Question and Answer

Serial Webinar Renstra Topik #3:

Pengelolaan RS dengan Pengguna BPJS

16 Januari 2024

Pertanyaan terkait terkait Strategi RS secara Umum

Sutisna_RSKB Halmahera Siaga:

Sesuai penjelasan bahwa BPJSK merupakan pelayanan dasar dan standar, apabila dengan Kelas RS Kelas C sebagai provider BPJS apakah boleh  pelayanan subspesialistik tidak masuk dalam kerja sama/adanya pembatasan pelayanan?

Jawab

Praktek di lapangan selama ini BPJSK selalu meminta seluruh layanan yang dimiliki rumah sakit harus bekerjasama.

Lalu Jamiri:

Bagaimana cara membuat standarisasi di rumah sakit pemerintah untuk dokter spesialis yang berbeda?

Jawab

Pertama yang dilakukan adalah manajemen perubahan sehingga dokter spesialis memiliki tujuan yang sama yaitu menjaga mutu dan efisiensi. Tools yang bisa digunakan untuk standarisasi adalah clinical pathways, formularium dan lain lain yang didukung oleh digitalisasi

Gungtu - RS Ari Canti:

Bagaimana strategi yang harus ditempuh RS, jika RS kami juga sudah meningkatkan volume, memperbaiki tarif (salah satunya dengan mengoptimalkan koding dan meningkatkan alkes yang bisa di top up), namun demografi pasiennya memang banyak pasien kelas 3 (yang di dominasi pasien kronis yang sekarang kena program BPJS terkait iterasi resep)?

Jawab

Untuk rumah sakit dengan jumlah pasien kelas 3 dominan bisa mengembangkan layanan rajal dan ODC. Tarif rumah sakit juga perlu di review kembali

Anang Sujana RSLL Bogor:

Apa strateginya untuk RS Pemerintah (RSUD) agar lebih berkembang, efektif dan efisien dimana pendapatan kami 90% dari pasien BPJS?

Jawab

Tantangan RSUD adalah keberlanjutan kepemimpinan, keterlekatan seluruh karyawan dan struktur tarif

Yulita Ruli Titisari:

  1. Ke depan prediksi BPJS akan defisit sedangkan An Nisa target market BPJS. Bagaimana menyikapi hal ini?
  2. Bagaimana strategi RS An Nisa apabila ada kebijakan setempat bahwa rujukan dari PPK 1 diutamakan ke RSUD?

Jawab

  1. Mengagunkan tagihan ke BPJS ke Bank (program SCF)
  2. Mengembangkan layanan yang tidak dimiliki oleh RSUD dan memperkuat marketing

Pertanyaan terkait Pengelolaan Ruang Rawat Intensif

Suminah RSCM:

Untuk 16 TT ICU proporsi medical dan surgicalnya berapa?

Jawab

Tidak ada pembagian medical dan surgical. First in first serve

Willan Retnawulan:

Untuk ICU ada 16 bagaimana efisiensi SDM? Kalau tidak salah rasionya 1 bed itu 2 perawat.

Jawab

Rasio SDM 1 perawat untuk 2 TT

Bali_Asta Medical Center_dr IB Surya:

Sangat menarik melihat data di ruang intensive..apakah bisa dibuka kasus per kasus dan tatalaksananya?

Jawab

Kasusnya sangat bervariasi: kasus obgyn, paru, saraf, jantung dll

RS Harapan Magelang:

Bagaimana cara mengoptimalisasi ICU dan Rawat Inap, agar tidak minus?

Jawab

Pertama lakukan review tarif RS terlebih dahulu (unit cost + margin), jangan sampai tarif RS yang digunakan terlalu tinggi marginnya.

dr. Firman:

Bagaimana tips untuk meningkatkan profit dari intensive care untuk JKN?

Jawab

Bangun tim ICU yang terampil

dr. Putu Dian Ekawati, MPH, MH.Kes:

Minta Sharingnya dok,.. setahu kami, pasien di ICU, koding INA-CBGs-nya sama dengan jika pasien berada di kelas 1 atau 2 atau 3. Dan pasien kritis di ICU, pemakaiannya banyak (dari segi Obat, alat dan penunjang medis). Tetapi, di RS An Nisa, klaim pasien yang masuk ICU (+). Bisa diberikan masukan?

Jawab

RS dibayar sesuai hak kelas pasien

Mukhsin Hadi:

Mohon dapat disampaikan penjelasan dan contoh: standarisasi ICU dan surgical costing

Jawab

Standarisasi di ICU : standarisasi BMHP yang digunakan

Surgical costing : negosiasi besaran jasa medis dan cek ulang tarif sewa kamar operasi

dr.Nur Indah Wuriana:

Khusus untuk optimalisasi bed ICU terkait dengan coding, pada pasien-pasien ICU yang tidak dengan ventilator pengalaman di RS kami jadi minus...apakah ada strategi untu kmenangani kasus yang seperti ini?

Jawab

Tidak semua kasus akan positif, ada subsidi silang. Saran cek uang besaran tarif ICU

Lindasari Santosa:

Bagaimana ICU bisa untung karena BPJS membayarnya perdiagnosa/paket. Maaf masih bingung.

Jawab

Pengelolaan yang efisien oleh tim ICU yang kompeten di dukung struktur tarif rs yang berbasis unit cost

Risbenny_RSAM Bukittinggi:

Bagaimana untuk inovasi meningkatkan pendapatan melalui layanan ICU?

Jawab

Upaya meningkatkan mutu layanan terus menerus akan mengurangi LOS pasien dan angka kematian

Pertanyaan terkait Pengelolaan Pelayanan Rawat Jalan

Rahmi Ayu Budi Amalia:

Bagaimana pengelolaan rawat jalan agar dengan margin tipis tetapi tetap bisa profit?

Jawab

Kendalikan peresepan jangan sampai poli farmasi dan gunakan obat generik

dr. Selvie Fitria Pinandita - RSIA Kenari Graha Medika:

Tadi dijelaskan oleh dr. Edi soal strategi optimalisasi rawat jalan. RSIA Kenari sebagai RS kekhususan memiliki hambatan soal rujukan dari PPK1 krn PPK1 dibatasi untuk akses rujukannya, apakah ada strategi untuk Rumah Sakit Kekhususan?

Jawab

Kaji perubahan dari RSIA ke RSU tipe C

dr. Firman:

Bagaimana trik untuk meningkatkan rawat jalan untuk di daerah yang terkendala transportasi dan jarak, sehingga perbandingan rawat jalan dengan rawat inap jauh sekali.

Jawab

Semoda kedepan layanan telemedicine segera di luncurkan dan di biayai oleh BPJS

Misniati Daud:

Untuk meningkatkan klaim rajal dengan tindakan top up bagaimana strategi mengelola ini sementara ada aturan  batasan waktu BPJS terhadap tindakan top up tersebut?

Jawab

Berinvestasi pada penunjang diagnostik yang kebutuhannya tinggi dan  menghasilkan top up .

Rr. Riris:

Bagaimana cara pengendalian terhadap peresepan di Rawat Jalan?

Jawab

Tidak poli farmasi dan gunakan obat generik. Dokter yang menggunakan obat berlebihan diberikan feedback berbasis data

Pertanyaan terkait The People

Nining:

Untuk Prof. Laksono, bagaimana cara menarik dokter spesialis bekerja di rs di daerah terpencil?

Dr. Benedictus Aldwin Ainsley:

Salah satu tantangan tersulit memang bagaimana mengelola dokter spesialis terutama mengenai variasi layanan, meskipun sudah ada Clinical Pathway yang disusun dan disetujui oleh KSM. Adakah tips tertentu dalam mengatasi hal ini? Karena dokter dokter dengan idealisme dan memegang teguh keilmuannya memiliki persepsi tersendiri dalam praktik medisnya sehingga apabila ada "halangan-halangan" merasa seperti diatur dan tidak bisa menjalankan praktik medisnya dengan baik, merasa juga seperti pasien tidak bisa optimal ditatalaksana.

Jawab

Perlu manajemen perubahan dengan menekan kan sense of urgency, bahwa mutu dan efisiensi adalah dua hal yang harus dijaga secara seimbang

Kukun:

Tentang strategi mengelola 2 hal yang paling menarik yang sering pimpinan RS failed yaitu mengelola pemilik dan dokter.., khususnya untuk para dokter, seberapa  dalam yang dr. Ediansyah lakukan untuk menghadapi berbagai dinamika negative di golongan para dokter, yang dilain pihak mereka adalah backbone-nya RS?

Jawab

Untuk meningkan sense of beloging dari dokter di RS AN-NISA sebagian dokter ditawari kepemilikan saham. Yang paling utama adalah menjaga komunikasi dan transparansi  

dr.Tuti Lisnawati N. Purba:

sangat setuju bahwa mengelola pemilik dan medis (dokter-dokter spesialis) menjadi masalah dibanyak RS.. Bisakah sharing terkait mengelola persoalan ini?

Jawab

Membangun tim manajemen yang kompeten, transparan sehingga menghasilkan trust dari semua stakeholder

dr. Zahrani Alvia:

Bagaimana strategis mengatur dokter terkait penggunaan obat - obat diluar fornas?

Jawab

Dokter diberikan feedback berbasis data, setelah menghasilkan kesepakatan terus dilakukan evaluasi berkala

Lalu Jamiri:

Apa saja kriteria yang harus dipenuhi oleh dokter spesialis dalam standarisasi masing-masing di RS pemerintah? Apa strategi yang diperlukan untuk memastikan bahwa standarisasi dokter spesialis di RS pemerintah dapat di implementasikan secara efektif?

Jawab

Komitmen dokter spesialis harus tinggi yang dibangun dari pemahaman terhadap situasi terkini dan trust ke manajemen RS

dr. Firman:

Bagaimana perhitungan jasa medis dokter, apakah menggunakan persentase dari INACBGs atau dihitung per tindakan (visite dll)? Dan berapa persentase yang ideal untuk jasa medis dari INA-CBGs?

Jawab

Di RS annisa menggunakan Fee for Service (FFS), untuk rawat jalan 70 ribu, per visite juga 70 ribu. Persentase jasa mediss terhadap total pendapatan 23%

Sutisna_RSKB Halmahera Siaga:

Berapa presen pembagian jasa dari total tarif INA-CBGs (baik rajal maupun Ranap)?

Jawab

Di RS annisa menggunkan FFS. Rajal 70 ribu, visite 70 ribu, tindakan masing masing ada tarifnya. Porsi jasmed 23% dari pendapatan.

Muhamamad Ridwan RS. Pertamina Plaju:

Bagaimana caranya memanamkan pemikiran yang menganggap bahwa investasi terbaik itu adalah investasi dengan SDM ke pimpinan lainya..? Benar kata dr. Edi tadi, sentuh hati, jika kami disekolahkan oleh perusahaan maka kami dianggap sangat spesial oleh perusahaan sehingga timbulah loyalitas dan hormat terhadap perusahaan. Semoga ini menjadi amal jariah dr. Edi yang luar biasa secara suka relah menyekolakan para pekerja secara gratis.

Jawab

Yakinkan pemilik dan pimpinan lainnya bahwa membangun intangible asset bisa menjadi keunggulan bersaing rs.

Menik P:

Mohon saran mengenai rapot dokter, jika perawat hanya terima gaji pokok, cenderung sifat manusia mengeluh jika pasien banyak & mereka tidak dapat tambahan, sehingga kinerjanya santai & cenderung ceroboh, seringnya DPJP sudah memprogramkan target pasien rawat inap dalam 3 hari bisa dipulangkan. Tapi karena kinerja perawat yang berantakan membuat LOS semakin panjang, akhirnya yang dinilai adalah dokternya merawat pasien sangat lama.

Jika dokter banyak komplain/banyak mengadu di manajemen, perawat semakin dendam & kerjanya bukan semakin menunjang program dokter, tapi justru timbul banyak masalah.

Bagaimana solusinya, karena selalu dokternya yang terkena rapot merah.

Jawab

Bangun Team work yang kuat sehingga  kolaborasi diantara PPA berjalan baik.

Pertanyaan terkait Sistem Operasional Klinis

dr. Firman:

Obat apakah wajib full generik atau jika ada yang tidak ada opsi generiknya, bisa ganti ke generik atau tetap berikan paten sesuai resep?

Jawab

Kalau tersedia generik berikan generik, kalau dipasaran memang tidak tersedia generik diberikan obat yg dibutuhkan. Bagian farmasi sangat penting untuk mengelola supply chain.

dr. Fa'idh husnan_RS JASA KARTINI TASIKMALAYA:

Bagaimana jika pemeriksaan yang diminta adalah CT SCAN kontras?

Jawab

Tarif CT scan kontras belum terlalu bagus, tetapi prinsip utama adalah akumulasi layanan total, bukan kasus per kasus atau pemeriksaan per pemeriksaan.

RS CITRA MEDIKA:

Bagaimana pengelolaan untuk kebutuhan darah untuk pasien BPJS di rawat inap, mengingat tarif INA-CBGs anemia kecil?

Jawab

Ini termasuk kasus yang negatif, rs harus berupaya mencari kasus kasus positif yang lainnya

Ika Dyah Nur Hasanah_Eka Hospital Cibubur:

Bagaimana cara untuk melakukan efisiensi pada kasus pasien yang memerlukan transfusi darah?

Jawab

Sulit untuk menghindari negatif, imbangi dengan kasus kasus lain yang positif

Rahmi Ayu Budi Amalia:

Bagaimana pengelolaan untuk kebutuhan darah untuk pasien BPJS di rawat inap (trasfusi darah)?

Jawab

Berikan sesuai yang dibutuhkan pasien, pada kasus ini kita memang rugi, akan terjadi subsidi silang dengan kasus lain yang positif.

Pertanyaan terkait Sistem Operasional Non Klinis

dr. Ida Bagus Yudistira RSU Bali Royal:

Sistem otomatisasinya apakah bisa didetilkan?

Jawab

Contoh otomatisasi pada manajemen klaim BPJS, data costing dan data coding otomatis dikeluarkan oleh sistem sehingga grouping ina cbg menjadi otomatis, kelengkapan berkas klaim juga disiapkan secara otomatis. Dengan otomatisasi ini klaim BPJS senilai 15M cukup dikerjkan oleh 5 orang. Dua orang coder, 2 orang costing dan 1 dokter,

RS Harapan Magelang:

Bagaimana standarisasi hingga bisa mencapai pada tahap otomasisasi?

Jawab

Standarisasi adalah mengurangi variasi, mis ada 5 SpOG melakukan tindakan SC, benag yang digunakan sama, obat dan pemerikasaan lab nya juga sama, hari rawat juga sama, bisa dituangkan dalam Clinical Pathway. Kalau bisnis proses sdh standar otomatisasi akan mudah dilaksanakan

Mukhsin Hadi:

Mohon dapat disampaikan penjelasan dan contoh :(1) framework otomatisasi coding; (2) gambaran modelling standarisasi BHP/Obat

Jawab

Otomatisasi Coding

Dokter menulis diagnosa sesuai kaidah ICD, setiap ICD sudah ada Codingnya, sehingga coding akan keluar otomatis.

Standarisasi obat dan BMHP bisa di mulai dengan membuat formularium obat RS. BMHP yang digunakan juga sudah dipilih vendornya.

RS CITRA MEDIKA:

Untuk pelayanan rawat jalan, bagaimana cara pengaturan/standarisasi permintaan penunjang yang dapat dijadikan top up INA-CBGs? Apakah juga ada otomatisasi untuk itu?

Jawab

Untuk top up sesuai kebutuhan medis dan disesuaikan denganperalatan medis yang kita miliki. Tidak ada otomatisasi.

Gungtu - RS Ari Canti:

Pada kasus dengan ICD-IX yang bisa memberikan nilai top up, bagaimana HIS di RS An Nisa melakukan otomatisasi grouping? Apakah di-mapping terlebih dahulu di sistem klaim kode-kode ICD-IX mana saja yang memberikan top up nilai ataukan tetap di-grouping ulang oleh koder?

Jawab

Keduanya dilakukan maping sehingga otomatis grouping dengan top up dan dicek ulang oleh coder. Coder akan mengecek ulang sekitar 20%- 30% dari kunjungan sehari, karena beberapa kasus ada yang gagal groping.

Pertanyaan terkait Keuangan dan Akuntansi

dr. Ditya Ayu Dwiputri, MSc (RS Primaya Karawang):

Terkait selisih biaya out of pocket, bagaimana skemanya? Jika first payor BPJS apakah tidak termasuk kategori iur biaya?

Jawab

Selisih biaya diperbolehkan oleh aturan, mis naik kelas dari kelas 1 ke VIP, selisih biasa maksimal 75%

Abu Thoyyib:

Apa bisa di-share struktur RS An Nisa, dari revenue Rp 19 milyar berapa EBITDA-nya

Jawab

Ebitda nya 25%

dr Dody Alamsyah Siregar_RSPP:

Strategi antara tarif RS dengan tarif INA-CBGs, bagaimana kebijakan menaikkan tarif RS dengan tarif INA-CBGs yang tidak naik?

Jawab

Perhitungan tarif rs yang terbaik adalah menggunakan unit cost + margin, setiap tahun tarif rs harus di revisi menyesuaikan dengan kenaikan harga. Jika tarif rs sudah dihitung dengan benar dan tetap kompetitif terhadap ina cbg, maka pasien BPJS adalah peluang.

Dr. Arief Antonius Santoso:

Bagaimana strategi RS terkait pelayanan COB. Selama ini dari sisi pasien atau user asuransi AKT sering merasa jika RS mampu melayani pasien dengan jaminan BOJS dengan tarif INA CBG mengapa saat ada AKT tambahan biayanya tetap besar?

Jawab

Untuk pasien AKT billing rumah sakit lebih tinggi karena yang diberikan adalah layanan yang optimal terutama dari sisi obat-obatan dan teknologi, bukan pelayanan dasar atau standar.

dr. Zahrani Alvia:

Berapa standarnya menaikan berapa % dari harga klaim BPJS?

Jawab

Tarif= unit cost +margin. Di RS annisa margin yang ditetapkan berkisar 25%-30%

Tri Wijaya:

RS pemerintah sedikit mengalami kendala mengelola klaim BPJS. Bagaimana RS An Nisa bisa memberikan trik-triknya agar RS pemerintah juga bisa sejahtera seprti RS An Nisa?

Jawab

Kemampuan mengelola stakeholder menjadi kunci. Kalau semua stakeholder sudah satu visi maka kolaborasi akan mudah dilaksanakan. Teknologi juga penting untuk dikembangkan.

Arif Riandi:

Berapa % margin tarif RS Annisa dari unit cost sehingga hampir selalu positif dari INA-CBGs? Rata-rata klaim rawat Jalan Rp 298 ribu itu apakah termasuk klaim HD?

Jawab

Rata-rata margin dikisaran 25%-30%

Klaim rajal rata-rata 298 ribu di luar HD, katarak dan ESWL serta Fisioterapi. Data-data outlier dikeluarkan

Sutisna_RSKB Halmahera Siaga:

Terkait strategi low cost, apakah dari sisi unit cost, termasuk pemeriksaan penunjang? Apakah di RS An Nisa pasien BPJS dan Pasien Umum Ranap dicampur?

Jawab

Hpp 14% termasuk obat, bahan mmedis habis pakai, lab, radiologi, gas medis dan darah. Pasien umum dan bpjs di annisa di campur menempati ruangan yang sama

Pertanyaan terkait Marketing

Lindasari Santosa:

Marketing yang paling baik untuk pasien BPJS apakah melalui PPK1 atau digital atau ke acara-acara kegiatan masyarakat? Bagaimana strategi RS An Nisa untuk marketing?        

Jawab

Marketing di era BPJS ada Business to Business (B to B) bukan Business to Consumer (B to C), paling efektif adalah melalui kerjasama dengan FKTP

Pertanyaan terkait Pengelolaan RS dengan Segmen Pasar Campuran

Candra Dewi K:

Jika kita memberikan pelayanan yang supra standard dan menggunakan teknologi untuk segmen pasien non BPJS, bagaimana menghadapi tekanan dari BPJS yang menuntut pelayanan yang SETARA?

Jawab

Berat bagi RS kalau memberikan layanan supra standar tetapi dibayar dengan tarif ina CBG. Yang harus dilakukan RS adalah memperbanyak layanan supra standar digunakan oleh pasien non BPJS.

Suminah:

Untuk RS pusat rujukan nasional dan sekaligus RS pendidikan, dengan porsi pasien JKN dan non Jkn 70 : 30, pasien tiba di RS sudah dalam kondisi dengan komplikasi yang banyak dan kompleks. Tata laksana tentu berbeda dengan RS perujuk, sehingga selisih pembiayaan sangat besar. Bagaimana strategi RS mengingat peningkatan tarif INA-CBGs tidak menutup untuk selisih biaya, sementara sebagai RS pendidikan ada beban biaya tersendiri.

Jawab

Analisa yang digunakan tidak bisa kasus per kasus, tetapi total pendapatan dikurangi total biaya, semoga masih tetap positif.