Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen penting dalam program pembelajaran disamping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar  yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 58 ayat 1 dinyatakan bahwa, evaluasi hasil belajar  peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Dengan demikian, pada hakikatnya penilaian terhadap pembelajaran peserta didik dimulai dan dititikberatkan pada penilaian hasil belajar oleh pendidik di kelas.  Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pasal 63 ayat (1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) penilaian hasil belajar oleh pendidik; b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Selanjutnya dalam pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa, penilaian hasil belajar oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63  ayat 1 butir a) dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
        Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.
        Â
        Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
        Â
        Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
         Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
         Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dilakukan melalui:
Penilaian hasil belajar oleh pendidik tidak dapat dipisahkan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang diajarkan serta metode pembelajaran yang digunakan. Oleh sebab itu sebelum penilaian dilaksanakan  diperlukan kecermatan dalam analisis kompetensi dasar, pemilihan materi, penyusunan indikator yang representatif menjabarkan secara utuh tuntutan standar isi, sampai dengan pemilihan dan penyusunan alat penilaian. Agar guru-guru di lapangan mempunyai gambaran yang jelas maka disusunlah Pedoman Penilaian untuk Sekolah Dasar.
B. Tujuan dan Fungsi Penyusunan  Pedoman Penilaian
Pedoman Penilaian ini disusun dengan tujuan agar para pendidik dapat melaksanakan penilaian yang meliputi perencanaan, penyiapan bahan, penyelenggaraan, pemeriksaan hasil penilaian, pengolahan, analisis, dan pemanfaatan hasil penilaian serta penyusunan laporan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip/teknik penilaian dan tuntutan standar isi serta standar kompetensi lulusan. Pedoman Penilaian ini dapat berfungsi sebagai acuan pendidik dalam melaksanakan penilaian  pencapaian kompetensi peserta didik,  laporan kemajuan hasil belajar, dan perbaikan proses pembelajaran.
C. Â Dasar Penyusunan Pedoman Penilaian
Â
BAB II
PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP
PENILAIAN HASIL BELAJAR
        Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.  Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
        Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
        Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar  oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.  Selanjutnya, ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.
        Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester,  ulangan akhir semester, dan  dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk.
        Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester dua  penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan  produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai  rapor pada semester dua.
        Â
1. Â Tujuan Penilaian Hasil Belajar
2. Â Fungsi Penilaian Hasil Belajar
   Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.
a. Â Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Â Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Â Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Â Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan  kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian  dan dasar  pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik  karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek  kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta didik, dan orangtua serta masyarakat
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Â Â
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian  kompetensi yang ditetapkan.
BAB III
JENIS DAN TEKNIK
PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Jenis Penilaian Hasil belajar
Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur dan sasaran pelaksanaannya.
Sebagaimana dijelaskan dalam  PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.  Â
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi.
Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum akhir semester. Â
Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan ulangan harian dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan  produk.  Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat diketahui sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir semester.
Ulangan akhir semester  adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu. Cakupan ulangan  akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan akhir semester dapat berbentuk tes tertulis,  lisan, praktik/perbuatan pengamatan,  tugas, produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir tahun pelajaran.
Ulangan kenaikan kelas  adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis,  lisan, praktik/perbuatan, pengamatan, tugas dan produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa untuk hal-hal yang bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan penilaian kelompok.
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai universal seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.
Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti: kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan lain-lain.
B. Teknik Penilaian
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes.
         Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.
        Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan maupun isian. Â Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian atau ulangan tengah dan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau uraian (essay).
Contoh-contoh tes tertulis sebagai berikut.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair ïƒ Â padat ïƒ Â cair ; cair ïƒ Â gas ïƒ Â cair; padat ïƒ Â gas.
Indikator         : mendeskripsikan proses perubahan wujud dari padat  ke cair atau sebaliknya.
Berilah tanda silang (x)Â pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang benar!
 Air didinginkan sampai di bawah 0˚ Celcius akan ….
Kompetensi Dasar : Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat Pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK
Indikator         : Menjelaskan tugas BPK.
Berilah tanda silang (x)Â pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang benar!
Pemeriksa Keuangan Negara dilakukan oleh lembaga ….
Kompetensi Dasar:  Menjelaskan cara makhluk hidup menyesuaikan diri  dengan lingkungan atau melindungi diri dari musuhnya.
Pasangkan pernyataan pada lajur kiri dengan huruf di depan jawaban pada kotak sebelah kanan, sehingga menjadi pasangan yang sesuai dan benar!
No | Pernyataan | Jawaban | Pilihan Jawaban |
1. | Cara beladiri kerbau |
| |
2. | Cara beladiri cicak | ||
3. | Cara  beladiri bunglon |
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indikator            :  Menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik
                   Indonesia merupakan Negara maritim.
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang  benar!
Contoh Negara Indonesia mempunyai wilayah lautan yang lebih luas sehingga disebut negara  ....
5) Â Bentuk Uraian (contoh Pendidikan Kewarganegaraan kelas VI/1)
Kompetensi  Dasar         :         Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada
Indikator             : Menyebutkan syarat-syarat sebagai pemilih dalam Pemilu
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini sesuai perintah!
         Tuliskan empat syarat sebagai pemilih dalam Pemilu!
        Â
b. Â Tes Lisan
Tes lisan adalah teknik penilaian  hasil belajar  yang pertanyaan dan jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.
Tes praktik/perbuatan adalah teknik  penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan .untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja digunakan untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya.
Contoh tes praktik/perbuatan dapat berupa kegiatan tes untuk mengukur kemahiran berpidato, menari, menyanyi, melukis, menggambar, berolahraga, bercerita, membaca puisi, menulis dan lain-lain. Tes kinerja diukur dengan menggunakan bentuk instrumen lembar observasi.
Contoh format tes praktik/perbuatan sebagai berikut :
Lembar tes praktik/perbuatan
       Indikator: Kemampuan membaca puisi
Tanggal        :..........................................
No. | Nama | Aspek yang dinilai | Jumlah skor | Rata-rata skor | ||
Penghayatan | Pelafalan dan pengintonasian | Penam-pilan | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 |
Rentang nilai | 0 – 40 | 0 – 40 | 0 - 20 |
Keterangan :
Kolom 1, Nomor                   =  Nomor urut siswa
Kolom 2, Nama                 =  Nama siswa
Kolom 3, Penghayatan           =  Penghayatan isi puisi yang dibaca ( mimik,
                            gerak tangan, gerak tubuh )
Kolom 4, pelafalan dan
        pengintonasian            =  Penggunaan lafal dan intonasi
Kolom 5, Penampilan                 =  Kostum, sopan santun, penggunaan peraga.
Kolom 6, Jumlah Skor         =  Merupakan jumlah dari kolom 3, 4,  dan 5                      Â
Kolom 7, Rata-rata Skor         =  Merupakan hasil rata-rata dari jumlah skor
                            dibagi aspek yang  dinilai.
        Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan  dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan  penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan siswa.  Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan dengan:
- Â kompetensi yang diukur;
- Â aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap;
        Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Â Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya.
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Matematika:
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Bahasa Indonesia
Contoh aspek yang diamati pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan;
Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap dan atau angket (kuesioner).
Skala sikap
Skala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan sikap tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala, misalnya skala tiga, empat atau  lima.
Pengembangan skala sikap dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
Contoh  :
Penilaian skala sikap terhadap kebersihan.
No | Pernyataan | Skala | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
1. | Rumah sebaiknya dirawat kebersihannya setiap hari | |||||
2. | Kebersihan rumah menjadi tanggung jawab semua anggota keluarga | |||||
3. | Ruang kelas perlu dijaga kebersihannya setiap hari | |||||
4. | Kebersihan ruang kelas menjadi tanggung jawab setiap anggota kelas | |||||
5. | Setiap siswa sebaiknya melaksanakan tugas piket dengan penuh rasa tanggung jawab | |||||
6. | Anak yang lalai melaksanakan tugas piket harus menggantinya pada waktu lain | |||||
7. | Ketua kelas tidak perlu melaksanakan tugas piket karena sudah bertugas mengatur kegiatan kelas |
Keterangan :
Angket (kuesioner)
Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga siswa, kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan lain-lain.
Contoh angket
Nama                : ………………………..
Kelas                : ………………………..
Petunjuk Pengisian angket!
Pilihlah salah satu jawaban yang sesusai dengan Anda dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.
 3. Buku dan alat tulismu disiapkan oleh ....
4. Â Tempat tidurmu dirapikan oleh ....
5. Setiap hari rumahmu dibersihkan oleh ....
        Contoh  Angket Pendidikan Kewarganegaraan (Kelas VI/1)
Kompetensi  Dasar         :         Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari
Indikator             :          Mencontoh nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari
Nama siswa                : .................................
Jenis kelamin                : ..................................
Kelas                        : ..................................
Petunjuk Pengisian angket!
Lingkari pada pernyataan (Ya/tidak) yang sesuai dengan pilihan Anda .
teman di propinsi lain        Ya/Tidak
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok.  Penilaian dengan penugasan dapat  berupa tugas atau proyek.
Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kegiatan kelas, misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita, mengamati suatu obyek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa pula berupa laporan, seperti: laporan pengamatan.
Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
        Proyek
Proyek adalah suatu  tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan  secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Contoh proyek antara lain: melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, percobaan foto sintesis tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi pohon dan lebar sungai  menggunakan klinometer.
Contoh keterampilan yang dinilai dalam pelaksanaan suatu proyek
1. Tahap Persiapan         : kemampuan membuat perencanaan,
                   merancang kegiatan, dan mengembangkan suatu ide.
2. Tahap Produksi        : kemampuan memilih dan menggunakan bahan,
                   peralatan, dan langkah-langkah kerja.
3. Tahap Pelaporan        : kemampuan melaporkan hasil pelaksanaan proyek,
                         kendala yang dihadapi, kelengkapan dan keruntutan
                         laporan.
No. | Nama | Persiapan 0 – 20 | Pelaksanaan 0 – 40 | Pelaporan 0 – 40 | Nilai Akhir |
1. | Mirna Sari Dewi | 18 | 35 | 37 | 80 |
Penilaian produk adalah suatu  penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir. Â
 Tahap-tahap penilaian produk
Contoh Produk Pendidikan Kewarganegaraan (Kelas V/1)
Kompetensi  Dasar         :         Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok.
Indikator             :          Membuat rambu lalu lintas                -
Tugas        :         Siswa dibentuk dalam kelompok, setiap kelompok lima orang. Kelompok bertugas untuk membuat sebuah produk salah satu rambu lalu lintas
No. | Nama | Persiapan 0 – 20 | Produksi 0 - 50 | Pemajangan 0 – 30 | Nilai Akhir |
1. 2. | Kelompok I Kelompok II | 15 20 | 45 50 | 30 30 | 90 100 |
1) Â Pengertian
Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan  karya siswa lainnya.
2) Â Bagian-bagian Portofolio
Bentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan dokumen. Agar portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian, maka idealnya perlu diorganisir dalam beberapa bagian sebagai berikut.
a)Â Â Â Â Â Â Â Â Halaman Judul
        Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio berisi nama siswa, kelas, dan sekolah.
b)Â Â Â Â Â Â Â Â Daftar isi dokumen
        Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada dalam map portofolio.
c)Â Â Â Â Â Â Â Â Dokumen Portofolio
        Bendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen siswa baik hasil karya siswa, lembar kerja (worksheet), koleksi bacaan, koleksi lukisan, maupun lembaran-lembaran informasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.
d)        Pengelompokan  Dokumen
        Dokumen-dokumen dalam portofolio perlu dikelompokkan, misalnya berdasarkan mata pelajaran, sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir, maka perlu diberi pembatas, misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen satu kelompok dengan kelompok yang lain. Tidak semua berkas karya siswa didokumentasikan tetapi hanya karya siswa yang terpilih saja. Penentuan karya siswa yang terpilih merupakan kesepakatan antara pendidik dan siswa. Â
e)Â Â Â Â Â Â Â Â Catatan Pendidik dan Orangtua
        Pada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil karya, maupun kumpulan dokumen yang dipelajari siswa terutama yang berupa tugas dari pendidik harus terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi jika terdapat catatan/tanggapan siswa yang bersangkutan, dengan demikian pada setiap dokumen terdapat informasi lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari orang tua. Setiap siswa juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri, misalnya diperoleh dari buku bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik untuk mempelajari atau mengoleksinya. Sehingga dalam portofolio siswa, dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran semata, tetapi juga bisa berisi kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio siswa akan berbeda antara satu dengan yang lain, tergantung dari keaktifan siswa dalam mengembangkan bakat dan minatnya serta keaktifannya dalam belajar. Dari portofolio ini diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan kekurangan dari setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan pembinaan kemampuan individu.
        Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada dokumen yang ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang ditempelkan atau disatukan pada dokumen.
   Contoh catatan pendidik, siswa dan orang tua pada hasil menggambar yang dimasukkan sebagai dokumen portofolio adalah sebagai berikut.
Catatan/Tanggapan | ||
Pendidik | Siswa | Orang Tua/Wali Murid |
Bentuk artistik bagus, teknik pewarnaan perlu ditingkatkan. | Waktunya kurang! | Perlu banyak berlatih. |
3) Â Penggunaan Portofolio
Perlu ditegaskan bahwa portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang ada. Portofolio yang berisi dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu, dipilih kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orang tua bersama rapor.
Pada akhir suatu periode, misalnya semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis berupa catatan komentar guru tentang informasi proses dan hasil belajar siswa selama periode tersebut.
        Â
BAB IV
PENGOLAHAN, ANALISIS DAN PELAPORAN
HASIL BELAJAR
A. Â Â Â Â Â Â Â Â Pengolahan Hasil Belajar
Contoh pengolahan hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian, sebagai berikut:
      Contoh hasil pekerjaan tes Ali dalam mata pelajaran IPS sebagai berikut.
No | Bentuk Soal | Jumlah Soal | skor | Skor Maksimal | Skor Perolehan | Keterangan |
1 | Pilihan Ganda | 10 | 1 | 10 | 7 | |
2 | Menjodohkan | 5 | 1 | 5 | 3 | |
3 | Isian | 10 | 2 | 20 | 10 | |
4 | Uraian | 5 | 3 | 15 | 12 | |
Jumlah | 50 | 32 |
     Â
      Nilai ulangan Ali dapat dihitung dengan rumus :
      Jadi nilai ulangan untuk mata pelajaran IPS yang diperoleh Ali adalah: Â
B. Analisis Penilaian Hasil Belajar
Hasil penilaian  belajar dianalisis untuk mendapatkan umpan balik tentang berbagai komponen dalam proses pembelajaran. Analisis hasil penilaian dilakukan dengan memperhatikan nilai yang diperoleh siswa pada ulangan harian (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan  sikap, tugas, produk), ulangan tengah semester(tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk), ulangan akhir semester (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk), dan ulangan kenaikan kelas (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan pruduk).
Analisis untuk ulangan harian dan tengah semester ditekankan untuk memperoleh informasi tentang latar belakang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang. Bagi anak yang memperoleh nilai kurang dari batas nilai minimal ketuntasan belajar akan diberi remedial, sedang bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan akan diberikan  pengayaan.
Analisis untuk ulangan akhir semester, ulangan harian dan tengah semester untuk menentukan nilai di rapor semester satu. Sedangkan analisis ulangan kenaikan kelas,  nilai ulangan harian, dan tengah semester dipergunakan untuk menentukan nilai rapor semester dua dan  kenaikan kelas. Selain itu analisis dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar.
C. Langkah-langkah menentukan KKM
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:
1. Â Â Â Â Â Â Â Â Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2.        Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan masing-masing aspek:
a. Â Â Â Â Â Â Â Â Aspek Kompleksitas:
        Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
b.        Aspek Sumber Daya Pendukung
        Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c.        Aspek intake
        Semakin tinggi kemampuan awal  siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3. Â Â Â Â Â Â Â Â Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD!
4.        Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran!
5.        KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
CONTOH
MATA PELAJARAN : IPS
KELAS Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : IV
Jumlah KD 10
STANDAR KOMPETENSI | KOMPETENSI DASAR | KOMPLEK-SITAS | SUMBER DAYA PENDUKUNG | INTA KE (PO- TENSI SIS- WA) | KETUN- TASAN KD (%) | |
Pendidik*) | Sarana Prasa-rana**) | |||||
40 -100 | 40-100 | 40-100 | 40-100 | |||
1. Â Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ Â Â Â kota dan provinsi |
| 80 | 70 | 70 | 60 | 70 |
| 70 | 70 | 70 | 60 | 66 | |
| 60 | 70 | 70 | 60 | 63 | |
| 70 | 80 | 70 | 70 | 72 | |
| 70 | 80 | 70 | 70 | 72 | |
| 60 | 80 | 70 | 60 | 67 | |
2.  Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/    kota dan  provinsi | 2.1. Mengenal  pentingnya koperasi dalam meningkatkan Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya | 80 | 80 | 70 | 70 | 75 |
2.2. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat | 80 | 80 | 70 | 70 | 75 | |
2.3. Mengenal perkembang an teknologi produksi, komunikasi, Â dan transportasi serta pengalaman menggunakanny | 70 | 70 | 70 | 70 | 70 | |
2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya | 60 | 70 | 70 | 60 | 65 | |
Jumlah | 10 KD | Â Â Â Â Â Â Â Â | 695 | |||
KKM IPS Kelas IV | 695 : 10 = 69,5 |
Keterangan
*)  Pendidik                 : Evaluasi terhadap kemampuan diri sendiri
**) Sarana prasarana        : Alat Peraga, Media, Buku Teks, lingkungan
Rentang nilai antara 40 – 100, merupakan nilai yang dapat ditentukan oleh sekolah untuk menentukan berapa besar kekuatan untuk masing-masing aspek/komponen.
Rentang Nilai:
80-100Â Â Â Â Â Â Â Â : Tinggi
60-79 Â : Sedang
40-59 Â : Rendah
D. Â Tindak Lanjut
Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap analisis hasil penilaian Tindak lanjut yang diberikan antara lain melalui remedial, Â dan pengayaan. Contoh, jika kriteria minimal ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tertentu 75%, maka siswa yang pencapaian kompetensinya kurang dari 75%, Â perlu mendapatkan remedial untuk indikator-indikator yang belum dikuasai.
Sebaliknya bila seorang anak sudah mencapai kompetensi 75%, maka anak tersebut perlu mendapatkan pengayaan.
Tindak lanjut remedial dan pengayaan dilakukan atas dasar analisis hasil evaluasi perorangan. Pendidik juga perlu melakukan analisis pencapaian kompetensi kelas, dan menemukan sebab-sebab yang mempengaruhi ketidaktercapaian ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Misalnya, kurangnya jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana belajar yang kurang kondusif dan sebagainya yang bisa  ditindaklanjuti dengan kebijakan sekolah maupun pemerintah daerah.
        E.  Pelaporan
Laporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana komunikasi dan hubungan kerjasama antara sekolah, siswa, dan orang tua. Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa, merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Pada pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa untuk :
F. Format Pelaporan
        Agar peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat, bentuk laporan kemajuan siswa harus disajikan secara sederhana, mudah dibaca, dipahami, komunikatif, serta menampilkan profil atau tingkat kemajuan siswa. Dengan demikian orang tua atau pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan mudah mengidentifikasi kompetensi yang harus ditingkatkan.
   Pelaporan Pencapaian Kemajuan Belajar
Laporan pencapaian kemajuan belajar secara menyeluruh, menggambarkan kualitas pribadi siswa sebagai internalisasi dan kristalisasi belajar melalui sebagian kegiatan baik intra maupun ektrakurikuler pada kurun waktu satu semester.
Berikut ini contoh format laporan pencapaian Hasil Belajar siswa untuk kelas
I – VI.
LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA
Nama Siswa         : ...........................................Kelas                : ...................................
Nomor Induk         : .......................................... Semester        : I (Satu)
Nama Sekolah                : .......................................... Tahun Pelajaran: 20.......... / 20.............
Alamat Sekolah: .........................................................................................................
          ..........................................................................................................
No | Mata Pelajaran | SKBM | Nilai Siswa | Rata-rata |
A. | Muatan Nasional | |||
1. | Pendidikan Agama | 70 | 71 | |
2. | Pendidikan Kewarganegaraan | 70 | 75 | |
3. | Bahasa Indonesia | 65 | 60 | |
4. | Matematika | 60 | 62 | |
5. | Ilmu Pengetahuan Alam | 60 | 59 | |
6. | Ilmu Pengetahuan Sosial | 60 | 56 | |
7. | Seni Budaya dan Keterampilan | 60 | 70 | |
8. | Pendidikan Jasmani Olah Raga  dan Kesehatan | 65 | 70 | |
B. | Muatan Lokal | |||
1. | Â Bahasa Inggris | 60 | 55 | |
2. | Mulok Kedaerahan | 60 | 60 | |
3. |
Jumlah Nilai Prestasi Hasil Belajar : ............... ( .....................................................)
No | Kepribadian | Nilai | Ketidakhadiran | Hari |
1. | Sikap | Izin | ||
2. | Kerajinan | Sakit | ||
3. | Kebersihan dan Kerapian | Tanpa Keterangan |
Keterangan:
A =  Baik Sekali         ( 86-100)
B =  Baik                 ( 71 – 85)
C =  Cukup                 ( 56 – 70)
D =  Kurang                 ( 41 – 55)
E =  Sangat kurang         ( < 40)
CATATAN TENTANG PENGEMBANGAN DIRI |
CATATAN |
Orang Tua/Wali (...................................) | ..........., ........................ Guru Kelas (...................................) |
LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA
Nama Siswa         : ...........................................Kelas                : ...................................
Nomor Induk         : .......................................... Semester        : II (Dua)
Nama Sekolah                : .......................................... Tahun Pelajaran: 20.......... / 20.............
Alamat Sekolah: .........................................................................................................
          ..........................................................................................................
No | Mata Pelajaran | Nilai Siswa | Rata-rata |
A. | Muatan Nasional | ||
1. | Pendidikan Agama | ||
2. | Pendidikan Kewarganegaraan | ||
3. | Bahasa Indonesia | ||
4. | Matematika | ||
5. | Ilmu Pengetahuan Alam | ||
6. | Ilmu Pengetahuan Sosial | ||
7. | Seni Budaya dan Keterampilan | ||
8. | Pendidikan Jasmani Olah Raga  dan Kesehatan | ||
B. | Muatan Lokal | ||
1. | Â | ||
2. | |||
3. |
Jumlah Nilai Prestasi Hasil Belajar : ............... ( .....................................................)
No | Kepribadian | Nilai | Ketidakhadiran | Hari |
1. | Sikap | Izin | ||
2. | Kerajinan | Sakit | ||
3. | Kebersihan dan Kerapian | Tanpa Keterangan |
Keterangan:
A = Baik Sekali ( 86-100)
B = Baik (71 – 85)
C =  Cukup (56 – 70)
D = Kurang (41 – 55)
E = Â Sangat kurang ( < 40)
CATATAN TENTANG PENGEMBANGAN DIRI |
CATATAN |
Keputusan berdasarkan hasil yang dicapai pada semester I dan II, maka ditetapkan:
Naik ke kelas : .........(......................)
Tinggal di kelas : ..........(.......................)
Orang Tua/Wali (...................................) | Kepala Sekolah (...................................) | ..........., ........................ Guru Kelas (...................................) |
G. Unsur Penilaian Hasil Belajar
Hasil dari setiap kegiatan penilaian hasil belajar dicantumkan dalam buku daftar nilai. Â Â
Unsur penilaian hasil belajar yang dicantumkan dalam buku daftar nilai adalah sebagai berikut:
  Â
   Formulasi Penilaian Rapor
   Semester I:
   Nilai rapor semester I diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Tugas dan  Ulangan Akhir Semester.  Pada dasarnya pendidik dalam menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai formula. Sebagai contoh penilaian rapor semester I  menggunakan formula sebagai berikut.
       Â
    Nilai rapor  Semester I = Â
Pendidik juga dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas tertentu. Misalnya memberikan bobot 2 pada UAS, maka formulasi penilaian di atas menjadi:
Nilai rapor semester I = Â
   Semester II:
   Nilai rapor semester II diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Tugas dan  Ulangan Kenaikan Kelas.  Pada dasarnya pendidik dalam menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai formula. Sebagai contoh penilaian rapor semester II  menggunakan formula sebagai berikut.
       Â
    Nilai rapor  Semester II= Â
Pendidik juga dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas tertentu. Misalnya memberikan bobot 2 pada UKK, maka formulasi penilaian di atas menjadi:
Nilai rapor semester II = Â
Pembulatan Nilai Akhir.
Penulisan nilai pada rapor diisi angka skala 100 tanpa desimal.
Contoh: 75
Aturan pembulatan sebagai berikut:
   contoh: 66,45 dibulatkan menjadi 66.
    contoh: 75,5 dibulatkan menjadi 76.
             75,6  dibulatkan menjadi 76.
Contoh Pengolahan nilai Rapor
Semester I
     bentuk Jenis | Tulis | Lisan | Praktik/ perbuatan | Rata-rata | |||
Ulangan harian | HT1: 80 | Â Â Â Â Â Â Â Â 75 | HL1: 60 | 60 | HP1: 65 | 65 | 67 |
HT2: 75 | HL2: 60 | HP2: - | |||||
HT3: 70 | HL3: - | HP3: - | |||||
UTS | TS: 70 | TL: 60 | TP: 60 | 63 Â | |||
UAS | AS: 65 | AL: - | AP: 70 | 68 | |||
Tugas | P1: 70 | 68 | 68 | ||||
P2: 75 | |||||||
P3: 60 | |||||||
 Nilai Rapor |
Nilai rapor  Semester I =  =  67
Nilai ini dibulatkan menjadi: 67.
Keterangan:
HT        : Nilai ulangan harian  dalam bentuk tes tulis
HLÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai ulangan harian dalam bentuk tes lisan
HPÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai ulangan harian dalam bentuk tes praktik/perbuatan.
TSÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai ulangan tengah semester (UTS) dalam bentuk tes tulis
TLÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai ulangan tengah semester (UTS) dalam bentuk tes lisan
TPÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai ulangan tengah semester (UTS) dalam bentuk tes praktik/perbuatan.
ASÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai ulangan akhir semester (UAS) dalam bentuk tes tulis
ALÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai ulangan akhir semester (UAS) dalam bentuk tes lisan
APÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai ulangan akhir semester (UAS) dalam bentuk tes praktik/perbuatan.
PÂ Â Â Â Â Â Â Â : Nilai tugas (dapat diperoleh dari nilai penugasan, pengamatan atau produk)
Pengolahan nilai Rapor
Semester II
     bentuk Jenis | Tulis | Lisan | Praktik/ perbuatan | Rata-rata | |||
Ulangan harian | HT1: 80 | Â Â Â Â Â Â Â Â 72 | HL1: 80 | 75 | HP1: 65 | 65 | 71 |
HT2: 60 | HL2: 70 | HP2: - | |||||
HT3: 75 | HL3: - | HP3: - | |||||
UTS | TS: 70 | TL: 75 | TP: 60 | 68 Â | |||
UKK | AS: 75 | AL: 70 | AP: 75 | 73 | |||
Tugas | P1: 70 | 70 | 70 | ||||
P2: 75 | |||||||
P3: 65 | |||||||
 Nilai Rapor |
Nilai rapor = Â = Â 71
Nilai ini dibulatkan menjadi: 71.
Pendidik dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas tertentu. Misalnya memberikan bobot 2 pada UAS atau memberikan bobot 2 pada UKK , maka formulasi penilaian di atas menjadi:
Nilai rapor semester I:
Nilai rapor = Â = Â 66,8
Nilai ini dibulatkan menjadi: 67.
Â
Nilai rapor semester 2:
Nilai rapor = Â = Â 71
Nilai ini dibulatkan menjadi: 71.
Catatan :
Langkah-langkah pengolahan nilai yang menggambarkan kompetensi masing-masing mata pelajaran dilaksanakan dengan prinsip tertib, transparan, dan akuntabel dengan mempertimbangkan unsur-unsur penilaian di atas. Sehingga nilai yang dicantumkan dalam rapor menggambarkan realitas penguasaan kompetensi.
H. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, Â pendidik, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling untuk pengembangan diri berkaitan dengan:
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, tetapi harus diprogramkan sekolah dan dievaluasi secara periodik dan berkelanjutan. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
I. Kriteria Kenaikan Kelas
   Siswa dinyatakan naik kelas ke tingkat di atasnya bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
       Â
        CATATAN:
Sekolah dapat menetapkan kriteria kenaikan kelas dengan jumlah mata pelajaran yang belum tuntas lebih dari 25 % atau kurang dari 25%, atas pertimbangan tertentu.
BAB VI
PENUTUP
Penilaian merupakan bagian penting dari sistem pembelajaran di sekolah. Penilaian merupakan suatu alat ukur untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar mengajar yang telah  dilaksanakan.
Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan pendidik dapat dijadikan umpan balik proses pembelajaran baik bagi pendidik untuk memperbaiki cara dan strategi mengajar maupun bagi siswa untuk memperbaiki cara belajar.
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus memperhatikan kompetensi yang diukur, metode pembelajaran yang digunakan, sarana prasarana yang tersedia serta kemampuan siswa. Selain itu teknik penilaian manapun yang digunakan guru perlu diinformasikan secara terbuka baik kepada siswa maupun orang tua siswa.
Hasil analisis penilaian bahkan dapat pula digunakan sebagai masukan bagi peningkatan mutu pendidikan secara umum oleh pengambil keputusan termasuk kepala sekolah, dinas pendidikan dan komite sekolah. Sehingga dapat dilakukan perencanaan program pembelajaran selanjutnya yang lebih baik.
        1