Published using Google Docs
PTK 1 IPA KL 4 MM.TEJAWATI JURNAL.docx
Updated automatically every 5 minutes

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA TENTANG KELILING DAN LUAS  BANGUN DATAR MELALUI

MODEL MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS IV

SD NEGERI KADOKAN 02 SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

M.M.Tejawati Is Rini

SD Negeri Kadokan 02, Grogol, Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigadengan menerapkan model make a match bagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 dan mendeskripsikan hasil belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigadengan menerapkan model Make a match bagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 .Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan April 2014. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berkaitan dengan kompetensi bangun datar bagi siswa kelas IV masuk materi semester II tahun pelajaran 2013/2014. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah kompetensi menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigasiswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah 19 siswa yang terdiri dari 10  laki-laki dan 9 perempuan.Prosedur penelitianyang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Analisis data kualitatif model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskritif kualitatif dengan membandingkan siklus 1 dan siklus ke 2 sedangkan data yang berupa angka (kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus 1 dan nilai tes siklus 2 kemudian direfleksi.Hasil penelitian melalui model make a match dapat meningkatkan proses pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 terdapat peningkatan keaktifan dari kurang aktif menjadi aktif dan peningkatan kratifitas dari kurang kreatif menjadi kreatif dan peningkatan kerja sama dari kurang baik menjadi baik. Dari kondisi awal ke siklus 2 mengalami peningkatan tentang kompetensi siswa yaitu nilai belum tuntas dari 11  siswa (58%) turun menjadi 7 siswa (37%) berarti menurun 4 siswa (21,4 Nilai tuntas dari 8 siswa (42 %) menjadi 19 siswa (100%) yaitu meningkat 11  siswa (57,9 %). Nilai rata-rata dari 60  meningkat75,8 yaitu meningkat 15,80. Perubahan perilaku siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 mengalami perubahan perilaku ke arah positif.Perubahan tersebut dari kurang aktif menjadi aktif, dari kurang kreatif menjadi kreatif. Serta kerja sama kurang baik menjadi baik.

Kata kunci : Bangun Datar, Model Make A Match.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, kritis, serta kemampuan bekerja sama, maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang membuat siswa belajar dan berusaha. Berdasarkan kenyataan hasil belajar matematika kompetensi menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigapada siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester I tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah. Dari 19 siswa yang mendapat nilai tuntas hanya 8  siswa (42 %) dan yang mendapat nilai belum tuntas 11  (58 %) dengan KKM 67. Nilai rata-rata ulangan harian 60.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigadisebabkan karena guru dalam pembelajaran menggunakan sistem mengajar yang konvensional. Guru menyampaikan pembelajaran, sedangkan siswa hanya duduk manis mendengarkan penjelasan dari guru, akhirnya siswa akan mudah jenuh karena pembelajaran hanya di dominasi guru.

Berdasarkan masalah di atas perlu adanya cara pemecahan masalah yaitu diadakan penelitian tindakan kelas yang dapat mengubah proses pembelajaran dengan melibatkan siswa lebih aktif untuk meningkatkan kompetensi menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. Untuk itu perlu dikembangkan model pembelajaran yang tepat yaitu make a match.

Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti berdasarkan masalah diatas agar keaktifan dan hasil belajar meningkat dan tercipta proses pembelajaran yang aktif dan inovatif, peneliti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Matematika Tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigaMelalui Model make a match Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester I tahun pelajaran 2013/2014”.

Rumusan Masalah

Melalui penelitian tindakan kelas ini akan diungkapkan rumusan masalah sebagai berikut.

  1. Apakah melalui penerapan model pembelajaran Make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigabagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester I tahun pelajaran 2013/2014?.
  2. Apakah melalui penerapan model pembelajaran Make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigabagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester I tahun pelajaran 2013/2014?.

Tujuan Penelitian

        Adapun tujuan penelitian tindakan kelas di bawah ini adalah sebagai berikut.

  1. Mendeskripsikan aktivitas belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigadengan menerapkan model make a match bagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester I tahun pelajaran 2013/2014.
  2. Mendeskripsikan hasil belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitigadengan menerapkan model make a match bagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester I tahun pelajaran 2013/2014.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar aktif dalam suasana belajar yang menyenangkan yaitu dengan mencari pasangan sambil belajar dan dapat menumbuhkan kerjasama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada di tangan mereka.
  2. Manfaat bagi guru, memberikan bekal dan solusi agar dapat menerapkan dalam mengembangkan dan memilih serta menerapkan model pembelajaran aktif dalam memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran.
  3. Manfaat bagi sekolah, memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan pembelajaran melalui tindakan kelas.

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Aktivitas Belajar Matematika Tentang Bangun Datar

Sardiman (1990:99) menyebutkan, aktivitas merupakan prinsip dari belajar. Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses belajar sesuatu (Dimyati dan Mujiono, 1999: 236). Karena itu, suatu aktivitas akan mengakibatkan adanya suatu perubahan tingkah laku pada individu yang bersangkutan sebagai hasil dari proses belajar.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kamampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan ketrampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Menurut Iskandar (2009: 102) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu keinginan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan sementara dari organisme.Menurut Sardiman (1990:38), prinsip-prinsip belajar meliputi: 1) Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor yang sangat penting, 2) Dalam kegiatan belajar selalu ada halangan/kesulitan, 3) Dalam belajar memerlukan aktivitas, dan 4) Dalam menghadapi kesulitan, sering terdapat kemungkinan bermacam-macam respon.

Hakikat Belajar Matematika

Matematika sebagai sistem yang deduktif formal mengandung arti bahwa matematika harus dikembangkan berdasrkan pola pikir atau penalaran edukatif dan setiap prinsip, teori, sifat, dalil dalam matematika harus dibuktikan kebenarannya secara formal berdasarkan konsistensi kebenaran.Secara umum tujuan pembelajaran matematika meliputi : a) Mempersiapkan siswa dalam menghadapi masalah sehingga mampu menyelesaikan secara logis, rasional kritis, cermat dan jujur.b) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Kompetensi Bangun Datar

        Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika kelas IV Sekolah Dasar semester I, memuat SK dan KD yaitu 4.Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah, dan 4.1. 1  Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.Materi pokok dalam pembelajaran tersebut adalah  Keliling dan luas persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium, jajar genjang..  

Pengertian Bangun Datar.

Bangun datar adalah bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.Bangun-bangun geometri baik dalam kelompok bangun datar maupun bangun ruang merupakan sebuah konsep abstrak.Artinya bangun-bangun tersebut bukan merupakan sebuah benda konkret yang dapat dilihat maupun dipegang.Demikian pula dengan konsep bangun geometri, bangun-bangun tersebut merupakan suatu sifat, sedangkan yang konkret, yang biasa dilihat maupun dipegang, adalah benda-benda yang memiliki sifat bangun geometri.Misalnya persegi panjang, konsep persegi panjang merupakan sebuah konsep abstrak yang diidentifikasikan melalui sebuah karakteristik.Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal.Dengan demikian pengertian bangun datar adalah abstrak.

Jenis-Jenis Bangun Datar.7

Bangun datar ditinjau dari segi sisinya dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni bangun datar bersisi lengkung dan lurus. Bangun datar bersisi lengkung antara lain lingkaran, ellips. Bangun datar yang bersisi lurus antara lain segitiga, persegi, persegi panjang, layang-layang, jajaran genjang dan lain-lain.Untuk memperkenalkan gambar bangun datar dapat kita perkenalkan beberapa potongan kertas berbentuk bangun datar  atau juga dengan menggunakan benda- benda yang ada di sekitar yang berbentuk bangun datar 8.

1.    Persegi.

Persegi adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah sisi yang sama panjang.  Sifat ±sifat persegi adalah sebagai berikut:

a.   Luas persegi adalah  hasil kuadrat dari panjang sisinya dengan rumus : L = S x S  atau  S ²

b.   Keliling =  S + S + S +S   atau   4  x  S

c.   Sudut-sudutnya sama besar yaitu 900

d.   Sisi yang berhadapan sama panjang.

e.   Kedua diagonalnya saling membagi sama panjang

2.    Persegi Panjang.

Persegi panjang adalah bentuk bangun datar yang disusun dari empat titik yang segaris dan dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya serta sisi yang berhadapan sama panjang Sifat-sifat persegi panjang adalah sebagai berikut:

a)  Sudut-sudutnya sama besar yaitu 90 derajat .

b)  Sisi yang berhadapan sama panjang

c)  Kedua diagonalnya saling membagi sama panjang

d)  Mempunyai dua simetri lipat dan simetri dua simetri putar.

e)  Rumus Luas =  panjang  X lebar

f)   Rumus Kelilingnya =  ( 2 x panjang ) + ( 2 x lebar )

3.    Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga ruas garis dengan mempunyai tiga titik sudut. Luas segi tiga adalah hasil perkalian panjang sisi alas dengan tinggi segi tiga yang kemudian dikalikan lagi ½, dengan rumus :

-     Luas  =  ½ x alas x tinggi.

-    Keliling = sisi  1  +  sisi  2  +  sisi  3

Menurut panjang sisinya :

a.   Segitiga  sama  sisi  adalah  segitiga  yang  ketiga  sisinya  sama  panjang  dan semua sudutnya juga sama besar, yaitu 600.

b.   Segitiga sama kaki adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang. Segitiga ini memiliki dua sudut yang sama besar.

c.   Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya berbeda panjangnya. Besar semua sudutnya juga berbeda. Menurut besar sudut terbesarnya :

a.   Segitiga siku-siku adalah segitiga yang besar sudut terbesarnya sama dengan 90 derajat . Sisi di depan sudut 90 derajat b disebut sisi miring.

b.   Segitiga lancip adalah segitiga yang besar sudut terbesarnya < 900. c.   Segitiga tumpul adalah segitiga yang besar sudut terbesarnya > 900. d.   Jumlah sudut segitiga adalah 180 0

4.    Layang-layang.

Layang-layang adalah bangun datar segi empat yang dibentuk oleh dua segi tiga sama kaki  yang alasnya sama panjang dan saling berhimpitan Luas layang-layang adalah setengah dari hasil kali dua diagonalnya.Rumusnya :

-     Luas =diagonal  1  X  diagonal  

-    Keliling =   (2 x sisi pendek ) + (  2  x  sisi panjang ) Sifat-sifatnya sebagai berikut :

a.   Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.

 b.   Sisi-sisinya sepasang-sepasang sama besar.

c.   Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.

d.   Salah satu diagonal membagi dua sama panjang dan tegak lurus diagonal yang lain.

5.   Jajar  Genjang

Jajaran Genjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Rumus :

-    Luas  =  alas  x  tinggi

-    Keliling =  ( 2 x sisi miring )  +  ( 2  x  sisi  panjang ) Sifat-Sifat:

a.   Tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar.

 b.   Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.

c.   Dua sisi lainnya tidak saling tegak lurus.

d.   Mempunyai 4 sudut, 2 sudut berpasangan dan berhadapan.

 e.   Sudut yang saling berdekatan besarnya 180ͼ.

f.   Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang.

6.   Belah Ketupat

Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat rusuk yang sama panjang dan dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Rumusnya:

-     Luas =diagonal  1  X  diagonal  2

-    Keliling =  4  x  sisinya

Sifat- Sifat:

a.   Mempunyai 2 simetri lipat.

b.   Mempunyai 2 simeteri putar. c.   Mempunyai 4 titik sudut.

d.   Sudut yang berhadapan besarnya sama. e.   Sisinya tidak tegak lurus.

f.   Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya.

7.   Trapesium

Trapesium adalah bangun segiempat dengan sepasang sisi berhadapan sejajar.Sifat-Sifatnya tiap pasang sudut yang sisinya sejajar adalah 180ͼ.Rumusnya :

-    Luas  =  ½ ( a + b )  x  tinggi

-    Keliling =  sisi 1 +  sisi  2  + sisi 3 + sisi 4

Jenis-jenis trapesium:

a. Trapesium Sembarang

-    mempunyai sisi-sisi yang berbeda. b.   Trapesium Siku-Siku

-    mempunyai sudut siku-siku. c. Trapesium Sama Kaki

-    mempunyai sepasang kaki sama panjang

8.   Lingkaran

Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana beraturan.Rumusnya :

-   Luas  =  ᤀ   x  r  x  r   atau ᤀ  x  r ²

Dimana ᤀ   =  22 / 7    atau  3.14

-   Keliling =  2 x ᤀ   x  r   atau  ᤀ   x  d

Dimana r  adalah  jari ± jari  dan  d  adalah  diameter

Sifat-Sifat:

a.   Jumlah derajat lingkaran sebesar 360ͼ.

b.   Lingkaran mempunyai 1 titik pusat.

c.   Mempunyai simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tidak terhingga. d.   Istilah-istilah dalam lingkaran :

-    Diameter lingkaran (d) yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik pada busur lingkaran melalui titik pusat lingkaran.

-    Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis  yang menghubungkan titik pada busur lingkaran dengan titik pusat lingkaran.

-    Tali busur yaitu garis yang menghubungkan dua titik pada busur lingkaran dan tidak melewati titik pusat lingkaran.

-    Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur.

-    Juring yaitu daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh 2 jari-jari maupun busur lingkaran.

-    Susut pusat yaitu sudut yang dibentuk oleh 2 buah jari-jari.

Penerapan Model Make A Match dalam Pembelajaran Matematika

Guna meningkatkan partisipasi dan kektifan siswa dalam kelas, guru menerapkan metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.Pengertian model dalam pembelajaran menurut Suprijono (2009: 45) model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2008: 5) istilah model secara khusus diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas.

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefiniskan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2009: 46)

Langkah-langkah Penerapan Model Make A Match

        Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) dikembangkan oleh Larana Curran (1994).Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Sugiyanto (2008: 47) menjelaskan langkah teknis pembelajaran make a match (mencari pasangan) yaitu sebagai berikut : 1) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian), 2) setiap sisa mendapatkan satu buah kartu, 3) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya, 4) siswa juga bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.

        Menurut Suprijono (2009: 94-96) menjelaskan hal-hal yang perlu disiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.Langkah berikutnya adalah guru membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok.Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan.Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu berisi jawaban-jawaban.Kelompok ketiga adalah kelompok penilai.Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan.Jika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok.Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.Ketika mereka diskusi alangkah baiknya jika ada music instrumentalia yang lembut mengiringi aktivitas belajar mereka.Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota pembawa kartu jawaban.

Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai.Kelompok ini kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok.Setelah penilaian dilakukan, aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok penilai.Sementara kelompok penilai pada sesi pertama tersebut diatas dipecah menjadi dua, sebagian anggota memegang kartu pertanyaan sebagian lainnya memegang kartu jawaban. Posisikan mereka dalam bentuk huruf U. Guru kembali membunyikan peluitnya menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban bergerak untuk mencari, mencocokkan, dan mendiskusikan pertanyaan-jawaban. Berikutnya adalah masin-masing pasangan pertanyaan-jawaban menunjukkan hasil kerjanya kepada penilai.

Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu jawaban, maupun penilai mengetahui dan memahami secara pasti apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan sudah cocok.Demikian halnya bagi peserta didik kelompok penilai.Mereka juga belum mengetahui pasti apakah penilaian mereka benar atas pasangan pertanyaan-jawaban.Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik mengkonfirmasikan hal-hal yang mereka telah lakukan yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban dan melaksanakan penilaian.

Dari pendapat diatas tentang langkah-langkah penerapan model make a match dalam kompetensi bangun datar yaitu sebagai berikut:

  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep tentang bangun datar. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban yang berhubungan dengan bangun datar.
  2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. 3) setiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 4) sebelum siswa mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok, guru dan siswa membuat aturan termasuk memikirkan waktunya. 5) guru memberi aba-aba/meniup peluit setelah siswa menerima kartu dan sebagai tanda kegiatan dimulai. 6) setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. 7) setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 8) jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapat hukuman yang telah disepakati bersama. 9) setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar  tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 10) siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 11) guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

Kerangaka Berpikir

Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut.

Gambar 1

Skema Kerangka Berpikir

Dari gambar siklus kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan bahwa kondisi awal guru belum menerapkan strategi pembelajaran make a match dalam pembelajaran matematika kompetensi menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga, maka kompetensi siswa masih rendah

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut. 1) Melalui model pembelajaran make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga bagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester II tahun pelajaran 2013/2014.2) Melalui model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga bagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 Semester II tahun pelajaran 2013/2014

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan, yaitu pada periode bulan Agusus 2013 sampai bulan September 2013. Pemilihan waktu ini menyesuaikan dengan jadwal materi pelajaran senam pada kelas IV Adapun jadwal selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Penelitian dilaksanakan di SDN Kadokan 02, yang beralamat di Kadokan , Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Alasan pemilihan tempat penelitian ini adalah karena peneliti sebagai guru kelas yang mengajar di sekolah tersebut. Siswa kelas I SDN Kadokan 02 termasuk salah satu sekolah dasar di Kabupaten Sukoharjo dengan input siswa rata-rata sedang.

Subjek dan Objek Penelitian

        Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas IV  SDN Kadokan 02 semester II tahun pelajaran 2013/2014  yang berjumlah 19  siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9   siswa perempuan. Objek penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match.Sumber data penelitian ini meliputi  kemampuanhasil tes tertulispada mata pelajaran Matematika pada kondisi awal, siklus I, siklus II.

Sumber data

        Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angka yaitu nilai hasil tes pembelajaran matematika, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang keefektifan pembelajaran di dalam kelas ketika guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran make a match..

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

        Data kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match.pada kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah buku daftar nilai Matematikasiswa kelas IV. Data kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match.pada siklus I diperoleh melalui tes tertulis. Data kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match.pada siklus II diperoleh melalui tes tertulis.

Validasi Data

Validasi data nilai praktek kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match baik kondisi awal, siklus I, siklus II diperoleh dengan teknik observasi. Supaya data tersebut valid, peneliti membandingkan hasil observasinya dengan hasil observasi teman sejawat.Validasi data hasil belajar kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match., baik kondisi awal, siklus I, siklus II diperoleh dengan teknik tes. Supaya data yang diperoleh valid perlu dilakukan validasi isi.

Analisis Data

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : Data kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match. meliputi nilai praktek dan nilai tes tertulis kondisi awal, siklus I, siklus II dihitung rata-ratanya, dengan bobot yang sama. Ada 4 (empat) data kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match., yaitu data kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match.pada kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK, data kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match.pada siklus I, kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match. pada siklus II, dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan dilanjutkan dengan reflektif.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja pada penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Nilai kemampuan hasil belajar  dalammenentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match. menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II,.2) Nilai rata-rata kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match.mencapai nilai Kriteri Ketuntasan Minimal yang ditetapkan (KKM), yaitu 72.3) Minimal 75 % siswa kelas I , nilai kemampuan hasil belajar  dalam menentukan keliling dan luas bangun datarmodel pembelajaran make a match. siswa mencapai KKM.

Prosedur Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus,Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Taggart, yang terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi.

HASIL PENELIITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

   Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No

Interval Nilai

Frekuensi

Prosentase (%)

Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

31-35

36-40

41-45

46-50

51-55

56-60

61-65

66-70

71-75

76-80

81-85

86-90

91-95

96-100

-

2

-

6

-

3

-

5

-

2

-

1

-

-

-

10,5 %

-

31,58%

-

15,8 %

-

26,3%

-

10,5%

-

5,3 %

-

-

-

Belum Tuntas

-

Belum Tuntas

-

Belum Tuntas

-

Tuntas

-

Tuntas

-

Tuntas

-

-

Jumlah

19

100%

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan matematika kondisi awal kelas IV SD Negeri Kadokan 02 tahun 2013/2014.ada 26 siswa 68,48% dinyatakan  belum tuntas atau nilai yang masih di bawah KKM 65, sedangkan yan nilainya  telah tuntas ada 12 siswa (31,58%). Nilai terdiri dari 10 siswa memperoleh nilai antara 46,50, 0 siswa memperoleh nilai antara 51-55, 16 siswa memperoleh nilai antara 56-60, 1 siswa memperoleh nilai antara 61-65, 5 siswa memperoleh nilai antara antara 66-70, 1 siswa memperoleh nilai antara 71-75, 4 siswa memperoleh nilai antara 76-80, 1 siswa memperoleh nilai antara 81-85. Nilai rata-rata ulangan harian 62,0.

Deskripsi Siklus I

Hasil pengamatan tentang perubahan perilaku proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini, sebagai berikut.

Nilai aktivitas belajar siswa siklus I

No

Aspek

Jumlah Skor

Rata-rata

Prosentase (%)

Keterangan

1

2

3

Keaktifan

Kreativitas

Kerja Sama

47,12

47,88

47,31

2,48

2,52

2,49

62%

63%

62%

Cukup aktif

Cukup kreatif

Cukup baik

Berdasarkan tabel diatas di atas perolehan proses pembelajaran siswa siklus I dari 38 siswa, aspek keaktifan memperoleh jumlah skor 47,12, rata-rata nilai 2,48 prosentase 62% dengan kategori cukup aktif. Aspek kreativitas memperoleh jumlah skor 47,88, rata-rata nilai 2,52, prosentase 63% dengan kategori cukup kreatif. Aspek kerja sama memperoleh jumlah skor 47,31, rata-rata nilai 2,49, prosentase 62% dengan kategori cukup baik.  

Hasil belajar siswa pada siklus I dapar dilihat dalam tabel di bawah ini.

No

Interval Nilai

Frekuensi

Prosentase (%)

Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

31-35

36-40

41-45

46-50

51-55

56-60

61-65

66-70

71-75

76-80

81-85

86-90

91-95

96-100

-

-

-

1

-

6

-

7

-

4

-

1

-

-

-

-

-

 5,3 %

-

31,6 %

-

36,8 %

-

21,0 %

-

5,3 %

-

-

-

-

-

Belum Tuntas

-

Belum Tuntas

-

Tuntas

-

Tuntas

-

Tuntas

-

Jumlah

19

100%

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan matematika siklus I kelas IV SD Negeri Kadokan 02 tahun 2013/2014.ada 7 siswa atau 37 % dinyatakan belum tuntas atau nilai masih di bawah KKM 65, sedangkan yang nilainya telah tuntas 12 siswa atau 63 %. Nilai terdiri dari 1 siswa memperoleh nilai antara 46-50, 0 siswa memperoleh nilai antara 51-55, 6  siswa memperoleh nilai antara 56-60, 0 siswa memperoleh nilai antara 61-65, 7 siswa memperoleh nilai antara 66-70, 0  siswa memperoleh nilai antara 71-75, 4  siswa memperoleh nilai antara 76-80, 0  siswa memperoleh nilai antara 81-85, 1 siswa memperoleh nilai antara 86-90. Nilai rata-rata ulangan siklus I adalah 68,90.      

Deskripsi Siklus II

Hasil pengamatan tentang perubahan perilaku proses pembelajaran dapat dilihat dalam tabel yaitu sebagai berikut :

Tabel Prosentase Perubahan Perilaku Proses Pembelajaran Siklus II

No

Aspek

Jumlah Skor

Rata-rata

Prosentase (%)

Keterangan

1

2

3

Keaktifan

Kreativitas

Kerja Sama

72,96

72,58

72,96

3,84

3,82

3,84

96%

96%

97%

aktif

baik

baik

Berdasarkan tabel di atas perolehan proses pembelajaran siswa siklus II dari jumlah 19siswa aspek keaktifan memperoleh skor 72,96 rata-rata 3,84 prosentase 96% dengan kategori aktif. Aspek kreativitas memperoleh skor 72,58 rata-rata 3,82 prosentase 96% dengan kategori baik. Aspek kerja sama memperoleh skor 73,53 rata-rata 3,87 prosentase 97 % dengan kategori baik.

Tabel V:  Hasil belajar siswa pada siklus II.

No

Interval Nilai

Frekuensi

Prosentase (%)

Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

56-60

61-65

66-70

71-75

76-80

81-85

86-90

91-95

96-100

-

-

9

8

-

2

-

-

47,4 %

42 %

-

10,6 %

Tuntas

Tuntas

-

Tuntas

-

-

Jumlah

20

100%

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan matematika siklus I kelas IV SD Negeri Kadokan 02 tahun 2013/2014.masih ada 1 siswa yang belum tuntas  7 ( 37 %) dan 12 siswa ( 63 %) telah mencapai nilai di atas KKM 68,9 . Nilai terdiri dari17 siswa memperoleh nilai antara 56-60, - siswa memperoleh nilai antara 61-65, 7 siswa memperoleh nilai antara 66-70, 0 siswa memperoleh nilai antara 71-75, 4  siswa memperoleh nilai antara 76-80, - siswa memperoleh nilai antara 81-85, 1  siswa memperoleh nilai antara 86-90, 0 siswa memperoleh nilai antara 91-95, 0 siswa memperoleh nilai antara 96-100. Nilai rata-rata ulangan matematika siklus II adalah 68,9.      

Pembahasan

Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, aktifitas proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

  1. Tindakan

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Belum menerapkan model pembelajaran make a match.

Menerapkan model pembelajaran make a match dengan kelompok besar tanpa menggunakan tim penilai.

Menerapkan model pembelajaran make a match dengan kelompok besar tanpa menggunakan tim penilai.

  1. Aktivitas Proses Pembelajaran

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Refleksi

1

Aktifitas dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika tentang bangun dasar masih rendah.

Keaktifan

Jumlah skor: 47,12

Nilai rata-rata: 2,48

Prosentase: 62%

Kategori: Cukup aktif

Kreativitas

Jumlah skor: 47,88

Nilai rata-rata: 2,52

Prosentase: 63%

Kategori: Cukup kreatif

Kerja sama

Jumlah skor: 47,31

Nilai rata-rata: 2,49

Prosentase: 62%

Kategori: Cukup baik

Keaktifan

Jumlah skor: 72,96

Nilai rata-rata: 3,84

Prosentase: 96%

Kategori: aktif

Kreativitas

Jumlah skor: 72,58

Nilai rata-rata: 3,82

Prosentase: 96%

Kategori: baik

Kerja sama

Jumlah skor: 73,53

Nilai rata-rata: 3,87

Prosentase: 97%

Kategori: baik

Proses pembelajaran dari siklus I ke siklus I terdapat peningkatan aspek keaktifan dari cukup aktif menjadi aktif, aspek kreatifitas belajar dari aktif menjadi baik. Dan kerja sama belajar dari cukup baik menjadi baik.  

  1. Hasil Belajar Siswa

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Refleksi

1

Dari 19 siswa yang mendapat nilai tuntas 8 siswa (42 %) dan siswa yang belum tuntas 11 siswa (58%) Nilai rata-rata 61,0.

Dari 19 siswa yang mendapat nilai tuntas 12 siswa (63 %) dan siswa yang belum tuntas 7 siswa (57 %) Nilai rata-rata 68,90.

Dari 19 siswa yang mendapat nilai tuntas 19 siswa (100%) dan siswa yang belum tuntas 0 siswa (0 %) Nilai rata-rata 75,90.

Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu. Nilai rata-rata 14,90

Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahasan (diskusi) di atas hasil tindakan yang berupa perubahan perilaku proses pembelajaran dan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1. Proses Belajar Siswa

Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan tentang proses belajar. Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan keaktifan dari kurang aktif menjadi aktif dan peningkatan kreativitas dari kurang kreatif menjadi kreatif dan peningkatan kerja sama dari kurang baik menjadi baik.  

  1. Hasil Belajar Siswa

Dari kondisi awal ke kondisi akhir mengalami peningkatan yaitu nilai belum tuntas 11   siswa (58 %) turun menjadi 0  ( 0 %) siswa. Nilai tuntas dari 8  siswa (42 %) menjadi 19  siswa (100 %) yaitu meningkat 11  siswa (58 %). Nilai rata-rata dari 61,0 menjadi 75,80, terjadi peningkatan 14,90.    

PENUTUP        

Simpulan

Menurut teoritik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas dengan model make a match dapat disimpulkan sebagai berikut.

  1. Proses pembelajaran kompetensi menentukan keliling dan luas bangun datardengan menerapkan model pembelajaran make a matchbagi siswa kelas IV SD Negeri Kadokan 02 semester II tahun pelajaran 2013/2014  berlangsung lancar dengan suasana menyenangkan dari siklus I ke siklus II yaitu dari kurang aktif menjadi aktif, dari kurang kreatif menjadi kreatif dan tampak adanya kerja sama yang baik dalam kelompok.
  2. Terdapat peningkatan kompetensi menentukan keliling dan luas bangun datardengan menerapkan model pembelajaran make a matchdari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan yaitu dari belum tuntas 11 siswa (58 %) menjadi 0  siswa (0 %) meningkat 19 siswa (100 %). Nilai rata-rata dari 61,00 menjadi 75,80 yaitu meningkat 14,80.

Saran

  1. Saran bagi siswa, agar siswa dapat mengikuti dalam proses pembelajaran lebih berminat, dapat bekerjasama, aktif, dengan suasana yang menyenangkan tanpa rasa takut atau tekanan.  
  2. Saran bagi guru, memberikan bekal dan solusi pemecahan agar dapat menerapkan dan mengembangkan dalam memilih serta menerapkan model pembelajaran inovatif di kelas yang menjadi tanggung jawab professional sebagai guru.
  3. Saran bagi sekolah, memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan model pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 2008. Model-model pembelajaran yang Efektif. Semarang: Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Iskandar, 2009.Psikologi Pendidikan. Ciputat: Gaung Persada Pers.

Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Penulis:

M.M.Tejawati Is Rini,S.Pd.

SD Negeri Kadokan 02, Grogol, Sukoharjo