Episode-1        

Drama ini diawali dengan scene pada tahun 1989.

Seorang remaja laki-laki terbangun ditengan malam karena mendengar suara berdengung disuatu tempat. Ia terlihat cemas saat melewati lorong-lorong belakang dan akhirnya sampai ke tempat kepala penasehat Eun Kyu Tae (Lee Soon Jae).

Kepala penasehat itu menunduk memberi hormat dan memanggil dengan sebutan "Putra Mahkota". Pangeran bertanya: "Apakah perang sudah dimulai?"

Kyu Tae mengatakan tidak, itu adalah Tembok Berlin yang runtuh di malam hari. Pangeran, Lee Jae Kang (Lee Sung-min) lalu bergabung dengan keluarganya saat mereka menonton tembok itu runtuh di televisi.

Adik laki-lakinya terbangun dan marah tentang gameboy nya macet, Kakaknya berkata kalau sekarang belum waktunya. Ibunya mengantar kembali si kecil ke tempat tidur, pangeran dan ayahnya menonton kembang api pada layar kaca.

Anak laki-laki yang marah itu adalah Lee Jae Ha (Lee Seung Gi) yang masih berusia sepuluh tahun. Ibunya (ratu yang diperankan oleh Yoon Yeo Jung) membawanya ke sekolah dimana dia memukul pada gadis pertama yang ia lihat dan mengundangnya ke istana untuk berkencan.

Jae Ha, lari untuk mencari kakak nya. Tapi Jae-kang sibuk juga, karena beberapa anak laki-laki dari kelasnya mulai memojokkannya yang; mengatakan kalau keluarga mereka adalah orang-orang yang membayar untuk gaya hidup mewah nya. Jae kang menahan amarahnya, karena dia tahu dia tidak seharusnya melawan.

Akhirnya Jae Ha menemukan kakaknya. Anak-anak yang mengejek Jae Kang tadi mulai menyerang Jae kang. Jae Ha yang melihatnya berusaha menolong kakaknya, tapi mereka malah mendorong Jae Ha sehingga dia terjatuh. Melihat adiknya didorong Jae Kang pun sudah tidak bisa mengendalikan diri lagi, dia pun melawan mereka.

Setelah Jae Kang membalas mereka, akhirnya mereka kalah semua, dan tiba-tiba salah satu dari mereka mengambil pena dari sakunya, dan menusuk Jae Ha dengan pena itu. Akhirnya guru mereka datang dan menghentikan perkelahian mereka. Anak yang menusuk Jae Ha pun menyembunyikan penanya yang dia gunakan tadi.

Jae-kang langsung memerika luka Jae-ha, dan meyakinkan kalau jangan sampai memberitahu Ibunya tentang pertarungan itu.

Jae Kang: "Mengapa kau melawan mereka? Kau masih kecil", Jae-ha berkata " karena kau akan terluka" Adik kakak yang kompak dan saling menyayangi.

Jae-ha mengatakan kakak tidak boleh terluka, karena kakak akan menjadi raja di masa depan. Jae-kang mengatakan tidak apa-apa, karena jika terjadi sesuatu padanya, Jae-ha dapat menggantikannya menjadi raja. Anak kecil akan merinding walau hanya memikirkannya, bahkan pada usia seperti itu, dan Jae Ha mengatakan TIDAK, karena semua itu akan mengganggunya. Yang paling penting, gameboy nya akan diambil. Jadi "Jika Anda membuat saya menjadi raja, berarti Anda mati."

Jae-kang mengunci Jae Ha di ruang sebagai hukuman atas pikiran tidak setia itu. Jae-ha pun cemberut, ia melihat sesuatu yang aneh dengan jendela di sisi lain ruangan. Dia melihat bayangan seseorang dari balik jendela. Dan orang itu menulis sebuah kalimat "I AM KING" (cerita masa kecil yang menggambarkan kekompakkan kakak dan adik.....)

23 Tahun Kemudian!!!!!

Jae Ha dewasa (Lee Seung Gi), batuk-batuk selama pelatihan militer. Sampai-sampai dia berteriak, "Kakak!" karena sudah tidak tahan lagi dengan latihan militer itu Jae Ha melarikan diri dan mengakibatkan keributan besar.

Dia mengeluh seperti anak kecil sepanjang perjalanan keluar, dan berteriak kalau mereka semua akan kehilangan baju mereka, ia akan melihat untuk itu. Jadi, pada dasarnya dia masih sama seperti anak kecil.

Sementara itu Kakaknya Jae Kang sudah menjadi raja baru. Jae-kang berjalan melalui lorong yang sama seperti pada saat scene awal drama ini. Dia pergi ke pertemuan antara petinggi jenderal dari Korea Utara dan Korea Selatan.

Jae Kang naik ke podium dan mengatakan bahwa dua puluh tiga tahun yang lalu, ayahnya menyaksikan tembok Berlin roboh dan mengatakan bahwa akan datang hari dimana tentara Korea Utara dan Korea Selatan akan berjuang dan berlatih bersama-sama.

Dia mengatakan bahwa hari itu telah tiba, dan mengumumkan partisipasi bersama tentara dari kedua negara di kompetisi internasional, yang disebut kejuaraan dunia Officer (pada dasarnya mereka sedang memasuki salah satu negara untuk sebuah game perang internasional).

Salah satu jenderal Korea Utara mengatakan dia punya kandidat besar yaitu seorang prajurit wanita, dan diperkenalkanlah Kim Hang Ah (Ha Ji Won). Hang Ah pun ikut dalam penyeleksian diapun harus melawan prajurit laki-laki.

Waktu untuk pertunjukan besar, untuk melihat siapa yang akan berada di tim akhir. Hang-ah maju ketempat pertandingan dan melawan prajurit-prajurit itu dengan mudah. Hang Ah dapat merobohkan setiap orang yang melawannya. Tiba-tiba ada seseorang yang berniat menggunakan kursi dan mau diayunkan padanya. Tapi Hang Ah dapat menyelesaikan orang itu dengan mudah (Ji Won jadi jagoan euuuy). Jendral yang menyuruhnya ikut berpartisipasi itu memberi standing ovation pada Hang Ah seperti seorang ayah yang sangat bangga pada anaknya.

Hari berikutnya Hang Ah melihat wajahnya di cermin, melihat luka dan memar pada wajahnya. Hari ini dia berpakaian rapi dan pergi ke kereta bawah tanah dengan sepatu hak tinggi, untuk bertemu dengan teman-temannya.

Ternyata teman-temannya menjebaknya pada kencan buta, dan mereka mendesah saat melihat pada luka dan lingkaran hitam pada wajah Hang Ah. Mereka berkata kalau ayahnya tidak memiliki prospek yang baik baginya, karena menjadikannya sebagai seorang prajurit bukan menjadi seorang perempuan. Mereka melatih nya tentang bagaimana menjadi feminin.

Hang Ah berkencan, dia pun berjalan-jalan, dan dia mulai melihat ke bawah dengan gugup di tangannya ... Dia ingat bagaimana teman-temannya menyuruh dia untuk berpengangan tangan. Dia gelisah mencoba untuk tangannya lebih dekat dengan-nya ... dan kemudian ketika mereka saling melihat, dia langsung meminta maaf dan menarik diri.

Tapi laki-laki itu cukup berani mendekatinya. Dia melihat sekeliling dan kemudian menarik ke samping, bersandar untuk ciuman. Hang Ah menutup matanya, musik romantis, butiran salju jatuh ... Dan ketika laki-laki itu mendekat, secara reflek Hang Ah mendorong wajah laki-laki itu menjauh darinya. Akhirya laki-laki itu berkata kalau dia akan menelpon dan pergi meninggalkan Hang Ah sendirian. Hang Ah mendesah dan melihat ke tangan sendiri, seperti mengkhianatinya.

Jenderal mendesak Hang Ah untuk bergabung dengan tim dan dia menolak, dia mengatakan cukup buruk untuk dirinya kalau seluruh negeri pikir dia menakutkan sebagai pembunuh pria. Jendral mengatakan kalau masalah Hang Ah adalah pada emosinya, Hang Ah kurang bisa mengontrol emosinya. Hang Ah cemberut dan berkata kalau semua itu adalah salah jendral. Sementara gadis-gadis lain sedang sibuk belajar bagaimana mendandani diri mereka sendiri, tapi dia malah sibuk belajar bagaimana menjadi seorang prajurit.

Jendral: "Jadi ... apa yang Anda katakan adalah, Anda tidak ingin bergabung dengan tim karena akan mengganggu kehidupan kencan Anda?" Dia akhirnya menyadari cara untuk menghubungkan, dan menjanjikan bahwa sebagai gantinya, ia akan bertanggung jawab atas kehidupan cintanya.

Saat sedang naik bus mata Hang-ah melebar saat melihat aktor favoritnya di billboard. Hang Ah mendesah menyadari kalau Hyun Bin sudah keluar dari latihan militernya. Tapi kemudian ia melihat di sebuah billboard yang lebih besar dari Hyun Bin, dan dia benar-benar menekan wajahnya ke jendela: "Hyun Binnie!"

Ketua tim nya Rhee Kang-Seok (Jung Man-shik) mendesah dia mengatakan padanya untuk berhenti dengan hal-hal remeh, hanya untuk melihat billboard.

Mereka tiba di istana untuk bertemu raja, dan bisa dihentikan oleh beberapa petugas keamanan testi, yang menolak untuk membiarkan anggota ketiga dalam tim mereka, Kwong Young Bae (Choi Kwon), karena logam di jari kakinya.

Hang-ah menolak untuk membiarkan dia kembali ke bawah, dan dia menceritakan Young-bae untuk menggaruk atau menggigit jari kakinya sampai ia sampai ke logam, karena mereka tidak mempercayai mereka. Dia menatap ke bawah wanita keamanan seperti dia akan melawan, tapi untungnya ajudan kerajaan Eun Kyu-tae tiba untuk meminta maaf atas sensitivitas dan membolahkan mereka masuk.

Raja menyambut mereka semua, dan ayah Hang-ah memperkenalkan dirinya dengan bangga sebagai putrinya. Hang Ah sangat resmi di depan raja, tapi kemudian ia berbisik kepada ayahnya seperti gadis kecil. Dia bertanya kapan mereka akan memenuhi seluruh tim, dan Jae-kang mengatakan mereka akan bertemu besok.

Pindah ke ruangan yang penuh dengan jenderal dan raja masuk. Semua orang memberi hormat pada Jae-kang, sementara Jae-ha melakukan hal konyol dengan mengedipkan mata-salut pada kakaknya, Jae Kang tersenyum padanya.

Mereka pergi bersama-sama, dan Jae-kang mengucapkan selamat kepada Jae Ha karena sudah menyelesaikan tugas tentaranya. Jae-ha hanya sibuk berpikir tentang gadis-gadis yang akan dia lihat setelah kembali dari pelatihan militer, dia bersandar dengan nyaman. Jae-kang memperhatikan adiknya itu. Lee Jae Ha sebagai putra mahkota akan menjadi anggota tim WOC Utara-Selatan.

Lee Jae Ha terkejut saat megetahui dirinya akan diikutkan dalam anggota tim WOC Utara-Selatan. Ia berkata kalau ini adalah tidak manusiawi, karena dia baru saja dibebaskan dari tentara beberapa jam lalu. Tapi kakaknya berkata kalau Jae Ha sudah menandatangi kontraknya dalam perjalanan sebelumnya, yang tentu saja Jae Ha tidak sempat untuk membaca sebelumnya.

Jae-ha bertanya, "Apakah ini semacam perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan?" Jae-kang bahkan tidak ragu-ragu menjawab: "Ya. Jadi, saya menggunakan Anda, oke? "

Pertahanan Jae-ha yang retak ia mengatakan pada kakaknya kalau sepanjang sejarah, pangeran selalu berusaha untuk merebut tahta, membunuh saudara-saudara mereka untuk kekuasaan politik. Tapi Jae Ha selalu dilindungi kakaknya, tidak pernah sekalipun mencoba membunuhnya.

Jae-kang mengingatkan kepadanya bahwa ia tidak ingin menjadi raja, yang tampaknya tidak peduli kepada Jae-ha saat ini. Jae Ha bertanya mengapa kakaknya begitu terobsesi dengan WOC saja-apakah ini karena Ayahnya?

Jae-kang berkata kepadanya ya, ini adalah warisan ayah mereka dan mimpinya. Tapi Jae-ha bertanya mengapa dia, mengapa mereka harus menjadi orang-orang yang melakukan itu semua.

Jae-ha: "Karena kau raja? Ya, kita adalah keluarga kerajaan. Bahkan di era Joseon, tetapi pada abad ke-21. Apakah Anda tahu apa artinya? Ini berarti kita wayang"

Jae Ha mengatakan bahwa tugas mereka adalah untuk tersenyum di depan kamera seperti boneka kecil yang baik dan tidak ada lagi. Jae-kang mendongak ke arahnya, marah dan sakit hati dengan kata-katanya.

Hang-ah akan diwawancarai untuk tim WOC, dengan jenderal dari kedua belah pihak melakukan wawancara. Hang Ah meyakinkan mereka bahwa dia akan mengajarkan tentara menjadi pembunuh, tapi itu hanya pekerjaan, dan dia masih seorang prajurit.

Dia memberitahu mereka bahwa dia hampir tidak dapat mengingat pelatihan pembunuh nya pula, dan jika dia melakukan pekerjaan yang buruk di sini, mereka dapat memecatnya.

Mereka menanyakan apakah dia sudah bertemu semua orang di tim, dan Hang Ah bilang ya, kecuali satu. Jenderal selatan mengatakan yang terakhir itu baru saja tiba: " Dia adalah putra mahkota, saudara raja " Hang Ah terkejut mendengarnya.

Jae-ha masih sibuk berusaha meyakinkan kakaknya kalau ini bukan tugas mereka.

Kali ini Jae-kang bersikap keras, dan mengatakan Jae-ha untuk menyebutkan satu hal dia lakukan untuk negara ini. Jika ia tidak ingin melakukan ini, maka ia dapat meninggalkan istana, dan ia berjalan keluar.

Jae-ha berdiri di luar, kena hukum, karena Eun Kyu-tae membacakan pada dia perintah kerajaan untuk Jae-ha yang akan ditendang keluar dari istana atau ... dia mau bergabung dengan pelatihan WOC. Itu cukup untuk membuat Jae-ha untuk setuju. Eun Kyu-tae tersenyum, dan mengatakan bahwa anaknya sendiri akan berada di tim, jadi dia bisa meminta bantuan.

Tiba-tiba pintu terbuka dan suara yang tegas memerintahkan dia. Eun Kyung Shi (Jo Jung-seok), sudah menunggu.

Jae-ha bertanya apakah dia anak sekretaris kerajaan, dan meminta pisau, karena ia berpikir jika ia memotong jarinya dia bisa keluar dari pelatihan seperti kelas atau sesuatu. Tapi Shi Kyung orangnya serius dan dia hanya berdiri memperhatikan Jae Ha.

Jae-ha melihat pistol di sarung Shi Kyung. "Sebuah pistol ... Oke, mari kita pergi dengan pistol. Dapatkah Anda menembak saya di sini, juuuuust nyaris memukul jari"

Bermain bersama, Shi Kyung mengambil pistol keluar. Jae-ha mengernyit segera, memutuskan pistol adalah ide yang buruk. Tapi Shi Kyung menunjukkan pistol langsung ke hatinya. Jae-ha bertanya apa yang dia lakukan, dan kemudian tantangan dia untuk menembak jika dia punya nyali.

Dia tertawa, mengambil senjata itu, berkata, "Ini adalah bagaimana Anda menembak ..." sambil menarik hak pemicu di wajah Shi Kyung. Jae-ha terkejut lebih dari siapa pun. Bunyi tembakan keluar dan semua orang bangun dengan kaget. Jae Ha berteriak, "Apakah Anda benar-benar mencoba untuk membunuh saya?" Pengawal berjalan mendekati mereka untuk memeriksa mereka, senjata ditarik, Shi Kyung mengatakan bahwa dia melakukan penembakan. Jae-ha mengatakan kepada mereka kalau mereka hanya main-main, tetapi terlihat geram saat melihat wajah Shi Kyung.

Jae Ha menggeram, "Apakah ayahmu tahu apa yang sedang anda lakukan? Sayang sekali bagi Anda, karena balas dendam saya tidak mengenal batas. Anda akan mati"

Shi Kyung tidak bergeming, dan bahkan tersenyum kembali. Dia mengatakan bahwa Jae-ha agak berbeda dari yang diiklankan, dan memberitahu petugas untuk membawanya ke asrama. Dia meninggalkan Jae-ha yang marah.

Saat berjalan ke kamarnya dia melihat Kang Seok yang sedang bertelanjang dada dan sedang latihan. Jae-ha lalu diam-diam menutup pintu dan meneruskan perjalanan kekamarnya.

Percakapan antara Jae-ha dengan utusan Korea selatan, di mana ia menegaskan bahwa ia tidak bisa satu ruangan dengan orang itu, itu menunjukkan prasangka yang jelas ke arah Utara. Dia bertanya mengapa Shi Kyung mendapat kamar sendiri, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat memiliki orang-orang jenis judul di sini, seperti Team Leader dan Putra Mahkota.

Jendral mengatakan bahwa itu peraturan, dan mengatakan bahwa untuk menjadi adil, kedua pemimpin tim bisa berbagi kamar ... tapi pemimpin tim Utara adalah wanita.

Jae-ha tiba-tiba menyala: "Seorang wanita? Ada seorang wanita ... disini? "

Hang-ah akan diberitahu tentang situasi kamar nya.

Kedua tim akhirnya bertemu saat makan malam, dan Hang-ah menyapa masing-masing dengan jabat tangan. Jae-ha terlambat dan mendesah ketika ia melihat Hang-ah, bergumam pelan bahwa ia bodoh untuk mengharapkan seorang wanita.

Saat Jae-ha melewati Hang -ah, Hang-ah mengatakan kalau dia cukup familiar dengan Jae-ha, dia memiliki tahi lalat di pantatnya, kan? Hang-ah memanggil temannya untuk maju. Ketika semua orang duduk, Jae Ha menendang kursi punya Shi Kyung, sehingga pria itu tergeletak di lantai. Shi Kyung bangun dan mengatakan itu adalah kecerobohan sendiri.

Makan malam pun dimulai dan Hang Ah meminta semua orang untuk memperkenalkan diri. Ketika membahas sambutan pasukan mereka, Jae Ha menyebutkan latihan perang yang dilakukan oleh Korea Selatan di mana tim berpura-pura menaklukkan Pyongyang. Hal ini tentu membuat Kang Seok marah. Tapi Hang Ah memberitahu dia untuk tenang. Ketika petugas lainnya mengumumkan bahwa dia dari pasukan tertentu, Jae Ha bangkit dan mengatakan bahwa pasukannya membunuh dua puluh pasangan pasukannya. Hang Ah terus memintanya untuk diam, tapi Jae Ha mengabaikan dan akhirnya mengatakan kepadanya untuk berhenti memanggilnya "kawan" karena ia tidak pernah akan menjadi kawan dia. Mereka saling menatap, Hang Ah memintanya pergi keluar.

Hang-ah pergi ke kamar mandi bersama Jae-ha kemudian meminta dia untuk memeriksa apakah ada orang di dalam kamar mandi atau kamera pengintai.

Jae Ha masuk dan memeriksa keadaan sekitar, yang ketika itu Hang-ah mengunci pintu dan kemudian mulai menendang pantat Jae Ha dengan pel. Hang-ah menahan tangannya di belakang punggungnya dan mengatakan kepadanya bahwa ia harus memperkenalkan dirinya sekarang. Dia adalah anggota pasukan elit khusus, yang merupakan unit pelatihan pembunuh. Jae-ha tidak bisa berbuat apa-apa dia kalah dari Hang-ah.

Episode-2        

Setelah Hang-ah membuat Jae-ha ketakutan ketika Hang-ah mengatakan siapa dirinya, dia mengatakan pada Jae-ha kalau dia adalah pasukan khusus yang dilatih untuk membunuh Pangeran Korea Selatan. Hang-ah bangkit seraya membersihkan dirinya dari debu, dia mengklarifikasi kata-katanya lagi, kalau semua itu dulu (sebagai pasukan pembunuh pangeran) dan dia disini sekarang hanya bertugas untuk melatih WOC. Dia pun mengulurkan tangan untuk membantu Jae-ha berdiri. Hang-ah berkata lagi kalau tidak perlu khawatir karena semua itu masa lalu, dan sekarang mereka sudah berdamai.

Kita beralih ke Frankfurt (Jerman) Ada seorang pria tua sedang diperiksa oleh dokter sementara seorang pria muda dengan penuh air mata menunggu disampingnya. Setelah dokter pergi, pria yang lebih muda itu kemudian mendekat dan memgang tangan pria tua itu. Pria tua meminta maaf pada anaknya John karena tidak bisa berbuat banyak untuknya. Yohanes kalau ayahnya sudah banyak melakukan semua untuknya.

Dia memberinya pena dari Amerika Serikat, dan pena ini adalah pena yang membuatnya iri teman-teman sekelasnya. Melihat pena itu, teringat kembali peristiwa saat Yohanes menikam Jae-ha dengan pena itu dan saat dia menulis di kaca dengan kalimat "I AM KING".

Ayahnya meminta untuk mendengarkan musik dan Yohanes (nama Korea Kim Bong-goo) menghidupkan musik dan terdengarlah lagu Star Wars. Ayahnya menyerahkan pada anaknya kertas-kertas yang telah memindahkan nama kepemilikian Klub M pada Bong-goo, Bong-goo pun sambil menangis menerima yang pemberian ayahnya, yang mana itu semua adalah jerih payah, hasil keringat ayahnya. Ketika ayah meminta air, Bong Goo berjalan pergi untuk mengambil air melalui panggilan telepon.

Raja Jae-kang sedang mendengarkan pengarahan Sekretaris Eun, yang mengatakan bahwa baik AS dan Cina sedang menunggu dan melihat sikap sementara komite WOC yang menerapkan tim Korea bersama. Kang-jae mendesah dan Sekretaris Eun bertanya apakah dia khawatir tentang Klub M?

Jae Kang mengatakan Club M telah sepi belakangan ini. Dia mengatakan kalau ketuanya sedang sakit sehingga klub ini mungkin menangani urusan internal. Jae Kang mengatakan WOC akan merugikan Klub M, yang sebagian besar berasal dari pendapatan perdagangan senjata internasional, yaitu mereka butuhkan untuk berada di negara perang, bukan damai.

Seorang wanita sedang makan sepotong coklat saat ia naik lift dengan dua anak buahnya. Wanita itu masuk ke dalam ruangan dan melewati Bong Goo yang duduk di sana dalam keadaan linglung dan hanya mengklik pena berulang kali. Wanita itu jarum suntik yang berisi racun.

Bong Goo hanya memainkan penanya dan ayahnya dibunuh tepat dibelakangnya. Dia teringat kembali ke adegan-adegan dari masa lalunya dan juga apa yang tampaknya dari masa depan, termasuk Kang Jae, Jae Ha, dan bahkan tentara Korea Utara.

Ketua mati dan akhirnya Bong Goo menghentikan untuk mengklik pena itu.

Bong Goo bangkit dan pergi, tetapi bukan hanya berjalan di sebuah lorong, ia meluncur ke bawah seolah-olah ia sedang bahagia. Saat ia berjalan keluar ke lobi, dia tiba-tiba berhenti dan melihat surat-surat kepemilikan klub di tangannya. Dia senyum dan dipeluknya itu ke dadanya. Ternyata kematian ayahnya membuat dia gembira.

Jae Ha sedang teleconference dengan Jae Kang dan merengek tentang dua hal mengerikan yang terjadi padanya: yang pertama pemimpin tim Korea Utara sudah menendang pantatnya di kamar kecil dan mengancam hidupnya, dan sesama anggota tim Korea Selatan Eun Kyung Shi, putra Sekretaris Eun, menunjukkan pistol kearah Jae Ha. Kang Jae hanya memghiburnya. Kang Jae memberitahu Sekretaris Eun untuk tidak perlu khawatir, karena semua itu karena kesalahan Jae-ha sendiri.

Jae Ha berjalan ke kamar asramanya dan mendesah ketika ia tahu kalau dia sekarang tidak sekamar dengan Kang Seok tetapi dengan musuh baru Kim Hang Ah. Jae Ha masuk kekamarnya yang didalamnya sudah ada Hang-ah sedang meletakkan semua pakaian dalamnya kedalam kantong khusus dan menguncinya. Jae-ha kalau yang ia dengar Korea Selatan memiliki banyak penyimpang. Jae Ha membongkar barang-barangnya dengan mengambil mejanya penuh produk perawatan kulit.Hang Ah melihatnya dan sisi feminin nya muncul, diapun berjalan ke meja Jae-he dengan bersemangat untuk melihat apa saja yang Jae-ha gunakan. Jae Ha menawarkan untuk membiarkan Hang-ah mencoba beberapa. Hang-ah mengambil salah satunya dan mneyemprotkannya ke tangan, diapun malu-malu mengatakan kalau ia tidak perlu memberikan dia begitu banyak.

Jae-ha mengatakan padanya untuk menggunakan lebih banyak lebih baik. Hang-ah dengan bahagia menggosokkannya di pipinya tiba-tiba dia berhenti beberapa saat karena terasa aneh. Jae Ha kemudian mengatakan kalau yang Hang-ah pakai adalah krim cukurnya. Hang-ah melotot ke arahnya.

Pada hari pertama pelatihan, kedua tim duduk dan belajar tentang sejarah WOC. Dan Jae Ha ditanya siapa yang memenangkan WOC pertama kali? Jae Ha dengan percaya diri menjawab Tim dari Space. Semua orang melihat kearahnya. Kemudian Hang Ah mengungkapkan bahwa AS yang memenangkan WOC pertama dan sejak itu negara-negara Barat telah mendominasi. Korea selatan maupun Korea Utara belum pernah berpartisipasi karena mereka tidak pernah bekerja sama sebelumnya. Instruktur menegaskan kalau mereka harus menganggapnya serius karena itu adalah sebuah acara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tiba-tiba lampu ditembak dari luar dan kemudian penembak jitu masuk dari jendela dan menembaki ruangan. Semua orang merangkak di bawah meja sedangkan sniper memberi perintah pada semua orang untuk tidak bergerak. Tiba-tiba dua penembak jitu yang lain masuk melalui jendela, semua senjata otomatis mereka pegang. Ketika instruktur mereka mencoba untuk mendapatkan bantuan, dia ditembak dan tewas dengan memuncratkan darah di mana-mana.

Hang Ah, Kang Seok, dan Shi Kyung semua melakukan kontak mata dan tim WOC (kecuali Jae Ha) melawan kembali. Jae Ha mencoba untuk merangkak keluar pintu tapi terhalangi oleh tubuh instruktur yang sudah mati. Setelah tim WOC berhasil menundukkan penembak jitu, mereka menyadari kalau senjata mereka semua kosong tidak ada peluru. Ternyata semua itu adalah tes pertama mereka. Instruktur yang tadinya tertembak rupanya pura-pura mati. Setelah itu mereka diminta mempraktekkan kembali urutan kejadian yang baru saja terjadi. Jae Ha yang masih berada dilantai diminta instruktur untuk berpartisipasi kembali.

Tim diberikan model mainan untuk membantu mereka menciptakan urutan kejadian. Semua orang berpartisipasi dan Hang Ah yang paling ingat dengan urutan kejadiannya. Tiba-tiba Jae Ha mengumumkan dengan suara yang sangat serius bahwa mereka yang melupakan hal yang paling penting. Dia pergi ke papan putih dan menarik dua lingkaran, satu adalah musuh dan yang lainnya adalah Tim WOC. Dia menarik garis antara dua lingkaran dan mengatakan pekerjaan mereka adalah untuk menjaga musuh keluar, selain dia.

Hahha... Jae-ha juga ingin dianggap dalam tim itu, tapi sayangnya dia tidak bisa apa-apa.

Hang Ah dan Shi Kyung bertanya apa yang akan lakukan Jae Ha, yang tidak ingin dan tidak memiliki stamina fisik untuk berlatih dengan mereka. Jae Ha bahkan tidak bisa menjalankan satu putaran!

Shi Kyung mengatakan dia akan mengurus itu, Akhirnya Shi Kyung berlari lari dengan mengenakan ransel raksasa. Hang Ah dan Kang Seok menonton Shi Kyung berlari dan berkata bagaimana dia bisa melakukan itu. Jae Ha tiba, dan ketika ditanya bagaimana perasaannya melihat kawan kecapekan, Jae Ha mengatakan ia merasa sesuatu. Jae Ha sekarang merasa bahwa Shi Kyung gila. Kang Seok mengeluh karena dia akan berpasangan dengan Jae Ha, Hang Ah mengingatkan kepadanya bahwa itu hanya satu minggu dan setelah itu mereka akan kembali di wilayah mereka.

Bus membawa Tim WOC melewati DMZ pimpinan di Korea Utara. Tim WOC akan melatih satu minggu di Selatan dan satu minggu di Utara. Orang Utara senang bisa kembali ke rumah, menghirup udara yang mereka kenal.

Kang Seok menyerahkan telepon pada Jae Ha untuk digunakan saat dia di Utara. Jae Ha tidak terkesan karena itu hanya pinjaman. Ketika Jae Ha melihat keluar dan melihat beberapa billboard yang memuji dan bekerja keras untuk mencapai tujuan, termasuk satu yang menggunakan anjing sebagai metafora, dia bertanya apakah pemimpin Korea Utara adalah anjing?

Kang Seok marah sementara Shi Kyung hanya berdiri. Hang Ah hanya dengan tenang memberitahu Kang Seok untuk kembali ke tempat duduknya.

Tim WOC tiba di asrama mereka di Korea Utara dan Jae Ha pergi untuk memeriksa kamarnya, yang dihiasi dengan warna merah semua dengan ton propaganda komunis terpampang di mana-mana. Ketika Jae Ha melihat ke luar jendela, ia melihat Tim WOC yang lain berkumpul di sekitar api unggun. Hang Ah menyanyikan lagu karya Korea Utara tentang bagaimana dia paling bahagia ketika dia bekerja. Ketika ia bernyanyi, ia membuat gerakan tangan dan ekspresi wajah yang menunjukkan sebenarnya Hang Ah.

Ketika anggota tim Selatan diminta untuk bernyanyi, Shi Kyung mulai bermain gitar dan ia bernyanyi dan anggota lainnya berkata lagu ini indah dan sederhana. Akhirnya Shi Kyung jadi sangat terhanyut ke dalamnya dan dia jauh lebih baik sehingga anggota lain berhenti bernyanyi dan semua orang hanya mendengarkan Shi Kyung bernyanyi. Terutama Hang Ah, yang duduk di sana dan terpesona melihat Shi Kyung. Tiba-tiba jadi kacau saat Jae-ha menelpon ponsel Shi Kyung.

Jae Ha mengeluh tidak mendapatkan makan, dan menolak untuk bergabung dengan mereka karena dia bukan primata dan tidak mungkin makan di luar. Dia menanyakan tentang donat nya yang dikirim di sini, dan mengatakan kalau itu sudah diserahkan ke aula. Jae Ha meninggalkan kamar asramanya untuk berangkat ke aula untuk menemukan donat nya. Sepanjang jalan ia berhenti untuk mengambil setengah gambar-gambar perempuan berpakaian acak yang ditinggalkan di lantai. Tiba-tiba ia mendengar pembicaraan dari sebuah ruangan, dan Jae Ha mengupingnya. Kang Seok berkata kalau pangeran korea selatan itu tidak berguna dan Hang ah mengingatkan Kang-seok untuk tetap menjalankan tugasnya. Mereka berbicara tentang membunuh dengan jarum beracun mematikan yang akan segera menghentikan jantung. Hang Ah memberitahu mereka untuk tidak berubah, tidak peduli berapa banyak mereka membenci Jae Ha.

Hang Ah berjalan keluar dan melihat Jae Ha di sana, bertanya berapa banyak dia mendengar. Dia mengatakan kepadanya bahwa mereka hanya bercanda, sambil memperlihatkan jarum suntik. Jae Ha mengatakan kepadanya untuk menenangkan Kang Seok.

Shi Kyung, yang jogging diinformasikan oleh Jae Ha bahwa ia akan berpartisipasi dalam pelatihan khusus. Shi Kyung begitu tersentuh bahwa ia meraih tangan Jae Ha. Ketika Jae Ha mengatakan dia akan berlatih dengan Hang Ah, Shi Kyung menyarankan sebaliknya ketika Jae Ha menarik dia dalam dan mencoba untuk menunjukkan bahwa ia sedang terancam Jarum Keracunan Nuklir!

Hang Ah berjalan lagi dan bertanya apa yang mereka bicarakan? Sambil menyeringai.

Shi Kyung pergi dan mendorong Jae Ha, yang berjalan pada treadmill. Kyung Shi memberitahu pangeran "pertempuran" sebelum pergi. Jae Ha mengeluh tentang Shi Kyung begitu yang tulus, dan Hang Ah berkata pria seperti itu jarang ada bahkan di Korea Utara.

Ibu Ratu telah membaca cerita tentang keluarga kerajaan yang berniat untuk Pangeran Jae Ha menikah dengan Korea Utara dan dengan demikian menyatukan kembali kedua negara. Raja Jae Kang berkata kalau itu tidak benar. Tapi kemudian Jae Kang pembicaraan dengan ayah Hang Ah dan mengungkapkan bahwa rencana ini memang nyata, Mereka membahas calon dari Korea Utara, Kang Jae dan bertanya tentang Hang Ah. Ayahnya merendahkan dia, mengatakan dia terlalu tua apa dengan usia tiga puluh tahun, dan dia tidak tertarik dengan berpacaran meskipun semua pria ingin mengencaninya. Kang Jae meyakinkan ayah Hang Ah bahwa ia akan menghapus namanya dari daftar itu.

Tim  WOC sedang latihan di ruang angkat beban. Hang Ah mendapat telepon dari  teman lama Ki-woon. Segera Hang Ah menjawabnya dengan semangat, yang  membuat Jae Ha penasaran. Kemudian Hang Ah langsung memakai make up  sementara Jae Ha duduk di tempat tidur dan melihat jam tangan dia. Ketika Jae-ha bertanya apakah dia akan bertemu kekasih, Hang-ah  mengatakan dia akan bertemu dengan teman lama. Hang-ah memperingatkan  Jae Ha untuk tetap berlatih meskipun dia berada di luar malam ini, dia memiliki mata-mata untuk menunggunya.

Hang Ah berjalan dengan stasiun kereta bawah  tanah dan menabrak seseorang, menjatuhkan kompak nya. Hang ah lalu  teringat pada masa lalunya saat temannya Ki-woo memberinya kompak. Waktu  itu Hang-ah menertawakan dia, dan menanyakan apakah dia sudah  membuangnya maka dia memberinya hadiah yang ditujukan untuk wanita lain.  Mereka membahas kalau mereka tidak memiliki siapa pun, dan Ki Woon  menyarankan mereka untuk membuat perjanjian perkawinan jika suatu saat  mereka berdua masih single. Waktu itu Hang Ah bercanda kalau dia punya  banyak pria yang menunggu untuk mengencaninya. Hang-ah tersenyum  mengingat memori itu. Dengan hati gembira Hang-ah berjalan untuk  menemui Ki-woon.

Ketika Hang Ah berjalan ke tempat dimana mereka seharusnya bertemu, tempat itu begitu gelap dan kemudian tiba-tiba lampu satu persatu menyala. Sekelompok teman menyanyi dan Ki Woon membawa buket bunga di belakang punggungnya saat ia gugup tersenyum. Ki Woon menawarkan bunga ke Hang An dan kemudian dia berlutut, menanyakan apakah dia mau bersamanya. Hang Ah, tapi sebelum Hang-ah mengambil buket bunga itu, tiba-tiba Ki Woon berdiri dan bertanya pada teman-teman kalau ia melakukannya dengan baik? Semua orang mengatakan ia, karena sudah membuat Hang Ah malu, jadi semua gadis akan senang jika diperlakukan seperti itu.

Kasian Hang Ah, dia hampir menangis karena semua yang diperlakukan padanya. Ki Woon kemudian mempraktikkan gerakan bunga pada Hang Ah beberapa kali lagi. Melihat Hang Ah yang berubah ekspresinya, (menjadi sedih) Ki Woon bertanya apa ada yang salah? Hang-ah tidak mengatakan apa-apa dan langsung pergi.

Jae Ha sudah mendapat satu donat berharga dan memakannya. Hang Ah datang dan Jae Ha cemas bertanya mengapa dia pulang begitu cepat? Jae-ha menggigit donatnya lalu bergabung dengan Hang-ah di atas treadmill. Dia bertanya apakah ada sesuatu yang salah, dan ketika Hang Ah mengambil dua langkah, dia terjatuh dari treadmill. Jae Ha memeriksa pergelangan kakinya, Hang Ah tak sanggup lagi dan dia menangis.

Hang Ah menceritakan semuanya pada Jae-ha dan Jae-ha ikut marah karena Hang-ah diperlakukan seperti itu. Jae Ha mengatakan bahwa laki-laki dari Korea Utara dan Korea Selatan semua sama. Hang Ah harus melupakan orang ini, akan ada yang lebih baik akan datang padanya. Dia berumur tiga puluh tahun dan itu adalah permulaan. Hang Ah berkata itu hanya di Korea Selatan, di sini di Korea Utara dia dianggap di perawan tua. Ditambah lagi dia seorang prajurit. Dia pernah jatuh cinta sebelumnya, semua yang dia inginkan adalah seorang pria dengan wajah yang sedang-sedang saja dan yang pasti menyayanginya. Itu tidak terlalu sulit, kan? Meskipun ia harus setidaknya lebih tinggi. Dan tidak akan ada orang yang berbicara jelek tentang dia.

Hang-ah  pun mulai menceritakan pada Jae-ha tentang semua hal yang dia cari dalam  pria impiannya. Dia harus bisa diandalkan seperti, sekolahnya sedikit  lebih baik daripada dia, dan dapat menceritakan lelucon. Dia harus  memahaminya sehingga mereka memiliki sesuatu untuk dibicarakan. Tapi dia  tidak bisa menipu pada dirinya, karena itu hanya akan menjadi sebuah impian.  Ketika Jae Ha bertanya mengapa ia bergabung dengan WOC, Hang Ah mengungkapkan bahwa partai komunis telah setuju untuk membantu prospek  pernikahannya. Jae Ha tertarik dan bertanya apa sebenarnya yang akan  mereka bantu untuknya? Hang Ah malu-malu mengatakan mereka akan  membantunya untuk menemukan pria yang tepat.

Hang Ah bertanya mengapa pria seperti itu? Dia  mungkin seorang prajurit, tetapi dia memiliki kualitas menarik. Namun  ketika orang melihatnya, mereka hanya berpikir dia bisa diandalkan dan kuat. Mereka ingin dia menjadi saudara mereka yang lebih muda atau anak  mereka. Apakah yang salah dengan dirinya? Jae-ha meminta pada Hang Ah  untuk duduk di sampingnya. Hang-ah pun menurutinya, Jae-ha mengatakan  bahwa orang-orang perlu memerikasa mata mereka. Kim Hang Ha adalah  wanita yang sangat menarik, lucu dan seksi. Jea-ha berniat memegang tangan Hang-ha.

Hang-ah cepat bangkit dan mengucapkan terima  kasih sudah membantunya mendapatkan kepercayaan dirinya kembali. Dengan  gugup ia meminta mereka membersihkan diri sehingga mereka dapat tidur  bersama ..... Ahahaha. Jae Ha pergi untuk mencuci, tapi berhenti sejenak  untuk menatap Hang Ah sebelum berjalan ke kamar mandi, yang membuat  dia bahkan lebih gugup.

Pesta berlangsung untuk memperkenalkan John Mayer, presiden kedua Society M. Bong Goo diperkenalkan tapi dia tidak mengenakan celana. Dia melanjutkan untuk menyulap celana, dan terdengarlah tepuk tangan dan sorak-sorai para tamu. Dia mengumumkan bahwa MEREKA adalah pemimpin nyata dunia ini. Dengan 136 perusahaan mereka di seluruh dunia, negara-negara yang berpura-pura ingin perdamaian dunia harus mendengarkan mereka.

Bong Goo melakukan beberapa trik sulap, seperti membayangkan burung merpati dari dalam buku. Trik sulap sebenarnya adalah salah satu yang melibatkan peti mati melayang. Ia menempatkan satu tamu di dalam, dan ditutup, peti mati penuh dengan pisau. Satu anak kecil berbicara keras tentang rahasia tentang salah satu trik Bong Goo, sehingga Bong Goo menunjukkan bahwa ayah anak itu menjadi peserta penonton. Caranya berjalan dengan baik dan orang itu tidak ditikam sampai mati. Sebaliknya dia telah dibawa pergi, dan terus disiksa oleh wanita pembunuh suruhan Bong-goo yang sudah membunuh ayahnya.

Hang Ah bersembunyi di tempat tidur berusaha untuk tidak mengintip Jae Ha, yang berjalan keluar dari kamar mandi. Dia melihat kakinya dan bertanya apakah Jae-ha membuka baju, tapi ternyata Jae-ha hanya mengeringkan kakinya. Dia gugup meletakkan kembali di tempat tidur. Jae Ha duduk di tempat tidurnya dan mengatakan kepadanya untuk tidak khawatir, ia tidak mungkin bisa mengambil keuntungan dari dia. Dia menepuk bahunya dan mengatakan kepadanya untuk tidur.

Ketika dia berbalik, Jae-ah meraih pergelangan tangannya. Jae Ha memberitahu Hang Ah alasan dia tidak punya pacar karena dia terlalu kuat. Kadang-kadang dia perlu hanya menerima dan menerima.

Jae Ha menepuk Hang Ah untuk membantunya tidur. Perlahan tangannya pindah ke telinganya saat ia menyentuh rambutnya. Jae Ha membungkuk dan mencium leher Hang-ah.

Jae Ha berjalan dengan mengunyah donat. Hang Ah bertanya apakah sesuatu terjadi kemarin? Jae Ha bertanya apa yang bisa terjadi, dia hanya pergi tidur. Hang Ah bertanya lagi apakah itu, apa yang terjadi? Jae Ha bilang ya, dan bertanya apakah dia berharap sesuatu yang lain terjadi. Hang Ah berjalan ke kamar mandi sementara Jae Ha memiliki kilatan jahat di matanya jelas menunjukkan bahwa ada lebih dari apa yang dia bilang.

Ketika anggota tim lain melihat Hang Ah, mereka menggodanya karena begitu cantik hari ini. Semua orang kemudian menawarkan untuk menjebaknya pada tanggal atau bertanya apa tipe pria yang disukainya. Hang Ah akhirnya menyadari apa yang terjadi dan pergi untuk mencari Jae Ha, menanyakan apakah dia menyebarkan ceritanya? Jae Ha tersenyum dan membenarkan dia yang melakukan. Karena ia ingin menikah jadi dia melakukan nya agar sekarang semua orang bisa membantunya menemukan seorang pria. Jae Ha mengolok-olok Hang Ah, menanyakan apakah dia mengatakan kepada komandannya bahwa dia sangat membutuhkan seorang pria dan ingin bergabung WOC untuk mendapatkan seseorang. Hang-ah jelas sangat kesal pada Jae Ha.

Jae Ha mengancam untuk memberitahu semua orang kecuali Hang Ah melakukan apa yang ia minta. Ketika Hang Ah pergi untuk mencari kotak jarumnya, Jae Ha menunjukkan padanya bahwa dia sekarang punya kotak, yang ia temukan tadi malam setelah Hang Ah pergi tidur. Hang-ah dibuatnya sangat kesal. Jae Ha bertanya mengapa Hang-ah menjulurkan lidah pagi ini, apa Hang-ah bermimpi kalau ia menciumnya? Hang Ah tidak mengatakan apa-apa. Jae-ha terus mengolok-oloknya, menanyakan apa jenis ciuman itu. Apakah ada lidah? Jae-ha pun berkata sayang sekali dia tidak memiliki reaksi padanya. Jika Hang Ah mengenakan rok dan bertindak seksi, ia tetap tidak akan terpengaruh olehnya. Hang Ah hampir tidak dapat membendung air matanya, tapi Jae Ha terus mengoloknya. Jae-ha mengambil tangannya, mengatakan bahwa itu baik untuk mengemudi tank dan menembak. Tapi tidak untuk pernikahan karena dia .... bukan seorang wanita. Hang Ah akhirnya menangis, air matanya turun.

Episode-3        

Hang-ah akhirnya tidak tahan lagi, dia pun menangis karena Jae-ha yang terus mengejeknya, Hang-ah pun langsung berlari ke kamar mandi dan menangis. Jea-ha terdiam dan terkejut karena sudah membuat Hang-ah menangis. Dia tidak menyangka Hang-ah sampai menangis. Jae-ha berdiri di sana dan bergumam kenapa ia harus pergi dan menangis.

Sementara itu, Bong-gu duduk mendengarkan presentasi tentang senjata yang diuji dengan baik di berbagai negara yang dilanda perang, dan dia berhenti dan menangis saat mendengar musik yang diputar, ternyata musik itu adalah lagu kesukaan ayahnya. Dia menangis seolah-olah dia berduka atas meninggal ayahnya yang dibunuh. Semburan dia menangis seolah-olah itu sangat normal untuk berduka ayah Anda dibunuh.

Jae-ha mencoba untuk membuat baik pada Hang-ah di tempat gym, dan mengatakan kalau Hang-ah pernah keseleo di pergelangan kakinya. Jadi ... dia bertanya ketika hang-ah menangis, itu karena sakit itu kan.

Tapi Hang-ah hanya diam saja dan pergi meninggalkan Jae-ha. Jae-ha mencoba lagi di kamar mereka, dia menawarkan beberapa produk perawatan kulit nya girlier, dan hooking up humidifier, tapi tetap tidak berhasil. Hang-ah masih tidak mau bicara padanya.

Di ruang perang (pelatihan), tim berkumpul membicarakan strategi, dan saat itu Hang-ah mengakui kalau ia bergabung dengan tim ini dengan alasan yang salah, jadi dia harus berhenti. ia mengatakan dengan keras kalau dia bergabung dengan tim karena dijanjikan akan ditemukan dengan seorang pria. Ini bukan apa yang diharapkan, karena itu Jae-ha cepat membantunya bercerita dan mengkonfirmasi semuanya, dan menunjukkan bahwa mereka semua mendukung keputusannya dan membantunya untuk menemukan seorang suami.

Tapi kemudian satu per satu, dari tim mengatakan kalau Hang-ah beranggapan seperti itu, mereka harus berhenti juga, karena tidak satupun dari mereka bergabung untuk cita-cita luhur reunifikasi karena mereka mau masuk tim hanya untuk memajukan karir militer mereka.

Kang Seok juga berkata dia juga tidak benar-benar untuk reunifikasi, dan kemudian mengambil tangan Hang-ah dan meminta dia untuk tinggal dan tetap memimpin mereka. Young-bae mendekati mereka berdua dan mereka bertiga duduk berpegangan tangan, dan Hang-ah tersenyum lega. Bahkan Dong-ha dan Shi Kyung mengatakan pada Hang-ah untuk tetap tinggal.

Kembali di kamar mereka, Jae-ha mencoba untuk berbicara dengan Hang-ah dengan mengatakan kepadanya bahwa dia masih tidak akan melakukan pelatihan khusus. Hang-ah langsung menyetujuinya, dan kemudian berbalik menanyakan apa pria suka dari wanita.

Dengan senang hati mengatakan kepadanya kalau utara, selatan, timur atau barat, semua manusia adalah sama: Nomor 1 adalah penampilan. Bahkan tidak peduli apa yang nomor 2 sampai nomor 95 .. yang penting dia hanya harus cantik. Jae-ha mempraktekkan dengan berkata: "Oppa, kau begitu tampan! Oppa, kau yang terbaik " dan nomor 3: dia harus pengertian. Nomor 4: aegyo, yang menunjukkan dengan mengepalkan tinju ke pipinya, hanya singkat dari puing-puing-ing padanya. Nomor 5: dia tidak bersalah demi hari dan seksi di malam hari.

Hang-ah akhirnya bertanya, "Jadi ... para wanita ... mereka menyukai ANDA?" Hang-ah tahu kalau banyak wanita yang mendekati Jae-ha, karena dia sudah mempelajari semua tentang Jae-ha. Hang-ah mengatakan bahwa semua wanita adalah sama-mereka ingin diperhatiin, diandalkan, dan itulah namanya wanita sejati. Hang-ah balik mengolok-olok Jae-ha dengan menanyakan apakah Jae-ha tahu kalau para wanita yang selalu mengejarnya, dan apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah tertawa di belakang Jae-ha. Jae-ha langsung menatap Hang-ah tajam.

Hang-ah: "mendengar kebenaran. Kau takut juga, kan ... kalau kau tidak akan pernah menemukan seseorang untuk mencintaimu?" tapi Hang-ah tidak meneruskan kata-katanya, dia merasa kasihan pada Jae-ha.

Jae-ha dan Hang-ah taruhan. Dengan menggunakan treadmil, dan pemenang akan mendapatkan apa yang dia inginkan dari yang kalah.

Anggota tim yang lain sudah berkumpul untuk kelas, dan mereka bertanya-tanya dimana Jae-ha dan Hang-ah. Shi Kyung mendapatkan pesan dari Hang-ah, yang memintanya untuk menutupi mereka karena sedang melakukan perlombaan. Tiba-tiba terdengar ledakan, dan tim berjalan untuk menemukan seorang prajurit dengan kaki terluka setelah berjalan pada treadmill. Shi Kyung langsung berlari. Alarm berbunyi dan semua orang diperintahkan keluar, tapi Hang-ah dan Jae-ha mengabaikannya, mereka tidak ingin menjadi yang pertama untuk menyerah pada perlombaan. Shi Kyung memberitahu mereka untuk tetap di treadmil ... karena treadmill itu sudah dicurangi untuk meledak ketika mereka berhenti. Karena terkejut, Jae-ha hampir terjatuh, tapi Shi Kyung memegangi dia untuk mendapatkan kembali pijakan. Dan kemudian tiba-tiba gym merangkak dengan skuad bom, karena mereka menjalankannya untuk hidup mereka.

Mereka menemukan sensor tekanan di dalam, jadi tidak ada cara untuk menukar pelari, dan mereka bahkan tidak dapat menempatkan rompi antipeluru pada mereka karena beratnya. Mereka hanya perlu berjalan sampai bom dapat dilucuti, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. Mereka mulai memakai bawah dan memberitahu satu sama lain bahwa mereka tidak berarti semua hal sebelumnya, dan saling memberi dorongan lainnya, seperti berkata "Kamu punya harga diri!" "Kau seksi!"

Pergelangan kaki hang-ah yang mulai sakit, jadi Jae-ha berpikir tentang hal-hal untuk mengalihkan perhatian mereka, dan meminta dia untuk menyanyikan sebuah lagu. Jadi dia mulai bernyanyi dan mereka semua berpadu, untuk menjaga pelari untuk fokus pada yang lain. Malam tiba, dan mereka masih berjalan. Jae-ha mulai bergumam bahwa ia bisa melihat ayahnya, dan Hang-ah memberitahu dia untuk fokus pada pernapasan, dan mengunci pandangannya pada sesuatu di kejauhan. Mereka berpaling untuk melihat satu sama lain dengan manis. Akhirnya, setelah berjam-jam, mereka dapat melucuti bom.

Jae-ha bangun dan dia sudah berada di rumah sakit, dan bernafas lega dia masih hidup. Dia melihat Hang-ah yang tidur di tempat tidur sebelahnya, dan pergelangan kaki Hang-ah dibalut perban. Jae-ha mendekati tempat tidurnya dan mengangkat tangannya perlahan-lahan. Dia merapikan rambut yang menutupi wajah Hang-ah, Hang-ah terbangun. Hang-ah mengetuk tangan Jae-ha dan bertanya apa yang dia lakukan. Jae-ha tergagap kalau ia hanya menyeka rambutnya, dan bertanya dengan lembut apakah dia baik-baik saja. Jae-ha pikir mereka teman sekarang, tapi tidak dengan Hang-ah.

Akhinya mereka dipanggil Jendral untuk ditanyai. Tapi mereka malah saling menyalahkan. Saat mereka di tempat gym, Hang-ah mengajaknya taruhan, sekalian untuk latihan. Mereka bahkan tidak menyadari kalau mereka seperti pasangan yang sudah menikah, mereka mengabaikan para jenderal karena mereka terus bertengkar.

Sementara itu, Jae-kang mendengar tentang serangan terhadap Jae-ha dan tahu kalau dia tidak apa-apa. Dia meminta untuk bertemu dengan M Masyarakat, meskipun Sekretaris Eun menyarankan untuk tidak melakukannya. Jae-kang mengatakan mereka harus ditangani di beberapa titik.

Bong-gu menyapa sang raja dengan bersemangat, ingin memulai dengan sebuah trik sulap, sementara Jae-kang tetap dingin menghadapinya. Bong-gu bermain dengan kartu saat Jae-kang bertanya tentang serangan terhadap WOC. Jae-kang hanya membutuhkan konfirmasi, tapi Bong-gu tertawa dan berkata tidak, dia hanya menjual bom, dan ia tidak menggunakannya.

Bong-gu mengakhiri permainan kartunya dan mengungkapkan satu kartu yang ia letakkan di atas meja, dan itu kartu tarot untuk Pembenaran. "Saat ini, semakin kuat negara itu, lebih tinggi mereka menganggap pembenaran. Tapi yang kedua mereka menemukan satu, mereka pergi jauh-jauh. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka.

Saat itu, Jae-kang menerima panggilan telepon itu-itu Sekretaris Eun, mengingatkan dia tentang fakta bahwa AS dan China telah membuat isu politik selama bom. Mereka telah memerintahkan untuk pemeriksaan semua fasilitas pelatihan militer. Jae-kang melihat ke arah Bong-gu, yang berseri-seri. Dan kemudian dalam waktu singkat, Korea Utara bergabung dengan para pejabat PBB dari Cina dan Amerika. Jae-ha bertahan karena dia mengatakan bahwa Korea Selatan ditandatangani di atasnya.

Ketika mereka mencari kamar, mereka menemukan Hang-ah yang sudah terkunci, mereka akan memeriksa Hang-ah. Mereka menyuruh Hang-ah membuka semuanya. Tapi Hang-ah tidak bisa dan memastikan pada mereka kalau tidak ada yang berbahaya pada dirinya. Tapi mereka tetap tidak percaya.

Para pejabat dari AS menuduh Hang-ah sebagai mata-mata karena dia menangis. Mereka beranggapan kalau air mata adalah senjata wanita dan itu yang membuat dia dijadikan mata-mata. Hang-ah melihat ke arah Jae-ha, yang berpaling.

Tiba-tiba Jae-ha bertanya, "Hei, ketika itu dekat kantin? Apakah Hari Ramyun? Ayo kita makan "Dia meraih pergelangan tangan Hang-ah, dan membawanya keluar ruangan.

Para pejabat mengejar mereka, mengancam untuk menarik tim mereka dari WOC. Tapi Jae-ha ternyata kembali terpengaruh, dan melawan mereka dengan mengatakan bahwa ini adalah kompetisi? Ia menebak kalau mereka tidak pergi melalui saluran PBB yang tepat.

"Jadi apa yang tersisa dari negara? Pengiring pengantin anda" ucap Jae-ha. Ini adalah kasus di mana mereka harus bertanya baik-baik, jika mereka akan melakukan pemeriksaan, bukan pentraktoran mereka. Hang-ah menyeringai melihat apa yang Jae-ha lakukan. Begitu juga Shi Kyung terlihat bangga dan kagum pada Jae-ha, walau sedikit terkejut.

Setelah disumpah, mereka mengubah taktik mereka dan menanyakan apakah mereka dapat diizinkan untuk memeriksa.

Jae-ha mendapat tepat di wajahnya dan mengatakan, "Tidak, Keluar!!" Dia kembali mengambil Hang-ah dengan tangan saat mereka berjalan pergi.

Jae-kang sedang berpose untuk potret kerajaan saat dia menceritakan tentang ledakan Jae-ha. Pada awalnya Anda berpikir dia akan meledak, tetapi kemudian ternyata ia meledak dalam tawa, lagi dan lagi.

Bong-gu duduk dan bermain dengan trik sulap dan asap dengan Utara dan Selatan Korea berada di sebuah kursus kilat sama lain, tetapi raja tetap mendapatkan di jalan. Kadal adalah metafora kerajaannya pilihan hari ini, dan ia mengambilnya, dan berkata "Tapi Anda masih berpikir Anda naga."

Ego Jae-ha telah kembali karena ia akan dihadapkan pada latihan pertempuran. Dan Kang-seok harus melindunginya dari apapun. Masih terpaku pada kedahsyatan sendiri, ia meminta Shi Kyung- apa pendapatnya tentang ledakan PBB. Dia hanya diam dan mendapat acungan jempol, dan Jae-ha mengeluh bahwa dia selalu dan terlalu dingin untuk sekolah. Mengalihkan pandangan, Shi Kyung tersenyum pada dirinya sendiri.

Dia meminta Dong-ha, yang mendengar tentang hal itu dari Young-bae, yang mendengar tentang hal itu dari Hang-ah. Jae-ha menyeringai lebar pada saat itu, dan memanggil namanya ... hanya dalam waktu baginya untuk menjawab dengan peluru simulasi untuk jantung. Dia tidak terlihat senang tentang menjadi mati. Hang-ah menjulurkan lidahnya. Jae-ha diletakkan dikantung mayat, karena dia sudah tertembak. Tapi jae-ha menolak dan berkata pada Hang-ah "Anda tidak bisa melakukan ini padaku. Jika bukan karena saya, celana dalam Anda sudah diperiksa! Hang-ah menutup kantung tersebut tapi bagian kepalanya dibiarkan terbuka. Tapi sepanjang jalan Jae-ha terus mengoceh, dia berteriak untuk dibiarkan keluar, Hang-ah berdiri dan berkata lirih, "Terima kasih". Tapi Jae-ha tidak mendengarnya: "Apa? Kim Hang-ah! Apakah kamu bersumpah padaku? Saya mendengar Anda".

Kang Seok duduk di depan tv, dan terpesona pada sesuatu ... yang ternyata adalah sebuah video SNSD (karena Jae-ha bersikeras memiliki feed tv Korea Selatan untuk membuat hidup tertahankan di pangkalan)

Dia benar-benar akan terhipnotis oleh gadis-gadis yang menari, dan berjuang untuk tidak jatuh cinta, tapi kalah. Ketika Jae-ha masuk, ia mematikan tv dan mulai melakukan sit-up seperti orang gila. Ketika dia pergi, Jae-ha flips di tv dan hampir meninggal ketika ia menyadari apa yang terjadi. Kang-seok mengaku kesulitannya ke Hang-ah: "Sejak hari itu, kaki gadis-gadis itu tidak akan meninggalkan otak saya walau hanya sebentar." (hahahha,,,,, Kang-seok tergila-gila pada SNSD)

Ayah Hang-ah yang mendapat update kemajuannya dari Korea Utara, yang juga terjadi untuk menyebutkan bahwa perhatian sejatinya adalah menemukan pertandingan, dan mengatakan kepadanya tentang kesepakatannya pada Hang-ah saat meminta Hang-ah untuk bergabung dengan tim.

Jae-kang sedang membicarakan siapa yang cocok untuk menjadi pendamping Jae-ha. Jae-kang memperlihatkan berbagai profil, dan Sekretaris Eun mengatakan bahwa ini adalah kandidat terbaik. Jae-kang mengatakan kalau yang penting adalah hati Jae-ha.

Jae-kang:"Ini bukan era Joseon, setelah semuanya, raja yang mengatur perkawinan politik bagi saudaranya?" Jae-kang menghubungi Jae-ha.

Jae-kang memulai topik tentang pernikahan Jae-ha. Dan Jae-ha segera mengalihkannya, dengan menanyakan apakah dia mengalami kesulitan. Jae-kang: "Bagaimana dengan Kim Hang-ah?" Jae-ha masih meneruskan apa yang ia katakan pada kakaknya dan bertanya apa yang akan dia lakukan dengan istrinya itu. Hahaha. Ia mendesah seperti ajumma bahwa ia mendengar pertengahan kehidupan krisis yang menakutkan, tapi dua rumah tangga? Dan dengan seorang wanita Korea Utara.

Jae-kang tertawa, "Bukan untuk saya. Tapi untuk ANDA. Untuk menikah.

Beralih ke Hang-ah, siapa yang memberi usulan ini pada ayah. Dari semua orang di seluruh dunia, ini yang Anda temukan?! Ayah mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang mengatakan kalau suaminya harus dari negara mereka sendiri.

Hang-ah: "Baik, lalu bagaimana dengan Brad Pitt? Bawa Obama kemudian! "

Kembali ke Jae-ha, yang terkejut Hang-ah. Dia seseorang yang punya kepribadian yang hebat, kulitnya bagus dan kasar, dia super kuat, dia punya kepribadian yang hebat .... Jae-kang membaca keras dan jelas, "Apakah dia benar-benar buruk?"

Dia terus terjadi, "Tidak! Tidak! Dia hebat! Apakah kita hidup di selatan? He-eh, he-eh. Ya kita bisa hidup di bawah sana, dan dia bisa membantu Ibu.

Jae-ha: "Maafkan aku, kakak, tetapi tidak peduli betapa aku mencintainya, aku tidak bisa melihatmu mati." Dia menutup telepon.

Apa? Maafkan aku, kau hanya berkata, Tidak peduli betapa aku mencintainya?

Hang-ah berjalan keluar dari pertemuan dengan ayahnya dengan terhuyung-huyung, ia hanya berhenti untuk berpikir sejenak tentang Jae-ha. Dia mengingat sisi-penggembalaan, dan penyelamatan pakaian dalam, dan mimpi-ciuman ... Tapi kemudian pikiran-pikiran yang cepat diganti dengan mengejek, dan dia berkata bahwa dia bukan wanita. Semakin dia pikirkan dia akan gila.

Pikirannya terganggu oleh serangan-bola salju Shi Kyung, mereka bermain di salju dengan seluruh tim. Shi-kyung meminta Hang-ah untuk bergabung dengan mereka. dan kemudian teringat kembali pada Ayahnya, jika bukan sang pangeran, maka apakah ada orang di sekitarnya yang bisa menjadi prospek? Dia melihat Shi Kyung, dan berpikir kembali ke lagu swoony nya. Dia memutuskan untuk bergabung dengan permainan, dan meluncurkan bola salju di bagian belakang kepalanya.

Jae-ha lewat dan melihat mereka bermain dan mencemooh, tapi kemudian berhenti ketika ia ingat bahwa kakaknya dan ayah Hang-ah yang telah memberinya usulan yang sama.

Ia melihat sambil menggoda Shi Kyung, saat dia mengumpulkan semua salju yang dia bisa. Hang-ah memanggil Shi Kyung, tapi Jae-ha muncul di belakangnya ... dan menuangkan ember salju di kepalanya.

Anda seperti anak kecil. Hang-ah berbalik dengan salju besar di kepalanya seperti topi, dan Jae-ha bertanya, "Apakah ini rencana Anda?" Hang-ah tidak tahu apa yang dia bicarakan, tapi dia bilang yakin, harus tampak baik-kerajaan pernikahan dan semua , "Tapi membuat saya cemburu? Bukankah itu kekanak-kanakan kecil? "

Hang-ah: "Cemburu" Jae-ha terus mengoceh, tapi hang-ah hanya berkedip, "Apa maksudmu, cemburu?" Akhirnya baru sadar bahwa dia menunjukkan tangannya.

"Apakah ini kamu, menjadi cemburu?" Dia hanya menatap kosong, berharap ia bisa mengambil kembali kata-kata.

Hang-ah meletakkan tangannya di bahunya penuh simpati, "Apakah Anda sangat menyukaiku?"

Akhirnya Jae-hee pergi, dan melihat mereka bermain, dan dia merasakan marah dan cemburu.

Episode-4        

Pada episode 4 ini di mulai dengan Jae-ha yang memperlihatkan video SNSD (Girls Generation pada Shi-kyung dan menceritakan semua tentang obsesi Kang Seok dengan kelompok girls band itu. Jae-ha bahkan menunjukkan pada Shi Kyung secarik kertas yang ditemukannya terselip di bawah keyboard komputer, kertas itu berisi daftar semua waktu siaran dari SNSD. Tapi setelah mendengar cerita dari Jae-ha, Shi Kyung meminta Jae Ha untuk tidak menggoda Kang Seok terus, karena mungkin saja dia tersiksa oleh obsesinya dengan SNSD. (hmmm... Shi-kyung memang orang yang baik, jelas saja Hang-ah mulai saka padanya)

Tapi Jae-ha memutuskan kalau dia masih akan bersenang-senang menggoda Kang Seok. Untuk menghormati ulang tahun Kang Seok, Jae Ha mempersiapkan hadiah laptop, dengan warna merah muda ... dan menulis bahwa itu dari Shi Kyung. Tersentuh oleh hadiah mahal Shi Kyung, Kang Seok membuka pesan ulang tahun dan menemukan pesan kasar dengan judul video musik SNSD. (haduuuuuh... gak ada habisnya ne si Jae-ha bikin masalah)

Ketika Jae Ha mendengar kalau Kang Seok tidak bereaksi apa-apa pada Shi-kyung, dia beralih kerencana B. Dia menemui Kang Seok di kemudian hari, dan Jae Ha membahas hadiah dari Shi Kyung pada Kang-seok, tapi semuanya diluar dugaan Jae-ha.

Kang Seok tahu kalau hadiah itu adalah dari Jae Ha dan bukan dari Shi Kyung. Karena hanya ada dua orang yang tahu tentang obesesinya, yang pertama adalah Hang-ah dan yang kedua adalah Jae-ha. Kang-seok pun tidak dapat mengontrol emosinya, dia mengancam sambil mendorong Jae Ha ke dinding, dan mengatakan terus terang: "Aku akan membunuhmu"

Hanya saja keamanan telah menangkap rekaman, dan mengirim bala bantuan untuk Jae-ha. Jadi tepat saat Hang-ah memasuki ruangan, jenderal selatan sudah berada di belakangnya ... dengan pistol. tentu saja, pasukan utara mengikuti, senjata mereka diarahkan pada pasukan selatan.

Mata anak saling melihat satu sama lain, dan sekarang tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan. Gerakan terkecil dapat memicu pertumpahan darah. Melihat semua itu dari ruang keamanan Shi Kyung menjalankan tugasnya, karena prioritasnya adalah untuk melindungi sang pangeran. Dia menelpon Jae-ha.

Saat ringtone Jae-ha berdering. Jae-ha tergagap, karena itu adalah ringtone SNSD Jae-ha pun berkata: "Saya seorang penggemar juga ..." Kang-Seok mengaum, dan Jae-ha cepat menambahkan, "Tapi tidak Tiffany!" (kwkkwkkw... ada-ada aj ne si pangeran)

Dengan hati-hati dia menjawab telepon, tapi badannya masih ditempelkan ke dinding. Shi Kyung memaparkan rencana melarikan diri, tanpa berpikir lagi, Jae-ha kembali berteriak di telepon, tanpa memperdulikan situasi yang masih tegang.

Mengapa saya harus minta maaf? Apa ini?

Aku bertanya apakah dia suka seorang penyanyi tapi malah dicekik, baik Korea Utara maupun Selatan sama-sama tertarik pada SNSD.

Apa yang harus saya katakan? Selain itu, orang yang membuat semua orang ini adalah bukan aku, tapi Kim Hang-ah. "

"Hei, apakah Jang Dong-gun yang kau sukai?". Hang-ah menjawab bukan, yang dia sukai adalah Brad Pitt.

Jae-ha masih tidak akan minta maaf dan disalahkan tapi dia berkata: "Tapi ... meremehkan perbedaan-perbedaan kita ... Maaf untuk itu ..." Ia menarik gagang telepon dan Kang-seok akhirnya mengendur cengkeramannya. Satu per satu senjata turun dan semua orang mulai bernapas.

Sayangnya, PBB mendengar masalah ini diplomatik kecil itu dan melaporkannya pada Raja Jae Kang untuk keprihatinannya. Ini menunjukkan bahwa WOC mempertimbangkan kembali untuk keterlibatan Korea Utara dan Korea Selatan. Marah karena ketidakdewasaan Jae Ha yang berpotensi menghancurkan apa yang dia dan ayahnya impikan dan kerja keras untuk menuju perdamaian. Jae Kang menceritakan semuanya pada ibunya, karena ibunya membela Jae-ha, tanpa sadar menyalahkan ibunya karena sudah mendidik Jae-ha menjadi manja seperti itu. Ibunya seharusnya mengajarkan dia untuk menjadi anggota yang bertanggung jawab dari keluarga kerajaan. Tapi akhirnya dia sadar kalau dia juga lah yang mendidik Jae-ha menjadi seseorang yang tidak bertanggung jawab. Diapun meminta maaf pada ibunya.

Dalam upaya untuk menyelamatkan situasi, Jae-kang, tanpa sepengetahuan tim WOC Korea Utara maupun Korea Selatan, mengatur situasi untuk menunjukkan bahwa Korea Utara dan Selatan dapat berpartisipasi bersama dengan harmoni dan persaudaraan. Tim akan belajar kalau Korea Utara dan Selatan telah menyatakan perang dan tim Hang Ah akan bertugas untuk "mengawal" keselamatan mereka. Anggota tim Korea Selatan hanya perlu menunjukkan kerja sama dan kepercayaan. Anggota Korea Utara akan menuntun mereka dengan aman melintasi perbatasan. Hang Ah diperintah oleh atasannya kalau ia memiliki waktu 20 menit untuk mengawal pangeran dan dua tentara keluar dari kompleks.

Dengan waktu berdetik, Hang Ah tenang dan diam-diam mencoba untuk meyakinkan tiga orang untuk meninggalkan diam-diam dengan dia, tetapi ketika mereka mengalah dan menduga bahwa anggota Korea Utara mereka tim yang hanya akan menyerahkannya kepada pemerintah Korea Utara di Pyongyang, Hang Ah mengeluarkan pistolnya. Dia meminta dengan mereka untuk dg sukarela mengikutinya keluar dari kompleks sebelum terlambat.

Dengan ketegangan kembali memuncak, Jae Ha menggunakan kamar mandi untuk menceritakan kecemasannya dan Shi Kyung menyusun strategi apa yang harus dilakukan.

Hang-ah dan Kang-seok menunggu di luar kamar mandi, dengan senjata ditangan. Mereka mengambil beberapa saat, dan ketika ada suara keras, Kang Seok mendobrak pintu. Tapi Shi Kyung sudah siap untuknya, dan berkelahi dengan senjata.

Jae-ha mencoba untuk melakukan hal yang sama dengan Hang-ah, tapi mendarat di engsel pintu, kakinya berdarah.

Dia sudah kena todongan senjata oleh Hang-ah. Jadi sekarang mereka terjebak di kamar mandi, satu-lawan-satu.

Jae-ha berdiri dan bertanya berapa harga kepalanya.

Hang-ah meminta padanya untuk percaya dan dia tidak akan membawanya ke Pyongyang. Dia akan membantunya melarikan diri. Tapi Jea-ha tidak percaya karena dia beranggapan bahwa pemerintahnya akan menggunakan dia untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Saya tidak bisa hidup seperti itu. Anda menginginkan Pangeran Korea Selatan gagal menembak senjata di tengah perang, dan dianggap sebagai sandera? Setelah menjadi bahan tertawaan publik, Anda ingin saya untuk menjual hidup saya untuk negara saya? Tidak peduli bagaimana sembrononya saya, bagaimana saya bisa melakukannya? Bagaimana saya bisa melihat kakak saya? Dan warga negaraKu? Saya tidak bisa pergi. saya tidak akan melangkahkan satu kaki keluar pintu ini, sehingga melakukan apa yang Anda inginkan. Baik itu membunuhku atau tidak"

Tiba-tiba mereka kembali bertengkar, dan mereka mengabaikan Shi Kyung dan Kang-seok di belakang mereka.

Hang-ah mencemooh kalau tidak ada yang akan membeli tubuh tak berguna itu.

Di ruang pengawasan, mereka tidak memiliki feed ke kamar mandi, sehingga berdasarkan laporan terakhir-bahwa mereka terhenti, senjata ditarik-raja mendesah dan panggilan tes untuk menutup. Namun, tim tidak tahu semua ini, tentu saja, dan mereka berjalan keluar pintu ...

Mereka bertemu dengan lampu dan dinding tentara, senjata ditujukan tepat pada mereka. Jae-ha ternyata kembali ke Hang-ah, dan berkata pengkhianat.

Hang-ah mengatakan tidak, tapi Jae-ha mulai menarik pelatuk, tepat di hatinya. Hang-ah jatuh kembali ke dalam pelukan Kang Seok, tidak memukul, tentu saja, karena itu kosong. Air mata jatuh.

Jae-ha berputar dan mengangkat pistol ke kepalanya sendiri. Shi Kyung teriakan "Tidak!" Dan melompat di depannya, pistol ditarik keluar pada musuh. Akhirnya, suara alarm, dan dua jenderal berbaris ke depan. Lautan prajurit dan raja berjalan ke atas. Jae-ha gemetar karena kaget. Jantung Jae-kang yang tenggelam: "Apakah Anda menembak? Atau Anda ditembak. "

Masih gemetar, Hang-ah mengangkat tangan ke dadanya, di mana peluru pasti sudah.

Para prajurit berbaris dengan seragam menyambut raja mereka. Jae-kang mengatakan ini adalah ujian terakhir mereka.

Tapi ternyata ada tembakan, dan itu dari tangan saudaranya sendiri. Jae-kang mengaku bahwa itu adalah kesalahannya untuk menempatkan saudaranya di sini, dan menyalahkan dirinya sendiri.

Jae-ha merasa tidak bersalah, tetapi kakaknya berkata dia kecewa padanya dan meminta maaf pada publik dengan membungkukkan badannya. Seluruh ruangan bergegas tunduk, sementara Jae-ha berdiri di sana beku, menahan air matanya.

Hang-ah duduk dengan kaku, menekan tangannya ke dadanya.

Jae-ha dan Jae-kang berdua dalam ruangan. Kemudian dalam ruangan hanya dengan saudaranya, Jae Ha bertanya mengapa Kang Jae mengambil tanggung jawab sementara pada saat yang sama mengatakan kalau Jae Ha yang harus disalahkan. Kang Jae akhirnya mengucapkan apa yang dia harapkan pada adiknya yang diharapkan untuk naik di atas semua kecurigaan dan ketakutan masing-masing yang telah diberitahu tentang yang lain sejak lahir dan berpikir rasional di bawah tekanan seperti itu.

Terluka dan marah, Jae Ha melemparkan ultimatum sebelum ke luar ruangan. Dia akan menjalankan 60 km (37,3 mil) ras sebagai awalnya direncanakan dalam 8 jam sehingga urutan tim terminasi WOC sendi dapat dibatalkan.

Saat ia bersiap dan mulai jogging yang pertama dari 60 km panjang, Hang Ah bergabung dengan dia. Wow ... seorang wanita masih mau bergabung dengannya setelah dituduh sebagai pengkhianat ... dan Jae-ha sudah menembaknya. Dia terkesan dengan usahanya, tetapi dengan cepat berubah menjadi orang yang congkak, Jae Ha menguraikan rencananya. Dia hanya berencana berjalan sekitar 2 km karena pejabat akan melihat bahwa ia akan berjalan dalam dingin dan salju dan meminta raja untuk membatalkan perintah pemecatannya. Dan seperti halnya ia memperkirakan, sebuah mobil berhenti kemudian Jae Ha berpura-pura bahwa dia berlari kencang.

Ketika empat anggota tim lainnya datang untuk bergabung dengannya, Jae Ha mencoba meminta Shi Kyung memberinya tumpangan piggy back untuk perjalanan, tapi sekali lagi, rencananya menjadi bumerang, dan empat tentara setuju untuk tidak membantu Jae Ha dan hanya mendukung dia ... dengan mengikuti di belakangnya dengan van.

Jae Ha meringis dan kemudian berjalan sepanjang 60-km dengan Hang Ah disampingnya.

Kepercayaan dalam dirinya diuji saat dia berhenti untuk melihat pendarahan di kakinya, yang terluka saat dia terjatuh di dekat pintu dalam perkelahian di kamar mandi. Jae-ha panik saat Hang-ah melihat lukanya, dia takut Hang-ah akan meracuninya. Dan dia terkejut menyadari ternyata Hang-ah membantu untuk meringankan rasa sakitnya.

Sementara itu, Raja Jae Kang duduk kaku di tempat duduknya, menolak saran untuk beristirahat, berharap bahwa kepercayaannya kepada adiknya benar. Aw ... Anda benar-benar dapat melihat harapan kakak dan doa untuk adiknya untuk menarik ultimatum itu dan membuktikan kemampuannya.

Jae Ha tersandung dan berteriak: "Aku tidak bisa! Aku tidak bisa! Aku tidak bisa". Hang-ah hanya bisa melihatnya tak berdaya tapi mengetahui bahwa ia harus mengatasi hal ini sendiri. Dan mengetahui dalam kebijaksanaan bahwa dia perlu istirahat-baik secara fisik dan emosional-dia pun mengatakan kepada Jae-ha untuk menikmati cuaca, Indah ini. Mereka hanya memiliki 25 menit lagi untuk mencapai tujuan, dan itu tidak akan bisa mereka capai.

Hang-ah menawarkan dia sapu tangan Dan kemudian berbaring di atas pasir, lalu mengajak dia untuk melakukan hal yang sama. Suasana damai, saat pedih, terutama setelah ia meminta maaf karena telah menembaknya. Dia mengaku bahwa dia merasa kekosongan dalam hatinya juga, ketika ia menarik pelatuk itu dan menyadari apa yang telah dilakukannya.

Setelah beberapa menit istirahat, Jae Ha bangkit, ia berkata kalau ia masih memiliki tujuan untuk mencapai ... royaltinya, setelah semua yang terjadi. Tidak peduli apakah dia akan tiba di sana terlambat.

Saat ia perlahan menuju garis finish, ia tersandung dan Shi Kyung bergegas untuk membantunya berdiri. Jae-ha menolak tangannya dan menanyakan apakah Shi Kyung sedang mengejeknya karena gagal untuk mencapai tujuan dalam 8 jam yang diperlukan, Shi Kyung mengatakan kepadanya dengan bingung kalau tes belum berakhir. Jae Ha masih memiliki setidaknya 5 menit lagi untuk mencapai tujuan. Dan saat itulah Hang Ah mengakui kalau ia mengatakan kepadanya sebelumnya bahwa ia hanya punya 25 menit karena dia pikir dia membutuhkan sisanya. Hang-ah begitu manis.

Mereka berjalan ke arah "garis finish" dengan lengan Jae Ha tersandang di bahu Hang Ah. Dan Jae-kang senang dan bangga pada adiknya Jae-ha yang telah menyelesaikan tesnya.

Episode-5        

Komandan Korea Utara dan Korea Selatan bersama-sama bersulang untuk keberhasilan kerjasama yang belum pernah terjadi sebelumnya dan untuk mimpi tentang memenangkan WOC diwaktu yang akan datang. Pada perjamuan untuk merayakan keberhasilan itu, anggota tim Korea Selatan Dong Ha memberi sesuatu pada Kang-seok dari tim Korea Utara. Dia memberinya poster SNSD.

Kang Seok marah tapi Dong Ha mengatakan ia ingin memberi alamatnya pada Kang-seok tapi tidak bisa menemukan selembar kertas, jadi dia menggunakan poster itu. Kang Seok diam-diam memeriksa sekitar dan akhirnya menerimanya. Ketika Dong Ha akan menulis di poster, Kang Seok memberitahu dia untuk menulis di sudut kanan bawah dengan huruf kecil, sehingga tidak merusak gadis SNSD. Hal yang sama juga dilakukan oleh Shi Kyung dan Young Bae, mereka juga bertukar barang.

Young Bae mengajak Shi Kyung untuk berfoto bersama, Dong Ha dan Kang Seok ikut bergabung kemudian. Young Bae meminta untuk bertukar topi dengan Shi Kyung, dan orang-orang dengan senang hati berpose. (waaaaah,,, kurang lengkap.. gak ada Hang-ah dan Jae-ha)

Hang Ah berjalan di perjamuan tersebut kemudian menepuk pundak seorang pria dari belakang. Shi Kyung berbalik dan Hang Ah membuat alasan kalau ia perlu kembali kunci kamar Jae Ha. Shi Kyung mengatakan kepadanya bahwa Jae Ha dan Raja telah kembali ke Korea Selatan.

Hang Ah hampir tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya, sampai Shi Kyung memberinya sebotol parfum dari Jae Ha. Hang Ah gembira menerimanya. Tapi ketika ia membukanya, dia menemukan kalau itu botol kosong. Dia berteriak pada Jae Ha untuk menjadi bajingan! (kwkwkkw... tetep aja usilnya gak ilang-ilang ne Jae-ha)

Jae Ha mengendarai mobilnya di Seoul, senang bisa kembali dan akan melanjutkan gaya hidup santai nya. Dia mengendarai di samping mobil yang membawa Jae Kang yang menggoda melihat Hang-Ah di papan reklame. Beberapa saat kemudian, sisi menggoda Jae Ha menghilang dan dia terlihat agak kontemplatif.

Hang Ah membersihkan kamarnya ketika ia melihat ke arah meja Jae Ha yang dia digunakan dan melihat dia di sana. Dia berjalan lagi dan duduk di kursinya, meletakkan kakinya di atas meja seperti cara Jae-ha dulu. Matanya lembab sedikit tapi dia tersenyum. Lalu dia pergi.

Jae-ha dan Jae-kang menghadapi murka Ibu Ratu (ibu mereka), ibu bertanya-tanya apa sih yang Jae Ha lakukan di Korea Utara yang membuat Jae-kang yang biasanya sopan menjadi marah-marah padanya. Kang Jae meminta maaf, tetapi mengatakan Jae Ha sudah memperbaiki perilakunya di kemudian hari. Jae Ha mengeluh tentang kakinya yang terluka dan mencoba untuk mendapatkan simpati. Jae Ha terus mengatakan saudaranya jika ia sudah melakukannya dengan baik, dan Jae-ha menginginkan sesuatu dari Kang Jae untuk menghargai dia. Dia ingin membawa seseorang ke dalam Istana.

Ternyata Jae Ha ingin Shi Kyung dipromosikan untuk menjadi penjaga pribadinya. Jae Ha meminta Shi Kyung untuk menjaga bagian dalam kamarnya. Biasanya penjaga hanya menjaga dibagian luar, tapi ia khawatir tentang orang-orang yang bersembunyi di dalam. Dia hanya mempercayai Shi Kyung.

Jae Ha meminta Shi Kyung memijat kakinya sementara dia meminum anggur merah. Tentu saja Jae Ha semakin semena-mena pada Shi Kyung. Dia bertanya apakah Shi Kyung menyukai Hang-ah? Tapi Shi-kyung tidak bisa mengatakan semuanya tentang apa yang dia rasa. Hang-ah diberi tahu ayahnya kalau dirinya merupakan salah satu kandidat yang dipertimbangakan oleh Raja sebagai pendamping Pangeran Jae Ha. Setelah makan malam, Hang Ah pergi ke kamarnya dan mengeluarkan botol kosong pemberian Jae-ha, yang ia telah disembunyikan di laci pakaiannya. Dia duduk di depan meja rias dengan botol yang di tangan, dan tersenyum.

Jae-kang melihat berkas Hang Ah ketika istrinya datang. Jae Kang pergi menemui Jae Ha yang sedang mandi tentang langkah-langkah berikutnya untuk pemilihan pengantin bagi Jae Ha. Jae Ha menolak setiap keputusan pemilihan itu, sampai Jae-kang menjanjikan bahwa peserta cantik, modis, dan belajar di luar negeri. Jae Ha berpikir saudaranya akan menipunya, dan kemudian Hang Ah tiba-tiba akan muncul. Kang Jae mengatakan kepadanya bahwa Hang Ah sudah dieliminasi. Jae-kang mengatakan kalau tidak mungkin untuk seorang agen pasukan khusus untuk bergabung dengan keluarga kerajaan Korea Selatan. Jae Ha terlihat sedikit kesal sampai Jae Kang menanyakan apakah Jae Ha kecewa? Jae Ha dengan cepat mengatakan tidak, dan bertanya apakah dia harus menemui semua gadis itu. Dia terus menyebutkan kalau Hang-Ah akan sedih kalau dia dieliminasi.

Sekretaris Eun menelpon ayah Hang Ah untuk memberitahunya bahwa Hang Ah telah dieliminasi. Alasannya adalah kalau itu untuk kebaikannya sendiri, karena dia juga bersaing di WOC dan mereka tidak ingin dia merasa terlalu banyak tekanan. Ayah Hang-Ah mengatakan itu omong kosong, dan mengatakan kalaun putrinya dieliminasi karena dia seorang tentara dan tidak feminin seperti gadis-gadis dari Korea Selatan. Dia lalu menutup telepon Sekretaris Eun.

Hang-ah sedang meletakkan mentimun di wajahnya ketika ayahnya pulang. Ayahnya tampak enggan untuk menceritakan berita yang baru dia dapat. Ayahnya dengan manis, mengatakan kalau tidak ada anak perempuan di Korea Selatan yang cantik, patuh, dan berbakti seperti dia. Lalu ayahnya berkata kalau dia tidak ingin menikahkan dirinya dengan Jae Ha karena dia menganggap Jae-ha tidak cukup baik untuk Hang-ah.

Hang Ah melemparkan botol pemberian Jae Ha ke tempat sampah, dan menyebut dia orang jahat. Dia mulai menangis, dan bertanya pada dirinya mengapa dia menyukainya?

Jae Ha berada di Shanghai dan bertemu seorang wanita dari Korea Utara yang dibesarkan di Perancis. Wanita itu bersikeras berbicara dalam bahasa Prancis dengan Jae-ha, dan mengatakan kepadanya kalau dia adalah seorang desainer tas. Jae Ha bertanya apakah ia mendesain tas yang dapat dikunci. Jae Ha mengatakan kalau ia sudah bertemu dengan seorang gadis Korea Utara yang menggunakan tas yang bisa dikunci untuk menyimpan celana dalamnya.

Tanpa sadar Jae-ha terus menceritakan tentang Hang-ah, dia mengatakan pada wanita itu kalau gadis yang ia temui selalu membawa jarum dalam kantongnya, bukankah itu buruk, akan lebih baik jika ia memasukkannya ke dalam tas cantik? (hmmmm... Jae-ha tidak bisa berhenti memikirkan Hang-ah)

Hang- Ah pergi ke posnya di stasiun pengawasan, untuk menonton acara televisi Korea Selatan dan melaporkan apa yang sedang terjadi. Dia mengatakan kalau Pangeran Korea Selatan baru-baru ini masuk berita, berita mengenai foto-fotonya yang sedang berkencan dengan gadis-gadis cantik. Hang Ah mencoba untuk mengabaikannya. Tiba-tiba ada berita baru tentang pangeran Korea Selatan yaitu dia akan menikah dengan seorang perwira militer Korea Utara.

Ditempat lain Jae-ha juga melihat berita yang sama, pembawa beriita itu mengatakan kalau Jae-ha diduga terlibat hubungan khusus dengan KIM HANG AH. Hang-ah sendiri dibuat kaget mendengar berita itu. Di Korea Selatan Jae-kang shock mendengarnya, sedangkan ibunya runtuh ketika mendengar berita itu.

Ada kekacauan massa, terutama tentang latar belakang Hang-ah, kalau dia adalah seseorang yang diajarkan untuk melakukan pembunuhan dan intelijen rahasia sebagai perwira militer. Hang Ah sangat terkejut karena orang yang dilaporkan menikahi pangeran Korea Selatan adalah dirinya sendiri.

Bong Goo yang menonton video dan mendapatkan laporan dari bawahannya kalau Pangeran Korea Selatan telah menikah dengan seorang perwira intelijen Korea Utara. Bong Goo terkejut dan tertawa. Dia mengatakan untuk membiarkan berita pernikahan itu. Karena menurutnya itu akan menyenangkan, menonton pangeran yang menikahi seorang wanita yang dilatih untuk membunuhnya. Dalam cerita seperti ini, hasil akhirnya adalah selalu sebuah tragedi. Pria itu akan pergi, wanita itu akan mati.

Sekretaris Eun memberitahu stafnya untuk menyingkirkan wartawan. Jae-kang menuntut untuk tahu siapa yang membocorkan kabar itu? Sekretaris Eun menempatkan kotak cincin di atas meja dan memberitahu Raja bahwa Club M telah mengirimkan ucapan selamat pada Pangeran yang bertunangan.

Jae Ha pergi jogging dan ingin tahu dari Shi Kyung apakah ini benar? Seorang wartawan berjalan kearah Jae Ha untuk bertanya tentang berita ini. Jae Ha tersenyum padanya, dan kemudian memotong perkataan wartawan itu dengan menanyakan apakah dia tahu dengan dirinya dan mengapa dia pikir dia akan menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Jae-ha berjalan menjauh darinya sementara keamanannya mulai melindunginya.

Ayah Hang Ah mendapat panggilan atas semua yang terjadi, dan ia menjelaskan kalau itu semua hanya rumor. Dia bergegas keluar untuk menjelaskan semuanya kepada atasannya, Hang Ah muncul menemuinya dan bertanya apa yang terjadi? Ayahnya mengatakan kepadanya untuk tetap tenang, karena ini semua berasal dari Korea Selatan. Dia akan membereskan semuanya.

Di Korea Selatan, warga marah pada keluarga kerajaan karena tetap diam pada kebenaran dari masalah kabar yang mengejutkan. Warga memprotes dan bertanya-tanya apakah Pangeran mereka benar-benar menikah dengan seorang mata-mata Korea Utara? Sekretaris Eun memberitahu Raja untuk tetap tenang dan diam, seperti yang keluarga kerajaan lakukan dalam menangani situasi di masa lalu.

Jae Ha kembali ke Korea Selatan dan melihat laporan berita terbaru. Dia berkata kalau semua itu adalah gosip. Tapi kemudian ia mendengar dari Shi Kyung kalau Raja berencana untuk menjelaskan kepada rakyat. Jae Ha bertanya pada Jae Kang apa yang dia rencanakan untuk menjelaskan? Apa dia akan mengatakan kalau perwira militer Korea Utara Kim Hang Ah adalah seorang yang menyukainya?

Jae-kang ingin mengatakan yang sebenarnya - kalau ia berencana untuk mengatur pernikahan dengan Korea Utara dan Kim Hang Ah adalah seorang kandidat. Tapi dia telah dieliminasi. Jae Ha meminta dia untuk mempertimbangkan kembali, bagaimana jika hal tersebut akan meledakkan masalah bahkan lebih besar? Bagaimana jika Korea Utara marah, atau warga Korea Selatan marah dan ingin menggulingkan Raja mereka? Jae-kang tersenyum, dia bersedia menerima konsekwensi itu.

Jae Ha sangat marah kalau saudaranya bersedia melepaskan tahtanya dengan mengatakan yang sebenarnya. Shi Kyung mengatakan ia akan melakukan hal yang sama. Tiba-tiba Jae Ha mendapat sebuah ide dan meminta Shi Kyung saat konferensi pers Raja dijadwalkan?

Raja korps pers sedang sibuk menyiapkan untuk konferensi pers. Jae-kang meninjau apa yang dia tulis untuk dikatakan pada saat pers dan Sekretaris Eun memberitahu dia kalau ia memiliki waktu dua puluh menit. Petugas Korea Utara juga sedang menonton konferensi pers yang akan datang, begitu juga Hang-ah di kamar video pengawasan nya. Ratu dan Ibu Ratu juga menonton konferensi pers, dan Ibu Ratu meminta dia untuk mengubah saluran berita lain karena semua ini membuatnya gugup.

Saluran diubah ke suatu pertandingan sepak bola, ketika tiba-tiba penyiar mengatakan bahwa Pangeran Jae Ha telah tiba di pertandingan untuk memberikan keinginan baik untuk tim. Jae Ha berdiri di depan podium dan berharap keberuntungan tim untuk memenangkan pertandingan. Semua orang melihat saat Jae Ha memberitahu semua orang bahwa Kim Hang Ah benar-benar adalah seorang perwira intelijen dari Utara. Dan ia mengancam untuk membunuhnya pertama kalinya mereka bertemu.

Tetapi hati manusia tidak mungkin untuk memprediksi. Dia jatuh cinta dengan Kim Hang Ah, dan meminta saudaranya untuk mengijinkan pernikahan mereka. Raja setuju. Dia mengikuti hatinya dan tidak mempertimbangkan hati warga Korea Selatan. Dia meminta masyarakat untuk tidak menyalahkan Raja, yang tidak melakukan kesalahan.

Dia salah, hatinya salah, karena jatuh cinta dengan seorang wanita Korea Utara yang mengancam akan membunuhnya. Dia meminta warganya untuk mengutuk dia karena berani jatuh cinta dengan musuh. Jae Ha menundukkan kepalanya dalam permintaan maaf.

Bong Goo yang berada di pesawat terbang sedang membaca di koran tentang Pangeran Jae Ha yang mau menerima kesalahan karena mengejar cintanya. Dia memerintahkan pesawat dialihkan ke Korea Selatan.

Jae Ha mengatakan pada Jae Kang bahwa dia tidak melakukan ini untuk menyelamatkan saudaranya. Dia melakukan ini agar ia tidak harus menjadi Raja. Jae Ha bisa berbohong bahkan lebih masuk akal, seperti Jae-kang jatuh cinta dengan Hang-ah dan berselingkuh dengannya. Kang Jae bertanya kapan Jae Ha ingin melakukan pertemuan resmi, yang membuat bingung Jae Ha dengan pertanyaan itu. Jae Kang mengatakan kalau semuanya sudah terbuka sekarang, jadi langkah berikutnya adalah untuk membuatnya menjadi resmi.

Jae Ha berkata pada Jae Kang untuk berhenti bercanda. Kang Jae serius. Jika berhasil, maka mereka menikah. Jika tidak, maka mereka dapat memberitahu dunia mereka putus. Jae Ha mengatakan bahwa dia sudah mengatakan kepada dunia ia jatuh cinta dengan Kim Hang Ah. Bagaimana jika Hang Ah mencintai dia juga? Jae Kang tidak berpikir kalau itu mungkin, tapi Jae Ha tertawa dan berkata: "dia benar-benar sudah menyukaiku!".

Kang Jae melihat adiknya yang super narsis itu. Jae Ha mengatakan mata Hang Ah benar-benar bersinar ketika dia melihatnya. Ditambah dia pintar, tinggi, tampan, bagaimana mungkin dia tidak menyukainya? Jae Ha mengakhiri kata-katanya dengan mengatakan kalau dia manis, dan itu membuat Jae-kang mengatakan lucu jika seorang pria seusia Jae Ha menyebut dirinya imut. Jae Ha menambahkan kalau ia seorang Pangeran yang sudah menyatakan cintanya. Dia pikir Hang-ah sudah mengemasi barang dan siap untuk tinggal bersamanya.

Hang Ah memberitahu pejabat Korea Utara yang berkumpul kalau dia tidak mau pergi. Mereka mencoba meyakinkan Hang-ah kalau itu hanya pertemuan adat. Hang Ah mengatakan kalau Jae Ha sudah menipunya berkali-kali selama pelatihan WOC, seperti mengatakan kalau ia menyukainya. Kali ini, dia melakukannya lagi, jelas hanya dengan melihat matanya. Tapi bagaimana kalau itu benar kali ini, dia hanya akan membiarkan Jae Ha menunggunya? Hang Ah mengatakan kalau semua itu adalah omong kosong, dan menyebut Jae Ha adalah master berbohong dan dia akan melakukan apapun untuk keluar dari kesulitan. Dia tidak akan masuk dalam kebohongannya lagi. Ayah Hang-Ah mendukung dia.

Jae Ha mengatakan Hang Ah tidak akan datang menemuinya. Sekretaris Eun memberitahu Jae Ha kalau Hang-ah tidak akan mengambil telpon atau bentuk lain dari komunikasi. Dia juga menginformasikan kalau komite Korea Utara mengatakan kalau Hang-ah tidak akan bertemu Jae Ha. Jae-ha terkejut, dan menanyakan apakah Hang-ah benar-benar tidak menyukai dirinya? Sekretaris Eun menunjukkan kalau Pangeran memiliki track record menyukai banyak perempuan.

Jadi apa yang harus Jae Ha lakukan? Jae Kang menyarankan untuk mengatakan pada publik kalau cinta Jae-ha tak terbalas oleh wanita Korea Utara. Jae Ha bisa menjadi pangeran Korea Selatan yang paling menyedihkan. Jae Ha menempatkan wajahnya di tangannya.

Hang-ah menonton jumpa pers Jae-ha lagi dan lagi, terutama bagian di mana Jae-ha bilang dia mencintai Kim Hang Ah dan ingin menikahinya. Ayahnya sedang berbicara dengan atasan Hang Ah, yang mencatat kalau Hang-ah sudah cukup bekerja keras belakangan ini. Merekapun berjalan ke dalam ruang pengawasan dan ayahnya melihat Hang-ah sedang menonton deklarasi Jae Ha di komputer.

Hang-ah dan ayahnya makan malam bersama. Selama makan malam, ayahnya mencoba untuk menasihati putrinya, mengatakan bahwa pria sering mengatakan hal-hal tidak berarti. Hang Ah tiba-tiba menyatakan kalau ayahnya benar, dan ketika ia melihat Jae Ha, dia akan mengelindingkannya di bawah kakinya. Ayahnya terkejut kalau Hang Ah telah setuju untuk bertemu Jae Ha. Hang Ah mengatakan kalau Jae Ha di publik menyatakan bahwa dia mencintainya ke seluruh dunia, ketika dia belum menikah, mereka harus menyelesaikan hal-hal secara pribadi. Dia akan bertemu dengannya, dan menghancurkannya!

Sekretaris Eun dan Shi Kyung berniat melakukan komunikasi dengan Hang-ah. Sekretaris Eun meminta Shi Kyung membujuk Hang-ah untuk mau bertemu dengan Jae-ha. Shi Kyung online, dan Hang-ah langsung mengumumkan kalau dia akan bertemu Jae Ha, diapun bertanya kapan dan di mana. Shi kyung dan ayahnya terkejut mendengarnya.

Jae Ha meletakkan tubuhnya di tempat tidur dan bermuram durja ketika ia mendengar bahwa Hang Ah setuju untuk bertemu dengannya saat dia berbicara dengan Shi Kyung. Jae Ha kesal dengan asumsi kalau Shi Kyung mampu meyakinkan Hang Ah untuk datang menemuinya. Jae-ha bertanya pada Kyung Shi, apa yang dia bicarakan dengan Hang-ah? Shi Kyung menjawab kalau ia berkata "Bagaimana kabarmu, Kim Hang Ah?" (kwkwkkwkw.... Shi kyung bisa aja buat Jae-ha cemburu)

Jae Ha kesal kalau pernyataan publik tentang cintanya dan tekanan dari rekan-rekan Korea Utaranya dan keluarga kerajaan Korea Selatan tidak cukup baginya untuk setuju untuk bertemu dengannya, tapi satu kata dari Shi Kyung, Hang-ah langsung mau. Shi Kyung terlihat tidak nyaman tetapi tidak dapat menjelaskan apa-apa. Jae Ha mengangkat telepon dan mengatakan kalau Eun Shi Kyung tidak akan menghadiri pertandingan mendatang untuk bertemu dan menyapa. Karena dia begitu seksi dan menarik, dia jadi bahaya bagi dunia. Shi Kyung tidak memiliki pilihan selain menerima sikap buruk Jae Ha. (Jae ha benar-benar cemburu pada Shi-kyung, padahal Hang-ah memang sudah setuju bertemu dengannya sebelum Shi-kyung menghubunginya)

Hang Ah mengenakan gaun hanbok modern bersama ayahnya dan pejabat Korea Utara lain berjalan ke garis DMZ. Ratu dan kerumunan wartawan yang menunggunya di sisi lain. Hang Ah merupakan simbolis dengan melangkah di atas garis kuning dan Ratu menyambutnya. Jae-kang dan Ibu Ratu menonton di TV. Jae-kang tersenyum, dan mengatakan kalau Hang Ah pasti cantik. Ibunya mengatakan kepalanya sakit dan bangun untuk pergi, tapi ia berhenti untuk bertanya mengapa Hang Ah tidak tersenyum?Jae Ha dan Dong Ha berada di pesawat ke Jeju untuk pertemuan dan mereka menonton laporan berita yang sama di TV (Shi Kyung, sengaja tidak diajak oleh Jae-ha karena dia terlalu menarik bagi para wanita). Dong Ha mengatakan Jae-ha tidak tersenyum melihat berita itu. Jae Ha melihat Dong Ha duduk dan mencoba untuk mendapatkan beberapa saran. Jae Ha memberitahu Dong Ha kalau ia berencana untuk mendapatkan cintanya Hang Ah, dan kemudian mencampakkannya. (Jae-ha masih kesal karena Hang Ah menolak untuk bertemu dengannya dan kemudian setuju setelah dia berbicara dengan Shi Kyung. Oh Jae Ha, masih seperti anak-anak banget dah)Hang Ah dibawa ke hotel di Jeju di mana pertemuan akan berlangsung. Dia diberitahu oleh seorang pembantu bahwa ia akan diawasi selama empat hari dengan tiga pertemuan malam dengan sang Pangeran. Hang Ah diberi ponsel.

Jae Ha membalik gambar dalam tablet nya, menggerutu bahwa tidak satupun dari mereka terlihat benar. Dia melihat Hang Ah tiba dan ia cepat berdiri untuk menyambutnya. Hang Ah telah berubah mengenakan pakaian yang feminin.

Ketika dia masuk ke ruangan, ia menolak untuk melihat langsung Jae Ha. Saat Jae-ha bertanya kenapa dia tidak mau menatapnya, Hang-ah bilang kalau dia tidak datang ke sini untuk melihat dirinya, dia datang untuk melihat pohon jeruk karena tidak ada satu pun di Korea Utara. Jae Ha duduk dan Hang-ah juga, dan tidak menatapnya langsung.

Kang Seok dan Dong Ah senang bertemu dan berjabat tangan, Kang Seok bertanya mengapa Pangeran menjadi seperti ini? Dong Ah bilang itu karena "cinta."

Pelat donat dibawa keluar dan Hang Ah meraihnya satu. Jae Ha berdiri dan menawarkan Hang-ah yang berbentuk hati tapi Hang-ah mengabaikan dirinya dan mengigitan donatnya. Jae-ha mendesah, menanyakan apakah dia akan terlibat dalam perang makanan dengan dia? Hang-ah Ah bertanya apa maksud dengan pidatonya di stadion sepak bola? Jae-ha mencintainya? Bagaimana ia bisa memainkan lelucon publik pada dirinya?Jae Ha bilang itu bukan lelucon. Tidak mudah untuk Pangeran mengatakan sesuatu seperti itu di publik. Hang Ah menanyakan apakah dia menembaknya karena ia begitu mencintainya? Jae Ha mengakuinya, dan mengatakan kalau dia merasa tersiksa ketika ia menembak Hang-ah. Sebelum dia pergi, Jae-ha memintanya untuk makan malam bersamanya malam ini.

Hang Ah melihat Jae Ha meninggalkan tabletnya di atas meja. Ketika Kang Seok datang, Hang Ah memberitahu dia untuk mengembalikan tablet milik Jae Ha. Kang Seok menekan sebuah tombol dan latar belakang dari tablet itu adalah gambar Hang Ah. Jae Ha datang kembali untuk mengambilnya. Kemudian Jae Ha mengeluh kepada Dong Ah tentang waktu yang buruk, jelas dia memang sudah sengaja memasang foto-foto Hang-ah agar dia melihatnya. Jae Ha menganggap itu seperti taktik lama sekolah, tidak akan jatuh untuk itu. Hang Ah duduk dan berpikir tentang apa yang Kang Seok tahu dari Dong Ah, kalau Jae Ha benar-benar serius menyukainya. Dia tidak menyadarinya sampai ia meninggalkan pelatihan dan kembali ke Korea Selatan. Hang Ah mendapatkan pesan dari Jae Ha, yang maaf karena menempatkan gambarnya di telepon genggamnya. Dia mengatakan kalau Hang-ah cukup berada didalam hatinya. Hang-ah sedikit terkejut ketika tiba-tiba ayahnya menelpon untuk memastikan dia sampai dengan selamat.

Jae Ha menyuruh staf hotel mempersiapkan ruang perjamuan untuk makan malam khususnya dengan Hang Ah, lengkap dengan gambar raksasa Hang Ah yang digantung di dinding, balon, orkestra, kelopak mawar ditaburkan di lantai, dan cukup untuk memberi makan donat kecil tentara. Dong Ha bertanya apakah ini tidak berlebihan tapi Jae Ha mengatakan kalau ini adalah cara keluarga kerajaan.

Ketika dia mengatakan bahwa Hang Ah akan datang, Jae Ha meraih buket mawar dan berlutut untuk menunggu Hang Ah. Ketika dia mengangkat kepalanya untuk tersenyum padanya, dia melihat sepasang kaki pria berjalan ke arahnya. Kang Seok ditutupi dengan confetti dan kelopak mawar sebagai pengganti dari Hang Ah. Dia di sini untuk menyampaikan pesan darinya.

Kang Seok mengeluarkan surat dan membacanya. "Saya, Kim Hang Ah, tidak mencintai Lee Jae Ha. Dan Saya tidak berencana menghadiri jamuan pertunangan. Saya juga tidak berencana untuk menghadiri sisa kegiatan yang direncanakan "Kang Seok berbicara dan Jae Ha tampak tertegun..

Episode-6        

Jae Ha benar-benar sudah dipermalukan di depan umum oleh pesan yang berisi respon Hang Ah. Harga dirinya jatuh sebagai pangeran, dan ia melampiaskan kekesalannya pada donat hati berwarna merah muda, dengan menusuknya dengan garpu. Dong Ha khawatiran apa yang akan terjadi jika Hang Ah masih menggunakan cara ini untuk datang kekonferensi pers dalam waktu yang tak akan lama lagi. Dia mendorong Jae Ha untuk membujuk Hang-ah lagi sehingga dia setuju dengan cerita kalau mereka saling mencintai namun harus memutuskan untuk berpisah karena situasi politik.

Tapi Jae-ha berniat lain, dia ingin balas dendam pada Hang-ah. Karena dia adalah seorang Pangeran dari Korea Selatan, dan dibuat malu oleh seorang wanita dari Korea Utara. Dia tidak hanya menghina dia sebagai seorang pria, tapi Hang-ah juga sudah menghina kebanggaan nasionalnya. Jae-ha tidak akan merendahkan diri dan meminta Hang-ah untuk bekerja sama dengan dia. Jae-ha ingin benar-benar membuat Hang-ah jatuh cinta padanya, dan membuat Hang-ah tidak dapat menikah dengan pria lain karena dia sangat mencintai Jae Ha. Jae-ha berniat membuat Hang-ah sampai mati hanya mencintai dia seorang. Dan setelah itu, Jae-ha akan mengatakan padanya kalau dia tidak pernah mencintai Hang-ah. (hmmmm,,,, Jae-ha jahat banget siiiih)

Jae Ha bertanya pada Dong Ha, apa yang dia pikir tentang rencana jahatnya? Apakah itu terlalu kejam? Dan Jae Ha menunjukkan dengan apa yang sudah Hang-ah lakukan padanya. Dong Ha mengatakan dengan baik-baik, kalau rencana ini membutuhkan Hang Ah untuk jatuh cinta padanya. Dan Hang Ah telah menyatakan kalau ia tidak memiliki perasaan itu untuk Jae Ha. Jae-ha berkonsultasi dengan Dong Ha tentang langkah berikutnya yang harus dilakukan.

Jae Ha menelpon Shi Kyung, yang sedang makan malam bersama ayah nya Sekretaris Eun. Jae Ha menuntut untuk mengetahui bagaimana Shi Kyung merayu Hang Ah. Tentu saja Shi Kyung menjawab bahwa ia tidak pernah menggoda Hang Ah, dan membuat Jae Ha kesal dengan mengatakan kalau Kyung Shi jelas tidak akan mengatakan yang sebenarnya, dan kemudian menutup teleponnya.

Sekretaris Eun ingin Shi Kyung melakukan kembali ujian sipil, dia tidak bisa terus berada dibelakang Pangeran Jae Ha selama hidupnya sebagai pesuruh. Shi Kyung mengatakan kalau karir militer sudah cukup baik, dan dia tidak sependapat dengan ayahnya.

Shi Kyung meminta izin pada ayahnya untuk mencari Putri Jae-shin yang menghilang. Ayah memberitahu dia untuk meninggalkannya, Shi Kyung tersenyum dan mengatakan pada ayahnya kalau dia akan mendapatkan uang untuk mengobati ayahnya. Shi Kyung menemui penjaga yang menjaga putri. Rupanya Putri sudah menyelinap pergi dan bernyanyi di sebuah klub sambil mengenakan wig pirang. Penjaga tidak mengenali sang putri, dan mereka berpikir gadis berambut pirang itu sudah mencuri telepon sang Putri.

Setelah Putri berubah dari seragam rocker pirang dan kembali ke pakaian princess, dia pergi untuk menyapa penjaganya. Ketika para penjaga memberi hormat, dia berjalan ke arah Shi Kyung dan menyentuh dadanya, memerintahkan dia untuk mempertahankannya.

Dia melihat sampai lencananya dan menemukan namanya Eun Kyung Shi. Dia marah karena mereka melacak dirinya di sini meskipun dia sudah memberi perintah kalau dia akan pulang sendiri. Ditambah dia tidak suka kalau mereka menghakimi dia pada pakaian-nya. Keesokan paginya, Hang Ah muncul untuk sarapan dan kali ini Jae Ha sesuai dengan keinginannya meninggalkan dia untuk sarapan sendirian. Kang Seok senang kalau Pangeran mengetahui tempatnya dan sekarang Hang Ah dapat menikmati sarapan dengan damai. Hang Ah makan tapi dia tidak bisa tidak melihat-lihat. Ketika seseorang berjalan, ia berdiri dengan cepat, jelas berpikir itu Jae Ha. Ketika ia menyadari itu bukan Jae-ha, dia duduk murung.

Ibu Ratu melayani makanan di pedesaan dan harus berurusan dengan warga yang marah karena Pangeran Jae Ha akan menikah dengan wanita dari Korea Utara. Jae Kang bertemu dengan Jae Shin, tapi dia cemberut dan mendapat uang belanja lebih banyak. Jae Kang menyuruh dia untuk pulang dan segera ke Hongdae untuk menyanyi. Jae Shin mengatakan kalau ibu mereka sedang khawatir sekarang karena akan mendapat menantu dari Korea Utara.

Sekretaris Eun menginformasikan pada Raja Jae Kang kalau Bong Goo dan Klub M berada di bandara Korea Selatan dan meminta untuk bertemu dengan Presiden. Dan Sekretaris Eun dikirim untuk memberitahu Bong-goo kalau Raja sedang sibuk menjalankan urusan kenegaraan dan tidak mempunyai waktu untuk bertemu dengannya. Ditambah Klub M bergerak dalam kegiatan melawan kepentingan Korea Selatan, sehingga Bong Goo akan dilarang masuk ke Korea Selatan sampai Maret tahun depan. Bong Goo tidak senang diperlakukan seperti ini, dan mengatakan pada Sekretaris Eun kalau Raja harus menyampaikannya sendiri, karena itu ia akan mematuhi.

Dong Ha pergi menemui Hang-Ah, yang senang melihat sesama anggota Tim WOC, dan Dong Ha senang melihatnya juga. Dong Ha mengatakan tentang Pangeran tetapi Hang Ah cepat mengatakan dia datang untuk bertanya kepadanya tentang sang Pangeran. Dong Ha berkata kalau Jae Ha tidak dalam keadaan baik, dia tampaknya shock karena Hang-Ah.

Hang Ah pergi ke kamar Jae Ha. Kang Seok bertemu dengan Hang Ah, dan berkata kalau Jae Ha mungkin sudah tidur karena lampu kamarnya sudah dimatikan. Hang Ah bertanya mengapa Kang-seok ada di sini, bukankah ada acara khusus SNSD di TV sekarang. Kang Seok tergagap kalau dia lupa itu, tapi kemudian dia cepat pergi untuk menonton TV.

Ternyata yang dikamar itu adalah Dong Ha yang berpura-pura menjadi Jae Ha. Dong Ha mengintip keluar jendela dan memberitahu Jae Ha melalui radio, kalau Hang Ah menuju ke arahnya. Hang Ah berjalan, tiba-tiba mendengar suara permainan piano. Dia berjalan di atas dan melihat Jae Ha bermain piano di halaman.

Hang Ah perlahan berjalan mendekat, dan kemudia cepat berbalik dan pura-pura melihat tempat lain ketika Jae-ha melihat dirinya. Dia bangkit untuk pergi, sesuai permintaan Hang-ah kalau dia tidak ingin melihatnya. Hang-ah bertanya apa yang ia bermain? Jae-ha menjawab "Ave Maria", tapi Hang-ah tidak berpikir kalau itu judulnya. Jae-ha menyarankan agar Korea Utara juga mengajarkan pengetahuan tentang musik klasik, tapi Hang-ah menyangkalnya. Hang-ah tetap menegaskan kalau yang Jae-ha mainkan bukan "Ave Maria".

Jae Ha duduk kembali dan menjelaskan kalau sebelumnya ia bermain untuk pembuka lagu "Ave Maria". Jae Ha mulai bermain lagi, dan mengundang Hang Ah datang untuk duduk di sampingnya. Hang Ah berjalan lagi dan duduk di sampingnya. Jae Ha mulai bermain lagi dan Hang-ah menyadari kalau itu memang "Ave Maria". Hang-ah ikut bermain piano bersama Jae-ha.

Mereka bermain bersama, sekalipun sangat jarang terjalin persahabatan antara mereka. Jae-ha mencoba untuk menjelaskan pada dirinya sendiri kalau dia sedang bersandiwara. Jae-ha berhenti bermain dan perlahan mendekat ingin mencium, tapi kemudian dia menarik diri, dan berkata pada Hang-ah selamat malam lalu dia berjalan pergi. Hang-ah hanya terbengong.

Hang Ah duduk di kamarnya dan mendengarkan "Ave Maria" di komputernya. Dia mendapat telepon dari ayahnya tapi dia mengabaikannya. Malamnya, ia hanya berbaring di tempat tidur, dan tidak bisa tidur.

Dong Ha mendengar dari Jae Ha kalau rencana mereka berhasil. Jae Ha menyerahkan sebuah USB ke Dong Ha, dan mengatakan kepadanya untuk menyerahkannya pada Hang Ah. Itu akan membuat Hang-ah jatuh cinta padanya selamanya.

Ketika Hang Ah mendapatkan USB drive, dia menghubungkan ke TV dan melihat isinya. Ternyata isinya adalah slide foto dirinya, diikuti dengan gambar Hang Ah bersama Jae Ha. Dia tahu ini benar-benar murahan dan kemungkinan adalah tipuan, tapi dia tidak bisa untuk tidak tersenyum, mengingat waktunya bersama Jae Ha di pelatihan WOC.

Malamnya, di luar turun salju dan Hang Ah pergi ke dekat pintu. Dia melihat Jae Ha berjalan di luar tempat tinggalnya. Setelah menatap beberapa saat, Hang Ah berbalik dan berjalan keluar dari kamarnya. Jae Ha melihat ke belakang. Tapi kemudian dia tampak tertegun ketika Jae-ha melihat Hang-ah berlari ke arahnya.

Hang-ah mendekat pada Jae-ha dan memeluknya. Tanpa sadar Jae-ha juga merangkul punggungnya. Ini adalah pertama kalinya Jae Ha melihat Hang Ah memiliki perasaan untuk dirinya, karena biasanya mereka bertengkar dan ia selalu berpikir kalau Hang-ah menyukai Shi Kyung. Keduanya terlihat terbawa suasana.

Jae Ha meletakkan dirinya di sofa. Dong Ha datang untuk berbicara dengan dia, ingin mengucapkan selamat atas keberhasilan dalam misinya untuk membuat Hang Ah jatuh cinta kepadanya. Para pelayan semuanya melihat Hang-ah tanpa alas kaki malam-malam dan memeluk Jae Ha di bawah salju, semuanya terpesona adegan romantis yang terlihat. Tapi Jae Ha tidak terlihat senang sama sekali. Dong Ha bertanya-tanya apa berikutnya? Jae Ha bertanya apakah ini terlalu kejam.

Hang Ah belum pernah jatuh cinta sepanjang hidupnya. Dong Ha mengatakan kalau Jae Ha berubah jadi ramah dari rencananya, dan hanya mengatakan kalau Hang Ah tidak pernah akan mencintainya. Jae Ha membuat alasan kalau Hang Ah masih seorang gadis. Dong Ha bertanya apakah Jae Ha ingin berhenti dengan rencananya dan menikah dengan Hang-ah? Jae Ha mengatakan tidak ada jalan, dia masih muda dan dia pernah dilatih untuk membunuhnya. Jae Ha menempatkan kepalanya di tangannya, menanyakan apa yang harus dia dilakukan? Jika ia tidak bisa menikahinya, mungkin dia bisa menjadi kekasihnya? Dong Ha bertanya apakah Pangeran menyukai Hang Ah? Jae Ha cepat berkata kalau ia mungkin tidak bisa menyakiti gadis seperti Hang-ah. Dong Ha pun menatapnya tak percaya. Jae Ha memutuskan untuk tetap melakukannya.

Jae Ha pergi ke kamar Hang Ah dan ia membiarkan Jae-ha masuk sambil tersenyum. Mereka duduk dan Hang-ah bertanya kepadanya apa yang terjadi? Jae-ha berkata kalau dia ingin mereka menikmati sisa waktu mereka bersama-sama, dan kemudian mengumumkan pada konferensi pers kalau mereka putus. Hang Ah bilang dia akan melakukannya, dan dengan begitu berarti kalau dia akan menikah dengannya. Jae Ha mencoba untuk membujuk Hang-ah untuk keluar dari masalah ini dengan mengatakan kalau mereka putus, tapi Hang Ah mengatakan kalau mereka memiliki perasaan yang sama. Meskipun situasi politik antara Korea Utara-Selatan, jika hati mereka satu, mereka tidak perlu takut.

Jae Ha mencoba menjelaskan kalau orang itu tidak bisa hanya hidup pada perasaan sendirinya saja, tetapi Hang Ah meraih tangannya dan mengatakan kalau orang dapat melakukan apapun yang mereka pikiran mereka bisa. Dia mengatakan pada Jae Ha untuk percaya pada perasaannya. Dengan bersama-sama tidak ada yang tidak dapat diatasi. Hanya untuk bersama jae-ha, Hang-ah bersedia walau harus melewati api. Jae Ha tergetar, berdiri dan berteriak kalau ia tidak bisa melakukan ini. Hang-ah menatapnya kaget.

Jae-ha meledak dan tidak dapat mengendalikan dirinya, dan akhirnya dia mengatakan semua rencananya, kalau dia hanya berniat membuat Hang-ah jatuh cinta padanya. Dia ingin secara damai meninggalkan Hang Ah, yang belum pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya, dengan kenangan yang baik dari fantasi kekasih. Bagaimana mungkin Hang-ah menganggapnya serius? Hang-ah mulai menangis, bertanya apakah itu semua hanya isapan jempol dari imajinasinya? Jae Ha menegaskan kalau itu semua hanya akting, seperti bermain piano. Walaupun pelukan nya cukup bersemangat, tetapi itu salah Hang-ah sendiri karena dia begitu polos dan mudah ditipu karena dia akan mudah jatuh untuk semua ini.

Hang Ah menangis dan Jae Ha mengatakan kepadanya lagi kalau itu semua hanya akting kepadanya. Hang-ah terus menangis, dia jadi rentan dan hancur. Jae Ha berhenti di luar pintu dan mempertimbangkan semuanya kembali.

Pada bagian belakang pesawat ke Seoul, Jae Ha duduk sendirian di kelas satu. Dia bertanya pada petugas penerbangan dimana Hang-ah, dan mereka mengatakan kalau dia duduk di bagian belakang pesawat. Dia keluar dari tempat duduknya dan melihat ke arah belakang pesawat. Dia menyebut Hang-ah idiot karena begitu mudah untuk ditipu. Hang Ah tenang duduk di belakang pesawat yang kosong dan melihat ke luar jendela.

Pada hari konferensi pers untuk Pangeran dan gadis Korea Utara yang dicintainya, Jae Ha dan Hang Ah berpakaian resmi dan menunggu di belakang pintu untuk diperkenalkan. Jae Ha mengatakan agar Hang-ah tidak berbicara selama konferensi pers, MC akan berbicara dan mengurus segalanya. Cerita ini adalah bahwa mereka sedang jatuh cinta tetapi tidak dapat mengatasi situasi politik sehingga telah memutuskan untuk berpisah. Raja dan ayah Hang Ah diberitahu bahwa pertunangan akan dibatalkan. Jae Ha melihat kalau Hang Ah terus mengabaikannya. Jae-ha mengingatkan Hang-ah untuk tidak menyukainya terlalu banyak. Dia mencatat bahwa ia harus menyukai dia banyak sekarang, jadi Hang-ah hanya harus menjaga ekspresi nya selama konferensi pers.

Semua orang menonton konferensi pers. Setelah mereka duduk, Hang Ah meminta untuk berbicara pertama kali ketika seorang reporter bertanya tentang kisah cinta mereka. Hang-ah menoleh pada Jae-ha yang terkejut, sebelum mengumumkan kalau ia jatuh cinta pada Pangeran Jae Ha. Dia juga bersedia untuk terlibat dengannya. Raja sedang tertegun sementara ayah Hang Ah bergegas untuk menelpon Raja. Jae Ha hanya bisa menatap Hang Ah, dan menatapnya tanpa berkedip.

Jae Ha ditanya wartawan untuk responnya dan dia tidak memiliki pilihan lain kecuali menjawabnya. Dong Ha menonton dengan Shi Kyung, dan Dong Ha berpikir Jae Ha akan menolak keterlibatan berdasarkan kepribadiannya. Sebaliknya Jae Ha membaca puisi dan menggunakan itu sebagai jawabannya.

Jae Ha dan Shin Jae menonton analisis berita dari konferensi pers. Kantor berita sedang mencoba untuk menganalisis puisi untuk melihat apakah Jae Ha ditolak atau diterima dalam pertunangan? Jae Ha meminta Jae Shin untuk pergi berbicara dengan Hang Ah. Hang Ah sedang di telepon ayahnya, yang ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi sejak ia berniat untuk menolak pertunangan. Hang Ah berbohong kalau Jae Ha memperlakukan dia dengan sangat baik sehingga ia memberikan hatinya, tapi dia menangis dan tidak dapat menyembunyikannya dari ayahnya. Dia menutup telepon ketika ia mendengar ketukan seseorang.

Ternyata itu adalah Jae Shin dan Hang Ah senang bertemu dengannya. Jae Shin berkata pada Hang-ah kalau dia menemui Hang-ah karena kakaknya Jae-ha. Dia ingin tahu, apa yang sudah terjadi di Jeju antara mereka? Sekretaris Eun mendapat telepon dari ayah Hang Ah, dimana dia mengatakan kalau dia kecewa dengan apa yang sudah terjadi.

Jae Ha pergi menemui Hang Ah, tapi kamarnya kosong yang ada disana hanya Jae Shin yang kesal dengan Jae-ha. Jae Ha duduk dan Shin Jae bertanya ke kakaknya kenapa bermain lelucon yang mengerikan dengan Hang-ah. Tapi Shin Jae tahu kakaknya seperti apa, ia tidak akan mau masuk dalam kesulitan kecuali dia punya perasaan yang dipendamnya sendiri. Jae Shin mengatakan pada Jae-ha kalau Hang Ah masih sangat kecewa dan terus menangis.

Jae Ha mengatakan kalau wajah Hang Ah harus kurus jadi menangis adalah baik. Shin Jae mengancam kakaknya dengan memukulnya karena sudah mengatakan hal seperti itu. Akhirnya Jae Ha mengakui kalau semua nya karena Eun Shi Kyung, Jae Shin tahu kalau orang itu yang menjemputnya. Jae Ha bertanya apakah Shi Kyung juga merayu Jae Shin, tentu saja Jae-shin bilang tidak. Jae Ha mengatakan kalau Hang Ah selalu tertawa dan menggoda Shi Kyung saat mereka bersama. Jae Shin tidak berpikir ada sesuatu yang salah dengan seorang gadis yang tertawa bersama dengan seorang pria.

Jae Ha bilang itu salah, itu salah karena Hang Ah adalah seorang prajurit pembunuh dan ia tidak boleh semua tertawa dengan siapa pun. Ditambah dia adalah teman sekamar Jae Ha, Pangeran dari Korea Selatan, tetapi ia lebih suka Shi Kyung. Bagaimana mungkin Hang Ah memiliki selera buruk seperti itu? (kwkwkw... Jae-ha benar-benar cemburu). Ditambah Hang Ah menolak untuk datang untuk bertemu dengan Jae Ha, tapi hanya dengan satu panggilan dari Shi Kyung dan ia pun mau datang. Hang-ah membuatnya merasa seperti dia punya sekrup lepas di otaknya. Jae Ha teringat kembali dengan pelukan mereka dibawah salju. Jae Shin tersenyum, dan bertanya pada kakaknya kalau dia sangat menyukai Hang-ah?

Shin Jae membuka pintu lemari dan menemukan Hang-ah disana, yang membungkuk untuk menguping pembicaraan. Jae-shin pun pergi untuk meninggalkan mereka berdua. Jae Ha dan Hang Ah canggung duduk berhadapan. Hang Ah memecah keheningan dengan mengatakan dia mengerti dengan perasaan yang rumit. Jadi mengapa Jae Ha tidak mengatakan semua itu padanya.

Jae Ha menjawab jujur, untuk pertama kalinya, kalau ia menyukainya. Tapi apa yang bisa dia lakukan, itu tidak sesederhana itu. Ada konsekuensi politik diluar kendalinya. Sama seperti Hang Ah yang selalu menganggapnya sampah. Hang Ah menjawab kalau sampah tidak akan pernah mengakui dia adalah sampah. Jae Ha mengatakan kalau dia selalu mencari cara untuk mendapatkan dirinya keluar dari situasi, lebih baik jika ia dicap dirinya sepotong sampah.

Jae Kang berkata pada Sekretaris Eun tentang Jae Ha yang masih mempertimbangkan pertunangan. Dia ingin pergi berbicara dengan Jae Ha, tapi berhenti ketika dia diberitahu kalau ayah Hang Ah sudah tiba di Korea Selatan sekarang.

Hang-Ah menggoda dia ingin menikah dengan keluarga kerajaan Korea Selatan dan mengubah nasib hidupnya. Plus ada bagian dirinya yang ingin membalas dendam, tapi ia tidak akan menempatkan hidupnya untuk membalas dendam. Hang Ah tersenyum dan berkata pertunangan mati dan mereka dapat mengikuti naskah asli. Jae Ha kaget, bertanya bagaimana seorang gadis dapat menangani masalah seperti ini, dan bagaimana jika dia tidak bisa pernah menikah. Hang-ah berkata kalau dia akan pergi studi ke luar negeri dan menemukan seorang pria luar negeri, mungkin seperti raja Arab. Jae Ha bertanya tentang WOC dan Hang Ah bilang dia akan menyerahkan pada petugas lain.

Hang Ah berdiri dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan perpisahan damai, meminta untuk mengakhiri pertunangan mereka dengan bahagia. Hang-ah mengatakan kalau dia senang selama ini, dan dia akan mempertahankan memori ini. Dia ingin mengakhiri hal-hal dengan Jae Ha yang tidak menyenangkan, sementara Jae Ha ragu-ragu dan tidak mengambil tangannya. Jae Ha mengatakan kalau di Korea Selatan, ada cara lain untuk mengatakan perpisahan.

Hang-ah dan Jae Ha gembira minum bersama. Hang Ah suka upacara minum perpisahan. Ketika alkohol habis, dia pergi ke lemari es untuk mendapatkan lebih banyak, senang dengan minuman keras begitu banyak tersimpan didalam. Dia mengambil beberapa dan duduk tepat di depan lemari es untuk mulai minum, dan Jae Ha bergabung dengannya. Raja pergi untuk bertemu dengan ayah Hang Ah, yang bertanya untuk mengetahui di mana Pangeran Jae Ha sekarang.

Pangeran Jae Ha saat ini sedang mabuk bersama Hang-ah. Dia menunjuk bahunya, menyuruhnya untuk beristirahat di atasnya. Hang-ah menolak untuk jatuh pada trik itu lagi, dengan mengatakan kalau dia akan berpura-pura menciumnya. Jae Ha tertawa, mengatakan kalau dialah yang menciumnya pertama, dalam mimpi. Hang Ah mengatakan itu tidak masuk hitungan karena mimpi nya. Plus dia bermimpi kalau karena ia tahu perasaannya untuknya. Jae Ha meraih kepalanya dan bertanya apa yang dia inginkan, apakah dia ingin dia menciumnya.

Hang-ah menyentuh bibirnya, mengatakan kalau bibirnya adalah merek baru, tapi ia telah mencium ratusan kali sebelumnya. Jae Ha menatap, dan kemudian meraih mendekat. Raja dan ayah Hang-ah masih mencari Jae-ha.

Jae Ha mengatakan pada Hang Ah kalau budaya Timur Tengah memungkinkan pria memiliki banyak istri. Dia tahu Hang Ah tidak akan pernah mau untuk itu. Dia hanya akan menikahinya sendiri, bukan memperingatkan dia dari pria lain. Hang Ah fasih menjawab kalau dia akan menyingkirkan istri lainnya. Jae Ha bersandar lebih dekat dan membawa Jang Dong Geun, dan menanyakan apakah Hang Ah tidak mau dia lagi? Hang-ah dengan lembut menjawab kalau dia suami wanita lain.

Jae Ha mengatakan kalau tidak ada yang cocok, jadi siapa yang bisa menikah dengan Hang Ah? Hang Ah berkata siapa saja yang penting dia orang yang baik. Ia mencondongkan tubuhnya dan mereka berciuman. (hmmmmm.... akhirnya peperangan antara Hang-ah dan Jae-ha berakhir)

Raja Jae Kang menerobos ke kamar Jae Ha dan melihat pasangan berciuman di lantai di depan lemari es. Dia segera berbalik. Ayah Hang-ah yang berada di belakang Jae Kang juga melihat putrinya berciuman.

Jae Ha dan Hang Ah terkejut dan keduanya cepat berdiri, sambil menyentuh bibir mereka seperti anak-anak bandel yang ketahuan nakalnya.

Episode-7        

Saat Jae-ha dan Hang-ah sedang berciuman didepat lemari es, Jae-kang dan ayah Hang-ah masuk ke kamar Jae-ha dan melihat mereka berdua. Mereka berdua langsung menghentikannya dan berdiri, tanpa sadar mereka menyentuh bibir mereka seolah-olah itu tidak cukup jelas tentang apa yang mereka lakukan.

Jae Ha sudah berada dikamarnya sendirian dan dia mondar-mandir terus, jelas dia memikirkan apa yang akan terjadi setelah apa yang dia lakukan. Dia shock saat melihat orang yang berjalan masuk kamarnya untuk "berbicara" dengan dia. Orang itu bukan Jae-kang, kakaknya melainkan ayah Hang-ah. Untuk seseorang seperti Jae Ha, yang cenderung mengambil jalan keluar dengan mudah malah membuat ayah Hang-ah menjadi marah.

Demikian pula, Hang Ah yang gugup menunggu seseorang yang akan bicara padanya, dan dia terkejut ketika ia melihat Jae Kang berjalan mendekat padanya. Tapi Jae-Kang sangat manis pada Hang Ah, yang bertanya padanya apakah Hang-ah menyukai Jae Ha? Dia bertanya apakah dia bersedih karena Jae Ha, dan Hang Ah meyakinkannya kalau dia baik-baik saja.

Dia tahu kalau akan sulit untuk dirinya, kalau menyukai Jae Ha dan memilih untuk bersamanya. Ini akan lebih sulit setelah pertunangan karena perbedaan budaya yang akan membuat Hang Ah menjadi banyak mendapat kritik. Jae Kang menawarkan membantu untuk mengurangi sedikit tekanan dari mereka. Hang-ah bisa bersembunyi sampai Jae Ha matang dan semua masalah ini tenang. Hang Ah tulus bertanya apakah itu akan baik-baik saja, tidak kah semua itu salah, dan Jae Kang meyakinkan dirinya kalau semuanya akan baik-baik saja.

Berbeda dengan diskusi hangat antara Hang Ah dan Jae Kang, di ruangan lain Jae Ha sedang gugup menghadapi ayah Hang Ah. Ayah Hang Ah bertanya pada Jae Ha apa yang terjadi di belakang sana? (menunjuk didepan lemari es). Mulut Jae-ha terasa terkunci saat dia mau menjawab pertayaan ayah Hang-ah dan akhirnya dia hanya bisa menyalahkan alkohol yang membuatnya seperti itu. Ayah Hang-ah bertanya lagi apakah karena Jae-ha adalah pangeran Korea Selatan sehingga dia bisa sembarangan mencium saat mabuk dan melakukan semua yang ia inginkan tanpa memikirkan akibatnya.

Jae Ha dengan cepat mengatakan kalau bukan itu yang dia maksud, dan bukan seperti itu yang sebenarnya terjadi. Dan sekarang ayah Hang-ah ingin tahu apakah Jae Ha menyukai putrinya? Jae Ha terdiam tidak menjawab. Sehingga membuat Ayah Hang-ah berdiri, dia marah dan mengatakan kalau ia akan kembali ke Korea Utara sekarang juga dan memberitahu dunia kalau Pangeran Korea Selatan sudah mabuk dan mencium putrinya. Ayah Hang-ah juga akan membawa Hang Ah kembali dengan dia ke Korea Utara. Jae Ha langsung berlutut dan meraih kaki ayah mertuanya dan terlihat menyesal dan gugup, sehingga ayah Hang-Ah bertanya apakah pertunangan harus diumumkan.

Diluar kerajaan sebuah spanduk raksasa yang membentangkan sudah mengumumkan pertunangan antara Pangeran Jae Ha dan Kim Hang Ah setelah mereka berpacaran selama sebulan. Pakar politik sedang membahas kalau aliansi ini, belum pernah terjadi sebelumnya di TV, sementara gambar Jae Ha dan Hang Ah telah terpampang di seluruh bantal dan t-shirt yang dijajakan oleh pedagang kaki lima.

Hang Ah kembali ke Korea Selatan menggunakan visa khusus Korea Selatan sebagai langkah pertamanya untuk menikah dengan keluarga kerajaan Korea Selatan. Dia akan menjalani tiga bulan pelatihan kerajaan sebelum dia diberi kewarganegaraan Korea Selatan, dan dia akan menjadi orang pertama yang memegang kewarganegaraan ganda Korea Utara dan Korea Selatan.

Ayah Hang Ah sudah siap untuk meninggalkan Korea Selatan dan akan meninggalkan Hang Ah untuk mempersiapkan diri menjadi sang Putri. Jae Ha masuk dan bertanya apakah ayah Hang Ah ingin mengucapkan selamat tinggal, tapi ayah Hang-ah malam bersujud pada Jae Ha. Jae Ha terkejut dan ingin membantu dia berdiri.

Ayah Hang Ah mengatakan kalau dia tidak tahu adat Korea Selatan, tapi dengan tulus ia meminta sesuatu pada Jae Ha. Ayah Hang Ah memberitahu Jae Ha kalau Hang-ah adalah seorang gadis yang telah mengalami banyak kesulitan. Ibunya meninggal ketika dia lahir, sehingga dia tidak memiliki banyak kebebasan untuk melakukan apa yang dia inginkan dan dia adalah anak yang patuh, merawat ayahnya dan melakukan apapun yang ayahnya perintahkan. Ayah Hang-ah meminta Jae Ha untuk merawat Hang-ah dan selalu membuatnya bahagia, karena anak perempuannya adalah segalanya baginya. Ayah Hang Ah bangkit dan kemudian kembali turun untuk bersujud lagi, dan kali ini Jae Ha pun berlutut dan juga bersujud.

Ayah Hang Ah pergi tanpa pamit ke Hang Ah. Dia hanya mengirim sebuah pesan pada Hang-ah, yang mengatakan padanya kalau mulai sekarang ia adalah warga Korea Selatan sehingga dia perlu untuk mematuhi hukum dan kebiasaan Korea Selatan. Hang-ah melihat ayahnya pergi dari jendela dan menangis, dia meminta maaf kepada ayahnya.

Keluarga kerajaan sedang makan malam bersama, dan Hang-ah ikut gabung bersama mereka. Mereka makan nasi yang dikirim dari Korea Selatan dan Ibu Ratu bilang itu sangat lezat.

Ibu Ratu mencoba untuk berbicara dengan Hang Ah, tapi karena mengingat masa terpisahnya antara Korea Utara dan Korea Selatan, membuatnya tidak bisa melakukannya. Jae Ha menggoda Hang Ah selama makan dan Jae Kang harus menendang kaki adiknya dari bawah meja untuk membuatnya diam.

Hang-ah sudah memulai latihan pendidikan menjadi putri, yang meliputi belajar segala sesuatu tentang Korea Selatan termasuk mata uang dan berapa banyak keluarga kerajaan. Hang-Ah juga terperangah melihat cek dan digunakan untuk apa saja. Ibu Ratu memberitahunya kalau tingkat pendidikan Hang Ah sederajat dengan SMA. Jadi Ibu Ratu menyuruh Hang Ah untuk belajar berbicara seperti orang Korea Selatan.

Jae Shin berniat pergi keluar untuk minum bersama teman-temannya, dan kemudian ketika para penjaga tiba untuk mengawal rumahnya, ia pergi. Tapi Shi Kyung bisa menangkapnya. Jae-shin berkata kalau dia ingin melihat pemandangan yang indah, karena akan ada hujan meteor malam ini. Shi Kyung mencoba mengajak dia untuk turun, tapi Jae-shin meminta dia untuk membuat sebuah permohonan. Dia mencoba untuk mencari tahu apa yang Shi kyung inginkan, seperti perdamaian dunia?

Shi Kyung menjadi jengkel pada Jae-shin, dan bertanya mengapa dia harus membuat hidup mereka sebagai penjaga menjadi sulit apa karena dia seorang putri. Tapi Jae Shin malah bernyanyi untuk Shi Kyung, dan dia menyanyikan sebuah lagu yang indah. Setelah itu Jae-shin dengan tulus minta maaf pada Shi Kyung, ia tidak berniat untuk mengejek tugas mereka untuk melindunginya.

Sekretaris Eun bertemu dengan orang asing yang mencoba untuk mengetahui tempat liburan Raja Jae Kang. Sekretaris Eun tidak membocorkan hal itu, mengatakan kalau informasi ini bersifat rahasia bahkan di antara staf. Orang itu berkata ia hanya ingin tahu di mana tempat untuk berlibur ketika ia mengunjungi Korea Selatan.

Ketika Sekretaris Eun kembali ke kantornya, dia melihat hadiah dari orang asing, yang tertulis nama Daniel Craig, yang terdiri dari album Beatles tua. Sekretaris Eun mengatakan kalau hadiah itu terlalu mahal, tapi orang itu mengatakan itu hanya tanda persahabatan mereka. Dia mendesak dan mulai merasa terganggu sehingga Sekretaris Eun menerimanya, dan kemudian mengungkapkan kalau tempat liburan paling bagus di Korea Selatan adalah Anmyeongdo, di mana matahari terbenam sangat indah.

Bong Goo, menatap dinding yang penuh dengan gambar orang-orang sakit dan menderita. Dia memutuskan untuk pergi melihat matahari terbenam di malam yang indah di Anmyeondo, dan mungkin selain gambar berikutnya adalah sesuatu yang berhubungan dengan api.

Para dayang di istana membaca gosip di internet tentang Hang Ah. Ibu Ratu langsung menarik Hang Ah kesampingnya untuk membahas pendidikan Hang Ah dan pelatihannya. Dia tidak senang banyak hal yang sudah Hang-ah lakukan, tetapi Hang Ah hanya mencoba yang terbaik. Dia mengingatkan Hang Ah untuk berhati-hati dengan apa yang dia katakan dan lakukan.

Sekretaris Eun mengantar Raja dan Ratu di tempat tujuan liburan mereka di Amyeongdo, mengatakan kepada mereka bahwa semuanya aman dan daerah ini telah dihapus. Shi Kyung juga ada, untuk mengingatkan pasukan menjaga Raja dan Ratu dengan ekstra waspada dan segera melaporkan jika ada sesuatu yang aneh.

Jae Ha datang untuk melihat ibunya berbicara dengan Hang Ah, tapi Ibunya hanya bilang kalau hanya memberi petunjuk tentang pendidikannya. Setelah Hang Ah pergi, Jae Ha meminta ibunya untuk tidak memaksa Hang-Ah begitu keras, tapi ibunya menjawab kalau dia lelah karena harus melakukannya juga. Setelah pembicaraan Jae Ha dengan ibunya, ia ingin menemui Hang-ah tetapi penjaga mengatakan kepadanya kalau itu tidak bisa. Jae-ha lalu menelpon adiknya Jae Shin, yang berbelanja untuk bahan makanan. Ternyata Jae Shin menuju Anmyeondo untuk mengantarkan makanan untuk Jae Kang sebagai kejutan.

Sebuah mobil penuh dengan orang asing datang ke tempat liburan Raja di Anmyeondo. Itu adalah Bong Goo, dan mereka mendapatkan salah satu penjaga untuk menyentuh sarung tangan dengan berpura-pura menanyakan arah. Setelah itu mereka mengangkat sidik jari si penjaga dan menemukan cara untuk memasuki kompleks.

Para pembunuh suruhan Bong Goo menyelinap ke dalam rumah tempat Raja dan Ratu dan menyebarkan racun karbon monoksida di tempat perapian. Dan Jae Shin tiba disana untuk mengantarkan bahan makanan dan dia melihat pembunuh itu karena itu dia diculik. Raja dan Ratu kembali dari berjalan-jalan dan menemukan bahan makanan di atas meja dan menyimpulkan kalau Jae Shin datang dan langsung pergi.

Hang Ah mengenakan gaun pernikahan tradisional Korea dari era Joseon dan dia masih merasa jengkel dengan pembicaraannya dengan Ibu Ratu. Jae Ha datang dan Hang Ah tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya, dan mengatakan kalau dia memiliki harga diri sebagai warga Korea Utara juga. Dan itu malah membuat mereka bertengkar sehingga Hang-ah bilang dia ingin pulang. Tapi kemudian Jae Kang menelpon Hang-Ah dan membantu menenangkan dirinya, Jae-kang tahu kalau semua itu sulit untuk dia.

Jae Ha mengenakan tuksedo dan menuju ke sebuah pertemuan. Dia mendapat telepon dari Jae-Kang, yang bahagia dan sedikit mabuk. Jae Kang memberitahu adiknya kalau ia benar-benar menyukai Hang-ah, dan dia suka Hang-ah bersama Jae-ha. Jae Kang bertanya apakah Jae Ha dan Hang Ah berjuang lagi, dan Jae Ha mengatakan pada saudaranya kalau ia harus pergi, lalu ia menutup telepon.

Jae Kang berbicara dengan istrinya dan mereka ingat bagaimana mereka berjuang untuk hal kecil ketika mereka pertama kali menikah. Namun, lebih sulit untuk Jae Ha dan Hang Ah karena mereka membawa nama Korea Utara dan Korea Selatan. Jae Kang meletakkan dirinya di pangkuan istrinya dan mendesah untuk beristirahat. Dia sudah lelah bekerja keras untuk membawa Korea Utara dan Korea Selatan menjadi lebih dekat, semua dimulai dari WOC, dan keterlibatan antara Jae Ha dan Hang Ah.

Mereka berdua lalu mengubah topik untuk membahas anak-anak mereka, bercanda tentang bagaimana jika Jae Ha dapat mengalahkan mereka untuk memiliki anak. Ratu menginginkan seorang putra, seorang anak seperti Song Joong Ki, tapi Raja ingin seorang anak perempuan seperti istrinya. Mereka senang untuk membahas kejadian menyenangkan mereka dan dapat berharap untuk memiliki anak di masa depan. Mereka bersandar pada satu sama lain lalu mereka pun mengantuk dan kemudian tertidur, jelas mereka berdua keracunan karbon monoksida yang diletakkan di perapian.

Putri Jae-shin dibawa ke sisi tebing jauh dari saat dia dibawa keluar dari mobil. Para pembunuh perempuan bersiap untuk menyuntik putri dengan sesuatu, dan meminta maaf karena menggunakan sebuah cerita kuno seperti kecelakaan mobil untuk Jae-shin. Jae Shin terlihat takut dan kemudian dia berbalik dan melompat langsung dari tebing tinggi. Para pembunuh lalu langsung meninggalkannya dan berpikir dia sudah mati. Tapi Shi Kyung melacak ponsel Putri Jae-shin dan berhasil menemukannya.

Pejabat istana tiba di kompleks di Anmyeondo untuk menginformasikan kepada Raja tentang kecelakaan Putri Jae Shin, tapi mereka menemukan pintu terkunci dan Raja dan Ratu tidur di sofa. Jae Ha tiba di sebuah acara dan berdiri di podium untuk berpidato. Di tengah pidatonya, tiba-tiba Sekretaris Eun tiba dengan pengawal kerajaan datang. Dia menyela pidato tersebut untuk menginformasikan bahwa Pangeran Raja dan Ratu telah meninggal.

Sekretaris Eun dan para penjaga semua berlutut dan memanggil Jae Ha "Raja kami", karena ia akan bersiap-siap untuk diangkat sebagai Raja berikutnya.

Jae Ha dibawa pergi ke rumah sakit, Sekretaris Eun mengatakan kepadanya kalau Raja dan Ratu meninggal karena keracunan karbon monoksida, dan Putri juga mengalami kecelakaan dan sedang dilakukan operasi. Dokter mengatakan dia mungkin akan lumpuh seumur hidup. Sekretaris Eun juga berkata kalau ada panggilan yang dijadwalkan dengan Presiden Amerika ..... dan tiba-tiba Jae Ha meminta mobil untuk dihentikan. Jae Ha keluar dan berdiri di depan jembatan melihat mobil lewat. Dia tidak menangis sejak mendengar berita itu, tetapi tangannya gemetar dan dia meletakkannya di pagar. Matanya merah dan ia mengambil nafas panjang untuk menenangkan dan mengendalikan dirinya sendiri. Sekretaris Eun melihat pesan dari Club M pada ponselnya tapi mengabaikannya. Jae Ha berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Dia berbalik dan dengan tenang memberi instruksi Sekretaris Eun untuk melakukan apa yang harus dilakukan. Jae Ha tiba di rumah sakit dan ibunya sedang menunggu untuk mendengar kabar operasi Jae Shin. Ibu Ratu sangat kuat di depan semua orang tentang kematian anaknya dan cedera pada anak perempuannya, yang dikabarkan akan lumpuh seumur hidup, Begitu dia sendirian bersama Jae Ha, tangis Ibu Ratu pecah dan Jae Ha menghibur ibunya . Ibu Ratu mengatakan telah diserahkan kepada mereka berdua untuk membimbing negara ini, dan dia akan membantu Jae Ha untuk menjadi Raja.

Episode-8        

Jae-ha dibawa kembali ke istana, saat dia keluar mobil dia mendengar pemberitahuan meninggalnya sang Raja dan Ratu, dia pun melihat ke arah sumber suara. Mereka semua berdoa untuk almarhum Raja dan Ratu.

Jae Ha pergi ke kamarnya dan berganti tuksedonya. Saat ia menarik dasinya, ia mulai teringat saat-saat bahagia bersama Jae Kang, seperti saat ia baru selesai dinas militer, dia menggoda Jae Kang, dan olok-olok satu sama lain.

Jae Ha mulai menangis. Ia terus berusaha mengontrol emosinya, tapi dia tidak cukup kuat untuk mengontrol sepenuhnya, terutama ketika ia sendirian dia sangat rapuh.

Hang Ah mendapat telpon dari ayahnya, yang menanyakan apakah dia baik-baik saja dengan. Karena dia hanya mempercayakan Hang-ah pada Raja karena ia percaya padanya, tapi Hang Ah tidak punya waktu untuk membicarakan hal ini dengan ayahnya dan meminta maaf sebelum menutup telepon.

Hang-ah pergi dan mencoba untuk menemukan Jae Ha, berjalan melalui lorong dengan banyak terpasangan potret kerajaan. Dia mengenakan setelan hitam dan menuju suatu tempat. Dia tenang dengan mata bengkak habis menangis. Tapi saat Jae-ha melihat kearah Hang-ah, Sekretaris Eun mengingatkan Jae-ha dengan memanggilnya "Yang Mulia" dan mengatakan ia sudah terlambat.

Hang Ah terkejut, dan kemudian dia memanggil Jae-ha "Yang Mulia" juga. Tapi Jae Ha berhenti dan mengatakan kalau ia berharap ia tidak memanggil dia seperti itu juga. Jae Ha terus melanjutkan perjalanan dan Hang Ah hanya bisa melihat dia.

Jae Ha berganti pakaian formal resmi merah milik Raja. Dia berdiri di depan gambar Jae Kang dan Ratu, dan dia menyerahkan Seal Imperial. Dia disambut oleh semua pejabat pemerintah di garis formal dan mereka tunduk. Dia berjalan melewati mereka dan pergi ke kantor Raja.

Jae Ha menetapkan Seal Imperial di atas meja dan berbalik, di mana semua penjaga Imperial berlutut di depan Raja baru mereka. Hang Ah berada di kamarnya dan meminta bantuan pada ajudannya.

Jae Ha duduk di meja Raja, dia berhenti sejenak sebelum duduk. Jae Ha diberitahu Sekretaris Eun kalau mulai sekarang, ia harus menulis buku harian. Dan Raja menulis buku harian setiap hari tentang masalah politik ia telah ditangani, apa yang dia baca, dan apa yang ia rasakan. Diary itu berbentuk elektronik, sehingga ia menghadapi monitor dan ada gambar Raja sebelumnya saat ia membacakan buku hariannya.

Jae Ha sendirian di kantor dan dari kursinya dia melihat sekitar untuk menatap potret Jae Kang. Dia menekan sebuah tombol dan buku harian elektronik muncul, meminta dia untuk me-reset password. Dia hanya menatap potret Jae Kang dan tidak mengatakan apa-apa.

Setelah itu Jae Ha diserahkan setumpuk dokumen untuk meninjau dan memahami apa yang Jae Kang lakukan pada hari-hari terakhir. Jae Ha bertanya mengapa ada begitu banyak hal tertunda ketika masa berkabung nasional. Jae Ha mengkritik beberapa masalah politik yang tertunda, bertanya-tanya apa yang pemerintah lakukan hari ini. Sekretaris Eun mengatakan pemerintah telah melakukan cukup banyak, dan apa yang Jae Ha lakukan sepuluh bulan yang lalu?

Jae Ha berdiam untuk melakukan tugas barunya sebagai raja, dan ia tidak lupa untuk memberitahu Sekretaris Eun kalau ia memiliki IQ 187. Sekretaris Eun mengintip Jae Ha yang rajin memeriksa dokumen dan tampak senang melihat dia bekerja begitu keras.

Sekretaris Eun bertemu dengan seorang pejabat yang memberitahu kepadanya kalau ventilasi yang terpasang di kompleks liburan dan jendela hanya terbuka sedikit. Ditambah ada banyak kayu di perapian. Semua ini menyebabkan keracunan karbon monoksida. Tapi tidak ada yang menunjukkan apa pun kecuali sebuah kecelakaan tragis.

Sekretaris Eun berpikir kembali pada percakapannya dengan Danial Craig dan ketika ia mengatakan kalau Anmyeondo adalah tempat yang tepat untuk berlibur. Dia mendapatkan sebuah teks dari Danial Craig yang bertuliskan "terima kasih atas bantuannya". Jelas Sekretaris Eun tahu apa yang dia lakukan dan sudah menyebabkan kematian Raja dan Ratu.

Ibu Ratu berada di rumah sakit dengan Putri, yang masih tidak sadar. Ibu Ratu di telepon terus untuk merencanakan banyak acara dan melakukan tugas rutinnya. Ketika ada seorang wanita yang menawarkan untuk mengurus Putri, Ibu Ratu menolak karena dia adalah gadis yang sangat bangga pada dirinya dan tidak ingin orang melihatnya seperti ini. Para dokter mengatakan fungsi otaknya tidak terluka.

Putri bangun dan dia ingat semua saat sedang berbicara di telepon dengan Jae Ha dan kemudian mengantarkan bahan makanan untuk Jae Kang. Setelah itu dia tidak ingat apa yang terjadi. Ketika ia meraih teleponnya untuk memeriksa log teleponnya, dia lebih terkejut menyadari kakinya yang lumpuh.

Sekretaris Eun sedang duduk di kamarnya dan mendapat teks yang menanyakan apakah dia tidak enak badan karena Raja ingin melihatnya segera. Jae Ha berbicara dengan Sekretaris Eun, yang ingin mengungkapkan tentang apakah saudaranya dan kakak iparnya meninggal karena kecelakaan, dan betapa anehnya kalau Jae-shin juga masuk di kecelakaan pada malam yang sama. Padahal tidak ada yang salah dengan mobilnya, dan dia juga tidak ingat kejadian yang menyebabkan kecelakaan itu.

Sekretaris Eun menatap potret Jae Kang, dan kemudian mengambil tanggung jawab. Dia bilang itu salahnya, Raja dan Ratu meninggal, karena ia tidak memeriksa rumah itu dengan benar. Jae Ha bertanya apakah tungku, cerobong asap, dan jendela tidak diperiksa dengan benar? Sekretaris Eun menegaskan hal itu, dan Jae Ha menendang meja di sampingnya karena kesal.

Jae Ha bertanya apakah Sekretaris Eun sedang mencoba untuk berhenti karena ia gagal dalam mengerjakan tugasnya untuk Raja sebelumnya, atau karena ia tidak suka Jae Ha dan tidak mau membantunya? Sekretaris Eun bilang itu keduanya. Jae Ha mengatakan kepadanya kalau hukumannya adalah berada disisi Jae Ha dan mengubah seorang pria dengan bagian dari sampah seperti dia menjadi Raja. Sekretaris Eun setuju dan pergi.

Sebagai Sekretaris Eun berjalan keluar setalah pertemuannya dengan Jae Ha, ia mendapat telepon dari Bong Goo, yang terus menggali rasa bersalah bahkan lebih dalam. Bong Goo tahu Sekretaris Eun pasti mencoba untuk mengundurkan diri, tetapi tidak ada yang bisa dilakukannya untuk meredakan rasa bersalahnya. Ia menerima suap dari mereka dan mengungkapkan informasi rahasia, dan sekarang dia tidak berterus terang tentang hal itu. Jadi dia adalah orang semacam itu juga, pergi ke Raja baru dan mengambil tanggung jawab tertentu dan ingin berhenti, tetapi tidak mengatakan seluruh kebenaran. Sekretaris Eun menjawab kalau dia bukan orang seperti itu.

Bong Goo mengatakan kalau Raja saat ini adalah bagian dari sampah dan tidak bisa memimpin negara ini. Dia akan menghancurkan negara itu. Dia ingin Sekretaris Eun untuk tidak menentangnya pada apa yang dia rencanakan untuk melakukannya, karena ini untuk kebaikan negara. Pembunuh wanita ada di bandara dan membaca berita tentang kematian Raja dan Ratu telah dikatakan sebagai kecelakaan. Lalu dia meninggalkan negara itu.

Hang Ah sedang berada di rumah panas sedang mengurusi tanaman, seperti yang Ibu Ratu lakukan dalam episode sebelumnya. Para pelayan mencoba untuk menghentikannya, mengatakan Ibu Suri tidak ingin dia melakukan apa pun. Tapi Hang Ah memiliki banyak waktu luang, ditambah dia tidak secara resmi belum menjadi anggota keluarga kerajaan. Dia mengatakan itu hanya memetik beberapa tanaman, tidak dapatkah orang dari Korea Utara menyentuh tanaman dan semuanya akan berubah komunis merah juga.

Jae Ha berjalan dan melihat Hang Ah di rumah panas. Jae-ha tersenyum. Dia berjalan ke dalam untuk berbicara dengan Hang-ah. Dia memberitahu semua orang untuk meninggalkan dirinya sehingga ia dapat berbicara dengan Hang-ah secara pribadi. Jae Ha menggoda kalau dia cocok untuk melakukan pekerjaan fisik, yang menyebabkan Hang Ah mengeluh kalau hal pertama yang ia katakan padanya adalah untuk mengolok-olok dia.

Hang Ah mempengaruhi aksen sageuk dan memberi hormat untuk Jae Ha, dan ia membungkuk dan menggoda dia, menanyakan apakah dia berpura-pura bahwa dia berakting di sebuah sageuk? Hang Ah bertanya bagaimana keadaannya dia karena dia dalam banyak rasa sakit dan lelah. Tapi Jae-ha lebih khawatir tentang ibunya yang runtuh. Jae Ha meminta Hang-ah untuk membantunya mengurus Jae Shin.

Ibu Ratu yang mengurus Jae Shin, yang terus duduk di sana dan kemudian dengan tenang menusuk dirinya sendiri dibagian paha dengan sikat tajam. Ibunya takut, tapi Jae Shin ingin mengkonfirmasi bahwa ia telah kehilangan semua sensasi di kakinya.

Shi Kyung tiba tapi Putri tidak ingin melihatnya. Hang Ah pergi ke rumah sakit untuk melihat Jae Shin tapi ditahan di pintu. Ketika pelayan memberitahu Ibu Ratu kalau Hang Ah datang untuk mengunjungi Shin Jae, dan Ibu Ratu sepertinya tidak mengizinkan Hang-ah masuk.

Jae Shin mendengarkan musik ketika dia merasa bau sesuatu. Dia melihat sekeliling dan kemudian begitu hancur menyadari kalau dia sudah buang air besar tanpa menyadarinya karena dia tidak memiliki kontrol atas buang air besar dia lagi.

Dia mencoba untuk merangkak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri, dan ketika Shi Kyung mendengar kebisingan dan ingin masuk, tapi Jae-shin menjerit meminta dia untuk tidak masuk.

Jae Shin mengatakan dia akan bunuh diri jika ada orang masuk, tetapi Hang Ah tetap berjalan masuk menemui Jae-shin. Hang Ah datang dan segera melihat situasi. Dia dengan tenang mengunci pintu dan berjalan ke tempat tidur untuk menarik seprai dan selimut, dan melemparkannya ke samping. Dia pergi untuk menarik mandi dan kemudian menyeret Jae Shin memasukan dia ke bak mandi. Jae Shin mencoba berjuang dan memanggil Hang Ah Komunis saat ia mengamuk atas negara impoten dia.

Hang Ah tetap tenang dan tegas dengan dia, mengatakan Jae Shin kalau semua yang dia lakukannya adalah omong kosong. Ini bukan masalah besar, jadi dia perlu mendapatkan lebih dari itu. Saat ini Ibu Ratu begitu sibuk dan kewalahan, sehingga Jae Shin ingin membuat ibunya lebih khawatir? Ketika Jae Shin mencoba memukul Hang Ah, dia bertahan, dan hanya mengatakan Jae Shin jangan terus memukul ditempat yang sama. Dia membantu Jae Shin dan kemudian memandikannya.

Hang Ah memuji Jae Shin karena memiliki kulit indah seperti itu, dan Jae Shin menjawab kalau ia dilahirkan dengan semua itu. Mereka membahas rutinitas perawatan kulit dan pengelupasan kulit.

Ketika Ibu Ratu kembali, Hang Ah sudah selesai membersihkan Jae Shin dan adalah meletakkan lotion di kakinya. Jae Shin berpesan pada Hang-ah dengan mengatakan padanya untuk menggunakan lotion pada kakinya. Shin Jae memberitahu ibunya kalau ia buang air besar tapi Unni sudah membersihkan tubuhnya, meskipun ruangan masih berbau tidak enak. Ibu Ratu tampak tersentuh dan sedih.

Ibu Ratu secara pribadi memasak dan membawa Hang Ah bersama ke dapur. Ibu Ratu menunjukkan pada Hang Ah bagaimana membuat sup kerang seperti cara yang keluarga suka memakannya. Ibu Ratu mulai lunak pada Hang-ah, meskipun dia terlihat kasar lagi ketika ia berbicara dengan Hang Ah. Karena Hang-ah masih berbicara dengan aksen Korea Utara, Ibu Ratu meminta dia untuk berhenti dan Hang Ah berjanji untuk mencoba. Mereka tersenyum satu sama lain.

Selama makan malam di rumah sakit, sangat sedih dengan hanya mereka berempat duduk mengelilingi meja, tanpa Jae Kang dan Ratu, setiap orang makan sup kerang buatan Hang Ah. Ibu Ratu memberitahu Jae Ha dan Jae Shin untuk mencoba sup buatan Hang Ah. Jae Shin bilang itu baik tapi sedikit asin, dan Jae Ha menggigitnya tapi harus minum air. Percakapan berubah menjadi sesuatu di masa lalu yang menampilkan Jae Kang dan semua orang tumbuh diam. Mereka mengubah topik lagi dan suasana hati rileks lagi.

Setelah makan malam, Jae Shin berbicara pada ibunya dari jendela kamar rumah sakitnya. Ibu Ratu sedang di dalam mobil menuju kembali ketika ia akhirnya tidak dapat mengontrol diri lagi dan akhirnya menangis, Shi Kyung yang duduk di depan, mendengar semuanya. Jae Shin duduk di tempat tidur dan melihat gambar dari Jae Kang dan menangis atas kehilangan kakaknya tertuanya.

Hari pemakaman tiba dan Jae Ha, mengenakan pakaian formal-nya sebagai raja, berjalan ke layanan tersebut. Ibu Ratu menangis tapi Jae Ha tetap tabah sebagai kepala negara dengan mengatakan selamat tinggal kepada Raja dan Ratu.

Jae Ha diam-diam menangis di kantornya ketika Hang Ah tiba dan Jae-ha menyembunyikan itu darinya. Tapi Hang-ah tahu, dan dia membuat alasan kalau ia di sini untuk meminta sesuatu padanya, Hang-ah meminta Jae-ha untuk menangis keras-keras. Karena jika dia terus seperti ini dia akan sakit. Dan tidak ada yang lebih penting daripada mengurus dirinya sendiri. Jae Ha memberitahu Hang Ah kalau dia melanggar batas nya saat ini.

Hang Ah pergi menemui Sekretaris Eun dan meminta dia untuk membersihkan jadwal Jae Ha selama tiga, atau dua jam. Biarkan dia beristirahat sebentar. Jae Ha sedang di kantornya, dia berjongkok di lantai dengan kepala menempel ke sudut meja. Dia bangun ketika pintu terbuka dan Shi Kyung masuk, Dia diberitahu kalau jadwal yang akan datang telah dibatalkan.

Hang Ah duduk di kamarnya dengan menyiapkan makanan ringan, semua makanan kesukaan Jae Ha. Dia mempraktekkan untuk mengatakan "oppa" dengan menonton drama, dan mengingat Jae Ha saat menceritakan apa yang semua orang ingin mendengar dari wanita. Dia mencoba dan hampir membuat dirinya muntah melihat betapa memuakkan itu. Tapi dia sangat lucu berlatih mengatakan "oppa".

Jae Ha tiba, dan menanyakan apakah ia ingin lihat? Hang-ah menegaskan kalau dia ingin dia beristirahat sebentar tapi Jae-ha bilang dia tidak bisa, ia telah bekerja untuk melakukan. Ia melihat makanan dan mengingatkan dia kalau ia tidak bisa makan daging selama periode ini. Hang Ah memberitahu dia untuk mencobanya, ini semua telah disetujui, saat Hang-ah tergagap mengatakan ".... op .... pa ..." Jae Ha tampak tercengang dan bertanya apakah dia hanya menyebutnya "oppa"?

Hang-ah tampak malu dan Jae-ha menggoda dia, dengan menanyakan berapa umur Hang-ah sehingga dia memanggilnya oppa. Hang- Ah mengatakan, dia belajar dari aktris terkenal di Korea Utara. Dia menggoda, mengatakan kalau dia seperti Jeon Do Yeon dan Kim Tae Hee. Hang-Ah cemberut dan tidak ingin melakukan ini lagi. Jae Ha duduk di sebelah Hang Ah dan meminta dia untuk melanjutkan, ia bilang ini sangat menghibur.

Hang Ah bilang kalau dia tidak berusaha untuk menghibur dirinya, tapi dia ingin menghiburnya. Jae-ha mengatakan dia terhibur, meskipun dia tidak punya bakat akting, dia cukup baik membuatnya tertawa. Jae-ha merengek, meminta dia untuk menunjukkan kepadanya apa lagi yang Hang-ah belajar untuk dia. Hang Ah membuatnya berjanji kalau ia tidak akan tertawa, dan Jae-ha berjanji.

Hang Ah bangkit dan melakukan gerakan dari girlband T-ara. Hang-ah manis dan Jae Ha tidak bisa menahan tawanya. Jae-ha bertanya mengapa dia punya sarung tangan cakar beruang di tangannya, dia berniat untuk kotak dengan seseorang. Jae-ha memuji dia, Hang-ah lucu.

Kemudian, Jae Ha meletakkan dirinya di tempat tidur, merasa santai karena dia tidak minum. Hang Ah mengingatkan kepadanya kalau ia memiliki tiga puluh menit lagi sebelum dia harus kembali bekerja. Tapi dia menawarkan untuk membiarkan dia tidur dan membangunkan dia nanti.

Jae Ha tiba-tiba meraih tangan Hang Ah dan menariknya ke tempat tidur. Dia menggoda, dengan mengingatkannya bahwa dia tunangannya dan ia juga Raja. Hang Ah cepat bangun, dan mengingatkannya kalau keluarga kerajaan masih ngotot untuk etiket sejak era Joseon. Jae Ha berjanji kalau dia akan mendapatkan harem kemudian, jika dia seperti ini.

Jae Ha mengubah subjek, menariknya untuk duduk dan menunjukkan bahwa dia perlu lebih memperhatikan kulitnya. Hang Ah mengeluarkan cermin dan mengatakan dia telah melakukan banyak masker akhir-akhir ini, ditambah Jae Kang memujinya pada kulit yang cantik. Jae Ha bertanya-tanya ketika itu terjadi, juga bertanya mengapa Hang Ah percaya pada apa kata Jae Kang?

Jae Ha menggoda kalau kakaknya penuh dengan kebohongan manis, dan kakak iparnya benar-benar sudah ditipu untuk setuju menikah dengan Jae Kang. Hang Ah mengatakan dan menunjukkan gambar untuk membuktikannya. Pada hari kecelakaan itu, Jae Kang mengirim email gambar ke mereka berdua. Jae Ha katanya dihapus pada gambar, tetapi Hang Ah katanya halus, dia dapat melihat gambar di teleponnya.

Hang Ah mengeluarkan teleponnya dan menunjukkan Jae Ha gambar. Jae Ha menggoda kalau saudaranya sama sekali tidak cocok dengan adiknya iparnya. Hang Ah bangun untuk pergi dan memberinya beberapa ruang, tetapi Jae Ha meraihnya dan menghentikannya. Dia menyatakan kalau dia terpaku pada kakaknya malam itu, saat ia mulai menangis dengan suara keras. Hang Ah duduk kembali di tempat tidur dan melihat Jae Ha.

Dia meminta maaf, ia tidak pernah tahu segalanya akan jadi begini. Hang Ah menariknya ke pelukannya, membiarkan dia menangis di pelukannya.

Adegan berjalan gelap, dan adegan berikutnya adalah Raja kami dan Ratu masa depan di tempat tidur.

Sekretaris Eun diinformasikan kalau Raja menghabiskan malam di ruang Hang Ah. Dia memberitahu para pelayan untuk menjaga ini untuk dirahasiakan dan kemudian bergegas untuk menemui Jae Ha. Jae Ha sekarang adalah Raja dan mereka tidak dapat berperilaku seperti dulu. Selama ini, bahkan jika Raja ingin, mereka seharusnya tidak melakukan ini. Hang Ah meminta maaf dengan mengatakan kalau itu adalah dia yang mau.

Sekretaris Eun mendapat telepon dari Bong Goo, yang berada di pesawat menuju Korea Selatan. Bong Goo melangkah keluar dari pesawat dan mengeluh kalau setiap kali dia kembali, dia kewalahan oleh bau kimchee di udara.

Jae Ha dan Bong Goo bersiap-siap untuk bertemu John Mayer, dan Sekretaris Eun menceritakan pada Jae Ha kalau orang itu adalah kepala dari Club M. Jae Ha berpikir orang itu hanyalah seorang pengusaha biasa tapi Sekretaris Eun mengatakan kepadanya itu tidak sesederhana itu. Bong Goo pergi ke Istana dan dibawa untuk memenuhi Jae Ha.

Ketika Bong Goo melihat Jae Ha, ia menatap sedikit sebelum membungkuk. Jae Ha menawarkan dia tangan dan Bong Goo menerima tangan, tetapi mengatakan dia sangat senang melihat Jae Ha ........... lagi. Jae Ha bertanya apa yang dimaksud dengan "lagi"? Bong Goo bertanya apakah ia tidak ingat?

Episode-9        

Bong Goo bertemu dengan Jae Ha. Bong Goo mengatakan senang bertemu dengan Jae Ha lagi, tapi Jae Ha tidak mengenalinya. Bong Goo kaget, menanyakan apakah Jae Ha tidak ingat dengan dia? Bong Goo kemudian tertawa dan mengatakan kalau itu lebih dari dua puluh tahun yang lalu, tentu saja Jae Ha tidak ingat.

Mereka duduk makan bersama. Bong Goo bertanya apakah Raja menyukai tunangannya yang dari Korea Utara? Jae Ha mengatakan padanya mengapa dia bertanya tentang Hang Ah seperti itu, ditambah wanita yang bersangkutan akan menjadi Ratu masa depan. Bong Goo membawa pada masalah kepercayaan, mengatakan bahwa ada pepatah yang mengatakan ketidakpercayaan harus datang dahulu sebelum mengembangkan kepercayaan.

Jae Shin di rumah sakit, mendengarkan musik pada headphone dan membaca. Shi Kyung tiba membawa sesuatu yang ditutupi dengan kain putih. Jae shin tidak melihat dia dan shi kyung memang sengaja tidak membuat kehadirannya diketahui segera. Ia melihat salah satu kaki Jae shin berada di luar selimut dan tergantung dari tempat tidur, sehingga ia mencoba untuk diam-diam memasukkan kakinya kembali masuk.

Jae Shin akhirnya melihat Shi kyung dan marah, dan dia bilang dia tidak mau bertemu Shi Kyung. Dia mencoba untuk menggerakkan kaki sendiri ke belakang dan hampir jatuh dari tempat tidur, dan Shi Kyung membantunya tetapi Jae shin mendorong dia pergi.

Shi Kyung melepas kain pada barang yang dia bawa sekarang, dan itu adalah sangkar burung yang berisi burung beo berwarna-warni lucu. Shi kyung mengatakan kalau burung ini dulu pernah lumpuh karena cedera kaki dan semua orang menyuruh dia pergi. Tapi burung itu menang melawan rintangan dan mulai berolahraga dengan sendirinya, dan kemudian sembuh total. Tapi Jae shin merasa tidak senang dengan apa yang Shi kyung katakan dan menanyakan apakah Shi Kyung menyuruhnya untuk berolahraga lebih keras?

Shi Kyung tergagap karena sudah salah bicara dan berusaha untuk menyuruh burung bernyanyi untuk mengubah topik pembicaraan, dan mengatakan burung ini bisa bernyanyi seperti putri. Sayangnya burung beo tidak mau bernyanyi dan mengeluarkan suara lain yang bahkan lebih aneh. Tetapi Jae Shin tertawa, dan mengatakan burung beo sedikit lebih jujur ??dan berani pada orang di sebelahnya? Ketika burung beo dikeluarkan dari kandang, ia memanjat di leher Jea shin yang membuat dia bahagia. Dia bertanya pada burung beo jika pemiliknya biasa menyebutnya cripple?

Bong Goo menyerahkan pada Jae Ha sebuah hadiah, itu adalah pena yang digunakannya untuk menusuk Jae Ha saat mereka berkelahi di mana Jae Ha melindungi Jae Kang, dan dia memberikannya kepada Jae Ha sekarang sebagai semacam permintaan maaf. Jae Ha teringat kembali pada Bong Goo dan dia melemparkan kembali pena lalu berjalan pergi. Jae Ha mengatakan tidak ada cara Bong Goo bisa melukai anggota keluarga kerajaan. Respon Jae Ha jelas membuat Bong Goo terkejut.

Bong Goo akan kembali ke sekolah lama dan terlihat di jendela. Dia mengatakan pada pengawalnya tentang saat dia menulis "Aku Raja" pada panel buram. Dia bertanya-tanya mengapa Jae Ha hanya bereaksi kembali ke sana (ingat saat mereka berkelahi dan tidak bereaksi pada tulisan yang dulu pernah dia buat). Dia sudah memeras otaknya untuk memikirkan cara-cara untuk memberi pelajaran pada Pangeran tidak berguna dan arogan itu. Bong Goo bersumpah untuk membuat Jae Ha ingat, dan ia akan menunjukkan kepadanya, kalau dia adalah Raja sebenarnya. Bong Goo memutuskan untuk melanjutkan rencananya sampai Jae Ha mengingatnya.

Jae Ha mengomel pada Sekretaris Eun karena harus bertemu dengan pemilik Klub M yang jelas tidak stabil. Sekretaris Eun berkata kalau Club M sudah menyumbangkan sejumlah besar uang untuk keluarga kerajaan sebagai peringatan meninggalnya Jae Kang. Jae Ha terlihat benar-benar bodoh dan ia bertanya pada Sekretaris Eun, mengapa tiba-tiba Bong Goo menyumbangkan uang begitu banyak untuk keluarga kerajaan? Dan Jae Ha menerima secara terbuka.

Sekretaris Eun menelpon Klub M dan berbicara kepada rekan kerja Bong Goo, dan bertanya apa yang mereka inginkan? Orang itu berkata mereka hanya berbela sungkawa atas kematian Raja. Pria itu mengatakan kepada Sekretaris Eun tidak perlu khawatir, ia tidak akan bertanya seperti keberadaan tujuan liburan sang Raja. Sekretaris Eun menutup telepon. Dia memang bodoh (dalam mengungkap tujuan di tempat pertama) dan pengecut (menolak untuk berterus terang tentang hal itu sekarang).

Ada konstruksi di dekat rumah liburan di mana Kang Jae meninggal. Awak menggali kotak terkubur di tanah.

Ibu Ratu adalah mengunjungi rumah peristirahatan, dan ia berdiri di depan sofa di mana Jae Kang dan istrinya meninggal dalam tidur mereka. Ketika dia hendak pergi, Ibu Ratu melihat kotak hitam yang diserahkan ke Shi Kyung dan menanyakan apa itu?

Shi Kyung pergi menemui Hang Ah dan menunjukkan padanya hasil temukan. Dia membuka kotak itu untuk melihat di dalam adalah ponsel, dan Shi Kyung bertanya padanya apakah jenis ini digunakan oleh Korea Utara.

Jae Ha menuju ke suatu tempat dengan Dong Ha sebagai pengawalnya, dan bertanya padanya di mana Eun Shi Kyung sekarang? Dong Ha canggung memberitahu dia kalau Shi Kyung pergi menemui Kim Hang-ah. Dan Jae Ha tampak terlihat sedikit kesal, kemudian dia segera mengubah jadwal mereka dan mengatakan dia akan bertemu Hang Ah. Dia mengatakan pada Dong Ha yang terpenting adalah semua yang berhubungan dengan Hang Ah, dan dia ingin Dong Ha pergi bersamanya.

Hang Ah masih memproses isi dari kotak hitam ketika Jae Ha masuk ke kamarnya. Dia segera berdiri untuk menutupi kotak, yang membawa dia sangat dekat dengan Shi Kyung. Jae Ha menggoda dengan bertanya apakah mereka diam-diam makan kue choco di belakang punggungnya. Syukurlah Shi Kyung tahu kapan harus meninggalkannya.

Hang Ah bergerak ke samping dan menunjukkan pada Jae Ha kotak hitam yang berisi arang dan ponsel itu, dan Shi Kyung bercerita kalau dia menemukannya. Jae Ha tertegun dan mengambil kotak hitam, dan berkata pada Hang Ah kalau dia yang akan menyelidikinya.

Ibu Ratu dan Jae Shin menonton berita, yang melaporkan penemuan sebuah kotak di tempat Raja meninggal, yang mengandung arang dan telepon seluler dari Korea Utara. Dalam ponsel, berisi chip teknologi tinggi EP-070 memungkinkan untuk data yang akan ditransmisikan tanpa telepon atau koneksi internet. Seharusnya Korea Utara telah mengumumkan kepada dunia kalau sudah membuat teknologi tersebut. Jae Shin segera berjalan untuk bertemu dengan Hang Ah, menanyakan apakah dia sangat ingin menjadi Ratu sehingga membunuh Raja dan membuat Jae Ha menjadi Raja. Jae Shin terus menuduh Hang Ah memiliki motif tersembunyi seperti ketika ia bersikap baik Jae Shin.

Hang Ah masih bisa berfikir stabil dan bertanya apakah Jae Shin benar-benar tidak ingat apa yang terjadi pada malam kecelakaan. Barangkali ia melihat sesuatu di rumah liburan Raja? Jae Shin tidak ingat dan tidak berpikir itu penting. Hang Ah mengatakan bahwa dia tidak akan melindungi Korea Utara jika negaranya benar-benar melakukan ini.

Bong Goo menegaskan pada pembunuh perempuan kenapa dia tidak menyingkirkan Jae Shin malam itu. Pembunuh jujur ??menjelaskan bahwa dia tidak menyentuh Jae Shin, tapi itu di luar kontrol mereka ketika Jae Shin tiba-tiba melompat dari tebing. Tapi karena Jae Shin telah kehilangan ingatannya pada malam itu, dan mereka tidak perlu khawatirkan.

Jae Shin dan Ibu Ratu berada di rumah kaca melihat tanaman. Jae Shin memberitahu ibunya kalau ia mempercayai Hang Ah dan yakin dia tidak terlibat dengan kematian Jae Kang. Jae Shin tiba-tiba memiliki flashblack untuk pembunuh wanita, meskipun itu cepat berlalu dan dia tidak melihat wajahnya. Ini membuat Jae Shin merasa seperti muntah-muntah, tapi sayangnya tidak membawa kembali kenangan penuh nya malam itu.

Sekretaris Eun bertemu dengan jaksa yang membahas membawa Hang Ah untuk ditanyai dan untuk menentukan keterlibatannya dalam kematian Raja. Sekretaris Eun teringat tentang keterlibatannya dalam kematian Raja tapi dia tetap tenang dan tidak berbicara. Ketika Sekretaris Eun menceritakan semua pada Jae Ha kemudian, Jae Ha segera memikirkan kemungkinan dari Hang Ah yang terlibat pada pembunuhan itu.

Sekretaris Eun secara terbuka mengatakan dia tidak memblokir berita tentang penemuan kotak hitam karena ia tidak pernah mendukung pernikahan Jae ha dengan seorang wanita Korea Utara. Saat ini masyarakat membutuhkan kambing hitam. Sekretaris Eun menginginkan Jae Ha untuk mengirim Hang Ah pergi, tapi Jae Ha tegas menolak karena Hang Ah adalah bagian dari keluarga kerajaan sekarang. Sekretaris Eun menunjukkan bahwa Hang Ah masih warga Korea Utara, dan Jae Ha mendukung Hang ah karena dia menyukainya. Jae Ha walaupun ada sesuatu yang menyudutkan Korea Utara tapi ini terlalu dini untuk mengatakan Korea Utara yang melakukannya. Sekretaris Eun berpikir kalau Jae Ha sedang mencoba untuk melindungi Hang Ah karena ia menyukainya. (weeeeeeuh... ini pak tua gak tau diri... bukannya dia yang sebenarnya terlibat dalam pembunuhan.. dan dia tahu siapa yang sebenarnya membunuh Raja... dan itu bukan dari Korea Utara melainkan Klub M)

Hang Ah duduk di kamarnya dan membaca kegilaan media tentang keterlibatan Korea Utara atas kemungkinan dalam kematian Raja. Dia mendengar suara dan berpikir ayahnya yang menelepon, dan dia berkata pada para wanita yang melayani bahwa dia tidak akan mengambil panggilan dari Korea Utara untuk saat ini. Namun Jae Ha menemuinya dan memintanya untuk minum bersamanya.

Jae Ha menggoda kalau ruangan masih berbau alkohol dari terakhir kali mereka minum dan mabuk-mabukan. Dia membahas bagaimana ayahnya memergoki mereka berciuman, dan bagaimana ia berpikir ia akan mendapat pukulan waktu itu. Hang Ah berkata kalau dia begitu malu dan dia ingin menggali lubang dan merangkak di sana. Jae Ha pikir dia harus menyembunyikannya karena dia begitu mudah. Hang Ah menyalahkan dia, mengatakan ia memberinya kerinduan saat mereka pertama bertemu. Plus dia lah yang membuat mereka minum dan membuat hubungan mereka terjalin, yang bahkan dia tahu dari internet kalau itu berarti bersulang pernikahan antara pasangan.

Jae Ha bertanya mengapa Hang Ah menyembunyikan kotak hitam saat pertama kali masuk ke ruangan, dan Hang Ah jujur ??menjawab karena ponsel itu seperti yang digunakan di Korea Utara. Hang A h menawarkan untuk pergi membersihkan namanya dan menyelesaikan kebingungan dalam pikiran rakyat. Hang Ah ingin menjernihkan kesalahpahaman ini, dengan caranya. Jae Ha setuju dan mengatakan kepadanya bahwa ia percaya pada dirinya. Tapi jika dalam penelitian ini terbukti kalau dia terlibat, maka Jae-ha akan begitu membencinya dan bahkan dia akan ingin membunuhnya. Hang Ah mengatakan dia mengerti. Hang-ah bertanya apakah dia bisa memanggil Jae-ha dengan namanya ketika mereka sendirian, dan Hang-ah berjanji tidak akan datang karena dia tidak terlibat.

Hang Ah sudah siap untuk pergi dalam panel penyelidikan dan dia harus mengambil napas dalam-dalam, memberitahu dirinya sendiri bahwa dia siap. Ibu Ratu meminta untuk melihatnya. Dia mengatakan pada Hang Ah kalau dia percaya Korea Utara mungkin di balik semua ini. Tapi kemudian Ibu Ratu menjamin Hang Ah kalau dia tidak berencana untuk melepaskan gelar putrinya. Ini tidak lain, untuk menguatkan Hang Ah dan memastikan dia pada penampilannya dan tidak menangis karena dia anggota keluarga kerajaan.

Hang Ah duduk di depan panel peneliti Korea Selatan karena mereka menganggap dirinya berada dibelakang semua ini sebagai seorang instruktur dari tentara Korea Utara. Hang Ah menolak untuk membahas secara spesifik dari informasi rahasia di negaranya. Dia ditanya tentang ayahnya yang datang ke Korea Selatan beberapa kali, dan berkomunikasi dengannya. Mereka bertanya apa yang dibahas.

Hang Ah menunjukkan pada mereka semua pesan teks dari ayahnya, mengatakan bahwa ia harus mengikuti hukum dan kebiasaan Korea Selatan dari sekarang. Ini adalah alasan dia setuju untuk diselidiki, dia mengikuti prosedur Korea Selatan dari sekarang.

Jae ha sedang melakukan video call dengan ayah Hang-ah. Ayahnya Hang-ah mengungkapkan kalau investigasi Korea Utara saat menyelidiki bom treadmill dan mengungkapkan kalau semua itu adalah ulah Klub M. Ini guncangan untuk Jae Ha, yang mencoba untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Klub M. ayah Hang Ah mencemooh kalau Klub M berpura-pura untuk menyumbangkan uang sekarang ketika mereka akan lebih terlibat. Dia mengungkapkan kalau Jae Kang khawatir pada Klub M saat dia masih hidup, dan pasti masih menyimpan catatan dari kelompok itu.

Ketika Jae Ha pergi untuk mengakses file Jae Kang, tapi semua file itu terkunci sebagai rahasia. Sekretaris Eun memberitahu Jae Ha kalau passwordnya adalah sesuatu yang Jae Kang telah lama ingin capai. Ketika Jae Ha mencoba memasukkan "reunifikasi" atau "anak", dia masih tidak dapat memecahkan sandi.

Hang Ah menemukan Jae Shin sedang menunggunya. Jae Shin bertanya apakah Hang Ah berteriak pada keluarga kerajaan ketika ia menjadi tersangka. Hang Ah menggoda kalau dia tidak punya waktu. Ketika ditanya mana Jae Ha, Jae Shin mengatakan kakaknya terkunci di kamarnya, mungkin tidur karena dia jadi malas.

Pejabat Korea Utara dan Korea Selatan sedang mengalami perdebatan mengenai apakah bukti itu memang dari Korea Utara. Seorang pejabat tinggi Korea Utara akhirnya mengungkapkan pada rapat tertutup kalau tidak mungkin Korea Utara yang menewaskan Raja. Meskipun semua media menyudutkan tentang telah dikembangkan teknologi telepon seluler tinggi, sebenarnya itu semua hanya kebohongan dan Korea Utara belum mengembangkan chip semikonduktor tertentu yang ditemukan di ponsel. Mereka akan segera meluncurkannya, tapi tidak saat ini. Para pejabat Korea Utara mengatakan bahwa jika Korea Selatan membocorkan berita ini, Korea Utara akan menyerang karena informasi ini tidak dapat diungkapkan kepada publik. Shi Kyung dan Sekretaris Eun diberitahu tentang pesan ini.

Bong Goo yang mandi di bak kecil. Dia tidak senang mendengar penyelidikan telah dihentikan karena kurangnya bukti nyata untuk membuktikan Korea Utara yang membunuh Raja. Dia marah karena ia percaya pada media Korea Utara yang menawarkan tentang pengembangan EP-070.

Ketika Sekretaris Eun dan Shi Kyung bertemu dengan Jae Ha, Sekretaris Eun tidak memberitahu Jae Ha tentang pesan Korea Utara kalau mereka belum mengembangkan teknologi ponsel. Tapi berbeda dengan Shi Kyung, yang bertentangan dengan ayahnya, dan mengatakan pada Jae Ha perkembangan terbaru dari kasus ini. Sekretaris Eun menyuruh Shi Kyung untuk keluar. Ini menegaskan untuk Jae Ha kalau Korea Utara tidak terlibat, dan dia tidak tahu mengapa Sekretaris Eun terus berprasangka buruk mengucapkan kalau Korea Utara bersalah.

Sekretaris Eun mengatakan kalau semua itu bukti yang tidak dapat terungkap kalau Korea Utara akan menyerang Korea Selatan. Mereka perlu mencari cara lain untuk membebaskan Korea Utara. Satu-satunya cara adalah menggunakan Kim Hang Ah melalui audiensi publik dan menjadikan masalah ini dijernihkan. Sekretaris Eun berkata kalau Hang Ah cerdas dan dapat menangani dirinya sendiri. Jae Ha menolak, dan dia harus mengatakan tidak untuk dua kali. Pertama kali sudah membuat Hang Ah gila, ia tidak akan membiarkan dia pergi untuk masalah seperti itu lagi. Shi Kyung mencoba untuk berbicara dengan ayahnya tetapi Sekretaris Eun memberitahu dia untuk pergi. Shi Kyung terlihat sedikit tertekan. (waaaah...... sekretaris eun jahat banget yaaaaah.... kapan ketahuannyaaaaaaa........!!!!!!!!)))

Hang Ah diberitahu ayahnya menelepon tapi dia tidak ingin menjawab untuk tidak membuat komplikasi mejadi lebih parah. Dan pelayan itu mengatakan kalau Ibu Ratu memperbolahkan dia untuk berbicara dengan ayahnya. Hang Ah berbicara dengan ayahnya, yang marah atas apa yang putrinya alami. Dia mengatakan pada Hang-ah kalau sudah memberikan bukti kalau tidak terlibat, sehingga menempatkan Hang Ah melalui cobaan ini adalah penghinaan terhadap Korea Utara.

Hang Ah mengakhiri percakapan dengan ayahnya ketika Sekretaris Eun datang dan meminta dia setuju untuk audiensi publik. Ketika Hang Ah bertanya apakah ini adalah permintaan jae-ha, Sekretaris Eun hanya mengatakan kalau Jae-ha tidak keberatan.

Hang Ah tahu kalau semua warga di Korea Selatan membenci dia sekarang. Dan itu membuat Hang-ah jadi takut. Sekretaris Eun mengatakan kalau dia tidak boleh takut karena suatu hari nanti dia akan menjadi Ratu mereka. Sekretaris Eun mengatakan kepadanya untuk hanya mengatakan kebenaran. Hang Ah setuju untuk melakukannya. Hang Ah setuju untuk audiensi publik, dia akan melakukan apa pun untuk memuaskan mereka.

Sekretaris Eun memberi hormat pada potret Raja Jae Kang, dan meminta maaf dan mengatakan dia hanya inginmelakukan yang terbaik. Sekretaris Eun mengatakan Jae Ha kalau Hang Ah setuju untuk audiensi publik (kakek2 bermuka dua). Jae Ha memberitahu Sekretaris Eun untuk menginformasikan jaksa untuk memperlakukan Hang Ah dengan hormat selama sidang. Ibu Suri sangat takut dan dia tidak ingin menonton sidang di TV, tapi Jae Shin menegaskan mereka menonton untuk mendukung Hang ah.

Hang Ah ditanya kesan-nya tentang Korea Selatan. Dia terus terang menjawab bahwa Korea Selatan adalah negara yang populer dengan kelompok-kelompok gadis idola dan memiliki orang yang sangat hangat dan penuh kasih sayang. Berlanjut dengan pertanyaan yang mempertanyakan ke garis keras di mana Hang Ah diminta untuk memilih disisi mana ia akan mendukung jika ada perang antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Alur pertanyaan ini membuat Jae Ha kesal dan menyuruh Perdana Menteri untuk mengakhiri audiensi publik ini. Dia ingin menginformasikan tentang Korea Utara tidak menciptakan teknologi untuk dipublikasikan, tidak ada cara untuk Korea Utara yang akan pergi berperang untuk ini. Sangat keliru menempatkan Hang ah di garis api ketika mereka tahu dia tidak terlibat. Dia memerintahkan informasi itu mengatakan kalau tidak, ia tidak akan menyetujui kenaikan gaji yang akan datang.

Sekretaris Eun terus menjadi sangat licik. Setelah sidang, ketika Hang Ah bertanya dimana Jae Ha. Dia mengatakan bahwa Raja meninggalkan tempat sidang saat sidang tengah berlangsung dan pergi menemui Perdana Menteri. Kemudian Jae Ha bertemu dengan Sekretaris Eun dan dengan senang hati mengatakan bahwa ia melakukan hal yang baik. Dia meminta Perdana Menteri untuk serius mempertimbangkan mengungkapkan informasi exonerating. Ketika Jae Ha meminta untuk melihat Hang Ah, dia diberitahu bahwa Hang-ah sedang ditelpon ayahnya. Jae Ha mengatakan pasti dia lelah setelah mengalami cobaan berat seperti ini dan meminta agar ia diurus dengan baik ..

Ayah Hang Ah menelpon Hang Ah dan dia kesal pada Jae Ha karena tidak melindunginya dan tidak peduli tentang perasaannya. Hang Ah mencoba untuk membela Jae Ha, tapi jelas ada retak terbentuk di dalam dirinya tapi tetap pada keyakinannya mendukung dia. Jae Ha datang untuk melihat Hang-ah dan membawanya ke tempat lain. Ketika dia memasuki ruangan, dia tiba-tiba berbalik dan mengarahkan pistol ke dadanya. Hang Ah bangun ternyata itu semua hanya mimpi.....

Keesokan paginya, Jae Ha membawa sarapan untuk Hang Ah dan melihat sekeliling kamar untuk mencari Hang ah. Ia menemukan Hang ah sedang duduk di mejanya dan bertanya apakah dia bermain petak umpet dengan dia pagi-pagi. Jae ha bercanda kalau kakinya terlihat cukup panjang ketika dia duduk seperti itu. Hang-ah berubah menjadi kaku untuk menghadapinya dan menanyakan di mana dia kemarin selama sidang. Jae Ha menggoda bilang itu rahasia dan ia akan mengatakan padanya nanti. Tapi ini hanya membuat sakit Hang Ah bahkan lebih, dan berpikir kalau ia tidak mendukung dan tidak peduli tentang dia.

Hang Ah bertanya apakah Jae Ha keluar minum dan dengan wanita sepanjang malam. Ia menghabiskan tiga puluh tahun sebagai playboy yang tidak berguna yang hanya tahu cara bersenang-senang dan sekarang dia Raja dalam sekejap mata. Tidak, bukan playboy, dia sampah seperti dia menyebut dirinya sebelumnya. Hang ah dengan sinis meminta maaf karena menggunakan kata sampah sejak Jae Ha harus peka terhadap itu. Tapi mungkin itu harus dibuat publik kepada rakyat Korea Selatan bahwa Raja mereka hanyalah sampah.

Hang Ah bertanya pada Jae ha apakah dia menyukainya? Jae Ha menjawab kalau ia menyukainya. Karena dia mudah tertipu dan mudah untuk mengejek karena dia datang dari Korea Utara. Menyebut Jae-ha sampah di depannya karena dia mempercayainya dan menunjukkan kelemahannya. Tapi sekarang Hang-ah menggunakan ini sebagai senjata melawan dia. Jae-ha marah dan mengatakan kalau pada akhirnya dia hanya seorang wanita Korea Utara yang berani mengejek Raja Korea Selatan. Dalam hal ini, dia perlu kembali ke Korea Utara sekarang. Hang-ah terlihat shock dan memanggilnya Lee Jae-ha, tapi Jae Ha langsung keluar.

Episode-10        

Jae Ha memberitahu Sekretaris Eun, dan pejabat lain yang hadir, kalau Kim Hang Ah akan kembali ke Korea Utara. Jae ha terlihat marah dan tidak memberikan alasan yang jelas. (hmmm,,,, menurutku Jae-ha masih belum bisa berfikir dewasa, dia selalu mengambil keputusan saat emosinya naik)

Ratu Ibu dan Jae Shin terkejut mendengar berita Hang Ah akan kembali ke Korea Utara. Ibu Ratu terkejut saat Jae Shin marah dan ingin berbicara dengan kakaknya.

Sekretaris Eun bertemu Hang Ah untuk membahas masalah ini. Dia terus terang mengatakan bahwa ia menentang pernikahan ini pada awalnya, dan tidak berpikir kemungkinan sekarang untuk menjadi Hang Ah sebagai Ratu. Tetapi jika Hang Ah memiliki keyakinan pada semua itu, ia akan membantunya. Hang Ah menjawab kalau dia hanya seorang gadis biasa yang ingin menghabiskan hidupnya bersama pria yang dicintainya.

Sekarang dia menemukan kalau Korea Selatan sangat menakutkan baginya, dan posisi sebagai tunangan Raja sama-sama menakutkan. Dia pikir Jae Ha membenci dia sekarang. Sekretaris Eun bertanya apakah Hang Ah ingin pulang juga, dan dia setuju untuk menghubungi Korea Utara untuk mengatur kembalinya dia.

Ketika Hang Ah meninggalkan Istana, Jae Shin menemuinya diluar. Hang Ah memberitahu Jae Shin ketika ia berada di Jeju dengan Jae Ha, dia pernah mengatakan kepadanya bahwa jika dua hati mereka adalah satu, maka mereka dapat mengatasi apa pun itu. Tapi sekarang dia tidak berpikir itu bisa terjadi, dan kesalahpahaman sebelumnya adalah hanya arogansi dia. Jae Shin memberitahu Hang Ah bisa kembali ketika hubungan Korea Utara Korea Selatan membaik. Hang Ah meminta maaf dan pergi.

Jae Ha berjalan melalui sebuah galeri foto dengan Perdana Menteri dan pejabat lainnya. Dia melihat foto-foto Jae Kang, dan kemudian berhenti untuk menatap gambar seseorang yang tersenyum dan itu adalah foto Hang-ah. Ketika Jae Ha berada di mobil dan akan pergi ke suatu tempat, dia melihat ke luar jendela dan menatap spanduk yang tergantung di sisi gedung dengan gambar dia dan Hang Ah.

Jae Ha akan dimarahi oleh ibunya. Ibu Ratu mengatakan kepadanya kalau Hang Ah telah pergi, sehingga ia tidak merasa lebih baik kalau hidupnya telah kembali normal? Mengapa dia melakukan ini? Jae Ha menjawab kalau dia hanya mengikuti saran ibunya untuk tidak mempercayai orang terlalu banyak. Ibu Ratu berpesan pada Jae-ha tentang perkawinan, dan mengatakan kepadanya kalau pasangan itu berjuang bersama dan menemukan cara untuk tidak saling menyakiti. Tapi mereka tidak pernah mengatakan putus, karena itulah garis akhir pertahanan, titik tidak bisa kembali. Ibunya bertanya siapa yang meminta putus? Apakah Hang- Ah, karena jika dia, maka ibunya tidak akan memaafkannya. Tapi wajah Jae Ha jelas menunjukkan kalau ia adalah orang yang memprakarsai putus.

Ibunya mengatakan kalau ia tidak bisa menyerah seperti ini. Dia bertanya apakah Jae Ha yang mengirim Hang Ah pergi karena ia menyakitinya? Ibu menyebut Jae Ha "sampah" karena berperilaku dengan cara ini, dan reaksi Jae Ha pada kata "sampah" membuat dia sadar pada apa yang terjadi. Bagaimana dia bisa mengusirnya hanya karena dia memanggilnya sampah? Semua orang di sini sudah tahu kalau dia sampah karena cara hidup dia dulu. Ibu juga mengatakan kalau Hang Ah tidak akan memanggil nama Jae Ha seperti kalau ia hari itu melihat dan mendengar, apa yang Hang-ah katakan tentang hal-hal menyenangkan tentang Jae Ha. Ketika Jae Ha bertanya apa yang Hang-ah katakan, ibunya terkejut karena dia bahkan tidak memperhatikan itu semua, dan memberitahu dia untuk menonton sendiri. Hang Ah diberitahu kalau ia harus meninggalkan semua barang Korea Selatan yang diberikan kepadanya. Ini adalah aturan utamanya dari break-up 101. Hang Ah pergi ke ruang untuk berganti pakaian, dan dia duduk dan perlahan-lahan melepas semua perhiasannya, yang dia tinggalkan di atas meja.

Ia berganti pakaian hanbok cantik merah mudanya yang dipakainya ketika ia pertama kali datang ke Korea Selatan. Hang Ah menyerahkan paspornya kepada agen kustom, yang perangko untuk menunjukkan dia resmi meninggalkan Korea Selatan. Ayahnya datang dengan pejabat Korea Utara untuk menjemputnya. Ketika dia melihat ayahnya, dia langsung menangis di bahunya.

Jae Ha menonton Hang Ah pada saat berbicara ke publik, pada bagian yang dia tidak tau. Saat Hang Ah ditanya apakah dia menganggap dirinya Korea Utara atau Korea Selatan saat ini. Hang Ah tidak menjawab pertanyaan ini, tetapi mengungkapkan kalau dia selalu bertengkar dengan Jae Ha. Ketika mereka pertama kali bertemu, dia mengatakan Hang Ah bukan seorang wanita di matanya. Karena itu dia berjuang dan belajar make up dan semakin hari dia mulai jatuh cinta pada Jae-ha. Bahkan sekarang, Jae-ha bisa membuat detak jantungnya lebih cepat. Lalu Hang-ah sedikit bercanda kalau ini mungkin berarti dia suka anak-anak nakal.

Meskipun ada saat-saat dia marah, tapi tidak ada yang penting. Melalui pertengkaran mereka, mereka sudah mengenal satu sama lain, dan mereka bahkan dapat mengantisipasi apa komentar orang lain yang datang. Kadang-kadang yang menyakitkan ketika dia menganggap kalau dia menyukainya lebih dari yang dia suka, tapi akhirnya itu tidak penting. Kasih ini adalah hal yang penting, dan jika ia bisa tinggal di sisi pria yang mencintai dirinya, maka dia sangat bahagia. Jika mereka bertanya tentang identitasnya, aliansi politiknya, maka ia tidak memiliki jawaban untuk itu. Dia hanyalah seorang wanita yang memiliki seorang pria di hatinya. Mata Jae Ha memerah setelah ia menonton ini, dan ia menempatkan kepalanya di tangannya.

Jae Ha duduk di depan komputer dan terus berusaha untuk memecahkan sandi Jae Kang. Dia mencoba serangkaian makanan dan mendapatkan tempat. Dia mulai putus asa dan mulai berteriak pada kakaknya. Dia tahu dia kacau dan itu semua salahnya. Jae Shin pergi menemui Jae ha. Jae Shin bertanya pada Jae-ha, Apakah dia tidak tahu dia memiliki kekuatan besar? Apa yang dia perlu lakukan sekarang adalah menemukan pelaku sesungguhnya. Jika tidak Hang Ah akan menjadi halmoni tua pada saat dia kembali. Jae Ha menjawab kalau dia Raja sekarang dan dia perlu menempatkan tugas kerajaan yang pertama di atas segalanya.

Jae Ha pergi ke pertemuan olahraga Korea Selatan, yang memicu kenangan. Jae Ha berpikir kembali ke masa lalu ketika ia dan Jae Kang menyaksikan tim sepak bola Korea Selatan yang bermain di Piala Dunia. Jae Kang memiliki keyakinan bahwa tim mereka masih bisa mencetak gol dalam lima menit tersisa. Jae Kang sorak-sorai pada tim mereka dengan sorak Selatan Korea "Dae Han Min Guk" dan kemudian bertepuk tiga kali.

Jae Ha mencoba menemukan password, yang akhirnya bekerja ketika Jae Ha tidak bersorak dan bertepuk tangan tiga kali. Jae Ha mulai menonton video buku harian Jae Kang, yang semuanya difilmkan seakan Jae Kang berbicara kepada mendiang ayahnya. Entri pertama saat Jae Kang gembira saat dia mendapat Korea Utara dan Korea Selatan bisa bersama-sama untuk bekerja sama untuk WOC. Seperti prestasi penting dan dia benar-benar bangga untuk memberitahu ayahnya.

Jae Ha menonton video buku harian larut malam. Dalam video berikutnya, Jae Kang bercerita tentang sikap buruk Jae Ha yang tidak ingin melakukan WOC, diikuti dengan mendengar kalau Jae Ha menggunakan SNSD untuk mengibuli seorang tentara Korea Utara. Tapi kemudian Jae Kang bangga dan gembira saat Jae Ha dapat menyelesaikan waktu 8 jam saat pelatihan WOC dan telah kembali. Sekarang yang tersisa adalah untuk mendapatkan wanita yang cocok untuk menikah dengannya. Jae Kang menunjukkan gambar calon yang dia pilih ke kamera, tapi kemudian ia mengambil gambar Hang Ah dan mengatakan dia pilihan favoritnya. Dia dari tim khusus sehingga itu membuat dia mengalami banyak kesulitan untuk menjadikannya istri jAe-ha.

Kang Jae kemudian memberitahu ayahnya tentang keberatan terhadap keterlibatan dari masyarakat, dan harus berurusan dengan Club M. Bukankah ayahnya mengatakan bahwa seseorang tanpa konsep dasar akal sehat seharusnya tidak dianggap lawan. Tapi sekarang ini orang gila telah menyebabkan pemboman. Dia tidak memiliki prinsip, tidak ada aturan keterlibatan, dan kini sudah mengancam Jae Kang. Pemimpin Club M itu mengatakan kalau dia adalah Raja yang sebenarnya, dan Jae Kang khawatir tentang keselamatannya. Tapi Jae Kang tidak bisa membiarkan orang ini membuatnya takut.

Jae Ha pergi untuk menarik file tentang Club M dan menegaskan bahwa entitas tersebut dalam perdagangan kebenaran dalam perdagangan senjata ilegal. Dia memberitahu Sekretaris Eun untuk mengatur pertemuan dengan Bong Goo. Jae Ha melihat pena dan akhirnya ingat insiden penusukan sejak kecil, dan Bong Goo menulis "Saya RAJA" pada kaca jendela buram.

Ketika Bong Goo diberitahu kalau Raja ingin menemuinya, ia tiba-tiba pusing, karena Jae Ha akhirnya ingat dia? Dia seperti orang gila, ia tertawa bahkan ini membuat jantungnya berdebar-debar lebih cepat. Dia bercanda mungkin dia jatuh cinta pada Jae Ha?

Bong Goo bertemu dengan Jae Ha dan dimulai dengan basa-basi. Jae Ha memotong untuk pengejaran, mengatakan bahwa ada rumor kalau Klub M terlibat dalam kematian Raja Jae Kang. Jae Ha kemudian memutar malu-malu, dan mengatakan kalau itu tidak mungkin, Club M adalah hanya sebuah perusahaan kecil dan tidak signifikan. Dia melanjutkan kemampuannya untuk mengecilkan Club M dan berpengaruh.

Bong Goo kemudian memberitahu Jae Ha segalanya. Ia seperti penjahat bodoh ke tingkat baru dari kebodohan, meskipun masuk akal karena motifnya adalah untuk membuat Jae Ha ingat dan takut pada Dia. Dia mengatakan pada Jae Ha kalau ia mendalangi keracunan karbon monoksida. Bong Goo beralasan untuk membunuh Jae Kang karena penolakannya untuk membiarkan Bong Goo ke Korea Selatan. Bong Goo mengejek Jae Ha sebagai orang bodoh, yang hanya minum dan menyia-nyiakan seluruh hidupnya. Jae Ha tidak takut dan mengatakan pada Bong Goo yang dia ingat sekarang. Bukankah Bong Goo yang menulis sesuatu di jendela? Saya Tom? Saya Yohanes? Jae Ha mengoreksi dirinya dan menegaskan bahwa nama Koreanya Bong Goo. Jadi dia menulis nama Korea-nya itu? Saya Bong Goo? Jae Ha menolak Bong Goo setelah menulis bahwa ia adalah raja, yang membuat dia pergi. Jae Ha mulai bermain dengan Bong Goo.

Jae Ha menghubungi Shi Kyung dan memberitahu dia untuk pergi ke depan Istana. Ada orang gila disana yang mereka butuhkan untuk segera menangkap atau membunuh. Shi Kyung dan Dong Ha pergi berjalan untuk menangkap Bong Goo, yang masih mengamuk pada Jae Ha. Dia pergi dengan helikopter. Sekretaris Eun menelpon Shi Kyung dan mengatakan untuk tidak melakukan apapun.

Jae Ha memberitahu Sekretaris Eun kalau Bong Goo telah mengaku padanya kalau ia yang bertanggung jawab untuk membunuh Raja. Sekretaris Eun mengingatkan Jae Ha bahwa ia sekarang adalah Raja. Sekretaris Eun mengatakan pada Jae Ha kalau Club M begitu kaya dan kuat sehingga tidak mudah untuk menggentarkan mereka. Jae Ha bertanya apakah dia harus tetap tinggal dan tidak melakukan apa-apa pada mereka? Sekretaris Eun mengatakan pada Jae Ha kalau karena dibentuknya Tim WOC dan aliansi pernikahan Utara-Selatan adalah hal yang mendorong Klub M untuk bertindak. Yang berarti bahwa semakin eratnya hubungan antara Utara-Selatan itu adalah hal yang mengganggu untuk Klub M.

Saat ini tidak ada yang harus dilakukan tentang WOC, dan Jae Ha secara pribadi telah menghancurkan perkawinan dengan dari Korea Utara. Sekretaris Eun meminta maaf atas apa yang dia katakan kalau ia tidak percaya Jae Ha memiliki kekuatan untuk membalas apa yang terjadi. Jae Ha selalu hanya berbicara tetapi tidak pernah mengambil tindakan nyata. Ketika Jae Ha memiliki keyakinan bahwa dia bisa menangani WOC dan aliansi pernikahan Utara-Selatan, maka Sekretaris Eun akan menunggu untuk membantunya.

Shi Kyung mendengar ini dan bertanya pada ayahnya apakah Klub M, yang menyebabkan kematian Raja Jae Kang? Sekretaris Eun memberitahu anaknya untuk hanya melakukan pekerjaannya. Shi Kyung berdiri untuk Jae Ha, dia berpihak pada Jae-ha dan mengatakan kalau ayahnya tidak boleh mengabaikan Jae Ha sebagai seseorang tanpa kemampuan. Dia hanya melakukan hal-hal yang berbeda dari ayahnya.

Jae Ha bertanya pada Jae Kang apakah ia benar-benar tidak berguna dan tidak memiliki kemampuan? Shi Kyung menemui Jae Ha, yang bertanya apakah dia ada di sini untuk mengatakan hal yang sama seperti ayahnya. Shi Kyung mengatakan tidak, dia ada di sini untuk mendukung tanpa syarat apapun pada apa yang Raja lakukan. Shi Kyung percaya pada Jae Ha, dan mengatakan kepadanya untuk tidak terguncang oleh apa yang orang lain katakan atau terlalu sensitif terhadap apa yang dia dengar. Dia tahu kalau Jae Ha memilih untuk hidup mudah karena dia tahu kenyataan bahwa ia tidak akan jadi Raja. Shi Kyung mendorong Jae Ha dan melangkah keluar dari bayangan kehidupan sebelumnya. Dia tahu ada banyak tekanan pada Jae Ha, tapi Shi Kyung mengatakan kalau Jae Ha sekarang sudah menjadi Raja. Sekretaris Eun duduk di kantornya dan menuliskan tentang pertemuannya dengan Daniel Craig. Bong Goo menelpon Sekretaris Eun dan mengatakan padanya untuk tetap membantu mereka karena dia telah mengambil suap sebelumnya. Sekretaris Eun menutup teleponnya dan pergi.

Jae Ha minum bersama Shi Kyung. Jae Ha bertanya apa yang harus dia dilakukan pada Klub M. Hal pertama adalah untuk mengetahui banyak tentang operasi mereka. Jae Ha dan Shi Kyung mengatur nama kode untuk proyek ini disebut Shi Kyung meminta Jae Ha untuk menyenangkan dan memahami di mana ayahnya berasal dari "Bong Goo". Jae Ha tidak mengerti, tidak mudah membantu keluarga kerajaan selama 30 tahun terakhir. Kemudian perubahan percakapan ke Hang Ah, dan Jae Ha bertanya apa yang harus dilakukan tentang situasi dengannya. Apa dia harus merendahkan dirinya untuk meminta maaf.

Ayah Hang Ah mempertemukan dia dengan teman lamanya untuk menghibur Hang ah. Tapi Hang Ah tidak terlihat terhibur dan hanya masuk ke mobil, dan mengatakan padanya untuk bergegas, dia ingin pulang sekarang.

Dia mengeluh pada ayahnya karena melakukan hal ini, karena ada banyak orang yang akan mau padanya. Apakah ayahnya berpikir dia memalukan sekarang? Ayahnya cepat meminta maaf dan mengatakan ini bukan maksudnya. Ayahnya mengingatkan Hang Ah kalau ia tidak secara resmi terlibat, jadi dia tidak kehilangan tunangannya, dia hanya kehilangan keluarga kerajaan dari Korea Selatan. Hang Ah sedang tidak enak badan dan hanya ingin pulang.

Dong Ha sekarang bertugas sebagai keamanan Jae Shin menggantikan Shi Kyung yang kini ditugaskan untuk menyelidiki Klub M untuk Jae Ha. (Shi kyung sekarang baek banget sama Jae-ha... berbeda saat mereka pertama kali bertemu.. hehhehe....) Jae Shin harus dipindahkan dari rumah sakit tetapi di luar ada kawanan wartawan. Dia menolak meninggalkan rumah sakit kecuali media dikirim pergi. Dong Ha meminta bantuan Shi Kyung untuk mengatasi masalah ini.

Shi Kyung dan Dong Ha berhasil menyelundupkan Putri keluar, tetapi sepanjang jalan dua mobil hitam mengalami kecelakaan tepat di depan mereka dan mereka dipaksa untuk berhenti. Dong Ha dan Shi Kyung keluar untuk memeriksa situasi, meninggalkan Jae Shin sendirian di mobil. Tiba-tiba bayangan muncul di belakang jendela belakang, dan Jae Shin berbalik untuk melihat pembunuh kiriman Bong Goo yang menatapnya melalui jendela. Jae Shin terlihat takut.

Hang Ah sakit perut. Dia mengambil beberapa obat nyeri tetapi tiba-tiba pingsan didapur, tapi dia berhasil menelepon ayahnya. Di rumah sakit, ayahnya sedang menunggu dengan cemas untuk mendengar berita dokter. Para dokter keluar dan mengatakan kalau Hang Ah baik-baik saja, tapi dia kehilangan bayinya. Ini adalah kehamilan dini, dengan bayi ini hanya berusia satu bulan masa kehamilan.

Jae Ha sedang memberikan ibunya pijatan sambil menonton K-drama ketika Sekretaris Eun datang terburu-buru untuk mengganti saluran.

Ini adalah laporan berita Inggris kalau Kim Hang Ah, tunangan Raja Korea Selatan Lee Jae Ha, telah mengalami keguguran. Penyiar Korea Utara mengatakan ini adalah penghinaan besar bagi anak perempuan dari Korea Utara Kim Hang Ah, dan Raja Korea Selatan lebih rendah dari babi atau anjing yang tidak berperasaan pada Hang Ah. Ibu Ratu tertegun, bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi karena pasangan ini memiliki ruang yang terpisah. Jae Ha hanya melihatnya shock dan terdiam saat ia melihat berita ini.

Episode-11        

Jae Shin masih duduk di dalam mobil sementara Dong Ha dan Shi Kyung berjalan di luar untuk menyelesaikan masalah lalu lintas yang menghalangi jalan mereka. Sedangkan pembunuh wanita Bong Goo yang bernama Bon-Bon berjalan dibelakang mobil untuk menakut-nakuti Jae Shin. Jae-shin berusaha menghidupkan klakson mobil untuk memanggil Shi Kyung dan Dong Ha, tapi dia tidak bisa meraih klakson mobil tersebut. Tapi untungnya Shi Kyung menyadari kalau Jae-shin sendirian di mobil dan kembali ke mobil untuk mengecek.

Shi Kyung menemukan Jae Shin sudah jatuh dari kursinya dan duduk dibawah, tapi dia berhasil menenangkan Jae Shin yang ketakutan. Shi Kyung mengatakan agar Jae Shin tenang, kemudian menanyakan apakah dia tahu siapa dirinya dan meminta dia untuk menyebutkan namanya. Shin Jae terdiam dan akhirnya memanggil namanya berulang kali dan Shi Kyung memeluknya dengan erat.

Hang Ah bangun di rumah sakit dan berbicara dengan ayahnya, yang memberikan berita yang menyakitkan kalau dia kehilangan bayi. Dia marah karena berita ini telah bocor kepemerintahan Korea Utara, padahal para dokter awalnya sudah berjanji untuk tetap diam tentang berita tersebut. Hang-ah terkejut dan bertanya mengapa itu terjadi, dan ayah mengatakan keguguran itu disebabkan karena stres dan shock. Ayahnya marah pada putrinya, bertanya apa yang terjadi padanya di Korea Selatan. Ayahnya marah karena dia harus menderita atas semua ini, tapi Hang Ah tidak mau bicara sekarang, dan hanya meminta untuk beristirahat. Ayah nya pun mengerti dan pergi untuk membiarkan dia beristirahat.

Sekretaris Eun mengatakan pada Jae Ha untuk membuat media Korea Selatan tidak akan memberitakan berita keguguran, dan berita lainnya semua akan dihapus dalam waktu seminggu. Dia memberitahu Jae Ha kalau keluarga kerajaan tidak akan membuat pernyataan resmi. Jae Ha berkata kalau dia dan Hang Ah telah tidur bersama. Sekretaris Eun bertanya apakah ini adalah sesuatu yang dia banggakan? Ini adalah pukulan bagi citra keluarga kerajaan, karena Jae Ha dan Hang Ah belum resmi bertunangan dan Hang baru dalam tahap pelatihan menjadi Ratu. Jae Ha mau bertanggung jawab, dan mengatakan kalau itu adalah kesalahannya sehingga mereka mengabaikan peraturan dan tidur bersama. Sekretaris Eun menanyakan apakah Jae Ha ingin warga Korea Selatan untuk menanggung beban ini juga. Jae Ha tidak bermaksud untuk hal itu terjadi, ia berencana untuk mengambil tanggung jawab atas apa yang dilakukannya sendiri. Jae Ha mengatakan itu kesalahan dan ia akan menjelaskan kepada rakyat dan bertanggung jawab pada keduanya Hang Ah dan bayi yang telah tersakiti olehnya.

Jae Ha mengaku bahwa ia belum bisa tidur juga karena ia sudah mengirim Hang Ah pergi. Sekretaris Eun terus berusaha menghalangi Jae Ha, dengan mengatakan kalau Hang Ah lah yang memutuskan untuk pergi. Jae Ha mengoreksi dan mengakui bahwa dia adalah orang yang memulai pertengkaran mereka malam itu. Sekretaris Eun lalu mengancam untuk memberitahu orang-orang Korea Selatan kalau Hang-ah lah yang menggoda Raja mereka jika Jae Ha mencoba untuk melakukan sesuatu.

Sekretaris Eun Jae mengatakan pada Jae ha untuk menyerah tentang Hang-ah dan itu satu-satunya cara untuk keluarga kerajaan untuk bertahan hidup. Jae Ha mengatakan dia akan mati jika ia melakukannya. Sekretaris Eun memberitahu dia untuk memberikan semangat dan tumbuh kuat. Jae Ha bertanya apakah mengorbankan wanita yang ia cintai adalah yang dia perlu lakukan untuk menjadi lebih kuat? Setelah itu, Sekretaris Eun mengatakan kalau dia akan memantau setiap gerakan Raja sehingga ia tidak akan melakukan sesuatu yang dia tidak seharusnya lakukan.

Shi Kyung sudah membawa Jae Shin kembali ke kamarnya. Jae shin meminta Shi kyung untuk tidak memberitahu ibunya untuk tidak menambah kekhawatirannya. Shi Kyung membantu memindahkan dia dari kursi roda ke tempat tidur dengan menggendongnya. Shi Kyung merasa aneh saat diminta menggendong Jae Shin.

Dan Shi Kyung melakukannya tapi dia sangat gugup, dan hanya melihat lurus ke depan. Jae Shin memberitahu dia untuk melihat kearahnya, dan ketika dia melakukannya, Shi Kyung bahkan lebih gugup dan langsung menurunkan Jae Shin di tempat tidur. Jae Shin marah dan menghukum dia dengan membuat dia berdiri di sampingnya untuk menemaninya. Jae shin mengaku kalau dia masih takut.

Di Korea Utara sedang tegang karena berita keguguran Hang-ah. Pada suatu acara berita, seorang penyiar berpura-pura menjadi bayi keguguran dan meraung pada ayah yang menjadi penyebab kematiannya. Penyiar lalu mengakhirinya dengan mencaci Raja Lee Jae Ha sebagai bajingan tak tahu malu, karena dia tidak mendengar tangisan bayinya sekarat.

Ayah Hang Ah yang menonton laporan berita Korea Selatan, yang menghitamkan reputasi Hang Ah, dengan mengatakan kalau dia sudah hamil dengan pria lain sebelumnya dan Korea Utara menggunakan ini untuk menghitamkan reputasi Raja Korea Selatan. Mereka menyetujui Raja mereka tidak bersalah. Ayah Hang Ah dengar semua itu.

Jae Ha menyaksikan program berita yang sama, yang semuanya mengklaim ini kalau keguguran adalah buat-buatan dari Korea Utara. Jae Ha memanggil Shi Kyung untuk membicarakan semuanya. Dia meminta bantuan Shi Kyung. Shi Kyung terlihat tegang setelah mendengar apa yang Jae Ha butuhkan untuk membantunya.

Hang Ah menghadiri perayaan seratus hari untuk bayi temannya. Dia tersenyum melihat bayi temannya yang gemuk, tapi jelas dia masih berurusan dengan kesedihan atas keguguran sendiri. Dia membuat alasan dan pergi lebih awal. Temannya mengungkapkan kesedihan atas apa yang terjadi pada Hang Ah, dan mengatakan kalau Hang Ah meninggalkan negara itu sampai semua ini menjadi pukulan lebih berat untuknya.

Ah berjalan di luar, dan tiba-tiba dia dikelilingi oleh tentara Korea Utara. Seorang komandan Korea Utara berjalan mendekati dan meminta untuk berbicara dengannya.

Hang-ah diperlihatkan liputan media dari Korea Selatan, di mana warga negara mengatakan kalau Hang Ah yang bersalah atas semuanya dan Raja mereka tidak mungkin melakukan hal tersebut dengan orang seperti Hang-ah. Komandan Korea Utara menunjukkan ini ke Hang Ah sebagai bukti perilaku buruk dari Korea Selatan, dan meminta dia untuk membuat pernyataan publik sekarang untuk memberitahu dunia kebenaran tentang apa yang terjadi padanya.

Kamera-kamera diaktifkan dan Hang Ah diminta untuk mengeluarkan pernyataan untuk mengatasi rakyat Korea Selatan. Tapi Hang-ah malah berkata dengan ceria dan mengatakan kalau dia sudah melakukan dengan baik. Komandan mengatakan kepadanya untuk menunjukkan kemarahan dan Tapi Hang Ah mengabaikan permintaan komandan itu. Hang-ah masih kesakitan, tapi karena tubuhnya selalu cukup hangat, dia akan baik-baik saja. Dan dia selalu bangun di pagi hari dan latihan.

Komandan marah tapi Hang-ah menolak untuk ditakut-takuti. Dia begitu lelah sekarang. Hang-ah berharap partai politiknya tidak akan mengecewakan dia juga pada saat seperti ini. Ayah Hang Ah sangat marah dengan semua ini. Hang Ah meminta ayahnya jika ada respon apapun dari keluarga kerajaan Korea Selatan tetapi ia tidak dapat memberikan jawaban tentang apa yang ingin didengar. Saya senang Hang-ah tetap pada pendiriannya.

Jae Ha tampaknya sibuk sendiri, seperti melakukan dekorasi ulang Istana dan membuat kulit produk perawatan diri. Hal ini tampaknya untuk meredakan kekhawatiran Sekretaris Eun kalau dia merencanakan sesuatu. Tapi renovasi ternyata kalau Jae Ha berencana untuk memfilmkan pesan lewat video.

Jae Ha sedang mempersiapkan langkah berikutnya ketika Ibu Ratu datang untuk melihatnya. Ibunya menyerahkan pada dia beberapa paket untuk dibawa ke Hang Ah. Jae Ha mengatakan padanya untuk tidak melakukan semua ini, karena tidak akan mengubah pikiran Hang Ah. Ibunya berteriak padanya karena sudah meliwati batas dan tidur bersama Hang-ah. Jae Ha meminta maaf kepada ibunya, dan mengakui bahwa ia melakukan sesuatu yang sangat salah. Ibu Ratu marah karena Hang Ah juga seperti itu, bahkan pertunangannya pun belum resmi. Jae Ha menjelaskan kalau dia tidak melakukan hal ini karena rasa tanggung jawabnya, tapi karena Hang-ah. Jae-ha melakukan ini karena ia ingin Hang Ah kembali.

Jae Ha meminta ibunya untuk membantunya. Ibunya langsung menolak, tetapi kemudian Jae-ha memegang tangan Ibunya dan akhirnya Ibunya mengalah. Jae-ha ingin Sekretaris Eun sibuk sebelum pukul 10 besok pagi. Keesokan paginya, Ibu Ratu menarik Sekretaris Eun sampingnya dan meminta dia untuk melakukan jadwalnya hari itu. Sekretaris Eun ingin orang lain untuk membantu Ibu Ratu, tapi dia bersikeras kalau Sekretaris Eun yang melakukannya saat itu juga.

Shi Kyung sudah siap - siap untuk pergi. Dia dipanggil oleh Jae Shin, yang ingin Shi Kyung lah yang membawa dia ke rumah sakit. Shi Kyung menolak karena dia diminta Jae Ha untuk melakukan misi khusus, tetapi ia tidak bisa mengatakan pada Jae Shin. Dan Jae Shin pikir dia membuat alasan untuk keluar dari merawatnya karena alasan Shi Kyung yang tidak masuk akal. Jae Shin marah dan mengancam untuk tidak pergi ke rumah sakit sampai dia tersedia untuk membawanya. Shi Kyung mengatakan kepadanya jika Jae Shin tidak memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik, maka dia tidak ingin melindunginya dengan baik, dan menolak untuk menjelaskan kepada alasan sebenarnya.

Jae Ha masuk ke mobil dan sekretaris lain mencoba untuk bergabung dengannya tapi Jae Ha menghalanginya dan Jae Ha memberitahu dia untuk naik kendaraan lain. Sekretaris Eun diberitahu kalau Raja tampaknya telah berubah jadwalnya dan pergi di tempat lain dan tidak akan membiarkan mereka mengikutinya. Pra-rekaman konferensi pers Jae Ha dimulai tepat pukul 10 pagi, di mana titik Sekretaris Eun tahu dia telah diatur agar tidak bisa menghalanginya.

Jae Ha berkata untuk rakyat Korea Selatan sebagai Raja mereka. Dia menegaskan bahwa berita kalau Kim Hang Ah baru saja mengalami keguguran adalah benar, dan itu memang bayinya. Dia meminta maaf kepada rakyatnya, dan mengungkapkan kalau Hang Ah selalu ada untuk dia tapi dialah yang mengirip Hang-ah kembali ke Korea Utara. Itu juga salahnya karena dia tunduk pada serangkaian penyelidikan. Itu salahnya karena dia kehilangan bayi mereka karena dia di bawah tekanan seperti itu. Hang-ah pasti mengalami rasa sakit yang begitu dalam. Itulah sebabnya Jae-ha akan melihatnya sekarang. Dia tidak akan ke Korea Utara sebagai Raja Korea Selatan, dan ia tidak akan menggunakan alasan politik. Dia hanya sebagai manusia biasa, yang ingin melihat wanita yang mengalami keguguran bayi mereka.

Para petinggi pemerintahan Korea Utara mengadakan pertemuan, Panglima yang digagalkan oleh ayah Hang Ah mengejek Hang Ah, dan mengatakan kalau dia seharusnya malu karena putrinya dikirim kembali ke Korea Utara dan sudah keguguran. Beberapa pemimpin Korea Utara marah karena Jae Ha akan datang, dan menanyakan apakah mereka berpikir bahwa ia dapat masuk ke Korea Utara kapan saja dia mau. Sekretaris Eun memerintah untuk Raja segera dibawa kembali.

Jae Ha bertemu dengan Komando PBB yang terletak di DMZ dan meminta bantuan mereka. Korea Utara telah menutup semua komunikasi dengan Korea Selatan, tetapi ia tahu mereka masih menjaga jalur komunikasi terbuka dengan Komando PBB. Dia meminta pesan dikirim. Di Korea Utara saling berdebat, dengan satu sisi mengatakan penghinaan terhadap negara mereka, sementara ayah Hang Ah mengatakan mereka tidak bisa mengabaikan Raja dan dituduh mentorpedo sebuah kesempatan reunifikasi atas penghinaan terhadap salah seorang putri mereka di Korea Utara.

Ketika Jae Ha diberitahu kalau Korea Utara akan tetap tidak mau berbicara atau bertemu dengannya, tapi Jae ha tidak menyerah dan dia berjalan menuju garis DMZ. Ketika Komandan PBB mencoba menghentikan dia dan mengatakan betapa berbahayanya ini, Jae Ha mengatakan sudah memahaminya dan kemudian mengikuti keyakinannya "Ini takdir saya". Saat mereka berjalan ke arah Korea Utara, Jae Ha berpikir untuk dirinya sendiri kalau ia bisa saja diturunkan dari tahta karena melakukan hal ini. Jae Ha tahu, tapi dia hanya melakukan apa yang pria perlu dilakukan dalam menghadapi situasi seperti ini. Dia mengambil tanggung jawab atas wanita yang dicintainya.

Jae Ha, Shi Kyung dan empat orang lainnya yaitu pengawal kerajaan mengikuti dia, berjalan ke garis DMZ. Prajurit Korea Utara yang menjaga pos semua sudah siap dengan senjata mereka pada Jae Ha bahkan saat mereka sedang panik lalu memanggil petinggi Korea Utara, yang terkejut karena Raja benar-benar berjalan sendiri ke garis demarkasi. Jae Ha berjalan mendekati garis dan seorang tentara Korea Selatan memperingatkan dia kalau Korea Utara akan menembak. Jae Ha mengatakan untuk membiarkan mereka menembak. Dan jika seseorang menghalangi peluru untuk dia, itu akan menjadi penurunan pangkat otomatis. Yang memunculkan senyum kecil dari Shi Kyung.

Jae Ha melangkah di atas garis DMZ dan berjalan ke gedung Korea Utara. Ini lucu karena para tentara Korea Utara hanya menonton ini semua, tidak yakin harus berbuat apa. Jika mereka menembak, itu berarti perang habis-habisan dengan Korea Selatan. Jadi tentu saja Pemerintah Korea Utara yaitu komandan tinggi mereka untuk mundur dan membiarkan Jae-ha berjalan dengan aman. Ayah Hang Ah diperintahkan untuk pergi mengurus Jae Ha sekarang. Komandan lain kesal karena Jae Ha diizinkan lagi dan bersumpah untuk mengurusnya dengan caranya sendiri.

Hang Ah diberitahu kalau Jae Ha tiba di Korea Utara secara pribadi dan dia di sini untuk melihatnya. Ayah Hang Ah berpikir itu seharusnya tidak begitu mudah bagi Jae ha untuk melihatnya, tetapi Hang Ah bilang dia adalah Raja dari negara lain dan mereka setidaknya melayani Dia. Ayahnya kekhawatiran kalau Hang Ah tidak mampu menangani ini, tapi Hang Ah meyakinkannya kalau dia tidak selemah itu. Setelah semua yang ia lalui, ia bukan Kim Hang Ah yang sama seperti sebelumnya. Jika ia adalah Hang-ah yang dulu, maka ia mungkin sudah memukulinya sampai mati.

Ayah Hang Ah menemui Jae-ha diluar. Sementara Jae Ha berjalan dan mengulurkan tangan untuk bersalaman, tapi ayah Hang Ah mengabaikannya dan tidak menerima. Jae Ha dibawa untuk melihat Hang-Ah, yang mengundang dia untuk duduk dan menawarkan dia kopi dan mengatakan kalau ada expresso tidak. Jae Ha mengatakan kalau ia menyukai kopi instan. Hang Ah mengatakan kalau dia mempunyai acara jam 3 sore karena kedatangan Jae-ha tidak terduga, jadi dia hanya mempunyai waktu 30 menit untuk menemaninya. Hang Ah memberitahu Jae Ha untuk hanya mengatakan apa yang dia mau katakan sehingga datang ke sini tetapi Jae Ha malah mengatakan ia membawakan Hang-ah hadiah. Jae Ha memanggil Shi Kyung kedalam untuk membawanya masuk untuk diberikan pada Hang-ah. Hang-ah dengan dingin mengabaikan bahkan Shi Kyung, yang menempatkan paket di atas meja dan pergi. Jae Ha telah memberikan Hang Ah hadiah produk perawatan kulit yang secara pribadi ia siapkan, dengan masing-masing botol memiliki label kustom. Jae-ha menjelaskan kalau semua baru dan bukan botol kosong. Hang Ah mengatakan kalau Jae-ha hanya menghabiskan waktu untuk membuat hadiah untuk seorang wanita miskin Korea Utara. Dia harus merasa senang dengan kemurahan-Nya, merasa seperti dia seorang dermawan Raja Korea Selatan. Hang-ah minta maaf tapi dia tahu kalau Jae-ha terlalu baik.

Jae Ha mengatakan kalau Hang Ah membenci boleh dia, tetapi Hang-ah segera menjawab kalau dia tidak membencinya. Kebencian akan mengharuskan ia memiliki perasaan untuknya. Sekarang orang yang dia benci adalah dirinya sendiri. Mengapa Hang ah memberikan hatinya untuk orang seperti dia? Mengapa Hang-ah terus dipermainkan oleh dia dari waktu ke waktu? Mengapa Hang-ah tetap mempercayai dia? Mengapa Hang-ah terus berusaha untuk mendapatkan kasih sayangnya? Mengapa Hang-ah begitu sibuk sehingga dia bahkan tidak tahu kalau dia hamil ketika ia menjadi perhatian publik?

Ketika ia diusir dari Korea Selatan, mengapa ia masih berharap dan bertanya-tanya apakah akan ada komunikasi dari Jae-ha? Sebuah janin satu bulan adalah sekitar 1 cm, tetapi sudah memiliki detak jantung, denyut jantung yang sangat kecil. Dialah yang membiarkan hal itu menghilang. Dialah yang menyebabkan kematian bayi mereka dengan kebodohan dan kebodohan dirinya. Ketika Jae Ha mencapai untuk meraih tangannya untuk menghiburnya, Hang-ah langsung menyuruh dia pergi. Hang Ah menyuruh Jae ha pergi sekarang, hatinya sudah diatur dan dia tidak akan mengambil dia kembali. Hang-ah memerintahkan dia untuk pergi kalau tidak dia akan memanggil penjaga datang untuk menyeretnya keluar.

Sekretaris Eun menelpon Shi Kyung dan memberitahu dia untuk membawa kembali Jae Ha ke Korea Selatan segera. Jae Ha merebut telepon dari Shi Kyung dan berbicara dengan Sekretaris Eun. Jae Ha memanggilnya ahjusshi bukan Sekretaris Eun, dan memintanya untuk memahami Jae Ha sebagai seorang paman yang telah melihat dia tumbuh dewasa. Sekretaris Eun selalu mencela Jae Ha, yang menyebabkan Jae Ha tidak percaya kepada dirinya sendiri. Dia tahu dia sampah, tetapi tidak bisa sekali saja kah Sekretaris Eun hanya mempercayainya? Jae Ha berjanji ia akan melakukan segalanya dengan benar.

Bong Goo sedang melakukan sulap di atas panggung di sebuah klub kosong. Seorang anak laki-laki mengatakan kalau mereka akan menimbulkan kecurigaan dengan kebetulan begitu banyak, seperti kematian Raja dan cedera pada sang Putri. Bong Goo mengulangi kalau tujuannya adalah untuk membuang mereka ke dalam ketakutan dan kecurigaan, dan sasarannya sebenarnya adalah Jae Ha. Dia ingin Jae Ha untuk menjadi lebih takut. Keguguran gadis Korea Utara itu adalah waktu yang sempurna dan dia akan menggunakannya untuk keuntungannya. Dia bisa meminjam pisau seseorang untuk melakukan pembunuhan, dan akan membunuh dua burung dengan satu batu.

Jae Ha bertemu dengan komandan tinggi Korea Utara, yang mengatakan Jae Ha harus pergi sekarang kalau dia sudah bertemu dengan Hang Ah. Raja tidak bisa datang hanya untuk melihat satu wanita remeh? Jae Ha meminta Korea Utara mengumumkan kalau mereka belum menemukan teknologi EP-070. Apakah mereka tidak ingin melepaskan kecurigaan kalau mereka yang membunuh Raja Korea Selatan? Komandan menyetujui saran Jae Ha, tetapi bertanya-tanya mengapa ia harus mendengarkannya sejak Jae Ha ada kemungkinan akan mencopotnya ketika ia kembali ke Korea Selatan. Dalam hal ini dia hanya seorang biasa biasa, jadi mengapa dia melakukan apa yang Jae Ha tanya? Jae Ha bertanya apakah dia mengancam dia?

Jae Ha tertawa, dan mengatakan dia ada di sini hanya untuk Kim Hang Ah dan dia tidak tertarik pada hal lain. Dalam benaknya, Korea Utara hanya saudara tirinya yang terus-menerus mendapatkan kesulitan dan kebetulan tinggal di sebelah dia. Dia kemudian meminta maaf karena mengatakan sesuatu yang salah. Kembali di Korea Selatan dia dikenal sebagai Raja yang gila, jadi jangan mengambil serius dengan apa yang dia katakan. Selanjutnya hal yang kita lihat adalah artikel berita yang tersembunyi di sudut surat kabar tentang Korea Utara belum menciptakan teknologi EP-070 dan mengklaim rilis asli itu hanya kesalahan. Sekretaris Eun membahas perkembangan baru ini baru dengan Menteri Korea Selatan.

Hang Ah mendengar berita kalau Korea Selatan telah mengkonfirmasi kalau Korea Utara belum menemukan teknologi EP-070 dan sekarang membuat mereka disalahkan sudah membunuh raja Korea Selatan. Dia kemudian membaca di koran tentang Raja Lee Jae Ha yang tinggal di Korea Utara dan berkeliling negeri. Kami melihat gambar Jae Ha berada di sebuah peternakan ayam yang tidak nyaman dengan Shi Kyung menyeringai di belakangnya. Kembali di Istana, beberapa wanita yang melayani dan mengagumi Raja mereka begitu tampan bahkan memegang seekor ayam. Mereka mengatakan Eun Shi Kyung tampan juga.

Jae Shin mengendarai di kursi rodanya dan akhirnya mengetahui di mana Shi Kyung dan Jae Ha pergi. Dia menelpon Shi Kyung berteriak kepadanya karena tidak menceritakan kebenaran dan membuatnya tampak seperti orang idiot. Dia bukan mata-mata, dia adik Jae Ha! Jae Shin bertanya bagaimana hubungan Jae Ha dan Hang Ah, dan mengatakan mereka berdua baik-baik saja, dan Hang Ah apakah sudah pulih. Jae Shin memperingatkan Shi Kyung kalau mereka lebih baik membawa Hang Ah kembali atau dia tidak akan kembali ke rumah sakit.

Selama pertemuan perintah tinggi Korea Utara, komandan yang marah dengan Hang Ah menyerang pemimpin karena membiarkan Jae Ha dan untuk melepaskan kebenaran tentang EP-070. Ia juga menyalahkan ayah Hang Ah selama pertemuan karena yang melakukan berbagai tugasnya seperti gabungan tim WOC atau aliansi pernikahan Korea Utara-Selatan. Setelah pertemuan, dia marah karena Korea Utara sudah menginjak-injak martabat mereka, dan dia ingin berurusan dengan Raja Korea Selatan. Komandan sekarang-jelas merencanakan rencana jahat dan menyuruhnya bawahannya. Ayah Hang Ah sengaja mendengar ini dan langsung menelpon seseorang.

Bong Goo merekam sebuah video yang ditujukan kepada Jae Ha, dan menanyakan apakah dia merasa takut dan apakah dia masih di Korea Utara.

Jae Ha dan penjaganya sedang makan siang. Mereka melihat sebuah meja di dekatnya ada seorang laki-laki yang senang karena putrinya baru saja diterima di sebuah universitas yang bagus. Jae Ha lalu menawarkan untuk mentraktir semua orang minum hari ini.

Komandan jahat Korea Utara sedang melakukan pertemuan dengan Daniel Craig, pria kulit putih yang menyuap Sekretaris Eun untuk lokasi tujuan liburan Jae Kang. Mereka merencanakan untuk membunuh Jae Ha, dan komandan Korea Utara mengklaim bahwa ini adalah untuk menjaga martabat Korea Utara.

Ayah Hang Ah diberitahu tentang pertemuan ini dari seseorang yang ia kirim untuk mengawasi komandan, dan Hang Ah sengaja mendengar kalau target adalah Raja Korea Selatan Lee Jae Ha.

Kembali ke Video Bong Goo, yang mengatakan pada Jae Ha kalau ia sudah mengatakan kepada mereka untuk tidak membunuhnya, namun tidak ada salahnya karena semua orang di Korea Utara adalah sekelompok orang gila. Dia tidak bisa mengendalikan apa yang mereka rencanakan untuk melakukan semua itu. Bong Goo berpura-pura khawatir dan sedih tentang apa yang mungkin akan terjadi pada Jae Ha.

Kembali di restoran, kita melihat sekelompok tentara Korea Utara tiba di luar, yang dipimpin oleh bawahan dari komandan Korea Utara jahat yang merencanakan untuk membunuh Jae Ha. Dia tampak sengaja menuju restoran.

Episode-12        

Ayah Hang-ah mendapat pemberitahuan kalau ada salah satu Komandan Korea Utara merencanakan pembunuhan Jae-ha. Ayah Hang Ah lalu memberitahu perdana menteri Korea Utara tentang rencana Komandan Jahat Korea Utara untuk membunuh Jae Ha, dan Jae Ha yang sekarang berada di Korea Utara dalam keadaan bahaya sekarang. Ayah Hang Ah juga menjelaskan kalau komandan bekerja sama dengan pihak luar untuk membuat situasi panas antara Korea Utara dan korea Selatan. Perdana menteri tidak percaya, dan mengatakan itu hanya lelucon dan komandan tidak akan berani melakukan sesuatu seperti ini. Ayah Hang Ah memberitahu perdana menteri untuk tidak membiarkan ini terjadi dan meminta supaya dia dapat menyingkirkan komandan, karena jika terjadi kesalahan, hidup Raja Korea Selatan yang dipertaruhkan.

Para prajurit Korea Utara berjalan ke restoran dan mengumumkan kalau mereka sekarang bertugas melindungi Raja, tapi Shi Kyung dan pengawal kerajaan maju dan mencegah hal itu terjadi. Jae Ha keluar dengan menghina orang dan berjalan pergi. Tentara yang dikirim untuk menangkap komandan jahat Korea Utara dan pasukannya, tetapi mereka semua dikirim pergi dan mereka tahu pemerintah mereka sendiri yang mengeluarkan perintah untuk menghentikan mereka. Komandan mengklaim kalau mereka melakukan ini untuk kemuliaan negara mereka.

Ayah Hang Ah sibuk memerintahkan tentaranya untuk menangkap prajurit yang jahat. Hang Ah datang untuk bertanya pada ayahnya apa yang terjadi dan dia menemukan prajurit nakal yang berkeliaran. Hang Ah memberitahu ayahnya untuk segera mengirim Jae Ha kembali ke Korea Selatan sekarang sebelum sesuatu terjadi padanya. Ayahnya mengatakan ia akan mengirimkan kembali Jae Ha besok tapi Hang Ah mengatakan kalau itu akan terlambat. Ayah Hang Ah sudah dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat asing malam ini, dan dia berencana akan mengirim Jae-ha pulang besok pagi. Ketika Hang Ah mencoba untuk berdebat, ayah Hang Ah mengatakan kepadanya untuk pulang, dan ia menyuruh dua prajurit wanita untuk tetap mengawasinya.

Hang-ah ngobrol dengan dua prajurit wanita yang bertugas menjaga dia di rumah. Dia bertanya apakah para prajurit dapat mengamankan daerah seluas sebuah taman hiburan dimana Jae Ha berada. Para prajurit wanita itu yakin rekan-rekan mereka akan dapat menjaga Raja dengan aman, sepertinya Raja sudah melupakan orang yang telah menyakiti dirinya dan muncul dengan produk perawatan kulit pemberian Jae-ha. Prajurit itu bertanya tentang produk perawatan kulit dari Raja yang diberikan pada Hang Ah, dan mereka memberitahu Hang-ah untuk terus menggunakannya.

Hang Ah pergi ke kamarnya dan berbicara pada dirinya sendiri di cermin, mengatakan pada dirinya untuk melupakan ini karena tidak menyangkut dirinya.

Jadwal Jae Ha untuk hari itu adalah untuk mengunjungi sebuah taman hiburan di Korea Utara. Dia diikuti oleh media untuk merekam kunjungan ini,. Ayah Hang Ah juga bergabung untuk menemaninya, meskipun sebenarnya itu hanya untuk membuatnya tetap aman. Pada perjalanan kapal Viking (kalo di dufan kayak Tora-Tora), Jae Ha dan penjaganya duduk di satu sisi sementara rakyat Korea Utara duduk di sisi lain. Untuk memecahkan kebekuan, Jae Ha memberitahu Shi Kyung dan para penjaga untuk mengangkat tangan mereka dan berteriak dengan suara keras. Jae Ha benar-benar menikmati itu, bahkan langsung melakukan kontak dengan Sekretaris Eun melalui kamera dengan mengedipkan mata nakal. Dan setiap gerakan Jae-ha diawasi oleh tentara Korea Utara yang jahat.

Hang Ah membersihkan kamarnya agar dirinya sibuk. Tangan prajurit wanita dimasukkan ke dalam kotak milih Hang-ah yang berisi produk perawatan kulit dari Jae Ha. Hang-ah baru membukanya dan melihat catatan di atas, yang ditulis tangan oleh Jae Ha yang menggambarkan bagaimana dia membuat dengan tangan sendiri produk perawatan kulit untuk dia, seorang wanita yang dituntun untuk terbiasa dengan rumah tangga asing, berurusan dengan manusia tidak berguna, dan menderita keguguran.

Hang-ah mengambil botol dan melihat kalau botol itu diberi label "Terima kasih" dan yang terakhir dibaca "Aku mencintaimu." Jae-ha memang sudah berusaha keras untuk mendapatkan permintaan maaf dari Hang-ah dengan cara seperti ini.

Kedua tentara wanita Korea Utara sedang melihat-lihat produk perawatan kulit dari Jae-ha, dan Hang-ah tiba-tiba datang dengan mengatakan kalau semuanya berakhir. Ini tipuan dan Hang Ah mudah menundukkan mereka. Dia memberitahu mereka kalau ia akan keluar dan akan mengunci mereka di dalam rumah, sehingga mereka perlu untuk diam. Hang Ah akan mengenakan seragam militer Korea Utara dan kemudian menelpon seseorang. Dia bertanya di telepon, "Ingin memiliki sesi pelatihan hidup?" Yuuuuups!!!!! Tim WOC bangkit kembali....

Jae Ha dibawa untuk naik korsel oleh maskot bertindak sebagai panduan. Dia mencoba untuk mengajak Shi Kyung yang enggan untuk naik di sampingnya. Shi Kyung menolak jadi Jae Ha melanjutkan sendiri. Orang-orang dari Korea Utara mengikutinya dan naik bersama. Tiba-tiba semua lampu dimatikan, dan Bong Goo tepukan tangan saat dia menonton di TV dan dengan senang hati berkata "Show Time!" Para Maskot itu menurunkan kostum mereka dan menjadi petugas Korea Utara yang bekerja untuk komandan jahat. Dia telah membawa pada jalan pembunuh ini (menyamar sebagai rakyat biasa Korea Utara) dan mereka berhasil menunjukkan pistol ke kepala Jae Ha. Beberapa dari mereka dicurangi dengan bahan peledak dan mengatakan orang lain mundur dan menjatuhkan senjata mereka atau mereka semua akan mati. Sekelompok pembunuh lain melompat keluar dan menunjukkan senjata pada pengawal kerajaan.

Untuk menunjukkan bahwa mereka serius, salah satu pembunuh yang memakai bom ditembak oleh pemimpin sendiri yang menyebabkan bom meledak, menunjukkan ini bukan hanya ancaman kosong. Pembunuh meminta kamera untuk fokus pada dirinya saat dia mengeluarkan surat dan membacanya. Surat itu berisi kalau Korea Selatan menggunakan tipu muslihat dari reuinification untuk memikat seorang gadis Korea Utara bersalah ......

Bong Goo memotong pembicaraan dan mengatakan pada pembunuh untuk mengarahkan kamera pada Lee Jae Ha sehingga ia bisa melihat Jae Ha yang gemetar dan ketakutan. Bong Goo akan terganggu dengan pidato panjang lebar sang pembunuh dan memintanya untuk menutup perangkap dan kemudian meminta video rekaman dirinya untuk diserahkan pada jae-ha. Bunda Ratu bersama Sekretaris Eun menonton semua itu pada siaran langsung. Bong Goo sangat bersemangat saat memikirkan Jae-ha yang akan menjadi takut.

Hang Ah berjalan melalui taman hiburan dan berbicara ke walkie talkie nya, menanyakan apakah semuanya sudah siap. Kita melihat tim WOC Korea Utara telah beraksi kembali, dengan Kang Seok yang membawa peluncur roket saat ia berjalan di suatu tempat, sementara Yong Bae pada mobil roda Ferris tinggi mempersiapkan senapan sniper-nya. Mereka kembali bersama untuk menyelamatkan rekan WOC mereka. Kereeeeeeeeeen........

Jae Ha selesai menonton video rekaman Bong Goo, tetapi tidak terlihat takut sedikitpun. Dia meminta pada pimpinan pembunuh agar ia dapat berbicara langsung dengan Bong Goo. Tapi pembunuh menarik keluar pistol lain sebagai gantinya, Jae Ha bertanya apakah dia Doraemon kalau tidak kenapa dia terus menarik hal-hal dari sakunya. Jae Ha berbicara ke kamera untuk mengatasi Bong Goo, dengan mengatakan kalau Bong Goo sudah menghadapi ketidakamanan sendiri. Siapa dia, melakukan ini, menampilkan kepada dunia, sedangkan dia hanya bersembunyi di sudut dan menonton di TV. Apakah dia berpikir TV akan mengambil adegan mereka menikah? Jae Ha tidak mencintai Bong Goo, sehingga Bong Goo harus menyerah sekarang. Mungkin dia bisa menemukan hobi baru, seperti berolahraga atau membaca. Bong Goo berteriak untuk segera membunuh Jae-ha.

Kang Seok telah menundukkan semua prajurit nakal di ruang kontrol dari taman hiburan dan dia yang akhirnya menjalankan semuanya. Bae Yong sudah menangani pemimpin yang mengenakan bom di lengan dan kemudian dia menembak para pembunuh lainnya yang menyandera pengawal. Sedangkan Hang-ah tiba dan dia melompat ke bagian atas korsel yang berputar.

Kamera menangkap jelas wajah Hang-ah sehingga semua orang tahu kalau dia sedang mencoba untuk menyelamatkan Jae Ha. Bong Goo terpana dan bertanya apakah orang itu adalah Kim Hang-ah.

Hang Ah berhasil berayun ke dalam korsel dan mulai memukuli para pembunuh. Pada saat yang sama, Kang Seok melemparkan bom asap ke dalam korsel. Jae Ha melihat Hang-ah menghabisi semua pembunuh. Hang Ah kemudian menangkap pemimpin bom juga.

Setelah para pembunuh ditangani dan Shi Kyung memimpin pengawal untuk memastikan Jae Ha baik-baik saja, Hang Ah meninggalkan tempat tanpa berbicara ataupun melihat Jae Ha. Dia berjalan menyusuri jalan sakura dan masuk ke dalam jip untuk meninggalkan tempat itu, yang ketika itu Jae-ha langsung mengejar Hang-ah, dan dengan mobil Jae Ha berusaha menghalangi jalan Hang-ah. Dan akhirnya Hang-ah menghentikan jipnya.

Hang-ah keluar dari jip dan bertanya kepadanya apa yang Jae-ha inginkan. Jae Ha mulai menggoda Hang Ah, dengan menanyakan apakah Hang-ah pikir dia yang lebih baik atau Eun Shi Kyung yang lebih baik? Hang Ah tidak yakin menjawab, tapi dia yakin bahwa ada seseorang yang berani dia benci. Jae Ha bertanya apakah orang tersebut adalah Lee Jae Ha? Jae-ha mengatakan pada Hang-ah kalau dia adalah seseorang yang pendendam, jadi Hang-ah hanya berkata, Jae-ha akan membalas dendam padanya karena mengatakan itu.

Balas dendam Jae Ha berjalan seperti ini. Jae-ha akan menciumnya setiap pagi. Dia hanya akan memiliki mata untuk Hang-ah. Dia tidak akan pernah membiarkan Hang-ah menangis lagi. Dia akan seperti penguntit yang mengikuti Hang-ah setiap menit nya. Dia akan membelikan apa pun yang Hang-ah inginkan. Ia akan melakukan segala daya untuk membuatnya menjadi Ratu paling bahagia di seluruh dunia. Hang Ah mulai menangis dan Jae Ha menyeka air matanya. Dan dia akan menjadi satu-satunya wanita yang dicintainya sampai ia mati.

Hang-ah terus menangis lalu Jae Ha berlutut dengan satu kaki dan memanggil Hang-ah "Yang Mulia Ratu". Jae-ha mengatakan padanya bahwa ia secara resmi melamarnya.

Hang-ah mengatakan kalau keluarga kerajaan Korea Selatan terus mengatakan apapun yang mereka inginkan, tapi dia tidak pernah menolak lamarannya. Jae Ha menarik dia dan memeluknya.

Komandan Korea Utara yang jahat sangat marah karena rencananya telah kacau. Dia mengancam untuk mengekspos Klub M kecuali mereka membuat dia keluar dari sini. Ayah Hang Ah tiba dengan tentara lain untuk menangkapnya. Ayah Hang Ah memberitahu komandan itu untuk terus maju dan bunuh diri jika ia memiliki keberanian untuk bunuh diri. Setelah itu, Klub M menelpon ayah Hang Ah kalau mereka seharusnya mendapatkan hadiah karena menunjukkan pada mereka pengkhianat ini dan mereka berjanji untuk tetap menjaga perdamaian di semenanjung Korea. Ayah Hang Ah menutup telepon. Bong Goo yang marah dengan di tangan kanan memegang Bon Bon dan meringkusnya dan mengancam nya, tetapi pada akhirnya memungkinkan dia pergi.

Beberapa penjaga kerajaan menonton laporan berita tentang apa yang terjadi di Korea Utara dan bagaimana Tim WOC yang menyelamatkan, dan Dong Ha menyesal karena hanya dia Tim WOC yang tidak terlibat dalam peristiwa itu. Sebuah Media melaporkan permintaan maaf karena tidak mampu menjaga Raja Korea Selatan secara aman.

Sekretaris Eun melakukan konferensi pers membahas perkataan Jae Ha pada Kim Bong Goo di kamera, dan dia mengatakan pada Kim Bong Goo atas nama Raja meminta maaf untuk reunifikasi Utara-Selatan. Sekretaris Eun meminta maaf kepada semua Kim Bong Goos di negara ini karena menyeret nama mereka dalam masalah ini.

Jae Ha berbicara dengan Sekretaris Eun, yang menegaskan kalau situasi ini telah diatasi untuk saat ini. Sekretaris Eun memberitahu Jae Ha kebenaran kalau semua orang tahu Kim Bong Goo adalah John Mayer dari Club M. Mereka tidak bisa membawanya keluar karena dia begitu kuat dan memiliki ikatan yang kuat seperti itu dengan begitu banyak negara.

Jae Ha menolak untuk membiarkannya pergi karena orang itu yang sudah membunuh Jae Kang dan melukai adiknya. Sekretaris Eun mengatakan kalau Jae Ha sebenarnya takut, jika tidak kenapa dia tidak saja keluar dan mengumumkan di CNN tadi malam kalau Kim Bong Goo adalah pimpinan Klub M dan yang sudah membunuh Raja dan berusaha membunuh dia sekarang. Dan Jae Ha tidak memiliki jawaban untuk itu.

Jae Ha masuk ke sebuah stasiun kereta api di mana warga Korea Utara telah berkumpul untuk melepas dia pergi. Dia menerima buket bunga dari seorang gadis kecil yang mengenakan hanbok cantik. Ketika ia menghadapi perdana menteri Korea Utara, yang meminta maaf pada Jae Ha atas apa yang terjadi, Jae Ha bertanya pada Perdana Menteri itu apakah dia tahu dengan Kim Bong Goo. Reaksi Perdana Menteri memberitahu semuanya sehingga Jae Ha menegaskan bahwa Bong Goo juga merupakan ancaman untuk Korea Utara, dan Jae Ha mengatakan mereka perlu untuk mendapatkan kekuatan bersama-sama untuk menghadapi musuh ini. Kedua pemimpin itu berjabat tangan.

Jae Ha berjalan ke dalam kereta api dan melihat Hang-ah yang sedang telponan. Ayah Hang Ah bertanya sekali lagi pada Hang-ah, apakah dia mau merubah pikirannya untuk tidak pergi ke Korea Selatan lagi, dan Hang-ah menjawab tidak. Jae-ha bertanya apakah yang menelpon itu adalah ayahnya, Hang-ah mengiyakan, sehingga Jae-ha meraih telepon dari Hang-ah. Ia menyebut ayah Hang Ah "ayah mertua" dan berjanji untuk membawa Hang Ah kembali untuk kunjungan selama Chuseok. Ayah Hang Ah mengatakan tidak perlu, setiap kali Jae Ha datang ke Korea Utara dia menyebabkan kekacauan baginya. Jae Ha mengatakan dia harus memberi contoh yang baik dan mengunjungi mertuanya sehingga dia berjanji untuk kembali.

Jae Ha melihat Hang-ah tidak terlihat senang, dan dia menggoda kalau ibunya telah menyiapkan sup rumput laut untuk menyambutnya. Hang Ah mengaku kalau dia masih takut tentang bagaimana orang-orang Korea Selatan saat melihat dia. Jae Ha meraih tangannya untuk menenangkannya.

Jae Ha memegang tangan Hang Ah saat mereka berjalan ke kamar lamanya di mana Ibu Suri sedang menunggu untuk menyambut mereka. Ibu Ratu mengatakan betapa menyesalnya dia dan bertanya kalau Hang-ah pasti telah sangat menderita. Dia menarik Hang-ah untuk menunjukkan semua yang orang-orang Korea Selatan telah kirimkan untuk dia. Ibu Ratu mengatakan pada Hang-ah untuk minum sup rumput laut agar mendapatkan kesehatannya kembali. Ada salah satu dari catatan yang melekat pada hadiah mengatakan "Kematian Kim Hang Ah". Bunda Ratu meraihnya agar Hang-ah tidak melihatnya tapi Hang Ah berani mengatakan dia akan mencoba untuk meyakinkan mereka untuk menerimanya.

Jae Ha berbicara dengan Sekretaris Eun, yang mengkonfirmasikan kalau Hang Ah dan Jae Ha telah berhasil mengubah persepsi masyarakat. Jae Ha tidak ingin membahas ini sekarang karena mereka baru saja pulang. Sekretaris Eun tidak ingin Jae Ha untuk mendapatkan harapan yang berlebih, dan Jae Ha berkata tidak. Dia ingin bekerja keras mulai sekarang untuk mendapatkan persetujuan rakyat.

Shi Kyung berlanjut dengan investigasi untuk mencari tahu tentang Klub M, dan diberitahu kalau Putri adalah saksi mata potensial saja, jika Putri mendapatkan kembali memori hilang nya hari itu. Shi Kyung pergi menemui Jae Shin, dan kesal ketika dia melihat Putri bermain kartu dengan dayang-dayangnya. Shi Kyung dengan ketus bertanya apakah yang ia lakukan hanya bermain lalu dia pergi. Putri menegaskan bahwa ia pergi terapi setiap pagi, dan sekarang dia hanya ingin menikmati dengan bersenang-senang, apa yang salah dengan itu.

Shi Kyung mendorong Jae Shin untuk mendapatkan kembali ingatannya daripada terus menghindari trauma itu. Tentu saja hal ini sangat mengganggu Jae Shin. Putri mengatakan kalau kenangan tak bisa kembali begitu saja. Jae Shin tidak bisa tidur, tidak bisa keluar, dan selalu merasa terancam. Shi Kyung bertanya apakah dia sedang mencari simpati? Dia seharusnya tidak mengharapkan orang untuk peduli apakah dia sudah menyerah pada dirinya sendiri. Shi Kyung mengatakan padanya untuk menjadi lebih kuat dan kembali seperti Putri yang dulu. Jae Shin merasa kesal lalu segera meminta penjaga baginya untuk diganti siapapun itu pokoknya selain Eun Shi Kyung.

Jae Ha membaca laporan tentang Bong Goo dan menemukan bahwa pacarnya bernama Dara dan sering ke Korea Selatan. Shi Kyung benar-benar tenggelam dalam pikiranku tentang Putri yang salah paham terhadapnya. Sedangkan Jae Ha mencoba untuk membahas Klub M dengan Shi Kyung, yang tiba-tiba menanyakan apakah dia benar-benar seperti orang yang tidak mengerti dan kolot? Shi Kyung menegaskan kalau Club M sudah mengungkapkan lokasi komandan nakal Korea Utara sehingga mereka bisa menyingkirkannya.

Jae Ha dan Hang Ah sedang duduk di kamarnya membahas apa yang terjadi di Korea Utara, Jae Ha mengatakan Korea Utara telah dikonfirmasi kalau semua itu adalah perbuatan Kim Bong Goo. Tapi Korea Utara telah memutuskan untuk menutupinya dan bertanggung jawab atas semuanya. Hang Ah bertanya-tanya bagaimana satu orang bisa berani untuk melakukan semua ini? Jae Ha menjelaskan bahwa Bong Goo adalah orang yang kaya raya, dia mendalangi produksi yang bertujuan untuk membuktikan kalau mereka kuat. Negara-negara lain ingin Korea Utara dan Korea Selatan untuk tetap bertentangan sehingga tidak bisa menjadi lebih kuat.

Jae Ha diam-diam bertanya apakah mereka dapat melakukannya, bersama tim WOC dan perkawinan aliansi Utara-Selatan? Jae Ha menjadi takut dan keraguannya mengganggu Hang Ah, yang tampak kesal melihat Jae Ha. Hang-ah berdiri dan bertanya apakah Jae Ha tidak ingin menikahinya sekarang karena begitu sulit?

Jae Ha dengan cepat meyakinkan Hang-ah kalau ia ingin menikahinya. Jae Ha meraih tangannya dan mengatakan ia akan menikah, dan bertanya apakah dia ingin menikah bulan depan. Hang Ah bertanya pada Jae Ha apakah dia ingin mengakui kekalahan dengan seseorang yang membunuh anggota keluarga dan menyebabkan Hang Ah itu keguguran.

Hang-ah berkata kalau pertama mereka perlu kesepakatan dengan orang gila itu. Dan jika Jae Ha tidak bisa menghadapi Bong Goo, maka dia bukan pria sejati jadi mengapa Hang-ah harus menikah dengannya. Hang Ah masuk ke kamarnya dan menutup pintu di depan Jae Ha, dan dia menjanjikan dia akan mencampakkan Jae-ha jika itu terjadi. Jae Ha dengan sedikit kesal menjanjikan kalau dia akan menjatuhkan Bong Goo dibawah kakinya.

Hang Ah menelpon ayahnya dan menegaskan bahwa ia tahu segalanya, tentang Klub M dan Kim Bong Goo. Hang-ah marah karena Bong Goo sudah membuat Jae-ha menjadi takut. Hang-ah begitu marah dan dia ingin pergi menghajar orang itu sekarang jika dia bisa. Ayah Hang Ah meyakinkan kalau dia sudah menggali lebih ke dalamnya. Hang Ah ingin dia berhenti menyelidiki dan mulai melakukan sesuatu. Hang-ah ingin tahu lokasi orang itu dari ayahnya dan dia tidak akan mengatakan kepada ayahnya apa yang dia rencanakan. Setelah menutup telepon, ayah Hang Ah berharap tidak terjadi apa-apa di Korea Selatan karena ada Hang-ah disana.

Jae Ha memiliki Shi Kyung untuk mengatur pertemuan khusus. Sepertinya Jae Ha berencana untuk bertemu dengan pacar Bong Goo dan mendapatkan informasi dari dia. Dia meyakinkan Shi Kyung bahwa ini semua hanya sandiwara, karena ia hanya mencintai Hang Ah. Jadi jika Hang Ah tahu tentang ini, Shi Kyung harus menggantikan dia sebagai saksinya. Shi Kyung memberinya senyum dan Jae Ha menepuk bahunya sebelum berjalan masuk.

Jae Ha masuk ke sebuah klub kosong dan duduk di meja sebelah pacar Bong Goo, yang bertanya mengapa dia di sini karena dia disewakan tempat ini untuk dirinya sendiri malam ini. Jae Ha tersenyum padanya dan mengatakan ia juga melakukan hal yang sama.

Orang kepercayaan Bong Goo mengatakan kepada Bong Goo kalau mereka telah menerima sebuah paket dari Raja Korea Selatan. Bong Goo kaget, bertanya-tanya bagaimana Jae Ha mendapatkan lokasi-nya. Paket ini dilengkapi dengan surat dari Jae Ha, yang mengatakan pada Bong Goo kalau ia harus mencari cara untuk membuka paket tersebut jika dia ingin tahu apa yang ada di dalamnya. Jae Ha memberikan Bong Goo satu petunjuk "Ini sesuatu yang saya punya tapi Anda tidak." Jae Ha kemudian berakhir dengan peringatan bahwa Bong Goo tidak harus membuka paket tersebut, jika tidak ia akan menyesal.

Jae Ha memberitahu Sekretaris Eun kalau dia memutuskan sesuatu dan ia membutuhkan bantuan Sekretaris Eun. Dia memutuskan untuk melakukannya dengan Hang Ah sampingnya. Jae Ha dan Hang Ah yang menuju ke sebuah konser peringatan untuk Raja Jae Kang, yang menandai penampilan Hang Ah perdana kepada publik. Jae Ha berpakaian resmi yaitu pakaian raja merah, sementara Hang Ah dalam gaun berkelas berwarna hitam dengan topi hitam yang cocok bertengger rapi di kepalanya. Dia tampak gugup tetapi ketika Jae Ha bertanya apakah dia siap, Hang-ah menegaskan dirinya. Jae-ha memgang tangan Hang-ah untuk meyakinkannya.

Jae Ha dan Hang Ah keluar dari mobil. Shi Kyung dan Dong Ha juga ada disana dengan para penjaga kerajaan, melapisi kedua sisi jalan karpet merah menuju tangga. Jae Ha memegang tangan Hang Ah dan mereka bersama-sama berjalan menaiki tangga.

Di puncak tangga, mereka berbalik dan melihat satu sama lain, sebelum menghadapi media.

Bong Goo menebak dan menebak password untuk membuka kotak tapi gagal. Dia marah dan dia melempar kotak itu ke samping. Tapi Bong Goo terus berusaha dan akhirnya menebak password dan membuka paket. Password adalah "people", seperti Jae Ha yang memiliki hati rakyatnya tapi Bong Goo tidak memiliki satupun.

Episode-13        

Bong Gu akhirnya menemukan password untuk kotak teka-teki dari Jae Ha. Dia membukanya dan di dalam adalah ... Flashdisk? Dia mencemooh Jae Ha yang membalas dendam kepadanya karena pesan video yang pernah dia kirim untuk Jae-ha. Awalnya dia mau meninggalkan Flasdisk itu, namun dia penasaran juga isinya lalu dia menghubungkannya ke TV untuk menontonnya. Isinya adalah video Jae Ha yang dengan tenang duduk di sofa di kantornya. Dia memberikan Bong Gu satu kesempatan terakhir untuk mematikan video dalam hitungan ke 10. Bong Gu mencemooh sekali lagi dan bertanya apakah yang Jae Ha ingin tunjukan padanya, apakah dia akan Jae-ha akan menunjukkan video porno.

Setelah hitung mundur Jae Ha berakhir, kita melihat sebuah video Jae Ha berbicara dengan wanita di bar, dan wanita itu adalah pacar Bong Gu. Ternyata saat dia bertemu dengan pacar Bong Gu dia sudah memasang kamera di bar untuk merekam pembicaraan mereka. Jae Ha bertanya padanya apakah dia punya pacar dan wanita itu mengatakan kalau dia hanya bermain dengan Bong Gu untuk bersenang-senang karena dia kekanak-kanakan dan tidak menyenangkan. Dia berubah-ubah, mempunyai rasa rendah diri, dan bahkan menyebut dirinya raja. Saat itu Jae Ha diam-diam melirik ke arah kamera untuk tersenyum pada Bong Gu. Gadis itu mengatakan kalau dia dengan Bong Gu hanya untuk uang, tetapi tidak dapat menyingkirkan rasa jijiknya.

Tepat pada saat itu, gadis itu mendatangi Bong Gu, dan dia langsung mengeluarkan pistol dan menembak dia ditempat. (kasiaaaan gadis itu....). Dia kembali ke TV dan mendengar perempuan itu mengundang Jae Ha keluar untuk bersenang-senang, dan itu membuat Bong Gu menembak gadis itu untuk yang kedua kalinya. Suara Jae Ha datang pada saat itu dan mengatakan dia berharap Bong Gu tidak membunuhnya. Ha Jae mengatakan kalau orang seperti itu akan mengkhianati satu sama lain. Dia berkata kalau ia pernah menembak Hang-ah juga, tapi untungnya itu pistol kosong dan ia akhirnya mampu memaafkannya. Itu karena orang-orang yang percaya pada dia dan ia tidak sendirian. Yang paling penting dalam hidup adalah orang, dan orang-orang yang mencintainya melalui tebal dan tipisnya senjata melawan dia. Tidak peduli apa yang Bong Gu lakukan pada dia, Jae Ha akan semakin kuat sehingga ia bisa melindungi orang-orang yang percaya kepadanya. Bong Gu sudah sangat kesal pda Jae-ha dan menggunakan peluru sebagai remote untuk mematikan TV. Dia kemudian diberitahu oleh bawahannya kalau Jae Ha sedang mempersiapkan sebuah pengumuman.

Gambar Jae Kang digunakan sebagai latar belakang, Jae Ha mengatakan kalau kakaknya memiliki dua mimpi untuk dirinya: yang pertama berpartisipasi dalam WOC dan yang kedua adalah menikahi Hang-ah. Untuk itu, ia secara pribadi akan bersaing di WOC dengan anggota tim yang sama seperti saat dia berlatih sebelumnya. Dong Ha terkejut kalau mereka masih akan pergi, tapi Shi Kyung hanya tersenyum seolah-olah ia tahu apa yang direncanakan Jae Ha. Jae Ha kemudian menetapkan pertunangannya dengan Hang Ah dan mengatakan ia akan membatalkannya jika mereka tidak dapat membuatnya keluar dari putaran pertama. Dia ingin menggunakan WOC untuk menunjukkan seberapa kuatnya Korea Utara dan Korea Selatan jika mereka bergandengan tangan. Jae Ha memperkenalkan Hang Ah sebagai pemimpin tim Utara dan tunangannya masa depan, dan Bong Gu, yang menyaksikan semua ini, dan segera menelpon untuk mengadakan pertemuan untuk semua kepala Klub M.

Setelah itu, Perdana Menteri meyakinkan Jae Ha untuk tidak berpartisipasi. Jae Ha mengikuti banyak pemimpin dunia lainnya yang ikut pergi berperang, meskipun tidak satupun dari mereka berhasil kecuali untuk Kennedy. Jae Ha menegaskan kalau yang dia lakukan di sana adalah untuk alasan diplomatik dan hanya ingin menunjukkan kepada dunia kalau Korea mampu menangani masalah mereka sendiri dan tidak butuh orang lain untuk ikut campur. Mereka bahkan tidak menggunakan senjata nyata. Sekretaris Eun kemudian bertanya apa yang akan terjadi jika mereka tersingkir di babak pertama dan Perdana Menteri mengatakan mereka akan menjadi bahan tertawaan jika mereka lakukan itu. Jae Ha membuka laporan untuk menunjukkan mengapa ia berpikir itu tidak akan terjadi, tapi kemudian Perdana Menteri mengatakan ia mungkin tidak akan mengerti tentang Jae-ha sejak ia dibebaskan dari layanan wajib militer. Ketika Jae Ha mengatakan alasan nya Perdana Menteri cepat menerima alasan dirinya dan mengatakan ia hanya akan menjaga negara sementara Jae Ha tidak ada. Namun, Jae Ha mengatakan kalau dia akan menjadikan Jae Shin sebagai penggantinya sementara dia pergi.

Kemudian, mendatangi Jae-shin yang sedang bersama ibunya, Hang-ah mencoba meyakinkan Jae Shin untuk mengambil alih kabupaten pada waktu mereka berada di WOC. Jae Shin benar-benar menolak, dan Ibunya mengatakan kalau dia bisa melakukan itu sebagai gantinya. Hang Ah mengatakan mereka harus mengikuti aturan dalam hal ini atau akan terlihat buruk oleh warga dan seluruh dunia. Bila Jae Shin menanyakan kenapa mereka harus pergi ke WOC dan tidak bisa menikah diam-diam, Hang Ah teriakan mengatakan kembali kalau dia tidak melakukan ini untuk dirinya sendiri. Dia tahu kalau ada Ibu Ratu, dia tidak akan pernah bisa meyakinkan Jae Shin dan bertanya apakah dia dapat berbicara dengan Shin Jae saja. Namun, Jae Shin mengatakan untuk tidak meninggalkan dia dan Hang Ah sendiri sejak Hang-ah terus mencoba dan menyerang dirinya. Hang Ah tampaknya malu pada tuduhan, dan Hang Ah membela dirinya dengan mengatakan ia hanya akan memandikan Jae-shin. Ibunya berkata kalau dia bisa membicarakannya nanti, tetapi Hang Ah tetap bersikeras kalau dia hanya mandikannya.

Jae Shin hendak pergi ke rumah sakit, dan dia melihat Hang Ah sudah menunggunya diLuar mobil. Hang Ah begitu memperhatikan Jae Shin dengan memakaikannya sepatu untuk Jae Shin dan mengatakan semua itu supaya kaki Jae Shin lebih nyaman walaupun dia tidak bisa merasakannya. Hang Ah juga mengatakan kalau Shi Kyung sudah menceritakan kejadian terakhir saat dia pergi ke rumah sakit dan itu membuat Jae Shin tersenyum, Hang Ah lalu mengatakan kalau dia akan bertanggung jawab atas keamanannya saat ini. Jae Shin tahu kalau Hang Ah sebenarnya melakukan semua ini bukan dari hatinya tapi hanya untuk membujuk dia agar mau menjadi bupati untuk sementara waktu.

Seperti Hang Ah yang terus membujuk Jae Shin, begitu juga Jae Ha yang sedang membujuk ibunya kalau Jae Shin memang harus melakukan ini juga dengan menjadi bupati sementara waktu. Ibunya bersikeras kalau Jae Shin tidak bisa melakukan semua itu setelah apa yang dia lalui. Dia mengatakan kalau Jae Shin pernah membenturkkan kepalanya di dinding karena selalu dikejar-kejar dalam mimpi buruknya, lalu bagaimana dia bisa menjalankan sebuah negara ketika dia sendiri tidak bisa menjaga dirinya? Jae Ha kemudia mengatakan kalau Hang Ah bisa meyakinkan Jae Shin, dan ibunya menyadari kalau mereka tidak akan ke rumah sakit lagi. balik lagi ke Hang Ah yang bertanya pada salah seorang staf, apakah Jae Shin selalu minum obat penenang seperti yang dia lakukan sekarang. Hang Ah mendesah dan memperlakukan Jae Shin dengan lembut dengan meletakkan kepala Jae Shin dibahunya untuk tidur sambil menepuk kepalanya.

Kembali di kebun, Jae Ha memberitahu ibunya kalau orang percaya Jae Shin depresi dan itu sebabnya dia tidak menunjukkan dirinya sendiri di depan umum lagi. Mereka mengatakan Jae-shin mengunci diri di ruang bawah tanah, merobek pakaiannya, dan buang air di semua tempat. Ibu Ratu terkejut dan bertanya bagaimana Jae Ha bisa mengatakan hal seperti tentang saudara perempuannya. Ibunya mengatakan kalau Jae Shin dulu begitu cerdas, begitu berani, dan seorang penyanyi yang baik. Jae Ha menjawab kalau semua ini adalah alasan untuk menangkap orang-orang yang telah mencelakakannya. Bagaimana mereka bisa membiarkan orang-orang yang melakukan semua ini pada Jae Kang dan Jae Shin begitu saja?

Bong Gu sedang mengadakan pertemuan dengan orang-orang Club M dan mengatakan kalau ia sekarang akan menjadi penganjur perdamaian. Langkah pertama yang akan dia lakukan adalah menghadiri konferensi perdamaian Utara-Selatan Korea di Pulau Jeju. Dan Bong Gu memutuskan tidak akan bersembunyi lagi dan akan bekerja sama dengan Jae-ha dan bekerja untuk perdamaian di tanah kelahirannya.

Hang Ah juga telah memutuskan melakukan sesuatu untuk memicu memori Jae Shin dan dia membawanya kembali ke vila di mana Kang Jae dibunuh. Jae Shin gemetar dan berkedip dari ingatannya yang kembali padanya. Hang Ah kemudian mulai menceritakan semua tentang Bong Gu pada Jae Shin. Kembali di istana, Jae Ha juga memberitahu Ibu tentang Bong Gu. Dia berkata kalau Bong Gu mengatakan langsung padanya kalau dia yang sudah membunuh Jae Kang karena masalah WOC dan pernikahan. Jae Kang adalah seorang raja, dan Jae Shin adalah seorang putri, namun ia memiliki kekuatan dan keberanian untuk menghabisi mereka berdua. Jika mereka akan menghadapinya, Ibu dan Jae Shin harus ikut berpartisipasi agar lebih kuat. Namun, Ibunya memberitahu Jae Ha untuk menghindarinya. Dia sudah kehilangan Jae Kang, dan dia tidak mau kehilangan Jae Ha juga. Dia akan mengampuni Bong Gu dan mereka harus melupakan semua itu agar dia tidak kehilangan dua anaknya lagi.

Kembali di vila, Hang Ah memberitahu Jae Shin tentang Bong Gu yang tidak akan berhenti untuk membuat keluarga kerajaan terpisah. Jika mereka ingin melawan dia, mereka harus membuatnya tampak seperti tidak ada yang salah. Senjata terbaik melawan dia adalah memori Jae Shin dan kesaksiannya. Hang Ah kemudian berlutut dan memohon pada Jae Shin untuk mau mengingatnya.

Malam itu, Jae Ha dan Hang Ah bersama dan berpikir tentang bagaimana langkah berikutnya. Hang Ah berkomentar kalau Jae Shin telah berubah menjadi orang yang percaya diri seperti Jae-shin saat dia pertama kali bertemu. Saat mereka memikirkan langkah berikutnya, Hang Ah bertanya: bagaimana Bong Gu tahu tentang lokasi Jae Kang. Dia bertanya pada Jae-ha siapa saja yang tahu tentang lokasi itu dan Jae Ha bergetar dengan pertanyaan itu dan mengatakan hanya keluarganya, Sekretaris Eun, Shi Kyung, tim keamanan, dan beberapa penjaga. Hang Ah kemudian bertanya apakah Sekretaris Eun dapat dipercaya. Jae Ha mencemooh ide itu dan mengatakan bahwa ia sudah bersama keluarga kerajaan selama 30 tahun. Hang-ah mengatakan pada Jae Ha kalau Sekretaris Eun pernah berbohong tentang dirinya, tapi tetap saja Jae Ha masih percaya pada Sekretaris Eun.

Keesokan harinya, Sekretaris Eun berada di kantor Jae Ha dan mengatakan kepadanya kalau kekuatan dunia mempertanyakan keamanan dari kompetisi WOC dengan tim mereka yang bergabung, tetapi PBB baik-baik saja dengan itu. Jae Ha menyela dia dan bertanya pada sekretaris Eun apakah dia sedang membohonginya, dan tentu saja sekretaris Eun mengatakan tidak. Jae Ha kemudian pergi ke meja kerjanya dan mengatakan kalau pelayan lupa untuk membersihkan mouse-nya lagi dan Jae Ha juga mengatakan kalau ingatan orang cenderung memudar ketika mereka semakin tua. Dia kemudian tersenyum sambil bertanya apakah Sekretaris Eun benar-benar lupa untuk memeriksa perapian dan keamanan di vila Jae Kang. Ketika itu Sekretaris Eun langsung mengatakan dia sudah melakukannya, Jae Ha langsung mengubah subjek dan dia senang kalau PBB menerima mereka dan dia akan terus berbicara dengan Jae Shin. Setelah itu Sekretaris Eun berjalan keluar, Jae Ha menatapnya dengan penuh kecurigaan.

Jae Shin sedang dikamarnya dan berpikir kembali tentang permintaan Hang Ah yang menyuruhnya untuk menjadi bupati lebih dari sebulan. Dia kemudian berpikir tentang pembunuhan Jae Kang dan pembunuh yang datang saat dia berada di mobil. Sementara itu, di ruang penjaga, penjaga lain menghubungi Kang Seok, tapi Dong Ha menumpahkan kacang dan mengatakan dia hanya seorang penggemar yang suka Tiffany dari SNSD. Para penjaga lain menunjukkan bahwa SNSD seperti dewi di militer dan meningkatkan kekuatan melawan mereka dengan 200%. Dong Ha terus berusaha untuk membicarakan tentang Kang Seok, tapi Shi Kyung bergabung dan mengatakan kalau Dong Ha lari dari Kang Seok selama pertarungan bola salju. Para penjaga lain menertawakan dia, dan Dong Ha mengatakan ia hanya menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Ketika mereka sedang bercanda, Jae Shin datang. Semua orang berdiri dan menatapnya, dan itu mendorong Jae Shin untuk memelototi mereka dan menanyakan apakah mereka mengharapkan untuk menyanyi dan menari. Jae Shin mengatakan kepadanya kalau ia akan memerintah menjadi bupati di Kabupaten dengan satu syarat: Shi Kyung menemaninya. Shi Kyung mencoba berkata kalau dia harus pergi karena ia bagian dari tim, tapi Jae Shin berkata kalau orang lain bisa menggantikannya. Tapi Shi Kyung masih ingin berangkat ke WOC bersama Jae-ha dan Hang-ah. Jae Shin tahu dia tampak putus asa, tapi dia masih ingin Shi Kyung menjadi orang yang membantunya melalui semua itu. Shi Kyung akhirnya luluh dan mengatakan kalau ia akan berbicara dengan Jae Ha tentang hal itu.

Malamnya, Jae Ha tidak bisa percaya ketika Shi Kyung mengatakan kepadanya kalau Jae Shin meminta agar ia tinggal bersamanya. Jae-Ha bertanya-tanya apa rahasia Shi Kyung sehingga bisa membuat Hang-ah dan Jes Shin jatuh cinta padanya. Shi Kyung menjawab dengan serius kalau ia tidak pernah menggoda, dan Jae Ha mulai bercanda dengan mengatakan dia ingin seorang saudara ipar yang bisa bercanda dan bermain golf dengannya. Shi Kyung yang berpikir Jae Ha serius dia pun menjawab kalau tidak perlu khawatir karena Jae Shin bukan tipenya. Jae Ha tersinggung karena Shi Kyung mengambil leluconnya begitu serius dan bahkan lebih lagi pada apa yang dia katakan tentang adiknya. Menghentikannya dan memanggilnya kembali. Jae-ha memerintahkan dia untuk melakukan investigasi rahasia pada semua orang yang tahu tentang lokasi Jae Kang, tapi dia sedikit canggung saat menyebutkan nama ayah Shi Kyung. Kasian Shi Kyung... kalo tahu ayahnya adalah orang bermuka dua.

Sekretaris Eun menemui Jae Shin yang membicarakan tentang apa yang harus Jae-Shin lakukan saat jae Ha tidak ada. Jae Shin mencoba untuk keluar dari konferensi perdamaian juga, tetapi Sekretaris Eun mengatakan dia harus menghadiri yang satu ini. Mereka akan membahas tentang gencatan senjata saat ini dengan Korea Utara ke dalam perjanjian perdamaian jadi dia hadir.

Setelah itu di kantornya, salah satu asisten Sekretaris Eun membawa daftar tamu untuk konferensi perdamaian. Dia melihat satu nama Club M CEO John Mayer. Asistennya mengatakan kepadanya bahwa ini akan meningkatkan prestise acara dan semua laporan asing tertarik melihat dia. Sekretaris Eun kemudian menyuruh pergi asistennya dan dengan cepat melakukan panggilan ke Club M. Namun, dia terpaksa menutup telepon sebelum panggilan tersambung karena Shi Kyung masuk dan bertanya kepadanya tentang beberapa perbedaan yang ditemukannya dalam laporan kematian Jae Kang. Sekretaris Eun bertanya mengapa dia menyelidiki ini lagi, dan Shin Kyung mengatakan kepadanya kalau ia diperintahkan oleh Jae Ha karena menurutnya seseorang telah membocorkan sebuah rahasia. Sekretaris Eun mulai terlihat khawatir ketika Shi Kyung mengatakan kepadanya kalau para tersangka adalah semua orang kecuali keluarga kerajaan. Dia kemudian teringat kembali saat Jae Ha bertanya apakah dia pernah berbohong padanya dan nyaris tidak mendengar Shi Kyung mencoba untuk menghiburnya dan mengatakan kalau Jae Ha benar-benar percaya kepadanya sehingga ia tidak perlu khawatir. Percakapan mereka terpotong ketika ia mendapat panggilan dari Jae Ha, yang ingin memamerkan seragam WOC nya. Jae Ha bercanda tentang hal itu menjadi aneh baginya untuk seseorang yang memberi hormat, tapi dia jadi serius ketika Sekretaris Eun mengatakan kepadanya bahwa Bong Gu akan menghadiri konferensi dan perjamuan. Dan Jae Shin akan menghadiri keduanya, Jae Ha mengatakan kalau Bong Gu tidak akan melakukan sesuatu terhadap dia di acara publik. Dia kemudian mengatakan pada Sekretaris Eun kalau ia percaya padanya untuk menjaga Jae Shin dengan aman.

Malamnya, Jae Ha telah membuat sebuah makan malam outdoor yang romantis dan daging panggang ketika Hang Ah datang dan dikawal ada oleh beberapa pelayan pribadinya. Hang-ah bertanya mengapa dia tidak berlatih karena kompetisi akan dimulai besok, tapi Jae Ha mengatakan mereka harus bekerja sama pada tim mereka. Lalu mereka bersulang untuk WOC. Jae Ha kemudian mulai membandingkan hang-ah dengan cinta pertamanya. Dan Hang Ah tidak begitu menyukai pembicaraan ini dan dia menarik lengan bajunya lalu bertanya apakah Jae-ha ingin mendapatkan pukulan sebelum mereka mulai bekerja pada kerja sama tim mereka.

Jae Ha menegaskan bahwa ia benar-benar cantik, dan itu membuat hang Ah cemberut. Jae ha tersenyum dan membawa kursi ke sisi mejanya, tapi Hang-ah memilih untuk tidak melihatnya. Jae Ha mengatakan kepadanya bagaimana ia dikirim secara rahasia ke sekolah dan para gadis selalu mengejar-ngejarnya. Dan itu setelah semua orang tahu identitasnya, dia benar-benar berubah dan bertindak seperti dia benar-benar dekat dengannya. saat itulah Jae Ha menyadari kalau semua orang hanya akan peduli pada gelarnya dan bukan dia. Jadi karena itu dia hanya bersenang-senang. Bahkan jika seseorang yang benar-benar peduli muncul, ia hanya akan memasang dinding untuk membuat batas dengan mereka. Namun, hidup membuatnya benar-benar kesepian. Hang Ah menempatkan tangannya pada Jae-ha dan melihat Jae-ha dengan perasaan penuh kasih sayang, perasaan untuk dia ditulis di seluruh wajahnya. Jae-ha meraih tangannya untuk pipinya dan menatap kembali ke matanya dan berterima kasih, karena berada di sini. Setelah berjanji satu sama lain kalau mereka akan memenangkan persaingan, Jae Ha bersandar di sebuah ciuman padanya.

Keesokan harinya, Jae Ha dan tim Korea Selatan tiba di WOC dengan segala kemegahan dan keadaan yang diharapkan saat pemimpin dunia memutuskan untuk berpartisipasi dalam kompetisi permainan perang. Mereka akhirnya bertemu dengan Young Bae dan Kang Seok, yang pada awalnya bersikap dingin terhadap Jae Ha. Dia kesal dengan mereka dan mengatakan kalau tidak perlu bersikap formal padanya dan dia kemudian tersenyum lebar pada keduanya. Sementara Young Bae menyerang Jae Ha dengan menggelitik dia, Kang Seok tersenyum bangga dan menjabat tangan Hang Ah. Dia kemudian memaparkan Dong Ha dan mengatakan kalauia bertambah berat sejak periode pelatihan mereka, tapi Dong Ha hanya menyeringai padanya. Hang Ah kemudian bercanda kalau perut Jae Ha juga sudah lebih besar dan Kang Seok beserta Dong Ha membantu Young Bae untuk membuat Jae Ha melakukan beberapa situps. Sementara itu pengganti Shi Kyung hanya bisa menatap heran pada mereka semua.

Sementara itu, Bong Gu memberitahu anteknya kalau Sekretaris Eun telah berusaha untuk menghubunginya. Bong Gu mengatakan kepadanya kalau sekretaris eun tahu mereka akan menargetkan Jae Shin, tapi hanya mengabaikannya. Jae Shin secara resmi menerima tahta untuk memerintah kabupaten. Pada hari perjamuan, Bong Gu sedang mencari melalui laporan berita dan kesal karena tidak ada yang benar-benar peduli tentang dia datang. Kekasih-nya kemudian bertanya apakah dia benar-benar akan meninggalkan WOC. Bong Gu mengatakan kepadanya kalau dia adalah orang perdamaian sekarang dan ia memuji Jae Ha untuk menyelesaikan kompetisi itu. Akhirnya pengundian untuk kompetisi WOC tiba juga. Ketika mereka sedang menghadiri upacara pembukaan, tim membahas negara mana yang akan mereka ingin hadapi. Kang Seok mengatakan Turki, tetapi Jae Ha berbeda pendapat karena mereka membantu Korea Selatan dalam Perang. Jika Jae Ha yang akan menarik kartu itu, Kang Seok mengatakan pasti yang keluar adalah China karena mereka adalah sekutu Korea Utara.

Kembali di konferensi, antek Bong Gu menjawab telepon dari Sekretaris Eun dan segera menyerahkan telepon ke Bong Gu. Sekretaris Eun bertanya kepadanya apa yang dia lakukan di sini, dan Bong Gu mengatakan kalau mereka adalah salah satu dari orang-orang yang sudah diundang. Dia mengatakan pada Bong Gu untuk tidak membahayakan sang putri, tapi Bong Gu mengatakan kepadanya kalau ia harus khawatir dengan dirinya sendiri. Bong Gu sudah mendengar tentang putranya, yang adalah tangan kanan raja, dan juga sangat menghormati ayahnya. Bagaimana Shi Kyung akan bereaksi ketika mereka tahu seberapa dekatnya mereka berdua?

Jae Shin bersiap untuk naik panggung, Shi Kyung bersama dia dan mengatakan kalau dia tidak bisa berada di panggung dengan Jae Shin, tapi dia akan selalu mengawasinya. Shi Kyung mengatakan kalau dia hanya berpidato singkat, tapi ia meraih lengan mantelnya. Dia panik karena ada begitu banyak orang di ruangan itu dan mereka semua akan menatapnya. Shi Kyung membungkuk di hadapannya dan menceritakan saat-saat yang sangat berkesan baginya: "Apakah Anda ingat ketika ia melihat bintang jatuh bersama-sama? Waktu itu .... saya tidak melihat bintang jatuh. Kau bersinar lebih terang dari bintang-bintang. Dan kau masih cantik sekarang. "

Kembali di WOC, Hang Ah sedang menghubungi ayahnya dan membicarakan tentang beberapa penyelidikan yang dia minta dilakukan. Ternyata, Korea Utara juga telah melakukan penyelelidikan mereka sendiri ke mana tim yang paling lemah, dan itu cukup banyak seperti: Italia, Belanda, Mesir, dan Iran. Penyiar WOC mengatakan kalau urutan 3 negara teratas mendapat kesempatan untuk memilih pertama kali, tapi mereka mengubahnya tahun ini untuk memungkinkan peserta tahun pertama untuk memilih. Jae Ha dan Hang Ah mengambil ini sebagai arogansi di Amerika Serikat, Cina, dan Inggris untuk mereka agar tidak khawatir tentang siapa lawan mereka.

Mereka pergi dengan urutan abjad, sehingga India adalah yang pertama untuk memilih. Mereka memilih Mesir, dan menyerang satu nama dari daftar mereka. Hang Ah mencoba untuk menghibur timnya dengan mengatakan kalau Mesir adalah negara yang terkenal militer pula. Selanjutnya adalah negara lain dalam daftar mereka: Italia. Hang Ah berteriak keras bagi mereka untuk memilih mereka, tapi sayangnya, Italia mengambil Inggris. Dua bawah, dua untuk pergi. Sekarang giliran tim Korea untuk menarik dan Jae Ha naik dengan Hang Ah untuk memilih.

Pada konferensi perdamaian, Jae Shin perlahan berjalan dengan kursi rodanya melewati penjaga yang membantu untuk naik ke panggung. Kembali lagi ke WOC dimana semua orang bertepuk tangan pada Jae Ha dan Hang Ah saat naik ke atas panggung sambil berpegangan tangan. Jae Ha ragu-ragu saat ia menggeser bola di dalam mangkuk dan Hang Ah memberitahu dia untuk tidak berpikir terlalu banyak tentang hal ini dan hanya memilih yang pertama yang datang ke dalam tangannya. Saat dia memilih, salah satu bola misterius masuk ke tangannya seperti ada magnet terpasang. Jae Ha membuka label pada bola dan memegang keluar untuk menunjukkan kepada semua orang tanpa melihatnya sendiri. Wajah dari tim korea terkejut semua saat membaca kalau bola yang Jae Ha pilih adalah AMERIKA SERIKAT.

Episode-14        

Terpilihnya Amerika sebagai lawan Korea bukanlah hal kebetulan. Bola pengundian di dalam wadah itu telah ditukar. Bola yang asli sekarang berada di tangan Sekretaris Bong-gu. Entah bagaimana caranya tapi Bong-gu pasti memiliki banyak kaki tangan dimana-mana hingga bisa menukar bola itu.  Sekretaris Eun teringat pada percakapannya dengan Bong-gu di telepon. Dengan nada mengancam Bong-gu bertanya apa yang akan terjadi jika Shi-kyeong tahu kalau ayahnya mengenal Bong-gu. Ia berkata dunia Shi-kyeong pasti akan hancur. Sekretaris Eun berkata Shi-kyeong tidak boleh tahu. Jika Bong-gu berani mengatakan satu patah kata saja mengenai hal itu pada Shi-kyeong maka ia akan mengumumkan semua perbuatan Bong-gu pada dunia meski ia harus menulis dengan darahnya.  "Tenang, orang tua. Untuk apa aku mengganggunya tanpa alasan? Aku sudah cukup sibuk sebagai pemimpin kelas dunia. Dan lagi bukankah tema forum ini adalah perdamaian? Aku ke sini benar-benar karena perdamaian. Tapi meskipun begitu, perdamaian itu tidak bisa dicapai dengan mudah, bukan?" kata Bong-gu dengan nada penuh arti.  

Jae-shin menguatkan hatinya dan menjalankan kursi rodanya menaiki panggung. Semuanya berjalan baik sampai terdengar lagu mengerikan itu. Lagu kesukaan Bong-gu yang membangkitkan kilasan ingatan buruk Jae-shin. Jae-shin terpaku.  Ibunda Raja bertanya pada Sekretaris Eun mengapa lagu pembukanya diubah. Jae-shin memegangi kursi rodanya erat-erat. Bong-gu pura-pura tidak tahu apa-apa. Para undangan mulai berkasak-kusuk. Shi-kyeong melihat Jae-shin dengan khawatir. Kepala pelayan mendekati Jae-shin dan bertanya apakah Jae-shin merasa tak nyaman.  

Melihat sikap Jae-shin yang aneh, Sekretaris Eun menyadari dirinya lagi-lagi diperdaya Bong-gu. Dalam percakapanya dengan Bong-gu sebelumnya, Bong-gu berkata ia hanya punya sebuah permintaan kecil dan sederhana. Kehadirannya dalam forum ini membuat derajat forum ini meningkat. Kreana itu ia ingin diperlakukan sesuai kelasnya. Ia hanya ingin Sekretaris Eun memutar lagu yang ia sukai sebagai lagu pembuka.  Sekretaris Eun yang tidak tahu kalau lagu itu berdampak besar pada Jae-shin, sekarang sangat kesal. Ia menoleh pada Bong-gu yang pura-pura tidak tahu apa-apa.  

Melihat Jae-shin yang terus diam di tempat, Shi-kyeong berjalan keluar ruangan. Tepat saat itu Bon Bon masuk. Mereka berpapasan dan sempat beradu pundak. Shi-kyeong tidak mengenal Bon Bon tapi instingnya mengatakan ada yang tak beres dengan wanita itu. Jae-shin berhasil mengatasi rasa takutnya. Ia menjalankan kursinya mendekati microphone. Tapi ia terkejut saat melihat Bon Bon berdiri d ujung ruangan. Dan lagi-lagi sedang memakan coklatnya. Shi-kyeong kembali masuk ke ruangan.  

Kali ini Jae-shin tak tahan lagi. Tanpa berkata apa-apa ia membalikkan kursi rodanya namun rodanya berhenti mendadak hingga Jae-shin terlempar dan terjatuh ke lantai. Semua hadirin terkejut.  Seluruh pengawal segera menutupi Jae-shin agar para reporter tidak bisa mengambil foto Jae-shin. Si gila Bong-gu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan berusaha mengambil foto Jae-shin juga. Grrr...sebel banget deh sama orang satu ini.

Melihat rencananya berhasil, Bon Bon berjalan keluar ruangan. Tapi Shi-kyeong berlari mengejar Bon Bon dan menahan tangannya. Shi-kyeong memperkenalkan diri sebagai pengawal keluarga kerajaan dan meminta Bon Bon untuk ikut dengannya. Bon Bon tidak mau dan melepaskan tangannya. Shi-kyeong tak melepasnya dan berkata Bon Bon harus berkerjasama.  Jae-ha menerima telepon dari Perdana Menteri mengenai insiden Jae-shin. Sekarang berita dan foto Jae-shin tersebar di internet dan surat kabar, bahkan di Twitter (emang penerus berita paling cepat^^).  Perdana Menteri berkata selain insiden ini, ia dengar Jae-ha juga akan melawan Amerika pada ronde pertama. Ia mengingatkan kalau Amerika adalah teman dan sekutu Korea Selatan. Jika Korea menang, akan ada pengaruh pada politik dan ekonomi. Ia meminta Jae-ha mengalah.  Jae-ha berkata situasinya adalah bagai mereka menghadapi Real Madrid di Liga Champion. Ronaldo dan semua bintang sepak bola lainnya duduk di bangku cadangan. Apa maskudnya mengalah? (Maksud Jae-ha adalah, tanpa mengalah pun secara teorinya mereka sudah kalah.)  Perdana Menteri tertawa. "Begitukah? Kalau begitu aku merasa lega."  

"Lega? Kau berharap aku dipenuhi luka pada ronde pertama dan keluar secepatnya, bukan begitu?"

"Mana mungkin begitu, Yang Mulia. Berusahalah yang terbaik. Yang Mulia, fighting!!" Perdana Menteri menutup teleponnya lalu bergumam, "Real Madrid, fighting!!"  

Hang-ah dan Dong-ha mendekati Jae-ha. Hang-ah menarik tangan Jae-ha dan melihat cincinnya. Ia bertanya apakah cincin itu mengandung nikel. Jae-ha membenarkan. Dong-ha langsung mengeluh. Memangnya kenapa, tanya Jae-ha.  Hang-ah berkata bola Amerika terbuat dari bahan khusus dan mengandung magnet. Dong-ha berkata saat Piala Dunia pun begitu, bedanya saat itu orang-orang sengaja ingin melawan Amerika (yang sepak bolanya kurang bagus) sehingga mereka sengaja menggunakan cincin logam. Jae-ha baru sadar.  "Mengapa kau menggunakan cincin?" tanya Hang-ah kesal.  "Cincin ini warisan kelaurgaku. Saat muncul di depan umum Raja harus mengenakannya. Dan lagi siapa yang menyuruhku langsung mengambil bola yang tersentuh. Bukankah itu kau?" Jae-ha membela diri saat melihat ekspresi Hang-ah.  

"Ketika bola itu tertarik sendiri ke dalam tanganmu seharusnya kau sudah merasakan ada yang salah. Bukankah kau harusnya langsung melepaskannya? Tapi kau malah... Kita harus segera berunding untuk membahas masalah ini. Setidaknya merencanakan strategi dan taktik kita. Kalau tidak bagaimana kita bisa menang?" Hang-ah mendelik pada Jae-ha.  

Mereka berkumpul tapi menyadari Kang-seok tidak ada. Di mana? Sedang menunaikan panggilan alamnya di toilet  (tampang Kang-seok lucu banget hahaha...walau di toilet tetep aja sangar).  Kang-seok mendengar percakapan perwira Amerika dengan seorang perwira Israel. Perwira Israel bertanya apakah tidak apa-apa Amerika melawan Korea (khususnya Korea Utara karena ia menyinggung bom nuklir). Perwira Amerika tidak khawatir, ini adalah kompetisi persahabatan.  Tapi perwira Israel terus memanas-manasi dengan berkata kalau mereka tidak boleh mempercayai Korea. Korea Utara sudah menjual senjata pada Iran (yang notabene musuh Amerika dan Israel). Perwira Amerika berkata kompetisi ini tidak ada hubungannya dengan politik antar negara. Dan lagi semua yang ada di sini adalah perwira (bukan politikus). "Apa bedanya kalau mereka perwira? Mereka adalah yang terburuk di dunia. Poros Iblis. Mereka orang-orang gila. Mereka bahkan meneruskan kekuasaan turun temurun hingga 3 generasi. Sama saja dengan Korea Selatan (yang meneruskan tahta kerajaan berdasarkan keturunan). Seluruh Korea memecah belah nagara mereka sendiri dan bertempur tiap hari. Utara, Selatan, Timur, Barat," celoteh Israel.  

"Benarkah? Mengapa mereka seperti itu padahal mereka negara kecil?"  

"Ya, kau benar. Walau mereka bersatu, Jepang menaklukkan mereka dan menjadi budak Cina. Kerjasama tim? Tidak mungkin. Orang-orang itu selalu memecah belah segalanya. Kau beruntung berkompetisi dengan tim yang begitu mudah," kata Israel sebelum berjalan keluar.  Perwira Amerika tidak terlalu menanggapi omongan perwira Israel itu. Mereka tahu Israel begitu karena Korea Utara mendukung Iran.  Kang-seok keluar dari toilet dengan wajah kesal. Perwira Amerika melihatnya dengan perasaan tidak enak. Mereka tahu Kang-seok mendengar percakapan barusan Saat Kang-seok mencuci tangannya, perwira Amerika bertanya Kang-seok berasal dari mana. Utara, Selatan, atau Cina?  

Kang-seok berkata perasaannya sedang tidak baik saat ini jadi sebaiknya mereka diam. Seorang dari mereka mencoba menjelaskan bahwa tim lain yang menjelek-jelekkan Korea. Bukan mereka.  

Seorang lagi membenarkan. Ia ingin berteman. Tapi sayang, caranya salah. Ia menepuk kepala belakang Kang-seok yang dianggap sebagai penghinaan oleh Kang-seok. Kang-seok langsung mendesak perwira itu ke tembok dan menendang perwira satunya lagi. Ia melepaskan pegangannya dan pergi dengan marah.  

Tapi ternyata ia harus menghadapi kemarahan Hang-ah yang jauh lebih hebat. Hang-ah menamparnya dan bertanya apa Kang-seok gila. Hang-ah menendang dan meninjunya sambil memarahi Kang-seok. Hingga Dong-ha pun nampak ketakutan.  

Kang-seok beralasan mereka dikatai kesatuan Iblis. Hang-ah bertanya apakah Kang-seok yakin tim Amerika yang mengatakannya. Di dunia ini bukan hanya orang Amerika yang berbicara dengan bahasa Inggris. Kang-seok berkata mereka bahkan berani mengatai Komandan Tertinggi mereka.  

"Jadi, kau tidak bersedia meminta maaf? Semenanjung kita sudah berada di ambang kehancuran dan kau masih mementingkan harga dirimu?" tanya Hang-ah marah. Hang-ah mencabut tanda peserta Kang-seok dan mengusirnya keluar.  

Jae-ha datang dan melihat keributan itu. Hang-ah sepertinya merasa malu karena timnya (dari Utara) telah membuat masalah. Ia serta merta menunjuk ke pintu dan menyuruh Kang-seok keluar.  

"Hang-ah.." Jae-ha menenangkan. Ia menghampiri Hang-ah dan berkata ia akan membereskan masalah ini. Hang-ah meminta maaf pada Jae-ha dan pergi keluar. Young-bae menyusul Hang-ah. Jae-ha memberi isyarat agar Dong-ha dan pengganti Shi-kyeong ikut keluar.  Jae-ha menarik nafas panjang dan menoleh pada Kang-seok. Kang-seok tampak terpukul.  

Komandan tim Amerika meminta tim Korea didiskualifikasi. Ini adalah kompetisi persahabatan tapi tim Korea menunjukkan perilaku brutal bahkan sebelum kompetisi dimulai.  Komandan Selatan menjelaskan ini hanyalah sebuah kesalahpahaman karena perbedaan budaya. Komandan Utara berkata bukankah tim Israel juga seharusnya dihukum.  

"Bukan hanya kekerasan fisik saja yang masuk hitungan tapi kekerasan verbal adalah hal yang paling barbar.." kata Komandan Utara berapi-api.  

Komandan Selatan buru-buru menenangkan temannya. Ia berkata pemimpin tim sedang membereskan masalah ini. Ia berharap tim Amerika bisa berbesar hati. Bukankah itu prioritas persahabatan? Komandan tim Amerika menggeleng.  

Jae-ha berbicara dengan Kangs-seok. Ia berkata Kang-seok pasti mengerti mengapa Hang-ah bersikap demikian, sebagai pemimpim tim dia sudah merasa tertekan hingga bersikap keras seperti itu.  

"Tidak apa-apa," kata Kang-seok.  

"Tapi sejujurnya, kau merasa sedikit sakit hati, bukan?"  

"Tidak."  

"Katakan saja sejujurnya. Kau dipukul oleh wanita dan lagi ia memukulmu sebelum menanyakan permasalahannya. Kau merasa sedikit kecewa, bukan?"  

"Ketika aku dipukul, aku merasa sedikit..." Akhirnya Kang-seok mengaku.  

"Tentu saja, itu juga yang dirasakan tim Amerika sekarang. Mereka dipukul di toilet tanpa kau mencari tahu lebih dulu kebenarannya. Mereka tidak dianggap sebagai perwira dari Amerika, pasti mereka sangat terkejut. Dalam kejadian ini, kau seharusnya merasa bersalah. Mintalah maaf pada mereka," kata Jae-ha dengan nada simpatik.  

Kang-seok diam tak menjawab.  

"Jika kau tak mau melakukannya, aku yang akan melakukannya," kata Jae-ha.  

"Tidak, bagaimana bisa aku membiarkan Raja.."  

Tapi Jae-ha berkata ini adalah kesempatan terakhir mereka. Jika masalah ini tidak terselesaikan maka semuanya akan berakhir. Ia dan Hang-ah tidak akan bisa bersama dan bertemu lagi sepanjang hidup mereka.  

Entah Jae-ha mengatakannya untuk meluluhkan hati Kang-seok atau memang bersungguh-sungguh saat mengatakannya, yang pasti Kang-seok jadi berpikir.  

Kedua tim, minus Kang-seok, dipertemukan untuk menyelesaikan masalah ini. Nilai tim Korea dikurangi 10 poin sebagai hukuman. Komandan Amerika bertanya siapa yang akan meminta maaf. Jae-ha mengangkat tangannya. Tapi itu belum cukup, Komandan Amerika meminta Jae-ha meminta maaf bukan sebagai pemimpin tim Korea tetapi sebagai Raja Korea Selatan.  

Tentu saja ini tidak masuk akal. Tapi Jae-ha merendahkan dirinya dan berkata ia akan melakukannya. Komandan Selatan protes tapi Jae-ha berkata bagaimanapun mereka harus ikut dalam kompetisi ini.  

"Atas masalah ini, aku Lee Jae-ha...Raja Korea Selatan..dengan sangat menyesal..pada tim Amerika Serikat.. ."  

Sebelum Jae-ha mengucapkan kata-kata ini, aku tidak merasakan perbedaan meminta maaf sebagai pemimpin tim maupun sebagai Raja. Tapi setelah mendenga Jae-ha mengucapkannya dengan begitu berat, aku menyadari permintaan maaf ini sangat berlebihan. Raja suatu negara meminta maaf karena masalah perkelahian biasa. Dan penyelenggara WOC pun diam saja.  

Terdengar suara ketukan di pintu. Kang-seok masuk. Hang-ah dan Jae-ha khawatir Kang-seok akan memulai keributan lagi. Tapi Kang-seok membungkukkan badannya 90 derajat pada tim Amerika.  

"Aku minta maaf. Karena ketidakpedulianku, aku menyebabkan gangguan yang tak termaafkan pada imperialis..bukan, pada tim Amerika Serikat. Setelah merenungkannya, aku menyadari kesalahanku. Untuk sekali..sekali ini saja, tolong tunjukkan kebijaksanaan dan maafkan perbuatanku."  

Kang-seok menundukkan kepalanya. Bagi orang seperti Kang-seok yang begitu mementingkan harga dirinya dan negaranya, permintaan maaf ini sungguh sebuah kerendahan hati yang luar biasa. Tapi Komandan Amerika tak puas. Ia bersikeras ingin Jae-ha yang meminta maaf (Komandan Amerika ini ingin menunjukkan superioritas Amerika).  

Pemimpin tim Amerika maju dan berkata mereka juga harus meminta maaf. Perwira yang menepuk kepala Kang-seok maju dan berkata ia tidak tahu kalau tindakannya itu dianggap merendahkan di Korea. Perwira satu lagi maju dan meminta maaf. Lalu mereka balas membungkuk pada Kang-seok.  

Pemimpin tim Amerika maju dan mengulurkan tangannya sebagai tanda persahabatan pada Jae-ha. Jae-ha menyambutnya. Semua bertepuk tangan dan tersenyum. Pemimpin itm Amerika berkata ia mendengar rumor kalau tim Korea akan mengalah dan membiarkan tim Amerika menang karena persahabatan antara kedua negara.  

"Tolong jangan lakukan itu. Itu memalukan bagi kami. Lakukan yang terbaik, dan kami juga akan melakukannya," ujar pemimpin tim Amerika. Jae-ha tersenyum dan mengangguk.  

Shi-kyeong menyodorkan bungkusan coklat yang dibawa Bon Bon dan menanyakan benda apa itu.  

"Coklat."  

"Mereka bilang itu obat," kata Shi-kyeong.  

"Benarkah? Mengapa tidak kita cek?" Bon Bon mengambil dan memakan sebuah "coklat"nya. Lalu ia menggeliat-geliat mengerikan. Aku bilang menggeliat karena sedikit bikin enek.

Shi-kyeong dan para pengawal lain pun merasa tak nyaman dengan sikap Bon Bon. Bon Bon memencet tombol "on" alat perakam di atas meja. Ia menanyakan nama dan umur Shi-kyeong. Bertingkah sebagai interogator.  

Shi-kyeong tak bicara. Ia hendak mengambil alat perekamnya tapi Bon Bon menggenggam tangan Shi-kyeong. Eeeww..  

Ia berdiri dan mendekati Shi-kyeong. Bertanya apakah Shi-kyeong pernah membunuh orang sebelumnya. Ia berkata Ada beratus-ratus cara untuk melakukannya.  

"Pekerjaan baru-baru ini melibatkan matahari terbenam (waktu kematian Jae-kang) dan perapian (penyebab kematian Jae-kang). Akhir-akhir ini aku meneliti rasa takut."  

Shi-kyeong segera tahu yang dimaksudkan adalah Jae-shin. Di aula dan ketika di ambulans..  

"Kehancuran diri yang disebabkan rasa takut, panik, kematian.. Aku adalah seniman. Perlakukan aku dengan hati-hati," ujar Bon Bon.  Shi-kyeong menghempaskan tangan Bon Bon dan memerintahkan agar Bon Bon diborgol.  

Shi-kyeong menemui Ibunda Raja dan meminta ijin agar Jae-shin diperbolehkan menemui sesorang. Tapi Ibunda Raja menolak. Jae-shin baru saja mengalami kejadian menyedihkan. Tapi Shi-kyeong berkeras ini ada hubungannya dengan kasus yang menyangkut Klub M.  Mendengar itu Ibunda Raja langung tidak mengijinkan dan mengatakan Jae-shin sedang tidur. Shi-kyeong memohon, waktu mereka tidak banyak. Bon Bon adalah orang asing dan tamu kehormatan hingga waktu penahanannya sangat terbatas.  

Ibunda Raja jadi kesal dan bertanya mengapa Shi-kyeong begitu mendesaknya. Tapi Jae-shin masuk dan berkata pada ibunya kalau ia baik-baik saja. Ibunda Raja masih protes tapi Jae-shin berkata ia telah beristirahat dan minum obat jadi ia tidak apa-apa. Ia meminta Shi-kyeong mengikutinya ke ruangan lain.  

Jae-shin meminta Shi-kyeong jangan khawatir. Walau ia mempermalukan dirinya, setidaknya ia tidak mati seperti Puteri Diana.  

Shi-kyeong merogoh kantungnya dan mengeluarkan selembar foto. Ia berkata hari ini ia menangkap seseorang dari Klub M. Ini adalah ketiga kalinya orang itu berada di Korea. Kedatangan pertama kali, dua hari sebelum kematian Jae-kang. Kali kedua, ketika Jae-shin diikuti dari rumah sakit. dan ketiga kalinya...  

"Hari ini?" tanya Jae-shin. Shi-kyeong mengangguk. Tidak mungkin itu hanya sebuah kebetulan. Ia bertanya dengan hati-hati apakah Jae-shin bisa mengindentifikasi orang itu.  

Jae-shin berkata ia tidak ingat apa yang terjadi saat kematian kakaknya. Tapi ia ingat wanita di ambulans dan yang ada di aula hari ini. Shi-kyeong memperlihatkan foto Bon Bon pada Jaehin. Jae-shin langsung memalingkan wajahnya dan mengangguk.  

Shi-kyeong segera berdiri dan berjalan keluar. Jae-shin bertanya apakah ada bukti atau saksi lain. Ia berkata saat ini ia tidak punya kekuatan untuk bersaksi di depan umum. Shi-kyeong menenangkannya, ia tidak akan menyulitkan Jae-shin.  

Shi-kyeong kembali ke ruangan interogasi dan melihat ayahnya duduk di sana menunggunya. Ia memarahi Shi-kyeong karena telah menahan tamu asing tanpa alasan jelas. Hal itu melanggar aturan internasional. Shi-kyeong berkata mereka berhak menahannya selama 16 jam jika orang itu mengancam keluarga kerajaan.  

"Apa buktinya? Obat itu? Obat itu legal di negara lain," kata Sekretaris Eun.  

Shi-kyeong berkata Jae-shin yang telah mengkonfirmasi sendiri. Orang itu adalah orang yang sama yang menakuti Jae-shin di ambulans. Tapi Sekretaris Eun bertanya apakah Jae-shin bersedia bersaksi. Tanpa saksi, tuduhan itu hanya tuduhan tidak berdasar.  

Sekretaris Eun berkata Klub M sengaja melakukannya agar insiden ini digunakan untuk menekan Korea. Dan sekarang Shi-kyeong telah jatuh ke dalam perangkap. Shi-kyeong berkata orang itu dari Klub M, orang yang telah membunuh Jae-kang. Ia bertanya mengapa ayahnya menghalanginya. Apa yang sebenarnya ayahnya takutkan?  

Sekretaris Eun bangkit berdiri dan menelepon seseorang untuk memecat Shi-kyeong dari satuan pengawal kerajaan dan memindahkannya ke tempat lain, sejauh mungkin dari keluarga kerajaan. Shi-kyeong terkejut.  

Sekeretaris Eun menyuruh Shi-kyeong pergi dari istana. Shi-kyeong menolak. Sekretaris Eun berkata ini permintaan sebagai seorang ayah, bukan sebagai Kepala Sekretaris. Shi-kyeong mengeluarkan kartu AS-nya. Sebuah kartu ijin penuh untuk menyelidiki kasus ini dari Jae-ha sendiri, yang tidak bisa dicabut oleh siapapun bahkan oleh Sekretais Eun. Ia akan terus menyelidiki kasus ini dan meminta maaf pada ayahnya.  

Bong-gu mandi busa, tapi busa sebanyak apapun tak akan bisa membersihkan hatinya yang kotor *cieeeee*  

Ia bertanya pada sekretarisnya sudah berapa lama Bon Bon ditahan pengawal kerajaan. Sekitar 5 jam, jawab sekretarisnya. Bong-gu mengangguk. Sekretarisnya bertanya apakah Bong-gu sengaja membiarkan Bon Bon ditangkap. Bong-gu berkata untuk menunjukkan kelemahan keluarga kerajaan tidaklah cukup dengan mempermalukan Puteri. Tema forum ini telah membuatnya marah. Apa itu gencatan senjata? Ia akan menunjukkan perdamaian yang sesungguhnya.  

Sekretarisnya menunjukkan sebuah berita bahwa lawan Korea adalah Amerika Serikat. Bong-gu tertawa girang. Ia bertanya-tanya apakah ia harus memlilih Amerika, sekutunya. Atau memilih Korea, tanah kelahirannya. Jika ia memilih Amerika, Jae-ha akan tertekan. Tapi jika ia membantu Jae-ha, ia akan kehilangan kepercayaan dari Amerika.  

Bong-gu mengatakannya seakan-akan ia bingung padahal jelas itu yang ia inginkan. Ia tahu rakyat sedang mengkhawatirkan hal itu. Rakyat khawatir jika Amerika kalah, maka Amerika tidak akan membantu Korea Selatan seandainya terjadi perang.  

Sekretarisnya berkata ia sudah berusaha menghubungi komite WOC tapi belum berhasil. Bong-gu berkata hal itu tidak perlu, kompetisi memeang harus dilaksanakan secara adil. Sekretarisnya menatap Bong-gu tak percaya. Bong-gu berkata ia sungguh-sungguh. Memangnya Amerika membutuhkan bantuan Klub M untuk bisa menang dari Korea?  

Tim Korea berlayar menuju sebuah pulau. Jae-ha dan Hang-ah berdiri dengan gagah di dek kapal. (pssst..padahal Seung-gi sebenarnya tidak tahan naik kapal laut lho, kabarnya ia suka mabuk laut). Jae-ha meyakinkan dirinya dan Hang-ah bahwa mereka bisa menang. Hang-ah mengangguk setuju, mereka bisa menang.  

Jae-ha berusaha tegar tapi di hadapan Hang-ah ia tidak bisa berpura-pura. Ia menunduk memegangi pundak Hang-ah.  

"Itu adalah Amerika, apa yang harus kita lakukan?" katanya khawatir. Hang-ah memegang pundak Jae-ha dan tersenyum menenangkan. Dong-ha memanggil mereka untuk masuk ke dalam.  

Misi ronde pertama adalah keluar dari sebuah pulau terpencil. Hanya ada satu cara untuk keluar dari sana yaitu dengan satu-satunya perahu karet yang telah disiapkan. Tapi perahu itu hanya bisa dijalankan dengan menggunakan dua kunci bersamaan. Satu kunci dipegang oleh tim Korea, satu lagi dipegang tim Amerika. Dengan kata lain, mereka harus saling merebut kunci lawan sambil mempertahankan kunci sendiri agar bisa keluar dari pulau itu.  

Mereka diberi waktu hingga pukul 8 malam untuk menemukan kunci tersebut. Tim yang lebih dulu keluar dari pulau adalah pemenangnya. Jika kedua tim sama-sama tidak berhasil keluar dari pulau sebelum jam 8 maka juri WOC akan menentukan siapa pemenangnya dari hasil rekaman CCTV yang dipasang tersebar di pulau itu.  

Tapi masalahnya tim Korea sudah dipotong 10 poin. Semua melirik Kang-seok. Kang-seok diam merasa bersalah. Jadi jika mereka ingin menang sebaiknya mereka merebut kunci lawan dan pergi dari pulau itu (tidak mengandalakn pengumpulan poin).  

Masing-masing tim berhak membawa perlengkapan sendiri tapi tidak boleh melebihi 40 kilogram. Sementara persenjataan dan ranjau harus sesuai standar WOC. Terlebih lagi senjata itu tidak boleh digunakan untuk membunuh atau mencederai lawan. Jika mereka mencederai lawan hingga mereka harus dirawat lebih dari 4 minggu di rumah sakit maka tim mereka akan langsung dieliminasi. Kompetisi ini untuk persahabatan dan mereka harus ingat bahwa mereka membawa kehormatan negara mereka.  

Tim Korea mempersiapkan perlengkapan mereka. Jae-ha menempelkan badge bergambar semenanjung Korea di lengan seragam Hang-ah. Hang-ah balas menempelkan badge Jae-ha dan menepuknya keras-keras. Mereka tersenyum. Semua memasangkan badge mereka dan tersenyum bangga.  

Mereka tiba di pulau. Tim Selatan berteriak "Hwaiting!" Sementara tim Utara dengan yel-yel perjuangan mereka "Kerahkan semangat! Berjuang habis-habisan!"  

Tim Selatan melongo. Jae-ha megusulkan agar mereka meneriakkan yel yang sama.  

Tim Amerika melintas tak jauh dari tempat mereka berbaris. Pemimpin tim mengacungkan kunci Amerika (kunci yang harus direbut tim Korea) dan berteriak "Good luck!!" pada tim Korea. The game is on...  

Sementara itu, Shi-kyeong telah menyelidiki siapa Bon Bon sebenarnya. Bon Bon adalah tentara bayaran Klub M yang berasal dari angkatan udara khusus Inggris. Seorang profesional yang terlatih khusus dalam serangan teroris, pembunuhan dan penculikan. Nama aslinya Mia Tello, namun di klub M ia dipanggil Bon Bon (coklat).  

"Ia membunuh anggota timnya bahkan ibunya sendiri. Ia benar-benar gila," kata Shi-kyeong membaca riwayat hidup Bon Bon. Teman Shi-kyeong berkata coklat yang dibawa Bon Bon memang mengandung obat-obatan tapi mereka tidak bisa menuntutnya karena obat itu jenis terbaru dan baru pertama kali ini masuk ke Korea Selatan hingga belum ada peraturan yang mengaturnya.  

Perdana Menteri marah-marah menelepon Sekretaris Eun mengenai Klub M. Sekretaris Eun berkata para pengawal kerajaan hanya melakukan tugas mereka dan ia sedang mempersiapkan permintaan maaf. Perdana Menteri membentak bahwa Klub M sedang mengadakan konferensi pers mengenai penahahan Bon Bon.  

Sekretaris Bong-gu berbicara di depan media: "Klub M sangat prihatin dengan tragedi yang menimpa negara ini, yaitu pembunuhan Raja sebelumnya dan terlukanya Puteri. Tapi hal itu tidak membenarkan tindakan penahanan pada tamu asing melebihi batas waktu yang ditentukan. Karena itu kami meminta keluarga kerajaan Korea untuk melepaskan pekerja kami."  

Shi-kyeong menonton konferensi pers itu dari TV. Ayahnya masuk dan langsung memarahinya. Ia sudah bilang bahwa ini adalah jebakan. Ia menyuruh Shi-kyeong meminta maaf pada Klub M dan melepaskan Bon Bon.  

Shi-kyeong masih hendak protes tapi ayahnya mengingatkan bahwa ini menyangkut reputasi keluarga kerajaan. Ia bertanya apakah prinsip agung Shi-kyeong cukup pantas untuk merusak reputasi keluarga kerajaan. Apakah Shi-kyeong baru akan sadar setelah reputasi keluarga kerajaan hancur?  

Sekretaris Eun berkata Shi-kyeong harus bertahan. Saat ini Bon Bon berada di atas angin. Ia menyuruh Shi-kyeong menahan diri tak peduli apapun yang terjadi. Bahkan seandainya Shi-kyeong disuruh menjilat kaki mereka, Shi-keyong harus bertahan. Eeww..  

Tapi Shi-kyeong tahu kali ini ayahnya benar. Mereka tidak punya bukti cukup untuk menahan Bon Bon dan lagi klub M telah membuat masalah ini diketahui dunia hingga terkesan keluarga kerajaan bertindak semena-mena.  

Bong-gu duduk dengan angkuh sementara Sekretaris Eun membungkuk dan meminta maaf. Bong-gu pura-pura berwajah sangat eksal. Shi-kyeong masuk membawa Bon Bon. Bong-gu berkata Bon Bon bukanlah sekedar pengawalnya. Ia sudah menganggapnya sebagai puterinya sendiri jadi bagaimana bisa mereka memperlakukannya seperti itu.  

Bon Bon meminta barang-barangnya dikembalikan. Shi-yeong menyerahkannya tanpa menoleh.  

"Apakah kau tidur dengan sang Puteri?" tanya Bon Bon tiba-tiba.  

Shi-kyeog tertegun dan menoleh. Bong-gu melihat dengan perasaan tertarik.  

"Dia cantik. Oh, kau belum melakukannya kan? Kenapa? Apa karena dia cacat?"  

Shi-kyeong menatap Bon Bon dan siap meledak. Tangannya dikepalkan kuat-kuat. Bong-gu melihat ekspresi wajah Shi-kyeong dan merasa senang.  

"Malam itu, dia sangat gemetaran. Dia terus berteriak meminta tolong. Seperti seorang pengecut. Tanpa harga diri sebagai seorang Puteri," bisik Mia pada Shi-kyeong.  

"Apa yang kautunggu? Pukul dia? Ayo lakukan.." kata Bong-gu dalam hatinya. Ia melirik pada kamera yang tersembunyi di balik tanaman. Ia berharap Shi-kyeong lepas kendali dan memukul Bon Bon, dengan begitu reputasi keluarga kerajaan hancur seketika apalagi kejadian ini terjadi di saat Korea sedang menjadi tuan rumah forum perdamaian.  

Shio-kyeong menarik nafas panjang dan berbalik menghadap Bong-gu. Ia meminta maaf karena telah bersikap tidak sopan. Bon Bon terlihat kesal karena rencananya tidak berhasil. Bong-gu malah tampak terkesan.  

Shi-kyeong berkata ia beharap lain kali Bong-gu membawa orang yang lebih sesuai, yang tidak memiliki masalah temperamen dan sejarah sakit jiwa. Apalagi yang pernah membunuh anggota timnya sendiri. Ia bertanya mengapa Bong-gu masih memperkerjakan orang seperti itu (Bon Bon).  

"Tembakan itu tidak disengaja," ujar Bon Bon.  

"Benarkah? Kalau begitu bagaimana dengan kematian ibumu?" tanya Shi-kyeong tenang.  

Bong-gu melirik Bon Bon, ia tahu Bon Bon akan meledak. Dan benar, Bon Bon berteriak-teriak histeris dan berkata akan membunuh Shi-kyeong. Bong-gu memberi isyarat pada para anak buahnya untuk membawa Bon Bon pergi. Bon Bon terus berteriak..teriak histeris.  Bong-gu mendekati Shi-kyeong dan menanyakan namanya. Ia terkejut saat mendengar nama Shi-kyeong.  

"Anakmu?" tanyanya senang pada Sekretaris Eun. Sekretaris Eun tak menjawab saking khawatirnya. Khawatir Bong-gu akan memberitahu Shi-kyeong.  

Bong-gu merangkul pundak Shi-kyeong dan mengajaknya bercakap-cakap di ruangan lain. Sekretaris Eun hendak mengikuti tapi ia dihalangi oeh bodyguard Bong-gu.  

"Kau pintar..tapi mengapa orang sepertimu melayani Lee Jae-ha? Dia reinkarnasi iblis." Pffft kalau Jae-ha disebut reikarnasi iblis maka Bong-gu apanya?  

"Ia adalah Yang Mulia Raja. Tolong bersikap yang sopan," ujar Shi-kyeong tenang.  

"Apakah karena dia seorang Raja? Hingga jika kau mengikutinya, kau bisa mendapatkan sedikit air dari sisa-sisa buah yang dimakannya? Tapi ia tidak memiliki banyak kekuasaan. Beralihlah padaku. Aku akan memberikannya. Aku memliki banyak buah." (Bong-gu pikir Shi-kyeong mengikuti Jae-ha karena ingin ikut menikmati kekuasaan Jae-ha)  

Shi-kyeong menoleh menatap Bong-gu.  

"Maafkan aku," ujarnya tenang,

"Tapi aku tidak makan buah busuk."  

Bong-gu tertegun tapi berusaha tidak memperlihatkannya. Ia tersenyum kecil dan menepuk pundak Shi-kyeong, lalu pergi.  

Bong-gu merenung di kamarnya. Ia teringat pada perkataan Jae-ha dalam rekaman video itu. Bahwa ada orang-orang yang percaya pada Jae-ha hingga ia bisa memulai kembali. Tapi Bong-gu tidak memiliki satu orangpun. Bong-gu baru menyadari kebenaran kata-kata Jae-ha.  

Tim Korea berada di dalam pos mereka di tengah hutan. Mereka sedang membicarakan strategi untuk merebut kunci Amerika. Jae-ha mengusulkan agar mereka membuat kunci duplikat.  

Semua terkejut. Itu kan curang. Bahkan Dong-ha yang selama ini selalu membantu rencana Jae-ha pun terlihat tidak setuju. Apalagi Hang-ah.  

Jae-ha bertanya apakah mereka semua tidak ingin menang. Dong-ha berkata tidak mungkin mereka membuat kunci duplikat di tengah hutan seperti itu. Tidak ada bahan dan peralatan yang cukup.  

"Benar juga," kata Jae-ha. Ia lalu mendapat ide "cemerlang" lainnya.  

"Bukankah kita hanya harus keluar dari sini? Mari kita berenang." HAHAHAHA :D  

Ia meyakinkan semuanya kalau ia jago renang. Hang-ah berkata perjalanan mereka ke pulau ini menggunakan kapal laut saja memakan watu lebih dari 3 jam. Jika mereka berenang? Mereka akan mati.  

Jae-ha mengusulkan agar mereka menyogok tim Amerika. Tapi ia berpikir lagi, Amerika tidak kekurangan apapun, bisa mereka sogok dengan apa?  

Sementara Jae-ha sibuk menelurkan ide-ide aneh (seperti mengakali alat "kematian" mereka yang terpasang pada seragam hingga mereka bisa "hidup" kembali), tim Amerika sudah bergerak. Mereka mengendap-ngendap mendekati pos Korea  

Hang-ah berkata mereka mewakili negara mereka jadi mereka harus berjuang dengan terhormat. Jae-ha beralasan ini adalah gaya tempur modern. Peralatan mereka kalah jauh dari tim Amerika jadi bagaimana bisa mereka bersaing adil. Hang-ah berkata kalau seperti itu mengapa Jae-ha tidak mundur saja sejak awal. menghancurkan semua kamera, mencari sadera dan menggunakannya sebagai ancaman. Sekalian saja menggunakan cara yang paling hina.  

"Hina? Apanya yang hina dalam perang? Jadi apakah taktik perang Jenderal Yi Sun-sin yang diam-diam membuat kapal kura-kura juga cara yang hina? Mereka melakukannya untuk mengatasi kekurangan mereka." (Jenderal Yi Sun-sin adalah salah satu jenderal ternama jaman Joseon. Ia penemu kapal kura-kura yang memberi kemenangan pada beberapa pertempuran besar)  

Tapi Hang-ah tetap berpikir cara Jae-ha adalah salah. Ia bertanya bukankah Jae-ha adalah Raja.  

"Justru karena aku seorang Raja maka aku seperti ini. Karena kita harus kembali sebagai pemenang. Karana aku ingin bertunangan denganmu. Apa kau tidak tahu? Sudah tidak ada jalan untuk kembali."  

Hang-ah tetap diam. Jae-ha berusaha membujuk Hang-ah dan menggenggam tangannya. Tapi dengan tenang Hang-ah meminta maaf. Ia tidak bisa bertunangan dengan cara seperti ini. Ia menarik tangannya dari genggaman Jae-ha.  

"Aku menginginkan seorang pria yang layak aku hormati. Hanya jika kita menang secara terhormat baru aku akan menyetujui pertunangan itu."  

Hang-ah memalingkan wajahnya.  

"Hormat? Jadi apakah aku ini hina?" tanya Jae-ha kecewa.  

Hang-ah tak menjawab. Jae-ha melihat rekan-rekan satu timnya yang ikut memalingkan wajh mereka. Merasa tersingkir, Jae-ha bangkit berdiri. Hang-ah mengambil alih menyusun strategi.  

Tim Amerika semakin mendekati pos tim Korea. Mereka menembakkan sesuatu hingga menempel di kaca jendela pos tim Korea. Bentuknya seperti karet yang menempel dan ternyata di dalamnya ada sebuah kamera. Dengan begitu tim Amerika bisa melihat pergerakan tim Kroea.  

Tim Korea tidak tahu mereka telah dimata-matai tim Amerika. Mereka meributkan siapa yang akan memegang kunci. Biasanya pemimpin tim yang memegang kunci, tapi Jae-ha melempar kunci itu ke atas meja. Ia tidak mau memegangnya.  

"Pemimpin tim dari Utara, aku minta maaf. Bukankah aku orang yang kejam dan hina?" sindirnya. Ia mengusulkan hompimpah. Hang-ah memarahi Jae-ha, mengira ia masih ngambek karena usulnya tidak diikuti. Jae-ha berkata itu taktiknya. Agar tidak ada yang bisa memperkirakan siapa pemegang kuncinya.  

Mereka hompimpah dan Yong-bae yang malang menjadi pemegang kunci. Young-bae protes. Kunci sepenting itu ia tidak bisa memegangnya. Jae-ha menepuk kepala Young-bae.  

"Justru karena penting maka harus seperti ini. Tim itu tidak akan menyangka anak sepolos ini yang memegangnya."  

Hahaha..itu pujian atau ledekan sih^^ Young-bae bengong sementara Jae-ha mengalungi kunci ke leher Young-bae dan menyuruh semuanya bertepuk tanagn. Tapi ... siapapun pemegang kuncinya, tim Amerika sudah mengetahuinya.  

Kang-seok, pengganti Shi-kyeong, Jae-ha dan Hang-ah bersiap untuk patroli sementara Young-bae dan Dong-ha berjaga di pos.  Hang-ah dan Jae-ha tentu saja satu ATV^^ Mereka sempat berebut tempat menjadi pengemudi ckckc.. Jae-ha berkata dia tetap laki-laki. Walau pura-pura tak suka, Hang-ah tersenyum juga dan naik ke belakang.  

Young-bae melihat dari jendela ada pergerakan tim Amerika di dekat pos mereka. Ia memberitahu Dong-ha yang sedang berada di toilet. Young-bae gugup dan bersembunyi ketika mendadak pintu pos terbuka.  

Tim Amerika masuk dan melepaskan tembakan. Dong-ha merunduk di toilet. Keempat tim Korea yang sedang berpatroli mendengar suara tembakan dan menghentikan patroli mereka.  

Young-bae berbisik agar Dong-ha mencari cara untuk melarikan diri. Young-bae melepas kunci dari lehernya. Tim Amerika menemukannya dan menodongkan senjata pada Young-bae.  

Young-bae memegang erat kunci tim Korea lalu memasukkannya ke dalam mulut. Yuckk

Tim Amerika mendekatkan senjatanya untuk mengancam Young-bae tapi Young ..bae malah menelan kunci itu. Ewwww..pasti sakit banget ya..  

Tim Korea kembali ke pos mereka dan menemukan pos itu telah berantakan sementara Young-bae tidak ada di sana. Dong-ha meminta maaf dan merasa sangat menyesal. Tapi nasi sudah jadi bubur, pisang sudah jadi kolak..tak bisa mengubah apa yang sudah terjadi.  Ayah Hang-ah mendengar apa yang terjadi. Komandan tim Utara berkata jika tim Amerika berhasil mendapat kuncinya maka tim Korea akan menjadi tim pertama ynag paling cepat kalah dalam sejarah WOC. Hal ini akan menjadi bahan tertawaan dunia.  

Young-bae diikat di dalam pos Amerika. Ia berteriak-teriak menantang tim Amerika mengambil kunci yang berada dalam perutnya. Tapi ada satu masalah, ia sedang sembelit.  

Wanita dari tim Amerika berkata mereka harus membunuh Young-bae. Seorang dari mereka membuka pisau lipat. Young-bae ketakutan dan bertanya apa yang akan mereka lakukan. Dia pikir perutnya akan dibedah.  

Tapi ternyata mereka hanya menempelkan obat di perut Young-bae (yang akan menembus kulit dan masuk ke perut Young-bae). Semacam obat pencahar. Hihih..aneh juga ya perang kok bawa obat pencahar.  

Tim Korea membereskan tempat mereka. Hang-ah melihat menemukan kamera yang tertempel di jendela. Tahulah mereka mengapa Young-bae yang diincar tim Amerika. Tiba-tiba telepon berbunyi.  

Pemimpin tim Amerika yang menelepon. Ia menyuruh Jae-ha menyerah. Mereka akan mendapatkan kunci tim Korea dalam waktu 3 jam. Ia meminta tim Korea tidak mencari masalah karena tim Korea sudah kalah. Tapi ditantang dan diremehkan seperti itu malah membuat Jae-ha marah.  

Tim Amerika berhasil mendapatkan kunci tim Korea dari Young-bae dan melaporkan kalau Young-bae terluka dan menangis karena kecewa. Bayangkan saja sendiri prosesnya.

Tim Amerika berjalan ke pantai, merasa yakin mereka telah melewati ronde pertama dengan mudah dan memikirkan siapa lawan mereka selanjutnya. Tapi alangkah terkejutnya mereka saat melihat perahunya hilang. Mereka tidak bisa kembali walau memiliki 2 kunci. Berkat IQ JAe-ha!!

Pemimpin tim Amerika menyuruh timnya pergi ke pos tim Korea. Dua anggota tim Amerika pergi ke pos tim Korea dan melihat sebuah tas besar. Mungkin mereka mengira isinya adalah perahu itu (perahu karet kan bisa dikempesin^^). Mereka masuk dan membuka tas itu. isinya: secarik kertas bertulisan "Welcome".  

Kang-seok melepas tembakan dari luar pos. Ia ingin mengalihkan dua anggota tim itu ke arah lain. Dan untunglah kedua anggota tim itu termakan umpan. Mereka mengejar Kang-seok.  

Pemimpin tim Amerika kembali ke posnya. Ia mengalungkan kedua kunci di lehernya. Satu anggota tim menjaga Young-bae di dalam gudang sementara yang lainnya berjaga.  

Dong-ha dan Jae-ha mengendap-endap di sekitar pos Amerika. Dong-ha melemparkan sesuatu ke atas gudang persediaan tempat Young-bae ditahan. Pemimpin tim Amerika keluar dan menemukan pemantik api yang dilempar Dong-ha.  

Melihat pos tim Amerika kosong, Dong-ha memberi isyarat pada Jae-ha untuk masuk. Jae-ha masuk pos tim Amerika melalui jendela. Lalu ia mencabut bola lampu.  

Sementara itu Hang-ah dan pengganti Shi-kyeong bergegas kembali setelah mereka menyembunyikan perahu. Hang-ah teringat kata-kata Jae-ha bahwa kekuatan tim mereka adalah kerjasama tim. Jika mereka tidak saling mempercayai maka kegagalan sudah pasti tak terhindarkan.  

"Percayalah padaku dan aku akan percaya padamu," kata Jae-ha.  

Jae-ha merakit sesuatu di dalam pos Amerika. Sebuah bom?  

Episode-15        

Kembali pada saat Jae-ha menerima telepon dari pemimpin tim Amerika yang menasihati agar tim Korea tidak berbuat macam-macam karena mereka akan mendapatkan kunci dalam waktu 3 jam. Tim Korea sudah kalah.

Perkataan itu membuat Jae-ha marah dan bertindak untuk membalikkan situasi. Ia menelepon Komandan Selatan dan bertanya apakah ada cara lain untuk menang selain dengan mendapatkan kunci tim lain. Komandan Selatan berkata mereka bisa memaksa tim lain menyerah. Tapi ia mengingatkan, melukai anggota tim lain dengan sengaja hingga harus dirawat lebih dari 4 minggu di rumah sakit akan menyebabkan tim langsung didiskualifikasi.

Jadi strategi lain adalah dengan "membunuh" semua anggota tim lain, mengadu domba tim lain agar berebut menjadi pemimpin tim, atau dengan menghancurkan semua pos tim lain, yaitu pos komando, pusat komunikasi, dan gudang persediaan.

Pilihan terakhir yang diambil Jae-ha. Ia berniat menghancurkan semua pos tim Amerika. Hang-ah tidak setuju. Bagaimana jika ada yang terluka? Jae-ha berkata mereka harus melakukannya dengan memastikan tidak ada seorangpun yang terluka.

Ia berencana untuk meledakkan satu per satu pos Amerika untuk menekan mereka. Tentu saja yang diinginkan adalah tim Amerika menyerah sebelum peledakan.

"Bagaimana jika mereka tidak mau menyerah?" tanya Hang-ah.

"Kita akan terus meledakkan..semuanya," jawab Jae-ha tegas.

Pertama-tama, mereka harus mempersiapkan dan menaruh semua bahan peledak itu dalam waktu 6 jam. Jika melewati waktu yang ditentukan sudah pasti mereka akan kalah, apalagi poin mereka sudah berkurang. Misi harus selesai sebelum jam 8 malam.  

Pengganti Shi-kyeong bertanya mereka akan meledakkan dengan apa, karena mereka dilarang membawa bahan peledak. Jae-ha mengeluarkan ponsel dan sepotong kabel. Disebut jarum penghasil listrik.

Jae-ha menjelaskan, selama ia mengikuti wajib militer, ia membawahi prajurit baru yang memiliki kebiasaan aneh. Orang itu suka mengotak-atik ponsel dan konsol game. Bersama orang itu, Jae-ha membuat banyak hal untuk menghabiskan waktu saat ia bosan. Hal ini tidak dipelajari para prajurit betulan, karena itu hanya ia yang bisa membuatnya.

Tugas anggota tim yang lain adalah mengalihkan tim Amerika sejauh mungkin dari pos mereka. Itulah yang dilakukan tim Korea pada akhir episode 14 dan sekarang kelanjutannya.

Kang-seok dikejar oleh dua orang perwira Amerika. Ia sengaja mengarahkan dua orang itu pada ranjau yang telah terpasang menghalangi jalan. Seorang dari mereka "mati" (alat yang terpasang di dada tiap peserta menunjukkan "hidup/mati/kondisi" peserta. Jika alat itu padam maka peserta dinyatakan gugur dan senjatanya tidak bisa dipergunakan lagi.). Perwira satu lagi kembali mengejar Kang-seok.

Sementara itu Jae-ha telah berhasil merakit bom di dalam pusat komunikasi tim Amerika. Ia menunggu isyarat dari Dong-ha agar ia bisa keluar. Dong-ha harus mengalihkan perhatian tim Amerika yang berada di luar pos.  

Di dalam gudang persediaan, anggota tim Amerika yang menjaga Young-bae mempermainkan pemantik api yang ia temukan di luar gudang (pemantik api itu dilempar Dong-ha untuk mengalihkan perhatian .. ep 14). Ia melihat ada ukiran di sisi pemantik api dan menanyakan pada Young-bae apakah itu miliknya. Young-bae melihat ukiran nama Dong-ha. Ia meneriakkan nama Dong-ha.

Don-ha menerobos masuk dan berhasil menyandera penjaga Young-bae. Tapi Young-bae sempat tertembak. Secara teknis ia mati dan tidak bisa melanjutkan.

Di luar, Hang-ah dan pengganti Shi-keyeong adu tembak dengan patroli tim Amerika yang berjaga di luar pos. Seorang anggota tim Amerika "tertembak" di tangan (harus memulihkan diri selama beberapa waktu) dan seorang lagi "mati". Pengganti Shi-kyeong juga "mati". Jadi tim Korea tersisa 4 orang: Kang-seok, Dong-ha, Hang-ah dan Jae-ha. Tim Amerika tersisa 4 orang: satu yang mengejar Kang-seok (jauh di dalam hutan), satu yang disandera Dong-ha, satu yang terluka di tangan, dan pemimpin tim.

Pemimpin tim Amerika dan perwira yang tangannya terluka berada di dalam pos mereka dan mereka bertekad untuk menjaganya.  

Dong-ha menyandera satu anggota tim Amerika di dalam gudang penyimpanan. Praktis dua lawan dua pada sisa pertempuran ini karena Kang-seok berada jauh dari pos dan Dong-ha bertugas menjaga sandera hingga ia tak bisa ke mana-mana.

Jae-ha, Hang-ah, dan Dong-ha berada di dalam gudang persediaan. Jae-ha meneruskan merakit bom untuk meledakkan gudang itu. Dong-ha berkata sebaiknya anggota tim yang mereka sandera dibunuh saja atau dijaga Jae-ha. Ia dan Hang-ah yang akan masuk ke pos komando untuk menaruh peledak.

"Jika kita berdua mati, maka apa yang akan dilakukan si bodoh itu?" kata Hang-ah cepat. Jae-ha menoleh menatap calon tunangannya yang menyebutnya "si bodoh". Hang-ah tersenyum malu dan meminta Jae-ha meneruskan pekerjaannya. LOL^^ (Tapi Jae-ha berubah banyak ya... Kalo dulu dia pasti langsung ngambek, bertengkar sama Hang-ah, terus mogok ngapa-ngapain).  

Sementara itu Kang-seok sudah mencapai ujung pulau. Perwira Amerika masih mengejarnya. Karena menemui jalan buntu, Kang-seok turun dari ATVnya dan berlari menaiki pagar kawat. Tapi perwira Amerika itu berhasil menyusul dan menembaknya. Kang-seok pun "mati". Ia menjatuhkan diri dari pagar kawat.

Perwira Amerika cepat-cepat menghampirinya. Kang-seok mengernyit kesakitan. Perwira itu bertanya apakah Kang-seok gila dan mencoba membunuh dirinya sendiri. Kang-seok berkata ia hendak menebus 10 poin yang dikurangi akibat perbuatannya. Perwira Amerika itu mengobati luka Kang-seok sementara Kang-seok tertawa. Ia berhasil menjauhkan perwira Amerika itu dari posnya hingga membutuhkan waktu 3 jam untuk kembali ke pos.  

Dong-ha membawa sanderanya keluar gudang persediaan sementara Hang-ah dan Jae-ha berada di dalam gudang. Hang-ah mulai khawatir. Jae-ha berkata waktunya tinggal 20 menit, sebaiknya mereka mulai sekarang. Jika Hang-ah menggunakan alasan negosiasi, mungkin perwira Amerika di dalam pos akan keluar, dan Jae-ha bisa merakit peledak di dalam pos komando.

Hang-ah masih khawatir tapi Jae-ha meyakinkan Hang-ah mereka bisa melakukannya. Interesting..ketika mereka dalam kapal menuju pulau ini, Jae-ha yang khawatir karena harus berhadapan dengan Amerika. Sekarang keadaan berbalik. Hang-ah khawatir sementara Jae-ha yang menenangkan^^.

Hang-ah menelepon pemimpin tim Amerika yang berada dalam pos dan mengajak bernegosiasi. Hang-ah berjalan mendekati pos dengan membawa sandera. Ia meminta seluruh tim Amerika keluar dari posnya (pemimpin tim dan perwira yang "terluka tangannya"). Untuk membuktikan keseriusannya, Hang-ah melempar senjatanya ke tanah dan berjanji tidak akan menembak mereka.

Pemimpin tim Amerika hendak keluar menemui Hang-ah tapi temannya protes, mereka tinggal menunggu hingga jam 8 dan permainan pun usai. Tapi Pemimpin tim termakan tantangan Hang-ah. Sebagai perwira Amerika bagaimana bisa mereka hanya sembunyi sementara Korea menyandera anggota tim mereka. Ia menaruh senjatanya di meja dan menyerahkan kedua kunci pada rekannya lalu ia keluar. Berarti di dalam pos tersisa perwira Amerika yang "terluka tangannya".

Hang-ah bingung melihat pemimpin tim Amerika keluar sendirian. Itu mempersulit Jae-ha masuk ke pos America untuk menaruh peledak.

Pemimpin tim Amerika bertanya pada Hang-ah di mana perahu karetnya. Hang-ah berkata ia telah mengempiskan perahunya dan menyembunyikan mesin perahu.  

Walau Hang-ah berbicara dengan tenang pada pemimpin tim Amerika. Tapi sebenarnya ia khawatir. Jae-ha memberitahu Hang-ah (melalui alat komunikasi yang terpasang di telinga mereka), ia akan memulai rencana mereka. Hang-ah bingung, masih ada satu perwira di pos dan mereka tidak boleh melukai perwira itu.

Tapi Hang-ah tidak memperlihatkan kekhawatirannya pada pemimpin tim Amerika. Ia menyarankan agar tim Amerika menyerah. Perahu di tangan tim Korea, tim Amerika tidak bisa pergi dari pulau. Pemimpin tim Amerika tersenyum, mengapa mereka harus menyerah? Mereka hanya tinggal menunggu hingga waktunya berakhir dan mereka akan keluar sebagai pemenang.

Hang-ah mengingatkan bahwa tim Amerika berada dalam posisi tidak menguntungkan. Pemimpin tim Amerika melihat ke atas pohon. Dong-ha ada di sana, mengarahkan senjatanya pada tim Amerika.

"Katamu kau tidak akan menembak. Sebagai perwira kau juga tahu kemenangan tidak ditentukan dan dari jumlah orang yang tersisa," kata pemimpin tim Amerika.  

"Kau benar. Tapi dalam perang, jika pos komando, gudang persediaan, dan pusat komunikasi dihancurkan, apa yang akan terjadi? Menurut prinsip militer, kalian akan kalah, bukan?"

Hang-ah menekan tombol di ponselnya dan mengaktifkan bom yang sudah dipasang oleh Jae-ha di pos komunikasi tim Amerika. Sementara itu Jae-ha masuk ke dalam pos Amerika melalui jendela dan menyuruh perwira Amerika yang tersisa untuk melepaskan senjatanya. Perwira itu menjatuhkan senjatanya dan berdiri mengangkat kedua tangannya.

Melalui alat komunikasi yang terpasang di telinganya, ia memberitahu pemimpin tim kalau Jae-ha berada dalam pos mereka.  

Jae-ha menyuruh perwira Amerika itu menjauh dari tembok karena berbahaya (pos komunikasi -yang telah diaktifkan alat peledaknya- berada di sebelah pos komando dan pintunya tepat berada di belakang perwira Amerika itu). Tapi perwira itu malah berbicara menyalahkan pemimpinnya karena tidak menuruti nasehatnya dan sekarang mereka masuk jebakan. Jae-ha berteriak agar perwira itu menyingkir dari sana tapi ia tidak mau mendengar.  

Duarrr!!!! Ruangan pusat komunikasi di belakang perwira itu meledak. Perwira Amerika terlempar dan terkapar di lantai. Jae-ha buru-buru mengecek keadaan perwira itu. Untunglah perwira itu masih hidup. Ia hanya pingsan. Jae-ha mengambil kedua kunci yang dikalungkan di leher perwira itu. Sekarang ia harus merakit peledak untuk meledakkan pos komando. Tempat di mana ia sekarang berdiri.  

Pemimpin tim Amerika mulai khawatir. Ia bertanya bagaimana bisa tim Korea menggunakan peledak. Menurut peraturan mereka tidak boleh membawa peledak. Hang-ah membenarkan. Seluruh persenjataan mereka juga sudah diperiksa oleh panitia WOC. Tapi peraturan juga menyebutkan kalau mereka bisa mempergunakan peralatan yang mereka bawa semaksimal mungkin. Mereka hanya memanfaatkan gas yang berada di pos Amerika.  

Sayangnya ledakan tadi telah memutuskan komunikasi Hang-ah dan Jae-ha. Mereka tidak bisa saling menghubungi lagi. Waktu tersisa 5 menit sebelum jam 8. Jae-ha memotong saluran pipa gas yang terdapat dalam ruangan itu.

Pemimpin tim Amerika bertanya mengapa tim Korea bertindak sejauh itu. Ini hanya sebuah permainan.

"Hanya permainan? Bagi kami, kemenangan adalah keharusan. Hidup orang-orang yang kami cintai menjadi taruhannya, juga hidup Raja. Apakah kau pernah terpisah dari keluargamu? Kami memiliki bahasa dan sejarah yang sama, hidup berdampingan selama ribuan tahun, dan dipisahkan hanya dalam hitungan detik. Apakah kau mengerti perasaan dipisahkan seperti itu? Selama tiga tahun perang saudara, begitu banyak orang yang kehilangan keluarga mereka. Apa kau pernah mengalaminya? Bagi kalian, mungkin ini hanya permainan. Tapi bagi kami, kemenangan adalah sebuah keharusan."

Hang-ah menekan tombol dan meledakkan bom di ruang persediaan. Ia menyarankan tim Amerika menyerah sebelum ia meledakkan pos komando (pos tempat Jae-ha dan perwira Amerika itu berada).  

"Silakan ledakan semuanya. Kami Amerika tidak akan pernah menyerah. Tidak akan menyerah," pemimpin tim Amerika menegaskan. Ia mengingatkan masih ada perwiranya di dalam pos komando. Jika tim Korea melukai anggotanya maka tim Korea akan langsung didiskualifikasi. Ia lalu melepaskan alat penerjemah dari telinganya dan tidak mau berbicara lagi dengan Hang-ah.

Hang-ah khawatir karena ia tidak bisa menghubungi Jae-ha. Ia tidak tahu apakah Jae-ha sudah merakit bom itu dan apakah ia sudah keluar dari sana bersama perwira Amerika.  

Jae-ha berusaha merakit peledak di dalam pos komando secepat mungkin. Peluh membasahi wajahnya dan tangannya mulai gemetaran. Tinggal dua menit lagi.

Hang-ah teringat perkataan Jae-ha saat mereka berdua berada dalam gudang persediaan. Jae-ha yakin mereka bisa melakukannya. Hang-ah terlihat khawatir. Jae-ha memeluknya. Ia berkata Hang-ah harus meledakkan bomnya sebelum jam 8. Hang-ah harus melakukannya.

Jae-ha berkonsentrasi. Waktu terus berjalan. Tangannya semakin gemetar. Sewaktu-waktu Hang-ah bisa menekan tombolnya.  

Hang-ah mengangkat ponselnya. Ia ingat Jae-ha berkata kerjasama tim adalah yang terpenting. Jika mereka tidak saling mempercayai maka mereka tidak akan bisa berhasil. Hang-ah ragu menekan tombol karena ia tidak tahu apakah Jae-ha sudah keluar dari pos atau belum.

Jae-ha telah selesai merakit bom dan menyeret perwira Amerika yang terluka untuk keluar dari pos komando. Hang-ah menggerakkan jarinya ke atas tombol.

"Dia akan mati. Rajamu. Pemimpin timmu. Tunanganmu. Lee Jae-ha akan mati," pemimpin tim Amerika mengingatkan.

Hang-ah semakin ragu. Tapi ia ingat Jae-ha berkata mereka pasti menang, dan mereka pasti akan kembali lalu bertunangan. Jika Hang-ah percaya padanya, Hang-ah akan menekan tombol itu sebelum jam 8.

Mata Hang-ah berkaca-kaca. 45 detik lagi sebelum jam 8.  

"Percayalah padaku dan aku akan percaya padamu. Berjanjilah padaku. Jika kau mencintaiku, tekan tombolnya," kata Jae-ha waktu itu. Jae-ha masih menyeret perwira Amerika keluar dari pos. Air mata mengalir di pipi Hang-ah.  

"Aku..mencintai Komrad Lee Jae-ha," gumamnya. Hang-ah menekan tombol. Pemimpin tim Amerika terkejut dan berbalik.

Pos Komando meledak seketika. Hang-ah berlari ke arah pos komando yang dilalap api dan berteriak-teriak histeris memanggil Jae-ha. Ia menangis dan hendak menerobos ke dalam tapi Dong-ha menghalanginya.  

"Ribut sekali," terdengar suara Jae-ha. Hang-ah berbalik. Jae-ha dan perwira Amerika terkapar di tanah. Jae-ha duduk dengan wajah letih. Ia menoleh dan tersenyum pada Hang-ah.

"Mengapa kau menangis? Apa ada yang mati?" tanyanya.

Hang-ah berjalan menghampiri Jae-ha dan memeluknya. Ia menangis tersedu-sedu, mengira ia telah kehilangan Jae-ha. Jae-ha tersenyum.

"Kau ini benar-benar...apakah sampai akhir pun kau tidak mempercayaiku?" tanyanya. Ia memeluk Hang-ah erat-erat. Dong-ha tersenyum.

Ibunda Raja dan Jae-shin menerima kabar peledakan itu dari Sekretaris Eun. Sekretaris Eun berkata hal itu tidak menyalahi aturan, tapi ada pihak yang menentang karena dianggap tidak sesuai dengan itikad baik penyelenggaraan WOC. Sekarang hasilnya masih didiskusikan. Ibunda Raja berkata ia hanya ingin mereka semua kembali dengan selamat.

Ia bertanya pada Sekretaris Eun mengenai Klub M. Sekretaris Eun berkata ia telah menyelesaikan semuanya. Ibunda Raja berterima kasih, tapi Jae-shin bertanya apakah itu artinya mereka melepas orang itu. Ia kesal mengapa mereka harus meminta maaf pada orang-orang itu padahal jelas-jelas sebenarnya mereka yang bertanggung jawab atas semua tragedi yang menimpa keluarga kerajaan.

Ibunda Raja menyuruh Jae-shin meminta maaf pada Sekretaris Eun yang telah bersusah payah menyelesaikan masalah ini. Bukankah Jae-shin sendiri takut dan gemetar menghadapi Klub M? Jae-shin meminta maaf pada Sekretaris Eun. Sekretaris Eun berkata itu adalah pelajaran bagi dirinya dan juga anaknya. Jae-shin terkejut. Ia bertanya apakah Shi-kyeong juga pergi meminta maaf pada Klub M?

Shi-kyeong berolah raga untuk melepaskan kegundahan hatinya. Saat ia berlari, ia tesandung penghalang jalan dan terjatuh. Shi-kyeong melampiaskan kekesalannya dengan melempar pembatas jalan dan menendangnya. Ia merasa tak berdaya menghadapi orang-orang yang telah membunuh Jae-kang dan meneror Jae-shin.  

Shi-kyeong adalah seorang yang idealis. Sebagai pengawal keluarga kerajaan, ia orang yang setia dan mengabdi penuh. Mungkin ia melihat teladan dari ayahnya yang telah melayani keluarga kerajaan selama lebih dari 30 tahun. Ia juga orang yang teguh pada peraturan. Karena itu ia merasa tak berdaya saat peraturan itu malah menghalanginya untuk menegakkan keadilan bagi Jae-kang dan Jae-shin. Shi-kyeong menangis.

Diam-diam Jae-shin melihat Shi-kyeong dalam keadaan seperti itu. Malamnya ia memanggil Shi-kyeong untuk menemuinya di rumah Ibunda Raja. Ia bertanya apakah John Mayer orang yang telah membunuh kakaknya. Shi-kyeong tidak menjawab. Jae-shin berkata ia akan melanjutkan terapinya dan terus berusaha mengingat kejadian itu. Awalnya ia berhenti karena ia merasa tidak nyaman, tapi ia akan melanjutkannya.

Shi-kyeong berkata Jae-shin tidak perlu melakukannya jika terlalu berat, tapi Jae-shin malah mengira Shi-kyeong telah menyerah.  

"Aku menyukaimu. Aku menyukai pengawal biasa yang juga orang yang paling membosankan di dunia," Jae-shin mengakui.

Shi-kyeong terkejut hingga tak tahu harus berkata apa.

"Katakan sesuatu," pinta Jae-shin.

Shi-kyeong berkata Jae-shin mungkin merasa seperti itu karena sedang merasa tertekan. Jae-shin membenarkan, orang-orang yang tertekan secara emosional akan menjadi pengecut, seperti dirinya.

"Aku selalu ingin kau berada di sisiku. Jadi aku bersikap rewel, mempermainkanmu, dan mencari-cari kesalahan. Tapi aku baru sadar, aku menyukai orang ini. Jadi jangan menyerah. Aku akan menjadi sepertimu. Dan menjadi kuat hingga bisa menjadi wanita yang sepadan denganmu. Percayalah padaku."  

Tim Amerika dan tim Korea telah berada 3 hari di pulau dan belum juga ada keputusan mengenai siapa pemenangnya. Jae-ha mengomel apakah mereka belum cukup beritikad baik, mereka sudah menampung tim Amerika untuk tinggal dalam pos mereka. Hang-ah megingatkan itu karena tim Korea telah meledakkan semua pos Amerika, mereka jadi tidak punya tempat bernaung.

Hang-ah menyisihkan daging panggang untuk dberikan pada tim Amerika. Para rekannya protes tapi Hang-ah tak mempedulikannya. Pemimpin tim Amerika awalnya menolak karena mereka sudah mempunyai persediaan makanan. Tapi mereka tergoda juga dengan daging panggang setelah berhari-hari mereka hanya makan makanan instan khusus prajurit. Hang-ah bercanda agar tim Amerika menceritakan itikad baik tim Korea setelah mereka kembali ke markas besar. Sebagai gantinya tim Amerika memberikan makanan penutup instan pada Hang-ah.

Hang-ah terkagum-kagum dan dengan polos bertanya apakah prajurit Amerika tetap makan makanan penutup walau dalam peperangan. Mereka tertawa dan membenarkan. Hang-ah kembali ke mejanya dan membagikan makanan penutup itu pada rekan-rekannya.

Seorang perwira Amerika melempar sesuatu mengenai kepala Kang-seok. Kang-seok naik darah dan siap melempar balik. Namun ia berhenti saat melihat benda apa yang dilempar tadi. Balsem penyembuh luka. Perwira Amerika itu menyuruh Kang-seok mengoleskan balsem itu pada luka di wajah Kang-seok.

Jae-ha berkata Kang-seok seharusnya mengucapkan sepatah dua patah kata demi kesopanan dan itikad baik. Kang-seok duduk di kursinya. Masih dengan wajah sangar. Tapi ia lalu menoleh pada perwira Amerika itu dan berkata, "Thank..you." dengan kaku. Rekan-rekannya tersenyum.

Jae-shin pergi ke forum perdamaian di Jeju tanpa memberitahu Shi-kyeong. Shi-kyeong terkejut saat mengetahui hal itu dari ayahnya. Ia segera berlari menyusul Jae-shin. Ia takut sesuatu kembali menimpa Jae-shin.

Para dayang memasangkan alat bantu pada kaki Jae-shin. Jae-shin menoleh ke layar televisi yang menayangkan Bong-gu sedang berpidato. Wajah Jae-shin penuh tekad.

Bong-gu berpidato dalam forum itu untuk menjelek-jelekkan keluarga kerajaan. Ia berkata keluarga kerajaan terlalu berlebihan dalam menangani tragedi mereka hingga bersikap tidak sopan dengan menahan orang asing. Ia berkata Korea belum siap untuk perdamaian. Semua hadirin bertepuk tangan. Bong-gu duduk dengan bangga.

Pembawa acara mengumumkan ada satu lagi tamu kehormatan yang akan berbicara, walau kehadirannya tidak direncanakan. Puteri Mahkota Jae-shin.

Jae-shin naik ke panggung dengan kursi rodanya. Seluruh hadirin berdiri sebagai tanda penghormatan. Mau tak mau Bong-gu ikut berdiri. Jae-shin memberi tanda agar seluruh hadirin duduk kembali.  

"Aku Lee Jae-shin, orang yang mengakibatkan masalah saat menemui para tamu kehormatan. Waktu itu keadaanku tidak terlalu baik. Tapi itu hanya alasan, bukan? Aku minta maaf."

Jae-shin membungkukkan kepalanya, disambut oleh para hadirin yang ikut membungkukkan kepala. Kecuali Bong-gu yang tersenyum meremehkan. Jae-shin menatap Bong-gu dan tersenyum.

"Sepertinya Tuan John Mayer dari Klub M juga bersikap tak sopan. Bagaimana bisa seseorang menentukan standar dirinya sendiri seperti sebuah negara yang memiliki pemerintahan?"

Senyum Bong-gu menghilang.

Shi-kyeong telah tiba dan berlari kencang menuju aula pertemuan. Jae-shin meneruskan pidatonya.

"Sejujurnya kami adalah negara yang tidak pernah tahu kapan akan terjadi perang. Bagi orang yang tumbuh besar dalam negara seperti ini, mereka terus berada dalam kewaspadaan akan terjadi perang. Bahkan dalam permainan. Dalam permainan perang-perangan, selalu ada senjata yang terpasang dalam kendaraan. Karena itulah perjanjian perdamaian harus ditandatangani. Kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita selalu hidup dalam ketakutan dan kekacauan itu. Dan juga, perdamaian ini bukanlah perdamaian seperti yang dikatakan oleh Tn. John Mayer. Perdamaian tidak tiba-tiba jatuh dari langit setelah mencapai standar tertentu. Melainkan dicapai sedikit demi sedikit."

Jae-shin mengambil tongkat dan para pelayan membantunya untuk berdiri dan bertumpu pada kedua tongkat itu. Jae-shin memegang tongkatnya kuat-kuat. Ibunda Raja dan Shi-kyeong terpana melihat Jae-shin.

"Sekarang aku hanya bisa berdiri selama 10 menit. Tapi jika aku terus berlatih, ada kemungkinan aku akan bisa berdiri di masa yang akan datang. Demikian juga dengan negara kami. Demi menjadi negara tanpa perang, Korea mengikuti WOC dengan mengirimkan tim gabungan Utara dan Selatan untuk menyatukan Utara dan Selatan dan memulai perdamaian. Tapi semua itu membutuhkan bantuan dari kalian semua. Sama seperti aku dapat bediri karena didukung oleh tongkat ini, negara kami membutuhkan seluruh dunia dan semua orang untuk mendukung dan menyemangati kami. Perhatikan kami. Kami akan bekerja keras." Jae-shin membungkukkan badan mengakhiri pidatonya.

Shi-kyeong terharu dengan kata-kata Jae-shin. Ibunda Raja begitu bangga. "Itu baru puteriku," katanya tersenyum dengan mata berkaca-kaca pada Sekretaris Eun. Sekretaris Eun tersenyum dan mengangguk setuju.

Seluruh hadirin bertepuk tangan dan berdiri. Kecuali Bong-gu dan para kroconya yang terlihat kesal dan marah.

Panitia WOC dan seluruh komandan dari negara yang berpastisipasi mendiskusikan hasil ronde pertama antara Amerika dan Korea. Komandan Amerika protes karena tim Korea telah menggunakan peledak yang bisa melukai timnya.

Komandan Selatan berkata kenyataannya tidak ada yang terluka, bahkan Raja sendiri yang menolong perwira dari tim Amerika dengan mempertaruhkan nyawanya. Lalu komandan Cina membela Amerika dan berkata Korea telah berbuat curang dengan mengempiskan dan menyembunyikan perahunya. Komandan Korea Utara menuduh komandan Cina hendak mengadu domba Korea dan Amerika.

Akhirnya ketua panita mengambil jalan tengah. Mereka akan mengambil suara untuk menentukan siapa pemenangnya.

Tim Korea bersiap meninggalkan pulau. Perahu karet telah digembungkan kembali dan kedua kunci telah diputar untuk menjalankan mesin. Jae-ha menoleh pada tim Amerika yang berbaris di tepi pantai. Ia menghampiri mereka dan mengajak mereka ikut bersama tim Korea.  

Pemimpin tim Amerika menolak karena 30 menit lagi mereka juga akan dijemput. Tapi Jae-ha berkata untuk apa menunggu, perahunya cukup besar untuk menampung mereka semua. Pemimpin tim Amerika melihat ke arah tim Korea yang telah naik ke perahu.  

Tim Korea melambaikan tangan mengajak tim Amerika bergabung. Tim Amerika akhirnya ikut naik ke perahu. Hang-ah melepas badgenya dan menyerahkannya pada pemimpin tim Amerika. Hasil pengambilan suara ternyata hanya selisih satu suara. Pemimpin tim Amerika melepas badgenya dan menukarnya dengan badge Hang-ah. Mereka berjabat tangan dan tersenyum. Seluruh anggota tim lain melakukan hal yang sama, termasuk Kang-seok. Walau masih dengan wajah sangar.

Mereka semua kembali ke markas besar. Setelah mengalahkan Amerika, tim Korea berhasil mengalahkan tim Rusia pada ronde kedua, namun kalah dari Mesir di ronde ketiga atau semifnal. Tim Korea akhirnya menempati peringkat 4 setelah Mesir, Cina, dan Inggris.

Pada hari penutupan WOC, semua berpesta dengan gembira. Hang-ah diwawancarai mengenai pertunangannya karena tim Korea berhasil melewati ronde pertama. Hang-ah tak berani menjawab dan menoleh kesana kemari mencari Jae-ha. Tiba-tiba Jae-ha berdiri di sampingnya. Hang-ah memekik kaget.

"Pertunangan? Tentu saja. Sekarang ia adalah tunanganku," kata Jae-ha senang. Hang-ah tersenyum bahagia. Kang-seok datang membawakan mereka minuman untuk merayakannya.

Bong-gu melihat wajah-wajah bahagia Jae-ha dan Hang-ah melalui televisi. Ia tersenyum dan berkata betapa bahagianya mereka. Ia bertanya pada Sekretarisnya kapan Jae-ha akan kembali. Sekretarisnya berkata Jae-ha akan kembali ke Korea besok, setelah Bong-gu pergi dari Korea.  

Bong-gu mengangkat teleponnya dan menelepon Shi-kyeong. Shi-kyeong sedang mengatur pengamanan untuk menyambut kembalinya Jae-ha ke Korea. Ia mengangkat teleponnya dan meminta rekan-tekannya keluar saat tahu Bong-gu yang meneleponnya.

Shi-kyeong bertanya bagaimana Bong-gu bisa mengetahui nomor teleponnya. Bukannya menjawab, Bong-gu malah bertanya mengapa Shi-kyeong menyukai Jae-ha.

"Dia dan aku..jika kau melihat dari sudut pandang tertentu sebenarnya memiliki kemiripan. Kami hanya berbeda tipis. Tapi kenapa?"  

Shi-kyeong menutup teleponnya. Merasa tak ada gunanya mendengar curhat Bong-gu. Bong-gu patah hati. Shi-kyeong menyimpan nomor ponsel Bong-gu dengan nama "biskuit busuk". Bong-gu kembali meneleponnya.

Shi-kyeong hendak menutupnya lagi. "Tunggu sebentar! Apa kau percaya pada ayahmu?" tanya Bong-gu. "Ketaatan yang membabibuta bisa menjadi racun."

Shi-kyeong tak mengerti apa maksud perkataan Bong-gu.

Jae-ha sedang berada di pesawat dalam perjalanan kembali ke Korea. Sekretaris Eun meneleponnya dan memberitahu kalau Bong-gu ingin bertemu dengan Jae-ha di bandara. Ia menyarankan agar Jae-ha tidak menemuinya.

Tapi Jae-ha berkata ia akan menemui Bong-gu. Hang-ah khawatir tapi Jae-ha menenangkannya. Ia berkata Bong-gu pasti sedang marah karena kemenangan tim Korea di WOC juga pidato Jae-shin, tapi ia akan berbicara dengan Bong-gu dan menanganinya dengan baik. Namun Hang-ah masih terlihat khawatir.  

Sekretaris Eun dan Shi-kyeong dalam perjalanan menuju bandara untuk menjemput Jae-ha. Sekretaris Eun berkata pada Shi-kyeong kalau Shi-kyeong juga jangan tertekan oleh Bong-gu. Shi-keong berkata ia tidak mempedulikannya dan menganggap Bong-gu orang gila. Sekretaris Eun bertanya apakah Bong-gu tidak mengatakan apa-apa kali ini. Shi-kyeong membenarkan. Sekretaris Eun masih khawatir dengan ancaman Bong-gu untuk memberitahu Shi-kyeong mengenai keterlibatannya dalam kematian Jae-kang. Sementara itu dalam hati Shi-kyeong, masih terngiang pertanyaan Bonggu, apakah ia percaya pada ayahnya.

Jae-ha bertemu dengan Bong-gu. Keduanya berbicara sambil tersenyum tapi bertukar kata-kata penuh sindiran. Bong-gu mengucapkan selamat pada Jae-ha atas kemenangannya di WOC. Jae-ha menyindir Bong-gu pelit pujian.  

"Sepertinya kau menanti pujian dariku. Aku tidak mengira kau peduli hal seperti itu. Ini suatu kehormatan." kata Bong-gu tertawa.  

"Tentu saja aku penasaran mengenai resksimu. Apakah kau akan menjadi maniak atau menjadi seseorang yang tidak tahu kapan ingin mati atau hidup? Tapi sepertinya kau tipe yang cukup tenang," sindir Jae-ha.

"Mari kita hentikan. Apa gunanya meneruskan perang mental ini? Hanya membuat kedua belah pihak menjadi lelah. Jadi..anggap saja aku meminta maaf. Mari tidak lanjutkan lebih jauh," ujar Bong-gu.  

"Bagus sekali. Setelah membunuh orang, apa kau masih merasa bersalah?" tanya Jae-ha.

"Benar, kau pasti sedih sekali. Tapi kerugian yang kualami kali ini juga tidak bisa diremehkan. Aku rugi melebihi ratusan milyar dolar Amerika. Apakah kakakmu bernilai ratusan milyar dolar? Tidak mungkin bukan? Jadi anggap saja ini kerugianku. Kita anggap impas. Antara kakakmu dan ratusan milyar dolar."

Jae-ha tertawa tak percaya. Bong-gu tertawa mengira Jaeha menyetujui. Ia berkata setelah melihat keterusterangan Jae-ha, ia melihat adanya kemiripan antara dirinya dengan Jae-ha. Bukankah Jae-ha juga pernah menembak Hang-ah?

"Kim Bong-gu, kau juga menembak wanita itu? Untuk menjadi sama denganku?"

"Tentu saja aku setingkat lebih tinggi darimu karena aku tidak menyukainya (Dara)."

"Benar, kau dan aku memliki segaris perbedaan. Setidaknya aku tahu malu. Aku tidak bisa membiarkan orang yang kucintai terluka. Begitu juga pada Hang-ah. Aku tidak bisa menembaknya lalu pergi begitu saja. Setidaknya aku memikirkannya. Tapi siapa kau?"

Bong-gu tertawa dan bertanya mengapa Jae-ha bersikap seperti ini.  

"Jangan seperti itu. Bukankah kau juga vulgarian (kasar)? Seperti aku?" tanyanya. Sepertinya dia pengen banget kaya Jae-ha ya ..

"Benar, aku vulgarian. Tapi setidaknya aku masih memiliki sedikit kesadaran. Tapi kau anggap siapa dirimu?

"Aku? Pengusaha." Pfftttt..bahkan Bong-gu pun kebingungan siapa sebenarnya dirinya.

Jae-ha tertawa. "Bukan, pengusaha pun memiliki etika dalam berbisnis. Tapi kau tidak memilikinya sejak awal. Kau hanya kau. Makan saat kau ingin makan. Pup saat kau ingin pup. Apakah kau pernah melihat yang seperti ini sebelumnya? Anjing dan babi."

Bong-gu tersenyum pahit.

"Bukankah mereka sama? Makan dan buang air di manapun mereka mau. Menimbulkan kekacauan dan menggigit di mana-mana tanpa merasa malu sedikitpun."

Bong-gu berkata apakah Jae-ha ingin melanjutkan perseteruan mereka. Jae-ha berkata awalnya ia ingin membiarkannya, ia bahkan bersedia berkompromi.

"Tapi denganmu aku tidak bisa. Benar-benar tidak bisa."  

"Apa kau berencana untuk terus mengibarkan bendera perang denganku?"

"Tidak, aku akan mengabaikanmu. Aku berencana menjalani hidupku dalam kedamaian. Jika aku berurusan denganmu, bukankah itu artinya aku harus sama-sama menjadi anjing dan babi?" Jae-ha tertawa. Bong-gu menatap Jae-ha.

"Kalau begitu aku khawatir kau akan benar-benar hancur. Aku mengerti," Bong-gu bangkit berdiri.

Ia bertanya Jae-ha akan bertunangan dengan Hang-ah bukan? Ia tiba-tiba mengulurkan tangan pada Jae-ha untuk memberi selamat.

Jae-ha bertanya apakah ini peringatan awal dari Bong-gu, bahwa Bong-gu akan melakukan serangan pada hari pertunangannya. Bong-gu tertawa, lalu dengan serius berkata agar Jae-ha menikmati hari pertunangannya sepenuh hati. Lalu ia pergi. Jae-ha terlihat khawatir.

Hari pertunangan. Para undangan memasuki lokasi pertunangan melalui pemeriksaan ketat. Tak ada yang mencurigakan tapi Shi-kyeong tidak melepaskan pengamatannya sedikitpun. Ibunda Raja menyambut kedatangan ayah Hang-ah. Kang-seok dan Young-bae hadir dan duduk di barisan terdepan. Pertunangan ini telah menaikkan image Korea dan juga meningkatkan perekonomian Korea.  

Jae-ha dan Hang-ah tiba dengan mengendarai mobil sport yang dikemudikan Jae-ha. Para undangan menyambut mereka dengan melambaikan bendera. Jae-ha dan Hang-ah tersenyum bahagia membalas sambutan mereka.

Jae-shin tidak hadir dalam petunangan mereka. Ia berada di tempat terapi dan bekerja keras memulihkan kakinya.

"Oppa, Oenni. Aku pasti akan hadir dalam upacara pernikahan kalian," katanya dalam hati.

Bong-gu memainkan kartu tarotnya. Kartu pertama yang muncul adalah kartu 5 piala. Bong-gu menggeleng. Ia membariskan kartunya di atas meja. Sekretarisnya mengamati dengan serius.  

Bong-gu menaruh kartu pertama pada sebuah kartu dan membaliknya: kartu Queen of Swords.  

Hang-ah mengenakan gaun tunangan berwarna putih, berjalan memasuki panggung. Jae-ha telah menunggunya di sana dengan pakaian kebesaran seorang Raja. Ia menyambut kedatangan Hang-ah. Keduanya bergandengan tangan menghadap para undangan yang bertepuk tangan dan bersorak menyambut mereka.  

Hang-ah dan Jae-ha berjalan menuruni tangga menuju altar. Tiba-tiba mereka mendengar suara yang mereka kenal. Suara Jae-kang. Mereka menoleh melihat layar.

Jae-kang berdiri di sana, sedang berlatih untuk mempertunangkan Jae-ha dan Hang-ah. Ia merekamnya sebelum hari kematiannya. Gosh..this makes me cry :..

Jae-ha menoleh pada Sekretaris Eun dan mengangguk berterima kasih. Ia tahu Sekretaris Eun yang mengatur agar vidoe ini menjadi kejutan bagi mereka semua. Sekretaris Eun tersenyum puas. Tapi lalu ia melihat teleponnya. Bong-gu mengirim sms. Sekretaris Eun bangkit dari kursinya dan pergi.

"Lee Jae-ha dari Republik Korea, apakah kau bersedia menerima Kim Hang-ah dari Republik Rakyat Demokratik Korea, sebagai pendamping seumur hidup? Untuk mempercayai, menghargai dan menghormatinya. Apa kau bersedia?"

"Ya," jawab Jae-ha. Jae-kang tersenyum di layar, sepertinya ia membayangkan jawaban Jae-ha saat ini ketika ia merekam video latihan itu.

"Kim Hang-ah dari Republik Rakyat Demokratik Korea terhadap Lee Jae-ha dari Republik Korea, apa kau bersedia tidak bersikukuh pada nilai-nilai diri sendiri, dan sebagai anggota keluarga kerajaan menulis sejarah bersama Republik Korea, melakukan yang terbaik untuk melakukan tanggung jawab dan tugas-tugasmu. Apa kau bersedia?"

Hang-ah menoleh melihat Jae-ha dan menjawab, "Ya."

Jae-kang menatap mereka.  

"Dan terakhir, sebagai wakil dari perjanjian antara Utara dan Selatan, aku akan menambahkan sumpah. Lee Jae-ha dari Republik Korea dan Kim Hang-ah dari Republik Rakyat Demokratik Korea, akan menjadi pemimpin untuk menghapuskan perang dari tanah ini. Walau kalian menghadapi situasi di mana perang tak terhindarkan, kalian akan melakukan segalanya untuk menghentikan perang itu hingga saat terakhir. Apa kalian bersedia?"

Semua menanti dengan cemas jawaban Jae-ha dan Hang-ah. Jae-ha dan Hang-ah saling menatap.

Bong-gu bertepuk tangan. Ia menaruh kartu Queen of Sword pada sebuah kartu dan membaliknya. King of swords.

Jae-kang bertanya apakah Jae-ha dan Hang-ah bersedia bersumpah. Keduanya menjawab ya. Jae-kang tersenyum. Seluruh undangan bertepuk tangan.

Bong-gu melihat kedua kartu itu dan tertawa senang.

Jae-ha menggandeng tangan Hang-ah dan menghadap para undangan. Keduanya telah resmi bertunangan.  

Komentar:

Kemenangan Korea di WOC mungkin sudah bisa kita perkirakan. Tapi ujian terakhir mereka yang membuat semuanya terasa begitu pas. Tak diragukan lagi Jae-ha pintar dan ia mengeluarkan seluruh kemampuannya saat terdesak atau menemui jalan buntu. Tapi tanpa kepercayaan dari Hang-ah, kemenangan mereka tidak akan tercapai.

Satu lagi yang menggembirakan. Jae-shin telah kembali. Sama seperti kakaknya, saat mencapai titik terendah, ia bisa bangkit berdiri dan menunjukkan kekuatannya.

Banyak yang menyayangkan mengapa Jae-ha tidak menyambut saja ajakan damai Bong-gu. Tapi aku pikir Bong-gu juga tidak sungguh sungguh dengan ajakan damainya. Sama seperti ketika ia berkata mulai sekarang ia akan menjunjung perdamaian tapi nyatanya ia masih berusaha meneror Jae-shin. Dan lagi mengapa juga ia memprovokasi Jae-ha dengan membandingkan kematian Jae-kang. Ia seakan-akan berkata bahwa kematian Jae-kang tidak sebanding dengan kerugian uangnya. Wajar sekali jika Jae-ha marah.

Mengenai kartu tarot yang dibuka oleh Bong-gu, aku menemukan artinya dari forum Soompi:

Kartu pertama akan menjadi pengikat antara dua kartu berikutnya. Kartu lima piala ini menggambarkan emosi seseorang: penyesalan, kekhawatiran, kesepian, tak percaya diri, menyalahkan diri sendiri, dll. Namun adanya jembatan di belakang gambar kartu itu menunjukkan adanya jalan keluar. Karena itu Bong-gu awalnya menggeleng.

Dua kartu berikutnya:

Queen of Swords: Wanita yang rumit, pemberani, dan kompleks, yang pernah menderita atau mangalami kehilangan besar dalam hidupnya. Wanita yang telah melampaui berbagai kesulitan dan mencapai kebijaksanaan.

King of Swords: Seorang pemimpin, rasional, waspada dan berpikiran kreatif. Tapi memiliki kecenderungan untuk terlalu waspada. Memiliki penilaian bebas dan seorang yang berhasil.  

Seseorang dari forum soompi berpendapat arti dari ketiga kartu ini adalah Jae-ha dan Hang-ah akan terpisah. Dan itulah yang akan dilakukan Bong-gu pada episode selanjutnya.  

Aku tidak mempercayai ramalan kartu seperti ini. Jadi jangan dianggap serius ya^^    

Episode-16        

Sekretaris Eun menelepon Klub M dan berbicara dengan Sekretaris Bong-gu. Ia menegaskan tidak akan menerima telepon dari Klub M lagi di masa yang akan datang.  

Kami akan memberimu dua pilihan. Kami ingin Raja Jae-ha turun tahta dengan tenang. Pilihan kedua, ia turun tahta dengan kekerasan.

Jae-ha dan Hang-ah saling memasangkan cincin pertunangan.

Sekretaris Bong-gu mengancam Sekretaris Eun lagi bahwa mereka akan memberitahu Shi-kyeong mengenai perbuatan ayahnya.

Silakan. Beritahu anakku atau umumkan ke seluruh dunia, terserah kalian. Mulai sekarang aku tidak akan lagi melakukan permintaan kalian, kata Sekretaris Eun tegas. Coba dari dulu ya;

Sepertinya kau memilih pilihan kedua. Kekerasan. Akan ada darah.

Prang!! Gelas yang digunakan Hang-ah saat tos dengan Jae-ha pecah berkeping-keping. Anggur memercik ke gaun Hang-ah. Seluruh undangan memekik kaget. Semua melihat dengan khawatir. Biasanya hal ini merupakan pertanda sesuatu yang buruk akan terjadi.

Hang-ah tak enak hati dan bingung apa yang harus dilakukan. Jae-ha tersenyum menenangkan. Ia berkata kejadian ini hanya akan menjadi kenangan yang berharga di masa yang akan datang. Hang-ah mengangguk.

Sekretaris Bong-gu masih berusaha mengancam Sekretaris Eun tapi Sekretaris Eun teguh pada pendiriannya kali ini.  

Jae-ha dan Hang-ah berjalan melewati para undangan. Para undangan berteriak meminta mereka kiss. Jae-ha tersenyum dan menoleh pada Hang-ah yang tersipu malu. Jae-ha menarik Hang-ah dalam pelukannya dan menciumnya di depan para undangan. Semua undangan bersorak. Ibunda Raja dan Ayah Hang-ah tertawa melihat keduanya. Raja dan tunangannya tersenyum bahagia dan melambaikan tangan pada para undangan.

Malamnya, Sekretaris Eun memanggil Shi-kyeong dan bertanya di mana Jae-ha berada pada saat ini. Shi-kyeong menjawab saat ini Jae-ha sedang mendengar wejangan dari para sesepuh keluarga kerajaan lalu akan menghabiskan waktu bersama Hang-ah.  

Bagiamana dengan penyelidikan itu? tanya Sekretaris Eun. penyelidikan mengenai pengkhianat.

Pesta pertunangan telah berakhir, tentu saja penyelidikan akan dilanjutkan.

Sekretaris Eun menghela nafas panjang. Sepertinya ia hendak mengaku pada Shi-kyeong tapi ia tak bisa mengatakannya. Ia hanya berkata bahwa penyelidikan itu akan segera berakhir.  

Sekretaris Eun lalu menulis surat pengunduran dirinya dan menuliskan kronologi kejadian yang melibatkan dirinya dengan Klub M. Ia bersedia bertanggungjawab dan menerima seluruh hukumannya.  

Ia mengaku ia telah menerima album senilai satu juta pounds dan sebagai balasannya ia mengungkapkan tempat berlibur Raja. Ia telah menutupi kematian Jae-kang sebagai sebuah kecelakaan dan juga membantu tersangka pembunuh dari Klub M meninggalkan Korea dengan tenang. Ia telah mencabut pelarangan John Mayer masuk ke Korea Selatan dan ia juga telah melakukan banyak kontak pribadi dengan Klub M sejak itu. Meski begitu ia tetap bekerja dalam keluarga kerajaan dan menggunakan wewenangnya sampai sekarang.

Sekretaris Eun berjalan di lorong para Raja terdahulu. Ia menatap foto Jae-kang.

Yang Mulia, jangan maafkan aku.

Lalu Sekretaris Eun berlutut dan membungkuk sedalam-dalamnya di hadapan lukisan diri Jae-kang.

Jae-ha dan Hang-ah spa bareng^^

Jae-ha bertanya apakah Hang-ah benar-benar harus pergi ke luar negeri untuk kegiatan amal. Tampaknya ia tidak rela ditinggal Hang-ah. Hang-ah berkata Ibunda Raja selalu melakukannya, jadi ia harus cepat mempelajarinya.  

Jae-ha mengeluh bukankah kegiatan amal bisa dilakukan di dalam negeri, mengapa harus ke luar negeri. Hang-ah menjelaskan, Ibunda Raja mendengar bahwa orang asing banyak membantu Korea Selatan saat Korea berada dalam situasi perang. Karena itu sekarang ia ingin membalas kebaikan mereka dengan mengunjungi negara-negara miskin.  

Jae-ha berkata kalau begitu bukankah mereka harus mengutamakan rakyat sendiri, masih banyak orang miskin. Hang-ah membenarkan. Ia mengusulkan pergi bersama Ibunda Raja ke Utara, bukankah sekarang mereka satu keluarga. Mendengar itu Jae-ha meminta Hang-ah pergi keluar negeri dengan patuh. Hihi...apa takut Hang-ah ngga balik lagi gitu ya?

Jae-ha mendapat sms dari Klub M. Ia menghentikan spa-nya dan langsung pergi ke kantornya diikuti Hang-ah. Hang-ah meminta Jae-ha mengabaikan pesan dari KlubbM. Jae-ha berkata pesan itu tidak dikirimkan melalui jalur resmi tapi secara pribadi ke mailbox-nya. Itu artinya Klub M mulai bertindak.

Ia berkata walau mereka tidak membukanya tetap saja Klub M akan bertindak. Hang-ah menggeleng, ia tetap tidak ingin Jae-ha membuka pesan itu. Jae-ha beralasan mereka harus mengerti situasinya sebelum serangan benar-benar terjadi. Mereka tidak bisa terus menerus menunggu serangan mendadak.  

Jika ada yang tak biasa, kau pertama kali harus mengatakannya padaku, pinta Hang-ah. Jae-ha mengangguk dan tersenyum. Hang-ah meninggalkan Jae-ha sendirian.  

Jae-ha lalu membuka email dari Klub M. Isinya adalah bukti-bukti pengkhianatan Sekretaris Eun. Bukti foto rumah peristirahatan di Anmyeondo dengan tulisan. Terima kasih atas bantuanmu. Lalu bukti rekaman suara percakapan telepon antara Sekretaris Eun dan Bong-gu. Catatan telepon antara Sekretaris Eun dengan Klub M, juga salinan dokumen ijin Bon Bon meninggalkan Korea setelah kematian Jae-kang, dan pencabutan larangan masuk Bong-gu ke Korea Selatan dengan menggunakan kedudukannya sebagai Sekretaris Kerajaan. Jae-ha tertegun melihat semua bukti-bukti itu.  

Sekretaris Eun telah selesai menulis surat pengunduran dirinya dan berjalan menuju kantor Jae-ha. Ia mengetuk pintu namun tidak ada jawaban.

Sekretaris Eun masuk dan menemukan Jae-ha duduk di belakang meja kerjanya, mendengarkan rekaman percakapan antara Sekretaris Eun dan Daniel Craig, tepat saat Sekretaris Eun menyarankan Anmyeondo sebagai tempat berlibur. Sekretaris Eun terkejut mendengar rekaman itu. Ia sadar Jae-ha telah mengetahui semuanya.  

Jae-ha menatap Sekretaris Eun dengan pandangan kecewa. Sekretaris Eun menunduk. Jae-ha duduk di kursi dekat Sekretaris Eun berdiri.  

Apa ini? tanyanya. Aku akan menanyakan satu hal padamu. Apakah kau pernah mengubah perkataanku pada Hang-ah?

Sekretaris Eun menghadap Jae-ha dan membenarkan.  

Lalu bagaimana dengan forum di Jeju? Apakah Paman yang mengganti lagu pembukaan untuk mengiringi Jae-shin masuk dengan menuruti perintah Klub M? Bukan, kan? Kau tidak akan berbuat sejauh itu kan, Paman?

Jae-ha tidak mau percaya kalau Sekretaris Eun telah mengkhianatinya. Tapi Sekretaris Eun mengakuinya, ia yang telah mengganti lagu itu.

Jae-ha berkata ia masih bisa memaafkan kesalahan Sekretaris Eun dalam membocorkan lokasi Anmyeondo karena saat itu Sekretaris Eun tidak tahu bahwa pelakunya Klub M. Tapi setelah itu?  

Paman, bagaimana bisa kau.. Kau telah menjadi bagian dalam keluarga kami. Tiga puluh tahun! Air mata Jae-ha mengalir, Ayah mempromosikanmu. Kakak mempercayaimu, dan aku bergantung pada Paman. Bagaimana bisa kau melakukan hal itu?

Sekretaris Eun tidak mampu menjawab. Ia mengambil surat pengunduran dirinya dari balik jasnya dan meletakkannya di atas meja.  

Aku akan mengundurkan diri dan menunggu hukuman.

Mengundurkan diri? Lagi-lagi mengundurkan diri? Kau selama ini menipuku. Sekarang setelah terungkap, kau mau lepas tangan?

Aku tidak minta dimaafkan. Apapun hukumannya, aku akan...

Maka seharusnya bukan pengunduran diri. Kau seharusnya dipecat dan ditangkap.

Aku bersedia menerimanya. Tapi Yang Mulia harap sangat berhati-hati. Saat ini klub M..

Kenapa? Kau berkonspirasi lagi dengan mereka? sindir Jae-ha marah.

Yang Mulia harus lebih waspada. Tidak hanya Yang Mulia, seluruh anggota kerajaan harus menghentikan kegiatan untuk sementara waktu.

Kau masih berani mengatakannya!! teriak Jae-ha menggebrak meja dengan penuh amarah. Apa kau pikir aku akan jatuh lagi dalam perangkapmu? Kau adalah pengkhianat! Kau melakukan pengkhianatan, membiarkan invasi orang asing dan membantu musuh negara. Kau adalah pengkhianat!!

Sekretaris Eun memejamkan matanya. Seluruh kebenaran itu memang menyakitkan. Bahwa ia ternyata seorang pengkhianat walau ia selalu ingin melakukan yang terbaik untuk keluarga kerajaan.  

Kejahatan karena membantu musuh untuk menjaga reputasiku sendiri. Kejahatan karena terlibat dalam pembunuhan Raja sebelumnya, dan juga kejahatan karena menyalahgunakan kepercayaan Yang Mulia. Aku bersedia mnerima hukumannya. Hanya saja, puteraku Shi-kyeong.

Sekretaris Eun berlutut dan membungkuk di hadapan Jae-ha. Ia berkata Shi-kyeong adalah seorang yang sangat menjunjung kebenaran. Shi-kyeong bahkan tidak bisa berkompromi dengan kesalahan dan ayahnya lah yang mendidik Shi-kyeong seperti itu. Ia takut Shi-kyeong menderita setelah mengetahui kebenaran mengenai ayahnya. Karena itu Sekretaris Eun memohon agar Jae-ha tidak memberitahu Shi-kyeong. Ia sendiri yang akan memberitahunya dalam waktu dekat.  

Shi-kyeong terkejut saat diberitahu ayahnya dipecat. Bukan mengundurkan diri tapi dipecat oleh Raja sendiri.  

Hang-ah pergi ke ruang keluarga kerajaan. Ia melihat Ibunda Raja dan Jae-shin sedang meminta penjelasan dari Jae-ha mengenai pemecatan Sekretaris Eun. Melihat wajah Jae-ha yang tampak terpukul, Hang-ah sadar Jae-ha tidak akan memecat Sekretaris Eun tanpa alasan. Karena itu ia tidak ikut bertanya.

Jae-ha bangkit berdiri dan mengangguk pada Hang-ah. Ia berkata pada ibu dan adiknya ia akan menjelaskannya nanti. Lalu ia pergi. Jae-shin ingin Jae-ha menjelaskannya sekarang juga. Tapi Hang-ah menenangkan mereka. Bukankah Jae-ha akan menjelaskannya nanti? Ia meminta mereka menunggu.

Shi-kyeong menemui Jae-ha dan menanyakan alasan pemecatan ayahnya. Tak pernah terlintas sedikitpun di benaknya bahwa Jae-ha akan memecat ayahnya. Walau Jae-ha sakit hati dengan pengkhianatan Sekretaris Eun tapi ia masih menghormati permohonannya untuk tidak mengatakan apapun pada Shi-kyeong.

Jae-ha berkata Sekretaris Eun dan dirinya selama ini memiliki perbedaan sudut pandang. Shi-kyeong berkata walau berbeda sudut pandang namun tujuan mereka tetap sama.

Ia sudah tua, kata Jae-ha.

Ia masih sehat, sahut Shi-kyeong.

Ia telah bekerja selama 30 tahun.

Itulah sebabnya. Ia telah melayani 3 generasi selama 30 tahun. Jadi bagaimana.

Sudah kubilang ia sudah tua. Ia sudah tua dan keras kepala. Ketika kau sudah tua, cara berpikirmu mengalami kemunduran dan melemah.

Shi-kyeong tak percaya Jae-ha berbicara seperti itu tentang ayahnya.  

Apakah kau masih Yang Mulia yang kukenal? tanyanya dengan kesal.

Kenapa? Kau mau memukulku? Jae-ha tersenyum pahit.

Shi-kyeong membenarkan. Jae-ha menyuruh Shi-kyeong untuk cuti dan berlibur bersama Sekretaris Eun. Tapi Shi-kyeong tidak bisa dikelabui.

Aku akan tetap di sini. Apakah Yang mulia menyembunyikan sesuatu dariku? Ada rahasia apa antara Yang Mulia dan ayahku?

Eun Shi-kyeong!

Sampai aku mengerti semuanya, aku akan tetap berada di sisi Yang Mulia, Shi-kyeong menegaskan, lalu ia pergi.

Jae-ha tak bisa berkata apa-apa lagi.

Hang-ah membaca surat pengunduran diri Sekretaris Eun. Ia mendekati Jae-ha yang sedang sibuk membaca laporan. Hang-ah bertanya apakah Jae-ha sudah membaca surat itu.

Ini pasti juga sangat sulit bagi Kepala Sekretaris, kata Hang-ah.

Mungkin saja.

Hang-ah duduk di samping Jae-ha. Ia mencoba membujuk Jae-ha bahwa Sekretaris Eun sudah menginstropeksi diri dan ini semua tetap saja perbuatan Klub M yang telah menjebak mereka.  

Jadi apa kau memintaku untuk tidak mempedulikannya? Ia bekerjasama dengan musuh. Ia tahu aku mempercayainya, jadi ia mengarahkanku dan memarahiku hari demi hari tapi sebenarnya ia mengendalikanku dengan mengikuti perintah Klub M. Kakak sudah tiada, Jae-shin cacat, dan ia masih saja. Aku juga manusia. Aku membutuhkan waktu.

Hang-ah melihat ekspresi dan suara Jae-ha yang begitu tertekan. Ia meminta Jae-ha tidur sebentar. Jae-ha berkata ia harus menyelesaikan membaca laporan karena besok ada lima rapat yang harus ia hadiri.

Hang-ah merebut kertas-kertas laporan dari tangan Jae-ha. Ia berkata dengan kejadian yang dialami Jae-ha hari ini apakah isi laporan itu bisa masuk ke otaknya.

Ia menepuk pahanya. Jae-ha masih ragu. Tapi Hang-ah menarik Jae-ha dan membaringkan kepala Jae-ha di pangkuannya. Jae-ha memeluk tangan Hang-ah dan meringkuk seperti seorang anak kecil yang ketakutan.

Ada apa? Apa kau takut? tanya Hang-ah.

Ya, sahut Jae-ha pelan, Aku takut pada semuanya kecuali padamu. Aku tidak bisa lagi mempercayai orang lain.

Jae-ha diam-diam menangis di pangkuan Hang-ah. Hang-ah melihat dengan sedih dan membaringkan kepalanya di bahu Jae-ha.  

Shi-klyeong melihat barang-barang ayahnya yang telah dibereskan di ruang kerja ayahnya. Ia menelepon ayahnya tapi Sekretaris Eun tidak mengangkat teleponnya.  

Sekretaris Bong-gu memberitahu Bong-gu bahwa Jae-ha telah memecat Sekretaris Eun. Bong-gu sedang menonton ulang pesan video Jae-ha. Dalam video itu Jae-ha berkata senjatanya adalah orang-orang yang percaya padanya.  

Jadi sekarang kau membuangnya? (Jae-ha membuang Sekretaris Eun) gumam Bong-gu. Bong-gu menyuruh Sekretarisnya menjalankan rencana mereka.  

Hang-ah dan Ibunda Raja berada dalam pesawat menuju negara miskin yang akan mereka kunjungi untuk kegiatan amal. Ibunda Raja menyerahkan sebuah kotak besar pada Hang-ah. Ia berkata Hang-ah harus mengenakannya saat pengambilan foto. Itu adalah warisan Ratu turun temurun.

Hang-ah membukanya. Isinya sebuah tas cantik. Hang-ah tercengang. Ibunda Raja bertanya apakah Hang-ah tidak menyukainya. Hang-ah menggeleng, ia terlalu menyukainya.  

Ia bertanya mengapa ia harus mengenakan benda semahal ini dalam kegiatan amal.  

Ini memang dilema. Kita melakukan kegiatan amal tapi harus menenteng tas mewah seperti itu. Tapi kita harus mengenakannya untuk menunjukkan status kerajaan terutama ketika kita pergi ke luar negeri. Rakyat kita mengharapkannya. Sebagai keluarga kerjaan, kita menjadi simbol dan kebanggaan negara. Tugas kita untuk berpenampilan baik, jadi kita harus lebih berusaha. Jika kita melakukannya hanya untuk penampilan semata maka kita orang-orang yang palsu. Kau bisa melakukannya dengan baik, kan? Tulus dan tak dibuat-buat, kata Ibunda Raja sambil tersenyum.

Hang-ah mengangguk dan balas tersenyum.  

Sementar itu Jae-shin menjalani terapi bersama psikolognya. Jae-shin berkata ia sudah tahu nama penyakinya. Penyakit Harrison, penyakit menekan ingatan. Psikolognya tidak langsung membenarkan. Tanda penyakit itu adalah tidak bersedia mengingat kenangan yang buruk dan berpura-pura itu tidak pernah terjadi, menghapus ingatan itu dengan sendirinya.  

Bagaimana caraku mendapatkan ingatan itu kembali? tanyanya. Psikolog itu berkata Jae-shin sendiri yang mengunci ingatan itu. Jae-shin berkata sekarang ia baik-baik saja. Ia sudah bisa menghadapi orang banyak bahkan berpidato.

Psikolog itu berpendapat kemajuan Jae-shin hanya sementara karena dipicu Shi-kyeong. Ia berkata belum waktunya Jae-shin membuka ingatannya. Jika dipaksa maka Jae-shin akan kembali terkena serangan panik.  

Karena psikolognya tidak memberinya jalan keluar, Jae-shin berusaha sendiri. Ia mendengarkan lagu the Ride of The Valkyrie, lagu kesukaan Bong-gu yang membuatnya gelisah. Jae-shin berusaha menguatkan dirinya agar tidak panik saat kilasan-kilasan ingatannya muncul, tapi ia tak tahan lagi dan melepaskan headphonenya.

Shi-kyeong mengetuk pintu kamar Jae-shin lalu masuk. Ia bertanya apakah Jae-shin mencarinya. Jae-shin menanyakan keadaan Sekretaris Eun. Shi-kyeong berkata ayahnya baik-baik saja dan sedang menyendiri di pegunungan.  

Tolong jangan benci kakakku, mungkin ada hal yang tidak kita mengerti, kata Jae-shin.

Aku tahu. Mereka mungkin memiliki rahasia, sahut Shi-yeong.

Lega karena Shi-kyeong tak marah pada kakaknya, Jae-shin menceritakan kemajuannya. Ia berkata ia telah melanjutkan terapinya.

Apa Puteri tidak akan kembali bernyanyi? tanya Shi-kyeong tiba-tiba.

Aku baru belajar berdiri dan kau menyuruhku berlari?

Shi-kyeong bertanya bukankah menyanyi adalah hal yang selalu diinginkan Jae-shin. Walau penting untuk memulihkan ingatannya tapi Jae-shin juga harus mencari jalannya sendiri. Jae-shin tersenyum dan menjalankan rodanya menuju keyboard.

Ia hendak memainkan lagu yang pertama kali ia nyanyikan untuk Shi-kyeong tapi ia lupa lagunya seperti apa. Shi-kyeong berkata lagu itu dimulai dari kord A. Jae-shin menekan tuts keyboardnya tapi ia tidak ingat kelanjutannya.

Shi-kyeong mulai menyanyikan bait pertama lagu yang dinyanyikan Jae-shin. Keindahan suara Shi-kyeong tentu sajaa kejutan untuk Jae-shin. Ia menyuruh Shi-kyeong mengikutinya.

Mereka pergi ke ruangan Jae-ha karena di sana audionya yang terbagus. Jae-shin menyodorkan mic pada Shi-kyeong dan menyuruhnya menyanyi. Ia akan merekamnya. Ia heran mengapa Shi-kyeong menyembunyikan bakatnya selama ini.

Jae-shin bercanda ia akan membiarkan Shi-kyeong debut jika Shi-kyeong menyanyi dengan baik.  

Tidak perlu, kata Shi-kyeong.

Aissh..aku tidak akan menjadikanmu seorang idola jadi jangan khawatir, kata Jae-shin.

Ah, bagaimana kalau kau berduet denganku?

Shi-kyeong terlihat kesal. Ia menaruh micnya dan berjalan pergi.

Eun Shi-kyeong-ssi! panggil Jae-shin.

Apa kau begitu membenciku?

Ia tak mengerti mengapa Shi-kyeong marah padanya. Ia telah menyatakan perasaannya dan bekerja keras.  

Puteri, kau hanya penasaran.

Tunggu, aku tahu perasaanku dengan baik.

Shi-kyeong berkata Jae-shin hanya menganggapnya sebagai mainan baru. Bukankah ia orang yang menyebalkan? Mungkin sekarang Jae-shin menganggapnya menarik tapi lama kelamaan Jae-shin akan merasa ia membosankan.  

Jae-shin berusaha membantah tapi Shi-kyeong tak percaya. Ia berharap Jae-shin tidak menggunakan dirinya untuk membuat Jae-shin senang. Ia tidak ingin menjadi mainan Jae-shin.

Sudah kubilang aku tidak menganggapmu begitu..mengapa kau terus.. keluh Jae-shin frustrasi.

Kutanyakan satu hal lagi padamu. Apa kau tidak menyukaiku karena aku cacat?

Mata Jae-shin berkaca-kaca, ia berusaha menahan tangisnya. Shi-kyeong jadi tak enak hati.

Tidak, bukan begitu, katanya.

Jika kau tidak menyukaiku tidak ada lagi yang bisa kulakukan, kata Jae-shin sedih.

Kalau begitu aku tanya satu hal lagi. Aku hanya menyanyikan lagu itu satu kali, tapi mengapa kau mengingatnya? Apa kau seorang jenius?

Karena lagu itu Puteri yang menyanyikannya, gumam Shi-kyeong. Jae-shin terpana. Shi-kyeong memberi hormat lalu buru-buru pergi.

Hang-ah dan Ibunda Raja telah tiba di negara tujuan tapi mereka tidak menginap di hotel yang telah direncanakan karena mendadak ada serangan bom oleh teroris pada hotel itu. Saat ini situasi negara tersebut mendadak buruk. Kepala keamanan mengatakan mereka akan membatalkan jadwal kegiatan besok dan segera kembali ke Korea.  

Kepala keamanan membicarakan masalah keamanan hotel dengan manager hotel di dalam lift. Manager hotel meminta kepala keamanan tidak khawatir. Pintu lift dibuka, seorang pelayan wanita masuk. Kepala kemanan melihat ada tato barcode di leher pelayan wanita itu. Bon Bon. Bon Bon lalu turun dari lift.

Ibunda Raja dan Hang-ah membicarakan anak-anak yang tadinya akan mereka jumpai dalam acara amal. Anak-anak itu adalah anak-anak yang menderita kekurangan gizi dan menderita kelaparan. Salah satunya berusia 2 tahun dan beratnya hanya 5 kg. Anak itu berhasil diselamatkan namun ibunya meninggal karena TBC.

Hang-ah berkata di negaranya juga banyak anak yang kelaparan. Ia teringat pada ibunya yang juga meninggal karena TBC. Kala itu ayahnya kehilangan kekuasaan dan pengaruhnya hingga keluarga mereka diusir ke desa. Saat itulah ibunya terkena TBC. Mereka tak sanggup membeli antibiotik penisilin karena harganya sama dengan sekarung beras. Ibunya tidak sempat mendapat suntikan.  

Ibunda Raja melihat Hang-ah dengan prihatin. Hang-ah salah mengira. Ia kira ibu mertuanya khawatir ia juga mengidap TBC. Ia berkata tak lama setelah ibunya meninggal keluarganya kembali ke Pyongyang dan ia telah mendapat imunisasi.

Ibunda Raja memegang tangan Hang-ah. Ia menanyakan pekerjaan ibu Hang-ah. Hang-ah berkata ibunya adalah penerjemah buku dongeng anak-anak berbahasa asing. Ia tidak terlalu ingat karena ia masih sangat kecil tapi ia ingat ibunya selalu membacakan dongeng sebelum ia pergi tidur, seperti Gadis Berkerudung Merah dan Petualangan Gulliver.

Hyun-joo (istri Jae-kang) memanggilku Ibu. Walau hubungan kita mertua dan menantu, kita bisa memanggil ibu dan anak. Untuk selanjutnya panggil aku Ibu. Panggilan Yang Mulia sedikit ..

I-Ibu? kata Hang-ah ragu-ragu dengan aksen Utaranya.

Aksenmu terlalu berat. Panggil aku Ibu, Ibunda Raja tertawa. Hang-ah tersenyum. Ia menggenggam erat tangan ibu mertuanya. Mereka tersenyum.

Lift pada lantai tempat kamar Ibunda Raja dan Hang-ah berada tiba-tiba terbuka. Hanya ada roda tempat pakaian kotor di sana. Tidak ada orang. Petugas keamanan merasa aneh dan berjalan menghampiri lift. Tiba-tiba seorang pria berkulit hitam keluar dari tempat pakaian kotor dan menembak petugas keamanan. Bon Bon keluar dari balik pintu lift lalu menembak seluruh petugas keamanan yang berjaga di luar kamar Ibunda Raja dan Hang-ah (senjatanya menggunakan peredam suara hingga tak ada yang mendengar suara tembakan).

Dua orang pria berkulit hitam menyeret tubuh para petugas keamanan sementara Bon Bon berjalan menuju kamar Ibunda Raja dan Hang-ah (mereka sekamar).  

Ibunda Raja mendengar pintu kamar diketuk. Dari room service. Ibunda raja tidak membuka pintu begitu saja. Ia mengintip dari lubang pintu dan melihat Bon Bon. Ibunda Raja memang tidak mengenali Bon Bon tapi ia merasa aneh karena ia tidak memesan apapun. Ia mengangkat telepon kamar tapi teleponnya mati.

Merasakan firasat buruk, Ibunda Raja mengangkat ponselnya dan berusaha menghubungi petugas keamanan. Tapi Bon Bon telah menyusup masuk, mengejutkan Ibunda Raja.

Seorang petugas keamanan yang telah tertembak berhasil menekan tombol kebakaran. Pihak hotel dan kepala keamana yang sedang rapat segera membubarkan diri. Kepala keamanan segera berlari ke lift.

Hang-ah sedang mengeringkan rambutnya di kamar mandi. Ia mendengar alarm kebakaran dan segera keluar. Ia terkejut saat melihat Ibunda Raja duduk dengan sebuah senjata ditodongakan padanya.  

Bunti senjata dikokang membuat Hang-ah menoleh. Seorang pria berkulit hitam menodongkan senjata ke arahnya. Wajah Hang-ah berubah, insting tentaranya bangkit. Bon Bon mengancam akan membunuh Ibunda Raja jika Hang-ah tidak mengikuti mereka dengan tenang. Hang-ah terpaksa mengikuti keinginan mereka.  

Jae-ha terkejut saat diberitahu Shi-kyeong bahwa ibunya dan Hang-ah menghilang. Ia meminta Shi-kyeong memanggil semua orang yang berada di hotel dan menanyai mereka namun hal ini harus tetap dirahasiakan.  

Ia bertanya apakah Bong-gu penjahatanya. Shi-kyeong berkata kamera CCTV menangkap orang lokal yang anti pemerintah setempat di negara itu. Sepertinya Ibunda Raja dan Hang-ah diculik untuk meminta tebusan.  

Jae-ha menelepon Hang-ah. Ponsel Hang-ah berada di tangan Bon Bon dan ia tidak menjawabnya. Kedua pria berkulit hitam, yang tadi membantu penculikan Hang-ah dan Ibunda Raja, diberi bayaran oleh Bon Bon lalu ia menembak mereka sampai mati.

Ibunda Raja ketakutan saat melihat hal itu. Hang-ah memegangi Ibu mertuanya. Mereka digiring menaiki pesawat.

Jae-ha dan Perdana Menteri mendengar laporan mengenai kejadian tersebut. Dua orang pria berkulit hitam yang terlihat dalam CCTV adalah dua orang aktivis dari Somalia Utara. Tapi anehnya mereka tidak membuat permintaan maupun menghubungi keluarga kerajaan.  

Jae-ha bertanya mengapa kedua orang itu ditemukan telah mati. Perdana Menteri menjelaskan saat ini negara itu sedang menghadapi perang saudara. Mungkin saja mereka saling membunuh untuk memperebutkan sandera.  

Jae-ha berkata tetap saja mereka tidak meminta tebusan. Dan lagi aneh sekali mendadak timbul perang saudara pada saat ibunya dan Hang-ah menjalani kegiatan kemanusiaan. Keluarga kerajaan tidak ada hubungan dengan Somalia, mengapa mereka dijadikan sandera.

Jae-ha bertanya mengenai satu orang lagi yang tertangkap kamera tapi wajahnya tidak jelas. Shi-kyeong berkata kepala keamanan yang menemami Ibunda Raja dan Hang-ah sempat melihat seorang wanita yang mencurigakan. Wanita itu memiki tato di belakang lehernya. Tato yang aneh berbentuk barcode.  

Apakah itu wanita yang bekerja pada Bong-gu, yang pernah kau tangkap sebelumnya? tanya Jae-ha. Shi-kyeong mengangguk. Bon Bon juga memilki tato barcode.

Hang-ah dan Ibunda Raja digiring melewati ruangan bawah tanah yang dipenuhi pipa-pipa. Lalu mereka dibawa ke dalam suatu ruangan yang didominasi wana putih. Di dinding terpasang foto-foto korban penyiksaan Bon Bon. Artinya mereka dibawa ke kediaman Bong-gu.  

Shi-kyeong telah mengkonfirmasi dengan kepala keamanan yang menemani Ibunda Raja dan Hang-ah bahwa wanita mencurigakan yang dilihatnya di lift adalah Bon Bon.  

Kalau begitu ini pekerjaan Klub M? tanya Jae-ha.

Tidak bisa dipastikan karena tidak ada saksi mata tapi kemungkinan besar mereka pelakunya, jawab Shi-kyeong.

Jae-ha terdiam. Ia teringat percakapan terakhirnya dengan Bong-gu. Bong-gu berkata setiap orang yang menjadi senjata Jae-ha akan menderita satu demi satu.  

Sementara itu Bong-gu tidak mau berbicara dengan Jae-ha yang telah berusaha menghubunginya dengan berbagai cara.

Biarkan dia. Dia mungkin hampir meledak karena marah, katanya pada sekretarisnya. Menangis, memohon, dan mengamuk akan membuatmu gila. Tapi Bong-gu mengingatkan sekretarisnya untuk memperlakukan tamu mereka dengan baik.  

Ibunda Raja lemas melihat foto-foto penyiksaan Bon Bon yang terpampang di dinding sementara Hang-ah makan dengan tenang. Ibunda Raja melarang Hang-ah makan karena takut makanannya diracuni. Tapi Hang-ah berkata jika mereka hendak dibunuh maka mereka akan dibunuh sejak awal. Tidak perlu repot-repot membawa mereka ke rumah ini. Hang-ah meminta Ibunda Raja makan juga agar mendapat kekuatan.  

Untuk melarikan diri, bisiknya.

Melarikan diri? tanya Ibunda Raja kaget.

Ssst.. tidak peduli bagaimanapun kita harus berjuang. Saat ini keluarga kerajaan mungkin dalam keadaan kacau. Kita tidak bisa hanya duduk di sini dan menunggu.

Ibunda Raja takut karena semua orang itu bersenjata. Hang-ah berkata mereka harus melawan para musuh. Ibunda Raja menggeleng. Hang-ah memang seorang tentara tapi dirinya hanyalah seorang wanita tua. Ia tidak punya kepercayaan diri.

Saat mereka berbicara, Bon Bon dan Bong-gu masuk. Bong-gu menyapa Ibunda Raja dengan ramah. Hang-ah bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Bong-gu.

Aku hanya pernah melihatmu lewat foto. Ini pertama kalinya aku bertemu denganmu secara langsung, Hang-ah mengulurkan tangannya. Kau Kim Bong-gu, bukan?

Ibunda Raja tertegun saat tahu orang di hadapannya adalah Kim Bong-gu. Orang yang telah membunuh Jae-kangnya.

Bong-gu menatap Hang-ah tapi tidak mempedulikannya. Ia mendekati Ibunda Raja dan mengajaknya minum teh. Hang-ah langsung menghalanginya.  

Tapi Bon Bon langsung menodongkan senjatanya pada Hang-ah dan menariknya keluar dari ruangan dengan paksa. Hang-ah panik karena harus meninggalkan ibu mertuanya sendirian bersama orang gila. Ibunda Raja terduduk lemas.  

Ayah Hang-ah datang ke Selatan setelah mengetahui penculikan puterinya dan Ibunda Raja. Ia juga berpikir pelakunya Klub M. Shi-kyeong meminta Jae-ha tidak menghilangkan kemungkinan lain. Mungkin saja pelakunya kelompok teroris lain.  

Jae-ha berkata pihak pemerintah sedang menyelidiki kemungkinan para kelompok lain itu maka keluarga kerajaan sebaiknya berkonsentrasi dengan Klub M.  

Ia bertanya apakah Shi-kyeong belum berhasil menghubungi Bong-gu. Shi-kyeong berkata Bong-gu terus membuat alasan di mana-mana hingga tak bisa dihubungi.  

Kau diijinkan mengunakan cara apapun, mengerti? Menjanjikan apapun. Aku bahkan akan pergi ke sana sendiri. Bahkan jika aku harus berlutut dan memohon, aku bisa melakukannya, kata Jae-ha.

Ayah Hang-ah menatap Jae-ha.  

Yang Mulia, protes Shi-kyeong.

Mereka menangkap Hang-ah. Hang-ah dan ibuku. Kau juga tahu, ibuku tidak akan tahan, kata Jae-ha frustrasi.

Ibunda Raja duduk dengan gugup di hadapan Bong-gu yang terus menatap Ibunda Raja lekat-lekat.  

Ibu, tiba-tiba Bong-gu memanggil Ibunda Raja. Bolehkah aku memanggilmu Ibu? Kau sangat mirip dengan ibuku.

Ibunda Raja tak menjawab. Bong-gu pindah ke kursi yang lebih dekat dengan Ibunda Raja. Dengan wajah sedih, Bong-gu berkata Ibunda Raja pasti membencinya. Ia juga akan begitu jika berada dalam posisi Ibunda Raja.

Tapi Ibu, jika kau pikirkan, aku juga orang yang malang. Ayahku membuangku saat aku kecil. Ibuku juga hampir membuangku. Ibuku membuka sebuah bar untuk bisa bertahan hidup. Dia mungkin berpikir asalkan ia bisa mengirimku bersekolah maka aku bisa tumbuh dengan baik sendirian. Tapi sebenarnya tidak seperti itu. Aku masih punya perasaan, kata Bong-gu dengan wajah memelas. Karena Ibu sering melakukan kegiatan amal, Ibu pasti tahu bahwa seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang buruk pasti sangat menyedihkan.

Ibunda Raja diam saja mendengar perkataan Bong-gu.

Ketika aku kecil, aku juga anak yang biasa-biasa saja. Aku juga tidak tahu mengapa aku menjadi seperti sekarang ini. Aku sudah lelah sekarang dan ingin melepaskan semuanya. Jadi Ibu, tolong bicaralah dengan Jae-ha. Minta dia untuk melepaskan segalanya. Turun dari tahtanya. Kau benar-benar Ibunda Raja. Benar-benar berbeda dari orang lain. Sangat luar biasa. Ibuku benar-benar tak ada apa-apanya.

Ibunda Raja akhirnya sadar mengapa ia diculik. Semua ini agar Jae-ha turun dari tahta.

Tak ada apa-apanya? Bagaimana bisa seorang anak mengata-ngatai ibunya seperti itu? tanya Ibunda Raja dengan kesal. Melihat reaksi Ibunda Raja tak seperti yang diharapkannya, Bong-gu kebingungan.

Kau benar, aku selalu melakukan kegiatan amal jadi aku tahu keluarga-keluarga yang tidak beruntung. Tapi apa kau pikir semua anak-anak mereka melakukan perbuatan-perbuatan jahat seperti yang kaulakukan? Tidak. Justru kebanyakan mereka adalah orang-orang yang jujur dan menakjubkan. Tapi bagaimana bisa kau menyalahkan orangtuamu atas kesalahan yang kaulakukan sendiri? Apalagi kau mengatakannya dengan mulutmu sendiri.

Aku hanya berharap Ibu bisa mengerti aku sedikit, kata Bong-gu terbata-bata.  

Aku adalah ibu Jae-kang. Ibu dari orang yang kaubunuh. Seandainya kau berlutut di hadapanku dan memohon ampun untuk membayar kejahatanmu, tetap saja itu tidak cukup. Apa yang hendak kaulakukan dengan menangkapku? Kau menggunakanku sebagai umpan untuk mengancam Jae-ha. Apakah aku, keluarga kerajaan kami, begitu mudah untuk digertak?

Ibunda Raja terengah-engah saking marahnya dan bangkit berdiri. Tapi sebenarnya ia masih sedikit takut juga dengan Bong-gu.  

Bong-gu berdiri dan berkacak pinggang. Nah kan aslinya keluar..

Benar-benar aku memperlakukanmu dengan baik tapi tetap saja omelnya.

Benar, bunuh! Kau sebaiknya bunuh aku saja! Bunuh aku! Kau pikir anak-anakku akan melarikan diri? Aku akan membalas dendam padamu! Untuk Jae-kang, untuk Hyun-joo, untuk kaki Jae-shin, dan untuk bayi Hang-ah, akan kubalaskan semuanya. Bahkan jika aku harus turun ke neraka, aku akan menyeretmu bersamaku, seru Ibunda Raja. Ia lalu memukuli Bong-gu sekuat tenaga dengan tinju mungilnya, Kau jahat! Kau jahat! Apa yang bisa kau berikan pada ibumu setelah kau mati? Bagaimana ia bisa beristirahat dengan tenang memiliki anak sepertimu? Kau sampah, kau jahat!

Bong-gu kebingungan menghadapi amukan Ibunda Raja.  

Jae-ha semakin stress karena mereka masih saja tidak bsia menghubungi Bong-gu padahal Ibunda Raja dan Hang-ah telah hilang sehari penuh. Shi-kyeong meminta Jae-ha menunggu sebentar lagi, mereka masih berusaha. Tapi Jae-ha tak mau menunggu lagi. Ia mengajak Shi-kyeong pergi melabrak Bong-gu.  

Shi-kyeong menghalanginya tapi Jae-ha berteriak ini bukan saatnya untuk bersopan-santun (lewat kalur/protokol resmi). Ia mendorong Shi-kyeong dan berjalan pergi.

Inilah yang mereka harapkan! seru Shi-kyeong. Sepertinya ia sudah belajar dari pengalamannya ketika ia menangkap Bon Bon. Jika Jae-ha langsung pergi ke klub M dan menunduh mereka menculik Ibunda raja dan Hang-ah tanpa bukti yang kuat maka pada akhirnya keluarga kerajaan yang dipermalukan dan dihancurkan.

Ia berkata Jae-ha tidak boleh membiarkan dirinya digiring oleh keinginan Klub M. Jae-ha menghela nafas panjang. Ia memberi waktu 10 menit lagi untuk menghubungi Klub M. Shi-kyeong mengangguk dan menjalankan perintah dari Jae-ha.

Jae-ha teringat pada peringatan dari Sekretaris Eun untuk lebih berhati-hati dan membatalkan semua kegiatan anggota keluarga kerajaan. Jae-ha sangat menyesal.  

Sekretaris Eun telah diberitahu melalui sms oleh Shi-kyeong mengenai penculikan Ibunda raja dan Hang-ah. Saat ia merenung, ponselnya berdering. Dari nomor yang tak dikenal.

Ia mengangkatnya namun tak ada suara. Jae-ha yang meneleponnya. Jae-ha hendak menutup teleponnya tapi terdengar suara Sekretaris Eun bertanya apakah itu Jae-ha. Jae-ha tak menjawab tapi ia mendengarkan perkataan Sekretaris Eun.

Sekretaris Eun berkata ia sudah tahu apa yang terjadi dan walaupun sekarang ia tidak boleh memberikan nasihat, ia akan mengatakannya. Ia minta maaf jika ada perkataannya yang tak berkenan.  

Yang Mulia, tolong pergunakan semua diplomat luar negeri. Yang Mulia tahu ini perbuatan Klub M, bukan? Walau Kim Bong-gu menjadi pendana negara-negara ini tapi kali ini Kim Bong-gu terlalu angkuh. Amerika dan Cina juga pasti merasa tidak senang. Tolong gunakan celah ini untuk mengancam Kim Bong-gu. Walau ia cukup berkuasa tapi ia hanyalah sebuah kelompok, tidak bisa melebihi status sebuah negara. Jadi mereka juga akan ditekan oleh pihak Amerika dan Cina. Juga, dengan pasukan khusus kita, mereka tidak akan bisa berlalu begitu saja. Tolong tetaplah bersikap tenang dan tidak bertindak gegabah, Yang Mulia.

Walau tak menjawab apapun, Jae-ha mengangguk dan terlihat lebih tenang. Ia mengangkat telepon dan memanggil seluruh diplomat luar negeri untuk bertemu dengannya.

Dengan adanya tekanan dari Amerika dan Cina yang akhir-akhir ini tidak senang dengan kelakuan klub M, Bong-gu akhirnya bersedia bertemu dengan Jae-ha.

Jae-ha pergi ke Cina untuk menemui Bong-gu. Bong-gu memberi hormat dan menyapa Jae-ha. Ia dengar Jae-ha berkali-kali mencarinya. Ia meminta maaf karena terlalu sibuk belakangan ini hingga ia tak memiliki waktu untuk berbicara dengan Jae-ha.

Apa yang kauinginkan? tanya Jae-ha. Asalkan kau bisa melepas mereka dengan selamat, maka aku...

Tunggu, apa maksud Yang Mulia? tanya Bong-gu pura-pura terkejut.

Aku tahu tujuanmu bukan uang. Walau keluarga kerajaan kami mengosongkan kekayaan kami, tidak akan sebanding dengan pendapatan yang kau peroleh dalam setahun.

Bukan, Yang Mulia. Sebenarnya apa yang kaubicarakan? Kau seharusnya memberiku sedikit penjelasan. Ini tidak masuk akal. Apa Yang Mulia membutuhkan uang? Apa ingin kupinjami? tanya Bong-gu dengan wajah polos.

Jae-ha mulai kehilangan kesabaran. Bukankah kau menahan mereka? Hang-ah dan ibuku.

Mereka hilang? Bagaimana bisa? Aigooo.. apa Yang Mulia ingin aku ikut mencari mereka?

Jae-ha berusaha menenangkan dirinya. Ia bertanya apakah Bong-gu ingin pernikahannya dengan Hang-ah diundur. Seharusnya dilaksanakan 3 bulan lagi tapi ia bisa mengundurnya. Walaupun pihak Utara akan marah tapi Hang-ah pasti mengerti.  

Kau hanya perlu melepas mereka dengan selamat. Maka kau...

Sekarang aku mengerti. Yang Mulia pikir kami yang menculik mereka. Benar-benar bukan kami. Tentu saja, setelah pembicaraan yang lalu Yang Mulia mungkin memiliki kesalahpahaman. Baiklah, anggap saja kami yang melakukannya agar Yang Mulia lebih tenang, kata Bong-gu, ia benar-benar mempermainkan Jae-ha.

Kim Bong-gu-sshi.

Tapi jika aku yang menculik mereka, apa yang mungkin kuinginkan? Pemutusan pertunangan? Hanya itu? Jika aku menahan keduanya, ah ini hanya seandainya..seandainya. Menahan keduanya sudah cukup sulit, apakah aku akan melakukannya hanya untuk memisahkan sepasang bebek yang malang? Hal itu tidak akan sesuai dengan karakterku, bukan?

Kalau begitu apa yang kauinginkan?

Apa ya yang lebih baik? Turun tahta? Melepaskan semuanya. Turun dari kedudukan Raja. Bagaimana?Tunggu, jika seperti itu bukankah akan ada kesulitan untuk mencari pewaris tahta? Puteri Jae-shin sedikit..ah, benar, ada pamanmu. Walau ia pikun tapi tidak ada masalah untuk menutupinya.

Jae-ha tertegun. Bong-gu berkata wajar saja jika Jae-ha merasa cemas. Pemerintah pasti akan mengobrak-abrik keluarga kerajaan. Tapi, bukankah politik bukan tipe Jae-ha.  

Politi itu sangat kotor, kau tahu? Jadi lepaskan saja semuanya. Semuanya. Lalu kau bisa hidup damai bersama keluargamu di pulau kecil di Asia Pasiifik. Kim Hang-ah juga bisa berpergian bersamamu dan kalian menjalani hidup bahagia. Aku akan mengatur semuanya untukmu. Selain itu bagaimana lagi? Keluargamu dan orang-orang yang kaucintai akan segera mati. Tidak akan ada lagi yang mencintaimu. Negara? Serahkan saja pada yang lain.

Bong-gu melihat jamnya dan berkata ia sedikit sibuk. Ia membungkuk dan pergi meninggalkan Jae-ha. Jae-ha membungkuk lemas setelah Bong-gu pergi. Bong-gu sempat berpapasan dengan Shi-kyeong saat ia berjalan keluar. Bong-gu tersenyum kecil.

Shi-kyeong cemas melihat Jae-ha yang terus berdiam diri sepanjang perjalanan pulang. Ia bertanya apa yang dibicarakan Jae-ha dengan Bong-gu tapi Jae-ha diam seribu bahasa.

Sekembalinya ke istana, Jae-ha mencuci wajahnya. Saat ia keluar dari kamar mandi, ia melihat Hang-ah duduk di kursi dekat tempat tidurnya. Hang-ah tersenyum sedih dan bangkit berdiri. Jae-ha terkejut, bertanya mengapa Hang-ah bisa ada di sini.  

Ini mimpi bukan? tanya Jae-ha. Ia tersenyum lega saat Hang-ah menghampirinya. Hang-ah tak berkata apa-apa. Ia merengkuh wajah Jae-ha dengan kedua tangannya. Jae-ha menggenggam tangan Hang-ah lalu memeluknya erat-erat seakan tak ingin melepasnya lagi.  

Akhirnya Jae-ha melepas pelukannya dan menatap wajah Hang-ah. Wajah Hang-ah terlihat sedih. Jae-ha bertanya ada apa. Hang-ah meminta Jae-ha makan tepat waktu. Air mata menetes dari mata Jae-ha.

Giatlah berlatih, kata Hang-ah.

Ada apa denganmu? Sebenarnya ada apa?

Tak peduli betapa sedihnya dirimu, itu hanya sesaat. Suatu hari semuanya akan berlalu. Hang-ah menggenggam tangan Jae-ha.

Hang-ah-yaa.. panggi Ibunda Raja di dekat pintu. Jae-ha berbalik menatap ibunya. Ibunda Raja melambaikan tangan mengajak Hang-ah pergi. Hang-ah mengangguk dan berjalan menghampiri Ibunda Raja. Jae-ha tak mau melepaskan tangan Hang-ah. Ia terus memanggil-manggil ibunya dan Hang-ah tapi keduanya telah menghilang.

Hang-ah!! teriaknya. Jae-ha terbangun. Semua itu hanya mimpi. Shi-kyeong masuk dan bertanya apakah Jae-ha tidak apa-apa.

Hang-ah berada di ruangan terpisah dengan Ibunda Raja. Sekretaris Bong-gu masuk. Hang-ah langsung berdiri dan menanyakan ibunya. Dia baik-baik saja, kata Sekretaris Bong-gu. Ia menyalakan televisi. Hang-ah dipaksa duduk untuk menontonnya.

DI layar TV, terlihat Bon-Bon sedang bermain-main dengan senjata tajam untuk menakut-nakuti Ibunda Raja. Bon Bon mengambil gunting seakan-akan hendak menggunting rambut Ibunda Raja. Hang-ah sangat khawatir.  

Saat ini Raja sedang bimbang dengan penawaran kami. Mengapa sebagai tunangannya, kau tidak coba membujuknya? Seperti yang kau lihat, penata rambut kami tidak terlalu mahir. Dia mungkin melukai tanpa tujuan.

Jae-ha tak tahan lagi. Ia memberitahu Shi-kyeong bahwa ia akan turun tahta. Shi-kyeong tidak setuju. Ia berkata ini semua akal-akalan Klub M agar Jae-ha cemas. Ia yakin Bong-gu tidak akan berani melukai keluarga kerajaan walau Bong-gu memiliki banyak kekuasaan.

Bagaimana jika ia melakukannya? tanya Jae-ha, Dia tak bisa diperkirakan. Pembunuhan kakak, penangkapanku di Utara, tidak ada seorangpun yang pernah terpikir akan terjadi.

Karena itu, Yang Mulia..

Ibuku dan Hang-ah...Jika mereka benar-benar terbunuh, apa yang akan kulakukan? Jae-ha mulai menangis. Aku tidak sekuat itu. Aku hanya menggunakan keangkuhanku untuk bertahan. Aku tak bisa bertahan lagi.

Air mata Jae-ha tak terbendung. Mereka akan mati. Ibu.. Hang-ah... mengapa aku harus melakukannya. Aku tidak pernah ingin menjadi Raja. Bahkan Ibu dan Hang-ah akan mati dalam keadaan seperti ini, mengapa aku harus mempertahankan kedudukanku?

Shi-kyeong menatap Jae-ha dengn sedih. Jae-ha minta maaf, ia juga ingin hidup dengan tenang.

Sementara itu Bon Bon terus menakut-nakuti Ibunda Raja dengan menjatuhkan air keras. Ibunda Raja gemetar. Bon bon mengambil jarum panjang dan membakarnya dengan api, mengancam akan melakuakn sesuatu pada mata Ibunda Raja.

Hang-ah tak tahan lagi. Ia berkata ia akan melakukannya. Ia akan membujuk Jae-ha. Bon Bon diperintahkan untuk menghentikan aksinya.

Sekretaris Bong-gu tersenyum senang. Ia hendak merekam pesan video untuk dikirim pada Jae-ha tapi Hang-ah berkata ia akan berbicara langsung dengan Jae-ha. Hang-ah tersenyum licik, sepertinya ia memiliki rencana.

Saat ia berbalik menghadap Sekretaris Bong-gu, ia kembali memperlihatkan wajah polos. Ia berkata bukankah hasilnya akan lebih baik jika ia membujuknya secara langsung.  

Komentar:

Keluarga kerajaan tak pernah membuatku berhenti terpukau. Hang-ah benar-benar tepat berada dalam keluarga itu. Setelah Jae-ha dan Jae-shin memperlihatkan kekuatan mereka. Kali ini Ibunda Raja dengan tubuh mungilnya yang ringkih berhasil membuat Bong-gu kebingungan.

Akhirnya Sekretaris Eun mengakui perbuatannya dan tidak lagi berada di pihak Bong-gu.

Kenyataan ini memukul Jae-ha, ditambah lagi pukulan akan hilangnya Hang-ah dan Ibunda Raja membuat Jae-ha berada pada titik terendah. Ia merasa putus asa dan tak berdaya. Tapi ia memiliki Shi-kyeong yang terus mendampinginya dan menguatkannya.

Bong-gu begitu terobsesi untuk membuktikan perkataan Jae-ha adalah salah, karena itu ia berusaha mengambil orang-orang yang menjadi penopang Jae-ha. Jae-ha memang sempat tergoyahkan, tapi apakah orang-orang yang mempercayainya akan membiarkannya jatuh?  

Tough episode...tapi ini belum apa-apa dibandingkan episode-episode selanjutnya.

Episode-17        

Jae-ha menyuruh Shi-kyeong menelepon Bong-gu. Ia akan mengundurkan diri. Shi-kyeong berkata apapun keputusan Jae-ha, tetap harus didiskusikan dengan komite keluarga kerajaan. Tapi Jae-ha sudah menyerah. Ia berkata langsung saja hubungi Bong-gu, sekarang dialah rajanya. Shi-kyeong menatap Jae-ha dengan sedih.

Dong-ha menemui Jae-ha. Ia berkata ada kontak dari Klub M. Dari Hang-ah. Jae-ha tersentak.

Bong-gu memperingatkan Hang-ah bahwa teleponnya tidak bisa dilacak. Hang-ah akan kehilangan nyawanya jika tidak berhati-hati. Tiga orang pria menodongkan senjata mereka pada Hang-ah.

Bong-gu menyuruh Hang-ah meyakinkan Jae-ha untuk turun tahta. Pura-pura terlihat sedih dan takut. Hang-ah tak menjawab. Sementara itu Shi-kyeong mengatakan pada Jae-ha kalau Bong-gu pasti melihat telepon ini dari samping Hang-ah jadi Jae-ha harus bisa menahan emosi dan berusaha mengulur waktu. Ia akan mencoba melacak darimana teleponnya. Jae-ha mengangguk. Shi-kyeong meninggalkan Jae-ha sendirian.

Jae-ha duduk dan menekan tombol. Wajah Hang-ah muncul di layar. Mereka hanya bertatapan untuk beberapa saat. Melepaskan kerinduan dan memasikan keduanya baik-baik saja. Akhirnya Jae-ha bertanya apakah Hang-ah baik-baik saja. Dengan mata berkaca-kaca, Hang-ah tersenyum dan mengangguk. Jae-ha menanyakan keadaan ibunya. Hang-ah berkata Ibunda Raja baik-baik saja.

Jae-ha meminta Hang-ah tidak memikirkan apapun dan tidak melakukan apapun. Ia akan mengurus semuanya. Mulai sekarang mereka akan menjalani hidup mereka dengan tenang.

Wajah Hang-ah sedikit terkejut karena itu menunjukkan Jae-ha akan turun tahta. Ia lalu menangis dan berkata Jae-ha harus berhasil. Ia ingin tetap hidup.  

Hang-ah menangis tersedu-sedu. Bong-gu tersenyum puas. Para pengawal istana tidak bisa melacak telepon itu.

"Aku ingin hidup bahagia secepatnya. Aku ingin hidup bersama Yang Mulia sampai tua," isak Hang-ah. "Alasan aku bertahan hidup sampai sekarang hanyalah Yang Mulia."

Jae-ha sedih mendengar perkataan Hang-ah.  

"Yang Mulia ingat, bukan? Saat WOC, aku mengatakan pada Yang Mulia tipe pria seperti apa yang kuinginkan."

Deg, Jae-ha berpikir cepat. Saat WOC, Hang-ah berkata ia ingin pria yang layak menerima rasa hormatnya. Seorang yang menang dengan terhormat. Ia menatap Hang-ah.

"Bukankah kita menang pada akhirnya? Kita memiliki begitu banyak kenangan." Kata Hang-ah pelan-pelan.

Bong-gu mulai merasa curiga.

"Kita bahkan memutar bola dunia dan berpikir ke mana kita hendak mengirimkan hadiah. Kau ingat, bukan?" lanjut Hang-ah menatap Jae-ha dengan tajam.

Jae-ha ingat. "Di sanakah kau disandera?" katanya dalam hati.  

"Hei!!" teriak Bong-gu. Hang-ah menoleh.

"Siapa orang di sampingmu?" tanya Jae-ha khawatir.  

"Tidak ada siapapun," kata Hang-ah tenang. Bong-gu memberi isyarat pada para pria yang mengepung Hang-ah. Mereka mengokang senjata mereka. Klik!!  

"Bunyi apa itu?" tanya Jae-ha semakin ceams. "Apa yang terjadi?"

"Mereka tidak akan berbuat sembarangan," ujar Hang-ah. Ia menatap Bong-gu dengan ramah," Mereka hanya menggertak!"

"HEI!!" teriak Bong-gu.  

"Kau harus ingat!" seru Hang-ah pada Jae-ha, "Jika kau mengikuti perintah mereka dan turun tahta, aku akan bunuh diri dengan menggigit lidahku. Jadi kau sama sekali tidak boleh mengundurkan diri!!"

Heh..jadi inget Jae-shin pernah meneriakkan kata-kata ancaman yang sama dan Hang-ah waktu itu berkata pada Shi-kyeong kalau orang yang benar-benar ingin mati tidak akan mengatakan kata-kata seperti itu.

Bong-gu mematikan koneksi. Wajah Hang-ah hilang dalam sekejap dari layar.

"Hang-ah!! Hang-ah!!" seru Jae-ha panik. Shi-kyeong dan Dong-ha menghambur masuk mendengar teriakan Jae-ha. Jae-ha berkata mereka ada di Cina. Ia mengirimkan hadiah pada Bong-gu ke Cina. Jae-ha berdiri dan menyuruh mereka menelepon duta besar negara-negara perbatasan dan Departemen Administrasi. Ia juga memerintahkan pasukan anti-teroris untuk bersiaga.  

Bong-gu menghampiri Hang-ah dengan marah. Ia bertanya apa maksudnya dengan perkataan Hang-ah mengenai bola dunia. Hang-ah mengusap air matanya dan mengibaskan rambutnya.

"Bukankah kami mengirimimu hadiah. Kau tidak ingat?" ledek Hang-ah. "Kekasihmu?" (ternyata Hang-ah tahu waktu Jae-ha mendekati Dara untuk mengetahui lokasi Bong-gu. Seneng deh ada pasangan yang ngga rahasia-rahasiaan^^)

Bong-gu sadar Hang-ah telah memberitahu lokasinya kepada Jae-ha. Hang-ah berkata Bong-gu tidak bisa membunuhnya dan Ibunda Raja. Setelah ia bersusahpayah menculik mereka, sekarang Amerika dan Cina juga sedang mengawasi Bong-gu dengan ketat. Jadi bagaimana bisa Bong-gu membunuh mereka? Wajah Bong-gu menunjukkan apa yang dikatakan Hang-ah benar.

"Itulah sebabnya dia (Bon Bon) hanya mengacung-acungkan gunting pada Ibu. Apakah menyenangkan bermain sebagai penata rambut? Apa itu membuatmu senang? Kim..Bong..gu?" tanya Hang-ah dengan nada meremehkan.

PLAKK!! Bong-gu menampar Hang-ah keras-keras. Ia membenarkan ia tidak bisa membunuh Hang-ah tapi ia bisa melukainya. Dan luka yang tak terlihat jauh lebih baik. Para anak buah melepaskan senjata mereka dan menghampiri Hang-ah d ngan tangan kosong. Omo..apa yang akan mereka lakukan?

Tapi Hang-ah tak akan membiarkan dirinya diperlakukan seenaknya begitu saja. Ia melawan para pria itu dan berhasil merebut kacamata hitam dari seorang penjaga. Ia melepaskan tangkai kacamata hitam itu dan menempelkan ujung yang tajam di lehernya.

"Aku bilang aku akan bunuh diri dengan menggigit lidahku kan? Aku adalah instruktur Tentara Rakyat Korea. Di Selatan kami disebut pasukan khusus. Kami dilatih untuk bunuh diri. Kau pasti sudah tahu, bukan?"

Hang-ah tahu, jika ia mati maka semuanya akan sia-sia untuk Bong-gu. Bong-gu tidak akan bisa tawar menawar dengan Jae-ha. Karena itu Hang-ah tahu Bong-gu tak akan membiarkan dirinya mati.  

"Jangan salah paham. Aku masih hidup bukan karena keberuntungan tapi karena aku belum memutuskan untuk mati. Biarkan aku berada di sisi Ibu dan aku akan bersikap baik," kata Hang-ah.

Hang-ah dipertemukan kembali dengan Ibunda Raja. Ibunda Raja terkejut melihat keadaan Hang-ah yang penuh luka. Hang-ah menenangkan Ibunda Raja kalau ia tidak apa-apa, ia hanya kurang berolah raga. Hang-ah berusaha membuktikannya dengan mengangkat tangannya tapi ia malah mengernyit kesakitan. Hang-ah tersenyum agar Ibunda Raja tak mengkhawatirkannya.

Melihat keadaan Hang-ah, Ibunda Raja mengumpulkan keberaniannya dan mengajak Hang-ah melarikan diri. Hang-ah terkejut. Ibunda Raja mengangguk. Hang-ah terharu dengan keberanian mertuanya.

Jae-ha, ayah Hang-ah, dan Shi-kyeong menganalisa lokasi kediaman Bon-gu. Mereka bisa masuk melalui sebuah gua yang terhubung dengan kediaman. Tapi mereka membutuhkan bantuan pemerintah Cina.

Hang-ah melihat situasi di luar ruangan tempat mereka disandera. Ada dua penjaga di sana. Hang-ah teringat ayahnya pernah berkata kalau Bong-gu membuat kediamannya di atas sebuah gua.  

Setelah keberadaannya diketahui, Bong-gu tahu Korea Selatan akan berusaha membebaskan Ibunda Raja dan Hang-ah. Karena itu ia menggunakan pengaruhnya atas pemerintah Cina.

Pemerintah Cina menolak memberi bantuan pada Korea Selatan. Alasannya adalah Kim Bong-gu orang asing jadi mereka tidak boleh bertindak sembarangan. Dan lagi Cina tidak mau ada tentara dari luar memasuki wilayah mereka. Perdana Menteri pun tidak bisa membuat permintaan resmi karena tidak ada bukti nyata Klub M yang menculik Ibunda Raja dan Hang-ah. Jika ternyata mereka tidak menemukan keduanya di Cina, maka hubungan Cina-Korea akan terancam.

Ayah Hang-ah hendak menghubungi negaranya tapi Jae-ha berkata itu juga tidak ada gunanya. Utara tidak akan mau merusak hubungan mereka dengan Cina. Satu-satunya cara adalah menggunakan cara tak resmi. Diam-diam menyusupkan pasukan yang menyamar sebagai turis. Dong-ha, Young-bae, pengganti Shi-kyeong dan pengawal lainnya memasuki Cina secara terpisah dengan pura-pura tak saling mengenal.

Ibunda Raja dan Hang-ah memulai rencana pelarian mereka. Ibunda Raja memecahkan lampu. Kedua penjaga di luar ruangan segera menghambur masuk. Hang-ah menyerang mereka dari belakang dan dengan ahli membuat keduanya terkapar. Walau sudah memberanikan diri, tetap saja Ibunda Raja gugup saat berhadapan dengan bahaya yang sebenarnya.

Hang-ah mengambil senjata dari seorang penjaga yang terkapar lalu membawa Ibunda Raja keluar dari sana. Ia menembak setiap orang yang menghalangi mereka, namun lengannya sempat tertembak.

Pasukan Bong-gu menyisir bawah tanah untuk mencari Ibunda raja dan Hang-ah. Ibunda Raja dan Hang-ah bersembunyi di balik pipa-pipa. Hampir saja mereka berpapasan dengan Bon Bon. Untung Bon Bon tidak melihat mereka. Fiuh...

Hang-ah dan Ibunda Raja telah tiba di gua. Mereka menyusuri gua untuk mencari jalan keluar. Karena tidak bisa menemukan mereka di bawah tanah, Bon Bon tahu keduanya melarikan diri melalui gua.

Pada saat yang sama, tim penyelamat dari Korea telah siap sedia di dekat tempat itu. Mereka mengamati situasi dari atas pohon dan hendak menjatuhkan penjaga di bawah agar mereka bisa ke gua.  

Tapi belum sempat mereka beraksi, lebih banyak lagi pasukan Bong-gu muncul dan memberitahu rekan-rekan mereka di bawah kalau sandera telah melarikan dan mereka diperintahkan ke gua. Untunglah Dong-ha mendengarnya.

Ibunda Raja dan Hang-ah telah tiba di mulut gua. Luka tembak di lengan Hang-ah semakin terasa sakit. Banyak darah yang keluar.  

Mereka berhasil keluar gua! Tapi sebuah sungai menghalangi mereka. Mereka harus menyeberang. Hang-ah melihat Ibunda Raja yang kelelahan.  

Sementara itu Bon Bon telah tiba di gua dan membawa anjing pelacak. Oh no..no dogs.

Hang-ah berkata ia akan menyeberang duluan dan akan mencari tali untuk menarik Ibunda Raja ke seberang. Ibunda Raja memegang lengan Hang-ah . Hang-ah menjerit kesakitan.  

"Dengan lengan seperti itu bagaimana caramu menyelamatkanku dengan tali?"  

"Aku seorang pelatih. Jangan remehkan aku," kata Hang-ah tersenyum menenangkan.

"Apa kaupikir hanya wanita Utara yang kuat? Wanita Selatan juga sangat kuat," kata Ibunda Raja sambil melangkah ke sungai.

Hang-ah menahan mertuanya. Airnya terlalu dalam. Ibunda Raja bertanya apakah mereka hanya akan menunggu di sana. Anak pertamanya telah tiada. Puterinya cacat. Dan puteranya yang tersisa sedang dalam bahaya. Mengapa juga ia harus menjadi beban untuk menantunya? Ia tidak mau. Dengan berani Ibunda Raja berenang menyeberangi sungai.

Hang-ah melihatnya dengan ngeri, apalagi Ibunda Raja sempat terpeleset. Ia lega saat Ibunda Raja berhasil sampai di seberang.  

Terdengar suara anjing dari dalam gua. Hang-ah terkejut. Ia segera berenang menyeberangi sungai. Mereka kembali melarikan diri. Sementara itu pasukan penyelamat juga bertindak.  

Young-bae melepaskan tembakan hingga pasukan Bong-gu teralihkan dan tak bisa mengejar sandera. Terjadi adu tembak antara pasukan penyelamat dengan pasukan Bong-gu. Young-bae menyuruh Dong-ha pergi ke gua untuk mencari Ibunda Raja dan Hang-ah. Ia akan menghadang pasukan Bong-gu.

Dong-ha berteriak memanggil-manggil Hang-ah dan Ibunda Raja. Hang-ah dan Ibunda Raja mendengarnya tapi Hang-ah khawatir mereka tidak sempat bertemu Dong-ha sebelum ditemukan oleh para pengejar mereka Bon Bon dan pasukan pengejar telah tiba di seberang sungai (kok aneh ya, gimana caranya mereka ke seberang? Kayanya mereka ngga berenang deh soalnya masih kering semua^^)

Hang-ah meminta Ibunda Raja mengumpulkan kekuatan dan terus berjalan merunduk tanpa memikirkan apapun. Ibunda Raja bertanya Hang-ah hendak ke mana. Hang-ah tak menjawab. Ia mendorong Ibunda Raja agar terus lari.

Ibunda Raja berlari. Hang-ah mengeluarkan senjatanya lalu menembak untuk mengalihkan perhatian Bon Bon dan para pengejar. Hang-ah berlari ke arah yang berbeda dengan arah Ibunda Raja. Bon Bon dan pasukannya mengejarnya. Dengan demikian mereka tidak mengejar Ibunda Raja. Untunglah Dong-ha menemukan Ibunda Raja. Ibunda Raja selamat.

Hang-ah terus berlari. Saat menaiki tanah yang curam, ia terpeleset dan jatuh. Tubuhnya terkubur di bawah daun-daun kering. Tangannya terkulai tak bergerak.

Ibunda Raja kembali dengan selamat ke istana. Jae-ha menemui ibunya yang sedang menjalani perawatan. Ia sedih melihat Ibunya lemah seperti itu. Ibunda raja melambaikan tangan agar Jae-ha mendekat. Jae-ha menggenggam tangan ibunya dan meminta maaf. Ini semua kesalahannya.

Ibunda Raja menggeleng. Ia terus menanyakan apa yang akan mereka lakukan mengenai Hang-ah. Jae-shin dan Shi-kyeong ikut sedih. Jae-ha menenangkan ibunya. Ia yakin Hang-ah baik-baik saja di suatu tempat. Ia akan menemukannya. Ia pasti menemukannya. Ibunda Raja mengangguk lemah.

Bong-gu mendengar para sanderanya telah melarikan diri. Tapi Hang-ah belum ditemukan, mereka hanya menemukan senjata dengan sidik jari Hang-ah. Bong-gu memerintahkan sekretarisnya untuk diam-diam menyelidiki keberadaan Hang-ah.

Jae-ha berbicara dengan Perdana Menteri dan memintanya meminta bantuan Cina untuk menemukan Hang-ah. Tapi Perdana Menteri merasa keberatan. Saat ini Cina sedang marah karena Jae-ha diam-diam menyusupkan pasukan ke Cina untuk menyelamatkan Ibunda Raja. Deuh..politik ini memang kacau deh ya..masa nyelamatin orang ngga boleh..

Jae-ha marah. Ia bangkit berdiri dan menarik kerah Perdana Menteri. Ia berkata itu adalah pekerjaan Perdana Menteri.

"Ketika warga disandera, kau harus menyelamatkan mereka. Ketika ada masalah dalam negara ini, kau harus menyelesaikannya. Tapi kau.. Apa yang telah kaulakukan selama ini? Selain membuang uang negara dengan mengadakan pesta, kau seharusnya melakukan sesuatu, bukan? Apa kau benar-benar ingin memulai perang denganku? Apa kau ingin rakyat tahu semua yang telah kausembunyikan selama ini?!"

"Aku mengerti, Yang Mulia," jawab Perdana Menteri ketakutan, "aku akan melakukan yang terbaik."

Jae-ha melepaskan cengkeramannya dan terduduk lemas di kursi. Dengan suara tercekat penuh emosi ia meminta Perdana Menteri harus menemukan Hang-ah. Ia mohon.

Cina mengadakan razia di perbatasan. Mereka mencari Hang-ah. Apakah untuk diselamatkan? Bukan, mereka mencari Hang-ah sebagai pengungsi dari Korea Utara ( yang memasuki Cina dengan ilegal) untuk ditangkap. Cina melakukannya atas permintaan Bong-gu. Seorang mata-mata dari Utara melaporkan hal ini pada ayah Hang-ah.

Ayah Hang-ah memberitahu Jae-ha mengenai hal ini. Ia kesal Cina bekerjasama dengan Bong-gu untuk menangkap puterinya dan menggunakannya sebagai alat negosiasi. Jae-ha bertanya apakah ayah Hang-ah sudah mencari di tempat penampungan pengungsi. Ayah Hang-ah berkata pihak Cina melarangnya melihat tempat penampungan itu.  

Jae-ha ingin agar para pengungsi itu melewati Korea Selatan dahulu sebelum dikembalikan di Utara. Ia berharap salah seorang dari mereka adalah Hang-ah. Ayah Hang-ah berkata ia telah memintanya pada pemerintah Cina tapi siapapun dilarang melihat daftar para pengungsi itu. Jae-ha dan ayah Hang-ah semakin frustasi.

Jae-ha menyadari Bong-gu berada di balik semuanya. Satu-satunya cara adalah mengajukan Bong-gu pada ICC (International Criminal Court). ICC adalah pengadilan internasional yang mengadili para penjahat internasional. Jika Bong-gu dicap sebagai penjahat intenasional maka Cina tidak akan bisa melindunginya lagi. Dengan demikian Hang-ah bisa diselamatkan.

Tapi jika langkah ini gagal, maka bisa terjadi perang. Sedikit saja kesalahan bisa menghancurkan segalanya.  

"Apakah Yang Mulia memiliki bukti untuk melaporkannya?" tanya Shi-kyeong.

"Tidak ada," jawab Jae-ha getir. Bahkan seandainya ia memiliki bukti yang jelas, bukan berarti masalahnya selesai. Jika Bong-gu menyembunyikan diri dalam negara bukan anggota ICC maka ICC tidak bisa menangkapnya. Tapi biar bagaimanapun, melaporkan Bong-gu pada ICC adalah jalan yang paling efektif saat ini.

Shi-kyeong mengusulkan agar Jae-ha berbicara dengan Sekretaris Eun. Ia berpendapat selama ini ayahnya bisa menangani Klub M dengan baik dan memiliki segudang pengalaman. Jae-ha tersenyum kecil.

"Kita belum bisa menghubunginya sekarang."

"Mengapa tidak bisa? Apa yang sebenarnya terjadi antara ayahku dan ..," kata Shi-kyeong frustrasi.

"Kau boleh pergi," potong Jae-ha singkat.  

Shi-kyeong terpaksa pergi.

Kecurigaan Shi-kyeong yang semakin meningkat membuatnya menggunakan akses utama yang diberikan Jae-ha untuk melihat arsip rahasia negara. Ia membaca surat pengunduran diri ayahnya. Shi-kyeong yang malang sangat shock.

Sekretaris Eun menelepon Jae-ha. Ia berkata ia tahu Hang-ah hilang dari kepala keamanan istana. Awalnya Jae-ha menanggapi dengan dingin dan hendak menutup teleponnya. Tapi Sekretaris Eun meminta Jae-ha melaporkan Bong-gu pada ICC. Jae-ha tak jadi menutup teleponnya.

"Yang Mulia tahu ini satu-satunya cara bukan? Aku akan maju sebagai saksi."

"Aku sudah memikirkannya tapi itu tidak akan berhasil. Aku tidak merekam semua pembicaraanku dengannya. Dan lagi jika kau bersaksi di depan umum, apa Bong-gu akan diam saja? Bagaimana jika ia bilang kau membuat kesaksian palsu dan kau hanya menjadikannya kambing hitam?"

Sekretaris Eun terdiam.

"Kenapa? Apa aku salah lagi?" sindir Jae-ha.

Sekretaris Eun teringat perkataan Shi-kyeong bahwa Jae-ha adalah Raja yang memiliki kemampuan.  

"Tidak, apa yang Yang Mulia katakan benar." Akhirnya Sekretaris Eun mengakui kalau Jae-ha pantas menjadi Raja.

Jae-ha melihat dokumen yang hendak ditandatanganinya. Di situ tertulis Shi-kyeong telah mengakses arsip kerajaan. Jae-ha berkata pada Sekretaris Eun kalau Shi-kyeong sepertinya sudah tahu semuanya. Jae-ha nampak khawatir. Ia berkata ia akan melacak keberadaan Shi-kyeong sekarang.

Shi-kyeong mengendarai mobilnya di tengah hujan untuk menemui ayahnya. Sekretaris Eun melihat fotonya dan Shi-kyeong yang tersenyum bahagia. Ia menghela nafas sedih.  

Tanpa menghiraukan hujan yang mengguyur tubuhnya, Shi-kyeong berjalan ke rumah ayahnya. Sekretaris Eun hendak menghindari Shi-kyeong dengan pergi untuk sementara. Terlambat, saat ia keluar rumah Shi-kyeong sedang berjalan menghampirinya membawa surat pengunduran diri Sekretaris Eun.

Shi-kyeong bertanya apakah benar ayahnya telah melakukan apa yang tertulis dalam surat itu. Sekretaris Eun tak menjawab.

"Ayah yang mengajariku untuk tidak melakukan hal yang memalukan pada orang lain. Sekali melakukannya maka akan mudah untuk melakukannya lagi. Bukankah ayah yang mengajariku untuk tetap berbuat benar?"

Sekretaris Eun menyuruh Shi-kyeong masuk dan berbicara di dalam agar tidak kehujanan. Tapi Shi-kyeong sangat emosi saat ini.

"Ayah selama ini sangat keras padaku. Lalu apa ini?!!!" teriaknya sambil menangis.

"Sangat memalukan, bukan?" jawab Sekretaris Eun. "Lihatlah dengan jelas, inilah ayahmu yang sebenarnya. Agar tak meninggalkan noda dalam sejarah pengabdianku, aku tak mengakui kesalahan yang kuperbuat. Dan akhirnya aku berjalan ke arah yang berlawanan. Selama ini aku memintamu untuk tidak membuat hal yang memalukan pada orang lain. Aku mengoreksinya sekarang. Kau harus menjadi orang yang tahu malu. Karena itu kau harus ingat Ayah yang sekarang. Dan juga kau harus.."

"Pada akhirnya Ayah hanya bisa menegur orang lain. Walau Ayah tak mengatakannya aku juga sudah tahu. Ini sudah cukup memalukan bagiku. Aku sudah mengingat keadaan ayah sekarang. Terima kasih telah memberiku beban yang baik."

Shi-kyeong pergi dengan tubuh basah kuyup. Sekretaris Eun meminta pelayannya untuk mengejar Shi-kyeong dan memberikan payung. Melihat anaknya yang sangat terpukul dan malu akibat perbuatannya, Sekretaris Eun menangis dengan penuh penyesalan.

Shi-kyeong menghilang. Jae-ha memerintahkan pencarian Shi-kyeong. Je-shin tak sengaja mendengar perkataan Jae-ha. Ia pikir Jae-ha sedang mencari Hang-ah. Jae-ha melihat adiknya dan memutuskan untuk memberitahu Jae-shin semuanya. Ia memberitahu Jae-shin kalau Shi-kyeong menghilang. Jae-ha menceritakan mengenai Sekretaris Eun.

Sementara itu Shi-kyeong sedang menenangkan dirinya di suatu tempat. Ia teringat percakapannya dengan Jae-ha saat mengetahui ayahnya dipecat. Waktu itu Jae-ha tetap menutupi kesalahan ayahnya walau Shi-kyeong marah. Ini membuat Shi-kyeong semakin malu dan merasa bersalah. Lalu ia ingat rencana Jae-ha untuk melaporkan Bong-gu ke ICC. Sepertinya Shi-kyeong merencanakan sesuatu.

Dong-ha memberitahu Jae-ha kalau mereka telah menemukan Shi-kyeong. Shi-kyeong berada di bandara hendak pergi ke suatu tempat. Tiba-tiba pengawal kerajaan menghalanginya. Jae-ha sendiri datang menjemput Shi-kyeong di Bandara. Rakyat yang melihat Jae-ha membungkuk memberi hormat. Cool^^

Mereka berbicara berdua dalam sebuah ruangan di bandara. Jae-ha bertanya apakah Shi-kyeong tahu kalau pengawal kerajaan lelah seharian karena Shi-kyeong. Ia ingin tahu apa yang Shi-kyeong hendak lakukan. Shi-kyeong berkata ia hendak mencari Bong-gu. Sengaja membiarkan Bong-gu menangkapnya agar ia bisa tahu di mana Bong-gu berada. Maksudnya menjadi mata-mata.

"Apa? Siapa? Kau?"

"Ya."

Jae-ha meminta Shi-kyeong menatapnya saat berbicara tapi Shi-kyeong tak mampu. Ia terus menunduk.  

"Kau tidak melakukan kesalahan jadi mengapa kau tak bisa mengangkat kepalamu. Kau adalah kau, ayahmu adalah ayahmu."

"Aku tidak melakukannya karena perasaan bersalah. Tapi karena hanya aku yang bisa melakukannya."

Jae-ha tak mengerti. Pelan-pelan Shi-kyeong menatap Jae-ha. Ia berkata kalau Bong-gu tertarik padanya.  

"Aku akan pura-pura bertahan lalu dengan sengaja membiarkan dia mendapatkan aku. Jika ia berusaha untuk membujukku, aku akan menolaknya lalu pura-pura menurut. Dengan begitu aku bisa memberitahu di mana ia bersembunyi. Jika menggunakan cara itu, ada kemungkinan untuk bisa menuntutnya. Yang Mulia hanya perlu mencari bukti."

Jae-ha menatap Shi-kyeong.

Jae-shin meminta psikolognya untuk mengeluarkan ingatannya. Psikolognya tak setuju, hal itu berbahaya bagi Jae-shin saat ini. Tapi Jae-shin telah bertekad. Bong-gu telah melakukan banyak hal mengerikan pada keluarganya. Semua orang sedang menderita. Kakaknya, Hang-ah dan terlebih lagi..Shi-kyeong. Ia tak bisa lagi diam saja dan hanya melihat semuanya. Ia berkata cara apapun akan ia lakukan untuk memperoleh ingatannya.

Jae-ha bertanya apakah Shi-kyeong benar-benar ingin bertempur dengan Bong-gu. Shi-kyeong mengangguk. Jae-ha berkata hal itu sedikit sulit karena menyangkut harga tinggi negara. Jika keluarga kerajaan Korea melawan seseorang, yang bagi orang lain terlihat hanya sebagai presiden sebuah perusahaan, maka seluruh rakyat akan dihinggapi kebimbangan pada keluarga kerajaan.  

Shi-kyeong berkata justru itu mereka harus membuat persiapan sebaik mungkin. Tapi Jae-ha tak mau berdebat lagi. Ia menekan tombol. Dong-ha masuk. Jae-ha memerintahkan Dong-ha membawa Shi-kyeong kembali ke istana dan mengawasinya selama 24 jam.

"Yang Mulia, "protes Shi-kyeong.

"Rasa bersalahmu? Sekarang Hang-ah tidak di sisiku. Aku lebih khawatir dibandingkan semua orang. Tapi sebagai Raja, aku tetap bekerja keras dan memikirkan dengan tenang bagaimana menangkap Bong-gu. Kau anggap siapa dirimu?!" Jae-ha memarahi Shi-kyeong.

Dong-ha menginterupsi mereka. Ia baru saja mendapat telepon mengenai Jae-shin. Shi-kyeong langsung waspada begitu mendengar Jae-shin disebut.

Jae-ha segera kembali ke istana. Ibunda Raja memberitahu Jae-ha kalau Jae-shin ingin melakukan hipnoterapi tapi dokternya mengatakan Jae-shin belum siap dan hal itu bisa menimbulkan serangan panik luar biasa pada Jae-shin. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan.

Shi-kyeong dengan khawatir meminta Jae-ha menghalangi Jae-shin.

Jae-ha menemui adiknya. Jae-shin duduk di tempat tidurnya dan telah dipasangi alat untuk proses hipnoterapi. Jae-ha meminta semua orang keluar walau Jae-shin protes. Jae-ha berkata kekeraskepalaan Jae-shin tidak akan membantunya.  

Jae-shin berkata ia telah memikirkannya sejak lama. Ia juga ingin berguna. Jae-shin memalingkan wajahnya dan menangis. Jae-ha duduk di tepat tidur Jae-shin. Ia berkata Shi-kyeong ada di luar kamar Jae-shin saat ini dan menanyakan apakah kehadiran Shi-kyeong bisa membantu menenangkan Jae-shin.

Jae-shin menolak. Ingatannya pasti seperti monster. Ia tak ingin Shi-kyeong melihatnya. Jae-ha mengerti. Shi-kyeong diperintahkan untuk menunggu di luar.

Jae-ha menemani Jae-shin dalam proses hipnoterapi itu. Dokter berkata Jae-shin bisa menghentikannya di tengah terapi jika terlalu berat. Tapi Jae-shin telah bertekad dan memintanya untuk segera mulai.  

Proses hipnoterapi dimulai. Ibunda Raja dan Shi-kyeong menunggu diluar dengan cemas. Jae-shin mulai tertidur. Dokter menuntun Jae-shin memasuki alam bawah sadarnya.

"Ada pintu tersembunyi di depan matamu. Pintu apakah itu?"

Maka ingatan Jae-shin pun kembali pada hari ketika ia mengunjungi Jae-kang di rumah peristirahatan Anmyeondo.  

"Pohon kelapa..meja billiar.."gumamnya. Jae-ha tahu itu adalah rumah peristirahatan yang ditinggali Jae-kang saat itu.  

Jae-shin teringat saat ia mencari kakaknya dan tidak menemukan mereka. Ia pergi keluar dan bertemu dengan Bon Bon. Lalu mereka menangkapnya.

Segera saja monitor menunjukkan grafik yang kacau. Jae-ha khawatir. Jae-shin gemetar dan berkeringat. Dokter berkata pada Jaeha kalau mereka harus menghentikannya. Tapi Jae-shin masih cukup sadar untuk memegang tangan dokter itu sebagai tanda kalau ia tidak ingin berhenti.

Dokter bertanya apakah Jae-shin ingin melanjutkan. Jae-shin mengangguk dengan mata terpejam. Dokter menoleh pada Jae-ha untuk meminta persetujuan. Jae-ha akhirnya mengangguk.

Dokter meminta Jae-shin mengatur nafas dan menenangkan diri. Jae-shin akhirnya tenang.

Ternyata ia dibawa Bon Bon ke dalam rumah peristirahatan itu. Lalu Bon Bon menelepon Bong-gu. Bong-gu ingin berbicara dengan Jae-shin.

"Puteri..mengapa kau pergi ke sana tanpa alasan?" tanya Bong-gu melalui telepon dengan nada menyesal.  

"Aku tidak akan bertanya siapa dirimu tapi apa yang kauinginkan" tanya Jae-shin tegas.  

"Sebagai keluarga kerajaan kaupasti sudah dilatih untuk mengatasi krisis, tapi.."

Jae-shin menyuruh Bong-gu menelepon Kepala Sekretaris. Bong-gu berkata ia tidak sebodoh itu untuk membiarkan nomor teleponnya terlacak. Ia membentak Jae-shin yang terus memotong perkataannya.  

Bong-gu memerintahkan Jae-shin untuk meletakkan arang beracun ke dalam perapian.  

"Biarkan mereka pergi dengan tenang..kakak Gang-mu," ujarnya.

Mengetahui arang itu untuk membunuh kakak dan kakak iparnya, Jae-shin meronta panik. Tapi seorang penjahat menodongkan senjatanya di kepala Jae-shin. Bong-gu berkata walau Jae-shin seorang wanita, tetap saja tembakan tidak akan meninggalkan jejak yang bersih. Tengkorak kepala akan hancur dan darah memercik ke segala tempat. Para pembunuhnya akan sangat kesal jika harus membersihkan bekas-bekasnya. Dan siapa yang akan menjadi sasaran kemarahan mereka?

"Kakak Gang-mu yang akan menjadi sasarannya. Aku tidak akan membiarkannya pergi dengan tenang," kata Bong-gu.  

Ia lalu memperdengarkan lagu "The Ride of The Valkyrie" (lagu yang diperdengarkan NAZI di dalam kamar gas beracun ketika mereka membantai orang Yahudi dalam kamar itu), lagu kesukaannya yang selama ini selalu memicu serangan panik Jae-shin. Dasar psycho...

Jae-shin diseret dan dipaksa untuk menaruh arang beracun itu ke dalam perapian. Tangannya dipaksa mengambil arang. Jae-shin tak mau meletakkan arang itu dalam perapian. Ia berusaha melepaskan diri namun mereka kembali menyeretnya dan memasaknya mengambil arang itu lagi.

Mereka mengancam akan membunuh Jae-shin. Jae-shin terus menggenggam arang itu. Tak mau melepasnya ke dalam perapian. Ia teringat saat-saat ia bersama Jae-kang. Jae-shin melemah dan tangannya terbuka, arang-arang itu masuk ke perapian.

Jae-shin membuka matanya dengan shock. "Aku..akulah..akulah yang membunuh kakak agar aku bisa hidup. Akulah yang membunuh kakak Gang!!"

Jae-ha terkejut. Ia segera berlari menghampiri adiknya dan mencoba menenangkan Jae-shin. "Jae-shin..tidak apa-apa..Jae-shin...!"

"Aku...aku yang melakukannya!!!" kata Jae-shin panik dan mulai meronta hingga melukai dirinya.

Jae-ha tak mampu menenangkannya. Jae-shin berteriak-teriak histeris. Jae-ha memerintahkan proses hipnoterapi itu dihentikan. Shi-kyeong merana mendengar teriakan Jae-shin dan merasa sangat tak berdaya. Ibunda Raja ingin melihat keadaan Jae-shin tapi kepala keamanan menenangkannya.

Jae-ha terpukul melihat keadaan Jae-shin. Dengan lunglai ia menemui Shi-kyeong. Matanya berkaca-kaca namun wajahnya menunjukkan kemarahan yang amat sangat.

Shi-kyeong pergi ke kamar Jae-shin. Jae-shin telah diberi suntikan penenang hingga tertidur dan tangannya diikat. Shi-kyeong terpukul melihat kondisi Jae-shin. Shi-kyeong ditinggal berdua dengan Jae-shin.

Shi-kyeong duduk di sisi pembaringan Jae-shin. Hatinya hancur saat melihat luka di leher dan tangan Jae-shin. Pertahanan dirinya ambrol dan ia menangis terisak-isak. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Jae-shin tapi ia tak sanggup menyentuhnya.

Jae-ha berbicara dengan ibunya. Ia berkata Bong-gu telah merencanakan ini semua sejak awal. Sejak kematian Jae-kang. Karena Jae-shin memergokinya, Bong-gu membuat Jae-shin tak bisa mengatakan apapun yang dilihatnya. Bahkan jika Jae-shin ingat semuanya, malah akan semakin menghancurkan keluarga kerajaan. Ibunda Raja tak mampu berkata apapun.

"Jadi Ibu, mulai sekarang aku ingin benar-benar memulai perang dengannya. Awalnya aku pikir ia bukan apa-apa maka aku mengabaikannya. Tapi aku tak bisa lagi. Karena dia bukan apa-apa maka aku harus melawannya. Aku ingin berhadapan dengannya agar keluarga kerajaan kita, harga diri Republik Korea, dan yang terpenting, agar aku bisa meneruskan hidup."

Jauh di Cina, Hang-ah berjalan tanpa arah. Ia memegangi lengannya yang terluka. Saat melihat dua perwira Cina lewat, Hang-ah segera menyembunyikan diri. Tampaknya ia tahu ia sedang dicari.  

"Agar kita bisa meneruskan hidup. Aku harus bertemu Hang-ah kembali."

Komentar:

Pada awal episode ini Jae-ha menyerah dan siap untuk turun tahta, namun di akhir episode ia bertekad untuk melawan Bong-gu. Apa lagi yang bisa kukatakan...our king is awesome^^

Bahkan ketika ia marah pada Perdana Menteri yang telah membuang uang rakyat untuk pesta, aku jadi bertanya-tanya ke mana Jae-ha yang dulu, yang menganggap pajak rakyat adalah haknya sebagai keluarga kerajaan dan ia tak perlu melakukan apapun sebagai seorang Pangeran. Mungkin Sekretaris Eun pun akhirnya menyadari hal itu dan mengakui kalau Jae-ha memang pantas menjadi Raja.

Semoga Hang-ah segera ditemukan, i miss them together...

Semakin aku menonton drama ini, aku semakin jatuh cinta. Walau aku sudah tahu endingnya, tetap saja merupakan petualangan yang pantas untuk dijalani setiap episodenya. Awalnya semua mengira ingatan Jae-shin akan menjadi kunci untuk membongkar kejahatan Bong-gu. Tapi siapa mengira hal itu malah memperburuk keadaan Jae-shin?  

Episode-18        

Hang-ah masuk ke halaman rumah sebuah keluarga. Hang-ah bertanya bolehkah ia meminjam telepon untuk sambungan internasional (drama ini banyak bahasa asingnya. Selain bahasa Inggris, Jae-ha berbahasa Prancis, Shi-kyeong bahasa Jepang, Sekretaris Eun bahasa Jerman, dan sekarang Hang-ah bahasa Cina^^). Hang-ah mengaku berasal dari kota kecil. Suami istri itu melihat keadaan Hang-ah yang penuh luka. Sang suami menyuruh Hang-ah menunggu sebentar dan masuk ke dalam. Istrinya melihat dengan khawatir dan masuk menyusul suaminya.  

Sang istri keluar dan memberi teh pada Hang-ah. Hang-ah memberikan jam tangannya sebagai tanda terima kasih. Tapi sang istri tak mau menerimanya. Ia menyuruh Hang-ah segera pergi. Hang-ah sadar ada yang tak beres. Ia bangkit berdiri.  

Terlambat, para perwira Cina datang untuk menangkapnya. Rupanya sang suami telah melaporkan Hang-ah.  

Hang-ah diinterogasi. Saat ia menjawab ia adalah Kim Hang-ah, tunangan Raja Korea Selatan, perwira yang menginterogasinya tertawa tak percaya. Ia berkata bukan 1-2 kali saja ada pengungsi Korut yang mengaku ia ada Kim Hang-ah tunangan Raja Korsel. Hang-ah menatap perwira itu dengan tatapan penuh selidik.  

Sebenarnya perwira itu berbohong. Ia mengatakan itu hanya untuk menahan Hang-ah lebih lama. Interogasi itu sedang diawasi oleh Komandan Cina. Komandan itu menelepon Bong-gu dan mengatakan kalau ia telah mendapatkan Hang-ah.  

Cina berkata mereka hanya akan menahan Hang-ah sesuai prosedur. Bong-gu membenarkan tapi ia menyarankan agar Cina menahan Hang-ah selama sebulan. Itu tidak menyalahi prosedur, bukan? Dan lagi ia tidak membunuh Hang-ah bukan karena tekanan dari Cina, tapi karena Hang-ah adalah kartu AS-nya untuk mengendalikan Korea Utaraa dan Selatan dalam satu pukulan. Ia tidak mau mengatakan rencananya sekarang.  

Hang-ah membuat keributan agar didatangi penjaga sel. Ia meminta dokter untuk memeriksa lengannya yang terluka. Penjaga itu menyuruh Hang-ah menunggu seminggu lagi karena Hang-ah akan dipindahkan. Hang-ah terkejut. Ia bertanya ia akan dipindahkan ke mana tapi penjaga itu pun tidak tahu.  

Hang-ah menghabiskan waktu di selnya dengan terus berlatih agar tubuhnya tidak kaku. Tapi seberapa kuatnya pun Hang-ah, ia tetap merasa kesepian dan merindukan Jae-ha. Ia membayangkan Jae-ha berada di sisinya dan memeluknya dengan hangat. Ketika kenyataan kembali menyadarkannya dan ia duduk sendirian dalam sel yang sempit tanpa Jae-ha, air mata Hang-ah menetes.  

Jae-ha pun merindukan Hang-ah. Ia terus bekerja untuk mencari cara mengadukan Bong-gu pada ICC. Menurut Hukum ICC, serangan langsung pada setiap warga sipil secara sengaja dan melakukan tindakan kriminal sama saja dengan kejahatan terhadap hak asasi manusia. Keluarga kerajaan akan menuntut Bong-gu berdasarkan hukum tersebut, atas kejahatannya terhadap Jae-kang dan Ibunda Raja.  Sekretaris Eun menghabiskan harinya-harinya dengan memancing. Suatu hari saat ia pergi memancing, ia melihat Shi-kyeong telah menunggunya di dekat danau. Shi-kyeong tersenyum melihat ayahnya.  

Mereka memancing bersama (nice view^^). Shi-kyeong bergurau dengan ayahnya mengenai hobi baru ayahnya ini. Whaaa? Shi-kyeong bisa bergurau??^^  

Ia berkata selama ini ia merasa jauh dari ayahnya karena ia merasa ayahnya memiliki harapan besar pada dirinya. Ia selalu ingin menyenangkan ayahnya tapi kemampuannya terbatas. Ia takut apalagi ayahnya selalu bersikap keras hingga ia tak bisa mendekat. Jadi, ia selalu merasa kecil di hadapan ayahnya.  

"Mungkin karena itulah aku sangat marah pada Ayah. Untuk membalas semua rasa tidak percaya diriku. Tapi aku merasa sedikit senang sekarang. Kurasa aku akhirnya bisa berdiri sendiri."  

Sekretaris Eun menatap anaknya.  

"Ayah, tak peduli apapun yang terjadi padaku, tolong jangan salahkan diri Ayah. Karena ini adalah pilihanku sendiri. Ayah adalah Ayah, dan aku adalah aku."  

Apakah ini semacam firasat? Mungkin. Ayahnya juga merasa aneh dengan perkataan Shi-kyeong. Ia bertanya apakah akan terjadi sesuatu. Shi-kyeong tak sempat menjawab karena pancingannya mendapat ikan.  

Walau ikan itu lolos tapi ayah dan anak itu akhirnya bisa menghabiskan waktu bersama.  Jae-ha bekerja bersama para kuasa hukum kerajaan untuk mempersiapkan tuntukan terhadap Klub M. Dong-ha menemuinya dan berkata ada masalah darurat. Eun Shi-kyeong bersikeras ingin pergi ke Cina. Aku senang kepergian Shi-kyeong menjadi masalah darurat keluarga kerajaan. Shi-kyeong harusnya tahu ini agar tidak merasa rendah diri lagi^^.

Shi-kyeong meminta cuti pada komandannya, tapi komandannya tahu ini hanya alasan Shi-kyeong agar bisa ke Cina. Shi-kyeong tak menyerah. Ia mengajukan pengunduran dirinya dan membereskan semua barangnya. Dong-ha memberi tahu Shi-kyeong kalau Jae-ha telah mengeluarkan perintah untuk melarang Shi-kyeong meninggalkan Korea.  

Shi-kyeong pergi menemui Jae-ha. Ia menerobos ruang kerja Jae-ha dan berteriak apakah ia dilarang meninggalkan negeri ini. Tapi Jae-ah berada di ruangan dalam dan tidak bersedia ditemui. Sekretaris Jae-ha berkata Shi-kyeong bisa mengatakannya di luar pintu. Shi-kyeong berjalan ke pintu dan berbicara pada Jae-ha dari luar.  

"Yang Mulia telah memutuskan untuk menuntut orang itu, bukan? Tapi apakah itu akan berhasil? Walau Yang Mulia menuntutnya, Cina tidak akan membiarkan pasukan kita masuk negara mereka dan menangkapnya. Jadi biarkan aku pergi padanya."  

"Masih banyak orang lain selain dirimu yang bisa pergi," sahut Jae-ha dari dalam.  

"Bagaimana jika ia membunuh mereka satu per satu? Bong-gu sudah tahu aku tangan kanan Yang Mulia. Jadi untuk menjatuhkan Yang Mulia dia akan terus berusaha menarikku ke pihaknya. Jadi mengapa Yang Mulia tidak membiarkanku melakukannya?!" seru Shi-kyeong frustrasi. "Apakah karena aku temanmu? Kalau begitu Yang Mulia boleh tenang, karena aku tidak pernah menganggap Yang Mulia sebagai teman. Karena itu aku mohon, biarkan aku pergi, Yang Mulia!!"  

Jae-ha tetap diam dan tak menjawab. Shi-kyeong sangat kesal. Ia berteriak: "Lee Jae-ha!! Kau boleh tinggal di dalam sana seharian mencari teman untuk bermain. Sekarang kau tidak memiliki Hang-ah di sisimu, kau takut akan kehilangan aku juga, bukan?"  

Jae-ha terkejut mendengar keberanian Shi-kyeong. Biasanya Shi-kyeong sangat hormat padanya. Shi-kyeong berkata ia telah melepaskan perasaan bersalahnya.  

"Jadi kumohon kau menjadi lebih kuat!!!"  

Jae-ha keluar. "Lee Jae-ha?" tanyanya.  "Kau bilang kita adalah teman," sahut Shi-kyeong cepat.  

"Dasar brengsek, kau sudah keterlaluan!"  Keduanya saling menatap dengan penuh emosi. Melihat keteguhan di mata Shi-kyeong, Jae-ha menghela nafas panjang.  

"Aku janji, aku akan kembali," kata Shi-kyeong pelan. Jae-ha menatap Shi-kyeong, menyerah.  

Keduanya bekerja siang malam mempersiapkan tugas Shi-kyeong. Mereka sepakat, kode mereka adalah: "Apakah kau bisa menelepon dengan aman?"  

Jae-ha meminta bantuan pada Shi-kyeong untuk menemui Jae-shin. Shi-kyeong pasti tahu bagaimana perasaan Jae-shin saat ini?  

"Bisakah aku melakukan apapun sesuai keinginanku?" tanya Shi-kyeong.  "Memangnya kau belum melakukannya?" tanya Jae-ha bingung.  

"Bisa atau tidak? Bukan sebagai pengawal pada puterinya tapi sebagai sesama manusia."  

"Apanya yang sesama manusia?" sergah Jae-ha, "Seharusnya sebagai seorang pria pada seorang wanita."  

"Mengikuti hatiku...hanya sekali...hanya sekali ini saja. Bisakah aku pergi dan melihatnya?" tanya Shi-kyeong.  

Jae-ha tak menjawab. Ia mengangkat telepon dan memerintahkan agar Jae-shin di bawa ke taman. Lalu tidak boleh ada seorangpun yang mendekati Jae-shin dalam jarak 2 km. Kecuali Kapten Eun Shi-kyeong.  

Tadinya Shi-kyeong mengira ia juga tidak boleh mendekati Jae-shin. Ketika Jae-ha tersenyum padanya dan bertanya apakah itu sudah cukup. Shi-kyeong menghembuskan nafas lega.  

Jae-shin dibawa ke taman dan didudukkan di kursi taman. Para pelayan membawa kursi roda Jae-shin pergi. Membiarkan Jae-shin sendirian.  

Jae-shin nampak pucat dan tak punya semangat hdup. Ia menoleh dan melihat Shi-kyeong. Serta merta Jae-shin menangis dan memalingkan wajahnya. Shi-kyeong menghampiri Jae-shin.  

"Kau sudah dengar mengenai ingatanku, kan? Aku seperti monster. Kau mungkin mendadak berpikir kalau aku sangat menakutkan," kata Jae-shin sedih,.  

"Ayahkulah yang memberitahu Bong-gu mengenai Anmyeondo," kata Shi-kyeong. Artinya mereka sama. "Tapi aku memutuskan untuk tidak menyalahkan diriku sendiri. Ayah adalah ayahku dan aku adalah aku."  Jae-shin menangis menatap Shi-kyeong. Shi-kyeong berjongkok di hadapan Jae-shin.  "Puteri pun begitu. Ini adalah kesalahan mereka dan bukan kesalahanmu."  

Jae-shin tak tahan lagi dan terisak. Shi-kyeong menggenggam tangannya.  

"Dengan mengeluarkan ingatan itu saja sudah membuktikan Puteri adalah orang yang kuat. Sama sekali bukan kesalahan Puteri," Shi-kyeong menegaskan. Jae-shin menangis tersedu-sedu sementara Shi-kyeong terus menggenggam tangannya.  

Shi-kyeong menggendong Jae-shin melewati taman. Ia berkata ia akan pergi berlibur. Jae-shin menanyakan ke mana Shi-kyeong akan pergi tapi Shi-kyeong tidak memberitahunya. Ia berkata ia akan memberi PR pada Jae-shin. Ketika Jae-shin selesai mengerjakan PR-nya, ia akan kembali. Jae-shin pura-pura mengomel. Si-kyeong tersenyum.  

"Katakan ...ini bukan salahku... 100 kali sehari."  

"Eun Shi-kyeong, kau juga harus melakukan hal sama."  

Shi-kyeong tersenyum.  

"Baiklah. Puteri juga harus tersenyum 3 kali sehari meski terpaksa."  

Jae-shin mengangguk.  

"Lalu Puteri harus rajin mengikuti psikoterapi dan tidak lupa rehab. Puteri juga harus berlatih menghadapi orang banyak."  

"Aku akan melakukannya."  

Shi-kyeong mendudukkan Jae-shin di kursi roda. Ia juga meminta Jae-shin mulai menyanyi kembali. Jae-shin menatap Shi-kyeong lalu mengecup pipinya.  

"Apa lagi?" tanyanya malu.  Shi-kyeong mengikuti dorongan hatinya untuk sesaat dan mencium Jae-shin. Setelahnya ia sendiri merasa terkejut atas perbuatannya (karena bagaimanapun Jae-shin adalah seorang Puteri) dan meminta maaf. Untuk apa, tanya Jae-shin.  

Shi-kyeong tak bisa menjawab dan buru-buru mendorong Jae-shin kembali ke istana. Jae-shin tersenyum.  

Shi-kyeong masih merasa tak enak dan memarahi dirinya sendiri. Ia mengambil kertas dan menulis surat.  Sekretaris Eun sedang memancing seperti biasanya ketika iring-iringan mobil kerajaan berhenti tak jauh dari tempatnya. Jae-ha turun dari mobil. Sekretaris Eun memberi hormat pada Jae-ha.  

Jae-ha memberitahu Sekretaris Eun mengenai rencana Shi-kyeong untuk menyusup ke tempat musuh. Jae-ha berkata ia telah mencoba menghentikan Shi-kyeong tapi Shi-kyeong bersikeras pergi.  "Tidak, aku yang mengirimnya. Sekarang setelah kupikirkan, aku sebenarnya hanya berpura-pura menghentikannya karena aku benar-benar membutuhkan bantuannya. Tapi jika aku merasa senang karena telah membiarkannya pergi, aku akan merasa kalau aku orang yang jahat."  

"Yang Mulia terlalu banyak berpikir. Jika Yang Mulia saja berpikir begitu, maka akan jadi orang seperti apa aku ini?" kata Sekretaris Eun.  

Jae-ha tersenyum. Ia meminta Sekretaris Eun kembali ke istana. Sekretaris Eun terkejut. Jae-ha meminta Sekretaris Eun berada di sisinya sama seperti Sekretaris Eun membantu Jae-kang.  

"Tapi gajimu akan berkurang sedikit. Saat ini keuangan keluarga kerajaan tidak begitu baik, " gurau Jae-ha.  

Sekretaris Eun tersenyum. Ia berkata sebelum kembali ke istana ia harus meminta maaf pada seseorang.  

Sekretaris Eun menemui Ibunda Raja di istana dan mengakui semua perbuatannya. Ia berkata mengaku pada Ibunda Raja adalah hal tersulit untuk dilakukan, karena ia juga memiliki seorang putera. Ia sendiri tak mengerti mengapa ia bisa menutupi insiden itu pada saat itu.  

Ibunda Raja bertanya bagaimana ekspresi Jae-kang pada saat itu. Bukankah Sekretaris Eun yag terakhir melihatnya. Apakah Jae-kang bahagia? Sekretaris Eun berkata Jae-kang sangat bahagia karena sudah lama tidak berlibur. Ibunda Raja bertanya bagaimana ekspresinya saat kematiannya.  

"Wajahnya tersenyum."  

"Itu sudah cukup," kata Ibunda Raja dengan sedih. Ia masih tak bisa melihat wajah Sekretaris Eun tapi ia membiarkan Sekretaris Eun bekerja di istana kembali.

Jae-ha kesulitan mencari bukti kejahatan Bong-gu. Utara mengirimkan bekas PC tablet yang berisi rekaman video Bong-gu saat penyenderaan Jae-ha di taman bermain. Tapi karena tablet itu jatuh berkeping-keping, maka sulit untuk diperbaiki.  Ia memandang lukisan Jae-kang dan berkata, "Apa kau senang?" (kalimat itu mengaktifkan perekam jurnal hariannya yang terletak di bawah lukisan Jae-kang. Jae-ha merekamnya setelah kematian Jae-kang dan dinobatkan menjadi Raja)  

"Apa kakak senang melihatku berusaha mencari bukti dari atas sana?" Tentu saja tak ada jawabannya. Jae-ha menunduk. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Jae-ha menoleh ke arah meja tempat ia biasa menerima tamu.  

Dong-ha dan Shi-kyeong sedang berdiskusi bagaimana cara menyusupkan Shi-kyeong ke kediaman Bong-gu. Shi-kyeong mendapat telepon dari Jae-ha.  

"Aku sudah menemukan buktinya," kata Jae-ha.  

"Aku mengerti, aku juga sudah siap," sahut Shi-kyeong.  

"Baiklah, kau harus berhati-hati."  

Jae-ha mengadakan konferensi pers (duh....gaya jalannya keren^^). Bong-gu diberitahu mengenai hal itu oleh sekretarisnya. Kemungkinan mengenai Klub M. Sekretarisnya yakin Jae-ha hanya menggertak. Tapi Bong-gu tahu Jae-ha bukan orang yang sembarangan bertindak tanpa berpikir (hehe...dulu sih gitu^^). Ia menyuruh sekretarisnya menyalakan TV untuk melihat pidato Jae-ha.  

"Hari ini aku ingin memberitahu rakyat berita yang menyedihkan (seluruh rakyat melihat dari setiap layar tv termasuk layar pengumuman dan promosi di jalan, stasiun, maupun bandara). Telah dikonfimasi bahwa kematian Raja sebelumnya Lee Jae-kang adalah karena ia dibunuh. (seluruh orang terkejut, termasuk para staf dan pengawal keluarga kerajaan). Raja Korea Selatan sebelumnya telah dibunuh oleh perusahaan multinasional. Sekarang kalian akan melihat bukti video."  Di layar muncul video rekaman percakapan Bong-gu dan Jae-ha (episode 10), saat Bong-gu mengaku pada Jae-ha kalau ia yang membunuh Jae-kang. Bukan karena WOC atau pernikahan Utara-Selatan, melainkan karena Jae-kang melarangnya masuk Korea Selatan.  

Video rekaman itu dimulai dari saat Bong-gu berkata, "Apa kau senang? (perkataan ini mengaktifkan perekam ilseongnok-jurnal harian Jae-ha). Kau sukses memprovokasiku. Apa kau merasa hebat?" dan seterusnya....dan seterusnya...  

Seluruh orang tertegun melihat video rekaman itu. Apalagi ketika Bonggu mengeluarkan suara mendesis yang aneh. Semua orang terlonjak kaget. Mereka tak meragukan kalau Bong-gu adalah orang gila yang berbahaya.  

Media pun berebut bertanya apakah orang itu John Mayer dari Klub M. Jae-ha membenarkan. Bong-gu menatap layar tanpa berkedip. Keadaan mulai berbalik.  

"Raja bukan sekejar Raja. Ia mewakili 50 juta rakyat negara kita. John Mayer dari Klub M telah membunuh 50 juta warga kita. Ia telah menginjak dan mempermainkan kita."  Jae-ha berkata berdasarkan bukti itu, ia akan melaporkan Bong-gu ke ICC atas kejahatan terhadap kemanusiaan.  

Sementara itu Sekretaris Eun pergi ke ICC dan mengajukan petisi untuk menuntut Bong-gu. Jae-ha mengakhiri pidatonya dengan berkata bahwa mereka akan berjuang. Mereka akan menangkap Bong-gu dan menghadapkan Bong-gu pada keadilan hukum.  

Sebuah pukulan untuk Bong-gu. Ia harus bersembunyi untuk sementara waktu. Ia menyuruh sekretarisnya menghubungi tempat penampungan untuk memindahkan Hang-ah besok pagi. Sekretarisnya mengiyakan.  Benar apa yang dikatakan Jae-ha. Bong-gu tidak memiliki orang yang percaya padanya. Sekretarisnya diam-diam menelepon anggota Klub M lain dan mengatakan kalau Bong-gu telah kehilangan kendali dan beresiko besar pada operasi Klub M. Ia mengusulkan agar anggota lain itu diam-diam mengatur pasukan untuk melawan Bong-gu. Ujung-ujungnya mencari pengganti Bong-gu untuk memimpin Klub M.  

Sesosok bayangan melintasi Sekretaris Bong-gu. Sekretaris Bong-gu menoleh ke jendela. Bong-gu berdiri di sana, dengan telepon di telinga. Ia telah mendengar semua perkataan sekretarisnya.  

Sekretarisnya terpaku. Diam tak bergerak.  

"Siapa? Kau (yang akan menjadi pewaris)?" tanya Bong-gu. Jelas terlihat marah.  

Bon Bon masuk. Sekretaris Bong-gu langsung menangis begitu melihat Bon Bon.  

Pada saat yang sama, Shi-kyeong dan Dong-ha mengendap-endap tak jauh dari kediaman Bong-gu. Shi-kyeong tersenyum dan mengusap kepala Dong-ha seperti seorang kakak pada adiknya. Ia memastikan kalau Dong-ha telah mengingat kode mereka. Dong-ha tak menjawab, matanya berkaca-kaca melihat Shi-kyeong pergi.  

Sekretaris Bong-gu berakhir di kolam. Bong-gu memerintahkan agar semua orang yang berkonspirasi dengan sekretarisnya dilacak dan dibunuh.  Dorr!! Terdengar suara tembakan. Bong-gu dan pasukannya buru-buru melindungi Bong-gu. Shi-kyeong yang telah melepas tembakan dan menyusup masuk ke dalam kediaman Bong-gu. Bon Bon mengejarnya. Mereka berkelahi. Kekuatan orang gila memang lebih besar hingga ia berhasil menjatuhkan Shi-kyeong. Padahal sebenarnya Shi-kyeong sengaja membiarkan dirinya ditangkap.  

Shi-kyeong dibawa ke hadapan Bong-gu dan dipaksa berlutut di hadapannya. Bon Bon bertanya apakah Shi-kyeong datang untuk menebus kesalahan ayahnya setelah mengetahui segala perbuatan ayahnya. Ia pikir Shi-kyeong datang untuk membunuh Bong-gu.  

"Bunuh aku," kata Shi-kyeong tenang.  

Bong-gu melihat Bon Bon. Orang cacat mental yang penuh emosi. Lalu sekretarisnya yang telah mengkhianatinya dan sekarang menjadi mayat. Jelas ia membutuhkan orang yang bisa diandalkan di sampingnya.  

"Kubilang bunuh aku segera," tantang Shi-kyeong. Bon Bon mengokang senjatanya, siap menembak.  

"Jangan bunuh dia, perlakukan dia dengan baik. Cukup awasi dia. Jangan biarkan dia melarikan diri," kata Bong-gu.  

Dong-ha berlinang air mata saat melihat Shi-kyeong dibawa pergi oleh para anak buah Bong-gu. Ia melaporkannya pada Jae-ha. Jae-ha memejamkan matanya dan menunduk. Ia telah membiarkan sahabatnya masuk ke kandang singa.  

Jelas Bon Bon tak mengerti apa yang dimaksud dengan "perlakuan baik". Mungkin karena ia masih dendam pada Shi-kyeong karena Shi-kyeong mengungkit kematian ibunya, Bon Bon menyiksa Shi-kyeong dengan mematahkan jari tangannya. Shi-kyeong menjerit kesakitan.  Tapi hal ini sebenarnya sudah diperkirakan Jae-ha sebelumnya. Saat merencanakan penyusupan ini, Jae-ha telah memperingatkan Shi-kyeong bahwa Bong-gu orang yang super licik. Jika Shi-kyeong langsung menyerah, Bong-gu akan merasa curiga. Ia khawatir Shi-kyeong harus bertahan sampai akhir.  Akhirnya lengan Hang-ah dirawat oleh dokter. Hang-ah meringis-ringis kesakitan tapi dokter itu tahu Hang-ah hanya berpura-pura, karena lukanya sudah hampir sembuh. Dokter itu berkata pada penjaga penjara kalau Hang-ah bisa segera dipindahkan.  

Mendengar itu, Hang-ah bertindak. Ia tiba-tiba mencekik leher dokter itu dari belakang. Ia memerintahkan para penjaga mundur, kalau tidak ia akan mematahkan leher dokter itu. Ia meminta ponsel sang dokter, lalu menghubungi Jae-ha. Untunglah Jae-ha mengangkat teleponnya.  

"Komrad Lee Jae-ha!!!"  

Jae-ha tertegun.  

"Ini adalah penampungan Cina!!" Hang-ah memberitahu di mana ia berada.  

"Ha-Hang-ah..." Jae-ha terkejut.  

"Ini Cina, penampungan Cina!!" seru Hang-ah.  

Perwira Cina datang dan menembakkan senjatanya ke langit-langit. Ia memerintahkan agar Hang-ah tidak bergerak. Ponsel terlepas dari tangan Hang-ah. Ia mengangkat kedua tangannya dan sang dokter pun terlepas.  

Mendengar suara tembakan, Jae-ha sangat panik. Ia tidak tahu apa yang terjadi dan bagaimana Hang-ah sekarang. Ia meminta Sekretaris Eun menghubungi duta besar Cina dan Utara. Ia akan ke Cina sekarang juga.  Sementara itu Komandan Cina (yang bersekutu dengan Bong-gu) memerintahkan agar Hang-ah segera dipindahkan sebelum ditemukan Jae-ha. Ia mendapat kabar kalau Korea Utara dan Selatan mengajukan permintaan untuk menutup jalan masuk dan keluar tempat penampungan pengungsi di perbatasan. Tidak seorang pun boleh keluar atau masuk penampungan itu. Komandan Cina dalam keadaan terjepit. Jika Jae-ha sampai tahu ia menyembunyikan Hang-ah selama ini maka Cina dalam posisi bersalah pada Korea.  

Jae-ha tiba di penampungan itu bersama para perwira dari Utara dan Selatan, termasuk Young-bae. Tempat penampungan itu telah dijaga ketat agar tidak ada seorang pun yang boleh keluar atau masuk.  

Kepala penjara memerintahkan perwiranya untuk diam-diam membawa Hang-ah keluar dari penampungan itu. Ia lalu menemui Jae-ha dan menyambutnya dengan sopan. Tapi Jae-ha tidak ingin berbasa-basi.  

"Tiga jam lalu aku menerima telepon dari tunanganku yang mengatakan bahwa ia ada di sini. Sinyal pun terlacak dari tempat ini. Kami ingin memeriksanya."  

"Apa ini kesalahpahaman?" tanya kepala penjara itu gugup.  "Pergi cari," perintah Jae-ha pada para pengawalnya, tanpa menghiraukan ucapan kepala penjara.  

Young-bae, Dong-ha, dan para pengawal lainnya menghambur masuk ke dalam tempat penampungan. Mereka memeriksa tiap sel dan berteriak memanggil Hang-ah. Young-bae yang paling bersemangat hingga ia jatuh bangun. Ia berteriak sekeras...kerasnya.  

"Komrad Kim Hang-ah!!" terdengar suara Young-bae. Hang-ah tertegun. Ia lalu melawan para penjaganya. Ini adalah satu-satunya kesempatan baginya untuk lolos. Tapi penjaga penjara menodongkan senjata di kepalanya.  Jae-ha menunggu hasil pencarian dengan khawatir. Kepala penjara menawarkan agar Jae-ha masuk dan menunggu di dalam. Jae-ha berkata ia akan tetap menunggu di luar.  

"Di mana sebenarnya kau menyekap tunanganku? Bagaimana kalian memperlakukannya? Aku harus melihatnya dengan kedua mataku sendiri," ujarnya tajam.  

Hang-ah digiring keluar selnya. Ia ragu-ragu dan mencoba bertahan. Para penjaga memeganginya dan memaksanya keluar. Hang-ah berteriak sekeras-kerasnya.  

"Komrad Lee Jae-ha!! Aku di sini!!! Komrad Lee Jae-ha!!!"  

Jae-ha mendengarnya!! Mulut Hang-ah dibekap kain agar ia tidak bisa berteriak lagi. Hang-ah meronta-ronta tapi para penjaga itu memeganginya.  

"Di sana," gumam Jae-ha. Ia berlari ke gedung di samping gedung utama. Jadi selama ini para pengawal mencari di gedung utama, padahal Hang-ah berada di gedung samping.  

Jae-ha berlari sekencang-kencangnya diikuti para pengawalnya. Mereka masuk ke dalam gedung dan mencari di berbagai tempat, termasuk Jae-ha. Sementara itu Hang-ah digiring oleh penjaganya. Entah hendak dibawa ke mana.  Jae-ha tak menemukan Hang-ah. Ia berteriak," Hang-ah!"  

Tepat saat itu Hang-ah sedang digiring tak jauh dari tempat Jae-ha berdiri, hanya saja Jae-ha melihat ke arah berlawanan jadi ia tak melihat Hang-ah. Hang-ah berusaha mengeluarkan suara.  Jae-ha berbalik dan mengenali Hang-ah. Tapi para penjaga itu tidak berhenti dan terus membawa Hang-ah menjauhi Jae-ha. Jae-ha berlari ke arah Hang-ah pergi.  

Hang-ah telah dibawa hampir keluar pintu belakang. Jika para penjaga itu berhasil membawanya keluar dan melarikannya dengan mobil, belum tentu Jae-ha bisa menyusulnya. Ini kesempatan terakhir untuk Hang-ah. Ia tahu itu.  

Karena itu, dengan mulut tersumpal dan tangan terborgol ia melawan para penjaganya habis-habisan dan berusaha melepaskan diri.  DORR!!! Seorang dari mereka menembakkan senjatanya dan mengenai Hang-ah. Hang-ah tersentak lalu jatuh tersungkur (slow motion mode: on).  

Jae-ha terkejut. Melihat tubuh Hang-ah diam tak bergerak di atas balkon. Darah menetes ke bawah.

Aku nonton episode ini sudah 3 kali tapi tetap saja terharu..hiks..hiks..T_T ekspresi Jae-ha..priceless..  

Jae-ha berlari menaiki tangga. Shock menatap Hang-ah. Tak ingin percaya apa yang dilihatnya, Jae-ha pelan-pelan mendekati Hang-ah dan membalik tubuhnya.  

Hang-ah masih hidup. Ia mengerang kesakitan. Jae-ah melihat kaki Hang-ah yang terkena luka tembak. Ia mengangkat Hang-ah. Hang-ah menatap Jae-ha dan tersenyum lega.  

"Komrad Lee Jae-ha, aku baik-baik saja."  Seluruh perasaan yang selama ini ditahan oleh Jae-ha akhirnya bobol. Ia menangis sambil memeluk Hang-ah erat-erat. Young-bae dan yang lainnya menarik nafas lega. Terharu dengan pertemuan keduanya.  

Daniel Craig memberitahu Bong-gu kalau Jae-ha telah menemukan Hang-ah dan Cina dalam keadaan tersudut. Pilihan terbaik sekarang adalah dengan menggunakan Shi-kyeong.  

Shi-kyeong hampir mati disiksa habis-habisan. Shi-kyeong dalam keadaan terikat dan penuh luka. Ia terlihat pucat dan sangat lemah. Bon Bon berkata sebentar lagi Shi-kyeong akan kehilangan akalnya (karena penyiksaan yang tiada henti). Bong-gu datang dan ia sangat marah saat melihat keadaan Shi-kyeong. Ia menampar Bon Bon keras-keras dan memerintahkan agar Shi-kyeong dilepaskan. Bon Bon terpana.  

Bong-gu mengajak Shi-kyeong berbicara. Ia berkata penasihatnya mengusulkan untuk menarik Shi-kyeong pada pihak mereka lalu menugaskan Shi-kyeong untuk membunuh Jae-ha. Shi-kyeong sendiri yang membunuh Jae-ha.  

"Berdasarkan kepribadianmu, kau tidak akan bisa melakukannya sejauh itu, bukan?"  

Shi-kyeong hanya diam.  

"Aku juga tak ingin memintamu hingga sejauh itu. Tapi kau harus berjanji padaku satu hal. Jadilah orangku. Aku juga ingin memiliki seorang yang cakap dan serius di sisiku."  

"Tapi kau tak memiliki seorangpun. Tidak satupun. Kau akan menjadi sangat kesepian," kata-kata Jae-ha memenuhi benak Bong-gu. Bong-gu bertanya sebenarnya di mana letak kesalahannya. Bukankah dalam dunia ini uang yang paling berkuasa?  

"Jadilah orangku. Ikuti saja rencana awal mereka," ujar Bong-gu.  

"Apa maksudmu dengan rencana mereka? Ini keinginannku sendiri," sahut Shi-kyeong.  

"Itu tertulis dengan jelas di wajahmu. Kau tidak cocok menjadi mata-mata. Lee Jae-ha mengirimmu ke sini untuk membawaku dalam perangkap. Benar,kan?"  

Shi-kyeong tak menjawab walau ia tampak terkejut.  

"Jika kau melihat dengan jelas, bukankah ia lebih buruk daripada aku? Bagaimana bisa ia menggunakan temannya sendiri... bukankah ia juga berpura-pura menghentikanmu untuk melepaskan diri dari rasa bersalahnya? Sejujurnya, dia lebih kejam. Hanya di depan kalian ia selalu bersikap baik dan jujur."  

"Kau juga tak lebih baik. Kau pikir apa yang kau lihat segalanya adalah milikmu."  

"Kau benar, karena itu mengapa kau tak coba mengubahku? Berada di sisiku seperti teman dan memberiku nasihat. Bagaimana jika kau jadi adikku saja? Jika kau benci orang-orang busuk di sisiku, aku akan menyingkirkan mereka. Jadi kau bisa berada di sisiku."  

"Bukankah kau yang terbusuk? Penjahat busuk."  

Bong-gu jelas kecewa dengan penolakan Shi-kyeong tapi ia tak bersedia menyerah. Ia memerintahkan agar Shi-kyeong diperlakukan baik.  

Hang-ah masih dalam perawatan di Cina. Ayahnya menjagainya. Hang-ah sadarkan diri. Ia langsung mencari Jae-ha denga wajah ketakutan. Ayahnya bertanya mengapa Hang-ah begitu gelisah. Hang-ah berkata Bong-gu adalah orang yang sangat-sangat jahat. Mereka harus segera menemukan orang itu.  

Jae-ha masuk dan menghambur ke sisi Hang-ah. Hang-ah bertanya apakah Jae-ha telah menemukan cara untuk menemukan Bong-gu. Melihat Hang-ah begitu gelisah dan ketakutan tak seperti biasanya, Jae-ha dan ayah Hang-ah berpandangan dengan khawatir.  

"Jika kita pergi begitu saja tanpa melakukan sesuatu, kita semua akan menjadi sasarannya. Kita harus segera menangkap penjahat itu," kata Hang-ah panik.  

Jae-ha meminta ayah Hang-ah menunggu di luar sebentar. Ayah Hang-ah sedih melihat puterinya yang pemberani ketakutan seperti itu. Ia meninggalkan Jae-ha dan Hang-ah berdua.  

Hang-ah terus bertanya apakah Jae-ha sudah menangkap Bong-gu. Jae-ha meminta Hang-ah tak memikirkan apapun dan beristirahat. Hang-ah menggeleng.  "Tidak. Tak ada waktu untuk beristirahat," tanpa sadar Hang-ah menangis," Kau tidak tahu betapa menakutkannya orang itu."  Jae-ha memeluk Hang-ah untuk menenangkannya.  

"Maafkan aku, Hang-ah. Karena tak bisa melindungimu."  Hang-ah meronta dan berkata ini bukan waktunya untuk bersantai. Tapi Jae-ha tak melepaskan pelukannya.  

"Aku tahu. Melihatmu seperti ini, kau pasti sangat ketakutan dan menderita selama ini. Aku mengerti. Maafkan aku, Hang-ah. Kubilang aku akan memberimu kebahagiaan tapi aku begitu lemah dan tak memiliki kekuatan. Maafkan aku."  Hang-ah menangis tersedu-sedu. Tangannya yang penuh memar terus memegangi Jae-ha.  

Komandan Cina, yang bersekutu dengan Bong-gu, menemui Jae-ha dan ayah Hang-ah untuk meminta maaf. Ayah Hang-ah menyindir apakah masalah ini bisa diselesaikan hanya dengan permintaan maaf.  Jae-ha menenangkan ayah mertuanya. Ia meminta Komandan itu membuktikan penyesalannya dengan membantunya menangkap Bong-gu. Komandan itu kebingungan. Jae-ha berkata jika ia keberatan setidaknya ijinkan pasukan Korea untuk masuk ke Cina dan menangkap Bong-gu.  

Ayah Hang-ah mengancam akan memutuskan kerjasama militer Utara dengan Cina, dan sebaliknya akan bergabung dengan Rusia jika Cina tak memenuhi permintaan mereka. Komandan Cina mati kutu.  

Ia marah-marah pada Bong-gu dan menyuruh Bong-gu segera meninggalkan Cina. Bong-gu balik mengancam. Ia berkata bukan hanya Jae-ah yang bisa menimbulkan kekacauan. Ia telah mendukung sang komandan selama ini dan sebentar lagi akan ada pemilu. Ia mengancam akan menarik dukungannya. Komandan Cina menggangap tingkah Bong-gu sudah melampaui batas.  

"Kami bukan orangmu (klub M). Kami adalah sebuah negara. Jika kita bertempur, siapa yang kau kira akan menang? Ini waktunya bagi kalian untuk mundur. Tinggalkan negara ini sebelum pukul 3 sore besok."  

Bong-gu berkata ICC telah mengeluarkan perintah penangkapan dirinya (jika ia keluar dari persembunyiannya maka ia akan ditangkap). Tapi Komandan itu tak mau mendengar lagi dan memutuskan sambungan.  

Bong-gu sekarang dalam keadaan terdesak. Ia mencari Shi-kyeong.  Ia bertanya apakah Shi-kyeong sudah bersedia bekerja sama. Ia berkata Shi-kyeong cukup memancing Jae-ha keluar dengan berpura-pura telah berhasil masuk Klub M lalu memberikan alamat palsu (deuh....jadi inget Ayu Ting Ting..di mana..di mana..dimanaaa).  

"Kau harus melakukannya. Aku benar-benar tidak ingin menghancurkanmu. Bukankah kau telah disiksa? Itu hanya siksaan untuk anak-anak. Jika aku benar-benar mengeluarkan perintah, akan sangat kejam. Sangat kejam hingga bisa mematikan."  

Shi-kyeong teringat semua siksaan yang telah dilaluinya. Matanya bergerak gelisah, ia terlihat takut. Tapi ia tetap tak menerima tawaran Bong-gu (oh nooo...apakah agar terlihat lebih meyakinkan???)  

Bong-gu membawa Shi-kyeong ke ruang penyiksaan. Berbagai macam senjata tajam digelar di atas meja. Bong-gu memberi waktu pada Shi-kyeong hingga besok jam 12 siang. Memikirkan ia harus membunuh Shi-kyeong jika Shi-kyeong tetap menolak, membuat Bong-gu sangat marah.  

"Mengapa kau harus memaksaku hingga seperti ini?" serunya kesal.  

Tampaknya selain pada Jae-ha, ia juga terobsesi pada Shi-kyeong. Ia terobsesi menjatuhkan Jae-ha dan terobsesi menjadikan Shi-kyeong orang kepercayaannya. Mungkin ia iri pada apa yang dimiliki Jae-ha. Untungnya ia tidak mencoba merebut Hang-ah ... hiiiiyyy.  

Bon Bon masuk. Shi-kyeong menelan ludahnya. Matanya menunjukkan ketakutan dan rasa ngeri yang luar biasa.  

Jae-ha terus menemani Hang-ah. Hang-ah baru diberitahu Jae-ha mengenai rencananya dan Shi-kyeong. Hang-ah khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada Shi-kyeong.  

"Aku akan menyalahkan diriku selamanya," kata Jae-ha. Ia berkata tentara Korea akan tiba di Cina besok pagi. Mereka hanya bisa menunggu dan melihat perkembangan selanjutnya. Hang-ah terlihat khawatir.  

"Kita harus percaya padanya. Pada Eun Shi-kyeong," ujar Jae-ha. Bon Bon meneror Shi-kyeong dengan air keras. Ia sengaja mengacung-acungkan botol iu ke dekat Shi-kyeong. Bon Bon berkata Shi-kyeong mampu bertahan karena ia seorang tentara, tapi bagaimana dengan Sekretaris Eun dan Jae-shin?  

Bon Bon berkata ia telah mendapat ijin sekarang, segalanya akan menjadi lebih buruk. Ia tidak akan membunuh Sekretaris Eun dan Jae-shin. Ia hanya akan terus..terus...dan teruss menyiksa mereka.  

Shi-kyeong teringat pada ayahnya dan Jae-shin. Matanya diselimuti penderitaan yang mendalam. Bon Bon berkata mereka akan memohon dan memohon tapi ia tidak akan berhenti menyiksa mereka.  

Setetes air keras jatuh ke tangan Shi-kyeong dan langsung membakar tangannya. Shi-kyeong berteriak kesakitan. Hiiiyy...sampe merinding aku ...

Keesokan paginya Jae-ha dan Hang-ah telah bersiap-siap pergi. Tiba-tiba Jae-ha mendapat telepon. Dari Shi-kyeong. Jae-ha memberi tanda pada Dong-ha. Hang-ah melihat dengan waswas.  

"Eun Shi-kyeong, apa kau baik-baik saja?"  

"Ya , tak ada yang serius."  

"Apakah kau bisa menelepon dengan aman?"  

"Aku sudah masuk markas mereka. Aku mulai mendapat kepercayaan dari Kim Bong-gu," ujar Shi-kyeong. Di belakang Shi-kyeong, Bong-gu duduk mendengarkan.  

"Syukurlah, pasti sangat berat bagimu, bukan? Bagaimana dengan Bong-gu? Apakah kau sudah mendapat tempat persembunyiannya?"  "Ya, koordinat latitude 38-57-25-89, longitude 118-33-04-54."  

Jae-ha berkata ia telah mengontak Cina dan mengirim pasukan ke koordinat tersebut. Shi-kyeong bertanya apakah Jae-ha tidak akan ikut ke lokasi tersebut. Jae-ha berkata ia telah menemukan Hang-ah. Karena Hang-ah terluka, mereka harus kembali ke Korea. Shi-kyeong nampak terkejut.  

"Datanglah dan saksikan langsung penangkapan Kim Bong-gu," sahut Shi-kyeong. Jae-ha agak ragu.  

"Bukankah ini alasan kita bersusah-payah selama ini? Lokasinya tidak begitu jauh dari ibukota, tak lebih dari 3 jam. Aku akan menjemput Yang Mulia."  

"Baiklah, ke mana aku harus pergi?" tanya Jae-ha.  

"Sekitar 5 km arah barat laut dari lokasi yang tadi kusebutkan. Ada sebuah pabrik di sana. Kita bertemu di sana jam 3."  

"Oke." Mereka menghentikan pembicaraan.  

Bong-gu bertepuktangan dan menepuk pundak Shi-kyeong.  

Hang-ah bertanya apakah semua benar akan baik-baik saja. Jae-ha menenangkannya dan menyuruh Hang-ah kembali ke Korea lebih dulu. Hang-ah ingin ikut pergi bersama Jae-ha. Tapi Jae-ha melarang karena kaki Hang-ah terluka.  

"Dan lagi siapa yang akan kutemui? Eun Shi-kyeong," kata Jae-ha tersenyum. Ia mengecup bibir Hang-ah dan berjanji akan segera kembali. Mereka akan bertemu di Korea. Setelah membelai pipi Hang-ah untuk terakhir kalinya, Jae-ha pergi meninggalkan Hang-ah. Hang-ah tak juga merasa tenang.  

Jae-ha pergi ke tempat yang telah disepakatinya bersama Shi-kyeong. Shi-kyeong telah menunggunya. Jae-ha menghampiri Shi-kyeong. Ia prihatin melihat keadaan shi-kyeong, tapi Shi-kyeong terlihat sedikit aneh. Seluruh tempat itu telah dikepung oleh pasukan bersenjata Bong-gu yang bersembunyi. Di belakang telinga Shi-kyeong tertempel alat komunikasi.  

Shi-kyeong meminta Jae-ha mengikutinya. Bagaimana dengan para pengawal, tanya Jae-ha bingung. Shi-kyeong menyarankan agar para pengawal itu disuruh ke tempat persembunyian Bong-gu yang telah ia sebutkan sebelumnya. Lebih banyak orang akan lebih banyak kekuatan untuk menghadapi orang-orang Bong-gu.  

Walau awalnya nampak ragu, Jae-ha akhirnya mengangguk dan memberi tanda pada para pengawalnya untuk pergi. Shi-kyeong berjalan ke mobil diikuti Jae-ha. Seorang dari pasukan Bong-gu memberitahu Bong-gu kalau keduanya telah pergi. Jae-ha mengajak ngobrol Shi-kyeong sepanjang perjalanan tapi Shi-kyeong diam saja tak menjawab. Wajahnya dingin dan tanpa ekspresi.  

Hang-ah dan ayahnya dalam perjalanan pulang ke Korea. Hang-ah berkata ia ingin memutar kembali. Ia tak bisa berhenti mengkhawatirkan Jae-ha.  

Jae-ha dan Shi-kyeong telah sampai. Mereka turun dari mobil. Tempatnya di dekat sebuah tebing yang mengarah ke laut.  

"Bong-gu bersembunyi di tempat seperti ini?" tanyanya pada Shi-kyeong.  

"Ya," Shi-kyeong membenarkan.  

Ia membawa Jae-ha mendaki tebing berbatu. Mereka tiba di sebuah teping landai yang luas.  

Bong-gu memang ada di situ, tapi juga para pasukannya yang menodongkan senjata mereka ke arah Jae-ha. Jae-ha terkejut.  

Bong-gu tersenyum melihat Jae-ha dan memberi hormat seperti biasanya. Tapi senyumnya adalah senyum penuh kemenangan.  

Jae-ha terpana. Ia menoleh pada Shi-kyeong. Shi-kyeong mengacungkan senjatanya pada Jae-ha.  

Komentar:

Akhirnya Jae-ha bertemu kembali dengan Hang-ah^^ Tapi ia malah harus berpisah dengan Shi-kyeong :(

Awalnya aku tak mengerti, jika Jae-ha sudah mendapatkan buktinya mengapa Shi-kyeong harus repot-repot menyamar? Setelah menonton berulangkali dan mencermati dialognya barulah aku mengerti (apa aku yang lemot kali ya^^).  

Jae-ha menuntut Bong-gu ke ICC. Untuk menghindari penangkapan, Bong-gu terpaksa bersembunyi. Masalahnya Jae-ha khawatir Bong-gu melarikan diri ke negara bukan anggota ICC. Mereka tidak akan bisa menangkapnya.  

Di sinilah peran Shi-kyeong. Ia masuk ke kediaman Bong-gu menjadi mata-mata untuk mengawasi gerak gerik Bong-gu serta mencari tahu lokasi Bong-gu (Ingat, Bong-gu harus meninggalkan Cina). Akhirnya ia berhasil mendapat kepercayaan Bong-gu. Masalahnya adalah apakah Shi-kyeong hanya pura-pura berpihak pada Bong-gu atau benar-benar membelot.  

Shi-kyeong memberi koordinat palsu pada Jae-ha, sesuai perintah Bong-gu. Jae-ha mengirimkan pasukan ke lokasi palsu tersebut, sementara ia sendiri dan Hang-ah akan pulang ke Korea. Shi-kyeong ingin Jae-ha melihat langsung penangkapan Bong-gu, jadi ia mengajak Jae-ha ke lokasi itu.  

Walau awalnya ragu, akhirnya Jae-ha menyetujuinya. Para pengawalnya dikirim ke lokasi palsu sementara ia pergi bersama Shi-kyeong (harusnya sih ke lokasi palsu itu juga). Tapi Shi-kyeong ternyata membawa Jae-ha ke lokasi lain. Ke tempat Bong-gu dan para kroconya telah menanti.    

Episode-19 (Bagian 1)

Kepala keamanan istana berulang tahun. Para pelayan mengadakan perayaan kecil-kecilan. Tiba-tiba Jae-shin datang. Mereka langsung menghentikan perayaan mereka dan terlihat tegang. Jae-shin bertanya apakah ia begitu menakutkan. Kepala keamanan buru-buru menyangkalnya.  

Jae-shin berkata ia datang untuk ikut merayakan ulang tahun kepala keamanan. Jae-shin menyerahkan hadiah yang ia persiapkan sebelumnya. Isinya sebuah tas yang cantik. Kepala keamanan sangat senang. Suasana pun mencair. Jae-shin tersenyum.  

Ia ingat PR yang diberikan Shi-kyeong padanya. Ia harus berlatih menghadapi orang lain, tersenyum 3 kali sehari, dan kembali bernyanyi.  

Sementara itu Jae-ha menatap Shi-kyeong, yang sedang mengacungkan senjata ke arahnya, dengan tatapan tak percaya. Bong-gu tersenyum lebar.  

Shi-kyeong mendorong Jae-ha agar menduduki kursi (seperti tahta kerajaan) yang telah dipersiapkan. Jae-ha ragu-ragu. Shi-kyeong mengokang senjatanya. Jae-ha terpaksa duduk, berhadapan dengan Bong-gu yang juga menduduki kursi yang sama. Bong-gu ingin memperlihatkan kalau ia juga Raja, setingkat dengan Jae-ha.  

Bong-gu mengijinkan Shi-kyeong pergi jika hal ini terlalu berat baginya. Dengan yakin Shi-kyeong berkata kalau ia akan tetap tinggal. Jae-ha terus menatap Shi-kyeong. Kecewa, tak percaya, merasa dikhianati? Setidaknya itulah yang dilihat Bong-gu.  

"Batalkan tuntutan, putuskan pertunangan dengan Kim Hang-ah, dan turunlah dari tahta. Jika tidak...." ancam Bong-gu.  

"Apakah ia yang ditugaskan untuk membunuhku?" tanya Jae-ha tanpa sekalipun menatap Bong-gu.  

"Tentu saja. Korea akan menghadapi krisis. Para rakyatmu akan mati. Kau atau Republik Korea, buatlah pilihan. Aku akan memberimu 10 menit untuk memutuskan," kata Bong-gu.  

Jae-ha harus memilih. Jika ia tidak memenuhi tuntutan Bong-gu maka ia akan mati. Jika ia memenuhi tuntutan Bong-gu, ia akan tetap hidup dan sebagai gantinya Korea yang akan hancur. Ini sih bukan milih namanya ...

Hang-ah dan ayahnya sedang dalam perjalanan kembali ke Korea. Di tengah perjalanan, Hang-ah ingin memutar balik. Ia tak bisa berhenti mengkhawatirkan Jae-ha. Ayah Hang-ah berkata Jae-ha adalah Raja Korea Selatan, tidak akan terjadi sesuatu yang buruk padanya.  

Hang-ah memberitahu ayahnya kalau ia dan Jae-ha telah mendiskusikan sebuah rencana. Ia minta maaf tidak memberitahu ayahnya sebelumnya karena alasan keamanan. Hanya kepala pengawal istana yang mengetahui rencana itu.  

"Bagaimana perasaanmu saat ini?" tanya Bong-gu pada Jae-ha, "Orangmu telah membelot ke pihakku."  

Jae-ha melirik Shi-kyeong yang masih mengacungkan senjatanya padanya.  

"Jangan terlalu membencinya. Aku telah menghabiskan banyak usaha agar ia berpihak padaku. Jujurlah, apa kau pernah berusaha untuk mendapatkannya? Kau mendapatkannya karena statusmu. Aku menggunakan uang untuk mendapatkan orang dan kau menggunakan statusmu. Apa bedanya?" celoteh Bong-gu.  

"Kau...apakah benar seperti itu?" tanya Jae-ha pada Shi-kyeong.  

"Apa yang bisa disukai dari seorang Raja yang hanya menyandang gelarnya saja? Aku pernah goyah," Shi-kyeong mengakui. "Ketika kau ingin turun tahta dan ketika kau menghalangiku datang ke sini. Tapi hanya itu saja."  

Wajah Bong-gu berubah mendengar perkataan Shi-kyeong.  

"Kau tak pernah menyalahkan orang lain dan tak pernah mengaku kalah. Ketika dalam kenyataan ada 99% ketidak mungkinan, kau selalu memikirkan segala cara untuk mencari dan menemukan 1% kemungkinan itu. Aku tidak tinggal di sisimu karena kau seorang Raja. Tapi karena kau tidak pernah menyerah dalam keadaan terburuk sekalipun."  

Shi-kyeong dengan dramatis mengalihkan senjatanya terhadap Bong-gu. Bon Bon serta merta mengacungkan senjatanya pada Shi-kyeong. Pasukan Bong-gu merapat, mengacungkan senjata mereka pada Shi-kyeong dan Jae-ha.  

"Freeze!! Freeze!!" terdengar teriakan dari belakang mereka.  

Pasukan Utara dan Selatan muncul dari balik batu-batuan, mengepung Bong-gu dan para kroconya. Bong-gu terdiam, sementara Jae-ha ganti memandangnya dengan penuh percaya diri. Well, this is the real King.  

Hang-ah berjalan ke sebuah menara tak jauh dari tempat Jae-ha. Ia mempersiapkan senjata laras panjang (untuk penembak jitu) dan mengarahkannya pada Bon Bon.  

Bagaimana Jae-ha mempersiapkan semua ini? Ia dan Shi-kyeong telah merencanakan hingga hal yang paling detil. Percakapan mereka di telepon sebenarnya mengandung kode yang telah disepakati oleh mereka berdua. Ketika Shi-kyeong menjawab, perkataannya langsung diterjemahkan menjadi kode enkriptik yang menunjukkan lokasi Bong-gu sebenarnya. Dengan demikian tidak ada pasukan yang pergi ke lokasi palsu yang telah dengan jelas disebutkan Shi-kyeong sebelumnya. Semua telah menanti di lokasi ini sejak awal.  

"Kau menyuruhku untuk memilih apa? Republik Korea atau nyawaku? Aku memilih....kau," ujar Jae-ha.  

Shi-kyeong memerintahkan agar pasukan Bong-gu menurunkan senjata mereka. Mereka menurunkannya, kecuali Bon Bon.  

"Kau juga," perintah Shi-kyeong.  

Bon Bon pelan-pelan menurunkan senjatanya. Lalu tiba-tiba ia mengacungkannya kembali untuk menembak Shi-kyeong. Ia kalah cepat, Hang-ah telah lebih dulu menembaknya, mengenai bagian lengan Bon Bon hingga senjatanya terlepas.  

Shi-kyeong dan pasukan Utara-Selatan otomatis mengeluarkan tembakan ke arah Bon Bon. Diserbu rentetan peluru, Bon Bon pun terkapar. No more crazy chocolate girl.  

"Angkat kedua tanganmu!" seru Shi-kyeong pada Bong-gu.  

Bong-gu mengangkat kedua tangannya. Dua petugas ICC menghampiri Bong-gu untuk menangkapnya. Seorang dari mereka membacakan hak-hak Bong-gu sementara seorang lagi memborgol tangan Bong-gu yang terletak di belakang kepala.  

Shi-kyeong menurunkan senjatanya dan berbalik menghadap Jae-ha. Hang-ah pun menurunkan dan membereskan senjatanya. Shi-kyeong tersenyum lega.  

Tiba-tiba Bong-gu mengangkat tangannya dan menembak Shi-kyeong. Sepertinya ia telah menyembunyikan senjata di balik kerah bajunya. Atau karena ia pesulap?  

Peluru menembus punggung Shi-kyeong hingga darah terpercik ke pakaian Jae-ha. Jae-ha terbelalak. Hang-ah terkejut saat mendengar suara tembakan. Shi-kyeong berbalik melihat Bong-gu, lalu roboh. Jae-ha cepat-cepat menangkapnya.  

Shi-kyeong dan Jae-ha menatap Bong-gu. Pandangan Jae-ha seakan berkata: "Mengapa kau melakukannya?!"  

"Mengapa kau membuatku seperti ini?" tanya Bong-gu pada Shi-kyeong. Patah hati rupanya.  

"Eun Shi-kyeong...Eun Shi-kyeong!!" seru Jae-ha.  

"Y-Yang Mulia..."  

"Jangan bicara," gumam Jae-ha panik. Ia berteriak meminta ambulans. Dong-ha tersadarkan dari rasa terkejutnya dan berlari untuk menelepon ambulans.  

Shi-kyeong memuntahkan banyak darah. Jae-ha semakin panik.  

"Bagaimana ini...bagaimana ini...karena aku..." air mata menetes tanpa Jae-ha sadari.  

"Jangan....katakan itu. Aku yang membuat pilihan ini. Bukankah kita sudah menangkap Bong-gu? Di masa yang akan datang, pastikan untuk tidak pernah menyerah. Karena kau adalah..." Shi-kyeong berusaha meneruskan ucapannya, "Raja..."  

Jae-ha menangis dan terus berseru memanggil Shi-kyeong.  

"Eun Shi-kyeong!! Shi-kyeong-ah...jangan mati...jangan mati!! Eun Shi-kyeong!!! Ini perintah...jangan mati!! Eun Shi-kyeong!!"  

Shi-kyeong mengingat masa-masa ia bersama Jae-shin dan ayahnya (sementara Jae-shin sedang membuat PR-nya dengan tersenyum dan menyanyi untuk para pelayan). Terakhir, ia ingat teman-temannya dalam WOC. Gosh...this drama is killing me *nangis parah*  

Shi-kyeong menghembuskan nafas terakhirnya. Kepalanya terkulai dalam pelukan Jae-ha. Jae-ha berteriak dan menangis sejadi-jadinya. (Aku dengar, dalam adegan ini Lee Seung-gi sangat larut dalam emosinya hingga ia tak bisa berhenti menangis bahkan setelah sutradara meneriakkan "CUT!" untuk waktu yang cukup lama.)  

"Eonni...apa yang baru saja Eonni katakan?" tanya Jae-shin, masih belum bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi.  

"Komrad Eun Shi-kyeong....gugur saat menjalankan tugas," kata Hang-ah menahan tangisnya.  

"Dia bilang dia pergi berlibur," Jae-shin menjelaskan.  

Hang-ah menatap Jae-shin.  

"Itu benar, Kak. Eun Shi-kyeong tak akan berbohong."  

Hang-ah tak menjawab. Ia menyerahkan sebuah kotak kecil pada Jae-shin. Dengan tangan gemetar, Jae-shin mengambil kotak itu dan membukanya. Isinya adalah rantai dengan tanda pengenal Shi-kyeong. Jae-shin menangis.  

"I-Ia berjanji akan kembali...," isaknya.  

Hang-ah memalingkan wajahnya dan berusaha menahan tangisnya, tak tahan melihat kepedihan Jae-shin.  

"Ia bahkan memberiku PR. Ia bilang ia akan pulang setelah aku menyelesaikannya," Jae-shin meratap, "Aku bahkan berlatih...berlatih bernyanyi...dia berjanji akan pulang...Eonni..."  

Hang-ah tak tahan lagi. Air matanya mengalir. Hang-ah memeluk Jae-shin dan ikut menangis bersamanya.  

"Tidaak...tidaaak..." ratap Jae-shin.  

Sekretaris Eun berduka di kantor anaknya. Ia membelai papan nama Shi-kyeong dan memandanginya dengan sedih.  

Jae-ha masuk. Sekretaris Eun bangkit berdiri dan memberi hormat.  

"Pikiran kita berdua saat ini mungkin sama. ...Aku yang mengakibatkan kematiannya.... ...Dia mati gara-gara aku.... Tapi karena aku Raja, aku tidak diperbolehkan hanya memikirkan hal itu. Paman juga sama," kata Jae-ha.  

Jae-ha tahu Sekretaris Eun menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab kematian Shi-kyeong, sama seperti dirinya. Sekretaris Eun pasti berpikir jika awalnya ia tidak berkhianat, Shi-kyeong tidak akan mengajukan diri menjadi mata-mata untuk menebus kesalahan ayahnya. Atau jika ia tidak bekerjasama dengan Bong-gu, mungkin keadaannya tidak serumit ini. Sementara Jae-ha merasa bersalah karena pada akhirnya ia yang mengirim Shi-kyeong untuk tugas berbahaya ini.  

Jae-ha mengusap papan nama Shi-kyeong.  

"Walau aku sedikit berbeda dengannya, menurut Paman aku bagaimana? Aku akan menganggap Paman sebagai ayahku dan akan menjaga Paman."  

Sekretaris Eun tak bisa menjawab. Jae-ha memeluk Sekretaris Eun. Keduanya kehilangan Shi-kyeong tapi mereka berdua bisa menguatkan satu sama lain.  

Pemakaman Shi-kyeong.  

Sekretaris Eun, Jae-ha, dan seluruh pasukan pengawal kerajaan mengantar kepergian Shi-kyeong. Sebuah tanda penghargaan negara pada Shi-kyong, ditaruh Jae-ha di atas altar. Suasana duka menyelimuti tempat itu.  

"Yang Mulia, kapten gugur saat ia masih tercatat bertugas di negara lain. Tolong biarkan ia kembali pada kesatuannya. Setidaknya agar rohnya dapat kembali," kata Dong-ha. Jae-ha menatap foto Shi-kyeong.  

"Aku perintahkan Kapten Eun Shi-kyeong kembali ke kesatuannya," Jae-ha memerintahkan dengan lantang, lalu memberi hormat. Penghormatan terakhir diberikan berupa tembakan ke langit.  

Bong-gu mulai diinterogasi. Penuntut dari ICC bertanya apakah Bong-gu dijebak atau ada kesepakatan antara Bong-gu dengan Jae-ha saat video bukti itu direkam. Bukan keduanya sih karena rekaman itu tidak disengaja, tapi Bong-gu tak menjawab. Ia bahkan terlihat tak mendengarkan perkataan penuntut itu. Penuntut bertanya apakah Bong-gu telah membunuh raja dan ratu sebelumnya.  

"Setelah semua peristiwa ini, aku hanya mempelajari satu hal. Bahwa orang seperti aku, sama sekali tidak boleh memperlihatkan perasaan. Tidak ada untungnya sama sekali," kata Bong-gu pada dirinya sendiri.  

Pada dasarnya ICC tidak mendapatkan jawaban apapun dari Bong-gu. Bahkan tim pengacara Bong-gu mengajukan permintaan pembebasan dengan jaminan.  

Tentu saja Jae-ha menentang permintaan itu. Mereka telah dengan susah payah menangkap Bong-gu (yup, bahkan Shi-kyeong mati untuk itu ...). Sekretaris Eun berkata ia akan mengkonsultasikan masalah ini dengan tim ahli hukum keluarga kerajaan.  

Daniel Craig berkata Bong-gu harus bertahan selama beberapa waktu lagi karena Korea Selatan yakin Bong-gu akan melarikan diri dan menentang pengajuan pembebasan bersyaratnya. Bong-gu bertanya apa yang dilakukan oleh para sekutunya di Amerika, Cina, dan negara-negara lainnya. Daniel Craig berkata para politikus berpengaruh sedang mempersiapkan petisi untuk membebaskan Bong-gu.  

"Petisi? Hanya itu? Katakan pada mereka yang telah menerima sumbangan kita, aku akan membeberkan nama mereka pada umum. Tidak...aku akan membeberkan semuanya."  

"Tindakan itu akan menyakiti kita juga," Daniel mengingatkan.  

"Agar bisa benar-benar sadar, kita harus memotong beberapa jari. Mereka tidak tahu siapa yang mereka tangkap," sahut Bong-gu.  

Daniel Craig berkata ia akan mempersiapkan semuanya. Apapun konsekuensinya. Bong-gu menambahkan bahwa hubungan Korea Utara dan Selatan harus terus ditekan.  

Hang-ah menggantikan mertuanya menjalankan kegiatan sosial. Ia sedang menjadi sukarelawan di bank ketika Ibunda Raja meneleponnya. Ia menenangkan mertuanya kalau ia melakukan tugasnya dengan baik. Jika Ibunda Raja telah pulih, Ibunda Raja bisa kembali melakukan aktivitasnya.  

Baru saja Hang-ah menutup teleponnya, sebuah telepon lain masuk. Dari wajahnya yang sumringah, kita bisa menerka kalau Jae-ha yang meneleponnya.  

"Dengan siapa kau barusan berbicara? Dengan pria-kah?"  

"Akan baik sekali jika ada seorang pria yang bisa kuajak bicara melalui telepon," gurau Hang-ah. Jae-ha tersenyum. Ia bertanya apakah Hang-ah merasa lelah. Hang-ah berkata ia melakukan hal-hal yang pernah dilalui Ibunda Raja, cukup menarik.  

"Kudengar banyak yang menyarankan agar pernikahan kita dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus (Hari Kemerdekaan Korea). Komite keluarga kerajaan juga mengusulkan tanggal tersebut."  

Hang-ah tersenyum mendengar perkataan Jae-ha.  

"Halo? Mengapa kau tak mengatakan apapun? Apa kau tak ingin menikah?" seloroh Jae-ha.  

"Bagus juga jika tidak menikah."  

"Apa yang kaukatakan? Kita telah melalui berbagai kesulitan hingga saat ini."  

Jae-ha mengajak Hang-ah bertemu satu jam sebelum pembuatan video persatuan.  

"Sebelum mulai syuting, aku akan menraktirmu makan kue," bisik Jae-ha. Hang-ah diam-diam tersenyum senang.  

"Kenakan jins dan topi, kita akan berjalan-jalan. Bergandengan tangan."  

"Bisakah?" Hang-ah balas berbisik, seakan-akan mereka sedang membicarakan hal yang tak boleh dilakukan. "Kita harus menyiapkan pernikahan dan melakukan kegiatan promosi. Kita begitu sibuk, bagaimana bisa..."  

"Apa salahnya menggunakan waktu luang untuk berkencan? Sudahlah jika kau tak mau," ujar Jae-ha pura-pura kesal, "Aku mungkin akan syuting dengan orang lain saja. Banyak wanita cantik di sana. Apakah aku perlu membuat film dengan mereka?"  

Hang-ah tak termakan usaha Jae-ha untuk membuatnya cemburu. Ia bertanya apakah mereka benar-benar bisa seperti orang biasa, pergi makan kue dan minum kopi.  

"Benar-benar bisa?" tanyanya, kali ini tak menyembunyikan perasaan senangnya.  

Jae-ha tersenyum mengiyakan. Hang-ah berkata ia akan segera datang begitu kegiatannya selesai. Ia meminta Jae-ha menunggu. Mereka tak sabar untuk segera bertemu dan berkencan.  

Tapi sebagai seorang Raja kehidupan Jae-ha tidaklah sesederhana itu. Apalagi muncul berita bahwa Amerika mendadak berbuat ulah dengan membatalkan penyesuaian nilai tukar, akibatnya kenaikan pajak rakyat tak bisa dihindari.  

"Tampaknya mereka mulai menjatuhkan sanksi ekonomi pada kita," kata Sekretaris Eun.  

"Apa alasannya?" tanya Jae-ha.  

"Dan juga Direktur Dewan Keamanan Amerika ingin berbicara dengan Yang Mulia. Sepertinya mengenai masalah ini."  

Jae-ha dan Direktur itu (yang ternyata Komandan Amerika yang ingin Jae-ha minta maaf sebagai Raja saat insiden WOC) berbicara lewat telepon. Direktur itu tanpa basa-basi berkata kalau mereka sedang mengajukan petisi untuk membebaskan Bong-gu dengan jaminan. Seluruhnya 232 politisi. Bukan hanya dari Amerika dan Cina, tapi juga dari negara-negara lainnya.  

"Penangkapan John Mayer adalah tragedi internasional." Whaaa???? Lalu disebut tragedi apakah kematian Jae-kang dan Shi-kyeong??? Hal itu juga yang menjadi argumentasi Jae-ha. Tapi Direktur itu berkata pengadilan yang berhak membuat penilaian. Direktur itu mengancam akan memberi lebih banyak sanksi pada Korsel jika Jae-ha tak ikut mengajukan petisi untuk pembebasan Bong-gu dengan jaminan.  

Belum tahu dia berapa IQ Jae-ha hehehe^^ Jae-ha bertanya apakah permintaan pembebasan Bong-gu itu diajukan secara resmi oleh "negara" Amerika Serikat, dan bukan dari Direktur itu secara pribadi.  

"Well, itu bagian dari kebijakan para politisi Amerika. Seperti kau tahu, aku adalah Direktur Dewan Keamanan Amerika."  

"Benarkah? Aku adalah Raja Korea Selatan," sahut Jae-ha.  

Karena bukan pemerintah Amerika Serikat yang secara resmi mengajukan permintaan, ia tidak bisa mengerti permintaan itu. Dengan tenang ia meminta Direktur itu meneleponnya lagi jika pemerintah Amerika sudah resmi mengambil sikap.  

Jadi sebenarnya tekanan dan sanksi itu bukan datang dari negara Amerika, tapi dari Direktur itu yang merupakan sekutu Bong-gu. Namun tetap saja sanksi itu menyulitkan perekonomian Korsel.  

Jae-ha memanggil memanggil Menteri Ekonomi dan Menteri Urusan Luar Negeri untuk membicarakan masalah ini. Masalah ini cukup serius karena jika sanksi berlangsung selama 6 bulan saja, perekonomian Korea akan sulit dipulihkan. Menteri Luar Negeri menyarankan agar mereka menuruti permintaan itu. Bukankah pembebasan dengan jaminan bukan berarti Bong-gu terbebas dari tuntutan?  

"Dia tidak boleh dibebaskan dengan jaminan, Yang Mulia," kata Sekretaris Eun tegas, "Pembebasannya akan berpengaruh besar pada pengadilannya nanti. Dia pasti akan melarikan diri ke negara lain (yang bukan anggota ICC) selama ia dibebaskan. John Mayer harus menerima hukumannya."  

Jae-ha mengangguk setuju.  

Hang-ah telah kembali ke istana. Ia mengenakan pakaian kasual dan melangkah riang, siap untuk kencannya dengan Jae-ha.  

Tapi ia berhenti di ambang pintu ketika Jae-ha mengatakan sesuatu mengenai sanksi ekonomi. Hang-ah melihat wajah tunangannya yang nampak kusut. Ia melihat Jae-ha menerima telepon yang mengingatkannya akan jadwal selanjutnya, Jae-ha meminta agar semua jadwalnya dibatalkan untuk hari itu. Termasuk kencannya.  

Hang-ah melihat ayahnya berjalan menghampirinya. Wajahnya sama kusut dengan Jae-ha.  

Ternyata yang mendapat tekanan bukan Korsel saja tapi Korut juga. Cina telah memblokir jalur pipa gas yang menuju Utara. Saat ini partai Utara sedang ricuh. Jika terus seperti itu, rakyat Utara akan kekurangan bahan makanan.  

Hang-ah sangat kesal. Ia berkata Bong-gu tidak boleh dilepaskan begitu saja. Ia mengingatkan ayahnya akan apa yang telah dilakukan Bong-gu pada dirinya. Tapi ayah Hang-ah hanya menunduk tak berdaya.  

"Ayah, kita Korea Utara juga harus menyumbangkan kekuatan."  

"Mereka memberi kami banyak tekanan."  

"Lalu, jika Kim Bong-gu dilepaskan, apakah Cina akan memberi kita hadiah?" tanya Hang-ah. Mereka hanya akan semakin menggunakan kekuasaan mereka dengan sewenang-wenang.  

"Bukankah ini masalah Korea Selatan?" kata ayahnya. Ia bertanya tak bisakah Hang-ah tidak turut campur masalah negara (Selatan) dan hanya mendukung Utara.  

"Ayah!!" protes Hang-ah. Ayah Hang-ah menunduk, nampak malu karena telah mengusulkan hal seperti itu pada Hang-ah.  

Hang-ah berkata tugas terpentingnya saat ini adalah melindungi Jae-ha. Bukankah ayahnya sendiri yang mengatakan bahwa ia sekarang orang Selatan. Ayah Hang-ah tak bisa berkata apa-apa lagi.  

Hang-ah menemui Jae-ha yang masih terus sibuk. Jae-ha meminta maaf karena telah mengingkari janjinya untuk berkencan.  

Hang-ah ingin meringankan beban Jae-ha, karena itu ia berkata kalau Utara akan mengirimkan wakilnya ke ICC. Termasuk dirinya yang akan pergi.  

"Yang Mulia, bukankah Kim Bong-gu telah melakukan kejahatan dengan mengganggu perdamaian Utara-Selatan? Pada saat seperti ini, mengirimkan orang sepertiku sebagai perwakilan akan saat berguna. Dan lagi cara pendekatan kita berdua sangat mirip," bujuk Hang-ah.  

"Tidak boleh," Sahut Jae-ha tegas. "Penculikan, dipenjara....kesulitan apa lagi yang hendak kau jalani?"  

"Aku ingin membantu Yang Mulia. Dan lagi..."  

"Aku hanya ingin kau tinggal di sini dan tak melakukan apapun sampai Kim Bong-gu dihukum. Setidaknya sampai ia diadili, tidak bisakah kau tinggal di sisiku saja?"  

Hang-ah terus berusaha membujuk Jae-ha untuk mengijinkannya pergi. Masalah Bong-gu harus diselesaikan secepat mungkin dan ia melihat saat ini hanya Jae-ha dan Korea Selatan yang sedang berjuang untuk mencari kadilan. Ia juga ingin membantu.  

"Sudah kubilang tidak apa-apa, kau tinggal saja di sini," Jae-ha menaikkan suaranya. "Aku tidak sanggup bila kau diculik lagi."  

"Kalau begitu sampai kapan aku harus bersembunyi?"  

"Bukankah aku sudah bilang? Sampai Bong-gu diadili."  

"Bagaimana jika ia tidak dipenjara? Apa kau akan seumur hidup bersembunyi di istana dan takut padanya?" tanya Hang-ah. Jae-ha tetap pada pendiriannya, Hang-ah tidak boleh pergi. Hang-ah meninggalkan Jae-ha dengan kesal. Jae-ha terlihat menyesali pertengkaran mereka.  

Tampaknya Hang-ah juga menyesal. Ia mengeluh hanya karena ingin menangkap Bong-gu, Jae-ha telah memarahinya.  

Kepala keamanan menemui Hang-ah dan bertanya apakah Hang-ah bisa pergi ke suatu tempat di mana ia pernah mengadakan kegiatan sosial.  

Hang-ah bingung, semalam ini? Kepala keamanan mengiyakan. Ada seorang lansia kesepian yang ingin sekali bertemu dengan Hang-ah. Hang-ah berkata dengan nada menyesal kalau ia telah dilarang pergi keluar istana oleh Jae-ha.  

"Aku boleh pergi, bukan?" tanyanya senang, tiba-tiba menyadari kalau kepala keamanan tidak akan memintanya jika Jae-ha belum mengijinkan. Kepala keamanan membenarkan, Jae-ha telah memberinya ijin. Hang-ah tersenyum.  

Episode-19 (Bagian 2)

Hang-ah diturunkan di suatu tempat yang gelap dan sepi. Ia bertanya-tanya di mana lansia yang harus ditemuinya. Tiba-tiba mobil mengantarnya meninggalkan Hang-ah.  

Hang-ah kebingungan berdiri di tempat yang gelap itu. Seseorang menjentikkan jarinya. Kembang api serta merta memenuhi langit, lampu berwarna-warni menyala, dan air mancur di tempat itu dijalankan. Jae-ha berdiri di tengah-tengah, tersenyum memandang Hang-ah. Romantis banget^^  

Hang-ah tersenyum geli. Apakah lansia yang harus dikunjunginya bernama Lee Jae-ha? "Ya," kata Jae-ha malu-malu.  

"Apakah ini tempat romantis yang pernah kaubicarakan?" tanya Hang-ah.  

Jae-ha berkata sekarang sudah jam 11 malam. Tempat yang ia maksudkan sebelumnya telah dipenuhi banyak orang. Mereka akan segera dikenali dalam 2 detik.  

"Apa yang akan kaulakukan jika Kim Bong-gu muncul?" sindir Hang-ah. "Aku ketakutan...." Hang-ah cemberut. Jae-ha tertawa geli. Ia berkata tempat itu sudah dijaga ketat jadi tak perlu khawatir.  

"Sudahlah, tak ada orang dan tak ada yang bisa dilihat di sini," kata Hang-ah pura-pura kecewa.  

"Bukankah aku ada di sini," protes Jae-ha.  

"Juga tidak ada cahaya matahari."  

"Ada cahaya bulan."  

Hang-ah masih cemberut. Jae-ha meminta maaf karena tak bisa menggandeng tangan Hang-ah seperti yang pasangan lain lakukan. Tak bisa minum teh dan jalan-jalan bersama.  

"Aku benar-benar minta maaf."  

Hang-ah akhirnya tersenyum.  

"Aku minta maaf karena berteriak padamu setiap hari. Aku minta maaf karena marah padamu. Kubilang aku akan memberimu kebahagiaan tapi aku membuatmu mengalami berbagai penderitaan. Aku benar-benar minta maaf. Jadi aku tak ingin kehilangan dirimu lagi. Jika aku tak memilikimu, aku tak akan bisa melakukan apapun."  

Hang-ah tak mengatakan apapun. Ia tersenyum mengerti dan memeluk Jae-ha erat-erat.  

Kencan mereka pun dimulai. Jae-ha "menyeret" Hang-ah untuk menaiki roller coaster. Hahaha...wanita jagoan kok takut naik roller coaster (kalo aku bukan jagoan jadi takut setengah mati hehehe^^).  

Tapi begitu ia naik ke rolloer coaster dan melihat apa yang ada dihadapannya, Hang-ah berseru kagum. Pada akhirnya Hang-ah yang berteriak-teriak ingin naik lagi sementara Jae-ha terlihat pucat.

Mereka safari malam melihat binatang-binatang. Raja kita mengalungi makanan ringan dan menyuapi calon Ratu. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan bahagia.  

Saat mereka berjalan sambil bercanda, tiba-tiba Jae-ha berjongkok. Hang-ah bingung saat berbalik tak melihat Jae-ha. Jae-ha ternyata sedang mengikat tali sepatu Hang-ah.  

"Jika tali sepatumu terlepas, orang bilang ada yang sedang memikirkanmu saat ini. Menurutmu siapakah orang yang paling memikirkanmu saat ini?" tanyanya. Hang-ah tersenyum. Hehe...Jae-ha gombal juga ya^^  

But Ha Ji-won is really really really a lucky woman (Jo In-sung, Kang Dong-won, Hyun Bin, and now Lee Seung-gi??? Ckckck.... )  

Mereka duduk bersantai di taman di bawah sinar rembulan. Hang-ah kembali mengungkit penyebab pertengkaran mereka. Ia mengajak Jae-ha pergi bersamanya ke ICC. Ia minta Jae-ha tidak melihatnya hanya sebagai seseorang wanita, tapi sebagai seseorang yang bisa bergandengan dengan Jae-ha menghadapi masalah. Bukankah kendaraan roda dua lebih stabil dibandingkan yang beroda satu?  

"Apa kau benar-benar ingin pergi?" tanya Jae-ha. Ia masih keberatan dengan kepergian Hang-ah.  

"Komrad Lee Jae-ha..."  

"Sudah kubilang aku tidak mau jadi komradmu," ujar Jae-ha. Tapi ia tak ingin bertengkar lagi dengan Hang-ah. Jae-ha menarik nafas panjang.  

"Baiklah, anggap saja aku ini Kim Bong-gu. Apa yang akan kaulakukan?"  

Hang-ah berkata ia akan pergi ke ICC, bukan pergi menemui Bong-gu di tempat penahanan. Jae-ha bertanya bagaimana jika Bong-gu melarikan diri.  

"Aku Kim Bong-gu. Apa yang akan kaulakukan jika melihatku?" tanya Jae-ha.  

Hang-ah menarik nafas panjang. Lalu ia tiba-tiba memiting lengan Jae-ha dan membaliknya. Satu tangan menahan tangan Jae-ha dan satu lagi di leher Jae-ha.  

"Ini adalah perkenalan diri yang terlambat," kata Hang-ah dengan nada mengancam, "Aku adalah Kim Hang-ah, tunangan Raja Korea Selatan. Orang Selatan menyebutku wanita dari Utara."  

Jae-ha tertegun. Hang-ah mengetatkan cengkeramannya. "Kau brengsek. Kau bertemu dengan orang yang tepat saat ini. Kau...menyebabkan kekasihku begitu tersiksa? Hari ini adalah hari kematianmu." (wah kalau bener ada scene Hang-ah menyerang Bong-gu seperti ini keren banget hahaha^^)  

"Aku akan bersikap baik," sahut Jae-ha (kata-kata yang diucapkannya saat Hang-ah "membantainya" di kamar mandi pada pertemuan pertama mereka). "Apapun yang kaukatakan...aku akan mendukungmu."  

Hang-ah tersenyum dan melepaskan Bong-gu...eh Jae-ha. Ia meminta waktu tiga hari.  

"Cepatlah kembali," kata Jae-ha.  

"Kau tahu aku selalu berada di sisimu, bukan? Aku akan kembali," Hang-ah menenangkan.  

Jae-ha bangkit berdiri dan memandang Hang-ah dengan lembut, lalu mengecup bibirnya. Hang-ah tersenyum dan balas mengecup Jae-ha. Lalu......  

Hang-ah pergi ke ICC dan bertemu dengan penuntut ICC yang menangani kasus Bong-gu. Ia membeberkan semua kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan Bong-gu. Temasuk kepemilikan paspor ilegal di banyak negara, pelenyapan barang bukti, dsb.  

Tapi penuntut itu memotong ucapan Hang-ah dan berkata kalau Bong-gu telah dibebaskan dengan jaminan 20 menit yang lalu. Petisi para politisi dari berbagai negara telah dikabulkan. Hang-ah dan timnya terkejut, bukankah keputusan itu baru akan diputuskan 2 minggu lagi. Penuntut itu berkata hakim telah memberikan pengecualian atas dasar kesehatan Bong-gu yang memburuk.  

Pada intinya penuntut itu berkata sia-sia saja Hang-ah ingin membatalkan pembebasan itu. Kekuasaannya tak seimbang. Lawan mereka adalah Amerika Serikat.  

Penuntut itu pamit. Hang-ah kesal. Ia berkata ia adalah perwakilan dari Korea Utara, tidak bisakah penuntut itu mendengarkannya selama 5 menit saja. Penuntut itu berkata ia telah berulangkali menemui perwakilan berbagai negara. Apakah ada alasannya hingga ia harus berbicara denga perwakilan Korea Utara selama lebih dari dua menit?  

Hang-ah terduduk lesu. Kecewa dan kesal.  

Ia dan timnya berjalan ke luar ICC dengan wajah sedih. Ia bertanya sebenarnya negaranya dianggap apa? Bagaimana bisa begitu tak berkuasa?  

Sebuah mobil berhenti tak jauh dari mereka. Bong-gu. Ia turun dari mobilnya. Para pengawal bergerak ke depan untuk menjaga Hang-ah. Hang-ah mengangkat tangannya, memberi tanda kalau ia tak apa-apa. Ia menatap Bong-gu dengan tajam.  

"Sepertinya negara kalian naik derajat," sindirnya," Tentu saja, kau kan akan menikah dengan Raja. Suamimu pasti akan memberi banyak bantuan (ke Utara)..."  

"Kudengar kau menggunakan alasan kesehatan untuk mendapat pembebasan bersyarat. Tapi kulihat kau tak sesakit itu," balas Hang-ah dengan dingin.  

Bong-gu berkata hanya para politikus berpengaruh yang mengerti betapa sakit hatinya. Tentu saja, menghadapi bencana penjara pasti akan menimbulkan kegalauan, sindir Hang-ah.  

"Bagaimana dengan pernikahan kalian?" tanya Bong-gu.  

"Asalkan kau tak mengganggu..."  

"Tentu saja aku akan melakukannya...Aku akan menciptakan pertempuran besar," kata Bong-gu tersenyum.  

Pada saat yang sama, Jae-ha bertemu dengan Direktur Amerika (sekutu Bong-gu) di istana. Direktur itu memberitahu Jae-ha kalau mereka akan menyerang Utara dengan bom. Hal itu belum diputuskan tapi sedang terus dibicarakan.  

"Apa kau senang?" ujar Jae-ha. Perekam Ilseongnok pun diaktifkan.  

Entah Direktur itu melihatnya atau tidak, ia bertanya apa maksud perkataan Jae-ha barusan. Jae-ha berkata bukankah seharusnya Direktur itu tidak berbicara sembarangan jika hal itu belum resmi diputuskan. Mulai sekarang ia ingin Direktur itu menjawab pertanyaannya dengan jujur.  

"Apakah Amerika sudah memutuskan untuk menyerang Korea Utara?" tanyanya. (ini adalah pertanyaan jebakan Jae-ha. Agar jika terjadi sesuatu, Direktur itu harus mempertanggungjawabkan perkataannya)  

"Ini adalah strategi militer negara kami. Kami tidak pernah mengatakannya pada orang asing, dan kami tidak akan memberitahu Korea. Kami tidak punya kewajiban untuk itu," jawab Direktur itu, ia tidak terjebak.  

Jae-ha menarik nafas panjang dan membenarkan perkataan Direktur itu. Direktur itu berkata belum ada keputusan yang dibuat mengenai serangan Amerika ke Utara. Ia memastikan ia akan kembali menemui Jae-ha.  

Jae-ha tersenyum dan bangkit berdiri. Dengan ramah ia mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Direktur itu.  

"Oya, jika kalian menyerang Utara, kalian sebaiknya tidak melangkah ke Selatan," ujar Jae-ha. Artinya ia tidak akan membantu Amerika menyerang Utara, bahkan tidak membiarkan Selatan sebagai pintu masuk Amerika ke Utara. Senyum Direktur itu langsung lenyap (walau lebih keliatan merengut kaya anak kecil hehehe...aktor asing ini agak parah aktingnya.

Kembali ke "perbincangan" Hang-ah dan Bong-gu. Bong-gu tahu Jae-ha bukan orang yang mudah dihadapi.  

"Tapi Jae-ha hanya seorang Raja. Kekuasaannya terhadap militer juga tidak ada apa-apanya. Tidak akan berhasil. Jadi akan lebih baik jika kalian berdiam diri dan membiarkan diri kalian dipukul beberapa kali, bukankah akan baik?" kata Bong-gu mengintimidasi.  

"Bagaimana ini? Ekspresi matamu menunjukkan ketidakyakinan dan ketidakstabilan," sahut Hang-ah. Bong-gu terlihat bingung. Hang-ah berkata ia diajarkan untuk membaca ekspresi orang saat ia dilatih untuk membunuh.  

"Pengendalian ekspresi. Tapi kau sama sekali tidak bisa mengendalikannya. Apa kau ketakutan hingga seperti ini?" tanya Hang-ah pura-pura prihatin.  

Bong-gu tertawa. "Menarik, Nona Utara. Aku akan mengirim surat pada Lee Jae-ha hari ini. Hadiah pernikahan. Kalian sebaiknya membacanya baik-baik. Apa yang Korea Utara harus lakukan untuk bertahan di dunia ini? Itu adalah rahasiaku," ujar Bong-gu sebelum ia berbalik pergi. Hang-ah hanya menatapnya dengan tenang.  

"Oya, Korea Selatan juga akan sulit untuk bertahan jika terjadi perang," katanya, "Pengendalian ekspresi!! Jelas-jelas ekspresimu berubah." Bong-gu menertawakan Hang-ah lalu pergi. Hang-ah kesal melihat Bong-gu bebas pergi begitu saja (me too ...)  

Surat yang dimaksud oleh Bong-gu adalah rincian daftar persyaratan dari Klub M agar perang Utara-Selatan tidak terjadi. Pada intinya, mereka ingin mengendalikan Korea Selatan dan meminta tuntutan terhadap Bong-gu dibatalkan. Sekretaris Eun berkata tentu saja mereka tidak boleh memenuhi tuntutan itu. Sama saja dengan menjual Korsel pada Klub M untuk dikendalikan.  

Ia, Jae-ha, dan Hang-ah sedang membicarakan surat tersebut. Jae-ha khawatir jika perang benar-benar meletus. Sekretaris Eun berkata sejak awal mereka memang selalu dalam ancaman perang. Hang-ah berkata rencana perkawinannya membuat semuanya bertambah buruk.  

"Nona Kim Hang-ah tidak melakukan kesalahan apapun," kata Sekretaris Eun menenangkan. "Mereka hanya berusaha mencari kesalahan. Sekarang mereka menyerang kita secara psikologi untuk menekan kita. Kita tidak boleh membiarkan mereka mengendalikan kita."  

Rupanya Sekretaris Eun benar-benar telah belajar dari kesalahannya. Ia sekarang sangat menentang Klub M (atau karena dendam juga Bong-gu telah membunuh Shi-kyeong).  

Jae-ha masih khawatir akan terjadi perang. Bong-gu sanggup melakukan apapun.  

Sekretaris Eun berkata hanya ada dua pilihan bagi Jae-ha. Pertama, memenuhi semua tuntutan Bong-gu dan mengobarkan bendera putih tanpa syarat. Menyerahkan negara mereka. Kedua, mencoba segala cara kecuali menyerah, dan berusaha sebaik-baiknya mencegah terjadinya perang.  

"Jika Yang Mulia seorang warga negara, Raja seperti apa yang akan Yang Mulia pilih?"  

Jawabannya sudah pasti. Jae-ha memandang Hang-ah yang sejak tadi mengamati reaksinya. Jae-ha tersenyum.  

"Kita mulai dengan diplomasi," ujarnya. Mereka tidak akan menyerah.  

Jae-ha dan Hang-ah mengunjungi 20 negara untuk menjalankan kegiatan diplomatik. Gunanya? Mendekati mereka agar mendukung persatuan Utara dan Selatan.  

Dong-ha menemui Jae-shin dan menyerahkan brankas peninggalan Shi-kyeong. Ia telah diberitahu jika terjadi sesuatu pada Shi-kyeong, maka ia harus menyerahkan kotak itu pada Jae-shin. Kotak itu diberikan pada setiap pengawal kerajaan untuk menyimpan barang berharga mereka.  

"Berapa kodenya?" tanya Jae-shin. Duka masih menyelimuti wajahnya.  

"8603... maafkan aku," Dong-ha lupa kode selanjutnya. Ia merogoh kantung celananya.  

Jae-shin menekan tombol 860315. Kode diterima. Dong-ha terkejut.  

"Itu adalah tanggal ulang tahunku," kata Jae-shin dengan sedih. Ia membuka kotak itu. Di dalamnya hanya terdapat sebuah video VHS (kuno banget^^).  

Dong-ha memasukkan video itu ke pemutar VHS milik Shi-kyeong yang hanya berada di ruangan Shi-kyeong. Sekarang ruangan itu digunakan oleh Dong-ha, tapi untungnya ia tidak membuang pemutar video itu walau sudah ketinggalan jaman. Dong-ha menyerahkan remote pada Jae-shin lalu meninggalkannya sendirian.  

Jae-shin menekan tombol "play". Muncullah Shi-kyeong di layar dengan wajah lugunya T_T  

"Ehem...awalnya aku berniat menulis surat tapi aku penulis yang buruk jadi aku membuat video ini."  

Jae-hin meneteskan air mata.  

"Mengenai ciuman itu, aku minta maaf. Aku seorang pengecut, Puteri. Karena aku membosankan dan menyebalkan, jika aku membuat kesalahan sedikit saja mungkin akan membuat Puteri merasa bosan. Jadi aku hanya bisa memperhatikan Puteri dari jauh. Tapi tetap saja itu tidak berhasil," Shi-kyeong tersenyum malu.  

Jae-shin menonton video itu seakan Shi-kyeong duduk di hadapannya.  

"Sejak pertama kali bertemu denganmu, aku telah menyukaimu. Kau sangat bebas dan anggun. Sikap-sikap yang tidak aku miliki. Aku telah memikirkannya puluhan ribu kali mengenai betapa baiknya jika aku adalah orang yang Puteri sukai. Aku tak sepadan untuk Puteri, bukan?"  

Jae-shin menangis, karena sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama pada Shi-kyeong. Ia merasa tak sepadan dengan Shi-kyeong karena ia cacat.  

"Karena itu aku mengumpulkan keberanianku karena aku ingin menjadi orang yang sepadan dengan Puteri. Jika Puteri melihat video ini....Tidak, aku... Tidak, Puteri tidak akan menonton video ini (karena artinya Shi-kyeong telah mati jiak Jae-shin sampai menonton video ini). Aku juga tidak akan mati. Aku akan kembali dengan penuh percaya diri," Shi-kyeong tersenyum dengan yakin.  

Ia mengeluarkan sebuah buku dan memperlihatkannya pada Jae-shin. Buku kumpulan humor.  

"Aku akan membawa buku ini bersamaku. Tidak akan ada lagi orang yang membosankan di masa yang akan datang."  

Jae-shin tertawa di tengah tangisnya.  

Shi-kyeong bahkan melucu dengan berkata kalau ia akan luwes mulai dari sekarang, sambil mengangkat tangannya. Ia menertawakan dirinya sendiri.  

"Aku akan akan penuh percaya diri dan keren seperti Puteri saat aku kembali.Dan akan mengatakannya sendiri pada Puteri. Bahwa aku mencintaimu," Shi-kyeong tersenyum polos.  

Ia memberi hormat. Jae-shin menangis tersedu-sedu.  

Bong-gu melihat berita mengenai kegiatan Jae-ha (yang mengadakan kegiatan diplomatik bersama Menteri dari Korut ke Jerman dan negara-negara lain di Eropa) melalui pesawat televisi di rumah sakit. Karena ia mengajukan pembebasan dengan alasan kesehatan, maka ia harus dirawat agar terlihat lebih meyakinkan.  

Ia bertanya pada Daniel Craig mengenai balasan surat yang ia kirimkan pada Jae-ha sebagai hadiah pernikahan. Belum ada tanggapan dari Jae-ha. Jae-ha malah mengadakan perjalanan diplomatik bersama pejabat dari Utara juga.  

"Bagaimana dengan Amerika?" tanya Bong-gu.  

"Para senator berusaha keras. Tapi mereka mengalami kesulitan untuk membuat alasan penyerangan ke Utara tanpa penyebabkan perdebatan politik. Dan lagi Utara dan Selatan sedang dalam keadaan damai pada saat ini. Tidak ada lagi alasan," jawab Daniel Craig.  

"Benarkah? Kalau begitu buatlah alasan," ujar Bong-gu.  

Berikutnya, tersiar dalam berita terjadi ledakan bom bunuh diri di Michigan (sebuah kota di Amerika), oleh teroris yang diidentifikasi sebagai teroris dari Korea Utara. Direktur Amerika tersenyum melihat berita itu dan menelepon Presiden. Melaporkan kalau teroris Korut menyerang mereka. Ia bertanya berapa lama lagi mereka harus memberi tolerasi.  

Jae-ha menonton Presiden Amerika memberi pernyataan akan melawan aksi teroris Korut dan melakukan tindakan keras. Ia langsung memerintahkan untuk pulang ke Korsel.  

Tentu saja teroris itu bukan dari Korut. Itu adalah perbuatan Klub M untuk mengadu domba Korut dan Amerika. Lalu karena Amerika sekutu Korsel, maka Korsel dipaksa untuk membantu Amerika menyerang Korut. Dengan demikian yang berperang adalah Utara dan Selatan.  

Komandan Tinggi Korut sangat kesal atas tuduhan Amerika. Ayah Hang-ah menemuinya. Ia berkata masalah ini tidak sederhana. Sepertinya Amerika bukan hanya menakut-nakuti.  

Komandan Tinggi mengira perjanjian damai Utara dan Selatan yang telah membuat Amerika bertindak. Ia pikir Amerika tidak senang dengan kedekatan Utara dan Selatan.  

Ayah Hang-ah mengusulkan agar mereka meminta bantuan Selatan. Terus menyangkal kalau serangan teroris ini perbuatan Utara hanya akan sia-sia dan malah akan memperburuk keadaan. Apalagi mereka tidak tahu apakah benar Amerika akan menyerang Utara atau tidak.  

"Jadi kita harus meminta bantuan pada Selatan untuk menjadi perantara kita dengan Amerika? Apakah Selatan akan lebih mementingkan kita daripada Amerika?" tanya Komandan Tinggi tak percaya.  

"Kalau begitu, apa kau ingin bertempur dengan Amerika?" tanya ayah Hang-ah. Komandan Tinggi mendesis kesal.  

"Tidak, bukan? Kita akan mati jika kita melawan mereka. Hubungi Selatan dengan diam-diam dan minta mereka menjadi mediator Amerika dan kita," ayah Hang-ah menasihati. Komandan Tinggi tampaknya setuju. Tak ada jalan lain.  

Sementara itu Perdana Menteri Korsel mendapat telepon dari seorang Jenderal bintang empat Amerika. Sigh....PM ini tidak bisa diharapkan..  

Entah apa yang mereka bicarakan, yang pasti Korsel mengumumkan melalui berita bahwa persiapan perang telah dinaikkan ke tingkat 3. Komandan Tinggi Korut dan ayah Hang-ah menyaksikan berita ini melalui TV.  

Ayah Hang-ah terkejut mendengar berita bahwa Korsel akan memihak Amerika dan menyerang Utara. Komandan Tinggi tersenyum sinis, setelah WOC dan pertunangan Utara-Selatan, inikah hasil dari 3 tahun kepercayaan yang telah mereka bangun? (juga hasil kerja keras Jae-kang dan ayah Hang-ah)  

Komandan Utara mengangkat telepon, hendak mengumumkan perang. Ayah Hang-ah masih berusaha menasihatinya, tapi Komandan Tinggi membentak ayah Hang-ah. Jika ayah Hang-ah hendak membicarakan kepercayaan Utara-Selatan lagi, sebaiknya ayah Hang-ah keluar sekarang juga. Ayah Hang-ah tak bisa berkata apa-apa lagi.  

Maka segera muncul dalam berita kalau Korut mengumumkan perang terhadap Korsel karena merasa dikhianati. Para pengawal kerajaan melihat berita itu dan bingung mengapa Korut menuduh mereka berkhianat.  

Komandan pengawal kerajaan menelepon Dong-ha dan memberinya sebuah tugas. Dong-ha merasa keberatan dengan tugas itu tapi akhirnya ia menurut.  

Ia menemui Jae-ha dan Hang-ah yang masih berada di atas kapal. Mereka telah tiba di Korsel dan siap kembali ke istana, tapi Dong-ha meminta Jae-ha kembali sendirian ke istana.  

Jae-ha dan Hang-ah bingung. Dong-ha berkata ayah Hang-ah hendak menemui Hang-ah. Jae-ha tersenyum dan berkata ia juga akan menemui ayah Hang-ah. Tapi Dong-ha berkata kalau ayah Hang-ah ingin berbicara berdua dengan Hang-ah. Dan nanti ia akan mengantar Hang-ah dan ayahnya kembali ke istana.  

Jae-ha masih merasa ada yang aneh. Hang-ah menenangkannya. Ia menyuruh Jae-ha kembali lebih dulu ke istana, ia akan menyusul. Hang-ah menyaksikan kepergian Jae-ha dari atas kapal. Ayahnya menghampirinya. Hang-ah menyapanya dengan gembira tapi ia heran melihat raut wajah ayahnya.  

Jae-ha dan Hang-ah berada dalam mobil yang berbeda. Hujan turun dengan lebat. Dong-ha yang menemani Jae-ha terlihat merasa bersalah.  

Sementara itu mobil Hang-ah tidak memasuki Seoul. Hang-ah bertanya pada ayahnya mereka hendak ke mana. Ayah Hang-ah tak menjawab dan tak berani memandang wajah puterinya.  

Iring-iringan mobil Jae-ha berhenti di markas militer. Para Jenderal menemuinya. Jae-ha bertanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dong-ha memberitahu Jae-ha kalau persiapan perang telah dinaikkan ke level 3 dan sekarang komando militer menjadi komando gabungan Korsel-Amerika.  

"Apa???!" seru Jae-ha kaget.  

Hang-ah dibawa ayahnya ke perbatasan Utara-Selatan. Hang-ah berteriak pada ayahnya untuk memberitahunya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ia digiring oleh pengawal ayahnya.  

"Utara telah mengumumkan kalau mereka akan menyerang Seoul," kata Dong-ha pada Jae-ha.  

"Ini perang. Amerika telah mengumumkan akan menyerang Pyeongyang, dan....Pyeongyang akan menyerang Seoul," kata ayah Hang-ah pada puterinya.  

Jae-ha dan Hang-ah terbelalak.  

"Bagaimana dengan Hang-ah?" tanya Jae-ha.  

"Mari kita pergi. Kita bisa pergi sekarang karena aku memohon pada Menteri Persatuan Korsel," kata ayah Hang-ah. Hang-ah dipegangi oleh pengawal ayahnya dan diseret melewati perbatasan.  

"Tidak, aku tidak bisa kembali ke Utara seperti ini!" seru Hang-ah.  

"Aku tanya Hang-ah di mana?!!" bentak Jae-ha pada Dong-ha.  

"Komrad Lee Jae-ha!!" seru Hang-ah meronta-ronta berusaha melepaskan diri. "Ayah!!!"  

Komentar:

Episode yang berat T_T  

Sebenarnya sejak Episode 18 sudah banyak tanda bahwa Shi-kyeong akan pergi, tapi kita selalu berharap akan kebaikan hati penulisnya untuk membuat Shi-kyeong tetap hidup. Sayang, dunia Kdrama tak sebaik itu. Drama tanpa drama bukanlah drama..sigh...poor Jae-shin...

Akhirnya yang ditakutkan terjadi juga. Perpisahan Jae-ha dan Hang-ah karena perang Utara-Selatan. Walau provokatornya Klub M, tetap saja menandakan kalau rasa saling percaya antara Utara-Selatan masih rapuh. Bila Jae-ha dan Hang-ah tak bisa melewati kemelut ini, maka hubungan keduanya di masa yang akan datang pun akan terus dibayangi oleh perpisahan. Apakah cinta keduanya sanggup menghentikan perang? Ataukah keduanya harus berkorban nyawa seperti Romeo dan Juliet baru semua orang merasa puas?  

Episode-20-Tamat        

Hang-ah meronta-ronta dan berteriak pada ayahnya kalau ia dan Jae-ha tak terpisahkan.  

"Cukup!" bentak ayah Hang-ah. Hang-ah terkejut, ayahnya tak pernah bersuara keras seperti ini padanya. "Kalau begitu apa kau kau akan baik-baik saja jika kau tidak bisa melihat Ayah lagi? Orang-orang yang terpisah saat perang Utara dan Selatan baru bisa bertemu kembali setelah 35 tahun. Lalu kapan kita akan bertemu kembali? Aku...jantung Ayah...Walau telah berlalu puluhan tahun, jantung ini akan tetap menantimu. Tapi....tulang-tulang dalam tubuh Ayah...sudah tua. Jika kita berpisah seperti ini, kau hanya akan bisa melihat ayah di pemakaman."  

Ayah Hang-ah memalingkan wajahnya karena tak bisa menahan tangisnya. Hang-ah sedih melihat ayahnya. Ayah Hang-ah berkata jika Hang-ah ingin tetap tinggal maka Hang-ah boleh tinggal. Hang-ah menunduk.  

Jae-ha menemui Perdana Menteri dan bertanya siapa yang telah menaikkan status perang hingga tingkat 3. Perdana Menteri dengan takut-takut berkata ia telah bernegosiasi dengan pemerintah Amerika dan itu adalah hasil keputusan Presiden Amerika Serikat.  

Jae-ha sangat marah. Kekuasaan militer seharusnya berada di tangannya, beraninya Amerika memutuskan sendiri. Ia kesal Perdana Menteri mengikuti keinginan Amerika tanpa berbicara dengannya terlebih dahulu.  

Ayah Hang-ah menanti keputusan Hang-ah. Belum sempat Hang-ah menjawab, ponselnya berbunyi. Jae-ha.  

Ayah Hang-ah melarang Hang-ah menerima telepon dari Jae-ha. Ia berkata Selatan telah mengkhianati Utara dengan mengumumkan status perang. Hang-ah terkejut, hal itu pasti terjadi karena mereka sedang di luar negeri. Ayah Hang-ah berkata bagaimanapun juga Jae-ha orang Selatan (duh ayah Hang-ah lupa ya kalau Jae-ha sampai bersedia berlutut dan memohon agar Hang-ah selamat).  

"Yang Mulia tidak sama dengan mereka," kata Hang-ah tegas. Ia pergi menjauh dari ayahnya untuk mengangkat telepon.  

Jae-ha yang sejak tadi frustrasi karena teleponnya tidak diangkat, lega mendengar suara Hang-ah. Jae-ha bertanya Hang-ah ada di mana. Hang-ah tidak menjawab, ia balik bertanya apakah Jae-ha sudah memikirkan jalan keluarnya.  

Jae-ha berkata para menteri sedang membicarakannya. Ia bertanya apakah Hang-ah ditarik kembali ke Utara untuk urusan militer (menjadi tentara...artinya berperang melawan Selatan).  

"Bukan," jawab Hang-ah. Jae-ha nampak lega. Hang-ah berkata ada kesalahpahaman yang mendalam dari orang Utara terhadap Selatan. Ia bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki situasi. Tapi Jae-ha tidak tahu, ia harus mengetahui niat Amerika di balik semua ini.  

"Tapi Utara telah memutus semua jalur komunikasi," kata Jae-ha.  

Hang-ah menoleh pada ayahnya dan bertanya apakah jalur komunikasi darurat juga diputus. Ayah Hang-ah berkata partai yang telah memutuskan demikian. Hang-ah terkejut, itu artinya ia tak bisa lagi menghubungi Selatan (alias Jae-ha). Ayah Hang-ah berkata perang akan dimulai, untuk apa menelepon.  

"Apakah jalurnya tidak bisa diperbaiki?" tanya Hang-ah, mulai putus asa.  

"Sudah Ayah bilang perang akan dimulai!"  

Hang-ah menahan tangisnya. Ia berbicara kembali dengan Jae-ha di telepon. Jae-ha menyuruh Hang-ah kembali, ia akan mengirim orang untuk menjemput Hang-ah.  

"Aku....aku...akan kembali ke Utara," kata Hang-ah. Ayahnya dan Jae-ha terkejut. Hang-ah berkata hubungan Utara-Selatan telah terputus. Tidak ada lagi komunikasi, yang tersisa hanya perang.  

"Kami tak pernah memutus kontak, pihakmu yang memutusnya."  

"Itulah sebabnya, aku akan kembali dan memulihkan jalur komunikasi. Aku akan kembali dan memberitahu partai apa yang sebenarnya Yang Mulia pikirkan untuk menghentikan perang. Aku akan melakukan yang terbaik untuk meyakinkan Utara."  

"Tapi kita tidak akan bisa saling menghubungi," protes Jae-ha. Perubahan bisa terjadi hanya dalam hitungan detik. Perang bisa terjadi kapan saja.  

"Bukankah hati kita bersama?" ujar Hang-ah. "Apakah karena situasi berubah maka hatimu akan ikut berubah?"  

Jae-ha bertanya apakah itu sebabnya Hang-ah ingin kembali. Masalahnya bukan hanya perang, mereka berdua juga bisa terbunuh sewaktu-waktu dan tak akan bertemu kembali.  

"Aku berharap dapat selalu melihat Ayah, dan aku berharap aku juga dapat selalu melihat Yang Mulia. Itulah sebabnya aku kembali. Agar aku bisa bertemu kembali dengan Yang Mulia."  

"Hang-ah..." Keduanya berlinang air mata.  

"Yang Mulia pasti akan menghentikan perang ini, bukan? Aku juga akan melakukan hal yang sama. Jika kau ingat kita memiliki keinginan yang sama, kita pasti akan bertemu kembali. Aku mencintaimu."  

Hang-ah menutup teleponnya tanpa mendengar balasan Jae-ha. Ia menangis karena harus berpisah dengan Jae-ha, tapi dengan segera ia menghapus air matanya dan berjalan melewati ayahnya memasuki perbatasan Utara. Ada misi yang harus ia jalankan.  

Demikian juga dengan Jae-ha. Walau perpisahannya dengan Hang-ah terasa menyakitkan tapi ia harus berbuat sesuatu untuk menjalankan bagiannya.  

Direktur Militer AS menelepon Bong-gu. Ia mengatakan Presiden AS telah menyetujui serangan ke Korut. Serangan itu akan dilaksanakan pada tgl 24 Mei. Bong-gu tertawa senang dan memuji Direktur itu.  

Sekretaris Eun melaporkan pada Jae-ha kalau pihak Amerika semakin sering mengadakan perundingan akhir-akhir ini. Jae-ha mengerti, ia meminta Sekretaris Eun terus mencari indormasi.  

Tiba-tiba teleponnya berbunyi.  

"Ya?" jawab Jae-ha.  

"Apa kau telah melihatnya?" tanya Bong-gu.  

"Siapa ini?"  

"Walau telah beberapa waktu lamanya kita tidak berbicara, seharusnya kau tidak melupakan suaraku," ujar Bong-gu. "Aku mengirimmu email, bukalah. Jika kau tidak membukanya, kau akan menyesal. Itu mungkin informasi yang saat ini sangat kauinginkan.  

Jae-ha membuka emailnya dan membaca email kiriman Bong-gu. Ternyata Bong-gu mengirim salinan dokumen resmi rencana serangan Amerika ke Korut yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei jam 16.00.  

Sebenarnya ini merupakan informasi rahasia karena Amerika akan melakukan serangan mendadak. Tapi Bong-gu memberitahu Jae-ha informasi ini untuk memberitahukan kekuasaannya. Untuk memberitahu bahwa ini hukuman Jae-ha karena telah menghubungi ICC.  

"Aku sudah merencanakan semuanya. Bukankah sudah kukatakan saat di tebing. Republik Korea atau dirimu? Bukankah aku sudah menyuruhmu memutuskan? Pada akhirnya kau memilih dirimu sendiri. Sebagai seorang Raja, demi nyawamu sendiri, kau membiarkan negaramu berperang? Jika ada orang yang mati karena perang ini, maka itu adalah kesalahanmu," kata Bong-gu dengan nada menyalahkan. "Kau membunuh mereka semuanya."  

"Bukan," jawab Jae-ha tenang, "Kau yang membunuh mereka. Jangan mencoba menggunakan nada sombongmu itu untuk membuatku menyalahkan diriku sendiri. Aku hanya menggunakan cara yang benar melalui hukum, untuk menghukummu atas segala kejahatanmu."  

"Jadi menurutmu aku akan dihukum?" tanya Bong-gu geli.  

"Kau akan dihukum."  

Bong-gu tertawa. Ia mengingatkan sebentar lagi akan terjadi perang dan Jae-ha akan segera habis. Sedangkan ia akan dibebaskan.  

"Tidak. Aku akan menghentikan perang ini. Dan kau akan diadili."  

Bong-gu kesal sekali. Ia berkata Jae-ha hanya boneka pajangan (yang tak berkuasa dan tak ada artinya), lalu ia menutup teleponnya.  

Jae-ha meminta Sekretaris Eun memeriksa keaslian dokumen tersebut. Sekretaris Eun telah memeriksanya dan dokumen itu asli.  

Sekretaris Eun juga melaporkan kalau Amerika menginginkan status perang dinaikkan ke tingkat 2. Sebelumnya mereka menaikkan ke status 3 tanpa persetujuan Jae-ha. Kali ini mereka ingin Jae-ha menyetujui kenaikan status perang tersebut.  

Jae-ha tahu ini hanyalah formalitas. Walau ia menentang, pemerintah dan Amerika tetap akan menaikkan status perang. Sekretaris Eun membenarkan. Jae-ha bertanya apakah Utara akan menyerang Selatan jika Amerika menyerang Utara. Sekretaris Eun membenarkan, Utara tidak bisa membalas serangan langsung ke Amerika jadi mereka akan membalas ke sekutu Amerika terdekat, yaitu Korea Selatan.  

Ia menasihati bahwa sebagai keluarga kerajaan, Jae-ha harus mengutamakan keselamatan rakyat. Sekretaris Eun bertanya apa yang akan Jae-ha lakukan. Jae-ha merenung sejenak dan menyetujui perkataan Sekretaris Eun.  

Tanggal 1 Mei, status perang dinaikkan ke tingkat 2. Artinya seluruh tentara siap siaga menanti perintah dan dipersenjatai lengkap. Setiap saat mereka harus siap menembak jika sewaktu-waktu perang meletus.  

Komunikasi antara Utara-Selatan masih terputus total. Sekretaris Eun berjanji akan terus mencoba menghubungi pihak Utara. Jae-ha bertanya apakah Hang-ah tahu mengenai tanggal serangan Amerika ke Utara. Sekretaris Eun berkata sepertinya Hang-ah tidak tahu tanggal pastinya.  

Sementara itu Hang-ah diterima dengan ramah oleh Komandan Tinggi Utara. Ia memuji Hang-ah atas rasa cintanya pada tanah air. Hang-ah tak menanggapi.  

"Apakah kau pernah pernah mendengar Menteri Pertahanan Selatan mengatakan sesuatu? Khususnya mengenai ruang penyimpanan bom di mana keluarga kerajaan akan mengungsi jika terjadi perang," tanya Komandan Tinggi.  

"Apa kau sedang memancingku untuk mengatakan rahasia pertahanan mereka?" tanya Hang-ah tak suka.  

"Sebenarnya Selatan sangat besar hati. Walau kita yang memutus komunikasi, bukankah mereka terus aktif menghubungi kita? Kita juga seharusnya berkomunikasi dengan mereka dan mengadakan perundingan."  

Komandan Tinggi bertanya mengapa ia harus mendengarkan nasihat Hang-ah. Hang-ah berkata perang ini terjadi karena kesalahpahaman dari kedua belah pihak. Selatan tidak bermaksud berperang dengan Utara.  

"Apa kau tahu apa yang dilakukan Lee Jae-ha begitu ia kembali? Ia mengumumkan peningkatan status perang ke tingkat 2. Apakah itu artinya ia ingin berperang?"  

"Bukankah kita yang pertama kali mengumumkan perang?" Hang-ah meninggikan suaranya. "Sebagai seorang Raja ia hanya mengambil langkah waspada."  

"Komrad Kim Hang-ah!!" Komandan Tinggi berseru kesal. Ia menyindir rupanya Hang-ah tetap saja seorang wanita. Sekalinya jatuh cinta tidak bisa membedakan mana yang benar atau salah.  

"Jika aku seperti itu apakah aku akan kembali ke Utara?" tanya Hang-ah. "Aku memiliki kesempatan untuk tinggal bersama kekasihku di Selatan. Tapi aku membuang semua itu dan datang ke sini!"  

Komandan Tinggi mengusir Hang-ah. Ia tidak mau lagi berbicara dengan perwira yang membela Selatan. Hang-ah berkata ia hanya ingin menghindari perang. Ia sekali lagi meminta agar Komandan Tinggi membuka jalur komunikasi. Tapi Komandan Tinggi berkata hal itu sudah terlambat. Peluncur rudal telah disiapkan.  

Hang-ah terkejut. Ia bertanya apakah Utara akan memulai serangan. Komandan Tinggi balik bertanya apakah mereka harus menunggu diserang terlebih dahulu.  

Jae-ha menonton berita. Korut memberitakan akan menyerang Seoul dengan rudal. Mereka menyebut Jae-ha sebagai pengkhianat dan kroco Amerika. Di hari Amerika menyerang Pyeongyang, mereka juga akan menyerang Seoul dan menghabisi semuanya.  

Sekretaris Eun masuk dan menanyakan apakah Jae-ha sudah siap dengan pidatonya. Saat ini rakyat benar-benar ketakutan mendengar Korut akan menyerang mereka. Ia meminta Jae-ha bersikap tegas untuk menenangkan rakyat. Jae-ha mengangguk. Setelah Sekretaris Eun pergi, Jae-ha mulai mengetik pidatonya.  

"Aku dengan tegas meminta Amerika menjelaskan alasan untuk menyerang Korea Utara. Korea Utara juga harus menyingkirkan sikap militan mereka pada Korea Selatan dan secepatnya memulihkan jalur komunikasi. Jika Korea Utara bersikeras menyerang Seoul , kami Republik Korea akan melakukan segalanya..."  

Jae-ha terdiam. Ia teringat saat-saat ia bersama Hang-ah. Saat pelatihan WOC,hingga Hang-ah menjadi tunangannya, Hang-ah selalu berada di sisinya untuk mendukungnya.  

"....untuk membalas Korea Utara dengan menyakitkan."  

Hang-ah berbicara dengan ayahnya. Ia berkata sebenarnya ia tidak ingin berdebat dengan Komandan Tinggi tapi ia khawatir posisi ayahnya akan terpengaruh karena dirinya. Ayah Hang-ah hanya diam. Hang-ah mengungkapkan kekesalannya karena partai tidak mau berperundingan dengan Selatan.  

"Hari Minggu nanti kau tidak ada acara kan?" tanya ayah Hang-ah, "Bagaimana dengan berlibur bersama Ayah ke luar negeri?"  

Ia mengeluarkan dua lembar tiket pesawat tujuan Jerman. Ayah Hang-ah berkata dengan demikian ia bisa tetap tinggal bersama Hang-ah dan Jae-ha bisa sering-sering mengunjungi Hang-ah.  

"Ayah, apa Ayah berpikir untuk mengasingkan diri?" tanya Hang-ah tak percaya.  

Ayah Hang-ah berpendapat perang ini tidak terhindarkan lagi. Hang-ah bertunangan dengan orang Selatan, ia juga dianggap berpihak pada Selatan. Hidup mereka berdua akan melayang.  

Hang-ah bertanya apakah partai Utara sudah pasti akan menyerang. Ayah Hang-ah berkata negara mereka hanya membela diri, Amerikalah yang....  

"Aku tanya apakah partai sudah pasti akan menyerang?"  

"Tentu saja! Apa kau tahu apa yang Lee Jae-ha katakan tadi pagi? Ia bilang Utara akan mendapat balasan yang menyakitkan. Dia jelas-jelas tahu kau ada di Utara, bagaimana ia bisa mengatakan hal seperti itu? Bukankah artinya ia bisa membunuhmu? Ketika aku mendengarnya aku hampir gila," kata ayah Hang-ah kesal. Jika Hang-ah tidak mau ke Jerman, ia mengusulkan mereka pergi ke tempat di mana Jae-ha tak bisa menemukan mereka.  

Hang-ah berkata Jae-ha mengumumkan itu hanya di depan umum karena ia seorang Raja. Tapi ayah Hang-ah berkata justru karena ucapan itu diucapkan di depan umum maka partai menganggapnya serius.  

"Ketika aku mendengarnya, aku juga ingin memulai serangan seperti partai," ujar ayah Hang-ah.  

"Apa Ayah barusan berkata bahwa kita, Utara, yang akan memulai serangan?" tanya Hang-ah kaget. Ayah Hang-ah tak berani menatap puterinya. Sepertinya ia keceplosan bicara.  

"Artinya kita akan melakukan serangan mendadak?" tanya Hang-ah.  

Perdana Menteri Korsel sepertinya berpendapat sama. Ia ingin mulai menyerang lebih dulu. Sekretaris Eun bertanya apa untungnya memprovokasi pihak Utara dengan menyerang duluan.  

"Tentu saja kita akan mendapatkan kemenangan! Kita bisa menang hanya dalam waktu 3 hari. Asalkan kita menggunakan bunker bom Amerika untuk menyerang fasilitas nuklir Utara," kata Perdana Menteri.  

Sementara itu Jae-ha menemui Komandan Selatan pendamping tim WOC. Komandan Selatan berkata jika Selatan berhasil mengebom fasilitas nuklir Utara, maka efek radiasi nuklirnya akan seperti Chernobyl. Bukan hanya Utara yang akan terkena dampaknya, tapi Selatan juga.  

"Jika perang dimulai, berapa banyak kekalahan kita?"  

"Dua ratus ribu tentara pada awal perang. Lima ratus warga di ibukota terluka atau mati. Jika berlangsung seminggu, Kematian tentara bisa mencapai sedikitnya 1 juta jiwa. Kematian warga bisa mencapai 5 juta jiwa. Kerugian kita sedikitnya mencapai 200 milyar dolar AS. Untuk memulihkannya sedikitnya membutuhkan 300 milyar dolar AS."  

"T-Tunggu sebentar," Jae-ha kesulitan mencerna angka-angka tersebut saking tingginya. "Apa yang kaukatakan?"  

"Ini berdasarkan statistik tahun 1994. Saat ini mungkin angkanya mencapai dua kali lipat. Bagaimanapun juga tim gabungan Amerika-Korsel pasti menang pada akhirnya, tapi Utara juga tidak akan tinggal diam. Baik Utara maupun Selatan akan kembali ke masa 40 tahun lalu, masa pembangunan. Banyak pria berusia di bawah 40 tahun yang gugur. Ini adalah kehancuran total negara kita," Komandan itu menjelaskan. Jae-ha terhenyak mendengarnya.  

(Aku senang ada seorang perwira berpangkat tinggi yang mengetahui akibat perang dengan jelas dan tidak menganjurkan perang sama sekali. Sama seperti Shi-kyeong. Mereka menjadi tentara bukan untuk berperang, tapi agar rakyat hidup tenang dan damai.)  

Malam itu Jae-ha merenungkan perkataan kakaknya, Shi-kyeong, Bong-gu, dan Hang-ah.  

Jae-kang: "Apa kau tidak tahu apa yang terus kukatakan berulang-ulang dalam pikiranku? Perdamaian. Tidak hidup dalam ketakutan akan perang."  

Shi-kyeong: "Tidak boleh menyerah. Karena kau.... seorang Raja."  

Jae-kang: "Kau harus bisa melewati batasan itu! Kau seorang keluarga kerajaan!"  

Bong-gu: "Jika ada orang yang mati dalam perang, itu adalah kesalahanmu."  

Hang-ah: "Kau pasti akan menghentikan perang ini, bukan? Aku pergi agar aku bisa kembali bertemu denganmu."  

Pada saat yang sama, Hang-ah juga sedang memikirkan Jae-ha. Ia ingat Jae-ha berterima kasih karena Hang-ah ada di sisinya. Juga permintaan Jae-ha pada Hang-ah untuk mempercayainya. Terakhir Hang-ah ingat janji pertunangannya. Bahwa ia dan Jae-ha akan bersatu dan berusaha menghentikan perang.  

Ting Tong! Bel pintu rumah Hang-ah berbunyi. Hang-ah membukanya. Seorang pria berkata ia baru saja pindah ke sebelah rumah Hang-ah kemarin dan memberikan sekotak kue tanda perkenalan. Hang-ah mengenali aksen pria itu dari Selatan dan dengan ramah menanyakannya, tapi pria itu menaruh kotak itu di tangan Hang-ah dan cepat-cepat pergi.  

Hang-ah membuka kotak tersebut. Isinya bukan kue, melainkan kosmetik buatan Jae-ha, seperti yang pernah Jae-ha berikan untuk meminta maaf. Hang-ah tersenyum sedih.  

Hang-ah melihat sebuah amplop besar di bawah kotak itu. Ia membukanya. Isinya adalah dokumen rencana serangan Amerika ke Utara.  

Hang-ah pergi menemui Komandan Tinggi dan mengaku kalau ia menerima informasi penting dari Jae-ha. Komandan Tinggi menyuruh Hang-ah mengatakannya dengan ancaman Hang-ah tidak asal bicara.  

Hang-ah berkata ia mendapat informasi mengenai waktu serangan Amerika ke Utara. Serangan itu diberi kode "Morning Calm" dan telah ditandatangani Presiden Amerika.  

Komandan Tinggi tak sabar ingin mengetahuinya tapi Hang-ah ingin bernegosiasi. Ia akan memberitahu informasi itu asalkan Komandan Tinggi bersedia berunding dengan Selatan dan ia hadir dalam perundingan itu sebagai wakil dari Utara.  

"Apa kau sedang tawar menawar denganku?" tanya Komandan Tinggi.  

Komandan Tinggi tertawa meremehkan dan bertanya apakah Hang-ah menawarkan diri sebagai wakil Utara karena mengetahui wakil dari Selatan adalah Jae-ha.  

Ekspresi Hang-ah berubah. Tampaknya ia tidak tahu.  

"Kau tidak tahu? Jika kau tahu, kau pasti lebih ingin pergi. Pertemuan sepasang kekasih setelah berpisah lama. Kupikir kau akan dipenuhi emosi nanti." Dengan kata lain ia menolak Hang-ah sebagai wakil.  

"Aku mengerti. Mari kita akhiri negosiasi ini," sahut Hang-ah tenang.  

Hang-ah beranjak pergi. "Oya, kita akan menyerang mereka pada tanggal 30 Mei, bukan? Kuberitahu satu hal. Pada saat itu, semuanya sudah terlambat," kata Hang-ah.  

"Tunggu!! Katakan tanggalnya maka aku akan mempertimbangkan kau menjadi wakil dalam perundingan itu."  

Hang-ah menghampiri Komandan Tinggi, "Bukankah setidaknya aku harus memiliki kartu As?" (bagaimana jika ia mengatakan tanggalnya dan Komandan Tinggi melanggar janjinya.)  

Komandan Tinggi menganggap hal itu masuk akal. Sebagai gantinya, ia meminta Hang-ah merobek surat perjanjian Utara-Selatan untuk pertunangan Hang-ah dan Jae-ha. Itu adalah surat perjanjian asli dan satu-satunya di Korut.  

"Kau akan menemui musuh, apa gunanya lagi surat pertunangan itu?" tantang Komandan Tinggi.  

Dengan tenang Hang-ah mengambil surat itu dan merobeknya. Karena ia akan mewakili Utara, ia bertanya pada Komandan Tinggi sebenarnya apa yang Utara inginkan.  

Komandan Tinggi meminta Selatan menurunkan status perangnya. Hang-ah berkata ia maju sebagai wakil Utara untuk mencegah terjadinya perang. Kalau hanya menurunkan status apa gunanya?  

"Kalau begitu suruh Selatan dan Amerika menyerah."  

"Kita tidak akan berperang," kata Hang-ah tegas.  

"Kita dalam posisi berbahaya saat ini. Hal ini menyangkut nyawa warga negara, apa kau sanggup menanggungnya?!" bentak Komandan Tinggi.  

Ia menyuruh Hang-ah menyerahkan dokumen informasi penyerangan Amerika ke Utara segera setelah perundingan berakhir. Hang-ah berkata dokumen itu ada di tempat yang hanya diketahui olehnya.  

"Kalau begitu ayahmu akan berada di tanganku. Bukankah taruhannya akan meningkat setelah perundingan itu selesai?"  

"Kau tidak boleh menggunakan ayahku."  

"Sepertinya ia masih menjadi Menteri Persatuan, setidaknya aku bisa memenuhi permintaan itu. Oya, kau tahu aku akan mengawasi perundingan itu melalui monitor, bukan?"  

"Itulah yang kuinginkan. Dengan demikian kalian bisa mendengar langsung apapun yang Raja Selatan katakan. Lihatlah sendiri, dan kalian boleh menilainya lagi setelah itu," kata Hang-ah.  

Jae-ha telah tiba di tempat perundingan. Pertemuan itu diadakan 4 mata di ruangan tertutup, namun saat Jae-ha masuk ia melihat ruangan itu dipasang kamera dan ada tombol darurat di meja sebelah tempat duduknya. Jae-ha tidak tahu siapa perwakilan dari Utara.  

Hang-ah bersiap untuk menemui Jae-ha sebagai perwakilan dari Utara. Ia menelepon ayahnya lebih dulu dan meminta maaf karena Komandan Tinggi menggunakan ayahnya untuk mengancamnya. Ayahnya tidak ambil pusing. Ia berkata Komandan Tinggi tidak akan melakukan apa-apa padanya. Ia meminta Hang-ah menemui Jae-ha dengan tenang. Bukankah mereka sudah lama tidak bertemu?  

Ayah Hang-ah menutup teleponnya dan menarik nafas panjang. Ia masuk ke ruangan Komandan Tinggi dan ikut melihat perundingan itu melalui layar. Komandan Tinggi berkata Hang-ah sudah berubah banyak. Ayah Hang-ah membenarkan, Hang-ah sekarang bersikap lebih baik. Komandan Tinggi mendelik, jelas tidak setuju hehe..  

Hang-ah memasuki ruang perundingan. Ekspresi Jae-ha berubah cerah begitu melihat Hang-ah. Kerinduan memenuhi matanya.  

Walau Hang-ah merasakan hal yang sama, ia bersikap kaku dan formal terhadap Jae-ha. Awalnya Jae-ha bingung, tapi ia melihat alat dengar di telinga Hang-ah. Ia menyadari percakapan mereka diawasi.  

Jae-ha menjabat tangan Hang-ah. Hang-ah menahan perasaannya untuk tidak memeluk Jae-ha (karena itu yang akan kulakukan dan orang-orang lain lakukan saat bertemu kembali dengan orang yang mereka cintai setelah berpisah lama apalagi di ambang kematian ...). Mereka duduk di pihak berlawanan.  

Komandan Tinggi memberi perintah agar Hang-ah memulai perundingan. Hang-ah membuka percakapan dengan basa basi formalitas mengapa perundingan ini diadakan. Jae-ha diam menatap Hang-ah.  

"Mengapa kau meningkatkan status perang ke tingkat 2?" tanya Hang-ah.  

Hening.  

"Apa kau benar-benar berpihak pada Amerika untuk menyerang kami? Tidak, bukan?" (Hang-ah berusaha agar Jae-ha menjawab yang sebenarnya sehingga Komandan Tinggi bisa mendengar sendiri jawaban Jae-ha)  

Hening.  

Komandan Tinggi bertanya (melalui alat dengar) mengapa Hang-ah terburu-buru padahal Jae-ha hanya duduk dengan tenang di sana. Ia menyuruh Hang-ah menanyakan hal yang sudah ia perintahkan.  

"Komrad Lee Jae-ha..."  

"Kamera itu....apakah perundingan ini dilihat oleh orang yang memerintahkanmu?"  

Hang-ah berkata bukankah Jae-ha sudah diberitahu kalau persyaratan dari pihak Utara harus dipenuhi bagaimanapun caranya. Termasuk kamera itu.  

"Amerika Serikat telah memutuskan untuk menyerang pada tanggal 24 Mei. Apa kau sudah tahu?" tanya Jae-ha tenang.  

"24 Mei?" Komandan Tinggi terkejut. Berarti waktunya kurang dari seminggu lagi. Ia memerintahkan penggeledahan rumah Hang-ah untuk mencari dokumen tersebut. Ayah Hang-ah dengan tenang mengeluarkan dokumen itu dari balik jasnya dan menyerahkannya pada Komandan Tinggi. Sepertinya Hang-ah memberikan dokumen itu pada ayahnya untuk jaminan agar ayahnya tidak dilukai.  

"Mengapa kau menyebutkan tanggalnya," kata Hang-ah kesal karena Jae-ha telah membuka kartu As-nya begitu saja. "Bukankah kau seharusnya membujuk Utara? Apakah kau sedang memicu perang?!"  

"Apa yang ingin kaulakukan pada tanggal 24 Mei nanti?" tanya Jae-ha tenang. "Perang?"  

"Komrad Lee Jae-ha!!" seru Hang-ah tak percaya.  

"Aku berencana menikah pada hari itu," kata Jae-ha, "Denganmu."  

Hang-ah, Komandan Tinggi, dan ayah Hang-ah sama-sama tak mengerti bisa-bisanya Jae-ha membicarakan pernikahan di saat perang kapan saja bisa terjadi.  

"Bukankah kita memang merencanakan pernikahan sebelumnya? Kita hanya memajukan tanggalnya," kata Jae-ha lagi.  

Komandan Tinggi marah. Ia menyuruh Hang-ah keluar sekarang juga. Jae-ha hanya bermain-main, tak perlu lagi dipedulikan. Tidak ada perundingan lagi. Hang-ah duduk dengan gelisah.  

Melihat sikap Hang-ah, Jae-ha tahu Hang-ah sedang diinstruksikan sesuatu.  

"Bicara langsung padaku," ujarnya menatap kamera, "Hang-ah bukan boneka. Ada telepon dan alat komunikasi lainnya. Kau bisa bicara langsung. Mengapa kau bersembunyi di balik Hang-ah dan membiarkannya menghadapi semua sendirian?"  

Komandan Tinggi tak dapat berkata apa-apa.  

"Aku benar-benar tak mengerti mengapa kau ingin menyerang kami? Apa kami yang menyerang kalian lebih dulu? Tidak, bukan? Jika kau tidak punya kepercayaan diri untuk bertempur maka jangan lakukan apapun. Mengapa kau selalu menyalahkan kami dan membuat masalah?" tanya Jae-ha.  

Ayah Hang-ah mengangguk-angguk setuju.  

Komandan Tinggi mengambil telepon dan menelepon Jae-ha ke telepon yang berada dalam ruangan itu. Jae-ha mengangkatnya dengan terus menatap kamera.  

"Tidak mungkin kami melakukan serangan teroris ke Amerika!" bentak Komandan Tinggi.  

"Begitu Amerika menyerang Pyeongyang, kau akan menyerang kami. Itu sama saja dengan serangan teroris!!" Jae-ha balas membentak.  

Jae-ha menarik nafas panjang dan merendahkan suaranya.  

"Baiklah, kalian semua akan mati. Kami juga akan mati. Amerika menyerang kalian dan kalian menyerang kami. Jika Cina ikut campur, apa kaupikir ada yang akan bisa bertahan hidup? Kedua negara akan hancur."  

Komandan Tinggi menyadari itu tapi apakah pernikahan akan menyelesaikan semuanya. Apakah Amerika akan menyelamati mereka dan mengharapkan mereka hidup bahagia begitu saja?  

"Itu yang akan terjadi jika kami menikah diam-diam," Jae-ha menatap Hang-ah, "Tapi jika Utara dan Selatan menikah pada saat yang sama, pernikahan itu akan menjadi saat penuh kebahagiaan. Lagipula, kita adalah satu-satunya negara yang terbagi di dunia ini. Cukup dengan mengumumkan pernikahan saja akan mendatangkan ucapan selamat dari banyak negara. Pada saat itu, saat pernikahan dilangsungkan (dan disaksikan semua orang di dunia), apakah mereka akan berani meluncurkan rudal? Tidak, mereka tak akan bisa menyerang tanpa alasan yang jelas."  

Komandan Tinggi tampak bimbang dan memikirkan perkataan Jae-ha. Jae-ha berkata ia mengusulkan ini bukan agar Korea Selatan saja yang hidup. Tapi Korea Utara juga. Agar Utara dan Selatan bisa hidup bersama.  

Ayah Hang-ah berusaha membujuk Komandan Tinggi bahwa ini jalan keluar yang bagus untuk mereka. Komandan Tinggi meminta Hang-ah keluar dari ruangan. Ia berkata akan memikirkan usul Jae-ha lebih dulu. Tapi waktu sangat penting bagi mereka, dan Jae-ha tahu itu. Hang-ah bisa digunakan sebagai alat negosiasi oleh Utara jika perang sampai terjadi.  

Jae-ha menekan tombol darurat. Perwira dari Utara dan Selatan menghambur masuk dan saling mengacungkan senjata. Young-bae dan Dong-ha berhadapan dengan senjata teracung tapi wajah mereka nampak ragu.  

"Apa yang kaulakukan sekarang!!" seru Komandan Tinggi.  

"Sekarang kita sudah dalam situasi berhadapan, "kata Jae-ha. "Jika kau menyetujui pernikahan kami, perintahkan perwiramu menurunkan senjata setelah 5 menit. Jika tidak, tembak aku di sini."  

"Komrad Lee Jae-ha!" protes Hang-ah. Komandan Tinggi dan ayah Hang-ah terkejut.  

"Dan lagi jika perundingan ini gagal, kalian tetap akan menyerang kami. Mati sekarang atau nanti, apa bedanya? 5 menit lagi," kata Jae-ha. Ia menutup teleponnya.  

Ruangan itu dipenuhi ketegangan.  

"Young-bae, kau penembak jitu, bukan?" tanya Jae-ha. "Tolong tembak tepat di sini." Jae-ha menunjuk dahi di antara kedua matanya.  

5 menit telah usai. Jae-ha menelepon Komandan Tinggi dan menanyakan keputusannya. Komandan Tinggi tidak menjawab.  

"Sepertinya belum," kata Jae-ha, "Jadi, ini perang."  

Hang-ah menatap Jae-ha. Ayah Hang-ah menunduk.  

"Tembak," Jae-ha memerintahkan Young-bae untuk menembaknya. Karena Komandan Tinggi menginginkan perang maka ia akan mendapatkannya. Jika Raja Korea Selatan ditembak satu kali saja oleh Utara, hal itu sudah bisa menimbulkan perang.  

"Awas kalau kau menembak," Dong-ha memperingatkan.  

Young-bae jadi gemetar dan berusaha berkata pada Komandan Tinggi. Tapi Hang-ah mengambil senjata itu dari Young-bae.  

Ia menghampiri Jae-ha dan mengarahkan senjatanya ke dahi Jae-ha. Dong-ha mengarahkan senjatanya ke pelipis Hang-ah. Jae-ha tak bergeming. Ia menatap Hang-ah.  

"Haruskah aku menembak?" tanya Hang-ah pada Komandan Tinggi. "Kenapa? Apa kau pikir karena ia tunanganku maka aku tak berani menembak? Setelah aku membunuhnya, aku bisa membunuhku diriku sendiri."  

"Komrad Kim Hang-ah," protes Young-bae.  

"Aku....akan segera menyusulmu, Komrad Lee Jae-ha," kata Hang-ah pada Jae-ha. Mereka saling menatap dengan penuh cinta.  

Ijinkan aku mengambil pepatah Dee: jika pandangan bisa membunuh, semua orang di ruangan telah terkapar^^  

Hang-ah mengokang senjatanya dan siap menarik pelatuk, termasuk Dong-ha.  

"Aku akan memutuskan!" seru Komandan Tinggi.  

Semua diam tak bergerak.  

"Kau akan membantu kami, bukan?" tanya Komandan Tinggi.  

"Tentu saja," jawab Jae-ha, tersenyum lega.  

Komandan Tinggi dan ayah Hang-ah terduduk lemas. Nampaknya usia mereka tidak sanggup lagi menahan ketegangan. Gimana kalau perang ya ...  

Hang-ah menurunkan senjatanya dengan tangan gemetar. Jae-ha mengambil senjata itu dari tangan Hang-ah dan memeluknya erat-erat. Akhirnya semua bisa bernafas lega.  

Well...kecuali si gila Bong-gu. Ia melihat berita perdamaian dari Korea Utara yang menantang Amerika menyerang hati mereka yang saat ini dipenuhi cinta. Hihihi... berita yang aneh.

Bong-gu menelepon Direktur Amerika dan menanyakan perubahan ini. Direktur itu berkata Jae-ha telah berhasil membujuk Utara dengan nyawanya.  

"Tapi kalian tetap akan menyerang mereka kan? Tanggal 24 Mei?"  

"Mereka akan menikah pada hari itu. Di perbatasan."  

"Kalau begitu langsung saja serang mereka di sana. Bunuh mereka semua." Bong-gu benar-benar kehabisan akal rupanya.  

Direktur itu marah. Bong-gu berteriak agar Direktur itu menyerang Korea. Ia mengancam akan mengungkapkan kalau Direktur itu menerima suap dari Klub M. Direktur itu tak tahan lagi diperintah oleh Bong-gu. Ia berkata silakan saja Bong-gu mengungkapkan semuanya, dan lagi ia telah hampir kehilangan pekerjaannya karena hal ini.  

Iring-iringan mobil Jae-ha berhenti di gerbang daerah bebas militer. Para wartawan segera mengerumuninya. Jae-ha tidak bisa lewat karena gerbang itu dihalangi portal.  

Seorang tentara PBB berkata gerbang itu ditutup karena perang dalam status tingkat 2. Jae-ha bertanya apakah ia tidak tahu dari berita kalau ia akan menikah hari ini. Itulah sebabnya ia hendak ke Utara.  

Perwira itu terus saja mengoceh bahwa mereka dalam status perang tingkat 2. Jae-ha tidak mempedulikannya dan memerintahkan iring-iringannya untuk maju.  

Tapi portal penghalang belum dibuka. Tentara PBB tadi berlari berteriak-teriak agar Jae-ha tidak diperbolehkan lewat. Jae-ha mengangguk pada perwira Korea penjaga perbatasan. Perwira itu mengangguk dan membuka portal.  

Iring-iringan Jae-ha pun bisa lewat. Perwira itu bahkan sempat memberi ucapan selamat pada Jae-ha. Jae-ha tersenyum. Sekretaris Eun terus menerus ditelepon Amerika mengenai perkembangan selanjutnya.  

Jae-ha berkata biarkan saja Amerika melihat, bukankah mereka telah menerima undangan. Ia juga sudah mengumumkan bahwa mereka memohon restu dari semua orang. Jika Amerika begitu penasaran, biarkan saja mereka melihatnya melalui CNN. Jae-ha dan Sekretaris Eun tertawa.  

Hang-ah sedang dirias. Ia mengenakan hanbok yang cantik. Hang-ah tersenyum melihat dua perwira dari Utara dan Selatan mengobrol bersama. Untuk itulah pernikahan ini diadakan.  

Ayah Hang-ah begitu gembira di hari bahagia puterinya. Hang-ah bertanya bagaimana reaksi dari Amerika. Ayah Hang-ah meminta Hang-ah tidak mengkhawatirkan hal itu, bahkan Cina telah menarik mundur pasukannya.  

Ayah Hang-ah berkata melihat ke jendela. Ia berkata biasanya pesta pernikahan lebih besar dari pesta pertunangan, tapi apa-apaan ini? Hang-ah berkata pernikahan ini begitu mendadak hingga persiapannya terburu-buru.  

"Tidak apa-apa," Hang-ah menenangkan.  

"Ini juga peristiwa sekali seumur hidup," kata ayahnya. Senyum tak lepas dari wajah tuanya.  

Hang-ah memeluk ayahnya. Ia meminta maaf.  

"Aku benar-benar puteri yang buruk, bukan?" tanyanya.  

"Asalkan kau hidup dengan baik, Ayah tidak apa-apa," ayah Hang-ah menepuk puterinya. Ia melepaskan pelukan dan berkata seandainya saja ibu Hang-ah bisa ada di sini. Keduanya tertawa.  

Ayah Hang-ah berjalan ke jendela, pura-pura mengamati situasi di luar. Diam-diam ia menghapus air matanya.  

Jae-ha menerima ucapan selamat dari Amerika melalui pesan video. Juru Bicara Gedung Putih mengucapkan selamat sekaligus menyatakan kalau mereka mendukung sepenuhnya perdamaian dan mereka tidak pernah berniat menyerang Korea Utara seperti yang diberitakan. Jae-ha tersenyum. Perang telah dihentikan.  

Jae-ha dan Hang-ah berjalan dari arah berlawanan. Hang-ah dari Utara, Jae-ha dari Selatan. Mereka bertemu di garis perbatasan Utara-Selatan. Jae-ha melangkah ke Utara dan keduanya membungkuk ke Selatan. Lalu keduanya melangkah ke Selatan dan membungkuk ke Utara.  

Pernikahan Utara-Selatan. Jae-ha mengangkat mempelainya dan semua orang bertepuk tangan gembira.  

Bagaimana dengan Bong-gu? Ia akhirnya diadili dan seluruh tuntutannya dikabulkan. Sebagai penjahat anti-kemanusian yang telah melakukan kekerasan, penyiksaan, dan pembunuhan, Bong-gu dihukum penjara seumur hidup.  

Jae-ha menemui Bong-gu di penjara. Ia berdiri di luar sel Bong-gu.  

"Terima kasih karena bersedia menemuiku secara langsung," kata Jae-ha.  

Bong-gu menoleh, ia menyindir Jae-ha pasti merindukannya hingga mengunjunginya di tempat seperti ini.  

"Aku menang. Bukankah segalanya hampir berakhir sebelum perang meletus? Kau takut, bukan?"  

Jae-ha hanya menatap Bong-gu. Entahlah.....mungkin ada sedikit rasa kasihan pada orang penuh khayalan seperti Bong-gu.  

"Kau akan menderita trauma besar. Mendengar suara petasan saja akan membuatmu terkejut. Suara sirine akan membuatmu gemetar ketakutan. Hanya orang Korea yang bisa merasakan hal itu. Hanya negara yang pernah mengalami perang yang mengerti hal ini. Jadi kalian semua akan terus merasa tidak aman. Karena kalian takut masa lalu akan terulang kembali. Kau akan memberli lebih banyak senjata dan meningkatkan keamanan," Bong-gu mengoceh sambil tersenyum. Berusaha mengintimidasi Jae-ha.  

"Bukankah kami berhasil menghentikannya?" kata Jae-ha tersenyum. "Aku...kami...telah memiliki kepercayaan diri karena dapat mencegah terjadinya perang. Katanya perang adalah hal paling menakutkan di dunia ini. Kami berhasil mencegahnya, apalagi yang tak dapat kami lakukan? Terima kasih karena telah membuat kami lebih kuat."  

Bong-gu tersenyum kesal. Jae-ha pergi dari sana sementara Bong-gu terus berteriak-teriak.  

"Kau pikir kau telah menang dengan memenjarakanku? Klub M masih ada! Walau namanya diubah, walau pemimpinnya diganti, Klub M tetaplah Klub M! Mereka akan terus mengancam kalian! Menghancurkan kalian! Utara dan Selatan akan terpisah sebelum 5 tahun! Terpisahkan!"  

Jae-ha sempat berhenti mendengar kata-kata Bong-gu tapi ia meneruskan dan tidak mempedulikannya lagi.  

Empat tahun berlalu....  

Jae-ha menerima perwira-perwira dari Utara yang akan mengikuti pelatihan tim gabungan Utara-Selatan untuk WOC ke-5 (Jae-ha dkk mengikuti WOC ke-3). Jae-ha melihat ketiga peserta itu semuanya pria.  

Jae-ha menoleh pada Dong-ha, Young-bae, dan Kang-seok yang bertugas melatih tim WOC kali ini. Ia bertanya apakah kali ini tidak ada wakil perwira wanita dari Utara. Kang-seok menjawab mereka memutuskan kali ini perwira wanita dipilih dari Selatan.  

Jae-ha mendekati Young-bae dan berbisik kalau gadis-gadis dari Selatan juga cantik-cantik.  

"Berusahalah sebaik-baiknya sambil berlatih," bisik Jae-ha.  

"Aku sudah melihatnya," sahut Young-bae memalingkan wajahnya.  

"Ada apa dengannya?" tanya Jae-ha pada Dong-ha, "Apa ia sudah menentukan pilihannya pada seseorang?"  

"Akhir-akhir ini ia tidak normal. Ia bilang ia tidak bisa mendisiplinkan mereka karena mereka terlalu cantik," jawab Dong-ha. Hahaha..

Jae-ha tertawa geli. Young-bae tertunduk malu, sementara Kang-seok melotot pada Young-bae. Akhirnya penggemar SNSD muncul lagi, kok dia ngga keliatan ya di episode-episode sebelum ini^^  

Jae-ha mempersilakan para perwira Utara yang akan mengikui WOC pergi ke ruang sebelah. Karena mereka telah lama tidak berkumpul, Jae-ha mengajak mereka minum setelah ia selesai.  

"Tidak semuanya.." kata Young-bae sedih.  

"Bukankah kita tadi pergi ke makamnya dan menuangkan minuman? Minuman sebanyak itu sudah cukup untuk membuat Komrad Eun Shi-kyeong mabuk."  

"Tidak hanya mabuk, ia bertaruh ia sudah terkapar duluan," ujar Jae-ha. Jelas mereka masih merindukan Shi-kyeong dan mengingatnya dalam hati mereka.  

Jae-shin duduk di tembok kota tempat ia pernah duduk bersama Shi-kyeong. Ia sudah kembali menjadi Jae-shin yang dulu. Ceria dan mandiri. Ia bertanya-tanya mengapa tidak ada bintang hari ini.  

"Apakah karena hari ini mendung?" tanya Jae-shin pada burung beonya.  

"Besok aku akan mengikuti kencan buta. Apa yang harus kulakukan? Pergi atau tidak? Kudengar ia cukup tampan," celoteh Jae-shin. Ia membayangkan Shi-kyeong duduk di sampingnya.  

"Pergi dan temui dia," ujar Shi-kyeong.  

"Apa kau marah?" tanya Jae-shin.  

"Tidak, pergilah dan temui dia," kata Shi-kyeong tersenyum.  

"Aku tidak berani mengatakan kalau aku hanya akan memikirkan Eun Shi-kyeong sepanjang sisa hidupku hingga aku mati."  

"Kau tidak bisa melakukannya," Shi-kyeong menyetujui.  

"Tapi kau akan terus di hatiku. Seperti bayangan," kata Jae-shin. Mereka tersenyum.  

Sebenarnya Jae-shin masih duduk di kusi roda. Ia menatap tembok kota itu, yang menjadi kenangannya bersama Shi-kyeong. Namun Jae-shin tidak larut dalam kesedihan. Ia berhasil bangkit, seperti yang diinginkan Shi-kyeong.  

Ayah Hang-ah menerima kiriman foto cucunya, putera Hang-ah dan Jae-ha. Terlihat sekali kalau ayah Hang-ah sangat memuja cucunya ini. Ia kakek yang sangat bahagia. Untunglah teknologi sudah canggih hingga mereka bisa menelepon sambil bertatap muka^^  

Hang-ah menghadiri pembukaan cabang bank selatan pertama di Utara. Ia seharusnya meresmikan pembukaan bank bersama itu bersama Jae-ha tapi Jae-ha datang terlambat.  

Setelah empat tahun menjadi Ratu, tentu saja Hang-ah sekarang terbiasa menghadapi media. Ia tetap tersenyum walau Jae-ha belum datang juga.  

Akhirnya Jae-ha tiba. Hang-ah menarik nafas lega. Ia berbisik menyindir Jae-ha datang kepagian. Jae-ha berbisik tempatnya terlalu jauh. Keduanya menggunting pita dan meresmikan bank itu.  

Tiba-tiba seorang anak menerobos kerumunan dan berteriak "Ayah!"  

Jae-ha menggendong puteranya. Dayang kerajaan meminta maaf karena Putera Mahkota melepaskan diri dari pegangannya.  

"Putera Mahkota mewarisi kemampuan atletik Ratu," ujar Jae-ha pada para wartawan.  

Para wartawan memuji Putera Mahkota yang tampan, anggun dan berkelas. Persis seperti Jae-ha waktu kecil.  

"Eomani!" tiba-tiba Putera Mahkota memanggil ibunya dengan dialek Utara (Selatan memanggil ibu dengan Eomeoni). Ups... Hang-ah langsung menutup mulut anaknya, dan tersenyum polos. Terlambat, para wartawan itu telah mendengarnya.  

Segera saja hal itu menjadi pemberitaan. Ada yang mengusulkan agar Putera Mahkota dikirim bersekolah ke luar negeri sebelum terlambat. Rakyat Selatan mengkhawatirkan Putera Mahkota yang dididik oleh ibu dari Utara.  

Keluarga kerajaan menyaksikan berita itu. Ibunda Raja berkata mereka tidak usah mempedulikan berita itu. Hang-ah meminta maaf.  

"Tidak, kau tidak perlu meminta maaf. Semua akan baik-baik saja jika mereka telah puas berbicara," kata Ibunda Raja.  

Jae-ha mendengarkan dengan wajah serius. Ia berkata ia ingin berbicara dengan Hang-ah. Ibunda Raja mengangguk dan meninggalkan mereka.  

Jae-ha menatap Hang-ah dan puteranya, lalu mulai tertawa. Hang-ah ikut tertawa, ia berkata ia hanya mengatakan kata itu satu kali. Tak disangka Putera Mahkota mengingatnya (IQ 187??).  

"Ia seperti Hang-ahku yang cantik. Bahkan caranya berbicara sangat manis," kata Jae-ha.  

"Putera Mahkota kami akan seperti Ayahnya, dan menjadi Raja yang hebat," kata Hang-ah sambil memeluk puteranya dengan penuh kasih sayang. Jae-ha tersenyum melihat keduanya. Happy royal family^^  

Jae-ha mendapat telepon dari Sekretaris Eun. Ternyata media asing juga membesar-besarkan masalah ini. Jae-ha merasa geli, orang-orang itu bahkan tidak bisa membedakan "eomeoni" dengan "eomani". Jae-ha melihat bahwa Lion Dregs (aku baca terjemahan dreg adalah sampah??) dari Perkumpulan M sedang mencari-cari kesalahan lagi. Sepertinya Lion Dregs ini pengganti Bong-gu dan Perkumpulan M adalah nama lain dari Klub M.  

Jae-ha meminta Sekretaris Eun mempersiapkan konferensi pers. Ia akan menjelaskan kesalahpahaman ini. Sekretaris Eun menyarankan agar Jae-ha mengabaikan masalah ini. Tapi Jae-ha tahu parlemen juga membuat proposal untuk penjelasan masalah ini. Jika diabaikan, mereka akan membuat keributan agar bisa memisahkan Jae-ha dengan Hang-ah.  

"Walaupun begitu, itu hanyalah segelintir orang. Mereka tidak pernah berencana untuk mendengar penjelasan Yang Mulia maupun Ratu. Mereka memang menentang kalian sejak awal, " kata Sekretaris Eun.  

"Tapi orang-orang itu juga rakyatku. Walau hanya tersisa satu orang lagi yang belum bisa menerima Hang-ah, aku tetap akan menjelaskan padanya sampai akhir," kata Jae-ha tersenyum. Ia lalu kembali ke meja kerjanya.  

Sekretaris Eun melihat Jae-ha dan tersenyum bangga.  

Jae-ha dan Hang-ah bersiap memasuki ruang konferensi pers.  

Jae-ha: "Situasinya tidak terlalu baik. Terdapat percikan di mana-mana."  

Hang-ah: "Jika kita menggunakan dialek (Utara) lagi, maka bisa mencetuskan perang."  

Jae-ha: "Tapi kita bahkan bisa menghentikan perang."  

Hang-ah: "Benar, kita bisa melakukannya selama kita tidak menyerah."  

Pintu dibuka. Mereka menatap kerumunan orang dan kilatan lampu yang menanti mereka.  

Jae-ha: "Apa kau siap?"  

Hang-ah: "Ya."  

Keduanya berpegangan tangan.  

"Aku mencintaimu," kata Jae-ha. Hang-ah menoleh. Keduanya tersenyum.  

"Ayo....."  

Mereka memasuki ruang konferensi dengan penuh percaya diri.  

Komentar:

Happy ending for this drama^^  

Menurutku drama ini ditulis dengan apik, tidak monoton, setting indah, musik yang tepat, serta akting yang menawan dari para pemerannya. Walau ada beberapa kelemahan juga, tapi bisa tertutupi dengan adegan-adegan berikutnya. Terutama 2 episode terakhir, terasa ada bagian-bagian yang sedikit dipaksakan tapi juga ada bagian-bagian yang sebenarnya tidak diperlukan. Namun secara keseluruhan, drama ini mampu menyampaikan maksud sang penulis.  

Kurasa penulis menuliskan drama ini untuk mengungkapkan isi hatinya mengenai hubungan Korut-Korsel. Dan aku yakin di balik perang saudara yang berlangsung sangat lama ini, sebenarnya ada keinginan untuk hidup damai di benak rakyat. Menonton drama ini, aku jadi menyadari bahwa mereka memang sewaktu-waktu bisa bertempur, bahkan tanpa alasan yang jelas. Let’s hope for peace^^  

Satu hal yang menarik perhatianku dalam drama ini adalah perjalanan panjang seorang Pangeran yang skeptis hingga ia menjadi seorang Raja yang hebat. Seorang pria yang tak percaya pada siapapun hingga mampu mempercayai dengan sepenuh hati. Siapa yang tak jatuh cinta pada Jae-ha setelah menonton drama ini? Akting Lee Seung-gi sangat menawan. Ia mampu menyampaikan ekspresi dan emosi yang tepat.  

Ha Ji-won? Apa lagi yang bisa kukatakan? She’s one of the most talented actress out there. Terutama untuk peran action ya^^...

Seperti dalam drama lainnya, kebaikan menang melawan kejahatan. Tapi apakah kejahatan itu akan berakhir? Tidak, drama ini tetap berusaha realistis (seperti kematian Shi-kyeong ...). Jae-ha dan Hang-ah tetap berjuang walau mereka sudah menjadi Raja dan Ratu, bahkan hingga mereka memiliki anak. Namun keduanya yakin bisa menghadapi apapun asalkan keduanya tidak menyerah dan saling mempercayai.