari 2018
Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
perilaku pemampatan tanah gambut berserat
dilihat dari bentuk kurva hubungan ε vs log t
dan kurva hubungan angka pori (e) vs log t.
Pembatasan masalah yang akan dibahas
adalah sebagai berikut: (a) Sampel tanah,
gambut terganggu dan gambut tidak
terganggu, yang diambil di Daerah Bereng
Bengkel Km 35 Kota Palangka Raya; (b) Tidak
membahas pengaruh lama dekomposisi
tanah gambut.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode uji laboratorium dengan
menggunakan serangkaian test konsolidasi
pada tanah gambut berserat (fibrous peat)
tak terganggu. Lokasi yang dipilih untuk
pengambilan sampel adalah daerah Bereng
Bengkel Km 35.
Tahapan Penelitian
Adapun langkah penelitian ini sebagai berikut:
1. Melakukan pengambilan sampel tanah
gambut baik terganggu (disturbed
sample), maupun sampel tak erganggu
(undisturbed sample). Pengambilan sampel
menggunakan tabung berdiameter 15 cm
dan panjang 100 cm. Prosedur mengacu
pada ASTM, hanya ukuran tabung
dimodifikasi menyesuaikan keadaan tanah
dan kondisi di lapangan;
2. Uji laboratorium
a. Melakukan pengujian sifat fisik tanah
gambut di laboratorium meliputi:
Pengujian berat isi (γ) dan kadar air
(Wc) tanah gambut. Prosedur mengacu
pada ASTM D 2216-66.
b. Pemeriksaan berat jenis (Gs). Prosedur
mengacu pada ASTM D 854 72, untuk
tanah gambut digunakan kerosin
(minyak tanah) sebagai pengganti air.
c. Pemeriksaan distribusi ukuran serat.
Prosedur mengacu pada Peat Testing
Manual, 1979.
d. Pemeriksaan distribusi ukuran serat.
Prosedur mengacu pada Peat Testing
Manual, 1979.
3. Melakukan serangkaian tes konsolidasi
dengan perlakuan sebagai berikut: Beban
awal adalah sebesar 0,03 kg/cm2
. Untuk
beban selanjutnya dapat dihitung,
dimisalkan beban selanjutnya adalah σ2
kg/cm2
dan beban awal sebesar
0,03 kg/cm2
adalah σ1. Contoh, rasio
pembebanan = 1 (∆σ/σ = 1).
Demikian selanjutnya hingga rasio
pembebanan sesuai yang direncanakan.
∆σ/σ=1:0,03; 0,06; dan 0,12 (kg/cm2
)
∆σ/σ=2:0,03; 0,09; dan 0,27 (kg/cm2
)
∆σ/σ=3:0,03; 0,12; dan 0,48 (kg/cm2
)
4. Mengolah data hasil percobaan dan
menghitungnya.
Tahapan penelitian dapat dilihat pada bagan
alir penelitian:
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Gambar 2. Bagan Alir Tes Konsolidasi
Page 3 of 5
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 104
Volume 4, Nomor 1, Januari 2018
Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PEMBAHASAN
Sifat Fisik Tanah Gambut
Hasil pemeriksaan parameter sifat fisik tanah
gambut pada kondisi awal (sebelum
konsolidasi) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Sifat Fisik Tanah Gambut
Kondisi Awal
Sedangkan parameter tanah gambut pada
kondisi akhir (setelah konsolidasi), hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Sifat Fisik Tanah Gambut
Kondisi Akhir
Hubungan antara Regangan Vertikal- Log Waktu
Pada bagian ini akan dibahas tentang bentuk
kurva pemampatan ε vs log t, untuk masing- masing sampel yang mendapatkan perlakuan
yang berbeda yaitu dengan rasio 1, rasio 2,
dan rasio 3.
Hubungan antara Regangan Vertikal (ε)-
Log Waktu untuk Perlakuan dengan
Rasio 1
Hubungan antara regangan vertikal-log waktu
untuk sampel (A1; B1; C1) dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Kurva Hubungan Regangan
Vertikal-Log Waktu, Rasio 1 (0,03
kg/cm2
)
Hubungan antara Angka Pori-Log Waktu
untuk Perlakuan dengan Rasio 1
Kurva hubungan angka pori-log waktu dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kurva Hubungan Angka Pori-Log
Waktu, Rasio 1 (0,03 kg/cm2
)
Pengaruh Variasi Tahapan Pembebanan
terhadap Perilaku Pemampatan Tanah
Gambut Berserat
Pengaruh variasi tahapan pembebanan
terhadap perilaku kurva pemampatan ε vs log
waktu dapat dilihat pada Gambar 3. Dari
gambar kurva Log ε vs t dapat diperoleh
parameter pemampatan tanah gambut
berserat (fibrous peat).
Untuk perhitungan nilai parameter sampel
yang lain dapat dilihat pada tabel di Lampiran
1.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pembebanan bertahap memberikan
pengaruh terhadap perilaku pemampatan
tanah gambut berserat (fibrous peat).
Hasilnya menunjukan bahwa setelah
beban diberikan, pemampatan yang terjadi
untuk perlakuan rasio 2 dan rasio 3 lebih
Page 4 of 5
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 105
Volume 4, Nomor 1, Januari 2018
Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
besar dibandingkan dengan sampel tanah
gambut yang diuji dengan rasio 1.
2. Pembebanan bertahap memberikan
pengaruh terhadap sifat fisik tanah gambut
berserat (fibrous peat), di mana terjadi
pengurangan kadar air dan angka pori
pada tanah gambut berserat, hal ini
terlihat pada sifat fisik awal pemeriksaan
yang berbeda dengan sifat fisik akhir
pemeriksaan, khususnya pada kadar air
dan angka pori. Untuk sampel yang
diberikan perlakuan dengan rasio 1
mengalami penurunan kadar air sebesar:
36,854% dan pengecilan angka pori
sebesar: 54,327%, untuk sampel dengan
perlakuan rasio 2 mengalami penurunan
kadar air sebesar: 38,853% dan
pengecilan angka pori sebesar 54,804%,
sedangkan untuk sampel dengan
perlakuan rasio 3 mengalami penurunan
kadar air sebesar 57,132% dan pengecilan
angka pori sebesar: 60,800%.
3. Perbedaan perlakuan pembebanan pada
masing-masing sampel juga
mengakibatkan adanya perbedaan nilai- nilai parameter konsolidasi tanah gambut
berserat (fibrous peat) diantaranya
konstanta pemampatan primer (a),
konstanta pemampatan sekunder (b), dan
faktor kecepatan pemampatan sekunder
(λ/b). Dari hasil pengujian konsolidasi
diperoleh bahwa sampel dengan rasio 2
dan rasio 3 menunjukkan nilai konstanta
pemampatan primer (a) dan konstanta
pemampatan sekunder (b) yang lebih kecil
dibandingkan dengan sampel rasio 1.
Selain itu diperoleh nilai regangan yang
lebih besar untuk sampel dengan rasio 2
dan rasio 3 dibandingkan dengan nilai
regangan pada sampel dengan rasio 1.
Dari pengujian konsolidasi diperoleh faktor
kecepatan pemampatan sekunder (λ/b)
untuk sampel dengan perlakuan rasio 2
dan rasio 3 nilainya lebih besar
dibandingkan dengan rasio 1, hal ini
mungkin disebabkan karena pemberian
rasio 2 dan 3 pada pembebanan terakhir
telah mencapai kecepatan pemampatan
yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM Annual Book. 1996. Standard
Classification of Peat Samples by
Laboratory Testing (D4421-92). ASTM
Standard.
Das, B. M. B. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip- prinsip Rekayasa Geoteknis). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Endah, N. 1999. Penerapan Model Hardin
(1989) serta Model Lan dan Edil (1992)
Untuk Tanah Gambut Tropis Berserat
Asal Riau Indonesia. Tesis. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh November.
Hardiyatmo, H. C. 2002. Prinsip-prinsip
Mekanika Tanah dan Soal-soal
Penyelesaian I. Yogyakarta: Penerbit
Beta Offset.
Hendry. 1998. Perbaikan Tanah Gambut Pulau
Padang dengan Campuran Semen- Renolith dalam Kaitannya Sebagai
Lapisan Dasar Konstruksi Jalan. Tesis.
Bidang Khusus Rekayasa Geoteknik,
Program Studi Teknik Sipil, Program
Pasca Sarjana, Institut Teknologi
Bandung.
Mochtar, N. E dan Wismantara, I G N,
Nyoman. 1998. “Koefisien Tekanan
Tanah ke Samping At Rest (Ko) Tanah
Gambut Berserat serta Pengaruh
Overconsolidation Ratio (OCR) terhadap
Harga Ko”. Jurnal Teknik Sipil, Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Sunggono, Kh. Mekanika Tanah. Bandung:
Penerbit Nova.
Zaputra, H. 2008. Pengaruh Kadar Serat
Terhadap Pemampatan Tanah Gambut
Berserat. Fakultas Teknik Universitas
Palangka Raya.
Page 5 of 5
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 106
Volume 4, Nomor 1, Januari 2018
Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
Lampiran 1. Tabel Parameter Tanah Gambut Berserat