Page 1 of 28

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut SDKI tahun 2007 angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1000

kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan angka kematian bayi

di Malaysia, sedangkan angka kematian perinatal di negara berkembang termasuk

Indonesia masih menjadi masalah utama. Angka kematian di rumah sakit berkisar

antara 77,3 sampai 137,7 per 1000 kelahiran hidup. Oleh Hans E Mountja

menyimpulkan angka kematian perinatal sebagai berikut : bayi lahir mati, berat

badan lahir rendah dan kematian dalam 24 jam pertama kira-kira 37 % dari angka

kematian dini. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal meliputi

perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran fireterm (berat bayi lahir rendah), asfiksia

dan hipotermi. Angka kematian bayi neonatal (usia 0 – 28 hari) akibat asfiksia (tidak

menangis dan tidak bernapas pada waktu lahir) di Indonesia masih tinggi. Penyebab

asfiksia pada bayi antara lain karena faktor pada bayi maupun faktor pada ibu. Jika

asfiksia pada bayi tidak segera ditangani maka dapat mengakibatkan kerusakan otak

bahkan kematian pada bayi, sedangkan akibat asfiksia pada masa yang akan datang

dapat berdampak kecerdasannya berkurang

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah membuat asuhan diharapkan mahasiswi dapat mengerti,

memahami, serta mampu memberikan asuhan pada bayi dengan asfiksia

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu :

1. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif

2. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

3. Mengidentifikasi masalah potensial

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

Page 2 of 28

2

5. Membuat rencana tindakan

6. Melaksanakan tindakan

7. evaluasi

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian asfiksia?

2. Bagaiman etiologi dan predisposisi pada asfiksia?

3. Bagaimana gambaran klinik pada asfiksia?

4. Bagaimana patofisiologi pada asfiksia?

5. Bagaimana klasifikasi klinis nilai apgar skor?

6. Bagaiman penatalaksanaan pada asfiksia?

1.4 Metode Penulisan

Teknik memperoleh data ( studi pustaka, praktek langsung) bimbingan dan

konsultasi.

Page 3 of 28

3

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara

spontan dan teratur setelah lahir.  (Wiknjosastro, 2005)

Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO 2 dan asidosis. Bila proses

ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kehamilan.

Asfiksia juga dapat mempengaruhi organ vital lainnya. (Sarwono Prawiroharjo,

2002).

Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernapasan secara

spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir

(DEPKES RI, 2004).

2.2 Etiologi

Menurut Depkes RI ada beberapa faktor etiologi dan predisposisi terjadi asfiksia

antara lain :

1. Faktor ibu

Hipoksia ibu akan menimbulkaan hipoksia janin dengan segala akibatnya,

hipoksia terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian anestesi dalam kontraksi

uterus, hipertensi mendadak karena perdarahan, hipertensi karena eklampsia,

penyakit jantung dll.

2. Faktor plasenta

Yang meliputi solusio plasenta, perdarahan pada plasenta previa, plasenta tipis,

plasenta kecil, plasenta tidak menempel pada tempatnya.

3. Faktor janin dan neonatus

Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat

antara janin dan jalan lahir dll.