BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

                          Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha lainnya agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam kelestarian fungsi lingkungan hidup (Undang undang Tentang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan No 16 tahun 2006, Bab 1 Pasal 1 ayat 2).

                      Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Kecamatan Bansari diselenggarakan atas kerjasama pemerintah baik dari tingkat kabupaten, kecamatan, tingkat desa dan intansi terkait, juga melibatkan KTNA tingkat kecamatan, Penyuluh swadaya, dan kelompok tani serta berbagai unsur disemua tingkatan, baik yang formal maupun non formal termasuk didalamnya masyarakat pertanian.

                      Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan penyuluhan pertanian tersebut diawali dengan penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Programa penyuluhan Pertanian adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mecapai tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistematika yang teratur setiap tahun yang memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya yang isinya dapat terukur, realistis, bermanfaat, dan dapat dilaksanakan serta dilakukan secara partisipatif, terpadu, transparan dan demokratis.

            Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Bansari tahun 2010 disusun oleh Penyuluh tingkat Balai Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Bansari bersama dengan KTNA tingkat Kecamatan Bansari yang isinya merupakan perpaduan antara Programa Penyuluhan Pertanian tingkat desa (aspirasi petani) dan Program Pembangunan Pertanian Kabupaten Temanggung. Selanjutnya Programa Penyuluhan tingkat kecamatan dijabarkan kedalam Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian tingkat  wilayah binaan (Wilbin) penyuluh pertanian untuk dilaksanakan selama periode tahun 2009.

B. Manfaat Programa Penyuluhan

    Manfaat disusunnya Programa Penyuluhan adalah :

  1. Memberikan arah, pedoman dan tujuan yang kondusip dalam penyelenggaraan penyuluhan di wilayah.
  2. Membangun kesediaan dan kesiapan para pelaku dalam penyelenggaraan penyuluhan
  3. Mengatur pendayagunaan tenaga, peralatan, sarana sumber-sumber potensi yang ada.
  4. Penyelenggaraan penyuluhan dapat dilaksanakan lebih efisien dan efektip.
  5. Menjadi acuan dasar bagi penyuluh untuk menyusun rencana kerja penyuluhan tahunan.
  6. Menjadi alat ukur dalam penyelenggaraan penyuluhan
  7. Mempermudah dalam kegiatan monitoring dan evaluasi

BAB II

K E A D A A N

A. Tofografi

  1. Lokasi dan Batas – batas

              Kecamatan Bansari merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung, terletak di lereng Gunung Sindoro dengan jarak dari ibukota kabupaten  22 km. Wilayah Kecamatan Bansari terdiri dari 13 desa, jarak ibukota kecamatan ke desa terjauh adalah desa Tlogowero ( 3 km ) dan yang terdekat adalah desa Bansari ( 0 km ), selengkapnya dapat dilihat pada table 1.

      Tabel 1.  Nama–nama desa dan jarak dari ibukota kecamatan ke desa sekecamatan Bansari

No

Nama Desa

Jarak ke Ibukota Kecamatan

( Km )

No

Nama Desa

Jarak ke Ibukota Kecamatan

( Km )

1

Bansari

0

8

Campuranom

1,5

2

Candisari

2

9

Mojosari

2

3

Gunungsari

2,5

10

Mranggen Tengah

1

4

Rejosari

1

11

Mranggen Kidul

2

5

Gentingsari

1

12

Balesari

2,5

6

Purborejo

2,5

13

Tlogowero

3

7

Tanurejo

2

             Sumber : Data Potensi Desa se Kecamatan Bansari tahun 2009

             Batas – batas wilayah Kecamatan Bansari adalah sebagai berikut :

  1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ngadirejo
  2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kledung
  3. Sebelah barat berbatasan dengan Perhutani (Hutan Negara)
  4. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Parakan

2.   Ketinggian Tempat

                   Wilayah Kecamatan Bansari sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian tempat antara  800 – 2.000 m diatas permukaan air laut (dpl);  dengan keadaan tanah sekitar 70 % dataran tinggi dan 30 % merupakan daerah dataran menengah.

3.   Jenis Tanah

              Jenis tanah di wilayah Kecamatan Bansari adalah :

      - Latosol Coklat                 : 75 %

      - Regosol                        : 25 %

4.   Kemiringan Tanah

              Kemiringan tanah di Kecamatan Bansari bervariasi antara datar, hampir datar, landai, agak terjal, hampir terjal dan terjal, selengkapnya dapat dilihat pada table 2 dibawah ini.

      Tabel 2. Klasifikasi kemiringan tanah di Kecamatan Bansari

No

Klasifikasi Kemiringan

Luas (Ha)

%

1

Lereng 0 – 2 %

15,49

0,65

2

Lereng 2 – 15 %

980,34

41,15

3

Lereng 15 – 40 %

897,67

37,68

4

Lereng  40 %

488,85

20,52

Jumlah

2.382,35

100

    Sumber data :Kecamatan Bansari dalam angka tahun 2009

                   Berdasarkan tabel 2 di atas, wilayah Kecamatan Bansari merupakan daerah berbukit atau berlereng, terbukti areal dengan klasifikasi kemiringan 15 % sampai dengan kemiringan lebih dari  40 % seluas 1.386,52 ha ( 58,20 % ). Lahan demikian dalam pengelolaan usaha tani perlu dikelola dengan pola usaha tani konservasi secara terpadu.

   5.   Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah

                        Kecamatan Bansari mempunyai luas wilayah 2.382,35 ha, yang terdiri dari lahan sawah, lahan tegal, lahan pekarangan/pemukiman dan hutan negara, secara terinci dapat dilihat pada table 3 sebagai berikut :

        Tabel 3. Luas wilayah Kecamatan Bansari berdasarkan penggunaan lahan

No

Desa

Sawah (Ha)

Tegal (Ha)

Pekarangan (Ha)

HN (Ha)

Lain-lain (Ha)

Jumlah

Teknis

½ Teknis

TH

Jml

1

Bansari

-

-

24,53

24,53

271,87

30,50

220,00

46,35

593,25

2

Rejosari

-

18,22

17,25

35,47

9,00

4,62

-

2,08

51,17

3

Mojosari

32,80

20,00

-

52,80

32,90

10,50

-

2,10

98,30

4

Campuranom

-

49,47

-

49,47

0,46

6,52

-

0,14

56,59

5

Purborejo

70,00

37,90

-

107,90

-

11,44

-

2,47

121,81

6

Tanurejo

43,80

6,00

-

49,80

-

6,50

-

0,85

57,15

7

Gunungsari

51,00

-

-

51,00

6,00

8,00

-

2,00

67,00

8

Gentingsari

-

38,00

-

38,00

7,31

11,33

-

2,00

58,64

9

Candisari

-

16,00

68,25

84,25

129,63

22,23

85,00

1,75

322,86

10

Mrg. Tengah

-

-

-

-

130,00

5,54

220,00

0,50

356,04

11

Mrg. Kidul

-

-

-

-

127,00

7,00

130,00

2,08

266,08

12

Balesari

69,00

-

11,00

80,00

11,70

17,30

46,00

4,00

159,00

13

Tlogowero

-

-

-

-

99,98

3,68

70,00

0,50

174,46

Jumlah

226,60

185,59

121,03

573,22

825,85

145,16

771,00

66,82

2.382,35

        Sumber data : Profil Desa se Kecamatan Bansari tahun 2009

B.  I k l i m

     1. Curah Hujan

                           Keadaan Curah hujan di wilayah Kecamatan bansari selama 5 tahun (tahun 2004 s/d  2008) rata – rata dalam satu tahun 1964 mm dengan rata-rata jumlah hari hujan setahun  146,2 hari atau pembulatan 146 hari. Curah hujan rata – rata bulanan 144,6 mm dan hari hujan 13,4 hari atau pembulatan 13 hari, secara terinci dapat dilihat pada table 4 sebagai berikut.

        Tabel 4. Keadaan Curah Hujan di Kecamatan Bansari selama 5 tahun terakhir

                      ( 2005 – 2009 )

Bulan

Th. 2005

Th. 2006

Th. 2007

Th. 2008

Th. 2009

Rata-rata

CH (mm)

HH (hr)

CH (mm)

HH (hr)

CH (mm)

HH (hr)

CH (mm)

HH (hr)

CH (mm)

HH (hr)

CH (mm)

HH (hr)

Januari

199

20

156

16

142

14

232

22

484

24

242,6

19,2

Pebruari

114

17

149

18

151

14

276

13

288

19

195,6

16,2

Maret

557

20

408

29

252

14

161

15

330

26

341,6

20,8

April

309

17

96

15

177

16

419

20

148

10

229,8

15,6

Mei

76

7

92

8

112

9

133

11

99

6

102,4

8,2

Juni

94

5

192

14

161

18

83

4

27

3

111,4

8,8

Juli

22

4

126

12

98

6

30

3

5

1

56,2

5,2

Agustus

30

7

1

4

7

3

1

1

20

5

11,8

4,0

September

115

16

14

8

6

3

22

2

10

2

33,4

6,2

Oktober

312

18

397

21

152

11

23

6

131

12

203,0

13,6

Nopember

187

22

283

19

77

7

188

15

368

18

220,6

16,2

Desember

204

21

191

14

106

12

304

19

25

21

166,0

17,4

Jumlah

2288

158

2041

169

1429

127

1871

131

2191

146

1964

146,2

Rata-rata

192

14

172

19

21

11

155

11

183

12

144,6

13,4

          Sumber data : UPTD Bina Marga dan Pengairan Kecamatan Parakan terolah

        Tabel 5.  Keadaan bulan basah, bulan lembab dan bulan kering di Kecamatan Bansari hasil rata – rata tahun 2004 s/d 2009

No

Bulan

CH

(mm)

HH

BB

(bln)

BL

(bln)

BK

(bln)

Hari

Pembulatan

1

2

3

4

5

6

7

8

1

Januari

242,6

19,2

19

1

2

Pebruari

195,6

16,2

16

1

3

Maret

341,6

20,8

21

1

4

April

229,8

15,6

16

1

5

Mei

102,4

8,2

8

1

6

Juni

111,4

8,8

9

1

7

Juli

56,2

5,2

5

1

8

Agustus

11,8

4,0

4

1

9

September

33,4

6,2

6

1

10

Oktober

203,0

13,6

14

1

11

Nopember

220,6

16,2

16

1

12

Desember

166,0

17,4

17

1

Jumlah

1964,0

146,2

146

5

4

3

          Sumber data : UPTD Bina Marga dan Pengairan Kecamatan Parakan

                      Berdasar tabel 4 di atas maka Kecamatan Bansari khususnya, memiliki  5 bulan basah, 4 bulan lembab dan  3 bulan kering. Bulan basah terjadi pada bulan Januari, Pebruari, Maret, Oktober dan Nopember; bulan lembab terjadi pada bulan  April, Mei, Juni dan Desember; sedang bulan kering terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September.    

     2. Suhu dan Kelembaban

                              Wilayah Kecamatan Bansari merupakan daerah yang mempunyai hawa sejuk sampai dingin, suhu rata-rata 180 C sampai 290 C. Kelembaban udara rata-rata bulanan  66,30 %  (Laboratorium Perlindungan Tanaman Pangan propinsi Jawa Tengah di Kedu tahun 2009).

                Dengan keadaan suhu yang demikian sangat mendukung perkembangan usaha pertanian di wilayah Kecamatan Bansari, dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada secara optimal serta dibarengi dengan peningkatan sumberdaya manusia yaitu peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petani yang erat kaitannya dengan penerapan teknologi pertanian (Inovasi Pertanian). Disamping sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sumberdaya ekonomi sangat mendukung bahkan menentukan keberhasilan usaha dibidang pertanian.

C.  Pola Tanam

                         Korelasi antara agroklimat yang ada di Kabupaten Temanggung dengan program intensifikasi pertanian erat kaitannya dengan rekomendasi pola tanam yang dianjurkan. Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa wilayah Kecamatan Bansari memiliki 5 bulan basah dan 3 bulan kering, dengan demikian menurut Oldeman termasuk kedalam Zone Agroklimat C2. Tapi karena komoditas tembakau masih merupakan tanaman andalan oleh sebagian besar petani di wilayah kecamatan Bansari, maka pola tanam yang ada sebagian besar belum sesuai dengan pola tanam yang dianjurkan menurut Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung, pola tanam yang ada di wilayah Kecamatan Bansari adalah sebagai berikut

        a. Lahan Sawah Berpengairan

  1. Padi – Padi – Palawija/Sayuran + ikan (Mina padi).
  2. Tembakau – Padi – Padi

      b. Lahan Sawah Tadah Hujan

  1. Tembakau – Padi Sawah / jagung
  2. Tembakau – Jagung / Sayuran

      c. Lahan Kering / Tegal

  1. Tembakau - Jagung + Kacang merah – Sayuran ( lombok, tomat, kubis dll)
  2. Tembakau  – Jagung + Sayuran -  Ketela pohon + Sayuran
  3. Jagung - Sayuran (Lombok, tomat, kubis)

                    Untuk daerah berlereng di wilayah Kecamatan Bansari sudah ada tanaman penguat teras berupa tanaman rumput, suren, kopi dan jeruk keprok, yang dikelola selain dari dana swadaya petani juga dari Program Gerhan dan program usaha tani konservasi terpadu Pengelolaan Lahan dan Air (PLA).

D. Kependudukan

    1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

                      Jumlah Penduduk di Kecamatan Bansari berdasarkan data penduduk tahun 2009 sebanyak 22.892 jiwa (6.434 KK), terdiri dari laki-laki 11.662 jiwa (50,94 %) dan perempuan 11.179 jiwa (49,06 %), secara terinci dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini :

         Tabel 6. Jumlah Penduduk di Wilayah Kecamatan Bansari menuruit jenis kelamin.

NO

DESA

LAKI - LAKI

%

PEREMPUAN

%

JUMLAH

(Org.)

%

1

Bansari

2.465

51,49

2.322

48,51

4.787

1.305

2

Rejosari

396

50,97

381

49,03

777

244

3

Mojosari

1.086

50,63

1.059

49,37

2.145

658

4

Campuranom

828

51,40

783

48,60

1.611

448

5

Purborejo

831

51,04

747

48,96

1.628

497

6

Tanurejo

362

48,92

378

51,08

740

205

7

Gunungsari

675

50,49

662

49,51

1.337

409

8

Gentingsari

583

50,70

567

49,30

1.150

326

9

Candisari

1.712

50,99

1.645

49,01

3.357

839

10

Mrg. Tengah

415

50,67

404

49,33

819

267

11

Mrg. Kidul

650

50,90

627

49,10

1.277

378

12

Balesari

1.136

50,81

1.099

49,19

2.236

610

13

Tlogowero

523

50,88

505

49,12

1.028

248

Jumlah

11.662

50,94

11.179

49,06

22.892

6.434

        Sumber Data : Potensi Desa se Kecamatan Bansari tahun 2009

     2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur.

                   Jumlah penduduk menurut kelompok umur di wilayah Kecamatan Bansari mengalami perubahan yang cenderung mengarah kepada struktur penduduk tua, yang berarti tingginya persentase penduduk usi kelompok umur 16 tahun keatas lebih besar dari pada penduduk yang berumur dibawah 16 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7. Jumlah penduduk di Wilayah Kecamatan Bansari menurut kelompok umur th.2009

NO

DESA

UMUR

0 - 4

UMUR

5 - 9

UMUR

10 – 15

UMUR

16 - 58

UMUR

> 58

1

Bansari

138

184

289

3.292

321

2

Rejosari

45

56

49

432

211

3

Mojosari

116

160

222

1.426

207

4

Campuranom

101

106

163

1.153

88

5

Purborejo

104

150

138

1.068

169

6

Tanurejo

61

63

79

465

70

7

Gunungsari

134

115

105

878

129

8

Gentingsari

94

56

82

571

367

9

Candisari

262

264

246

2.306

279

10

Mrg. Tengah

83

62

72

517

75

11

Mrg. Kidul

112

114

107

878

78

12

Balesari

156

170

222

1.614

41

13

Tlogowero

83

59

69

655

56

JUMLAH

1.489

1.559

1.843

15.255

2.091

Sumber data : Potensi Desa se Kecamatan Bansari tahun 2009

3. Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian

                    Jumlah penduduk usia kerja yaitu umur 10 tahun keatas di wilayah Kecamatan Bansari menurut data potensi desa se Kecamatan Bansari tahun 2009 adalah 18.553 orang (81,05 %) dari jumlah penduduk seluruhnya 22.892 orang, berari 18,95 % (4.339 orang) berusia kurang dari 10 tahun. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut .

    Tabel 8.   Jumlah Penduduk umur 10 tahun keatas di Kecamatan Bansari menurut mata pencaharian tahun 2009

No

Desa

Petani sendiri

Buruh tani

Buruh/ Swasta

Pedagang

Angk/

montir

PNS, TNI, POLRI

Lain- lain

Jumlah

1

Bansari

715

881

325

44

5

8

1.924

3.902

2

Rejosari

170

290

110

9

1

2

110

692

3

Mojosari

775

810

100

45

3

9

113

1.855

4

Campuranom

767

211

67

15

2

24

318

1.404

5

Purborejo

445

740

37

11

4

6

132

1.375

6

Tanurejo

240

186

35

15

1

9

128

614

7

Gunungsari

540

380

29

8

-

6

149

1.112

8

Gentingsari

203

432

60

15

-

12

298

1.020

9

Candisari

1.022

1.234

75

115

-

7

378

2.831

10

Mrg. Tengah

207

245

89

23

-

8

92

664

11

Mrg. Kidul

748

98

79

14

2

3

119

1.063

12

Balesari

900

425

105

15

3

15

414

1.877

13

Tlogowero

150

378

15

11

1

5

220

780

JUMLAH

6.242

6.310

1.126

340

22

118

4.395

18.553

  Sumber data : Potensi Desa se Kecamatan bansari tahun 2009

        Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Bansari berdasarkan tabel 8 ditas yaitu sebanyak 12.552 orang (67,65 %) adalah bermata pencaharian dibidang pertanian (petani dan buruh tani). Sumberdaya manusia dibidang pertanian yang cukup besar ini dapat mendukung kelancaran pembangunan dibidang pertanian. Mereka umumnya disebut sebagai petani dimana pekerjaan utamanya adalah mengolah lahan pertanian, beternak dan berusaha dibidang perikanan (baik kolam, mina padi).

4.  Jumlah Penduduk menurut Pendidikan

                 Tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Bansari berdasar data potensi desa se Kecamatan Bansari tahun 2009, terbesar hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) atau sederajat yaitu 11.439 orang (49,97 %), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :

      Tabel 9.  Jumlah Penduduk di Kecamatan Bansari Menurut Tingkat Pendidikan tahun 2009

NO

DESA

TIDAK/BELUM TAMAT SD

TAMAT SD

TAMAT SLTP

TAMAT SLTA

TAMAT AK/PT

JML.

1

Bansari

651

2296

919

689

232

4787

2

Rejosari

334

318

71

39

15

777

3

Mojosari

368

1629

49

58

41

2145

4

Campuranom

456

1049

33

47

26

1611

5

Purborejo

545

865

152

52

14

1628

6

Tanurejo

154

457

60

58

11

740

7

Gunungsari

380

735

103

97

22

1337

8

Gentingsari

363

643

57

65

22

1150

9

Candisari

924

1365

742

321

5

3357

10

Mrg. Tengah

185

378

189

52

15

819

11

Mrg. Kidul

267

805

95

86

24

1277

12

Balesari

1179

791

209

50

7

2236

13

Tlogowero

793

108

66

45

16

1028

JUMLAH

6599

11439

2745

1659

450

22.892

    Sumber data : Potensi Desa se Kecamatan Bansari tahun 2009

                   Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap cepat lambatnya penerimaan inovasi/teknologi pertanian baru, berdasarkan data yang tercantum pada tabel 9 diatas jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Bansari sebagian besar berpendidikan SD/sederajat, dan pada kenyataan di lapangan bahwa penduduk yang berpendidikan rendah (SD/sederajat) dan bermodal kecil pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai petani/buruh tani, sehingga masuknya inovasi relatif lambat. Untuk itu dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia  (SDM) pertanian sangat diperlukan pendidikan luar sekolah (non formal) atau biasa disebut kegiatan penyuluhan pertanian.

  5. Kepadatan Penduduk dan Penyebarannya

                       Kecamatan Bansari mempunyai jumlah penduduk 22.892 orang, sedangkan luas wilayah kecamatan seluruhnya 2.832,35 ha atau 28,32 km2  dan luas lahan pertanian (sawah dan  tegal) 1.399,07 ha atau 13,99 km2; maka secara geografis kepadatan penduduk per km2 = 808 orang dan secara agraris kepadatan penduduk di kecamatan Bansari per km2 = 1.636 orang. Untuk lebih terinci kepadatan dan penyebaran penduduk Kecamatan Bansari dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut.

             Tabel 10. Kepadatan dan Penyebaran penduduk Kecamatan Bansari Tahun 2009

No

D E S A

Luas Wilayah

(Km2)

Jumlah Penduduk

(Org)

Penyebaran Penduduk

(%)

Kepadatan Penduduk Per Km2  (Org)

1

Bansari

5,93

4787

20,91

807

2

Rejosari

0,51

777

3,39

1.524

3

Mojosari

0,98

2145

9,37

2.189

4

Campuranom

0,57

1611

7,04

2.826

5

Purborejo

1,22

1628

7,11

1.334

6

Tanurejo

0,57

740

3,23

1.298

7

Gunungsari

0,67

1337

5,84

1.996

8

Gentingsari

0,59

1150

5,02

1.949

9

Candisari

3,23

3357

14,66

1.039

10

Mrg. Tengah

3,56

819

3,58

230

11

Mrg. Kidul

2,66

1277

5,58

480

12

Balesari

1,59

2236

9,77

1.406

13

Tlogowero

1,75

1028

4,49

587

JUMLAH

23,82

22.892

100,00

X = 961

            Sumber data : Potensi Desa se Kecamatan Bansari tahun 2009

                      Berdasarkan tabel 10 di atas terlihat bahwa penyebaran penduduk tertinggi adalah desa Bansari (20,91 %) , penyebaran penduduk terendah adalah desa Tanurejo (3,23 %); sedangkan kepadatan penduduk tertinggi adalah desa Campuranom ( 2.826 org/ Km2 ) dan kepadatan penduduk terendah adalah desa Mranggen Tengah ( 230 org / Km2 ).

E.  Kelembagaan Pertanian

     1. Lembaga Sosial dan Ekonomi Masyarakat Pertanian

                  Kelembagaan masyarakat pertanian terdiri dari lembaga sosial dan lembaga ekonomi. Kelembagaan masyarakat pertanian di Kecamatan Bansari tahun 2009 adalah sebagai berikut :

     a. Lembaga Sosial, terdiri dari ;

         (1) Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)                        :    13  Gapoktan

         (2) Kelompok Tani Dewasa                                        :    48  Kelompok

         (3) Kelompok Wanita Tani                                        :    13  Kelompok

         (4) Kelompok Taruna Tani                                        :      2  Kelompok

         (5) Kelompok Dharma Tirta (P3A)                                :      3  Kelompok

     b. Lembaga Ekonomi, terdiri dari :

  1. Koperasi

a) KUD                                                        :      -

b) LKM  ( Koperasi Pertanian )

                   c) Bank                                                        :      -

     2. Petugas Instansi Kelembagaan  Penyuluhan Pertanian

                         Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Bansari terdiri dari :

          a. UPT Dinas Pertanian                                         :      

             (1) Kepala UPTD Pertanian                                        :      1  Orang

             (2) Staf UPTD Pertanian                                        :      -  Orang

          b. Balai Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan ( BP3K ) :

              (1) Penyuluh PNS                                                :      4  Orang

              (2) Penyuluh Tenaga Kontrak (THL-TB PP)                :      7  Orang

              (3) Petugas Hama Penyakit (PHP)                                :      1  Orang

              (4) Penyuluh Swadaya                                        :    13  Orang

          c. KTNA

              (1) Tingkat Kabupaten                                        :      2  Orang

              (2) Tingkat Kecamatan                                        :    37  Orang

          d. Pos Penyuluhan Pertanian Desa                                :    13  Posluhtan

F. Sarana dan Prasarana

                        Sarana transfortasi dan komunikasi secara umum sudah ada dan cukup baik/lengkap, semua desa dan dusun sudah dapat terjangkau oleh kendaraan roda 2 maupun roda 4, bahkan lahan yang menuju lahan tegal sudah dapat terjangkau oleh kendaraan roda 4 dan sudah di trasah, jalan antar desa sebagian besar sudah diaspal.

G. Penerapan Teknologi di tingkat petani

              Karena tingkat pendidikan petani sebagian besar rendah (tamat SD/sederajat), sehingga penerapan teknologi pertanian ditingkat petani di wilayah Kecamatan Bansari relatif lambat. Namun demikian tidak sedikit petani/kelompok tani yang sudah menerapkan teknologi-teknologi pertanian pada usaha taninya, baik komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perikanan. Untuk lebih jelasnya tingkat penerapan teknologi pertanian di tingkat petani/kelompok tani dapat dilihat pada tabel 11, 12 dan 13 berikut ini.

Tabel 11. Data Tingkat Penerapan Teknologi Tanaman Pangan dan Hortikultura di tingkat petani kecamatan Bansari tahun 2009

Tabel 12. Tingkat Penerapan Teknologi Peternakan di tingkat petani Kecamatan Bansari tahun 2009

No

Jenis ternak

Tingkat Penerapan teknologi ( % )

Bibit

Kandang

Pakan

Pengend Penyakit

IB

Unggul

Lokal

Panggung

Deprok

Konsentrat

HMT

1

Sapi

60

40

-

100

70

100

60

70

2

Kerbau

20

80

-

100

20

100

40

-

3

Kambing/Domba

60

40

20

80

40

100

60

5

4

Kelinci

40

60

80

20

20

100

60

-

5

Ayam buras

40

60

40

60

20

-

40

-

6

Ayam Ras

100

-

80

20

100

-

90

-

7

Itik Petelor

60

40

-

100

10

-

10

-

8

Angsa/Mentok

40

60

-

100

5

-

10

-

Tabel 13. Tingkat Penerapan Teknologi Perikanan di tingkat petani Kecamatan Bansari tahun 2009

No

Jenis Komoditas

Tingkat Penerapan Teknologi ( % )

Padat Penebaran

Pakan Tambahan/Pelet

Pengendalian Hama/Penyakit

1

Ikan di Kolam

40

25

25

2

Mina Padi

60

25

25

3

Kaolam air deras

30

40

25

4

Ikan Hias

25

80

25

Sumber   : Data Primer

H. Preospek Pasar

     1. Trand Komoditas

                           Secara keseluruhan trand komoditas ( tanaman tembakau ) luas tanamnya terjadi penurunan yang cukup menyolok, sebagai akibat pengaruh harga pasar yang cenderung tidak logis bila diperhitungkan dengan semakin besarnya input dari tahun ke tahun.

                   Pola tanam baik dilahan sawah maupun lahan tegal banyak yang berubah , yang biasanya setiap tahun selalu menanam tanaman tembakau , pada tahun-tahun terakhir ini pada saat musim tanam tembakau banyak yang beralih ke komoditas lain ; untuk lahan sawah banyak yang beralih ke tanaman padi atau lombok , sedang di lahan tegal banyak yang beralih ketanaman lombok, tomat, kubis dan tanaman sayuran lainnya. Namun  perubahan pola tanam tersebut justru mendekati pola tanam yang dianjurkan oleh Dinas pertanian.

                        Komoditas jagung pada tahun 2009 untuk luas tanam tidak menunjukan perubahan yang menyolok, namun varietas jagung yang ditanam mengalami peningkatan mutu;  yang biasanya mayoritas menanam jagung lokal,  karena ada bantuan benih dari pemerintah pada tahun 2008 banyak yang menanam jagung komposit (local unggul). Tetapi untuk produksi kurang maksimal karena pengaruh musim kemarau terutama pada lahan tegal sehingga pertumbuhannya terhambat.

                   Tingginya harga pakan ternak, ditunjang dengan adanya isu menyebarnya virus Avian influenza (AI) berakibat pada pemeliharaan ayam ras menurun drastic; juga populasi ayam buras mngalami penurunan cukup banyak. Sedangkan untuk populasi ternak sapi dan domba mengalami penambahan.

                       Komoditas perikanan, pemeliharaan ikan di sawah (mina padi) cenderung tidak ada kenaikan, sedang untuk pemelihara ikan di kolam justru mengalami penambahan, terutama di desa-desa dataran menengah.

  1. Segmen Pasar

Pasar dalam arti fisik di Kecamatan Bansari tidak ada,  namun pasar dalam arti ada permintaan dan penawaran kemudian terjadi transaksi tidak tergantung fisik / bangunan untuk semua komoditas pertanian ada.

  1. Struktur Pasar

Struktur pasar yang terjadi di Kecamatan Bansari adalah pasar persaingan monopoli; terutama untuk komoditas tembakau penentu harga bukanlah produsen (petani), tetapi harga ditentukan oleh perwakilan gudang-gudang yang merupakan perpanjangan tangan dari pabrikan rokok. Untuk komoditas padi, palawija dan sayuran mengikuti struktur persaingan sempurna dimana tergantung dari penawaran dan permintaan.

  1. Rantai Pasar

Sebagian besar petani di wilayah Kecamatan Bansari memasarkan hasil usaha taninya di tempat usaha ( di kebun atau di rumah ) didatangi oleh pedagang pengumpul, sangat jarang yang membawa sendiri hasil usaha taninya ke pasar. Jadi hampir semua komoditas dari hasil usaha tani melalui rantai pasar yang cukup panjang, sehingga harga yang diterima oleh petani sangat rendah. Baru sebagian kecil petani / kelompok tani yang bisa memutus rantai pasar, yang langsung memasarkan hasil usaha taninya ke pasar atau ke pengecer atau ke suplayer. Mulai pada pertengahan tahun 2007 Gapoktan Makaryowono desa Tlogowero telah mencoba kemitraan pemasaran dengan pasar moderen yaitu Careful di Semarang, dan pada tahun 2008 sudah dapat mengepul hasil usaha tani (Tanaman hortikultura ?sayuran) dari desa-desa sekitar. Rantai pasar hasil usaha tani di wilayah Kecamatan Bansari pada umumnya adalah sebagai berikut :

Petani   -   Pengepul  -   Bandar  - suplayer -  Pengecer  -  Konsumen

I. Hasil-hasil Pembangunan Pertanian

                      Hasil-hasil kegiatan pembangunan pertanian di Kecamatan Bansari tahun 2008  dilihat dari segi teknis, sosial dan ekonomi adalah sebagai berikut :

      1. Teknis

           a. Tanaman Pangan ( Padi dan Palawija ) dan Hortikultura

                   Pengembangan komoditas utama tanaman pangan (padi dan palawija) dan hortikultura di wilayah Kecamatan Bansari cukup berpotensi, hal ini dapat dilihat dari perkembangan luas tanam yang ada di tahun 2009. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut :

                Tabel 14.  Data Luas Panen, Produktivitas dan Produksi tanaman pangan (padi dan palawija) dan Hortikultura di Kecamatan Bansari Tahun 2009.

No

Jenis Komoditas

Luas  (Ha)

Produktifitas (Ton/Ha)

Produksi

( ton )

Potensi

Kenyataan

A

Tanaman Pangan :

1

Padi

1.128,00

5,30

4,70

5.301,60

2

Jagung

1.398,00

5,00

3,30

4.613,40

3

Ubi Kayu

25,00

21,00

20,10

502,50

4

Kedelai

15,00

2,20

1,15

33,00

B

Hortikultura :

1

Lombok

171,00

20,00

12,50

2.137,50

2

Tomat

20,00

40,00

34,50

690,00

3

Kubis

119,00

45,00

36,00

4.284,00

4

Bw. Putih

73,00

10,00

9,60

700,80

5

Bw. Merah

89,00

9,00

8,70

774,30

6

Bw. Daun/Onclang

2,00

24,00

16,40

32,80

7

Kc.  Merah

95,00

2,50

2,30

218,50

8

Kc. Panjang

1,00

3,20

2,60

2,60

11

Sawi

5,00

10,00

9,60

480,00

                Sumber  : Statistik Pertanian (SP) Kecamatan Bansari Tahun 2009

                         Selain komoditas diatas ada satu komoditas yang diusakan oleh para petani di desa gentingsari yaitu komoditas jamur tiram; komoditas tersebut berdasarkan data sampai dengan bulan Desember 2009 adalah sebanyak 16.500 badlog, produksi per badlog 0,6 kg diusahakan selama 6 bulan, produksi keseluruhan adalah  9, 90 ton.  

                         Juga di Kecamatan Bansari sudah sebagian petani/kelompok tani melaksanakan usaha tani pertanian secara organik (pertanian organik), antara lain di kelompok tani Surya Tani Organik desa Tlogowero, dimana para petani yang tergabung dalam kelompok tani dalam berusaha tani sayuran khususnya (Tomat, Lombok dan kubis) sudah tidak menggunakan lagi pupuk maupun pestisida kimia; dimana pupuk dan pestisida yang dipakai adalah pupuk dan pestisida organic hasil produksi kelompok tersebut. Luas lahan yang di usahakan untuk pertanian organic (komoditas sayuran) yaitu seluas 11 ha, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 15 di bawah ini.

               Tabel 15. Luas dan Produktifitas Komoditas sayuran dengan menggunakan teknologi pertanian organic di Kecamatan Bansari tahun 2009.

No

Jenis

Komoditas

Luas Panen

(Ha)

Produktifitas

(ton/ha)

Keterangan

1

Tomat

5,50

40

Untuk sayuran lain meliputi Ketimun, Sledri dan Bawang daun, dengan produktifitas :

  •  Ketimun 50,80 ton/ha
  • Sledri 14,40 ton/ha
  • Bawang daun 24 ton/ha

2

Lombok

3,25

20

3

Kubis

1,25

45

4

Sayuran lain

1,00

-

Jumlah

11,00

-

                Sumber  : Data Primer Wilbin PP Bansari III

           b. Peternakan

                               Populasi dan produksi ternak di wilayah Kecamatan Bansari tahun 2009 adalah sebagai berikut :

        Tabel 16. Populasi dan Produksi Ternak di Wilayah Kecamatan Bansari th. 2009

No

Jenis Ternak

Populasi

(ekor)

Produktivitas (kg/ekr)

Produksi

(kw)

Potensi

Kenyataan

1

Sapi potong

414

250,00

215,00

8.9,01

2

Sapi pengembangan

261

-

-

-

3

Domba potong

2.124

35,00

32,00

679,68

4

Domba pengembangan

4.146

-

-

-

5

Ayam buras potong

14.250

1,50

1,15

163,87

6

Ayam buras petelur

17.700

12,00

9,50

1.681,50

7

Ayam ras potong

3.500

4,00

3,20

112,00

8

Ayam ras petelur

600

15,00

13,50

81,00

9

Itik petelur

5.600

15,00

12,50

700,00

10

Itik manila

700

-

-

-

11

Kelinci

218

-

-

-

                   Sumber  : Data primer dan scunder (Potensi desa se Kec. Bansari th. 2009)

          c.  Perikanan

                           Komoditas perikanan di wilayah Kecamatan Bansari memang belum mendapatkan perhatian secara penuh, namun ada beberapa petani di desa yang telah mengembangkan komoditas perikanan (kolam dan mina padi); jenis ikan yang dibudidayakan di kolam yaitu karper, lele, nila dan grascap, sedang yang diusahan di sawah (mina padi) pada umumnya adalah jenis karper dan nila.. Adapun luas, produktifitas dan produksi komoditas perikanan di wilayah Kecamatan Bansari dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini.

                Tabel 17.  Luas, Produktifitas dan Produksi Perikanan di Kecamatan Bansari tahun 2009

No

Jenis Komoditas

Luas (ha)

Produktifitas (kw/ha)

Karper

Nila

Lele

Grascap

1

Kolam

2,10

11,30

13,18

18,25

15,10

2

Mina Padi

15,50

2,50

2,54

-

-

                  Sumber  : Data primer dan scunder (Potensi desa se Kec. Bansari th. 2009)

          2. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Gapoktan dan  Kelompok tani

                            Di Kecamatan Bansari sampai dengan tahun 2009 sudah terbentuk 13 gabungan kelompok tani (Gapoktan) dari 13 desa yang ada di wilayah Kecamatan Bansari, masing-masing desa satu Gapoktan. Gapoktan tersebut mempunyai fungsi sebagai wadah proses pembelajaran, wahana kerja sama, unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran, serta unit jasa penunjang lainnya.  

              Kegiatan Gapoktan dan kelompok tani yang sudah dilaksanakan  adalah :

         a. Berusaha tani bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan  Perikanan (Semua Gapoktan)

 b.. Pembuatan Pupuk Organik Padat maupun Cair dengan memanfaatkan limbah ternak (Gapoktan Makaryowono desa Tlogowero dan Gemah Ripah desa Campuranom).

 c. Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi lewat Koperasi Gapoktan (Gapoktan Makryowono desa Tlogowero, Gemah Ripah desa Campuraom, Tani Maju desa Purborejo)

 d. Simpan Pinjam lewat Koperasi Gapoktan  (Gapoktan Makryowono desa Tlogowero, Gemah Ripah desa Campuraom, Tani Maju desa Purborejo)

  1. Pemasaran hasil pertanian lewat Koperasi Gapoktan (Gapoktan Makryowono desa tlogowero)
  2. Pelayanan Jasa informasi dan teknologi (Semua Gapoktan )
  3. Pengolahan hasil pertanian (Gapoktan Makaryowono desa Tlogowero)

3. Kegiatan Penguatan Lembaga Ekonomi Mikro (Koperasi) Pertanian

               Untuk mendukung kegiatan usaha petani yang telah menjadi anggota kelompok tani, di Kecamatan Bansari pada tahun 2006 sudah ada beberapa Gapoktan yang telah menumbuh kembangkan Lembaga Ekonomi Mikro berbentuk Koperasi Pertanian. Data Gapoktan yang telah menumbuhkembangkan Lembaga keuangan mikro / koperasi pertanian dapat dilihat pada  rgan 20 dibawah ini.

    Tabel 20. Data LKM/Koperasi Gapoktan di Kecamatan Bansari tahun 2009

No

D e s a

Nama LKM / Koperasi

Bentuk Badan Hukum

Nama Pengurus Koperasi

Jml Anggota

(org)

Ketua

Sekretaris

Bendahara

1

Tlogowero

Taniku

Pra koprasi

Totok Sulityo

Sumidah

Wahtutik

112

2

Campuranom

Pesona Tani

sda

Jumari

64

3

Purborejo

Sido Makmur

sda

Slamet Sumiyadi, S.Sos.

Siswadi

Sutrisno

80

4

Tanurejo

Tarumandiri

sda

Suradiyah

Supinto Priyono

Eni Purwaningsih

74

5

Gunungsari

Inti Mandiri

sda

Suwalmi

Ruwadi

Madiyono

106

6

Candisari

Margomakmur

sda

Supratman

Parti

115

BAB III

M A S A L A H

                   Sesuai dengan data keadaan, baik menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, penerapan teknologi di tingkat petani/kelompok tani dan hasil-hasil kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Bansari pada tahun 2009, setelah dilakukan pengolahan data keadaan tersebut terdapat factor penyebab keadaan yang tidak memuaskan (masalah), yang kemudian disusun dalam bentuk rumusan masalah (Faktor penentu/Impack Point) baik aspek teknis, aspek sosial maupun aspek ekonomi, yaitu sebagai berikut :

  1. Aspek Teknis
  1. Tanaman Pangan dan Hortikultura
  1. Padi

Produktifitas padi baru mencapai 4,70 ton / ha dari potensi produktifitas padi  5,30 ton / ha, hal tersebut disebabkan karena :

  1. 60 % petani padi belum menggunakan benih unggul bersertifikat
  2. 45 % petani padi belum melakukan pemupukan berimbang
  3. 60 % petani padi belum melaksanakan Pola pergiliran varietas per musim tanam.
  1. Jagung

Produktifitas jagung baru mencapai 3,30 ton / ha  dari potensi produktifitas jagung 5 ton / ha, hal tersebut disebabkan karena :

  1. 60 % petani jagung belum menggunakan benih unggul bersertifikat (komposit maupun hibrida)
  2. 70 % petani jagung belum melakukan pemupukan secara berimbang
  3. 60 % petani jagung belum melaksanakan penanganan pasca panen secara benar, terutama saat panen yang jatuh pada musim hujan.
  1. Ubi Kayu

Produktifitas Ubi kayu baru mencapai 20,1 ton / ha dari potensi produktifitas Ubi kayu 21 ton / ha, hal ini disebabkan karena :

  1. 80 % petani ubi kayu belum melaksanakan pemanenan ubi kayu tepat waktu
  2. 75 % petani ubi kayu belum menggunakan varietas unggul
  3. 90 % petani ubi kayu belum melakukan pemupukan
  1. Kedelai

Produktifitas kedelai baru mencapai 1,15 ton / ha dari potensi produktifitas kedelai 2,20 ton / ha, hal ini disebabkan karena :

  1. 90 % petani kedelai belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran.
  2. 75 % petani kedelai belum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit
  3. 95 % petani kedelai belum menggunakan varietas unggul
  1. Lombok

Produktifitas Lombok baru mencapai 12,50 ton / ha (Lombok besar petik merah) dari potensi produktifitas 20 ton / ha, hal ini disebabkan karena :

  1. 60 % petani Lombok belum melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 70 % petani belum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 60 % petani Lombok belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)
  1. Tomat

Produktifitas tomat baru mencapai 34,50 ton / ha dari potensi produktifitas tomat 40 ton / ha, hal ini disebabkan karena :

  1. 60 % petani Lombok belum melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 70 % petani tomat belum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 60 % petani tomat belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)
  1. Kubis

Produktifitas kubis baru mencapai 36,00 ton / ha dari potensi produktifitas kubis 45 ton / ha, hal ini disebabkan karena :

  1. 60 % petani kubis belum melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 70 % petani kubis belum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 60 % petani kubist belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)

  1. Bawang Putih

Produktifitas bawang putih baru mencapai 9,60 ton / ha dari potensi produktifitas bawang putih 10 ton / ha, hal ini disebabkan karena :

  1. 70 % petani bawang putih belum melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 70 % petani bawang putih belum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 60 % petani bawang putih belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran
  1. Bawang Merah

Produktifitas bawang merah baru mencapai 8760 ton / ha dari potensi produktifitas bawang merah 9 ton / ha, hal ini disebabkan karena :

  1. 80 % petani bawang merah belum melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 75 % petani bawang merah belum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 60 % petani bawang merah belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)
  1. Kacang Merah

Produktifitas kacang merah baru mencapai 2,30 ton / ha dari potensi produktifitas kacang merah 2,50 ton / ha, hal ini disebabkan karena :

  1. 80 % petani kacang merah belum melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 80 % petani kacang merah belum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 60 % petani kacang merah belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)
  1. Pertanian Organik

Baru 10 % petani/kelompok tani yang melaksanakan usaha taninya dengan menerapkan teknologi pertanian organic.

  1. Peternakan
  1. Sapi Potong
  1. 80 % peternak belum menerapkan tata laksana kandang yang baik, terutama kebersihan kandang dan penyediaan tempat pakan
  2. 75 % peternak belum memberikan pakan penguat/konsentrat secara rutin
  3. 80 % peternak belum tahu formulasi cara membuat pakan penguat
  1. Kambing / Domba
  1. 75 % peternak belum menerapkan tata laksana kandang yang baik
  2. 75 % peternak belum tahu tentang teknis reproduksi
  3. 75 % peternak belum tahu tentang teknologi flusing
  1. Ayam Buras
  1. 80 % peternak belum melaksanakan vaksinasi ND dan AI dengan kesadaran sendiri
  2. 80 % peternak belum menerapkan tata ;laksana kandang dengan baik
  3. 50 % peternak belum memberikan pakan tambahan

  1. Perikanan
  1. Mina Padi
  1. 75 % lahan sawah berpengairan teknis belum dimanfaatkan untuk Inmindi oleh petani.
  2. 70 % petani inmindi belum memperhatikan padat penebaran sesuai anjuran
  3. 75 % petani inmindi belum memberikan pakan tambahan
  1. Kolam
  1. 60 % petani ikan kolam belum memberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar
  2. 70 % petani ikan kolam belum membuat kemalir dan kubangan ditengah kolam
  3. 70 % petani ikan kolam belum memberikan pakan secara optimal.
  4. 80 % petani ikan kolam belum memperhatikan padat penebaran sesuai kelayakan usaha tani

  1. Aspek Sosial
  1. 60 % Kemampuan kelompok tani / Gapoktan dalam bidang administrasi (baik kelembagaan, kegiatan dan keuangan) masih lemah.
  2. 50 % Pertemuan rutin kelompok tani / Gapoktan belum terlaksana sesuai harapan
  3. 70 % Kelompok tani / Gapoktan belum menyusun perencanaan kegiatan usaha tani secara tertulis
  4. 90 % Kelompok tani / Gapoktan belum memiliki kegiatan usaha bersama
  5. 70 % Gabungan Kelompok tani belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan
  6. Baru 30 % Koperasi yang tumbuh dari Gapoktan dan atau melembaga dengan Gapoktan

  1. Aspek Ekonomi
  1. 70 % Kelompok tani / Gapoktan dalam pemupukan modal bersama masih lemah
  2. 75 % Koperasi yang tumbuh dari Gapoktan dan atau melembaga dengan Gapoktan belum mengelola pengadaan dan penyaluran saprodi secara professional.
  3. 90 % Kelompok tani/gapoktan belum melaksanakan pemasaran hasil usaha tani secara bersama/kolektif, sehingga posisi tawar pemasaran hasil usaha tani lemah.
  4. 90 % Kelompok tani belum mampu melaksanakan pola kerja sama kemitraan dengan pihak lain.

BAB.  IV

T U J U A  N

        Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian adalah adanya perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani yang sesuai dengan permasalahan yang ada ditingkat petani / kelompok tani untuk mencapai sasaran yang diharapkan, sehingga akan terwujud masyarakat petani yang maju dan sejahtera.

        Adapun tujuan kegiatan penyuluhan pertanian dan sasaran yang diharapkan tercapai pada tahun 2009 baik aspek teknis, aspek sosial maupun aspek ekonomi di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut :

  1. Aspek Teknis
  1. Tanaman Pangan dan Hortikultura
  1. Padi
  1. 100 % petani padi mau menggunakan benih unggul bersertifikat
  2. 100 % petani padi mau melakukan pemupukan berimbang
  3. 100 % petani padi mau melaksanakan Pola pergiliran varietas per musim tanam.
  1. Jagung
  1. 100 % petani jagung mau menggunakan benih unggul bersertifikat (komposit maupun hibrida)
  2. 100 % petani jagung mau melakukan pemupukan secara berimbang
  3. 100 % petani jagung mau melaksanakan penanganan pasca panen secara benar, terutama saat panen yang jatuh pada musim hujan.
  1. Ubi Kayu
  1. 100 % petani ubi kayu mau melaksanakan pemanenan ubi kayu tepat waktu
  2. 100 % petani ubi kayu mau menggunakan varietas unggul
  3. 100 % petani ubi kayu mau melakukan pemupukan

  1. Kedelai
  1. 100 % petani kedelai mau melaksanakan pemupukan sesuai anjuran.
  2. 100 % petani kedelai mau melaksanakan pengendalian hama dan penyakit kedelai sesuai anjuran
  3. 100 % petani kedelai mau menggunakan varietas unggul
  1. Lombok
  1. 100 % petani Lombok mau melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 100 % petani  rgani mau melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 100 % petani Lombok mau melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)
  1. Tomat
  1. 100 % petani Lombok mau melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 100 % petani tomat mau melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 60 % petani tomat belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)

  1. Kubis
  1. 100 % petani kubis mau melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 100 % petani kubis mau melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 100 % petani kubist mau melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)

  1. Bawang Putih
  1. 100 % petani bawang putih mau melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 100 % petani bawang putih mau melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 60 % petani bawang putih belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran
  1. Bawang Merah
  1. 100 % petani bawang merah mau melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 100 % petani bawang merah mau melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 100 % petani bawang merah mau melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu).
  1. ton / ha.
  1. Kacang Merah
  1. 100 % petani kacang merah mau melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur
  2. 100 % petani kacang merah mau melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan teknologi anjuran (macam, dosis dan waktu pemberian pestisida)
  3. 100 % petani kacang merah mau melaksanakan pemupukan sesuai anjuran (macam, dosis dan waktu)

  1. Pertanian Organik

  1. Peternakan
  1. Sapi Potong
  1. 100 % peternak mau menerapkan tata laksana kandang yang baik, terutama kebersihan kandang dan penyediaan tempat pakan
  2. 100 % peternak mau memberikan pakan penguat/konsentrat secara rutin
  3. 100 % peternak mau tahu formulasi cara membuat pakan penguat
  1. Kambing / Domba
  1. 100 % peternak mau menerapkan tata laksana kandang yang baik
  2. 100 % peternak tahu tentang teknis reproduksi
  3. 100 % peternak tahu tentang teknologi flusing
  1. Ayam Buras
  1. 100 % peternak mau melaksanakan vaksinasi ND dan AI dengan kesadaran sendiri
  2. 100 % peternak mau menerapkan tata ;laksana kandang dengan baik
  3. 100 % peternak mau memberikan pakan tambahan

  1. Perikanan
  1. Mina Padi
  1. 100 % lahan sawah berpengairan teknis dapat dimanfaatkan untuk Inmindi oleh petani.
  2. 100 % petani inmindi mau  melaksanakan padat penebaran sesuai anjuran
  3. 100 % petani inmindi mau memberikan pakan tambahan
  1. Kolam
  1. 100 % petani ikan kolam mau memberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar
  2. 100 % petani ikan kolam mau membuat kemalir dan kubangan ditengah kolam
  3. 100 % petani ikan kolam mau memberikan pakan secara optimal.
  4. 100 % petani ikan kolam mau melaksanakan padat penebaran sesuai kelayakan usaha tani

  1. Aspek Sosial
  1. 100 % kelompok tani/Gapoktan mampu dalam bidang administrasi, baik administrasi kelembagaan, administrasi kegiatan maupun administrasi keuangan
  2. 100 % kelompok tani / Gapoktan mau melaksanakan pertemuan rutin
  3. 100 % Kelompok tani / Gapoktan mampu dalam  menyusun perencanaan kegiatan usaha tani secara tertulis.
  4. 50 % Kelompok tani / Gapoktan, sudah memiliki usaha bersama.
  5. 100 % Gabungan Kelompok tani sudah mempunyai kegiatan sesuai dengan yang diharapkan.
  6. 100 % Gapoktan dapat menumbuhkan koperasi dan atau menyatukan koperasi yang ada yang belum melembaga  dengan Gapoktan.

  1. Aspek Ekonomi
  1. 100 % Kelompok tani / Gapoktan mampu meningkatan pemupukan modal kelompok
  2. 100 % Koperasi Gapoktan mampu melaksanakan kegiatan dalam pengadaan dan penyaluran saprodi secara professional.
  3. 50 % Kelompok tani/Gapoktan mampu melaksanakan kegiatan pemasaran hasil usaha tani secara bersama/kolektif.
  4. 50 % Kelompok tani /Gapoktan mampu melaksanakan pola kerja sama kemitraan dengan pihak lain.

PENGESAHAN

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

KECAMATAN BANSARI TAHUN 2009

Tim Penyusun

Programa Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Bansari

NO

NAMA / NIP.

JABATAN

DALAM TIM

TANDA TANGAN

1

ACHMAD JARKONI, Amd.

NIP. 19560609.197903.1.006

KETUA

1.

2

KASAN RUBANI, SPKP.

NIP 19611024.198202.1.001

ANGGOTA

2.

3

SAEPUDIN

NIP. 19610405.18903.1.011

ANGGOTA

3.

4

Eri Parwan Yudhanto,Amd.

19821209.200604.1.006

ANGGOTA

4.

Mengetahui

           Koordinator Penyuluh                                                                           Ketua KTNA

       BP3K Kecamatan Bansari                                                                      Kecamatan Bansari

     ACHMAD JARKONI,AMd.                                                           SUPARDI DIPOYONO

     NIP. 19560609.197903.1.006

KATA PENGANTAR

        Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT. Atas berkat rakhmat dan hidayah Nya kami dapat menyusun Programa Penyuluhan Pertanian untuk Wilayah Kecamatan Bansari tahun 2009. Programa Penyuluhan Pertanian ini disusun dengan maksud sebagai acuan dalam implementasi Penyuluhan pertanian di wilayah Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung.

        Programa Penyuluhan Pertanian ini disusun dengan memadukan aspirasi petani dengan potensi wilayah dan agroekosistem yang ada, dan berpedoman pada program kerja dinas pertanian Kabupaten Temanggung, dengan harapan dapat mengadopsi berbagai permasalahan dan potensi wilayah; baik teknis, social maupun sosial.

        Namun dikarenakan adanya keterbatasan kami selaku penyusun, mengakibatkan apa yang dihasilkan jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran untuk menuju perbaikan sangat kami harapkan.

        Dengan selesainya penyusunan programa penyuluhan pertanian wilayah Kecamatan Bansari untuk tahun 2009 ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuannya samapi selesainya penyusunan ini.

        Akhir kata semoga program Penyuluhan pertanian wilayah kecamatan Bansari tahun 2009 ini bermanfaat.

                                                                                                 Team Penyusun

                                                                           Penyuluh Pertanian BP3K Kecamatan Bansari

DAFTAR ISI

Hal

i

ii

iii

iv

1

2

3

5

6

7

10

11

11

13

14

21

24

25

26

30

30

31

Hal

Lembar Pengesahan ……………………………………………………………………………              

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………..

Peta Wilayah Kecamatan Bansari ……………………………………………………………….

Daftar Isi ………………………………………………………………………………. ………….

BAB  I      PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang ………………………………………………………………………
  2. Manfaat ………………………………………………………………………………

BAB II    KEADAAN

  1. Tofografi …………………………………………………………………………….
  2. Iklim …………………………………………………………………………………
  3. Pola Tanam …………………………………………………………………………..
  4. Kependudukan ……………………………………………………………………….
  5. Kelembagaan Pertanian ………………………………………………………………
  6. Sarana dan Prasarana …………………………………………………………………
  7. Penerapan Teknologi di Tingkat Petani ……………………………………………...
  8. Prosfek Pasar …………………………………………………………………………
  9. Hasil-hasil Pembangunan Pertanian ………………………………………………….

BAB III  MASALAH

  1. Aspek teknis ………………………………………………………………………….
  2. Aspek Sosial …………………………………………………………………………
  3. Aspek Ekonomi ………………………………………………………………………

BAB IV  TUJUAN

  1. Aspek teknis …………………………………………………………....……………
  2. Aspek Sosial ………………………………………………………………………….
  3. Aspek Ekonomi ………………………………………………………………………

BAB V   CARA MENCAPAI TUJUAN …………………………………………………………

Lampiran – lampiran

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

BPP. KECAMATAN BANSARI

TAHUN 2009

Disusun Oleh

Penyuluh Pertanian

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN,PERIKANAN DAN KEHUTANAN

( BP3K )

KECAMATAN BANSARI

KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB V

CARA MENCAPAI TUJUAN

No

Masalah

Metode

Output Kegiatan

Sasaran

Lokasi

Waktu

Biaya

( Rp.)

Sumber Biaya

Penanggung jawab pelaksanaan

Pelaksana

Pihak terkait

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

A.

Aspek Teknis

1

Tan.Pangan dan Hortikultura

a

Padi

1)

60 % petani padi be lum menggunakan benih unggul ber-sertifikat

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau meng-gunakan benih pa-di unggul berserk-tifikat

Petani Padi

10 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

APBN

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

2)

 45 % petani padi be lum melakukan pe mupukan berimbang

sda

Petani mau melak sanakan pemupu-kan berimbang

sda

sda

sda

PM

Swadaya

sda

sda

sda

3)

60 % petani padi belum melaksana-kan Pola pergiliran varietas per musim tanam.

sda

Kelompok tani mau dan mampu melak-sanakan pergiliran varietas per musim tanam

sda

sda

sda

PM

Swadaya

sda

sda

sda

b

Jagung

1)

60% petani jagung belum mengguna-kan benih unggul bersertifikat

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau meng-gunakan benih ja-gung unggul berser-tifikat

Petani Jagung

13 Desa se Kec. Bansari

Jan - Des 2009

PM

APBN

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

2)

70% petani jagung belum melakukan pemupukan secara berimbang

sda

Petani mau melak sanakan pemupu-kan tanaman ja-gung secara berim-bang

sda

sda

sda

PM

Swadaya

sda

sda

sda

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

3)

60% Petani jagung belum melaksana-kan penanganan pasca panen sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu melaksana-kan pe nangan pasca panen jagung sesuai anjuran

Petani jagung

13 Desa se Kec. Bansari

Jan - Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

c

Kedelai

1)

80% petani kedelai belum melakukan pemupukan sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu melakukan pemupukan sesuai anjuran

Petani Kedelai

13 Desa se Kec. Bansari

Jan - Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

2)

75% petani kedelai belum melaksana-kan pengendalian hama penyakit se-suai anjuran

sda

Petani mau dan mampu melaksana-kan pengendalian hama dan penyakit sesuai anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3)

95% petani kedelai belum mengguna-kan varietas ung-gul bersertifikat

sda

Petani mau & mam-pu menggunakan varietas unggul ber-sertifikat

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

d

Lombok

1)

60% petani Lombok belum melaksana-kan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur

Ceramah

Diskusi

Praktek

Petani mampu me-laksanakan penga-matan jasad peng-ganggu secara benar dan teratur

Petani Lombok

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

PHP

2)

70% petani Lombok belum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai teknologi anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mampu melaksanakan pengendalian H/P sesuai teknologi anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

3)

60% petani lombok belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu melaksana-kan pemupukan se-suai anjuran

Petani lombok

13 Desa se Kec. Bansari

Jan - Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

e

Tomat

1)

60% petani tomat be-lum melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur

Ceramah

Diskusi

Praktek

Petani mampu me-laksanakan penga-matan jasad peng-ganggu secara benar dan teratur

Petani Tomat

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

PHP

2)

70% petani tomat be-lum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai teknologi anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mampu melaksanakan pengendalian H/P sesuai teknologi anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3)

60% petani tomat belum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu melaksana-kan pemupukan se-suai anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

f

Kubis

1)

60% petani kubis be-lum melaksanakan pengamatan jasad pengganggu secara benar dan teratur

Ceramah

Diskusi

Praktek

Petani mampu me-laksanakan penga-matan jasad peng-ganggu secara benar dan teratur

Petani Kubis

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

PHP

2)

70% petani kubis be-lum melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuai teknologi anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mampu melaksanakan pengendalian H/P sesuai teknologi anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

3)

60% petani kubis be lum melaksanakan pemupukan sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu melaksana-kan pemupukan se-suai anjuran

Petani kubis

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

 g

Bawang Putih

1)

70% petani bawang putih belum melaksa-nakan pengamatan ja sad pengganggu seca ra benar dan teratur

Ceramah

Diskusi

Praktek

Petani mampu me-laksanakan penga-matan jasad peng-ganggu secara benar dan teratur

Petani Bawang Putih

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

PHP

2)

70% petani bawang putih belum melaksa-nakan pengendalian hama dan penyakit sesuai teknologi anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mampu melaksanakan pengendalian H/P sesuai teknologi anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3)

60% petani bawang putih belum melak-sanakan pemupukan sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu melaksana-kan pemupukan se-suai anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

h

Bawang Merah

1)

80% petani bawang merah belum melaksa nakan pengamatan ja sad pengganggu seca ra benar dan teratur

Ceramah

Diskusi

Praktek

Petani mampu me-laksanakan penga-matan jasad peng-ganggu secara benar dan teratur

Petani Bawang merah

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

PHP

2)

75% petani bawang merah belum melaksa nakan pengendalian hama dan penyakit sesuai teknologi anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mampu melaksanakan pengendalian H/P sesuai teknologi anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

3)

60% petani bawang merah belum melaksa nakan pemupukan sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu melaksana-kan pemupukan se-suai anjuran

Petani bawang merah

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

 i

Kacang Merah

1)

80% petani kacang merah belum melaksa nakan pengamatan ja sad pengganggu seca ra benar dan teratur

Ceramah

Diskusi

Praktek

Petani mampu me-laksanakan penga-matan jasad peng-ganggu secara benar dan teratur

Petani kacang merah

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

PHP

2)

80% petani kacang merah belum melaksa nakan pengendalian hama dan penyakit sesuai teknologi anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mampu melaksanakan pengendalian H/P sesuai teknologi anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3)

60% petani kacang merah  belum melak-sanakan pemupukan sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu melaksana-kan pemupukan se-suai anjuran

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

j

Pertanian Organik

Baru 10% petani yang melaksanakan usaha tani sayuran dengan menerapkan teknologi pertanian organik

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau dan mampu menerapkan teknologi pertanian organic dalam usaha tani sayuran

Petani sayuran

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

APBD

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

2

Peternakan

a

Sapi Potong

1)

80% peternak belum menerapkan tata laksana kandang sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Peternak mau dan mampu menerap-kan tata laksana kandang sesuai anjuran

Peternak Sapi Potong

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

2)

75% peternak belum memberikan pakan penguat/konsentrat secara rutin

sda

Peternak mau dan mampu member-kan pakan pengu-at/konsentrat seca-ra rutin

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3)

80% peternak belum tahu formulasi cara membuat pakan penguat

Ceramah

Diskusi

Praktek

Peternak tahu for-mulasi dan bias membuat pakan penguat

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

b

Kambing/Domba

1)

80% peternak belum menerapkan tata laksana kandang sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Peternak mau dan mampu menerap-kan tata laksana kan-dang sesuai anjuran

Peternak Kambing / Domba

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

2)

75% peternak belum tahu teknis reproduksi

Ceramah

Diskusi

Praktek

Peternak tahu ten-tang teknis repro-duksi

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3)

75% peternak belum tahu tentang teknolo-gi flusing

Ceramah

Diskusi

Praktek

Peternak tahu ten-tang teknologi flu-sing

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

c

Ayam Buras

1)

80% peternak belum melak sanakan vaksi-nasi ND dan AI dengan kesadaran sen-diri

Ceramah

Diskusi

Gerakan

Peternak mau me-laksanakan vaksi-nasi ND dan AI dengan kesadaran sendiri

Peternak Ayam Buras

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

APBD

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

2)

80% peternak belum mene-rapkan tata laksana kandang sesuai anjuran

Ceramah

Diskusi

Demplot

Peternak mau dan mampu menerap-kan tata laksana kandang sesuai anjuran

Peternak Ayam Buras

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

3)

50% peternak belum memberikan pakan tambahan

Sda

Peternak mau mem berikan pakan tam-bahan

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3

Perikanan

a

Mina Padi

1)

75% lahan sawah berpenga iran teknis belum dimanfaat kan untuk inmindi

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani mau meman faatkan lahan sa-wah berpengairan teknis untuk inmin di

Petani Padi

10 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

2)

70% petani mina padi be-lum memperhatikan padat penebaran sesuai anjuran

Sda

Petani mina padi mau dan mampu memperhatikan pa-dat penebaran sesu ai anjuran

Petani Mina Padi

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3)

75% petani mina padi be-lum memberikan pakan tambahan

sda

Petani mina padi mau dan mampu memberikan pakan tambahan

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

b

Ikan di Kolam

1)

60% petani ikan di kolam belum membe-rikan pupuk kandang sevagai pupuk dasar

Ceramah

Diskusi

Demplot

Petani ikan di ko-lam mau memberi kan pupuk kandang sebagai pupuk dasar

Petani ikan kolam

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

APBD

Swadaya

Ka UPTD Pertanian dan PPL

Gapoktan/ Kelp. Tani

Camat Kades KTNA

2)

70% petani ikan di kolam belum membu-at kemalir dan kuba-ngan di tengah kolam

Sda

Petani ikan di ko-lam mau membuat kemalir dan kuba-ngan di tengah ko lam

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

3)

70% petani ikan di kolam belum membe-rikan pakan secara optimal

sda

Petani ikan di ko-lam mau membe-rikan pakan secara optimal

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

B

Aspek Sosial

1

60% kemampuan kelompok tani / Ga-poktan masih lemah dibidang administrasi

Ceramah

Diskusi

Kelompok tani / Ga-poktan akan  sema-kin dinamis sesuai dengan lima jurus kemampuan kelompok tani

Kelp. Tani Gapoktan

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya APBD

Ka UPTD BIPP

PPL

Camat

Ka UPTD Pertanian Kades KTNA

2

50% pertemuan rutin kelompok tani / Ga-poktan belum terlak-sana sesuai dengan yang diharpakan

Sda

Kelompok tani / Ga-poktan dapat melak-sanakan per temuan rutin

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

3

70% kelompok tani / Gapok tan belum membuat perencana-an usaha tani secara tertulis

Ceramah

Diskusi

Kelompok Tani / Gapoktan dapat menyusun peren-canaan usaha tani secara tertulis

Kelp. Tani Gapoktan

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya APBD

Ka UPTD BIPP

PPL

Camat

Ka UPTD Pertanian Kades KTNA

4

90% Kelompok tani / Gapok tan belum mempunyai kegiatan usaha bersama

Sda

Kelompok tani / Gapoktan akan mempunyai kegia-tan usaha bersama

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

5

70% kegiatan Gapok-tan be lum berjalan sesuai dengan yang diharapkan

Sda

Kegiatan Gapoktan dapat berjalan se-suai dengan yang diharapkan

Gapoktan

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

6

Baru 30% koperasi yang tumbuh dari Gapoktan dan atau melembaga dengan Ga poktan

Sda

Gapoktan dapat menumbuhkan koperasi dan atau koperasi yang ada dapat melembaga dengan Gapoktan

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

C

Aspek Ekonomi

1

70% Kelompok tani / Gapok tan masih lemah dalam pemupu kan modal

Ceramah

Diskusi

Kelompok tani / Gapoktan mampu dalam menggali modal

Kelp. Tani Gapoktan

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya APBD

Ka UPTD BIPP

PPL

Camat

Ka UPTD Pertanian Kades KTNA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

2

75% Koperasi Gapoktan dalam me-laksanakan kegiatan-nya belum dikelola seca ra professional

Ceramah

Diskusi

Koperasi Gapoktan dalam melaksana-kan kegiatannya dapat dikelola seca ra profesional

Koperasi Gapoktan

13 Desa se Kec. Bansari

Jan – Des 2009

PM

Swadaya APBD

Ka UPTD BIPP

PPL

Camat

Ka UPTD Pertanian Kades KTNA

3

90% Kelompok tani / Gapok tan belum me-laksanakan pemasa-ran hasil usaha tani secara bersama

sda

Kelompok tani / Ga-poktan dapat me;lak sanakan pemasarn hasil usaha tani secara bersama

Kelp. Tani Gapoktan

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

sda

4

90% Kelompok tani belum bias mengada-kan pola kemitraan dengan pihak lain

sda

Kelompok tani mam pu melaksana-kan pola kemitraan de-ngan pihak lain

sda

sda

Sda

sda

sda

sda

sda

Sda

RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN

UPT DINAS PERTANIAN KECAMATAN BANSARI

TAHUN 2008

No

Jenis Kegiatan

Tujuan Kegiatan

Sasaran Kegiatan

Lokasi

Volume/ Target

Waktu Pelaksanaan

Biaya

(Rp)

Sumber Biaya

Penanggung Jawab

I

Tanaman Pangan :

1

Padi

a

Pengelolaan tanaman terpadu padi Inhibrida

Peningkatan produksi beras

Gapoktan

Ds. Tanurejo

Ds. Purborejo

Ds. Campuranom

Ds. Mojosari

Ds. Gentingsari

Ds. Rejosari

Ds. Gunungsari

Ds. Candisari

Ds. Bansari

Ds. Balesari

25 ha

80 ha

25 ha

50 ha

35 ha

35 ha

50 ha

80 ha

20 ha

80 ha

Oktober - Maret

April – Sept.

3.780.000

Jumlah

480 ha

b

Pengelolaan tanaman terpadu padi hibrida

Peningkatan produksi padi

Gapoktan

Ds. Tanurejo

Ds. Purborejo

Ds. Campuranom

20 ha

20 ha

20 ha

Oktober - Maret

Jumlah

60 ha

c

27