Menceritakan pengalaman liburan biasanya dipilih para siswa ketika ada tugas mengarang dalam pelajaran bahasa indonesia. Karangan pengalaman liburan biasanya berbentuk narasi. Karangan narasi merupakan jenis tulisan yang mengangkat serentetan kejadian sesuai urutan waktu atau kronologi. Karangan narasi dibuat dengan tujuan memberikan makna pada peristiwa-peristiwa tersebut agar pembaca bisa mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya.

Karangan narasi merupakan pengembangan paragraf dari suatu tulisan dengan dihadirkannya rangkaian kejadian dari waktu ke waktu yang urutannya dimulai dari awal, lalu tengah, hingga akhir. Contoh karangan narasi pengalaman liburan berikut ini mungkin bisa lebih memperjelas pemahaman mengenai jenis karangan ini :

Liburan sekolah kali ini benar-benar mengasyikkan sebab bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri. Ayah dan Ibu pun mendapatkan cuti lebaran, dengan begitu kami sekeluarga bisa memanfaatkan kesempatan ini bersama-sama lebih lama. Kami sekeluarga mempunyai rencana akan mengunjungi kakek nenek di sebuah desa di Cirebon. Ayah sudah membeli tiket kereta api untuk keberangkatan tiga hari sebelum lebaran dan juga sepekan sesudahnya. Ibu juga sudah membelikan berbagai oleh-oleh diantaranya bakpia patok kegemaran nenek. Aku dan adikku pun sudah mengepak pakaian yang hendak dibawa selama liburan di sana. Tak ketinggalan kami juga sudah menyiapkan hadiah kejutan buat kakek dan nenek.

Sampai di Stasiun Cirebon, kakek telah menunggu kami ditemani sepupu kami, Bayu. Bahagia sekali menyaksikan kakek yang masih nampak sehat dan begitu gembira menyambut kami sekeluarga. Ternyata kakek telah memesan dua becak untuk membawa kami sekeluarga berikut bawaan yang banyak. Namun adikku dibonceng kakek bersama Bayu. Tiba di rumah, nenek pun segera menyambut kami. Nenek malah telah menyiapkan berbagai masakan kegemaran kami yang akan disantap saat buka puasa. Paman dan bibiku pun sudah berada di rumah. Bahagia sekali bisa bersua dengan Nina, Aisyah, dan Reno. Ketiganya adalah sepupu-sepupuku selain Bayu.

Karena masih bulan puasa, kami beramai-ramai pergi ke masjid dekat rumah untuk sholat tarawih. Di malam menjelang hari raya, kami bersama-sama menyiapkan ketupat dan lontong untuk disantap di hari raya. Nenek membuat opor setelah sebelumnya membeli ayam kampung dari Pak Yamin, tetangga sebelah yang setiap hari berjualan ayam di pasar desa. Kakek ikut membantu memasak dengan menggiling daging sapi yang akan diolah menjadi bahan sambal goreng.

Lebaran pun akhirnya tiba. Jam 6 pagi kami beramai-ramai berangkat ke Lapangan Bola belakang balai desa untuk menunaikan salat Idul Fitri. Sudah banyak orang yang datang ke sana. Aku berada di antara nenek dan ibu dalam barisan kelima saf. Usai shalat Id, kami melanjutkannya dengan pergi ke makam lalu berkunjung ke tetangga dekat rumah nenek. Seperti juga kota lain saat lebaran, jalanan di kota Cirebon pun ramai dan malah agak macet. Sesudah lebaran jalanan pun padat dengan arus balik. Bersepeda keliling kampung di sore hari adalah salah satu aktifitasku bersama adik dan sepupu-sepupuku selama berlibur di rumah nenek.

Seminggu setelah hari raya, tiba waktunya bagi kami sekeluarga untuk kembali ke Jogja. Nenek sudah menyiapkan berbagai oleh-oleh untuk dibawa pulang seperti keripik tempe sagu, jeniper, kue gapit, rengginang, kerupuk rambak hingga sirup Tjampolay khas Cirebon. Kakek, nenek, bibi dan paman ikut mengantar kami sampai stasiun. Nenek nampak bersedih terlihat dari raut mukanya. Aku segera berkata jika akan kembali berkunjung ketika libur sekolah akhir tahun nanti. Nenek pun terlihat sumringah kembali. Pengalaman Liburan lebaran tahun ini benar-benar sangat berkesan bagi aku dan seluruh keluarga.

Baca terus hanya di blog-eko27.com