Published using Google Docs
Sri Sulasmi.docx
Updated automatically every 5 minutes

SUPERVISI AKADEMIK METODE KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN

PEMBELAJARAN TEMATIK BAGI GURU KELAS RENDAH

DI SD NEGERI PUCANGAN 05 KEC. KARTASURA

KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015/2016

Oleh: Sri Sulasmi

SD Negeri Pucangan 05, Kartasura, Sukoharjo

196510101989032014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan pelaksanaan supervise akademik metode kelompok untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah; dan 2) meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kolas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan. Kartasura  Kabupaten Sukoharjo melalui supervisi akademik metode kelompok.Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan. Penelitian dilakukan di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Subyek penelitian ini adalah guru kolas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 3 (tiga) orang guru. Objek penelitian: berupa supervise akademik metode kelompok untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik. Teknik pengumpulan data dilakukLn dengan teknik wawancara dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan model alur dare Kemmis dan Taggart yang intinya mengidentifikasi perkembangan dan perkembangan dan perubahan subjek.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan kegiatan supervise akademik metode kelompok untuk meningkatkan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kolas rendah di SD Negeri Pucangan 05 Kecamatan Kartasura kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan dalam bentuk office conference.2) Supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya ketercapaian kemampuan guru dalam setiap aspek penilaian pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

Kata kunci: supervisi akademik, metode kelompok, pembelajaran tematik.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mengacu pada tahap perkembangan anak pada usia sekolah dasar di kelas rendah yang termasuk ke dalam tahap operasional konkrit, maka metode pembelajaran yang dilakukan guru adalah memadukan antara kegiatan pembelajaran yang mendorong perkembangan kognitif dan motorik. Penggunaan pendekatan nyata lebih banyak dilakukan oleh guru pada kelas rendah, yaitu kelas I sampai dengan kelas III.Model yang paling tepat adalah dengan menggunakan metode pembelajaran tematik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini sesuai dengan tahapan karakteristik perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan belajar bermakna.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya (1) peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu sistem tertentu (2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama (3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan (4). Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan pembelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik, (5) peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makan belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas: (6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain (7) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan dan pengayaan.

‘Tuntutan yang  tinggi terhadap kemampuan guru dalam mengaplikasikan model pembelajaran tematik tersebut ternyata tidak diikuti dengan kemampuan yang dimiliki guru. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru, khususnya yang mengajar di kelas rendah, yang belum menguasai pembelajaran dengan pendekatan tematik tersebut.Lemahnya kemampuan guru dalam penguasaan metode pembelajaran tematik cukup beralasan. Hal ini dikarenakan bahwa untuk melaksanakan pembelajaran tematik diperlukan kemampuan guru dalam menghubungkan berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar.

Kelemahan guru dalam penggunaan model pembelajaran tematik sangat beragam, baik berupa kelemahan dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pembelajaran. Hal yang sama berlaku pula pada guru-guru yang mengajar di kelas rendah, khususnya di kelas I dan II di sekolah Dasar yang ada di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) orang guru yang mengajar kelas rendah, yaitu kelas I, II dan III di SD Negeri Pucangan 05 UPTD  Pendidik Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa baru ada 1 (satu) orang guru yang sudah menguasai pembelajaran tematik dengan cukup baik. Hal ini dinilai berdasarkan aspek perencanaan, aspek pelaksanaan dan aspek evaluasi di mana baru ada satu orang guru memperoleh skor penilaian  70 pada keempat aspek tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka diperlukan adanya suatu upaya yang ditujukan guna meningkatkan  kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran tematik oleh kepala sekolah. Upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pembinaan yang menjadi salah satu tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, melalui kegiatan supervise akademik.Berangkat dari pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul “SUPERVISI AKADEMIK METODE KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK BAGI GURU KELAS RENDAH DI SD NEGERI PUCANGAN 05 KECAMATAN KARTASURA  KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015/2016”

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik metode kelompok untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
  2. Apakah supervise akademik metode kelompok dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan supervise akademik metode kelompok untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
  2. Untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat praktis maupun teoritis. Adapun manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Bagi  guru kelas rendah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru kelas tentang pelaksanaan pembelajaran tematik.

  1. Bagi kepala sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kepala sekolah tentang penyelenggaraan supervise akademik metode kelompok untuk meningkatkan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran tematik.

  1. Bagi instansi terkait

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi dinas terkiat tentang penyelenggaraan supervise akademik untuk meningkatkan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran tematik.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

  1. Kajian Teori
  1. Supervise Akademik
  1. Pengertian Supervisi

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, et al. 2007). Lebih lanjut Glickman menjelaskan bahwa supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Glickman, et al. 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informas bagi pengembangan profesionalisme.

Adapun tujuan dari supervisi akademik antara lain adalah (1) membantu guru mengembangkan kompetensinya (2) mengembangkan kurikulum dan (3) mengembangkan  kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al. 2007). Adapun menurut Depdiknas (2011) (a) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan, b) membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP: (c) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi /metode/teknik pembelajaran /bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa, (d) membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran / bimbingan (dikelas, laboratorium, dan/atau di lapangan untuk mengembangkan potensi siswa : (e) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, dan (f) memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.

  1. Teknik dan Model Supervisi Pendidikan

Teknik pendekatan yang digunakan dalam penerapan supervisi didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis maupun kepentingan. Teknik pemberian supervisi bergantung pada prototype guru. Glickamn dalam Purwanto (2003: 74) menyebutkan ada empat kuadaran (sisi) terdapat dua kemampuan yang disingkat A (daya abstrak) dan K (komitmen). Posisi I daya A + K + yang disebut guru profesional, posisi II daya A+ K guru tukang kritik, posisi III A-K+ disebut guru terlalu sibuk, posisi IV A-K- disebut guru yang tidak bermutu.

Teknik yang diterapkan dalam memberikan supervisi kepada guru dapat dilakukan dengan I) pendekatan langsung (direktif), 2) pendekatan tidak langsung (nondirektif) dan 3) pendekatan kolaboratif. Pendekatan langsung adalah pendekatan terhadap masalah dengan cara langsung supervisor atau kepala sekolah mengadakan supervisi secara langsung, prinsip yang dilakukan adalah menjelaskan, menyajikan, mengarahkan memberi contoh dan menguatkan. Teknik supervisi secara langsung ini bisa bersifat (1) individual seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervisitasi, menyeleksi berbagai sumber yang digunakan untuk mengajar dan melihat cara dan hasil evaluasi, 2) kelompok yaitu pendekatan yang dapat dilakukan dengan bentuk-bentuk rapat guru, paniti penyelenggaran kegiatan sekolah, studi kelompok guru/MGMP sekolah dan workshop.

Teknik supervisi secara tidak langsung adalah pendekatan masalah pengajaran yang sifatnya tidak langsung menunjukkan permasalahan melainkan seorang guru bercerita mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Kemudian supervisor atau kepala sekolah menyimpulkan permasalahan guru tersebut dan kemudian kepala sekolah memberi bimbingan dan mengarahkan. Menurut Suhertian (2004: 48) pendekatan non diraktif ini berdasarkan pemahaman psikologi humanistic. Psikologi humanistic sangat menghargai orang yang dibantu. Dengan pendekatan tidak langsung tersebut seorang guru merasa dihormati, merasa tidak tertekan sehingga masalahnya dapat diselesaikan tanpa sengaja.

Teknik pendekatan kolaboratif adalah pendekatan yang dilakukan antara kepala sekolah dan guru bersama-sama bersepakata untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Sahertian (2004: 50) pendekatan kolaboratif didasarkan pada psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil padua antara kegiatan individu dengan lingkungan pada gilirannya nanti berpengaruh dalam pembentukan aktivitas. Perilaku supervisor dapat dilakukan dengan dua arah yang dapat berbentuk mengarahkan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah dan negosiasi.

  1. Pembelajaran Tematik
  1. Pengertian

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya (1) peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu (2) peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama (3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan (4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5) Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain; (7) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dan atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.

Pendekatan tematik (Thematic Approach) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam implementasi Kurikulum 2004, terutama di Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal (TK dan RA), serta pada kelas rendah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD dan MI). Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar. Oleh karena itu pendekatan tematik sering juga disebut pendekatan terpadu (integrated) (Mulyasa, 2005: 104).

  1. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanism. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experience) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunnya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanism melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

  1. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

  1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

  1. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experience). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

  1. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.

  1. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

  1. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

  1. Menggunakan prinsip, belajar sambil bermain dan menyenangkan

Kerangka Pemikiran

Supervisi kelompok dengan metode direktif dalam pembinaan guru tentang layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu model supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah/pengawas sekolah. Tujuan utama pemberian pembinaan adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.Pelaksanaan supervisi kelompok yang dilakukan dengan stimulasi akan memberikan pengalaman dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bagi siswa kelas rendah. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di kelas.Kerangka pemikiran di atas secara lebih jelas dapat digambarkan ke dalam bagan berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, kajian teori dan kerangka pemikiran yang sudah dibahas sebelumnya, maka dapat disusun suatu hipotesis tindakan sebagai berikut:“Supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik pada guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun pelajaran 2015/2016”.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penelitian tindakan ini dilaksanakan di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016.Penelitian dilakukan selama 10 (sepuluh) minggu, yaitu dimulai pada minggu I bulan Agustus tahun 2015 hingga minggu ke II bulan Oktober 2015.  

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang terdiri dari 3 orang guru. Adapun objek penelitian berupa peningkatan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik melalui supervise akademik metode kelompok.

Data subjek penelitian dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini:

Tabel 3

Data Subjek Penelitian

No.

Nama Subjek

Kelas Mengajar

1

Kristin Retno Utami, S.Pd., SD.

Guru Kelas I SD Negeri Pucangan 05

2

Umi Hidayati, S.Pd

Guru Kelas II SD Negeri Pucangan 05

3

Sulami, S.Pd

Guru Kelas III SD Negeri Pucangan 05

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dan dilakukan dalam dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan/observasi, dan tahap refleksi.  

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan dokumen. Metode Observasi  ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan proses supervisi yang dilakukan. Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru.Penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disusun oleh peneliti dengan mengadaptasi instrumen dari Kemdiknas (2013). Instrumen pengamatan terdiri dari: (1) Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru); (2) Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa); (3) Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); dan (4) Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.Metode Dokumen, digunakan untuk mempelajari dan menyeleksi dokumen yang relevan dengan penelitian. Dokumen tersebut merupakan dokumen sebelum pelaksanaan penelitian yang menjadi landasan penentuan masalah dan pemilihan alternatif pemecahannya; dokumen analisis materi ajar (buku guru dan siswa), dan RPP yang disusun guru yang ada dan dokumen yang berkaitan dengan pasca pelaksanaan tindakan penelitian.

Validitas Data

Teknik yang digunakan dalam validasi data adalah Triangulasi. Teknik triangulasi ini dilakukan dengan memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, dan analisis dengan membandingkan antara pandangan peneliti dan kolaborator yang melakukan observasi pelaksanaan tindakan, guru yang disupervisi, dan lembar refleksi berupa dokumen analisis materi ajar (buku guru dan siswa), RPP yang disusun guru, dan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan mengikuti prosedur analisis model alur dari Kemmis dan Taggart. Teknik ini intinya adalah mengidentifikasi perkembangan dan perubahan subjek setelah subjek diberi perlakuan khusus atau dikondisikan pada situasi tertentu dengan tindakan dalam kurun waktu tertentu dan berulang-ulang sampai program dinyatakan berhasil. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik ini digunakan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dari kegiatan prasiklus, siklus pertama, dan siklus kedua sehingga akan diperoleh gambaran kemajuan kemampuan guru kelas rendah dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.

Indikator Kinerja Penelitian

Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti merumuskan indikator-indikator ketercapaian program supervisi akademik metode kelompok untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.Indikator keberhasilan tindakan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Guru dianggap sudah mampu melakukan analisis materi ajar (buku Guru dan buku Siswa) dengan kategori baik apabila sudah memperoleh skor > 80.
  2. Guru dianggap sudah mampu menyusun RPP Tematik dengan kategori baik apabila sudah memperoleh skor > 80.
  3. Guru dianggap sudah mampu melaksanakan pembelajaran Tematik dengan kategori baik apabila sudah memperoleh skor > 80
  4. Supervisi dianggap berhasil apabila jumlah guru dengan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik dengan kategori baik > 80% dari jumlah guru kelas rendah yang disupervisi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian membahas tentang deskripsi kemampuan guru melaksanakan pembelajaran tematik pada kondisi awal hingga akhir tindakan supervisi akademik siklus II. Hasil-hasil dapat dipaparkan sebagai berikut.

Deskripsi Kondisi Awal

Kemampuan guru kelas rendah melaksanakan pembelajaran tematik dinilai berdasarkan empat komponen penilaian. Ketiga komponen tersebut adalah terdiri dari: a) Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru), b) Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa), c) Penilaian RPP Pembelajaran Tematik, dan d) Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.Penilaian terhadap ketiga komponen pada kondisi awal sebelum dilaksanakan kegiatan supervisi akademik dapat dipaparkan sebagai berikut:

  1. Hasil Penilaian terhadap Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru)

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Guru) pada kondisi awal menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh guru adalah sebesar 29 atau dengan tingkat tingkat ketercapaian 80,56%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 18 atau dengan tingkat ketercapaian 50.00%. Adapun skor rata-rata yang diperoleh dari ketiga orang guru adalah sebesar 23 atau dengan tingkat ketercapaian 63,89%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku Guru) pada kondisi awal adalah sebesar 63,89%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Kurang (K). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil analisis kurang tepat, akan tetapi tindak lanjut sudah logis. Hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku guru) pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 4

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru) Kondisi Awal

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

36

29

80.56%

Baik

2

UM

36

22

61.11%

Cukup

3

SUL

36

18

50.00%

Kurang

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku Guru) pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam diagram berikut.

Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru) Kondisi Awal

  1. Hasil Penilaian terhadap Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa)

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Siswa) pada kondisi awal menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh guru adalah sebesar 25 atau dengan tingkat ketercapaian 75.76%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 18 atau dengan tingkat ketercapaian 54.55%. Adapun skor rata-rata yang diperoleh dari ketiga orang guru adalah sebesar 21 atau dengan tingkat ketercapaian 63.64%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Siswa) pada kondisi awal adalah sebesar 63.64%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Kurang (K). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa seara umum hasil analisis kurang tepat, akan tetapi tindak lanjut sudah logis. Hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Siswa) pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 5

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa) Kondisi Awal

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

33

25

75.76%

Cukup

2

UM

33

20

60.61%

Kurang

3

SUL

33

18

54.55%

Kurang

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Siswa) pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 4 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa) Kondisi Awal

  1. Hasil Penilaian terhadap RPP Pembelajaran Tematik

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam penyusunan RPP Pembelajaran Tematik pada kondisi awal menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh guru adalah sebesar 59 atau dengan tingkat ketercapaian 78.67%. Skor terendah yang diperoleh guru sebesar 42 atau dengan tingkat ketercapaian 56.00%. Adapun skor rata-rata yang diperoleh dari ketiga orang guru adalah sebesar 50.33 atau dengan tingkat ketercapaian 67.11%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP Pembelajaran Tematik pada kondisi awal adalah sebesar 67.11%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Kurang Baik (K). Hasil penilaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP Pembelajaran Tematik pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 6

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

75

59

78.67%

Cukup

2

UM

75

50

66.67%

Kurang

3

SUL

75

42

56.00%

Kurang

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP pembelajaran Tematik pada kondisi awal dapat disajikan dalam diagram berikut ini.

Gambar 5 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Penyusunan RPP Pembelajaran Tematik Kondisi Awal

  1. Hasil Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Penilaian kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik diukur berdasarkan tiga komponen, yaitu melaksanakan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Hasil penilaian menunjukkan bahwa pada kegiatan pendahuluan, kemampuan guru sudah cukup baik, yaitu dengan skor rata-rata ketercapaian 77.78%. kemampuan pada pelaksanaan kegiatan inti masih belum optimal, yaitu baru mencapai ketercapaian rata-rata sebesar 58.3%. Adapun ketercapaian pada pelaksanaan kegiatan penutup sudah mencapai skor ketercapaian rata-rata sebesar 66.67%.

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada kondisi awal menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh guru adalah sebesar 32 atau dengan ketercapaian 72.73%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 24 atau dengan tingkat ketercapaian 54.55%. Adapun skor rata-rata yang diperoleh dari ketiga orang guru adalah sebesar 28.33 atau dengan tingkat ketercapaian 64.39%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada kondisi awal adalah sebesar 64.39%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Kurang (K). Hasil penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 7

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik Kondisi Awal

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

44

32

72.73%

Cukup

2

UM

44

29

65.91%

Kurang

3

SUL

44

24

54.55%

Kurang

Hasil pengamatan mengindikasikan bahwa kelemahan yang masih ada pada guru secara umum adalah pada kegiatan inti. Hal ini diindikasikan dengan rata-rata tingkat ketercapaian sebesar 58.33% dalam kegiatan inti pembelajaran. Kelemahan tersebut sangat terlihat pada aspek-aspek penerapan pendekatan scientific dan Pemanfaatan sumber/media pembelajaran.Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 6 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik Kondisi Awal

Deskripsi Tindakan Siklus I

  1. Hasil Penilaian terhadap Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru)

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku guru) apda tindakan Siklus I menunjukkan bahwa kemampuan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Skor tertinggi yang diperoleh guru mengalami peningkatan dari ketercapaian 80.56% meningkat menjadi 32 atau dengan tingkat ketercapaian 88.89%. Skor terendah yang diperoleh guru mengalami peningkatan dari ketercapaian sebesar 50.00%, meningkat menjadi sebesar 23 atau dengan tingkat ketercapaian 63.89%. Skor rata-rata yang diperoleh mengalami peningkatan dari ketercapaian sebesar 63.89% meningkat menjadi sebesar 27.67 atau dengan tingkat ketercapaian 76.85%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku guru) pada tindakan Siklus I adalah sebesar 76.85%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori cukup (C). Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum hasil analisis yang dilakukan guru kurang tepat, akan tetapi tindak lanjut sudah logis.Hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku guru) pada tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 8

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru) Tindakan Siklus I

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

36

32

88.89%

Baik

2

UM

36

28

77.78%

Baik

3

SUL

36

23

63.89%

Cukup

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku guru) pada tindakan siklus I dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 9 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru) Tindakan Siklus I

  1. Hasil Penilaian terhadap Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa)

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) pada tindakan siklus I menunjukkan bahwa kemampuan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Skor tertinggi yang diperoleh guru pada tindakan siklus I adalah sebesar 29 atau dengan tingkat ketercapaian 87.22%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 22 atau dengan tingkat ketercapaian 66.67%. Skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 25.33 atau dengan tingkat ketercapaian 76.77%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) pada tindakan siklus I adalah sebesar 76.77%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Cukup (C). Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum hasil analisis yang dilakukan guru kurang tepat, akan tetapi tindak lanjut sudah logis.Hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) pada tindakan siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 9

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa) Tindakan Siklus I

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

33

29

87.88%

Baik

2

UM

33

25

75.76%

Baik

3

SUL

33

22

66.67%

Cukup

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) pada tindakan siklus I dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 10 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa) Tindakan Siklus I

  1. Hasil Penilaian terhadap Kemampuan Guru melakukan Penyusunan RPP Tematik

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam penyusunan RPP Tematik pada tindakan Siklus I menunjukkan bahwa kemampuan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Skor tertinggi yang diperoleh guru pada tindakan Siklus I adalah sebesar 64 atau dengan tingkat ketercapaian 85.33%. skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 48 atau dengan tingkat ketercapaian 64.00%. skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 56 atau dengan tingkat ketercapaian 74.67%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuanguru dalam penyusunan RPP Tematik pada tindakan siklus I adalah sebesar 74.67%. skor tersebut termasuk ke dalam kategori cukup (C).Hasil penilaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP Tematikpada tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 10

Ringkasan hasil penilaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP Tematik Tindakan Siklus I

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

75

64

85.33%

Baik

2

UM

75

56

74.67%

Cukup

3

SUL

75

48

64.00%

Kurang

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP termasuk pada tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 11. Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Penyusunan RPP Tematik Tindakan Kelas Siklus I

  1. Hasil Penilaian terhadap kemampuan guru melaksanakan pembelajaran tematik.

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada tindakan siklus I menunjukkan bahwa kemampuan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Skor tertinggi yang diperoleh guru pada tindakan siklus I adalah sebesar 39 atau dengan tingkat ketercapaian 88.64%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 30 atau dengan tingkat ketercapaian 68.18%. Skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 35.33 atau dengan tingkat ketercapaian 80.30%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada tindakan siklus I adalah sebesar 80.30%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Baik (B). Hasil penilaian pada tindakan siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 11

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Tematik Tindakan Siklus I

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

44

39

88.64%

Baik

2

UM

44

37

84.09%

Baik

3

SUL

44

30

68.18%

Kurang

Hasil pengamatan yang diperoleh pada tindakan siklus I menunjukkan bahwa kelemahan yang masih perlu dibenahi adalah pada pelaksanaan kegiatan inti. Hal ini terutama pada aspek-aspek penerapan pendekatan scientific dan pemilihan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru.Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada tindakan siklus I dapat disajikan dalam diagram berikut ini.

Gambar 12 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Tematik Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tindakan siklus I, selanjutnya dapat diperoleh refleksi hasil tindakan sebagai berikut:

  1. Supervisi akademik metode kelompok yang dilakukan kepala sekolah berhasil meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya kemampuan guru pada setiap aspek penilaian yang dilakukan.
  1. Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku Guru) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 63.89% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.85% pada tindakan siklus I.
  2. Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 63.64% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.77% pada tindakan siklus I.
  3. Kemampuan guru dalam penyusunan RPP tematik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata, ketercapaian dari sebesar 67.11% pada kondisi awal meningkat menjadi 74.64% pada tindakan siklus I.
  4. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran RPP tematik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 64.39% pada kondisi awal meningkat menjadi 80.30% pada tindakan siklus I.
  1. Peningkatan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik pada guru kelas rendah belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah guru yang sudah memperoleh penilaian dengan skor kategori baik < 80%. Untuk itu diperlukan perbaikan pada tindakan berikutnya.

Deskripsi Tindakan Siklus II

  1. Hasil Penilaian Terhadap Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru)

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku guru) pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa kemampuan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan skor tertinggi yang diperoleh guru sebesar 34 atau dengan tingkat ketercapaian 94.44%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 29 atau dengan tingkat ketercapaian 80.56%. Skor rata-rata yang diperoleh guru adalah sebesar 31.33 atau dengan tingkat ketercapaian 87.04%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Guru) pada tindakan siklus II adalah sebesar 87.04%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Baik (B). Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum hasil analisis yang dilakukan guru sudah tepat, akan tetapi tindak lanjut masih kurang logis.Hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Guru) pada tindakan siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 12

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru) Tindakan Siklus II

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

36

34

94.44%

Amat Baik

2

UM

36

31

86.11%

Baik

3

SUL

36

29

80.56%

Baik

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku guru) pada tindakan siklus II dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 17 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Guru) Tindakan Siklus II

  1. Hasil Penilaian terhadap kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa)

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Siswa) pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa kemampuan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Skor tertinggi yang diperoleh guru pada tindakan siklus II adalah sebesar 31 atau dengan tingkat ketercapaian 93.94%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 26 atau dengan tingkat ketercapaian 78.79%. Skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 28.33 atau dengan tingkat ketercapaian 85.86%.Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) pada tindakan siklus II adalah sebesar 85.86%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Baik (B). Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum hasil analisis yang dilakukan guru sudah tepat, akan tetapi tindak lanjut masih belum logis.Hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) pada tindakan siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 13

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis Materi Ajar Tematik (Buku Siswa) Tindakan Siklus II

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

33

31

93.94%

Amat Baik

2

UM

33

28

84.85%

Baik

3

SUL

33

26

78.79%

Cukup

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) pada tindakan siklus II dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.


    Gambar 18 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melakukan Analisis

                   Materi Ajar Tematik (Buku Siswa) Tindakan Siklus II

  1. Hasil Penilaian terhadap Kemampuan Guru Menyusun RPP Tematik

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam penyusunan RPP Tematik pada tindakan Siklus II menunjukkan bahwa kemampuan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Skor tertinggi yang diperoleh guru pada tindakan Siklus II adalah sebesar 70 atau dengan tingkat ketercapaian 93.33%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 57 atau dengan tingkat ketercapaian 76.00%. Skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 64.33 atau dengan tingkat ketercapaian 85.78%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP Tematik pada tindakan siklus II adalah sebesar 85.78%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Baik (B). Hasil penilaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP Tematik pada tindakan Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 14

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Penyusunan RPP Tematik Tindakan Siklus II

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

75

70

93.33%

Amat Baik

2

UM

75

66

88.00%

Baik

3

SUL

75

57

76.00%

Cukup

Data hasil penilaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP Tematik pada tindakan Siklus II dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 19 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Penyusunan RPP Tematik Tindakan Siklus II

  1. Hasil Penilaian Terhadap Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Tematik

Hasil penilaian terhadap kemampuan guru kelas rendah dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa kemampuan guru mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Skor tertinggi yang diperoleh guru pada tindakan siklus II adalah sebesar 43 atau dengan tingkat ketercapaian 97.73%. Skor terendah yang diperoleh guru adalah sebesar 36 atau dengan tingkat ketercapaian 81.82%. Skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 40.0 atau dengan tingkat ketercapaian 90.91%.

Rata-rata skor ketercapaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada tindakan siklus II adalah sebesar 90.91%. Skor tersebut termasuk ke dalam kategori Baik Amat (AB). Hasil penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada tindakan siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 15

Ringkasan Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Tematik Tindakan Siklus I

No

Inisial Guru

Skor

Ketercapaian

Kategori

Ideal

Penilaian

1

KRIS

44

43

97.75%

Amat Baik

2

UM

44

41

93.18%

Amat Baik

3

SUL

44

36

81.82%

Baik

Hasil pengamatan yang diperoleh pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa kelemahan yang masih ada pada tindakan siklus I berupa pelaksanaan kegiatan inti, terutama pada aspek-aspek penerapan scientific dan pemilihan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah dapat diatasi. Guru sudah mampu melakukan penerapan pendekatan scientific dan memilih media pembelajaran dengan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Data hasil penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada tindakan siklus II dapat disajikan dalam diagram berikut ini.

Gambar 20 Diagram Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Tematik Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tindakan siklus II, selanjutnya dapat diperoleh refleksi hasil tindakan sebagai berikut:

  1. Supervisi akademik metode kelompok yang dilakukan kepala sekolah berhasil meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya kemampuan guru pada aspek penilaian yang dilakukan.
  1. Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Guru) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 63.89% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.85% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 87.04% pada tindakan siklus II.
  2. Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Siswa) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari dari sebesar 63.64% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.77% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 85.86% pada tindakan siklus II.
  3. Kemampuan guru dalam penyusunan RPP tetamtik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 67.11% pada kondisi awal meningkat menjadi 74.67% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 85.78% pada tindakan siklus II;
  4. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran RPP tematik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 64.39% pada kondisi awal meningkat menjadi 80.30% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 90.91% pada tindakan siklus II.
  1. Peningkatan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik pada guru kelas rendah sudah cukup optimal. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah guru yang sudah memperoleh penilaian dengan skor kategori baik > 80%.
  1. Pembahasan

Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah dilakukan secara terpadu dengan melalui office conference maupun melalui kunjungan kelas. Kegiatan yang dilakukan kepala sekolah dalam supervisi dengan office conference adalah dengan menyampaikan materi yang berkaitan dengan hal-hal yang menjadi objek supervisi. Langkah ini sesuai dengan salah satu tujuan dari supervisi akademik, yaitu untuk mengembangkan kompetensi guru. Langkah berikutnya dilakukan melalui kunjungan kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati secara langsung pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sehingga kepala sekolah dapat memberikan masukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Selain dengan office conference maupun kunjungan kelas, pelaksanaan supervisi juga dilakukan dengan menganalisis dokumen yang disusun guru. Kegiatan tersebut dilakukan untuk membantu guru meningkatkan kompetensi mereka sehingga kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran semakin meningkat, sehingga tujuan akhir berupa peningkatan mutu proses dan mutu hasil pembelajaran dapat tercapai.

Hipotesis yang menyatakan bahwa “Supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan guru pada setiap aspek penilaian.Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Guru) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 63.89% pada kondisi awal  meningkat menjadi 76.85% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 87.04% pada tindakan siklus II.

Penilaian terhadap kemampuan melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 63.64% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.77% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 85.86% pada tindakan siklus II.

Kemampuan guru dalam penyusunan RPP tematik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 67.11% pada kondisi awal meningkat menjadi 74.67% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 85.78% pada tindakan siklus II.Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran RPP tematik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 64.39% pada kondisi awal meningkat menjadi 80.30% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 90.91% pada tindakan siklus II. Peningkatan kemampuan guru pada setiap aspek penilaian dari kondisi awal hingga tindakan siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 20

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Tematik

No

Aspek Penilaian

Siklus Tindakan

Awal

Siklus I

Siklus II

Rata2

%

Rata2

%

Rata2

%

1

Analisi materi ajar tematik (buku Guru)

23

63.89

27.67

76.85

31.33

87.04

2

Analisis materi ajar tematik (buku siswa)

21

63.64

25.33

76.77

28.33

85.86

3

Penyusunan RPP Tematik

50.33

67.11

56.00

74.67

64.33

85.78

4

Pelaksanaan pembelajaran tematik

28.33

64.39

35.33

80.30

40.00

90.91

Data peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik pada tabel di atas selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.

Gambar 21 Diagram Peningkatan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil tindakan pada bab sebelumnya, penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut:

  1. Pelaksanaan supervisi akademik metode kelompok untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik pada guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Melakukan koordinasi dengan guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tentang akan dilaksanakannya kegiatan supervisi akademik metode kelompok guna meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik.
  2. Mempersiapkan materi bimbingan berupa penyusunan RPP pembelajaran tematik disertai simulasinya.
  3. Mempersiapkan instrumen supervisi baik instrumen wawancara maupun instrumen pengamatan.
  4. Melaksanakan kegiatan supervisi kelompok dalam bentuk office conference dengan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran.
  5. Melaksanakan bimbingan secara individual dalam proses pembelajaran melalui kunjungan kelas.
  1. Supervisi kelompok akademik metode kelompok dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya ketercapaian kemampuan guru dalam setiap aspek penilaian pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
  1. Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (buku guru) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 63.89% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.85% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 87.04% pada tindakan siklus II.
  2. Penilaian terhadap kemampuan melakukan analisis materi ajar tematik (buku siswa) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 63.64% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.77% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 85.86% pada tindakan siklus II.
  3. Kemampuan guru dalam penyusunan RPP tematik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 67.11% pada kondisi awal meningkat menjadi 74.67% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 85.78% pada tindakan siklus II.
  4. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran RPP tematik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 64.39% pada kondisi awal meningkat menjadi 80.30% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 90.91% pada tindakan siklus II.

Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka selanjutnya dapat dirumuskan saran sebagai berikut:

  1. Bagi Kepala Sekolah
  1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik metode kelompok dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah. Untuk itu disarankan kepada kepala sekolah agar lebih giat melakukan pembinaan bagi guru guna peningkatan kapasitas mereka.
  2. Supervisi yang disertai dengan simulasi mempercepat peningkatan kemampuan guru, untuk itu disarankan kepada para kepala sekolah untuk mempertimbangkan dilakukannya simulasi dalam kegiatan supervisi yang dilakukan.
  1. Bagi Dinas Terkait

Bagi dinas terkait disarankan untuk dapat memfasilitasi kegiatan supervisi dalam rangka meningkatkan kinerja guru.

  1. Bagi Guru Kelas

Bagi guru kelas disarankan untuk selalu berusaha meningkatkan kapasitas yang mereka miliki agar kualitas pembelajaran semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1988. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Depdiknas. 2005. Standar Nasional pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Dikdasmen.

Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas.

Good, Thomas L., and Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology: A Realistic Approach. Fourth edition. London: Longman.

Komnas Pendidikan. 2004. Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jakarta: Komisi Nasional Pendidikan.

Marsudi, Saring., Rubino Rubiyanto, Sunarjo, dan Darsinah. 2003. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: UMS Press.

Mulyasa. 2003. Manajemen Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sahertian, Piet A., 2004. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Siagian S.P. 2005. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sofiati. 2002. Pemberdayaan Pengawas TK/SD dalam Menunjang Otonomi Bidang Pendidikan di Kota Yogyakarta. Tesis. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Oleh: Sri Sulasmi

SD Negeri Pucangan 05, Kartasura, Sukoharjo

NIP: 196510101989032014