BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan mengukur merupakan pendahuluan pembelajaran fisika yang sangat penting. Mengukur pada hakekatnya membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya dengan besaran lain yang sudah diketahui nilainya sebagai satandar. Untuk keperluan tersebut diperlukan alat ukur, yaitu sebuah alat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variable.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya untuk mengukur diameter sebuah koin maka kita bisa menggunakan jangka sorong. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang dari diameter koin tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya adalah centimeter.
Oleh karena itu sangatlah penting dalam pengukuran kita mengetahui alat-alat ukur yang sesuai dengan besaran-besaran serta satuannya.
1.2 Dasar Teori
Besaran dan Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi.
No. | Besaran | Satuan | Lambang satuan |
1 | Panjang | Meter | m |
2 | Massa | Kilogram | Kg |
3 | Suhu | Kelvin | K |
4 | Waktu | Sekon | S |
5 | Intensitas Cahaya | Kandela | Cd |
6 | Mol Jat | Mol | Mol |
7 | Kuat arus | Ampere | A |
Berdasarkan table bahwa dapat diketahui dimensi tertentu dari suatu benda, misalkan untuk mengetahui Volume zat padat jika bentuknya beraturan, maka akan memiliki panjang, lebar, tinggi, diameter dan sebagainya.
Untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya dapat dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya (volume)
Perhitungan Volume balok dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok itu sehingga :
Dengan;
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
Sedangkan untuk volume silinder pejal dapat juga dilakukan dengan mengukur diameter dan panjang silinder itu sehingga:
= ¼ π r2 .p
Dengan;
d = diameter silinder
p = panjang silinder
r = jari-jari silinder
Cara pengukuran ini digunakan jika benda yang ingin kita ukur memiliki bentuk yang tidak beraturan, dengan menghitung selisih massa benda di udara dengan di dalam air
V = Mu – Ma
Dengan ;
Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Lalu bias dihubungkan dengan
ρ = M/V
Dengan ;
ρ = massa jenis (gr/cm3)
M = massa zat (gr)
V = volume zat (cm3)
Pernyataan diatas berdasar pada Hukum Archimmides, yang berbunyi:
“setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu”.
Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimides.
Secara sistematis, hukum archimedes dapat ditulis sebagai berikut :
FA = ρa Va g
FA = gaya angkat ke atas pada benda (N)
ρ a = massa jenis zat cair (kg/m3)
Va = volume zat cair yang terdesak (m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
BAB II
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan pada percobaan kali ini antara lain
2.1 Alat-alat
Alat ini dipakai untuk mengukur suatu benda yang ukurannya kecil, dapat digunakan untuk mengukur panjang benda, kedalaman beda, serta dapat mengukur diameter suatu benda. Ketelitian alat ini mencapai 0,05 mm
Yaitu sebuah alat yang diperuntukkan untuk mengukur benda yang ukurannya sangat kecil, biasanya dipakai untuk mengukur tebal sebuah uang logam, tebal buku dsb. Ketelitian alat ini mencapai 0,01 mm
2.2 Bahan
BAB III
METODE PERCOBAAN
Balok yang diukur adalah balok berjenis Alumunium. Ukur mulai dari Panjang, Lebar kemudian tinggi balok dengan melakukan 5 kali percobaan di berbagai tempat yang berbeda dengan menggunakan jangka sorong dan milimeter sekrup (Millimeter skrup digunakan untuk mengukur lebar dan tinggi balok). Sedangkan untuk pengukuran massa, percobaan yang dilakukan hanya 1 kali. Kemudian masukkanlah percobaan itu kedalam table yang telah ditentukan, kemudian cari pula ketelitian percobaan pada tiap massa jenis benda dengan rumus : 1-ρ Literatur- ρ Percobaanρ Literaturx 100%
Dimana ρ literatur = massa jenis benda sesuai dengan harga yang ditentukan (sesuai
literatur )
ρ percobaan = adalah hasil pehitungan massa jenis yang didapat dari
percobaan
Silinder yang diukur adalah silinder besi. Teknik yang digunakan adalah dengan mengukur tinggi menggunakan jangka sorong dan diameter menggunakan micrometer skrup. Masing-masing pengukuran tinggi dan diameter dilakukan 5 kali. Sedangkan pengukuran massa, dilakukan percobaan sebanyak satu kali saja. Kemudian masukkanlah percobaan itu kedalam table yang telah ditentukan kemudian cari pula ketelitian percobaan pada tiap massa jenis benda dengan rumus : 1-ρ Literatur- ρ Percobaanρ Literaturx 100%
Dimana ρ literatur = massa jenis benda sesuai dengan harga yang ditentukan (sesuai
literatur )
ρ percobaan = adalah hasil pehitungan massa jenis yang didapat dari
percobaan
Kunci yang digunakan adalah sebuah kunci pintu, dapat diprediksikan sebelumnya bahwa kunci terbuat dari bahan campuran Besi benda padat yang lain. Pengukuran volume dilakukan dengan menggunakan bejana gelas dan air. Dan untuk mengetahui massa dilakukan dengan menggunakan neraca. Yang kemudian dicari selisihnya antara massa ketika diukur di udara dengan massa ketika diukur di dalam air. Kemudian masukkanlah percobaan itu kedalam table yang telah ditentukan kemudian cari pula ketelitian percobaan pada tiap massa jenis benda dengan rumus :
1-ρ Literatur- ρ Percobaanρ Literaturx 100%
Dimana ρ literatur = massa jenis benda sesuai dengan harga yang ditentukan (sesuai
literatur )
ρ percobaan = adalah hasil pehitungan massa jenis yang didapat dari
percobaan
Catatlah suhu ruang, kelembaban, serta tekanan udara sebelum dan sesudah melakukan percobaan dengan menggunakan thermometer dan barometer , kedalam table yang telah disediakan.
Kelembaban udara dapat dihitung dari pengurangan antara suhu ukur yang berwarna merah (kiri) dengan yang berwarna biru (kanan), kemudian ubah ke dalam % melalui ketentuan yang terdapat di tabel thermometer.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Berdasarkan pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan pada hari Selasa 18 Oktober 2011, maka didapatkan dilaporan hasilnya sebagai berikut :
1. Tabel pengamatan keadaan suhu ruangan (lab.Fisika- universitas Pakuan)
Keadaan Ruangan | P (cm)Hg | T (oC) | C (%) |
Sebelum Percobaan | 74,7 | 29o | 71% |
Sesudah Percobaan | 74,7 | 30o | 65% |
Keterangan tambahan: waktu pengukuran sebelum percobaan pertama sekitar pukul 08:00 wib dan pengukuran sesudah percobaan sekitar pukul 10:30
Diketahui : ρ literatur = 2,7 gr/cm3
Massa alumunium = 12,3 gr
No | P (cm) | L (cm) | T (cm) | V (cm3) | ρ (gr/cm3) |
1 | 3,085 | 1,490 | 0,997 | 4,58 | 2,685 |
2 | 3,085 | 1,490 | 0,996 | 4,575 | 2,688 |
3 | 3,080 | 1,498 | 0,994 | 4,586 | 2,672 |
4 | 3,085 | 1,496 | 0,996 | 4,597 | 2,673 |
5 | 3,090 | 1,492 | 0,995 | 4,587 | 2,681 |
ẋ | 3,085 | 1,493 | 0,9956 | 4,585 | 2,6818 |
∆x | 0,00158114 | 0,995 |
3 Table Pengamatan pada pengukuran silinder Besi
Diketahui: ρ literatur = 7,9 gr/cm3
Massa alumunium = 61,5 gr
No | D (cm) | r (cm) | t (cm) | V (cm3) | ρ (gr/cm3) |
1 | 1,572 | 0,786 | 4,055 | 7,87 | 7,814 |
2 | 1,570 | 0,785 | 4,050 | 7,84 | 7,844 |
3 | 1,575 | 0,7875 | 4,045 | 7,88 | 7,804 |
4 | 1,577 | 0,7885 | 4,055 | 7,92 | 7,765 |
5 | 1,578 | 0,789 | 4,055 | 7,93 | 7,775 |
ẋ | 1,5744 | 0,772 | 4,052 | 7,888 | 7,8004 |
∆x | 0,0075 |
No. | Nama Benda | Mu (gram) | Ma (gram) | V (cm3) | ρ (gr/cm3) |
1 | Kunci Pintu | 13,630 | 11,5 | 2,13 | 6,399 |
Dengan hasil ketelitiannya:
1-ρ Literatur- ρ Percobaanρ Literaturx 100%
1-7,9- 6,397,9x 100% = 81,1%
Didapat ketelitian percobaan penelitian sebesar 81,1 %
BAB V
PEMBAHASAN
1. Berdasarkan Percobaan Kedua yang dilakukan pada balok Alumunium didapatkan data volume dari hasil kali p x l x t :
Massa jenis= Massa : Volume
Volume= p x l x t
Diketahui : massa alumunium =12,3 gram
ρ P1 = 2,685 gr/cm3
ρ P2 = 2,688 gr/cm3
ρ P3 = 2,682 gr/cm3
ρ P4 = 2,673 gr/cm3
ρ P5 = 2,681 gr/cm3
Percobaan 1 : V = 4,58 cm3
Percobaan 2 : V = 4,575 cm3
Percobaan 3 : V = 4,586 cm3
Percobaan 4 : V = 597 cm3
Percobaan 5 : V = 587 cm3
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan rata-rata massa jenis alumunium sebesar
ρ p1 + ρ p2 + ρ p3 + ρ p4
5
= 2,6818 g/cm3
Sehingga nilai ketelitiannya kita bias cari menggunakan rumus :
1-ρ Literatur- ρ Percobaanρ Literaturx 100%
Diketahui : ρ alumunium literatur= 2,7 gr/cm3
Dan didapat:
1-2,7- 2,682,7x 100% = 92,6%
Didapat ketelitian percobaan penelitian alumunium sebesar 92,6 %
2. Berdasarkan Percobaan Ketiga yang dilakukan pada silinder besi didapatkan data volume dari hasil kali (π x r2)x t
Volume= (π x r2)x t
Massa jenis= Massa : Volume
Diketahui : massa Silinder besi =61,5 gram
ρ P1 = 7,814 gr/cm3
ρ P2 = 7,844 gr/cm3
ρ P3 = 7,804 gr/cm3
ρ P4 = 7,765 gr/cm3
ρ P5 = 7,775 gr/cm3
Percobaan 1 : V = 7,87 cm3
Percobaan 2 : V = 7,84 cm3
Percobaan 3 : V = 7,88 cm3
Percobaan 4 : V = 7,92 cm3
Percobaan 5 : V = 7,93 cm3
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan rata-rata massa jenis silinder besi sebesar
ρ p1 + ρ p2 + ρ p3 + ρ p4
5
= 7,8004 g/cm3
Sehingga nilai ketelitiannya kita bisa cari menggunakan rumus :
1-ρ Literatur- ρ Percobaanρ Literaturx 100%
Diketahui : ρ besi literatur= 7,9 gr/cm3
Dan didapat:
1-7,9-7,87,9x 100% =87,4%
Didapat ketelitian percobaan penelitian silinder besi sebesar 87,4 %
3. Berdasarkan Percobaan ke-empat (Percobaan pengukuran volume sebuah kunci) ini tekhnik perhitungannya berbeda dengan percobaan sebelumnya, kali ini kami akan meggunakan system dinamis sebagai langkah perhitungannya, hal ini dikarenakan kunci memiliki bentuk yang tidak beraturan. Pada percobaan ini pula kami belum memastikan tepat jenis logamnya, dikarenakan kunci terbuat dari bahan campuran, akan tetapi sebagai bahan perbandingan, kami memakai besi sebagai acuannya.
Didapat :
Volume= (mu-ma)
Diketahui : massa besi =61,5 gram
Massa jenis= Massa : Volume
Percobaan perhitungan didapat : V = 7,87 cm3
Dan didapat massa jenis sebesar = 6,399 gr/cm3
Sehingga nilai ketelitiannya kita bisa langsung dicari menggunakan rumus :
1-ρ Literatur- ρ Percobaanρ Literaturx 100%
Diketahui : ρ besi literatur= 7,9 gr/cm3
Dan didapat:
1-7,9-6,397,9x 100% =81,1%
Didapat ketelitian percobaan penelitian logam kunci sebesar 81,1 %
BAB VI
Kesimpulan
Suatu pengukuran dikatakan sempurna jika alat pengukuran yang digunakan memiliki ketelitian yang akurat serta di lakukan berulang-ulang untuk mendapatkan pengukuran yang akurat, penggunaan alat yang salah bisa saja membuat keakuratan semakin berkurang
Dari percobaan pengukuran benda padat diatas, untuk mendapatkan nilai keakuratan massa jenis suatu benda bisa kita tempuh melalui dua cara, yaitu cara perhitungan system dinamis (dengan syarat benda haruslah beraturan) serta perhitungan system dinamis ( juga bisa digunakan jika suatu benda memiliki bentuk yang tidak beraturan),
Dari pernyataan tersebut perhitungan volume suatu benda padat dapat dilakukan dengan cara statis, yaitu dengan menghitung volume benda tersebut dengan rumus volume bangun ruang, dan ada pula cara dinamis, yaitu perhitungan benda melalui uji percobaan antara selisih massa benda di udara dengan massa benda ketika berada di air (ρ air = 1 gr/cm3)
DAFTAR PUSTAKA
http://seilandra.blogspot.com/Pengukuran_Dasar_Pada_Benda_Padat.html
http://fisika-sma.us/category/besaran-dan-satuan.html
http://fisika-sma.us/pengukuran-besaran-fisika?p=71.html
http://swastikayana.wordpress.com/category/tugas-tugas/fisika/besaran.html
Pengukuran dasar pada benda padat 2011
l