GAMBARAN PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI TERHADAP IBU NIFAS DI BPS
DESA ............. KECAMATAN ......... KABUPATEN ........
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
................
NIM. ...............
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN
JURUSAN
PROGRAM STUDI
PENDAHULUAN
Ilmu kedokteran semakin hari semakin berkembang, demikian juga dengan penemuan tentang cara memandikan bayi baru lahir. Dahulu bayi yang baru lahir biasanya langsung dimandikan, baik itu oleh bidan maupun dukun beranak. Saat itu memandikan bayi yang baru lahir secara langsung merupakan prosedur dalam bidang kedokteran. Tujuannya karena bayi yang berlumuran darah, lendir, mekonium atau kotoran bayi yang warnanya hitam kental, air ketuban, dan lemak berwarna putih yang kelihatan sangat menjijikkan. Saat ini sudah berubah, sekarang bayi baru lahir baru dimandikan enam jam dari waktu kelahirannya atau setelah suhu tubuhnya stabil.
Bayi yang baru lahir sebaiknya tidak dimandikan walaupun dengan air hangat, karena belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Jika bayi dibasahi dengan air maka panas yang ada dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun drastis. Jika bayi yang baru lahir kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir dalam tubuh yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuhnya akan berkurang. Dengan demikian beberapa organ tubuh akan membiru, misalnya tangan, wajah, kaki dan kulit. Bukan hanya itu, akibat kekurangan oksigen tersebut maka beberapa sel-sel tubuh akan mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang sensitif. Bagaimana jika sel-sel disekitar otak mengalami kerusakan, apa yang akan terjadi pada bayi kita kelak?.
Mandi untuk bayi bukan hanya untuk membersihkan tubuh tetapi mandi merupakan hal yang sangat menyenangkan bayi. Untuk orang tua mandi merupakan alat komunikasi antara orang tua dengan bayi, karena saat mandi orang tua biasanya melakukan sentuhan, usapan dan berbicara langsung walaupun bayi tidak mengerti arti ucapan tersebut.
Memandikan bayi bagi ibu nifas merupakan pekerjaan yang berat dan membingungkan karena kondisi tali pusat bayi yang masih basah, di tambah lagi dengan kondisi ibu setelah proses persalinan yang melelahkan dan bertambah sulit jika ibu bersalin post sesio secarea atau post vakum. Namun jika mereka mengetahui pedoman memandikan bayi karena sebelumnya sudah pernah memiliki anak maka hal itu bukanlah pekerjaan yang berat terkadang ibu nifas menyerahkan anaknya pada baby sitter, pembantu atau kepada orang tanya untuk memandikan sang bayi, bahkan terkadang orang tua ditahan tinggal di rumahnya sampai berbulan-bulan agar ada yang memandikan sang buah hati. Padahal jika ada kemauan, memandikan bayi ini bukan merupakan hal yang sulit (Dr. Bona Simanungkalit, DH.SM., M.Kes., 2007).
Dalam penelitian ini peneliti membatasi cara memandikan bayi dengan: mengukur suhu air menggunakan siku/punggung tangan, membersihkan mata bayi dengan kapas basah, menggunakan shampoo dan menyabuni dengan waslap, cara memegang bayi saat memandikan, membersihkan tali pusat saat memandikan dan cara membersihkan kemaluan.
Dari hasil pra survey pada bulan Februari sampai bulan Maret ternyata di wilayah kerja BPS ...................... Desa ...................... Kecamatan Tigeneneng ...................... jumlah ibu bersalin sebanyak 40 orang, dari hasil presurvey pada ibu nifas diketahui bahwa dari kempat puluh orang ibu nifas tersebut 27 diantaranya belum dapat memandikan bayinya dengan benar, hal ini diketahui pengamatan para ibu pada saat memandikan dan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada para ibu nifas mengenai cara memandikan bayinya serta dari banyaknya ibu nifas yang menanyakan tentang bagaimana cara memandikan bayinya, karena kebanyakan dari mereka masih takut untuk memandikan bayinya sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu “Bagaimana Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari Terhadap Ibu Nifas di BPS ...................... ...................... ......................”.
Dalam penelitian ini ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya Gambaran Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari terhadap Ibu Nifas di BPS ...................... ...................... .......................
Sebagai pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah, menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
Sebagai masukan guna meningkatkan dan memaksimumkan pelayanan kepada ibu nifas dan neonatus.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang.
Sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. (Buku ilmu kebidanan, maternal dan neonatal Sarwono).
Menurut Soetjiningsih (1998) menyatakan bahwa masa bayi antara 0-1 tahun. Bayi adalah merupakan mahluk yang masih sangat peka dan halus (Depkes RI, 2003)
Mandi adalah membersihkan tubuh dengan air dengan cara menyiram, merendam diri dalam air (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Dalam minggu-minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari di pagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat. Usahakan tidak langsung memandikan bayi setelah menyusui, sedang lapar, atau mengantuk untuk menghindarkan bayi muntah, kedinginan atau kaget. Tujuan mandi adalah membersihkan tubuh bayi (Huliana, 2003).
Memandikan bayi adalah kegiatan yang amat mengasikkan, apalagi jika dilakukan bersama pasangan, misalnya ayah yang memandikan, sang ibu yang menemani sambil siap dengan handuk di kecil. Begitu ayah selesai memandikan, sang ibu siap mendekap bayi dengan handuk sambil mengeringkan tubuhnya sebelum diolesi minyak talon atau penghangat, bedak tabur dan dipakaikan pakaian lengkap, baju, popok, sarung tangan, sarung kaki bisa ditambah tetapi jika diperlukan (tergantung cuaca) (Huliana, 2003).
Menurut Azhari (2007) sebelum memandikan bayi, periksalah keadaan ruangan. Bayi sebaiknya dimandikan dalam ruangan yang cukup hangat, kalau perlu tutuplah jendela. Setelah itu siapkan keperluan mandi serta pakaian bayi. Pada umumnya bayi dimandikan pagi hari, akan tetapi bila dirasa perlu, tidak ada salahnya memandikan bayi juga pada sore hari. Untuk memudahkan, sebaiknya semua keperluan untuk mandi bayi diletakkan di suatu tempat tertentu misalnya di atas sebuah baki atau dalam sebuah keranjang, anda juga dapat meletakkannya di atas sebuah baki beroda dan menutupnya dengan sehelai kain bersih agar tidak kena debu .
Berikut ini daftar lengkap keperluan untuk memandikan bayi:
Daftar ini dibuat selengkap mungkin guna memudahkan untuk menentukan sendiri mana yang benar-benar anda dan bayi perlukan.
Walaupun bayi belum bisa bicara, tetapi anda harus berbicara padanya agar bayi merasa tenang. Pada tahap ini membuka baju bayi harus dengan hati-hati jangan sampai tangan dan anggota badannya terkilir, lalu bungkus rapat dengan handuk yang lembut. Sebaiknya popok bayi belum dibuka agar dia tetap nyaman jika ada hal-hal yang mengagetkan anda.
Dalam tahap merawat tali pusat saat memandikan bayi harus dilakukan untuk mencegah infeksi seperti menggosoh\knya dengan sabun dan membilasnya dengan bersih (Principle point 5).
depan ke arah belakang agar kemaluan tetap bersih. Sedangkan bagi orang tua yang mempunyai anak laki-laki yang tidak disunat, bersihkan penisnya dengan hati-hati dan lembut dan jangan sekali-kali menarik katupnya. Keringkan penisnya dengan benar (Principle point 6).
Setelah badan bayi kering, jangan lupa memberikan minyak angin bayi ke daerah tertentu pada tubuh bayi, misalnya pada perut, dada, punggung, telapak kaki dan daerah lainnya. Demikian juga oleskan baby oil untuk merawat kulit, serta taburkan bedak pada badan agar bayi anda wangi dan kulitnya terjaga selalu lembut, halus dan bayinya dalam keadaan yang nyaman. Perhatikan dalam menaburkan bedak tersebut tidak terhirup oleh bayi. Jika bedak bubuk sampai terhirup oleh bayi maka bisa mengganggu alat pernafasannya. Taburkanlah bedak tersebut pada tangan lalu ratakan, setelah itu baru oleskan ke seluruh tubuh bayi.
Dalam merawat tali pusar bayi jangan khawatir dan ragu-ragu. Memang bagi orang yang tidak pernah merawat tali pusar akan takut dan kebingungan. Jangan takut, perhatikan tahapan-tahapan di bawah ini. Pertama-tama ambil kapas yang telah dibasahi obat atau zat pengering seperti betadin atau alkohol. Bersihkan tali pusar dengan kapas pembersih, kemudian bersihkan dasar tali pusarya dan bungkus menggunakan kasa steril. Jika tali pusar semakin mengering, maka semakin cepat tali pusar itu putus. Jika menggunakan popok jangan sampai tali pusar ikut terbungkus, tali pusar harus dijaga agar tetap kering, jika terbungkus bisa menjadi lembab sehingga menjadi infeksi.
Kenakan popok bayi. Jika menggunakan pakaian harus hati-hati, apabila mengenakan baju berlengan, masukan satu per satu lengan pada tangan dan kemudian tangan yang satunya. Tangan bayi masih sangat lemah sehingga kita harus sangat perhatian jangan sampai tangan atau anggota tubuh lainnya ada yang terkilir, kemudian bungkus tubuh bayi dengan selimut yang bahannya bisa menyerap agar tubuh bayi tetap hangat dan nyaman.
Hati-hati dalam menyisir rambut bayi. Pergunakanlah sisir yang sikatnya lembut yang memang diperuntukkan bagi bayi, karena ubun-ubun bayi masih sangat lunak (Pasaribu, 2007).
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas tentang Memandikan Bayi, maka peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoadmodjo, 2006)
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Definisi Operasional
No. | Variabel | Definisi Operasional | Cara Ukur | Alat Ukur | Hasil Ukur | Skala |
1 | Ibu Nifas yang memiliki Neonatus | Ibu nifas yang memiliki bBayi baru lahir dengan usia 0-7 hari | ||||
2 | Cara Memandikan | Prinsiple Poin
| Observasi | Cheklist | Baik Cukup Kurang Kurang Sekali | Ordinal |
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif, menurut Notoatmodjo (2005), “Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu menggunakan pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan bayi.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002: 79).
Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas di BPS ...................... ...................... ......................, maka populasi yang didapat sebanyak 40 orang.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005: 79).
Menurut Sugiono (2005) bila populasi yang ada relatif kecil < 30, maka tehnik penelitian menggunakan sampel jenuh, yaitu semua populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah semua populasi yang berjumlah 40 orang ibu nifas di BPS ...................... ...................... .......................
Maret – Mei .......................
Penulis mengambil lokasi penelitian di BPS ...................... ...................... .......................
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu pelaksanaan, sedangkan subvariabelnya adalah pengetahuan dan cara ibu nifas memandikan bayinya.
Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini, penulis menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2002: 48) bahwa yang dimaksud dengan instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen ini dapat berupa question (pertanyaan), formulir, observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan penataan data dan lain-lain.
Penelitian ini akan menghasilkan data kuantitatif yang akan menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang cara memandikan bayi. Setelah data terkumpul melalui kuisioner maka data akan melalui beberapa tahapan yaitu:
Pada tahap ini, penulis melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam penulisannya.
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data.
Yaitu memberikan score/bobot pada setiap jawaban dari pertanyaan kuisioner.
Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur, dijumlahkan dan ditulis dalam bentuk tabel.
Analisis data dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus.
Kemudian untuk menganalisa penatalaksanaan cara memandikan Neonatus secara kuantitatif dilakukan perhitungan secara presentase dengan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase
f : frekuensi responden
N : Jumlah keseluruhan responden (Budiarto, 2005)
Untuk mengelompokkan kategori penelitian membagi tingkat pelaksanaan menjadi empat kelompok yaitu : dalam kategori baik, cukup, kurang, kurang sekali berdasarkan pendapat Eko Budiarto (2007 : 36). Yang menyatakan bahwa : “Sebaiknya distribusi frekuensi mempunyai interfal yang sama”. Dalam pembagian pelaksanaan untuk setiap sub variabel yang diteliti pada checklist adalah sama, maka nilai persentase untuk setiap tingkat pengetahuan dapat dihitung sebagai berikut :
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
Bidan Praktek Swasta (BPS) ...................... adalah salah satu klinik bersalin milik perseorangan yang berada di Desa ...................... Kecamatan ...................... . BPS ini berdiri sejak tahun 1997, terletak di Jalan Lintas Sumatera Km 36 Desa ...................... Kecamatan ...................... Kabupaten .......................
Adapun jenis pelayanan kesehatan yang diberikan BPS ...................... yaitu:
Pelayanan ini bisa didapatkan setiap hari.
Pertolongan untuk melakukan proses persalinan
Pada pertolongan persalinan di rumah pasien, bidan ...................... melakukan kunjungan rumah setiap hari ke-1, 3, 5 postpartum.
Pelayanan imunisasi untuk balita dilakukan secara terjadual, yaitu dilakukan pada minggu kedua tiap bulan.
Pelayanan alat kontrasepsi yang diberikan di BPS ini adalah pil KB, suntik KB, susuk dan IUD. Untuk pelayanan KB tidak terjadual, jadi dilakukan setiap hari.
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Kategori Cara Memandikan Neonatus 0-7 hari di BPS DYF ...................... .......................
No. | Variabel | Σ Responden | % | Kategori |
1 | Cara Memandikan neonatus 0-7 hari | 8 31 1 - | 20 77,50 2,50 - | Baik Cukup Kurang Kurang Sekali |
40 | 100 |
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dapat digambarkan pada diagram dibawah ini.
Gambar 2. Diagram Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 hari di BPS DYF ...................... ......................
Perhitungan rata-rata tingkat pelaksanaan memandikan neonatus 0-7 hari oleh ibu nifas di BPS DYF ...................... ......................, dapat dilihat adalah tingkat pelaksanaan cara memandikan neonatus 0-7 yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 8 orang (20%), dalam kategori cukup sebanyak 31 orang (77,50%), dalam kategori kurang sebanyak 1 orang (2,50%), sedangkan dalam kategori kurang sekali tidak ada.
Mandi buat bayi bukan hanya untuk membersihkan tubuh, tetapi mandi merupakan hal yang sangat menyenangkan bayi. Buat orang tua mandi merupakan alat komunikasi antara orang tua dengan bayi, karena saat mandi orang tua bisa melakukan sentuhan,usapan dan berbicara langsung walaupun bayi tidak mengerti arti ucapan tersebut.
Jarang ditemui bayi yang takut air, sebab air bagi bayi sudah merupakan hal biasa. Bayi sewaktu masih janin sudah “berenang” kandungan air ketuban. Itulah sebabnya jika kita membatasi bayi bermain dengan air saat mandi dia akan menangis. Kesukaan bayi bermain sewaktu mandi bisa kita lihat dari cara dia menepuk-nepuk air, menendang serta memercikkan air dengan kedua tangan dan kakinya.(Drs.Bien PH., 2007).
Dari hasil penelitian yang dilakukan dilakukan di BPS ...................... didapat hasil bahwa tingkat pelaksanaan responden mengenai cara memandikan neonatus 0-7 hari termasuk dalam kategori cukup sebanyak 31 responden (77,50%). Dan kategori baik sebanyak 8 orang (20%) dan kategori kurang 1 orang (2,50%). Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan ibu yang rendah, faktor ekonomi yang kurang memadai, pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai cara memandikan neonatus yang benar yang disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan oleh ibu ataupun pengalamannya yang kurang karena usia ibu yang masih mudah ataupun karena ibu baru pertama kalinya melahirkan.
Pelaksanaan cara memandikan neonatus oleh responden bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi pengetahuan dan kepercayaan responden dalam hal pelaksanaan cara memandikan neonatus yang merupakan sesuatu yang sangat menentukan dalam memilih sesuatu cara yang dianggap baik. Selain itu, faktor pendukung seperti lingkungan fisik, fasilitas kesehatan dan sarana kesehatan juga sangat berperan dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan cara memandikan neonatus bagi ibu. Penyuluhan dan masukan dari petugas kesehatan sebagai faktor pendorong meningkatnya pengetahuan ibu juga memiliki peran yang sangat penting dalam pemilihan cara pelaksanaan memandikan neonatus yang baik dan benar.
Faktor-faktor tersebut di atas sangat berperan dalam menentukan cara memandikan neonatus, karena pengetahuan cara memandikan neonatus selain didapatkan melalui pendidikan formal/informal juga bisa dapat diperoleh melalui pengalaman. Sedangkan untuk ibu yang termasuk dalam kategori baik dalam pelaksanaan cara memandikan neonatus dikarenakan ibu sudah mengetahui cara memandikan dengan benar melalui penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, informasi yang mereka peroleh dari berbagai media baik media massa atau elektronik seperti, koran, majalah dan televisi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, yang dilakukan oleh peneliti terhadap 40 responden terhadap penatalaksanaan cara memandikan neonartus 0-7 hari terhadap ibu nifas di BPS ............................................ dapat diambil kesimpulan bahwa:
Tingkat penatalaksanaan cara memandikan neonartus 0-7 hari terhadap ibu nifas di BPS ............................................ pada bulan April sampai dengan Mei ....................... secara keseluruhan masuk dalam kategori cukup 31 orang sebesar 77,50%.
Melihat dari hasil penelitian tentang cara memandikan neonartus 0-7 hari terhadap ibu nifas di BPS ...................... Tigeneng ...................... maka penulis menyarankan :
Agar dapat memperdalam penelitian tentang pelaksanaan memandikan neonatus 0-7 hari sehingga nantinya diperoleh perbandingan hasil untuk setiap daerah penelitian dan menarik kesimpulan secara umum.
Sebagai masukan guna meningkatkan dan memaksimumkan pelayanan kepada ibu nifas dan neonatus khususnya dalam hal pelaksanaan memandikan neonatus 0-7 hari dengan cara memberikan penyuluhan cara memandikan neonatus yang baik dan benar khususnya bagi ibu primi yang baru pertama kali melahirkan.
Diharapkan hasil dari penulisan ilmiah ini dapat dijadikan bahan referensi dan bacaan di perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Bakti Husada.
Eko Budiarto. 2007. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Huliana, M. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi.
Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmodjo, 2005, Metodologi Pendidikan Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Pasaribu. 2007. Memandikan Dan Merawat Kulit Bayi. Cetakan Pertama. Jakarta : Pustaka Mina
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2003. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit Buku kedokteran EGC.
Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung : IKAPI
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul KTI Skripsi
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan
Dalam Sidang Karya Tulis Ilmiah
Tanggal :
Pembimbing I (..................................) | Pembimbing II (..................................) |
Diketahui
Direktris Akademi Kebidanan ..................
(..................................)
INI ADALAH FORMAT DEPAN DAN LAMPIRAN.
SILAHKAN SESUAIKAN DENGAN ISI PENELITIAN ANDA.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul KTI Skripsi
Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji, diperiksa dan dipertahankan pada tanggal
.................. dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai
Salah satu syarat untuk menyelesaikan Diploma III Kebidanan
di Akademi Kebidanan ..................
Penguji I(..................................) | Penguji II (..................................) | Penguji III (..................................) |
Diketahui
Direktris Akademi Kebidanan ..................
(..................................)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS
Nama : ..................
Tempat/ Tgl Lahir : ..................
Agama : ..................
Status Perkawinan : ..................
Nama Ayah : ..................
Nama Ibu : ..................
Anak Ke : ..................
Alamat : ..................
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “……………………………..“ karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Program Diploma III Kebidanan di .............
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan dapat berhasil berkat sumbangan jasa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Penulis menyadari bahwa laporan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan karya tulis ilmiah ini.
........., …………….
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.xxxxxx
B. xxxxxx
C. xxxxxx
D. xxxxxx
E. xxxxxx
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Populasi Dan Sampel
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian
D. Pertimbangan Etik
E. Instrumen Penelitian
F. Uji Validitas
G. Pengumpulan Data
H. Pengolahan Data
I. Analisa Data
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 xxxxxx
2.2 xxxxxx
2.1.1 xxxxxx
2.2.2 xxxxxx
2.3 xxxxxx
2.4 xxxxxx
2.5 xxxxxx
2.6 xxxxxx
2.7 xxxxxx
2.8 xxxxxx
2.9 xxxxxx
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu
3.2.1 Lokasi
3.2.2 Waktu
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
3.4 Kerangka konsep
3.5 Defenisi Operasional
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.7 Teknik Pengolahan Data
3.8 Aspek pengukuran data
3.9 Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel x.x
Tabel x.x
Tabel x.x
Tabel x.x
Tabel x.x
Tabel x.x
Tabel x.x
Tabel x.x
DAFTAR BAGAN
Bagan x.x
Bagan x.x
Bagan x.x
Bagan x.x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Surat Content Validity
Lampiran 4. Hasil Validitas
Lampiran 5. Surat Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 6. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 7. Master tabel hasil penelitian
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10. Time table (jadwal kegiatan) penyusunan KTI
Lampiran 11. Lembar konsultasi
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN
MEMBIMBING KARYA TULIS ILMIAH
Saya yang Bertanda Tangan Di bawah ini :
Nama :
Dengan ini menyatakan kesediaan saya untuk memberikan bimbingan penulisan Karya Tulis Ilmiah dari Mahasiswa :
Nama : ..................
NIM : ..................
Demikian Surat Pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan seperlunya.
.................., ..................
Pembimbing I
(.................................)
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN
MEMBIMBING KARYA TULIS ILMIAH
Saya yang Bertanda Tangan Di bawah ini :
Nama :
Dengan ini menyatakan kesediaan saya untuk memberikan bimbingan penulisan Karya Tulis Ilmiah dari Mahasiswa :
Nama : ..................
NIM : ..................
Demikian Surat Pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan seperlunya.
.................., ..................
Pembimbing II
(.................................)
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
Judul Penelitian : ............
Peneliti : ............
Alamat Peneliti : ............
Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ............. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya telah diberitahu bahwa kuesioner ini bersifat rahasia dan jawabannya hanya untuk penelitian.
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penilitian ini dan diberi kesempatan untuk bertanya. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.
Tanda Tangan (Responden) ( ………………………….. ) | ....................... , ....................... (Peneliti) ( ………………………….. ) |
CONTENT VALIDITY
Nama : ........
Nim : ........
Judul : ........
Content Validity : 1
Skor No. | 0,1 | 0,2 | 0,3 | 0,4 | 0,5 | 0,6 | 0,7 | 0,8 | 0,9 | 0,10 |
1 | ||||||||||
2 | ||||||||||
3 | ||||||||||
4 | ||||||||||
5 | ||||||||||
6 | ||||||||||
7 | ||||||||||
8 | ||||||||||
9 | ||||||||||
10 | ||||||||||
11 | ||||||||||
12 | ||||||||||
13 | ||||||||||
14 | ||||||||||
15 | ||||||||||
16 | ||||||||||
17 | ||||||||||
18 | ||||||||||
19 | ||||||||||
20 | ||||||||||
….. | ||||||||||
….. | ||||||||||
….. | ||||||||||
dst. |
Total Score : ……………..
CONTENT VALIDITY
Nama : ........
Nim : ........
Judul : ........
Content Validity : 2
Skor No. | 0,1 | 0,2 | 0,3 | 0,4 | 0,5 | 0,6 | 0,7 | 0,8 | 0,9 | 0,10 |
1 | ||||||||||
2 | ||||||||||
3 | ||||||||||
4 | ||||||||||
5 | ||||||||||
6 | ||||||||||
7 | ||||||||||
8 | ||||||||||
9 | ||||||||||
10 | ||||||||||
11 | ||||||||||
12 | ||||||||||
13 | ||||||||||
14 | ||||||||||
15 | ||||||||||
16 | ||||||||||
17 | ||||||||||
18 | ||||||||||
19 | ||||||||||
20 | ||||||||||
….. | ||||||||||
….. | ||||||||||
….. | ||||||||||
dst. |
Total Score : ……………..
LEMBAR KONSULTASI
MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN
Nama : ..................
Nim : ..................
Judul : ..................
Dosen Pembimbing I : ..................
Tanggal | Kegiatan | Saran | Paraf Pembimbing |
LEMBAR KONSULTASI
MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN
Nama : ..................
Nim : ..................
Judul : ..................
Dosen Pembimbing II : ..................
Tanggal | Kegiatan | Saran | Paraf Pembimbing |