Modul Aljabar Linear

www.sutondo.co.cc

MODUL

ALJABAR LINEAR

NANANG SUTONDO NIM. 2107200665

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

ADI UNGGUL BHIRAWA (STMIK-AUB)

SURAKARTA

2011

1


2 Modul Aljabar Linear

Pendahuluan

1. Deskripsi

Mata kuliah ini mempersiapkan mahasiswa untuk dapat menyelesaikan

masalah yang terkait dengan aljabar matriks dan konsep ruang vektor.

Disamping itu, mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan logical reasoning

dan abstraksi matematika. Oleh karena itu, keterlibatan aktif dari siswa

memegang peranan penting.

2. Manfaat Mata Kuliah

Sesuai dengan tujuan pembelajaran Matematika, perkuliahan Aljabar Linear

mempunyai dua manfaat utama yang saling terkait yaitu mengasah kemampuan

bernalar dan problem solving. Secara rinci, tujuan tersebut dijabarkan dalam

tujuan instruksional umum dan khusus berikut ini.

3. Tujuan Instruksional Umum

1. Apabila diberi suatu sistem persamaan linear, mahasiswa mampu memilih

strategi yang paling efektif untuk menentukan penyelesaiannya.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi apakah suatu fungsi merupakan

transformasi linear, menentukan matriks transformasi linear, dan dapat

menginterpretasikan sifat-sifat transformasi linear pada bidang dan ruang.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi matriks-matriks bujursangkar yang

dapat didiagonalkan secara orthogonal, dan dapat membuat prosedur untuk

mendiagonalkannya.

4. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki

kemampuan sebagai berikut.

www.sutondo.co.cc


3 Modul Aljabar Linear

a. Apabila diberikan sistem persamaan linear (SPL), mahasiswa mampu

menentukan konsistensinya; dan menyelesaikan dengan metode eliminasi,

substitusi, geometris, dan metode eliminasi Gauss-Jordan dengan tepat.

b. Apabila diberikan matriks-matriks, mahasiswa mampu melakukan operasi-

operasi aritmetika dengan tepat, dan mampu menentukan invers matriks

bujursangkar secara efektif.

c. Apabila diberikan matriks bujursangkar, mahasiswa dapat menghitung

determinannya. Jika matriks tersebut matriks koefisien suatu SPL dan

mempunyai invers, mahasiswa mampu menentukan solusi SPL dengan

aturan Cramer. Kemudian mahasiswa mampu membandingkan efektifitas

aturan Cramer dan metode eliminasi Gauss-Jordan.

d. Mahasiswa mampu melakukan operasi-operasi vektor pada bidang dan

ruang (ruang vektor Euclid 2R dan 3R ) baik secara aljabar maupun

geometris.

e. Jika diberikan garis dan bidang, mahasiswa mampu menentukan persamaan

vektornya.

f. Berdasarkan pemahaman operasi vektor di 2R dan 3R , mahasiswa mampu

membuat generalisasi dari ruang vektor Euclid ke ruang vektor umum.

g. Jika diberikan ruang vektor, mahasiswa mampu mengkonstruksi subruang,

dan menentukan apakah suatu sub himpunan dengan syarat keanggotaan

tertentu merupakan subruang.

h. Jika diberikan himpunan vektor-vektor pada suatu ruang vektor, mahasiswa

mampu menentukan hubungan dependensi linear antara vektor-vektor.

i. Jika diberikan ruang vektor berhingga dan himpunan vektor-vektor,

mahasiswa mampu mengkonstruksi suatu basis ruang vektor tersebut dan

menentukan dimensinya.

j. Jika diberikan matriks, mahasiswa mampu menentukan ruang kolom, ruang

baris, ruang null, dan dimensinya.

k. Jika diberikan ruang hasilkali dalam, mahasiswa dapat menentukan

hubungan ortogonalitas antara dua vektor, vektor dan subruang, dan dua

www.sutondo.co.cc


4 Modul Aljabar Linear

subruang. Kemudian mahasiswa mampu menentukan hubungan

ortogonalitas antara ruang kolom dan ruang null matriks dengan tepat.

l. Jika diberikan basis suatu ruang hasilkali dalam berdimensi hingga,

mahasiswa mampu mengubah basis tersebut menjadi basis ortonormal

dengan proses Gramm Schmidt secara tepat.

m. Jika diberikan matriks bujursangkar, mahasiswa mampu menentukan vektor

eigen dan nilai eigen, melakukan diagonalisasi, menganalisis sifat matriks

berdasarkan nilai eigen, dan dapat menjelaskan ruang eigen sebagai ruang

null.

n. Mahasiswa mampu mengidentifikasi apakah suatu fungsi merupakan

transformasi linear, mampu menentukan matriks transformasi linear, dan

dapat menginterpretasikan sifat-sifat transformasi linear pada bidang dan

ruang, dan dapat menjelaskan ruang eigen sebagai Kernel suatu

transformasi linear.

o. Jika diberikan operator linear T dari ruang Euclid ke ruang Euclid,

mahasiswa mampu menjelaskan interpretasi nilai eigen [T] secara geomeris,

dan dapat menentukan hubungan antara Kernel (T), Null (T), Null ([T]);

juga hubungan antara Range (T) dan Coll ([T]).

www.sutondo.co.cc


5 Modul Aljabar Linear

APLIKASI ALJABAR LINEAR

A. Komputer Grafik dan Image Procecing

Aljabar linear menyediakan banyak alat dalam bidang komputer grafis.

Misalnya: translasi dan rotasi.

Rotasi 1. Memutar grafik 180o di sekitar sumbu-x

h = surf(peaks(20));

rotate(h,[1 0 0],180)

10

10

5

5

0

0

-5

-5

-10

-10 20

20 15

20

15

20 10

10

0

0

2. Memutar permukaan objek 45o di sekitar titik pusatnya terhadap arah z

h = surf(peaks(20));

zdir = [0 0 1];

center = [10 10 0];

rotate(h,zdir,45,center)

0

www.sutondo.co.cc

15

10

10

15

5

5

5

5 0

0

10

10

5

5

0

0

-5

-5

-10 20

-10 30

15

20

20

30

10

10

15

10

0

10

20

5

0

-10

-10 5

0


6 Modul Aljabar Linear

Translasi

I = imread('cameraman.tif');

se = translate(strel(1), [25 25]);

J = imdilate(I,se);

imshow(I), title('Original')

figure, imshow(J), title('Translated');

www.sutondo.co.cc

Translated

Digital Image

Digital image dapat dideskripsikan seperti berikut:

(x,y)

Piksel dengan (x,y), bagian terkecil penyusun digital image. Kualitas image

sangat dipengaruhi oleh resolusinya, atau ukuran/ banyaknya piksel dalam

Original


Modul Aljabar Linear

www.sutondo.co.cc

7

suatu image. Makin kecil ukuran dan makin banyak, tentu kualitas image

semakin bagus.

Tipe image dibagi:

1 bit, 4 bit dan 8 bit

Image Processing dalam MATLAB

1. Binary Image

Dalam binary-image, setiap pixel direpresentasikan oleh satu dari dua nilai

diskrit yang berkorespondensi dengan warna hitam dan putih.

Hitam Putih 1 bit = 21 = 2 variasi. 0(hitam) 1(putih)

Grayscale

2, 3, … bit. 2 bit = 22 = 4 variasi.00, 01,10, 11 8 bit = 28 = 256 variasi. 0(hitam mutlak)-255(putih mutlak). Untuk

greyscale 8 bit adalah mode yang paling sering digunakan, hingga saat ini.

Warna

Seperti Grayscale, hanya memiliki 3 channel. Color 8 bit= 28 (Red). 28 (Green). 28 (Blue)= >16 jt variasi.


Modul Aljabar Linear

2. Grayscale Image

3. RGB Image

www.sutondo.co.cc

8

K1.


9 Modul Aljabar Linear

Dipahami struktur data yang paling tepat menangani data digital image adalah

matrik. Mungkin bitmap tidak sepopuler *.jpg atau *.gif. Kelebihan tipe ini

adalah data spasial dan intensitasnya dijaga, meskipun tidak mampat karena

tipe encodingnya lossless. Contoh: Sebuah image hitam putih dengan grayscale

8 bit,ukuran 16

dapat disajikan image di atas dalam sebuah matriks:

255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 255 255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 255 255 255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 255 255 255 255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 255 255 255 255 255 0 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 255 255 255 255 255 255 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 255 255 255 255 255 255 255 0 0 0 0 0 0 0

255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 0 0 0 0 0 0

255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 0 0 0 0 0

255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 0 0 0 0

255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 0 0 0

255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 0 0

255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 0

255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255 255

www.sutondo.co.cc


10 Modul Aljabar Linear

B. Kompresi Citra

Perkembangan media penyimpan berkapasitas besar mengakibatkan orang

tidak lagi menemui masalah jika mempunyai file dengan ukuran yang besar.

Lebih-lebih jika file yang kita punya merupakan file image. Walaupun

demikian, adakalanya ukuran file yang besar tersebut terasa mengganggu jika

kita harus memanage media penyimpan yang kita punya untuk bermacam-

macam data. Apalagi jika file tersebut akan akan kita kirim secara elektronik,

tentunya kapasitas file menjadi masalah tersendiri.

Kompresi citra (image compression) adalah proses untuk meminimalkan

jumlah bit yang merepresentasikan suatu citra sehingga ukuran citra menjadi

lebih kecil. Pada dasarnya teknik kompresi citra digunakan untuk proses

transmisi data (data transmission) dan penyimpanan data (storage). Kompresi

citra banyak diaplikasikan pada penyiaran televisi, penginderaan jarak jauh

(remote sensing), komunikasi militer, radar dan lain-lain.

Ada beberapa teknik kompressi, antara lain: Kompresi berbasis (a) statistik,

(b) kuantisasi, (c) transformasi, (d) fraktal. Kompresi berbasis kuantisasi

bekerja dengan mengurangi jumlah intensitas warna, sehingga jumlah bit yang

digunakan untuk merepresentasikan citra menjadi berkurang. Contoh:

Diketahui citra ukuran 66x piksel, dengan 8 derajat R, 8 derajat G, dan 8

derajat B (3 bit) sebagai berikut:

Matrik R : 1 1 3 7 1 2 4 4 6 1 2 2 7 7 7 5 5 1 6 4 4 4 2 2 5 5 2 2 2 1 2 2 3 3 0 0 Matrik G: 4 4 6 1 2 2 7 7 7 5 5 1 6 4 4 4 2 2 5 5 2 2 2 1 2 2 3 3 0 0 1 1 3 7 1 2 Matrik B: 7 7 7 5 5 1 6 4 4 4 2 2 5 5 2 2 2 1 2 2 3 3 0 0 1 1 3 7 1 2

www.sutondo.co.cc

Matrik R: 0 0 1 3 0 1 2 2 3 0 1 1 3 3 3 2 2 0

Citra dikompresi menjadi 4

3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 derajat R, 4 derajat G dan 4

1 1 1 1 0 0 derajat B (2 bit)

Matrik G: 2 2 3 0 1 1 3 3 3 2 2 0 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 3 0 1 Matrik B 3 3 3 2 2 0 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 3 0 1 2 2 3 0 1 1