KEBUTUHAN INFORMASI DAN STRATEGI IDENTIFIKASI INFORMASI
Pada abad 21 ini teknologi informasi berkembang sangat pesat. Hal ini termasuk dalam penyebab segala aspek kehidupan beralih menggunakan teknologi informasi. Misalnya perpustakaan yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan layanan yang diberikan perpustakaan.
Perkembangan teknologi informasi ini pun telah menyebabkan kebutuhan informasi semakin meningkat. Selain itu, perkembangan teknologi informasi telah terjadi membawa dampak positif bagi kemudahan akses informasi. Akan tetapi, perkembangan ini harus disikapi dengan bijak oleh pustakawan, karena perkebangan teknologi informasi telah menyebabkan membludaknya informasi. Pustakawan harus dapat membimbing pemustaka untuk dapat melakukan literasi informasi. Sehingga pemustaka dapat mengidentifikasi dan melakukan pencarian informasi.
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju tentunya memberikan dampak yang signifikan terhadap sebagian besar aspek kehidupan, salah satunya adalah perpustakaan. Perpustakaan yang disokong dengan teknologi informasi disebut dengan perpustakaan digital. Perpustakaan digital menjadi arternatif guna meningkatkan layanan perpustakaan. Namun, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan pola kerja pada perpustakaan perpustakaan yang semula sederhana, sekarang dituntut untuk berbasis otomasi dan mutakhir. Teknologi informasi digunakan secara luas dalam manajemen pengetahuan pada perpustakaan. Basis data dapat dikembangkan menjadi layanan repisitori dalam perpustakaan. Selain repisitori, terdapat beberapa kegiatan lainnya di perpustakaan yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi (Fahrizandi, 2020; Nazim & Mukherjee, 2016).
Adanya perkembangan teknologi informasi dalam perpustakaan telah menyebabkan terjadinya ledakan informasi di perpustakaan. Tentunya hal ini harus disikapi dengan bijak oleh pustakawan agar dapat membimbing pemustaka dalam mencari sumber informasi. Pustakawan harus mampu memberikan pengetahuan mengenai literasi informasi kepada pemustaka (Fahrizandi, 2020).
UNESCO berpendapat “Literacy is about more than reading or writing – it is about how we communicate in society. It is about social practices and relationships, about knowledge, language and culture”. Sedangkan, ALA (American Library Association) berpendapat “Information literacy is related to information technology skills, but has broader implications for the individual, the educational system, and for society”. Dapat disimpulkan bahwa literasi informasi adalah kemampuan melek informasi yang lebih dari sekedar membaca atau menulis (Association of College and Research Libraries, 2000; United Nations Educational, 2013).
ALA mendeskripsikan literasi informasi mengarahkan kepada kemampuan untuk menjadi pembelajaran sepanjang hayat atau dapat dikatakan sebagai lifelong learning. Seseorang yang mahir literasi informasi harus dapat menguasai hal hal sebagai berikut
Literasi informasi berperan sangat penting dalam dunia pendidikan, salah satunya perpustakaan. Penataran literasi informasi merupakan proses yang berlanjut dan bertahan untuk mempratikkan dalam kehidupan. Literasi informasi menjadi sebuah hal yang tak terpecah dari pustakawan. Pustakawan dituntut harus dapat melakukan penelusuran informasi di perpustakaan baik secara manual maupun daring. Dengan hal ini, pustakawan harus berkomitmen untuk mengakses, memahami dan memanfaatkan informasi (Batubara, 2015).
Setiap orang pasti membutuhkan informasi guna memperbanyak pengalaman, mendapat informasi terbaru sesuai keperluan, serta mengembangkan diri. Dalam memenuhi kebutuhan informasi terdapat empat tingkatkan yang dilalui oleh pikiran manusia: (Astria, 2012)
Dalam memenuhi kebutuhan informasi seseorang akan melakukan pencarian informasi. Perilaku pencarian informasi dapat dilakukan dimana saja tidak harus di perpustakaan ataupun pusat informasi karena ketika seseorang berbincang dengan orang lain itu sama halnya dengan melakukan pertukaran informasi (Wilson, 2006).
Tom Wilson “In any of the above cases of information-seeking behaviour, ‘failure’ may be experienced: this is indicated in the diagram for the use of systems but, of course, it may also be experienced when seeking information from other people”. Dapat disimpulkan bahwa tidak semua orang yang melakukan pencarian informasi akan mendapat keberhasilan, terkadang ada saja yang mendapat kegagalan dalam perilaku pencarian informasi. Pada dasarnya kebutuhan informasi seseorang didasari oleh kebutuhan manusia itu sendiri yang terdiri dari 3 jenis yang saling berkaitan: (Wilson, 2006)
Terjadinya perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat membuat segala bentuk informasi dapat diakses dengan mudah. Sebagian besar community college dapat meningkatkan kemudahan akses dan kegunaan informasi (Ajie, 2016; Schudde et al., 2020).
Akses informasi mengandung semua informasi berupa proses dan kegiatan pengambilan informasi mulai dari pemilihan sumber informasi, pemrosesan, pengindeksan, pencarian, pengambilan, serta penggunaan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Pada dasarnya proses mengakses informasi merupakan sebagian besar database konten (Chowdhury & Foo, 1983).
Akses informasi sendiri megalami beberapa tahapan perkembangan dalam proses pencarian informasi (Chowdhury & Foo, 1983):
Tahapan pertama
Tahap ini terjadi pada 1950 sampai 1970. Ditandai dengan pengambilan dokumen dan teks menggunakan koleksi uji kecil dan area aplikasi, seperti dokumen katalog, bibliografi. Tahapan ini berfokus pada meranang sistem pengambilan dari kebutuhan dan kegunaan pengguna. Pada tahapan ini juga bermunculan sebagian besar basis data online jarak jauh yang menyediakan pencarian dan pengambilan abstrak beberapa teks lengkap dari sumber informasi ilmiah, seperti jurnal.
Tahapan kedua
Tahap ini terjadi pada pertengahan 1970 sampai 1980. Tahapan ini hampir sama dengan tahapan yang pertama, tetapi pada tahapan ini sitem pengambilan informasi menjadi lebih maju untuk mengelola teks yang tidak terstruktur.
Tahapan ketiga
Tahap ini terjadi pada pertengahan 1980 sampai pertengahan 1990. Pada tahapan ini fokus peneliti sistem mulai beralih ke penemuan model yang lebih mendukung interaksi pengguna dengan sistem.
Tahapan keempat
Tahap ini terjadi pada pertengahan 1990 sampai 2010. Dalam tahapan ini terjadi beberapa sebagian besar pada akses informasi, seperti banyak mesin pencari baru yang kuat, sistem penjawab pertanyaan online, mesin pencari multimedia.
Tahapan kelima
Tahapan ini terjadi pada beberapa tahun terakhir. Ditandai dengan akses informasi di web dan perpustakaan digital menjadi lebih beraga. Selain itu, pembuatan dan pengorganisasian mulai muncul melalui media sosial.
Perpustakaan yang disokong dengan teknologi informasi disebut dengan perpustakaan digital. Teknologi informasi digunakan secara luas dalam manajemen pengetahuan pada perpustakaan. Literasi informasi adalah kemampuan melek informasi yang lebih dari sekedar membaca atau menulis.
Tiga unsur yang bepengaruh pada keberhasilan konsolidasi perpustakaan dan keterampilan literasi informasi ke dalam kurikulum pendidikan. Kebutuhan informasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melakukan segala kegiatannya. Akses informasi mengandung semua informasi berupa proses dan kegiatan pengambilan informasi mulai dari pemilihan sumber informasi, pemrosesan, pengindeksan, pencarian, pengambilan, serta penggunaan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Jesus Lau mengungkap tentang konsep informasi, “Information is a resource that has varied definitions according to the format, and media used to package or transfer it, as well as the discipline that defines it”, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sumber ilmu yang telah diolah dan meghasilkan makna (Lau, 2006).
Informasi memiliki beberapa ciri yang dibutuhkan ketika penggunanya membuat kebijakan, sehingga keputusan yang dicapai sesuai dengan keperluan dan tujuan informasi yang dimaksud. Menurut Deni Darmawan informasi memiliki enam ciri yang memberikan makna bagi penggunanya (Darmawan, 2012):
Informasi yang sudah oleh suatu sistem diolah dapat mencukupi kebutuhan jumlah informasi.
Informasi yang didapat mencukupi kebutuhan kualitas informasi.
Informasi yang didapat mencukupi kebutuhan informasi baru.
Informasi yang didapatkan seimbang dengan kebutuhan informasi pengguna.
Informasi yang didapatkan seimbang dengan kebutuhan informasi penggunanya.
Informasi yang didapatkan benar adanya.
Menurut Deni Darmawan informasi dapat dikatakan sebagai informasi yang berkualitas jika memenuhi beberapa syarat (Darmawan, 2012):
Berhubungan dengan identifikasi informasi, informasi sendiri memiliki enam unsur bedasarkan analisis pendekatan information system (Dr. Deni Darmawan, S.Pd., 2012):
Tahapan awal keluaran sebuah proses pengelohan data atau dapat disebut akar bagian dari informasi.
Unsur batang dalam suatu informasi atau pendukung untuk penyampain informasi agar lebih dapat dipahami. Contohnya, pada head line surat kabar.
Unsur informasi yang dapat dipahami dari informasi sebelumnya. Contohnya, keywoard dalam jurnal.
Unsur dari pengayaan informasi yang biasanya lebih bersahaja dibandingkan cabang informasi.
Unsur informasi semi micro yang eksistensinya sangat dibutuhkan karena informasi ini akan berkembang di masa yang akan datang. Contohnya, minat dan bakat seseorang, prestasi seseorang.
Unsur informasi penyokong yang mampu memaparkan kondisi dan situasi ketika informasi tersebut tumbuh. Biasanya informasi ini berkaitan dengan kebutuhan pokok informasi, seperti cuaca.
Keenam unsur informasi ini merupakan suatu keutuhan yang harus dipahami secara keseluruhan, karena jika hanya sebagian saja yang dimengerti seseorang tidak akan tahu dan siap dalam menjalankan informasi yang telah diterimanya.
Informasi yang telah tersedia harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Jika seseorang memiliki kemampuan literasi informasi, maka seorang tersebut dapat memiliki keterampilan dalam mencari informasi dan strategi-strategi yang akan timbul untuk memperoleh informasi yang diperlukan (Faturrahman, 2016).
Dalam melakukan pencarian informasi yang efisien seseorang dapat memahami beberapa strategi bawah ini:
Dalam strategi pencarian informasi menentukan topik dan memilih kata kunci merupakan hal yang sangat penting agar mereka dapat memenuhi kebtuhan informasi yang dibutuhkan. Namun, terkadang kebanyakan orang hanya melihat halaman pertama saja pada hasil pencarian (Togia et al.,
Rangkuman
Informasi adalah sumber ilmu yang telah diolah dan menghasilkan makna. Informasi memiliki beberapa ciri yang dibutuhkan ketika penggunanya membuat kebijakan, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan tujuan informasi yang dimaksud. Komponen-komponen informasi merupakan suatu kesatuan yang harus dipahami secara keseluruhan, karena jika hanya beberapa saja yang dipahami seseorang tidak akan paham dan siap dalam menjalankan informasi yang telah diterimanya dan saling bergantungan. Seseorang yang memiliki kemampuan literasi informasi, maka seorang tersebut dapat memiliki keterampilan dalam mencari informasi dan strategi-strategi yang akan timbul untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
Database : Kumpulan data yang terorganisir yang umumnya disimpan dan diakses secara elektronik dari suatu sistem komputer.
Edukatif : Bersifat mendidik, berkenaan dengan pendidikan.
Efisien : Tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, biaya, tenaga.
Mutakhir : Terakhir, terbaru, modern.
Otomasi : Pergantian tenaga manusia dengan tenaga mesin secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan pengawasan manusia.
Public speaking : Berbicara di depan umum.
Semi micro : Jenis analisis kualitatif yang paling banyak digunakan.
Ajie, I. A. S. D. R. M. D. (2016). Keterkaitan Antara Ketersediaan E-Books 3D Dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka. 3(1), 31–37.
Association of College and Research Libraries. (2000). Information literacy competency standards for higher education. In Community and Junior College Libraries.
Astria, Y. (2012). Kebutuhan Informasi Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 3 Semarang. Ilmu Perpustakaan, 1, 5. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/596
Batubara, A. K. (2015). Literasi Informasi Di Perpustakaan. Jurnal Iqra, 09(1), 43–56.
Chowdhury, G., & Foo, S. (1983). Information access. Environmental Policy and Law, 11(3), 77–77. https://doi.org/10.1016/S0378-777X(83)80075-4
Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M. S. (2012). MENGENAL TEKNOLOGI INFORMASI. 83. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/197111281998021-DENI_DARMAWAN/FILOSOFIS_TEKNOLOGI_INFORMASI_DAN_KOMUNIKASI.pdf
Fahrizandi. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi di Perpustakaan. Tik Ilmeu : Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 4(1), 63. https://doi.org/10.29240/tik.v4i1.1160
Faturrahman, M. (2016). Model-Model Perilaku Pencarian Informasi. JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi), 1(1), 74–91. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jipi/article/view/101/66
Lau, J. (2006). Guidelines on Information Literacy for Lifelong Learning. Retrieved October, 60. http://www.jesuslau.com/docs/publicaciones/doc2/Iflaguidelines.pdf
Nazim, M., & Mukherjee, B. (2016). Information Technology and Knowledge Management. In Knowledge Management in Libraries (pp. 235–262). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-100564-4.00010-7
Schudde, L., Bradley, D., & Absher, C. (2020). Navigating Vertical Transfer Online: Access to and Usefulness of Transfer Information on Community College Websites. Community College Review, 48(1), 3–30. https://doi.org/10.1177/0091552119874500
Togia, A., Korobili, S., Malliari, A., & Nitsos, I. (2015). Teachers’ views of information literacy practices in secondary education: A qualitative study in the Greek educational setting. Journal of Librarianship and Information Science, 47(3), 226–241. https://doi.org/10.1177/0961000614532485
United Nations Educational, S. and C. O. [UNESCO]. (2013). Media and information literacy for knowledge societies. 433. http://www.ifapcom.ru/files/News/Images/2013/mil_eng_web.pdf
Wilson, T. D. (2006). On user studies and information needs. Journal of Documentation, 62(6), 658–670. https://doi.org/10.1108/00220410610714895
111