Oleh

Saepudin

Penyuluh Pertanian BP3K Bansari Temanggung Jateng

Di era revolusi hijau pengembangan varietas unggul yang dibudidayakan dengan input kimia secara tidak terkendali untuk memacu produksi padi ternyata menurunkan kualitas lahan, lingkunga dan effisiensi sistem produksi, sehingga keuntungan yang diperoleh petani dari usahataninya relatif tidak seimabng dengan biaya dan tenaga yang diinvestasikan. Belajar dari pengalaman tersebut kemudian dicarilah teknologi yang mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani tanpa merusak kualitas lahan dan lingkungan. Inovasi tersebut kemudian populer disebut dengan nama Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), sejalan dengan tuntuttan revolusi hijau lestari yang lebih mengedepankan peningkatan pendapatan petani dan pelestarian sumber daya alam.

PTT adalah pendekatan dalam budidaya tanaman dan berperan penting dalam meningkatkan produksi padi dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) yang diimplementasikan sejak tahun 2007 tentu tidak dapat dipisahkan dari pengembangan PTT Padi Sawah. Untuk mempertahkankan swasembada beras yang telah berhasil diraih kembali pada tahun 2008, inovasi teknologi ini terus dikembangkan oleh Departemen Pertanian.

Apa itu PTT ?

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.

Prinsip Utama penerapan PTT.

Beberapa prinsip utama dalam penerapan PTT Padi Sawah adalah sebagai berikut :

1. Partisipatif

2. Spesifik Lokasi

3. Terpadu

4. Sinergis atau Serasi

5. Dinamis

Penerapan PTT padi sawah diawali dengan pemahaman terhadap masalah dan peluang pengembangan sumber daya dan kondisi lingkungan setempat dengan tujuan :

1. Mengujmpulkan informasi dan menganalisis masalah, kendala dan peluang usahatani padi.

2. Mengembangkan peluang dalam upaya peningkatan produksi padi.

3. Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani di wilayah setempat.

Tahapan Pelaksanaan.

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah dilaksanakan melalui 2 tahapan pelaksanaan yang mencakup dua kegiatan utama yaitu :

1. Penentuan prioritas masalah secara bersama oleh anggota kelompok tani. Permasalahan setiap petani dikumpulkan, dikelompokkan dan dicarikan alternatif pemecahanya oleh semua peserta.

2. Analisis kebutuhan dan peluang introduksi teknologi atas dasar permasalahan tersebut.

Apa Komponen Teknologi PTT Padi Sawah ?.

Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT dikelompokkan ke dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Penerapan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat.

A. Komponen teknologi dasar yang wajib diaplikasikan dalam PTT Padi Sawah, antara lain :

1. Varietas unggul baru (Hibrida atau Inbrida).

2. Benih bermutu dan berlabel.

3. Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos atau pupuk kandang.

4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum.

5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.

6. Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT (pengendalian hama terpadu).

B. Sedangkan komponen teknologi pilihan yang dapat diapilkasikan dalam PTT Padi Sawah, antara lain :

1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam.

2. Penggunaan bibit muda (<>

3. Tanam bibit 1 -3 batang per rumpun.

4. Pengairan secara effektif dan effisien.

5. Penyiangan dengan alat (landak, gasrok, dll).

6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.