RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN MENDALAM
KELAS 4
BAHASA INDONESIA

BAB 7
- memahami pesan dan informasi dari teks narasi
- berbicara untuk menyampaikan pendapat secara santun
- kata penghubung antar kalimat.
SD NEGERI ……………..
TAHUN AJARAN 2025/2026
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam
Memahami Pesan dan Informasi dari Teks Narasi
Nama Sekolah :
Kelas/Semester : IV/II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu (JP) : 4 JP
A. Identitas Peserta Didik
Peserta didik kelas IV SD memiliki kemampuan membaca yang beragam. Beberapa peserta sudah mampu memahami bacaan secara literal, namun masih kesulitan menangkap makna tersirat dan nilai-nilai yang terkandung dalam teks narasi. Mayoritas peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam kegiatan membaca cerita dan berdiskusi, serta memiliki imajinasi yang berkembang. Peserta juga mulai mampu mengidentifikasi unsur cerita dengan bimbingan.
B. Identitas Materi Pembelajaran
Materi difokuskan pada teks narasi, termasuk struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, resolusi), serta unsur intrinsik cerita (tokoh, latar, alur, tema, pesan moral). Teks narasi yang digunakan dalam pembelajaran akan mencakup cerita rakyat Nusantara seperti “Si Kancil dan Buaya”, “Malin Kundang”, serta cerita fiksi inspiratif lainnya yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia 9–10 tahun.
C. Dimensi Profil Lulusan
- Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
- Kreativitas ✅
- Bernalar Kritis ✅
- Berkebinekaan Global
- Mandiri ✅
- Bergotong royong ✅
D. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu:
- Mengidentifikasi informasi dalam teks narasi berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan.
- Menjelaskan pesan atau nilai moral yang terkandung dalam teks narasi secara lisan dan tertulis.
- Menyampaikan kembali isi teks narasi dengan gaya sendiri secara lisan maupun tertulis.
E. Topik Pembelajaran
Memahami Pesan dan Informasi dari Teks Narasi
(Tema 5: Cerita Rakyat dan Dongeng Nusantara)
F. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
- Menentukan tokoh, latar, dan alur dalam teks narasi yang dibaca.
- Mengidentifikasi informasi penting dan pesan moral dalam cerita.
- Menyampaikan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri secara kreatif.
- Merefleksikan pesan dari cerita dalam kehidupan sehari-hari.
G. Praktik Pedagogis
Pembelajaran menggunakan pendekatan berbasis proyek narasi, dengan strategi diskusi kelompok, literasi mendalam, refleksi, dan presentasi. Pendekatan ini mengutamakan pemaknaan dan penguatan karakter melalui pembacaan dan penulisan cerita.
H. Mitra Pembelajaran
- Guru Bahasa Indonesia
- Teman sebaya (diskusi kelompok)
- Pustakawan sekolah (penyedia bahan literasi)
- Penulis lokal atau narasumber dongeng (bila memungkinkan)
I. Lingkungan Pembelajaran
- Ruang Fisik: Ruang kelas, perpustakaan sekolah.
- Ruang Virtual: Google Classroom, Padlet, atau platform literasi digital.
- Budaya Belajar: Kolaboratif, eksploratif, menghargai keragaman pendapat, aktif bertanya, dan terbuka terhadap umpan balik.
J. Pemanfaatan Digital
- Perencanaan: Google Docs, jadwal interaktif melalui LMS.
- Pelaksanaan: Video dongeng dari YouTube, pembacaan interaktif, quizizz.
- Asesmen: Google Form, e-jurnal refleksi, rekaman audio narasi ulang.
K. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Awal (Berkesadaran, Bermakna – 30 Menit)
- Guru menyapa siswa, mengajak berdoa, dan ice breaking melalui permainan “Cerita Berantai”.
- Guru memutar video pendek dongeng “Si Kancil dan Buaya”.
- Guru memberikan pertanyaan pemantik:
“Mengapa Si Kancil berhasil menipu buaya?”
“Apa nilai yang bisa kita pelajari dari cerita ini?”
- Peserta didik membaca teks narasi dari buku siswa secara mandiri atau berkelompok.
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kaitannya dengan kehidupan nyata.
2. Inti (Bermakna, Menggembirakan – 160 Menit)
a. Memahami
- Peserta didik mengidentifikasi struktur cerita: orientasi, komplikasi, resolusi.
- Menganalisis tokoh (utama/pembantu), sifat tokoh, latar tempat/waktu, dan alur cerita.
- Mencatat pesan moral yang terkandung dalam cerita.
- Diskusi kelompok: “Bagaimana cerita ini bisa diterapkan dalam kehidupan kita?”
- Guru memfasilitasi sesi tanya jawab.
b. Mengaplikasi
- Setiap kelompok memilih salah satu cerita dari kumpulan cerita rakyat Nusantara.
- Kelompok membuat proyek “Poster Nilai Moral” dari cerita pilihan.
- Setiap peserta menulis ringkasan isi cerita dan menyampaikan ulang secara lisan di depan kelas.
- Peserta menambahkan ilustrasi sendiri atau membuat komik sederhana dari cerita.
c. Merefleksi
- Peserta menuliskan jurnal refleksi:
“Apa nilai paling bermakna dari cerita yang saya baca?”
“Bagaimana saya bisa menerapkan nilai ini dalam hidup saya?”
- Guru dan teman memberikan umpan balik terhadap presentasi dan ringkasan peserta.
3. Penutup (Berkesadaran – 30 Menit)
- Guru mengajak peserta menyimpulkan pembelajaran hari ini.
- Merencanakan pembelajaran selanjutnya:
“Apakah kalian ingin menulis cerita sendiri minggu depan?”
- Guru memberi apresiasi atas partisipasi dan karya peserta.
- Menampilkan karya peserta di sudut baca atau papan kelas.
L. Asesmen Pembelajaran
1. Asesmen Awal
- Kuis 5 soal pilihan ganda tentang unsur cerita narasi.
- Penilaian pengetahuan awal siswa tentang tokoh, alur, dan latar.
2. Asesmen Proses
- Observasi aktivitas saat diskusi, membaca, dan menyampaikan kembali cerita.
- Penilaian poster pesan moral dan proyek kelompok.
3. Asesmen Akhir
- Tes tulis (pilihan ganda dan isian).
- Jurnal refleksi individu.
- Penilaian narasi ulang secara lisan.
.
Mengetahui ………………………………..
Kepala Sekolah Guru
…………………………………….. ……………………………….
Tes Tulis
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : IV
Topik : Memahami Pesan dan Informasi dari Teks Narasi
Waktu : 45 Menit
A. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D!
- Tokoh utama dalam cerita “Si Kancil dan Buaya” adalah …
a. Buaya
b. Harimau
c. Kancil ✅
d. Ayam - Bagian cerita yang menunjukkan penyelesaian masalah disebut …
a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Klimaks
d. Resolusi ✅ - Kalimat berikut menunjukkan pesan moral, kecuali …
a. Jangan mencuri.
b. Hormatilah orang tua.
c. Si Kancil tinggal di hutan. ✅
d. Kita harus berkata jujur. - Alur cerita adalah …
a. Tempat dan waktu dalam cerita
b. Urutan peristiwa dalam cerita ✅
c. Pelaku dalam cerita
d. Masalah dalam cerita - Tujuan membaca teks narasi adalah …
a. Mengetahui struktur kalimat
b. Memahami prosedur
c. Mengetahui informasi dan pesan moral dalam cerita ✅
d. Mempelajari fakta sejarah - Komplikasi dalam cerita adalah bagian …
a. Awal cerita
b. Pengenalan tokoh
c. Masalah mulai muncul ✅
d. Akhir cerita - Latar dalam cerita menunjukkan …
a. Masalah dan penyelesaian
b. Tokoh dan penokohan
c. Tempat dan waktu terjadinya cerita ✅
d. Isi dan kesimpulan - Pesan moral dalam cerita “Malin Kundang” adalah …
a. Harus menjadi kaya
b. Jangan durhaka pada orang tua ✅
c. Rajin belajar
d. Selalu ceria - Cara menyampaikan isi cerita dengan gaya sendiri disebut …
a. Menyalin
b. Menelaah
c. Meringkas
d. Parafrase ✅ - Tema adalah …
a. Isi cerita secara keseluruhan ✅
b. Latar waktu
c. Watak tokoh
d. Pesan moral
2. Soal Isian (5 Soal)
- Tokoh yang paling banyak diceritakan disebut tokoh ______________.
- Urutan peristiwa dalam cerita disebut ______________.
- Nilai atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita disebut ______________.
- Bagian awal dari teks narasi disebut ______________.
- Cerita “Malin Kundang” berasal dari daerah ______________.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam
berbicara untuk menyampaikan pendapat secara santun
Nama Sekolah :
Kelas/Semester : IV/II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu (JP) : 4 JP
A. Identitas Peserta Didik
Peserta didik merupakan siswa kelas IV SD dengan karakteristik umum anak usia 9–10 tahun yang sedang mengembangkan keterampilan berbahasa, khususnya berbicara di depan publik. Mereka telah terbiasa berdiskusi dalam kelompok, namun masih belajar menyampaikan pendapat dengan bahasa yang tepat dan sikap yang santun. Mereka cenderung ingin berbicara terlebih dahulu tanpa mendengarkan, dan kadang belum memahami pentingnya menyampaikan ide secara sopan dan tertib dalam forum diskusi.
B. Identitas Materi Pembelajaran
Materi mencakup berbicara sebagai bentuk ekspresi pendapat, dengan penekanan pada sikap santun saat menyampaikan ide. Unsur-unsur pembelajaran meliputi:
- Etika berbicara di depan publik
- Menyampaikan pendapat secara lisan dalam forum diskusi
- Memahami konteks dan menggunakan bahasa santun
- Memberi tanggapan atas pendapat orang lain secara konstruktif
Materi ini disampaikan melalui teks model, diskusi, bermain peran, dan praktik nyata dalam forum kelas.
C. Dimensi Profil Lulusan
- Bernalar Kritis ✅
- Bergotong Royong ✅
- Kreativitas ✅
- Mandiri ✅
- Komunikatif ✅
- Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan YME (melalui penerapan nilai-nilai santun dalam komunikasi)
D. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu:
- Menyampaikan pendapat dengan bahasa lisan yang santun dan tepat sesuai konteks.
- Menanggapi pendapat orang lain dengan sopan dan menghargai perbedaan pendapat.
- Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok dengan sikap tanggung jawab dan empati.
E. Topik Pembelajaran
Berbicara: Menyampaikan Pendapat Secara Santun dalam Diskusi Kelompok dan Forum Kelas
F. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu:
- Mengidentifikasi ciri-ciri berbicara yang santun.
- Menyampaikan pendapat secara jelas, runtut, dan sopan dalam diskusi.
- Memberikan tanggapan terhadap pendapat teman secara baik dan bijaksana.
- Menunjukkan sikap aktif, empati, dan kolaboratif selama kegiatan berbicara.
G. Praktik Pedagogis
- Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning): Siswa terlibat dalam kegiatan diskusi nyata dan menyiapkan presentasi kelompok.
- Pendekatan Sosial-Eksploratif: Mendorong eksplorasi pengalaman nyata dalam menyampaikan ide.
- Refleksi Kritis: Peserta menilai gaya komunikasinya sendiri dan memberikan masukan kepada teman lain.
H. Mitra Pembelajaran
- Guru Bahasa Indonesia
- Teman dalam kelompok diskusi
- Narasumber dari lingkungan sekolah (guru BK, pustakawan, atau kakak kelas sebagai pengamat)
I. Lingkungan Pembelajaran
- Fisik: Ruang kelas yang mendukung diskusi kelompok (bermeja bundar).
- Virtual: Google Meet/Zoom untuk latihan berbicara daring (jika diperlukan).
- Budaya Belajar: Saling menghargai, mendengarkan, percaya diri, dan antusias dalam menyampaikan gagasan.
J. Pemanfaatan Digital
- Perencanaan: Penugasan melalui Google Docs atau Padlet.
- Pelaksanaan: Pemutaran video model diskusi kelas, rekaman suara siswa.
- Asesmen: Google Form untuk refleksi, serta upload video latihan presentasi siswa.
K. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Awal (Berkesadaran, Bermakna) – 30 Menit
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama.
- Ice breaking: Permainan "Tebak Kata" dengan komunikasi dua arah.
- Guru memutar video pendek yang menunjukkan dua gaya berdiskusi: satu sopan, satu tidak sopan.
- Diskusi bersama:
“Apa perbedaan kedua video tersebut?”
“Bagaimana perasaan kalian ketika mendengar cara bicara yang kasar?”
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pentingnya berbicara secara santun di lingkungan sekolah dan sosial.
2. Inti (Bermakna, Menggembirakan) – 160 Menit
a. Memahami
- Peserta didik membaca teks contoh dialog dari buku siswa.
- Guru mengajak siswa menganalisis bentuk ungkapan pendapat dan tanggapan yang digunakan.
- Diskusi kelompok kecil:
“Apa saja ciri-ciri berbicara yang santun?”
- Membuat daftar bersama: kalimat ajakan, saran, persetujuan, dan penolakan yang santun.
b. Mengaplikasi
- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
- Setiap kelompok diberi topik diskusi sederhana, misalnya:
- “Apakah tugas sekolah sebaiknya dikerjakan sendiri atau berkelompok?”
- “Apakah perlu ada aturan waktu penggunaan gawai di rumah?”
- Setiap anggota menyampaikan pendapatnya secara bergiliran.
- Peserta lain menanggapi dengan sopan.
- Guru menjadi fasilitator dan mencatat penggunaan kalimat santun serta sikap tubuh peserta.
- Setiap kelompok merekam proses diskusi atau menulis hasilnya untuk dipresentasikan ke kelas.
c. Merefleksi
- Guru mengajak siswa menilai proses diskusi:
“Apakah kamu sudah menyampaikan pendapatmu dengan sopan?”
“Bagaimana rasanya didengar oleh teman-teman?”
- Siswa menuliskan refleksi:
“Apa yang perlu saya perbaiki dalam berbicara?”
“Apa yang paling saya sukai dari diskusi hari ini?”
- Teman sebaya memberikan apresiasi dan masukan yang membangun.
3. Penutup (Berkesadaran) – 30 Menit
- Guru dan siswa menyimpulkan poin penting:
“Apa yang dimaksud berbicara santun?”
“Apa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari?”
- Menyepakati topik untuk pertemuan berikutnya:
“Menyampaikan Cerita Inspiratif secara Lisan”
- Guru memberikan penghargaan simbolik kepada peserta dengan komunikasi terbaik.
L. Asesmen Pembelajaran
1. Asesmen Awal
- Kuis singkat tentang etika berbicara dan contoh kalimat santun.
2. Asesmen Proses
- Observasi partisipasi siswa selama diskusi: gaya bahasa, ekspresi wajah, nada suara.
- Penilaian peer-feedback: apakah siswa mampu menghargai pendapat teman?
3. Asesmen Akhir
- Tes tertulis (10 pilihan ganda + 5 isian).
- Video/rekaman lisan siswa menyampaikan pendapat.
- Refleksi pribadi dalam bentuk jurnal.
Mengetahui ………………………………..
Kepala Sekolah Guru
…………………………………….. ……………………………….
Tes Tulis
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : IV
Topik : berbicara untuk menyampaikan pendapat secara santun
Waktu : 45 Menit
A. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D!
- Contoh kalimat menyampaikan pendapat yang santun adalah …
a. Kamu salah!
b. Pokoknya aku nggak setuju!
c. Menurut saya, ada baiknya kita … ✅
d. Ngapain begitu? - Tanggapan yang baik terhadap pendapat teman adalah …
a. Masa sih?
b. Aku nggak peduli.
c. Saya setuju karena... ✅
d. Itu mah aneh! - Berikut yang termasuk sikap berbicara santun adalah …
a. Menyela pembicaraan
b. Mengangkat tangan saat ingin bicara ✅
c. Berteriak
d. Mengejek teman - Kalimat “Saya kurang setuju, bagaimana jika…” termasuk bentuk …
a. Penolakan tidak sopan
b. Persetujuan mutlak
c. Penolakan santun ✅
d. Saran langsung - Sikap tubuh saat berbicara sebaiknya …
a. Menunduk
b. Melihat lawan bicara ✅
c. Melirik ke kanan
d. Memainkan tangan terus-menerus - Tujuan dari menyampaikan pendapat adalah …
a. Membuat teman kalah
b. Menyampaikan ide secara pribadi ✅
c. Meminta nilai
d. Menunjukkan siapa yang paling hebat - Jika kamu tidak setuju, kamu bisa mengatakan …
a. Itu bodoh!
b. Saya tidak suka ide itu
c. Saya kurang sependapat, boleh saya beri alternatif? ✅
d. Salah besar! - Kalimat “Bagaimana jika kita menyelesaikannya bersama?” adalah contoh …
a. Ajakan ✅
b. Larangan
c. Penolakan
d. Peringatan - Nada suara saat berbicara sebaiknya …
a. Keras dan marah
b. Rendah dan pelan
c. Lembut dan jelas ✅
d. Teriakan spontan - Saat teman sedang berbicara, kita harus …
a. Mendengarkan dengan baik ✅
b. Memotong pembicaraan
c. Bicara dengan teman lain
d. Bermain-main
2. Soal Isian (5 Soal)
- Ungkapan pendapat harus disampaikan dengan bahasa yang _____________.
- Saat ingin bicara, kita sebaiknya ____________ terlebih dahulu.
- Menanggapi pendapat teman harus dengan sikap yang ____________ dan tidak menyinggung.
- Kalimat “Menurutku, sebaiknya kita …” adalah bentuk ____________ santun.
- Dalam diskusi, kita harus saling ____________ pendapat.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam
kata penghubung antar kalimat
Nama Sekolah :
Kelas/Semester : IV/II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu (JP) : 4 JP
A. Identitas Peserta Didik
Peserta didik kelas IV SD berada dalam tahap transisi dari berpikir konkret menuju berpikir abstrak. Mereka mulai mampu memahami hubungan antaride dan menyusun kalimat secara koheren. Sebagian besar siswa telah mengenal kalimat dan paragraf, namun belum memahami sepenuhnya bagaimana keterkaitan antara kalimat satu dengan lainnya, terutama dalam penggunaan kata penghubung antarkalimat. Mereka juga membutuhkan pembiasaan dalam menggunakan kata penghubung secara tepat dalam menulis dan berbicara. Peserta didik memiliki keingintahuan tinggi terhadap struktur kalimat, apalagi jika disajikan dalam bentuk cerita atau konteks nyata.
B. Identitas Materi Pembelajaran
Materi yang diajarkan adalah kata penghubung antarkalimat, yang merupakan bagian dari unsur kebahasaan. Dalam materi ini peserta didik dikenalkan berbagai jenis kata penghubung yang menghubungkan antar kalimat seperti: namun, oleh karena itu, sebaliknya, bahkan, selanjutnya, dan akan tetapi. Peserta akan mempelajari fungsi masing-masing kata penghubung, serta bagaimana menggunakannya untuk membangun paragraf yang utuh dan logis. Materi ini akan disampaikan melalui teks pendek, latihan menghubungkan kalimat, penulisan paragraf sederhana, serta presentasi lisan.
C. Dimensi Profil Lulusan
Pembelajaran ini mendorong pengembangan Dimensi Profil Lulusan sebagai berikut:
- Bernalar Kritis ✅ – menganalisis hubungan logis antar kalimat.
- Kreatif ✅ – menyusun paragraf utuh dengan kata penghubung yang tepat.
- Mandiri ✅ – mampu membuat teks secara mandiri.
- Bergotong Royong ✅ – bekerja sama dalam kelompok untuk menyusun dan merevisi paragraf.
D. Capaian Pembelajaran
Peserta didik:
- Memahami fungsi dan bentuk kata penghubung antarkalimat.
- Menggunakan berbagai jenis kata penghubung untuk menyusun paragraf yang padu.
- Menyunting teks sederhana untuk memperbaiki penggunaan kata penghubung.
- Menyampaikan hasil revisi atau paragraf di depan kelas dengan percaya diri.
E. Topik Pembelajaran
Kata Penghubung Antarkalimat dalam Teks
Fokus pada jenis kata sambung untuk menyatakan pertentangan, akibat, kelanjutan, penguatan, dan perbandingan antar kalimat.
F. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung, peserta didik mampu:
- Mengidentifikasi kata penghubung antarkalimat dalam paragraf yang dibaca.
- Menjelaskan fungsi dari kata penghubung yang digunakan.
- Menyusun paragraf pendek dengan menggunakan kata penghubung antarkalimat secara tepat.
- Menyunting teks untuk memperbaiki struktur dan penggunaan kata penghubung.
- Menyampaikan isi paragraf dengan struktur kalimat yang logis dan kohesif.
G. Praktik Pedagogis
Model pembelajaran yang digunakan adalah:
- Pembelajaran Berbasis Teks Otentik dan Proyek Mini, di mana peserta menulis paragraf pendek dan menyunting teks dalam kelompok.
- Diskusi Kolaboratif untuk membahas peran kata penghubung dalam membangun alur pikiran.
- Pembelajaran Reflektif, melalui jurnal harian atau presentasi untuk menilai pemahaman konsep.
H. Mitra Pembelajaran
- Guru Bahasa Indonesia sebagai fasilitator pembelajaran.
- Teman satu kelompok sebagai mitra diskusi dan evaluasi sebaya.
- Perpustakaan sekolah atau pustakawan sebagai sumber literasi tambahan.
I. Lingkungan Pembelajaran
- Ruang Fisik: Kelas dengan pengelompokan fleksibel (berbasis kelompok diskusi).
- Ruang Virtual: LMS sekolah atau Google Classroom untuk pengumpulan tugas.
- Budaya Belajar: Inklusif, terbuka untuk umpan balik, menghargai pendapat, dan mendukung pemahaman bersama.
J. Pemanfaatan Digital
- Perencanaan: Google Docs untuk rancangan paragraf kolaboratif.
- Pelaksanaan: Video YouTube interaktif tentang kata penghubung.
- Asesmen: Google Form untuk kuis, serta unggahan tugas dalam bentuk teks atau audio untuk refleksi mandiri.
K. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Awal (Berkesadaran, Bermakna) – 30 menit
- Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
- Ice breaking: permainan “sambung kalimat” secara lisan dengan kata penghubung yang diberikan.
- Guru menampilkan dua paragraf di papan tulis: satu dengan kata penghubung, satu tanpa.
- Pertanyaan pemantik:
“Mana yang lebih enak dibaca? Mengapa?”
“Apa yang membuat paragraf itu terasa runtut?”
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pentingnya kata penghubung dalam menulis dan berbicara.
2. Inti (Bermakna, Menggembirakan) – 160 menit
a. Memahami
- Siswa membaca teks pendek dari buku siswa yang memuat kata penghubung antarkalimat.
- Siswa menandai dan mengklasifikasikan kata penghubung yang mereka temukan.
- Diskusi bersama: fungsi masing-masing kata penghubung (namun, oleh karena itu, bahkan, sebaliknya).
- Guru membuat tabel klasifikasi kata penghubung berdasarkan fungsinya:
Fungsi | Contoh Kata Penghubung |
Pertentangan | namun, akan tetapi, sebaliknya |
Akibat | oleh karena itu, akibatnya |
Tambahan | bahkan, selain itu, juga |
Perbandingan | seperti halnya, sebaliknya |
b. Mengaplikasi
- Siswa diberi 5 kalimat acak dan diminta menyusun menjadi paragraf menggunakan kata penghubung yang sesuai.
- Siswa menyunting paragraf yang belum padu agar menjadi runtut dan logis.
- Dalam kelompok, siswa menulis paragraf bertema lingkungan sekolah dengan minimal 3 kata penghubung antarkalimat.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil tulisan mereka ke depan kelas.
- Teman kelompok memberikan umpan balik terkait struktur kalimat dan kata penghubung yang digunakan.
c. Merefleksi
- Siswa mengisi refleksi tertulis:
“Apa kata penghubung yang paling sering saya pakai?”
“Kapan saya bisa menggunakan ‘namun’ dan kapan ‘oleh karena itu’?”
- Siswa saling memberi komentar positif terhadap paragraf yang disampaikan.
- Guru memberikan penguatan pada keberhasilan serta area yang perlu ditingkatkan.
3. Penutup (Berkesadaran) – 30 menit
- Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu.
- Guru menanyakan:
“Apa pelajaran paling berkesan hari ini?”
- Guru menyampaikan bahwa kata penghubung membantu kita berpikir teratur dan menyampaikan gagasan dengan baik.
- Guru memotivasi siswa untuk menggunakan kata penghubung dalam menulis cerita minggu berikutnya.
L. Asesmen Pembelajaran
1. Asesmen Awal
- Kuis 5 soal pilihan ganda terkait pengenalan kata penghubung dan fungsinya.
2. Asesmen Proses
- Lembar observasi partisipasi siswa dalam diskusi dan kerja kelompok.
- Catatan guru terhadap paragraf yang ditulis siswa.
3. Asesmen Akhir
- Tes tertulis (10 pilihan ganda + 5 isian).
- Penilaian paragraf siswa berdasarkan kriteria: ketepatan kata penghubung, kohesivitas, dan kejelasan isi.
- Refleksi tertulis individu.
Mengetahui ………………………………..
Kepala Sekolah Guru
…………………………………….. ……………………………….
Tes Tulis
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : IV
Topik : kata penghubung antar kalimat
Waktu : 45 Menit
A. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D!
- Kata “oleh karena itu” menunjukkan hubungan …
a. Pertentangan
b. Tambahan
c. Akibat ✅
d. Perbandingan - Kata penghubung “akan tetapi” digunakan untuk …
a. Menjelaskan sebab
b. Menyatakan waktu
c. Menunjukkan perlawanan atau kontras ✅
d. Menyimpulkan pendapat - Contoh kata penghubung antarkalimat adalah …
a. Dan
b. Tetapi
c. Oleh karena itu ✅
d. Karena - Fungsi kata “selain itu” adalah …
a. Menyatakan akibat
b. Memberi tambahan informasi ✅
c. Menghubungkan waktu
d. Memberi contoh - Kalimat berikut mengandung kata penghubung antarkalimat, kecuali …
a. Aku lelah. Oleh karena itu, aku tidur lebih cepat.
b. Adik menangis karena mainannya hilang. ✅
c. Hari ini hujan. Namun, kami tetap pergi.
d. Dia sakit. Dengan demikian, dia tidak masuk sekolah. - Kata penghubung “meskipun demikian” digunakan untuk …
a. Penambahan
b. Kesimpulan
c. Pertentangan ✅
d. Penegasan - Kata “selanjutnya” dalam paragraf berfungsi untuk …
a. Menghubungkan kalimat sebab
b. Memberikan urutan kejadian ✅
c. Mengakhiri cerita
d. Menjelaskan alasan - Kalimat: “Pagi itu sangat cerah. __________ kami pergi ke taman.”
a. Oleh karena itu ✅
b. Akan tetapi
c. Karena
d. Tetapi - Dalam teks eksplanasi, kata “dengan demikian” sering digunakan untuk …
a. Menyatakan pendapat
b. Memberi contoh
c. Menyimpulkan ✅
d. Menjelaskan sebab - Kata penghubung antarkalimat biasanya terletak di …
a. Tengah kalimat
b. Awal kalimat ✅
c. Akhir kalimat
d. Setelah subjek
2. Soal Isian (5 Soal)
- Kata penghubung “__________” digunakan untuk menyatakan pertentangan antara dua kalimat.
- “Selain itu” menunjukkan hubungan __________ antara kalimat.
- Kata “oleh karena itu” sering digunakan untuk menyatakan __________ dari peristiwa sebelumnya.
- Kata penghubung antarkalimat biasanya digunakan di __________ kalimat.
- Contoh kata penghubung antarkalimat yang menyatakan kesimpulan adalah “__________”.