Menggali Potensi Daerah
Lewat Wirausaha Muda
Panduan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Bagi Guru SMA (Fase E)
Penyusun:
Evy Verawaty - Sekolah Cikal Jakarta
draft
“Pemuda menurut Undang-Undang No.40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang berusia 16 sampai 30 tahun yang merupakan periode penting usia pertumbuhan dan perkembangan. Menurut hasil Susenas tahun 2020, perkiraan jumlah pemuda sebesar 64,50 juta jiwa atau hampir seperempat dari total penduduk Indonesia (23,86 persen).”
(Statistik Pemuda Indonesia 2020, Badan Pusat Statistik)
Tahun 2009, pemerintah membuat program pembangunan kepemudaan, yang salah satunya adalah Program Kewirausahaan Pemuda. Program yang bertujuan membangun komitmen peranan pemuda dalam pembangunan ekonomi nasional ini terdiri dari 3 pilar: penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan. (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)
Tema Kewirausahaan SMA yang mengacu kepada dimensi Profil Pelajar Pancasila, dengan Projek “Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda” ini bertujuan untuk membangun kesadaran, menggali potensi diri dan daerah, serta memberdayakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam mengembangkan wirausaha.
Projek ini terdiri dari 5 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi, dan refleksi. Tahap pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran kewirausahaan. Mengacu pada Program Kewirausahaan Pemuda, kedua tahap ini:
“dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan pemacu untuk tumbuh dan berkembangnya sikap mental, cara pandang (mindset) serta motivasi untuk berwirausaha. Program penyadaran ini ditujukan untuk menumbuhkan beberapa sikap mental yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausahawan. Hal ini sangat penting dilaksanakan mengingat motivasi sebagian besar pemuda Indonesia untuk berwirausaha masih cukup rendah.” (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)
Tahap berikutnya adakah perencanaan, aksi, dan refleksi. Mengacu pada Program Kewirausahaan Pemuda, ketiga tahap ini adalah bagian dari pemberdayaan:
“dilaksanakan untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada pemuda dalam mengembangkan wirausaha. Pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan setalah pemuda tersebut sadar akan pentingnya berwirausaha, sehingga mereka memiliki motivasi dan sikap mental untuk berwirausaha dengan mengembangkan ide-ide usaha yang ada. Pemberdayaan ini dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan tentang kewirausahaan. Pelatihan, pendidikan dan penyuluhan yang diberikan harus melalui tahap anisis kebutuhan sehingga pelatihan dan pendidikan yang diberikan tepat sasaran.” (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)
Diharapkan, melalui pengalaman belajar pada Program Kewirausahaan SMA dengan Projek “Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda”, dapat tumbuh generasi muda yang memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah, dan mampu mengambil bagian masa depan bangsa yang berdaya dalam memperkuat ekonomi nasional.
Peran pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan dalam membangun generasi muda Indonesia yang mandiri, kreatif, mampu bekerja sama dan berakhlak mulia bagi terwujudnya partisipasi generasi muda pada mengembangkan potensi daerah di masa depan.
Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan dalam membangun generasi muda Indonesia yang mandiri, kreatif, mampu bekerja sama dan berakhlak mulia untuk berperan aktif dalam mengembangkan potensi daerah di masa depan.
| ||
4 JP |
4 JP |
4 JP |
| ||
4. Mengenal Potensi Daerah 8 JP | 5. Analisis Sumberdaya Daerah 4 JP | 6. Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha 4 JP |
| ||
7. Menggali dan Mengembangkan Ide 4 JP | 8. Merencanakan Usaha 4JP | 9. Berkolaborasi dan Bekerja sama 4JP |
| ||
10. Strategi dan Inovasi dalam Berwirausaha 4 JP | 11. Penyempurnaan Karya dan Strategi 12 JP | 12. Wirausaha Mandiri dan Berkelanjutan 12 JP |
| ||
13.Refleksi 4JP |
Total: 72 JP
1 JP = 45 menit.
Dimensi | Sub-elemen | Target Pencapaian di akhir Fase E (SMA, 15-18 tahun) | Aktivitas Terkait |
Mandiri | Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi | Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi | 1,2,3,4,5,13 |
Kreatif | menghasilkan gagasan yang orisinal | Menghasilkan gagasan yang beragam untuk mengekspresikan pikiran dan atau perasaannya, menilai gagasannya, serta memikirkan segala resikonya dengan mempertimbangkan banyak perspektif seperti etika dan nilai kemanusiaan ketika gagasannya direalisasikan | 7,8,9 |
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal | Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak dan resikonya | 7,8,9 | |
memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan | Bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif untuk memodifikasi gagasan sesuai dengan perubahan situasi | 10,11,12 | |
Gotong royong | kolaborasi - kerja sama | Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang sudah ditentukan | 9,12 |
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia | akhlak pribadi - integritas | Menyadari bahwa aturan agama dan sosial merupakan aturan yang baik dan menjadi bagian dari diri sehingga bisa menerapkannya secara bijak dan kontekstual. | 6,13 |
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Kreatif
Sub-elemen | Belum berkembang | Mulai berkembang | Berkembang sesuai harapan | Sangat Berkembang |
menghasilkan gagasan yang orisinal | Mengembangkan gagasan yang ia miliki untuk membuat kombinasi hal yang baru dan imajinatif untuk mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya. | Menghubungkan gagasan yang ia miliki dengan informasi atau gagasan baru untuk menghasilkan kombinasi gagasan baru dan imajinatif untuk mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya. | Menghasilkan gagasan yang beragam untuk mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya, menilai gagasannya, serta memikirkan segala risikonya dengan mempertimbangkan banyak perspektif seperti etika dan nilai kemanusiaan ketika gagasannya direalisasikan. | Menghasilkan gagasan yang beragam untuk mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya, menilai gagasannya, serta memikirkan segala risikonya dengan mempertimbangkan banyak perspektif seperti etika dan nilai kemanusiaan ketika gagasannya direalisasikan dalam bentuk aksi nyata program kewirausahaan. |
menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal | Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya sesuai dengan minat dan kesukaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan serta mengapresiasi dan mengkritik karya dan tindakan yang dihasilkan | Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan mempertimbang kan dampaknya bagi orang lain | Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak dan risikonya bagi diri dan lingkungannya dengan menggunakan berbagai perspektif. | Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak dan risikonya bagi diri dan lingkungannya dengan menggunakan berbagai perspektif dalam bentuk proposal rancang karya kewirausahaan. |
memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan | berupaya mencari solusi alternatif saat pendekatan yang diambil tidak berhasil berdasarkan identifikasi terhadap situasi | Menghasilkan solusi alternatif dengan mengadaptasi berbagai gagasan dan umpan balik untuk menghadapi situasi dan permasalahan | Bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif untuk memodifikasi gagasan sesuai dengan perubahan situasi. | Bereksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif untuk memodifikasi gagasan sesuai dengan perubahan situasi dalam aksi nyata pelaksanaan program kewirausahaan. |
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Mandiri
Sub-elemen | Belum berkembang | Mulai berkembang | Berkembang sesuai harapan | Sangat Berkembang |
Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi | Menggambarkan pengaruh kualitas dirinya terhadap pelaksanaan dan hasil belajar; serta mengidentifikasi kemampuan yang ingin dikembangkan dengan mempertimbangkan tantangan yang dihadapinya dan umpan balik dari orang dewasa | Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan dan minat , serta prioritas pengembangan diri berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas lain yang dilakukannya. | Mengidentifikasi kekuatan dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi pada konteks pembelajaran, sosial dan pekerjaan yang akan dipilihnya di masa depan. |
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Gotong Royong
Sub-elemen | Belum berkembang | Mulai berkembang | Berkembang sesuai harapan | Sangat Berkembang |
kolaborasi - kerja sama | Menunjukkan ekspektasi (harapan) positif kepada orang lain dalam rangka mencapai tujuan kelompok di lingkungan sekitar (sekolah dan rumah). | Menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kelompok di lingkungan sekitar, serta memberi semangat kepada orang lain untuk bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama. | Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang sudah ditentukan. | Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapai tujuan bersama secara mandiri sesuai dengan target yang sudah ditentukan. |
(Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase - Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Sub-elemen | Belum berkembang | Mulai berkembang | Berkembang sesuai harapan | Sangat Berkembang |
akhlak pribadi - integritas | Membiasakan melakukan refleksi tentang pentingnya bersikap jujur dan berani menyampaikan kebenaran atau fakta | Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta memahami konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain | Menyadari bahwa aturan agama dan sosial merupakan aturan yang baik dan menjadi bagian dari diri sehingga bisa menerapkannya secara bijak dan kontekstual | Menyadari bahwa aturan agama dan sosial merupakan aturan yang baik dan menjadi bagian dari diri sehingga bisa menerapkannya secara bijak dan kontekstual dalam aksi nyata program kewirausahaan |
Relevansi projek ini bagi sekolah dan semua guru mata pelajaran
Salah satu agenda strategis pembangunan kepemudaan adalah menciptakan generasi penerus masa depan bangsa yang tangguh, mandiri dan berdaya saing, terlebih untuk memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan peluang bonus demografi. Menyadari pentingnya peran dan fungsi yang melekat pada pemuda, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang ada melalui penyadaran, pemberdayaan, pengembangan kepemudaan di segala bidang, sebagai bagian dari pembangunan nasional. (Statistik Pemuda Indonesia 2020).
Penyadaran dan pengembangan sikap wirausaha kepada para siswa SMA usia pemuda 16-18 tahun merupakan bagian dari kewajiban sekolah dalam menyiapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekal kehidupan di dunia nyata. Sekolah memberikan pengenalan, bimbingan, dan pendampingan bagi siswa dalam mengenal, memahami, dan menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam tema kewirausahaan. Sekolah dapat menjadi ekosistem bagi siswa untuk belajar dan menggali pengalaman. Siswa yang memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen, pantang menyerah adalah siswa yang akan memberikan kontribusi positif dalam perannya di kelas, sekolah, dan masyarakat baik secara akademik maupun non-akademik.
Rangkaian kegiatan pada Tema Kewirausahaan dengan Projek “Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda” melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam pelaksanaannya. Pengenalan etika dan integritas lewat pelajaran agama dan budi pekerti serta budaya lokal; pembuatan berbagai macam teks seperti proposal, iklan, surat yang melibatkan pelajaran bahasa; penghitungan dasar hasil survey, harga, dan biaya dari pelajaran Matematika; pengenalan potensi daerah lewat pelajaran IPS dan IPA, menumbuhkan sikap kerjasama lewat kerja kelompok berbagai bidang ilmu dan juga pelajaran Olahraga, dan lainnya.
Pelaksanaan projek ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat: siswa, orangtua, guru, sekolah, masyarakat sekitar, pemerintah daerah, dan pihak lainnya.
Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SMA (Fase E) yang berada di sekolah penggerak untuk melaksanakan kegiatan ko-kurikuler yang mengusung tema Kewirausahaan. Di dalam perangkat ajar untuk projek “Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Remaja” ini, ada 13 (tiga belas) aktivitas yang saling berkaitan.
Tim Penyusun menyarankan agar projek ini dilakukan pada semester kedua kelas X atau semester pertama kelas XI dan XII dikarenakan aktivitas yang ditawarkan disusun dengan sedemikian rupa agar siswa dapat memiliki kesempatan untuk melakukan rangkaian pembelajaran secara penuh, dari mengenal, membangun sikap, hingga membuat aksi nyata dan refleksi.
Waktu yang direkomendasikan untuk pelaksanaan projek ini adalah 1 (satu) semester, dengan total kurang lebih 144 Jam Pelajaran. Projek ini membuat gambaran sederhana dari pelaksanaan yang terdiri dari 72 Jam Pelajaran. Setiap tahap memiliki JP yang berbeda terkait dengan karakteristik dari kegiatan pada tahap tersebut. Sisa JP yang ada dapat dimanfaatkan guru untuk meramu kembali kegiatan dan JP yang dibutuhkan pada setiap tahap dengan mempertimbangkan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi siswa. Siswa juga mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan menjalankan masing-masing aktivitas dengan baik.
Guru dan kepala sekolah mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menyesuaikan jumlah aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan apakah semua aktivitas diselesaikan dalam waktu singkat atau disebar selama satu semester/satu tahun ajar. Materi ataupun rancangan aktivitas juga bisa disesuaikan agar projek bisa berjalan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah juga kondisi daerah tempat sekolah berdiri.
Kegiatan 1: Mengenal Karakter Wirausaha |
Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat mendalami makna wirausaha Siswa dapat mengenal karakteristik seorang pengusaha |
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan:
Pelaksanaan:
Tugas:
|
Kegiatan 2 Menggali Potensi Diri |
Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat mengenal karakter dan kualitas diri yang berhubungan dengan karakteristik kewirausahaan Siswa dapat mengenal dan menggali minat dan bakat |
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru meminta siswa untuk duduk dalam kelompok kecil. Pelaksanaan:
Tugas:
|
Kegiatan 3 Menumbuhkan Sikap Wirausaha |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan lembar kuis atau file kuis secara online. Guru dapat membuat kotak tabulasi di papan untuk pengisian hasil survey. Pelaksanaan:
dan menciptakan produk baru atau bisnis baru. Mereka menanggung risiko dan menerima imbalan/keuntungan dari usaha mereka. Pertanyaan: Apa saja kerugian yang bisa dialami oleh seorang wirausahawan? Mengapa mereka berani untuk mengambil resiko dalam berusaha? Tugas:
|
Kegiatan 4 Mengenal Potensi Daerah |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 8JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan gambar/tulisan negara baik yang dibuat sendiri ataupun mencontoh dari panduan dan memuat pada format digital. Pelaksanaan:
Tugas:
|
Kegiatan 5 Analisis dan Sumberdaya Daerah |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 4 JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan artikel tentang daerah Wisata Borobudur (bisa dengan gambarnya), lembar diagram SWOT baik dalam bentuk cetak atau digital. Guru meminta siswa menyiapkan hasil wawancara/diskusi/survey/kunjungan luar sekolah guna mencari tahu tentang potensi daerah dari kegiatan sebelumnya. Pelaksanaan:
Tugas: Secara berkelompok, siswa membaca kembali hasil pengamatan dan survei dari kegiatan sebelumnya. Lalu secara bersama berdiskusi dan menuliskan hasil diskusi dan identifikasi potensi daerah dalam diagram analisis SWOT. |
Kegiatan 6 Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan gambar/tulisan negara baik yang dibuat sendiri ataupun mencontoh dari panduan dan memuat pada format digital. Pelaksanaan:
Tugas:
|
Kegiatan 7 Menggali dan Mengembangkan Ide |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan materi kegiatan kreativitas seperti pada jurnal. Guru dapat menjadikan kegiatan pada jurnal sebagai panduan, tetapi dapat mencari alternatif yang lain atau melakukan dalam urutan yang berbeda. Siapkan situasi dan suasana kelas dalam keadaan relaks. Tunjukkan sikap terbuka dalam menerima dan menyimak ide yang diekspresikan siswa pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Pelaksanaan:
Tugas:
|
Kegiatan 8 Merencanakan Usaha |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan lembar perencanaan usaha secara cetak ataupun dalam bentuk digital. Guru menekankan kegiatan ini adalah kegiatan contoh untuk memahami bagaimana membuat sebuah perencanaan usaha. Contoh yang siswa buat pada kegiatan ini dapat digunakan/tidak digunakan pada kegiatan selanjutnya. Pelaksanaan:
Tugas:
|
Kegiatan 9 Berkolaborasi dan Bekerja Sama |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan alat-alat dan ruang kelas untuk permainan berkelompok yang bertujuan untuk membangun semangat kolaborasi dan kerja sama. Beberapa kegiatan alternatif diberikan pada lampiran kegiatan, guru dapat memilih permainan yang sesuai dengan situasi dan kondisi.. Pelaksanaan:
Apakah kamu 'berpikir bersama' sebelum mulai melakukan permainan? -> membuat perencanaan penting tetapi menjadi fleksibel saat situasi yang berbeda muncul juga sama pentingnya.
(Tekankan bahwa dalam kerja tim, pembagian peran (pemimpin dan anggota) itu penting agar tim berfungsi dengan baik. Dalam kolaborasi, meskipun tidak ada pembagian peran yang signifikan, setiap anggota yang berkontribusi maksimal dan berkomunikasi dengan baik akan menghasilkan kerjasama yang baik.
Jika tidak, menurutmu mengapa hal itu terjadi? Pentingnya manajemen waktu untuk tim.)
aktivitasnya? Dengan anggota tim Anda? -> pastikan siswa berbicara jujur satu sama lain dengan saling menaruh sikap hormat.
Tugas:
|
Kegiatan 10 Strategi dan Inovasi dalam Berwirausaha |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan materi untuk penjelasan tentang bauran pemasaran 4P. Guru dapat mengundang guru mapel ekonomi/bisnis dan manajemen untuk menjadi pemateri tamu di kelas. Guru juga dapat memutarkan video untuk penjelasan ini. Untuk kegiatan pembuka, guru dapat memantik siswa dengan membawa beberapa barang konsumsi (atau menunjukkan gambarnya). Pelaksanaan:
Guru memberikan penjelasan: Produk dapat berupa barang, jasa, atau acara. Barang adalah sesuatu yang digunakan atau dikonsumsi (contoh: makanan, minuman, alat tulis). Jasa adalah sesuatu yang orang lakukan untuk membantu kita (jasa angkutan, potong rambut). Acara adalah kegiatan bertema untuk suatu tujuan (contoh: konser musik, kompetensi olahraga)
Tugas: Mengamati perkembangan teknologi di daerah. Apa aspek kehidupan yang berubah dalam sepuluh tahun terakhir? Apa manfaat dari inovasi di bidang teknologi bagi aspek kehidupan tersebut? |
Kegiatan 11 Penyempurnaan Karya dan Strategi |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 12JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru meluangkan waktu secara berkala untuk mengecek perkembangan siswa. Kegiatan ini lebih banyak dilakukan secara mandiri oleh siswa. Guru dapat mendampingi jika siswa memerlukan bantuan dalam hal berhubungan dengan pihak ketiga atau pihak lain di luar sekolah. Pelaksanaan:
Tugas:
|
Kegiatan 12 Wirausaha Mandiri dan Berkelanjutan |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 12JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Ada dua hal yang akan dilakukan pada kegiatan ini, yaitu Projek Unjuk Kerja dan juga studi kasus tentang ketangguhan dalam menghadapi tantangan. Untuk Projek Unjuk Kerja, Guru dapat berkoordinasi bersama guru pendamping Projek Kewirausahaan dan P5 lainnya, Kepala Sekolah, orangtua dan/atau pengurus OSIS agar kegiatan Projek Unjuk Kerja berjalan dengan baik. Sambil siswa bersama kelompoknya berproses menyiapkan projek unjuk kerja selama jadwal Kegiatan 12 berlangsung, guru dapat mengecek kesiapan siswa dan tantangan yang mereka hadapi sambil membawakan materi tentang ketangguhan dalam menghadapi tantangan (Hukum Karnel dan Kuis Ketangguhan). Panduan pelaksanaan di bawah ini dapat disesuaikan sesuai kebutuhan. Pelaksanaan:
Tugas:
|
Kegiatan 13 Refleksi |
Tujuan Pembelajaran:
|
Waktu: 4JP Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan internet, narasumber, kunjungan Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi |
Persiapan: Guru menyiapkan lembar refleksi (secara cetak atau digital) atau menuliskan pertanyaan refleksi pada papan tulis Pelaksanaan:
Tugas:
|
JURNAL
Perjanjian Kelas -> Contoh Agar projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda dapat terlaksana dengan baik, maka kita wajib:
|
Lampiran: Tentang Wirausaha
Contoh hasil diskusi anak tentang wirausaha | jualan produk barang jasa kaya uang usaha kerja keras los lelah kerja sama solusi resiko inisiatif kesempatan ide manajemen perencanaan pengetahuan visioner kewirausahaan |
Lampiran tentang gambar
Gambar A | Gambar B |
Gambar C | Gambar D |
Gambar E | Gambar F |
Kegiatan menonton video tentang wirausaha: https://www.youtube.com/watch?v=gjGwlM5s-lw |
Lampiran artikel tokoh Wirausahawan Indonesia
Biografi Bob Sadino Indonesia bukan hanya kaya akan hasil alam saja namun juga sumber daya manusia yang kompeten. Ada banyak tokoh terkenal dengan perjalanan hidup inspiratif dari berbagai bidang termasuk usaha. Berikut biografi salah satu pengusaha pangan dan peternakan sukses Bob Sadino. Latar Belakang Bob Sadino Pengusaha nyentrik dengan gaya berbusana khas baju safari dan celana pendek ini memiliki nama asli Bambang Mustari Sadino. Ia lahir dari pasangan suami istri Sadino dan Itinah Soeraputra pada 9 maret 1933 di Tanjungkarang, Lampung kemudian wafat di Jakarta tanggal 19 januari 2015. Bob sadino merupakan bungsu dari lima bersaudara. Ia menikah dengan Soelami Soejoed dan mempunyai dua anak perempuan bernama Shanti Dwi Ratih serta Mira Andiani. Beliau berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya, Sadino merupakan seorang guru dan menjadi kepala sekolah. Pergaulannya tentu lebih baik mengingat sang ayah termasuk amteenar atau pegawai negeri zaman Hindia Belanda. Ibunya sendiri bernama Itinah Soeraputra. Pendidikan Bob Sadino Latar belakang keluarga yang mumpuni membuat Bob Sadino tidak sulit mendapatkan pendidikan layak mulai dari SD hingga SMA. Oleh karena itu, dapat dibilang bahwa kehidupannya cukup memadai dibandingkan anak seusianya di masa itu. Pendidikan Bob Sadino berawal dari SR atau Sekolah Rakyat setingkat SD di Yogyakarta pada 1947. Setelah itu ia melanjutkan SMP (1950) dan SMA (1953) di Jakarta. Setelah lulus SMA Bob Sadino sempat bekerja di PT. Unilever namun hanya beberapa bulan. Kemudian ia mengikuti temannya mendaftar kuliah Fakultas Hukum di Universitas Indonesia sebelum akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pendidikannya dan memilih pekerjaan. Jenjang Karir Bob Sadino Selepas meninggalkan bangku kuliahnya sebelum lulus Bob Sadino kembali menjadi karyawan Unilever hingga beberapa tahun. Setelah itu, ia bekerja di perusahaan pelayaran Jakarta Lyod dan melancong ke luar negeri. Berikut ulasan lengkap mengenai perjalanan karirnya sebelum sukses:
Saat bekerja di pelayaran Djakarta Lloyd Bob Sadino sering melanglang buana ke luar negeri terutama Belanda dan Jerman sehingga kemampuan bahasa asingnya meningkat. Di sana pergaulannya semakin luas namun selalu merasa tertekan menjadi atasan. Akhirnya pada 1967 Bob Sadino dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia menggunakan gajinya saat bekerja di Eropa dan warisan orang tuanya untuk membeli 2 buah Mercedes lalu membuka usaha sewa mobil merangkap sebagai sopirnya. Sayangnya terjadi kecelakaan sehingga kendaraan mewah tersebut rusak.
Kerusakan akibat kecelakaan pada mobil Mercedes miliknya terlalu parah sehingga Bob Sadino tidak mempunyai dana yang cukup melakukan perbaikan. Untuk menyambung hidup keluarga akhirnya ia memutuskan menjadi seorang kuli bangunan. Saat itu upah harian Bob Sadino sebagai kuli bangunan hanya Rp. 100. Tekanan hidup yang ia alami sempat membuatnya depresi hingga suatu hari sahabatnya memberi saran untuk mengobatinya dengan memelihara ayam dan dari sanalah inspirasi berwirausaha ternak muncul.
Bob Sadino mampu melihat peluang bisnis dari ukuran telur ayam lokal lebih kecil daripada yang ada di luar negeri. Minimnya modal membuat ia menghubungi sahabatnya, Sri Mulyono Herlambang untuk mengirimkan 50 bibit broiler langsung dari Belanda. Mengingat bahwa ia bukan lulusan sarjana peternakan, Bob Sadino mempelajari cara mengembangbiakkan ayam broiler dari majalah peternakan berbahasa Belanda. Berbekal hal tersebut pengusaha nyentrik ini pun berhasil dan menjual telur ayamnya kepada tetangga tempat tinggalnya. Pengalaman hidup di Eropa dan kefasihannya dalam berbahasa Inggris memudahkan Bob Sadino untuk memasarkan telur kepada tetangga yang kebanyakan ekspatriat atau orang asing. Berkat mempertahankan keuletan, penjualan meningkat dari beberapa saja dalam sehari menjadi puluhan kilo.
Setelah cukup sukses menjual telur ayam broiler, Bob Sadino kembali sadar terdapat peluang dalam banyaknya sayur mayur serta buah-buahan luar negeri yang belum ada di Indonesia. Akhirnya ia memperkenalkan jagung manis, brokoli dan melon. Bob Sadino juga menjadi orang yang memperkenalkan cara berkebun secara hidroponik di Indonesia sehingga dapat menghasilkan sayuran segar. Padahal saat itu belum ada satupun perladangan yang menerapkan sistem tersebut. Ia pun bekerjasama dengan para petani lokal untuk mengembangkan bisnis Kem Farm.
Akhirnya Bob Sadino mendirikan perusahaannya sendiri di tahun 1970 bernama Kem Chicks. Ini merupakan supermarket yang menyediakan berbagai produk pangan impor untuk masyarakat Jakarta. Lokasinya berada di jalan Kemang Raya nomor 3-5 di Ibu Kota. Melihat permintaan daging sosis semakin meningkat Bob Sadino memanfaatkan peluang tersebut untuk mendirikan perusahaan Kemfood pada tahun 1975. Ini merupakan pelopor industri daging olahan di Indonesia. Produk andalannya yaitu burger, bakso dan lain sebagainya. Perusahaan Bob Sadino terbilang sukses jika melihat catatan awal 1985 yang menunjukkan rata-rata penjualannya sudah konsisten 40 – 50 ton daging segar, 60 – 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran.
Bob Sadino tidak berhenti mengembangkan bisnisnya. Kali ini ia merambah bidang properti dengan melakukan kerjasama bersama Agung Sedayu Group untuk mendirikan The Mansion at Kemang yaitu perpaduan pusat perbelanjaan, apartemen dan perkantoran. Mansion at Kemang masih satu lokasi bersama Kem Chicks yaitu berada di jalan Kemang Raya nomor 3-5 Jakarta. Bob Sadino melengkapi gedung 32 lantai dengan ruang apartemen sejumlah 180 unit dan pertokoan 10 unit. Bob Sadino Menjadi Motivator para Pengusaha Meskipun telah sukses dan menjadi konglongmerat, Bob Sadino tetap menjadi sosok ramah dan bersahaja. Pria yang gemar mengenakan busana santai baju safari dan celana pendek ini juga dikenal sangat menyukai musik country. Setelah sukses, Bob Sadino juga sering tampil di layar televisi nasional untuk memberikan motivasi. Ia berbagi pengalaman suka dukanya dalam meniti usaha kepada khalayak umum. Berikut beberapa quotes yang pernah terlontar dari pengusaha berpenampilan nyentrik ini.
Wafatnya Bob Sadino Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Bob Sadino sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah selama dua bulan. Kemudian pada hari senin tanggal 19 januari 2015 ia wafat setelah berjuang dengan penyakit infeksi saluran pernafasan kronis. Bob Sadino sendiri sudah tidak sadarkan diri dalam kurun waktu 2 – 3 minggu sebelumnya. Selain karena usia lanjut, kondisinya memang semakin menurun semenjak wafatnya sang istri pada bulan juli 2014. Demikian biografi lengkap salah satu tokoh pengusaha sukses Indonesia Bob Sadino. Semoga perjalanannya dalam memulai bisnis dari nol dapat menginspirasi Anda. Sumber: https://www.akudigital.com/bisnis-tips/biografi-bob-sadino/ |
Video Wirausahawan Indonesia: Bob Sadino https://www.youtube.com/watch?v=C53YPi9jBGk&t=370s |
Lembar Kerja setelah Membaca Artikel/Menonton Video
|
Lampiran lembar tugas mencari tokoh wirausahawan di sekitar
Nama tokoh wirausahawan: Produk/Jasa yang dihasilkan: Lama waktu berusaha: Lokasi usaha: Kegiatan sehari-hari: (proses produksi) Sumberdaya yang digunakan: Kisah perjalanan usaha: Karakter tokoh: Yang dapat dipelajari dari kisah tokoh: |
Usaha Impian Andai ini adalah tokomu. Tulislah dan hiaslah toko ini dengan usaha impianmu. Tulis nama toko, harga barang/jasa, gambar produk, keterangan lain. |
Tambahan informasi untuk dituliskan. Bagaimana bentuk produk usahamu? Gambarkan ide bisnismu. Alat dan bahan apa yang kamu butuhkan? Siapa saja orang yang akan bekerja bersamamu? Bagaimana kamu akan menjalankan usahamu? |
Saya saat ini | Impian saya di masa depan | Yang saya usahakan agar impian saya menjadi kenyataan |
Impian Saya di Masa Depan
Nama | : |
Kalimat motivasi: | Ilustrasi |
Saat saya dewasa, cita-cita saya adalah ...……………… Karena……. | |
Saya berbakat dalam bidang:
| Saya memiliki sikap berikut….. (lingkari 3 sikap yang sangat menggambarkan dirimu saat ini.) |
Hal penting dalam hidup saya adalah ………………………………………………………………………………………………………... | |
Jika saya sukses, maka saya akan ………………………………………………………………………………………………………... |
Kuesioner Cocok jadi wirausahawan.
Berilah bobot pada 10 pertanyaan kuesioner di bawah ini sesuai dengan apa yang kamu rasakan. 1-------------------2----------------------3--------------------4----------------------5 Sangat tidak cukup setuju sangat tidak setuju setuju setuju setuju
Nilai Petunjuk Nilai 41-50 Kamu sangat cocok menjadi seorang pengusaha 31-40 Kamu punya potensi menjadi seorang pengusaha 21-30 Kamu dapat belajar menjadi seorang pengusaha dengan fokus pada pengembangan diri 10- 20 Kamu lebih tertarik pada profesi selain menjadi seorang pengusaha
|
Diskusi. Menjadi pengusaha sukses: bakat atau pilihan?
Menjadi Seorang Pengusaha Sukses ⇦ ⇨ bakat ? pilihan ? Menurut saya ….. Karena …... |
Mencoba hal baru Minggu ini. Apa saja manfaat mencoba hal-hal baru? Mencoba hal-hal baru meningkatkan kesadaran diri, merangsang kreativitas, membantu mengatasi rasa takut, meningkatkan kepercayaan diri, membangun kebijaksanaan, dan memungkinkan Anda untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Mengapa sulit sekali untuk melakukannya? Sebagian dari kita kadang sulit untuk mencoba hal-hal baru. Biasanya karena kita sudah merasa nyaman dengan hal yang kita sukai atau sudah sering lakukan. Pemikiran yang muncul atas ketidaknyamanan yang mungkin terjadi akan membuat kita enggan mencoba hal baru meskipun kita tertarik akan hal itu.
Bagaimana saya dapat meyakinkan diri saya untuk melakukannya? Menuliskan daftar hal-hal baru yang ingin dilakukan, menuliskan alasannya dan kapan kalian akan melakukannya akan sangat membantu hal itu dapat terlaksana. Minggu ini, cobalah melakukan sesuatu hal baru yang selalu kamu inginkan, dan tuliskan perasaanmu atas pengalaman tersebut. Berikut beberapa ide baik yang dapat kamu lakukan minggu ini.
|
Hal baru yang aku lakukan minggu ini adalah ….. Aku melakukannya karena…. Perasaanku setelah melakukannya adalah….. |
Mengamati peta penyebaran negara-negara menurut
Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Developed_and_developing_countries.PNG
Kegiatan
Kegiatan mengamati dan membandingkan sumber daya dua negara dan kemampuan ekonomi yang dimiliki. Pertanyaan:
| ||
1 | Negara A: Qatar | Negara B: Sudan |
2 | Negara A: Belanda | Negara B: Kolombia |
3 | Negara A: Indonesia | Negara B: Singapura |
4 faktor sumberdaya yang mendukung kemajuan ekonomi suatu negara
Sumber Daya Alam Kekayaan alam yang mendukung proses produksi (luas wilayah, kesuburan tanah, hutan, bahan tambang, minyak, gas, laut) | Sumber Daya Manusia Kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi |
Sumber Daya Modal Kekayaan teknologi, uang, mesin, serta alat dan infrastruktur lainnya yang mendukung proses produksi | Kewirausahaan Para wirausahawan yang menggabungkan input sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan menghasilkan keuntungan atau mencapai tujuan nirlaba. Orang-orang ini membuat keputusan yang menentukan arah bisnis mereka; mereka menciptakan produk dan proses produksi atau mengembangkan layanan. Mereka menjadi pengambil resiko karena tidak mendapat jaminan keuntungan sebagai imbalan atas waktu dan usaha mereka. Akan tetapi, jika perusahaan usaha mereka berhasil, mereka akan mendapat keuntungan. |
Sumber: https://pressbooks.senecacollege.ca/introbusinessbam101/chapter/chapter-1-economic-systems-and-business/ diterjemahkan.
Lembar Kerja: Potensi Daerah
Hasil Riset/Observasi/Wawancara/Kunjung Kerja Potensi Daerah …… Oleh:............ | |
Sumber Daya Alam | Sumber Daya Manusia |
Sumber Daya Modal | Kewirausahaan |
Catatan Penting lainnya | |
Sumber: |
Lampiran: Artikel
Borobudur Ramai Wisatawan Tetapi 3 Desanya Dilanda Kemiskinan Daya pikat Candi Borobudur sebagai destinasi wisata memang tak perlu diragukan. Dibangun pada abad ke-IX, di atas bukit yang dikelilingi pegunungan kembar (Merapi-Merbabu & Sindoro Sumbing), monumen Buddha terbesar di dunia itu adalah magnet bagi para pelancong lokal dan mancanegara. Dengan kunjungan rata-rata 3,5-3,8 juta turis per tahun, wisata Candi Borobudur jadi penopang pendapatan pariwisata di Kabupaten Magelang—pada 2015 menyetor Rp96,49 miliar atau 95,93 persen dari total pendapatan obyek wisata. Namun, besarnya pendapatan itu tak serta-merta berdampak pada perekonomian masyarakat desa di sekitarnya. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPD) Jawa Tengah mencatat, tiga desa di Kecamatan Borobudur masih masuk dalam zona merah kemiskinan, yakni Giri Tengah, Ngadiharjo dan Wringinputih. Saya menyaksikan langsung bagaimana kondisi Giri Tengah, berjarak sekitar 7 kilometer dari Candi Borobudur, pada Rabu, 13 November lalu. Dibandingkan desa yang lebih dekat lokasinya dengan Candi Borobudur, pembangunan infrastruktur Giri Tengah memang terlihat masih minim. Beberapa titik jalan belum teraspal, berlubang dan terlihat gelap saat saya melewatinya jelang Maghrib karena tak ada penerangan. Kondisi ini membuat akses ke Giri Tengah yang menanjak dan berkelok di kaki perbukitan Menoreh rawan kecelakaan. Turis dari Candi Borobudur juga jarang ada yang berkunjung meski desa itu punya potensi pariwisata yang tak kalah menarik: kerajinan pahat topeng kayu, anyaman bambu, batik tulis, hingga gamelan. Mati Suri Balkondes Sebenarnya, desa-desa di Kecamatan Borobudur punya Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dapat kucuran dana corporate social responsibility BUMN, PT Taman Wisata Candi Borobudur. Balai yang diresmikan serentak di 20 desa pada tahun 2017 itu diharapkan jadi ruang bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi desanya masing-masing. Namun hingga sekarang, manfaatnya belum benar-benar dirasakan. Pengelola Balkondes Giri Tengah, Cahyo Sipiani mengatakan, waktu kunjungan turis yang relatif sebentar di Candi Borobudur jadi salah satu penyebab sepinya kunjungan ke desanya. Para pelancong biasanya hanya mampir ke Borobudur, lalu kembali ke penginapan mereka di Yogyakarta. Padahal, jika mereka singgah lebih lama, banyak potensi pariwisata lain yang bakal berkembang di desa-desa Kecamatan Borobudur. "Sejarah Giri Tengah ini jadi saksi peperangan Pangeran Diponegoro dulu, jadi banyak petilasan-petilasan, dari ujung sana sampai ujung sana, itu ada ceritanya semuanya," ungkapnya. Selain itu, menurut Cahyo, pengelola Candi Borobudur juga masih kurang promotif terhadap potensi wisata desa-desa setempat. Hal serupa juga disampaikan oleh Aan Hermawan, 42 tahun, salah satu pengelola Balkondes di Desa Majaksingi. Menurutnya masih ada ketimpangan antara Balkondes Majaksingi dengan Balkondes lain yang lokasinya lebih dekat dengan candi. Desa Majaksingi sendiri memiliki beberapa produk unggulan seperti sangkar burung, kesenian pitutur, kerajinan bambu, dan kerajinan besek. Mereka juga menawarkan wisata caving Gua Maria Watu Tumpeng. Aan bahkan menyebut tak hanya Balkondes Majaksingi dan Giri Tengah saja yang lesu dan sepi. "Balkondes Kebonsari, Balkondes Tanjungsari, dan Balkondes Wringinputih seperti 'mati suri'. Bahkan Wringinputih bangunannya lapuk sebab pakai bambu," tuturnya. Supoyo, 38 tahun, seorang pengrajin gerabah di Dusun Klipoh, Desa Karanganyar, Borobodur, mengamini hal tersebut. Dusun Klipoh sendiri jadi desa wisata kerajinan gerabah tradisional; ada 85 keluarga yang memproduksi gerabah berbentuk kendi, asbak, hingga patung dari tanah. Supoyo mengatakan, efek domino pariwisata Candi Borobudur terhadap dusunnya masih minim karena sedikitnya para turis untuk berkunjung. Padahal harga gerabah produksi Supoyo dan komunitas masyarakat lain di sekitar Borobudur relatif terjangkau. Sebuah piring kecil dari gerabah yang biasa digunakan untuk tempat sambal, misalnya, hanya dibandrol dua ribu rupiah. Tapi, sepinya aktivitas pariwisata di Klipoh bukan sepenuhnya salah para turis. Supoyo mengatakan, minimnya informasi mengenai desa-desa wisata di desa-desa sekitar Borobudur juga jadi salah satu penyebab. "Yang pasti kan untuk kegiatan wisata kan harus kontinyu, kalau misalnya cuma beberapa langkah terus wisatawan sudah lelah setelah dari Candi Borobudur, enggak menutup kemungkinan tamu yang hadir akhirnya enggak mampir ke desa-desa wisata," ujarnya saat ditemui Tirto, Rabu (13/11/2019) lalu. Upaya Kembangkan Wisata Sejarah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membenarkan bahwa selama ini turis yang datang ke Candi Borobudur hanya enggan mencari wisata alternatif di desa-desa sekitar milik rakyat lokal. Karena itu, pemerintah tengah merancang konsep wisata Borobudur dengan gaya interpretative tour dan storytelling. Pasalnya, selama ini tour guide yang membawa wisatawan ke Candi Borobudur hanya menceritakan sejarah candi yang normatif saja tanpa ada kisah-kisah lainnya. Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Seni, Tradisi, dan Budaya Kemenparekraf RI, Revalino Tobing, mengatakan akademisi penting untuk dilibatkan karena mereka dapat menggali konsep wisata dari narasi-narasi sejarah yang telah ada. Beberapa yang telah ditawarkan untuk ikut bekerja sama adalah dosen sejarah, antropologi, arkeologi, dan kajian budaya dari Universitas Gadjah Mada (UGM). "Bisa juga diangkat mengenai orang-orang sekitar Borobudur di masa lampau dan masa kini sehingga bagaimana faktor yang membuat Borobudur menunjang kehidupan warga sekitar sampai sekarang. Semisal pengrajin gerabah sekarang, itu kan ada di relief-relief sejak zaman dahulu," katanya, Rabu (13/11/2019) lalu. Dalam hal ini, lanjut Revalino, Supoyo dan komunitas masyarakat pengrajin gerabah di Dusun Klipoh juga akan dilibatkan. Sementara di Giri Tengah, yang sempat menjadi lokasi perang Pangeran Diponegoro, sangat memungkinkan masuk ke dalam wisata interpretatif tour. Salah satu anggota Tim Penyusun Narasi Legenda Borobudur UGM, Louie Buana, membenarkan ucapan Revalino. Menurutnya, perlu para akademisi dan dosen yang paham mengenai narasi-narasi alternatif dari sejarah Borobudur perlu dilibatkan agar para wisatawan agar lebih tertarik. "Karena memang selama ini tour wisata Candi Borobudur hanya sebatas sejarah kapan dan oleh siapa candi dibangun, tanpa pernah dipaparkan cerita-cerita menarik di balik semua relief-reliefnya. Kami ingin mencoba memaparkan itu, tentu dengan kajian historis yang ketat dan saintifik," kata Louie. Sumber: https://tirto.id/borobudur-ramai-wisatawan-tapi-3-desanya-dilanda-kemiskinan-elHV |
EKONOMI KREATIF : Warga Sekitar Candi Diberdayakan dengan Cara Ini Harianjogja.com, JOGJA -- Warga di sekitar candi perlu diberdayakan untuk meningkatkan perekonomian. Jangan sampai hanya menyaksikan wisatawan hilir mudik mengunjungi candi, tetapi mereka juga harus mengambil peluang bisnis dari rutinitas tersebut. "Jangan sampai mereka hanya menjadi objek tapi sudah harus menjadi subjek. Caranya dengan membuat batik motif relief candi," kata salah satu perwakilan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Wahyu Astuti saat membuka Pameran Batik Lokal Binaan Unesco, Kamis (2/6/2016). Pembuatan batik motif relief candi sudah dimulai oleh Unesco, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memiliki perhatian pada pelestarian budaya. Sejak satu tahun lalu, Unesco telah mendampingi warga di sekitar candi Borobudur, Prambanan, dan Candi Ijo untuk memproduksi kain batik dengan motif yang mengeksplorasi lingkungan sekitar. Masyarakat di sekitar Candi Sojiwan Prambanan menciptakan kain dengan motif binatang seperti yang tertera dalam relief. "Ada motif monyet, burung gagak, ular, kepiting, angsa, dan kambing," kata warga binaan Unesco , Hendra Pram, dari Dusun Kebon Dalam Kidul Prambanan. Dalam sebulan, ia dan 13 temannya mampu membuat 13 potong kain batik. Kain tersebut dijual mulai Rp250.000-Rp660.000 kepada para wisawatan yang berwisata ke Candi Sojiwan maupun di desa wisata di dekat candi tersebut. Pembeli tidak hanya dari kalangan wisatawan tetapi juga kolektor kain batik. "Otomatis kegiatan ini akan meningkatkan perekonomian karena pendapatan kami jadi bertambah. Semoga masyarakat lain juga akan bergabung," kata Hendra. Batik produksi para warga binaan Unesco dipamerkan di Tirana House Kotabaru hingga 31 Juli 2016. Project Coordinator Unesco Jakarta Diana mengatakan, acara pameran ini serangkaian proses yang dilakukan Unesco sejak 2013. Selain memberi pendampingan dan pelatihan tentang cara membatik, warga binaan juga dilatih dalam bidang pemasaran. "Terakhir mereka [warga binaan Unesco] kami ikutkan pameran di Inna Garuda. Kami mencoba antarkan komunitas ini from zero to hero," tandasnya. Sumber: https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2016/06/06/512/725991/ekonomi-kreatif-warga-sekitar-candi-diberdayakan-dengan-cara-ini |
Lampiran: Kegiatan 5
Analisis SWOT Apa itu Analisis SWOT Analisis SWOT adalah sebuah bentuk evaluasi akan 4 hal penting (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan) dalam pengambilan keputusan. Strength (Kekuatan atau Kelebihan) Weaknesses (Kelemahan atau Kekurangan) Opportunities (Kesempatan atau Peluang) Threats (Ancaman atau Tantangan) SW adalah faktor dari dalam OT adalah faktor dari luar Apa fungsi dari Analisis SWOT? Melakukan analisis SWOT membantu kita mengidentifikasi kekuatan agar dapat menyeimbangan kelemahan kita dan juga mengatasi tantangan dengan menggunakan peluang-peluang yang ada. Hasil analisis SWOT dapat dijadikan rujukan untuk menyusun strategi dan membuat keputusan, baik untuk kehidupan pribadi, karir, ataupun dalam usaha.
Sumber: dari berbagai sumber |
Lembar Kerja
ANALISIS SWOT | ||
Faktor Internal | Strengths (Kekuatan/Kelebihan) | Weaknesses (Kelemahan/Kekurangan) |
Faktor Eksternal | Opportunities (Kesempatan/Peluang) | Threats (Ancaman/Tantangan) |
Lembar Kerja
ANALISIS SWOT Studi Kasus Potensi Daerah ……………………….. Nama Siswa: | ||
Faktor Internal | Strengths (Kekuatan/Kelebihan) | Weaknesses (Kelemahan/Kekurangan) |
Faktor Eksternal | Opportunities (Kesempatan/Peluang) | Threats (Ancaman/Tantangan) |
Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha
Kearifan Lokal Dalam Praktik Bisnis di Indonesia Andi Wijayanto Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Gagasan-gagasan dari kearifan lokal tersebut dapat terwujud ke dalam berbagai bentuk, mulai dari kebiasaan-kebiasaan, aturan, nilai-nilai, tradisi, bahkan agama yang dianut masyarakat setempat. Bentuk-bentuk kearifan lokal lainnya dalam masyarakat misalnya adalah norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Secara substansi kearifan lokal dapat berupa aturan mengenai kelembagaan dan sanksi sosial, ketentuan tentang pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan sensitif, serta bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya. Proses sosialisasi nilai-nilai kearifan lokal dilakukan sejak anak-anak. Pada usia anak-anak, nilai-nilai tertentu biasanya akan mudah mengendap dibandingkan pada usia dewasa. Tidak hanya nilai-nilai filosofis yang disosialisasikan sejak dini, demikian juga dengan nilai-nilai utama dalam bidang bisnis. Pada masa anak-anak nilai-nilai penting dalam bidang bisnis di Indonesia umumnya ditanamkan melalui permainan-permainan. Indrawati (2007) pernah melakukan penelitian terhadap 17 jenis permainan anak-anak pada masyarakat Sunda. Penelitiannya menemukan berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang sangat penting dalam membentuk jiwa bisnis dalam diri anak-anak, misalnya adalah kejujuran, kesabaran, patuh pada aturan dan peran, melatih tanggung jawab, kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, melatih jiwa kepemimpinan, kerjasama, kebersamaan, kekompakan, musyawarah untuk mencapai kesepakatan, tidak egois, tidak mudah putus asa, berkorban untuk kepentingan orang lain, kewaspadaan, berani mengambil risiko dan konsekuensi terhadap pilihan yang dibuatnya, disiplin diri, kemurahan hati, menghargai kawan dan lawan, mengetahui tugas dan kewajiban, menempatkan diri berdasarkan batasan aturan dan peran, keuletan, semangat daya juang, melatih kepekaan, self-endurance, tahan terhadap godaan, serta teguh pada pendirian. Pada masyarakat Jawa, barangkali salah satu ungkapan yang paling populer dan merupakan produk kearifan lokal adalah ungkapan “alon-alon asal kelakon”. Ungkapan ini seringkali dimaknai secara salah yaitu diartikan sebagai kelambanan atau tidak responsif terhadap perubahan yang terjadi. Padahal dalam ungkapan ini terdapat nilai kearifan lokal yang ingin disampaikan kepada masyarakat Jawa, khususnya dalam pengambilan keputusan yang merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kepemimpina bisnis. Nilai-nilai tersebut adalah tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, penuh kehati-hatian, cermat dan teliti, dikaji dan dipertimbangkan secara mendalam sebelum mengambil keputusan. Kepemimpinan dalam masyarakat Jawa juga diwarnai oleh falsafah Ing Ngarsa Sung tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seorang pemimpin harus bisa memberi contoh yang baik, membangun prakarsa atau ide dan kemauan, serta memberi dorongan atau motivasi kepada staf bawahan. Budiyanto (2010) dalam penelitiannya mengenai pengembangan ketahanan pangan berbasis pisang melalui revitalisasi nilai kearifan lokal di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang, dan Blitar menyebutkan bahwa terdapat beberapa nilai-nilai kearifan lokal yang sangat mendukung pengembangan bisnis pisang di kawasan tersebut. Misalnya adalah adanya tradisi pemanfaatan pisang dalam acara-acara budaya dan tradisi, seperti untuk acara kemantenan, sunatan, nyadran, maupun acara adat lainnya sebagaimana berkembangnya usaha ternak di daerah Sumba karena digunakan dalam acara-acara budaya dan tradisi (priyanto dalam Budiyanto, 2010). Nilai-nilai 5 kerjasama sebagai salah satu nilai penting dalam organisasi bisnis juga dapat dilihat dengan kegiatan usaha yang dilakukan dengan semangat gotong-royong. Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kearifan lokal dalam praktik bisnis juga banyak diwarnai oleh nilai-nilai religi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, nilai-nilai islam cukup mewarnai kearifan lokal dalam praktik bisnis. Sebagai missal nilai-nilai tentang riba, timbangan jual beli, pola hidup sederhana, tidak berlebihan dan tidak melampaui batas, tidak berbuat kerusakan pada lingkungan sekitar, kewajiban zakat dan shadaqah, serta bekerjasama dalam usaha. Sementara itu Setyadi (2012) melakukan penelitian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tembang Macapat bagi masyarakat Jawa. Beberapa nilai kearifan lokal dalam tembang Macapat yang relevan bagi praktik bisnis di Indonesia terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu klasifikasi permintaan dan klasifikasi larangan. Berupa permintaan antara lain adalah hendaklah menjaga keprofesionalan, berusaha keras dalam meraih cita-cita, rajin dan teliti, sabar, hati-hati dan cermat, musyawarah untuk perkara yang kecil maupun besar, tidak individualis, senang menimba ilmu atau belajar tekun, berhati-hati dalam mengambil keputusan, serta mencari kesempurnaan hidup. Sedangkan yang berupa larangan misalnya adalah tidak sombong, angkuh, dan congkak, tidak suka disanjung dan disuap maupun menyuap, tidak suka mengobral janji. Di Indonesia, salah satu etnis yang terkenal keuletannya dalam melakukan bisnis selain masyarakat Minang dan Bugis adalah masyarakat Madura. Seperti halnya masyarakat Minang, aktifitas bisnis masyarakat Madura bisa ditemui hampir di seluruh kota-kota di Indonesia. Djakfar (2011) meneliti kearifan lokal masyarakat Madura yang menjadi landasan etos kerja mereka. Hasil penelitiannya menemukan bahwa bagi masyarakat Madura berlaku ungkapan "abantal omba' asapo' angin" (berbantal ombak dan berselimut angin). Ungkapan ini menyiratkan bahwa orang Madura selama dua puluh empat jam dalam kondisi bekerja dan pantang menyerah. Peribahasa inilah yang menjadi landasan sikap kerja keras pebisnis etnis Madura perantau. Peribahasa lainnya yang dianut antara lain adalah atonggul to'ot (memeluk lutut) dan nampah cangkem (bertopang dagu) untuk menyebut mereka yang bersikap malas. Bahkan ungkapan yang lebih sinis lagi bagi masyarakat Madura misalnya adalah ja' gun karo abandha peller (jangan hanya bermodalkan kemaluan saja) untuk menyebut para suami kepala keluarga yang malas bekerja untuk menafkahi anak istri. Semangat juang para pebisnis dari Madura untuk berwirausaha juga kental dengan semangat untuk memiliki harga diri yang tercermin dari ungkapan "etembang noro' oreng, ango'an alako dhibi' make lane'kene'." yang artinya, daripada ikut orang lain lebih baik bekerja (usaha) sendiri walaupun hanya kecil-kecilan (Triyuwono dalam Djakfar, 2011). Masih banyak lagi falsafah pebisnis Madura yang menyebabkan mereka merasa malu jika gagal berusaha sehingga membentuk sikap kerja keras dan ulet. Sementara itu bagi para pebisnis dari Bugis berlaku motto Lempu’ (jujur), Acca (cerdas), Warani (berani), Getteng (integritas; teguh pendirian), dan Sipakatau (saling memanusiakan) merupakan sifat-sifat yang baik bagi kepemimpinan dalam rangka memajukan usaha. Konsep ini secara nyata diterapkan pada perusahaan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang mana prinsip Akkatenningeng (prinsip dasar hidup personal sebagai pegangan hidup bermasyarakat) dan Siri’ (malu/harga diri) tidak hanya sekedar konsepsi, tetapi merupakan pencerminan diri dalam setiap perilaku dan kebijakan yang mewarnai manajemen perusahaan tersebut. Penerapan kearifan lokal dalam menjaga stabilitas kerja dan manajemen perusahaan itu tergambar dalam Motto Perusahaan PT. BKI yaitu “TERPERCAYA” (lempu/malempu), yang berarti jasa yang 6 diberikan haruslah berkualitas, dalam arti dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi. Perusahaan juga menetapkan nilai-nilai yang harus dijaga dan dikembangkan, yaitu INTEGRITAS (getteng), PROFESIONALISME (acca/macca) (Makkulau, 2012). Pada masyarakat Bali yang kental dengan keindahan seni dan budaya juga terdapat ungkapan yang dianut dalam praktik bisnis, yaitu ''bani meli bani ngadep''. Kalimat ini artinya adalah “berani membeli berani menjual”. Maksud kalimat pendek ini sangat dalam bahwa dalam menentukan harga barang atau jasa harus ada keadilan dan tidak saling merugikan. Harga itu harus tidak merugikan pembeli dan juga penjual. Dalam menentukan satuan harga itu harus ada berbagai perhitungan dengan menggunakan berbagai ilmu (Gobyah dalam Balipost, 17 September 2003). Indonesia kaya akan khasanah seni dan budaya yang salah satunya berupa nilainilai, kebiasaan dan tradisi yang membentuk kearifan lokal. Banyak diantaranya berkaitan dengan tatanan sosial budaya masyarakat yang menciptakan keteraturan. Meski banyak nilai-nilai kearifan lokal yang positip bagi praktik bisnis, namun kajiankajian yang ada lebih banyak menyoroti mengenai bagaimana kearifan lokal mampu menyelesaikan berbagai persoalan sosial budaya dan konservasi sumberdaya alam. Penulis yakin bahwa masih banyak nilai-nilai kearifan lokal yang penting bagi praktik bisnis, namun tidak banyak yang dapat penulis temukan dari berbagai literatur yang ada, tidak seperti halnya kearifan lokal dalam bidang sosial, budaya, dan konservasi sumberdaya alam. Pada beberapa daerah di wilayah Indonesia kearifan lokal tersebut makin lama makin memudar digantikan oleh nilai-nilai global. Meskipun nilai global tidak selalu sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia, namun nampaknya di kalangan muda nilai-nilai tersebut tak lagi menjadi idola. Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Hal ini dikarenakan meskipun banyak perusahaan-perusahaan telah telah go global namun masih tetap memegang prinsip “Think Globally, Act Locally”. Berfikir global, bertindak menurut nilai-nilai lokal adalah falsafah yang dianut perusahaan-perusahaan multinasional. Untuk dapat bertindak secara lokal, maka pemahaman terhadap kearifan lokal menjadi sangat penting dalam dunia bisnis. Kearifan lokal merupakan kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Terdapat berbagai nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi landasan bagi berbagai praktik bisnis di Indonesia. Nilai-nilai tersebut umumnya bervariasi menurut etnik mengingat bahwa Indonesia terdiri dari berbagai sukubangsa. Umumnya di setiap suku ataupun suatu komunal di Indonesia dapat ditemui nilai-nilai tersebut, baik pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Minang, Dayak, Bugis, hingga Papua. Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Catatan: kutipan langsung. belum disederhanakan Sumber: https://core.ac.uk/download/pdf/17333727.pdf |
Berdasarkan bacaan di atas, buatlah daftar kearifan lokal dari berbagai daerah yang dapat diterapkan dalam berwirausaha. Tambahkan dalam tabel kearifan lokal daerahmu dan daerah lain dari hasil risetmu. | |||
No. | Nama Kearifan Lokal | Asal Daerah | Makna |
1. | |||
2. | |||
3. | |||
4. | |||
5. | |||
6. | |||
7. | |||
8. | |||
9. | |||
10. | |||
Pertanyaan diskusi:
|
Penilaian diambil dari:
Bentuk penilaian rubrik tambahan | |||||
Sangat Baik 5 | Baik 4 | Cukup Baik 3 | Kurang Baik 2 | 1 | |
Partisipasi Kehadiran | 95 - 100% | 85-95% | 75-85% | 65-75% | < 65% |
Partisipasi diskusi | Sangat aktif Tepat sasaran Bertanya dan merespon sesuai konteks dalam setiap diskusi | Aktif Tepat sasaran Bertanya dan merespon sesuai konteks dalam kebanyakan diskusi | Cukup aktif Tepat sasaran Bertanya dan merespon sesuai konteks dalam beberapa diskusi | Kurang aktif. Tepat sasaran Bertanya dan merespon sesuai konteks dalam setiap diskusi | Tidak aktif. |
Refleksi Jurnal | Seluruh jurnal terisi. Tepat sasaran. Merespon sesuai konteks dengan rinci dan memberikan pandangan baru. | Seluruh atau sebagian besar jurnal terisi. Tepat sasaran. Merespon sesuai konteks | Sebagian besar jurnal terisi. Tepat sasaran. Merespon sesuai konteks dengan penjelasan sederhana. | Sebagian jurnal terisi. Merespon sesuai konteks dengan penjelasan sederhana. Beberapa jawaban tidak tepat sasaran. | Tidak mengisi jurnal. |
| |||||
Elemen penilaian | Sangat Baik 5 | Baik 4 | Cukup Baik 3 | Kurang Baik 2 | 1 |
Isi | Isi esai sesuai dengan tema yang dipilih. Esai mencakup seluruh elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap dan mendalam diberikan untuk setiap elemen tersebut. | Isi esai sesuai dengan tema yang dipilih. Esai mencakup seluruh elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk sebagian besar dari elemen - elemen tersebut. | Isi esai cukup sesuai dengan tema yang dipilih. Esai mencakup sebagian besar dari elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk sebagian elemen tersebut. | Isi esai cukup sesuai dengan tema yang dipilih. Esai mencakup sebagian dari elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk sebagian dari elemen tersebut, sementara lainnya kurang lengkap atau tepat. | Tidak membuat esail / esai tidak selesai |
Organisasi | Esai mengikuti petunjuk penulisan dan ditulis dengan alur yang jelas, logis, dan informatif. | Esai mengikuti petunjuk penulisan dan sebagian besar ditulis dengan alur yang jelas, logis, dan informatif. | Esai mengikuti petunjuk penulisan dan sebagian ditulis dengan alur yang jelas, logis, dan informatif. | Esai mengikuti sebagian petunjuk penulisan dan sebagian tidak ditulis dengan alur yang jelas, logis, dan informatif sehingga mempengaruhi pemahaman pembaca. | Tidak membuat proposal / proposal tidak selesai |
Keterbacaan | Esai ditulis/diketik dengan rapi, menggunakan kalimat dan tatabahasa yang baik, serta penggunaan kosa kata yang tepat yang memperkaya isi tulisan. | Esai ditulis/diketik dengan rapi, menggunakan kalimat dan tatabahasa yang baik, serta penggunaan kosa kata yang tepat. | Esai ditulis/diketik dengan cukup rapi, menggunakan kalimat dan tatabahasa yang cukup baik, serta penggunaan kosa kata yang tepat. | Esai ditulis/diketik dengan kurang rapi, menggunakan kalimat dan tatabahasa yang cukup baik, serta penggunaan kosa kata. Kesalahan dan ketidaktepatan pada unsur di atas mempengaruhi pemahaman pembaca. | Tidak mengerjakan/menyelesaikan esai. |
Lengkapi gambar ini sesuai dengan imajinasimu. Kamu dapat melengkapinya dengan warna. Sumber gambar: |
Lengkapilah simbol pada kotak di atas sesuai dengan imajinasimu. Kamu dapat menambah gambar obyek dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman. Bandingkan hasil akhir gambarmu dengan temanmu. Pertanyaan panduan untuk diskusi
|
Sumber gambar: https://www.thoughtco.com/cartoon-strip-social-interactions-3110699 |
Lengkapilah komik bergambar berikut ini dengan mengisi kolom percakapan pada buble. Kamu dapat menambah gambar obyek dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman. Bandingkan jalan cerita percakapan komikmu dengan temanmu. Pertanyaan panduan untuk diskusi
|
Sepatu Ajaib Sumber gambar: https://pixy.org/src/77/775342.jpg |
Lengkapilah gambar sepatu di atas dengan sebuah ide kreatif. Kreativitas bisa pada produk, proses (produksi, promosi, pemasaran). Kamu dapat menambah keterangan dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman. Bandingkan ide kreatifmu dengan temanmu. Pertanyaan panduan untuk diskusi
|
Kreativitas
Karakteristik dari Kreativitas Unik, Baru, Inovatif, Asli |
Pengembangan kreativitas dapat dilaksanakan pada: kreativitas lingkungan, kreativitas produk, kreativitas proses, kreativitasSDM |
Lembar Perencanaan Usaha | |||
Ide Usaha (Apa ide usahamu? Bentuknya barang atau jasa? Apa keunikan idemu? Apa keunikan barang/jasa yang kamu buat? Apa yang membuat orang akan tertarik untuk membelinya? | Nama Usaha Apa nama merek atau sebutan dari usahamu? Apakah namanya sudah terdengar baik dan mudah diingat/diucapkan? Apakah orang akan tertarik dengan namanya? | Pangsa Pasar Siapa calon pembelimu? (Apakah mereka anak-anak, remaja, orang dewasa, wanita, pria), apa kesukaan mereka, di mana mereka tinggal? | |
Ilustrasi produk/jasa: (tambahkan keterangan lain seperti alat dan bahan) | |||
Lokasi Penjualan Di mana lokasi penjualan? Mengapa itu menjadi pilihan terbaik? | Promosi Bagaimana kamu mengenalkan barang/jasa kepada calon pembeli (langsung, sosial media, dan lainnya)? Mengapa itu menjadi pilihan terbaik? | Harga Berapa harga barang/jasa yang kamu tetapkan? Bagaimana perbandingannya dengan harga barang/jasa lain yang sejenis? | Laba Usaha Berapa besar keuntungan yang akan kamu dapatkan? (buat kalkulasi hitungnya) Apa yang akan kamu lakukan dengan laba usaha tersebut? (ditabung, didonasikan, dibuat tambahan modal usaha |
Lampiran: Analisis Usaha
Usaha Martabak Berkah Investasi awal: gerobak 3.000.000 kompor 1.000.000 tabung gas 500.000 loyang martabak besar 500.000 loyang martabak kecil 350.000 wadah adonan martabak (ember) besar 100.000 wadah campuran martabak (cangkir) 50.000 pisau 20.000 parutan keju 30.000 lain-lain 200.000 Total investasi = ………………………... Biaya tetap per bulan listrik bulanan 2.000.000 sewa tempat bulanan 1.000.000 retribusi 50.000 gaji karyawan 2.000.000 Total biaya tetap per bulan = ………………. Biaya variabel per bulan (30 hari) bahan martabak 50.000 x 30 hari = ………………….. bahan campuran 100.000 x 30 hari = ………………….. mentega 500gram 15.000x 30 hari = = ………………….. gas 3kg 20.000 x 30 hari = ………………….. kertas roti dan box makanan 20.000x 30 hari = ………………….. kantong plastik 5000 x 30 hari = = ………………….. Total biaya variabel = ………………………... Perkiraan pemasukan per bulan martabak manis coklat susu 10 x 12.000 x 30 hari = ………………………... martabak manis keju susu 10 x 15.000 x 30 hari = ………………………….. martabak manis keju coklat 10 x 15.000 x 30 hari = ………………………... martabak manis kacang susu 10 x 10.000 x 30 hari = …………………... Total perkiraan pemasukan per bulan = …………………………. Perkiraan keuntungan per bulan laba = total pemasukan - biaya operasional = …………………. sumber: https://www.anginbisniss.com/2017/09/sukses-dengan-memulai-usaha-martabak.html disesuaikan |
Tugas. Amatilah analisis usaha Martabak Barkah di atas. Lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
|
Kita Banyak Samanya Siswa bermain dalam kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk menemukan 10 kesamaan dari anggotanya. Kelompok yang pertama menyelesaikan tugas menjadi pemenang. | Kenal Lebih Jauh Siswa bermain dalam kelompok dan membentuk lingkaran. Siswa pertama akan memegang bola dan melempar bola ke salah satu anggota kelompok sambil melontarkan pertanyaan. Siswa yang menerima akan menjawab pertanyaan. Setelah itu gilirannya untuk melempar bola ke teman lainnya sambil mengajukan pertanyaan.. | Mirip, Gak Siswa bermain berpasangan dan saling duduk membelakangi. Siswa A akan memegang sebuah gambar, siswa B akan memegang pensil dan kertas kosong. Siswa A akan memberikan petunjuk kepada Siswa B, Siswa B menyimak dan menggambar sesuai petunjuk. Setelah waktu selesai, mereka membandingkan gambar. Pasangan yang memiliki gambar dengan kesesuaian paling tinggi menjadi pemenang. |
Pesan Berantai Siswa bermain dalam satu kelompok dan berbaris memanjang menghadap satu arah. Siswa paling belakang akan menerima pesan pertama dari guru. Siswa tersebut akan menepuk pundak teman didepannya, lalu meneruskan pesan tersebut. Pesan diteruskan dengan cara yang sama sampai ke siswa terakhir yang berdiri paling depan. Kelompok yang dapat menyebutkan pesan dengan benar di waktu yang paling cepat akan keluar sebagai pemenang. | Permainan Dinamika Kelompok Saya Jadi Kita | Percaya Saya Siswa bermain dalam kelompok. Setiap anggota kelompok berdiri berbaris memanjang dan mengenakan penutup mata, kecuali satu orang yang ditunjuk sebagai pemimpin. Sang pemimpin akan memberikan panduan bagi para anggotanya untuk bergerak menuju titik akhir. Kelompok yang sampai ke titik akhir lebih dulu akan menjadi pemenang. |
Benteng Takeshi Siswa dibagi menjadi dua kelompok besar. Setiap kelompok menentukan bentengnya. Setiap kelompok bertugas mengatur strategi untuk menjaga bentengnya dan merebut benteng orang lain. Kelompok yang berhasil merebut benteng lawan akan keluar sebagai pemenang. | Oper Ke Saya Siswa bermain dalam kelompok berdiri berbaris atau membentuk lingkaran. Siswa pertama akan mengoper benda ke siswa sebelahnya, terus begitu sampai ke siswa terakhir. Kelompok yang menyelesaikan operan pertama kali tanpa menjatuhkan benda akan menjadi pemenangnya | Berburu Harta Karun Siswa bermain dalam kelompok. Setiap kelompok bertugas menemukan benda yang terletak di tempat rahasia dari petunjuk-petunjuk yang diberikan. Kelompok pertama yang memecahkan kode dari petunjuk dan menemukan benda menjadi pemenangnya. |
Proposal Kewirausahaan (PUKM) Instruksi Umum Secara Berkelompok:
| ||
Instruksi Khusus Proposal terdiri dari
Video panduan: Merancang proposal usaha untuk PKWU pengolahan di SMA: https://www.youtube.com/watch?v=G4aFLfvCyPI |
Tabel Berbagi Peran. Berdiskusilah bersama teman kelompokmu. Hal yang harus disiapkan bersama:
| |||||
No | Nama Anggota | Peran | Alasan Penugasan Peran | ||
Checklist Kegiatan
No. | Kegiatan | Tanggal | Keterangan | |
Perencanaan | Pelaksanaan | |||
1 | Menggali Ide | |||
2 | Menentukan Produk/Jasa | |||
3 | Membuat design produk/jasa | |||
4 | Mengadakan survey awal | |||
5 | Membuat analisa usaha | |||
6 | Membuat proposal usaha | |||
Libur tengah semester | ||||
7 | Membuat prototype | |||
8 | Mengadakan survey menengah | |||
9 | Presentasi dan perbaikan proposal usaha dan produk | |||
10 | Menjalankan usaha skala kecil | |||
11 | Perhitungan laba-rugi | |||
12 | Pembuatan laporan usaha |
No. | Produk A | Produk B | Produk C |
1 | |||
2 | |||
3 | |||
Pertanyaan:
|
No. | |||
1. | |||
2. | |||
3 |
Strategi 4P dalam Pemasaran Bauran pemasaran, atau 4 P, adalah sebuah kerangka kerja ciptaan Jerome E. McCarthy untuk pengambilan keputusan pemasaran. Empat pilar penting dari 4P adalah: Produk, Harga, Tempat dan Promosi. Masing-masing 4P saling berhubungan satu sama lain dan dapat dikombinasikan dalam menghadapi situasi pasar yang beragam. Kemampuan dalam memahami dan menerapkan 4 P berperan penting dalam kesuksesan sebuah usaha yang berkelanjutan. Berikut adalah penjelasan rinci dari 4P. PRODUCT - PRODUK adalah barang atau jasa yang ditawarkan untuk memenuhi minat atau permintaan konsumen. Bentuknya dapat sangat beragam dan unik. Produk sangat bergantung pada minat atau kebutuhan pasar. PRICE - HARGA adalah biaya yang dibayar orang (pembeli) untuk suatu produk. Ini termasuk biaya pokok (bahan, produksi, dan pengiriman) ditambah biaya lainnya (sewa, perlengkapan, upah, dll.). Hal yang harus juga diperhatikan dalam penetapan harga adalah: harga yang dibuat pesaing yang memproduksi barang/jasa sejenis, besar harga yang rela dibayar pembeli agar kebutuhannya atas barang/jasa tersebut terpenuhi. Harga jual harus berada di atas biaya produksi, dan total pendapatan harus melebihi total pengeluaran agar mendapatkan keuntungan. PLACE TEMPAT. adalah "rumah" tempat produk berada, dan "rumah" tersebut dapat hidup di banyak saluran yang berbeda, seperti tampilan toko fisik, iklan koran, radio atau TV, atau situs web atau blog yang menjadi sorotan. Berfokuslah pada tempat di mana Anda bisa menampilkan produk Anda di depan calon pembeli Anda yang memiliki daya beli dan minat terhadap produk Anda. PROMOTION - PROMOSI adalah upaya mengenalkan produk kepada masyarakat melalui iklan (televisi, radio, surat kabar, sosial media, internet) serta dari mulut ke mulut, surat langsung, dan alat pemasaran lainnya. Promosi adalah alat komunikasi yang merangkum 3 P pertama dengan menempatkan produk yang tepat pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat pada waktu yang tepat, dengan tujuan agar diterima dengan baik oleh pelanggan. Dengan kondisi pasar yang berubah, dan juga dengan dikenalnya teknologi, strategi 4P masih sangat relevan untuk diterapkan. Setiap usaha memiliki karakternya masing-masing. Personalisasi terhadap 4P akan membawa manfaat bagi usaha yang sedang dibangun atau dijalankan. Sumber: https://www.angle180.com/insights/4-ps-marketing-mix diterjemahkan. |
Secara mandiri atau berkelompok, simaklah informasi dari video-video tentang kewirausahaan di bawah ini. Proses Kewirausahaan: https://www.youtube.com/watch?v=gjGwlM5s-lw Contoh Bisnis: https://www.youtube.com/watch?v=clxmWSXiWbU Study Kelayakan: https://www.youtube.com/watch?v=xbBGDiOmxos Pembentukan Tim yang Kuat: https://www.youtube.com/watch?v=KK7cIhS5c6g Branding dan Strategi Pemasaran: https://www.youtube.com/watch?v=MkV5DBZt6p8 Strategi Pemasaran 4P: https://www.youtube.com/watch?v=7G2mySGJAww Cara membuat iklan video animasi menggunakan aplikasi canva: https://www.youtube.com/watch?v=_i0NOagAFuo Cara membuat desain kemasan produk dengan power point: https://www.youtube.com/watch?v=YkYYAAxV_-c Cara menghitung analisis usaha dengan microsoft excell: https://www.youtube.com/watch?v=QYesrqgYjuU Cara membuat proposal usaha bagian 1: https://www.youtube.com/watch?v=YVIdIuW6GHc Cara membuat proposal usaha bagian 2: https://www.youtube.com/watch?v=KwZ7Fu4CPGg Contoh proposal usaha makanan ringan: https://www.youtube.com/watch?v=yLV7USvBXd4 |
Kegiatan Setelah menyaksikan video tersebut, lihatlah kembali proposal usaha yang telah kamu buat, dan lengkapilah dengan menerapkan pengetahuan yang kamu dapat dari video tersebut. |
Presentasi Proposal
Sumber gambar: https://www.dreamstime.com/illustration/business-team-presentation.html Tentang Presentasi: Setiap kelompok mendapat waktu 30 menit: 20 menit untuk presentasi, dan 10 menit untuk mendengarkan umpan balik. Alur presentasi: Salam pembuka, perkenalan nama anggota, pembahasan elemen proposal usaha (setiap anggota kelompok mendapat giliran untuk presentasi), penerimaan umpan balik. Kelengkapan presentasi: salindia/ slide digital atau poster, lembar perencanaan usaha, protype produk. |
Artikel
Teori Kanter Menyikapi Kegagalan dalam Berproses Menuju Keberhasilan Pernahkah kamu merasakan situasi di mana setiap kali kamu mempelajari sesuatu yang baru, mengembangkan kebiasaan baru, atau menjalankan proyek besar, selalu ada saat-saat di mana kekhawatiran datang secara tiba-tiba? Kamu merasa tidak ada perubahan yang berarti, kamu menjadi tidak nyaman, dan putus asa karena masih jauh perjalananmu menuju keberhasilan. Kamu tidak sendiri. Kamu dan orang-orang yang yang sedang berjuang mengalami sebuah pergulatan emosi yang jika digambarkan dalam bentuk grafik akan berbentuk seperti sebuah senyuman (atau U). Di awal dan di akhir emosi cenderung sangat positif. Pada awalnya kamu sangat optimis dan memiliki harapan, dan dengan semangat memutuskan untuk memulai sesuatu yang kamu yakini akan sangat menarik (jika tidak, tentu kamu tidak akan melakukannya, bukan?) Dan ketika kamu hampir mencapai tujuan, kamu menjadi penuh percaya diri. Lalu, perasaan apa yang muncul di antara awal dan akhir? Menurut Rosabeth Moss Kanter, profesor di Harvard Business School, "di tengah, semuanya tampak seperti kegagalan" (hukum Kanter). Setiap orang merasa termotivasi di awal perjalanan, dan akan sangat bahagia saat tujuannya tercapai, tetapi di tengah-tengah proseslah di mana kerja keras terjadi. Berikut adalah ilustrasi dari perjalanan emosi dalam mencapai sebuah tujuan. Di tengah perjalanan mencapai tujuan, kita semua memiliki keraguan. Perasaan ini pada dasarnya dihasilkan karena rencana tidak selalu berjalan lurus dan mulus, karena tantangan dan perubahan dapat muncul tiba tiba dan tidak terduga . Perubahan yang tersisa biasanya memberikan dua pilihan dampak: langkah maju dan langkah mundur. Selain itu, mudah untuk merasakan bahwa ketika kita berada di tengah-tengah proses, kita merasa sangat jauh dari tujuan yang ingin kita capai. Berbagai peristiwa yang tak terduga, perubahan arah tujuan, masalah ketidakcukupan sumberdaya (waktu, uang, tenaga, keterampilan, dan lainnya) dapat membuat munculnya keputusasaan. Inilah mengapa penting untuk memahami sepenuhnya bahwa kegagalan adalah bagian penting dari perubahan, karena akan ada periode kebingungan di mana godaan untuk meninggalkan apa yang sudah kita rintis akan menjadi besar. Di perusahaan, di tim kerja manapun, dan secara individu, sangat penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir bahwa kegagalan adalah bagian alami dari sebuah proses. Sumber: https://facilethings.com/blog/en/everything-looks-like-a-failure-in-the-middle Diterjemahkan langsung Video: https://bigthink.com/videos/what-do-you-believe Pertanyaan:
|
Tugas Individu Tuliskan pengalaman yang berhubungan dengan Hukum Kanter. Pengalaman tersebut dapat berhubungan dengan pengalaman dalam kehidupan pribadi, organisasi, usaha, akademik ataupun non-akademik tentang: menetapkan tujuan/rencana, melaksanakan setiap rencana, situasi yang dialami, dan langkah serta keputusan yang diambil. Diskusi kelompok Siswa duduk berkelompok. Setiap peserta dalam kelompok mempresentasikan selama 1-2 menit tentang pengalaman mereka sendiri dengan "Hukum Kanter". Refleksi
|
Lampiran
Kuis Ketangguhan
Nilai dirimu dari 1 hingga 5 untuk hal-hal berikut: (1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)
| Dalam situasi krisis atau kacau, saya menenangkan diri dan fokus untuk mengambil tindakan yang berguna. |
| Saya biasanya optimis. Saya melihat kesulitan sebagai sementara dan berharap untuk mengatasinya. |
| Saya dapat mentolerir tingkat ambiguitas dan ketidakpastian yang tinggi tentang situasi. |
| Saya beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan baru. Saya pandai bangkit kembali dari kesulitan. |
| Saya suka bercanda. Saya menemukan humor dalam situasi yang sulit, dan dapat menertawakan diri saya sendiri. |
| Saya bisa pulih secara emosional dari kerugian dan kemunduran. Saya punya teman yang bisa saya ajak bicara. Saya bisa mengungkapkan perasaan saya kepada orang lain dan meminta bantuan. Perasaan marah, kehilangan dan putus asa tidak berlangsung lama. |
| Saya merasa percaya diri, menghargai diri sendiri. dan memiliki konsep yang sehat tentang siapa saya. |
| Saya penasaran. Saya mengajukan pertanyaan. Saya ingin tahu bagaimana segala sesuatunya bekerja. Saya suka mencoba cara baru dalam melakukan sesuatu. |
| Saya belajar pelajaran berharga dari pengalaman saya dan dari pengalaman orang lain. |
| Saya pandai memecahkan masalah. Saya dapat menggunakan logika analitis, menjadi kreatif, atau menggunakan akal sehat praktis. |
| Saya pandai membuat semuanya berjalan dengan baik. Saya sering diminta untuk memimpin kelompok dan proyek. |
| Saya sangat fleksibel. Saya merasa nyaman dengan kompleksitas paradoks saya. Saya optimis dan pesimis, percaya dan berhati-hati, tidak egois dan egois, dan lain sebagainya. |
| Saya selalu menjadi diri saya sendiri, tetapi saya menyadari bahwa saya berbeda dalam situasi yang berbeda. |
| Saya lebih suka bekerja tanpa deskripsi pekerjaan tertulis. Saya lebih efektif jika saya bebas melakukan apa yang menurut saya terbaik dalam setiap situasi. |
| Saya "membaca" orang dengan baik dan mempercayai intuisi saya. |
| Saya pendengar yang baik. Saya memiliki keterampilan empati yang baik. |
| Saya tidak menghakimi orang lain dan beradaptasi dengan gaya kepribadian orang yang berbeda. |
| Saya sangat tahan lama. Saya bertahan dengan baik selama masa-masa sulit. Saya memiliki semangat mandiri di balik cara kerja sama saya dalam bekerja dengan orang lain. |
| Saya telah dibuat lebih kuat dan lebih baik oleh pengalaman yang sulit. |
| Saya telah mengubah kemalangan menjadi keberuntungan dan menemukan manfaat dalam pengalaman buruk. |
Sumber: https://resiliencyquiz.com/index.shtml diterjemahkan.
Hasil quiz:
>80 sangat tangguh!
65-80 lebih tangguh dari kebanyakan orang
50-65 cukup tangguh
40-50 belajar menjadi tangguh
<40 belum tangguh. harus belajar
Orang yang sangat tangguh memiliki sifat-sifat seperti di bawah ini.
Keingintahuan yang lucu dan kekanak-kanakan. Ajukan banyak pertanyaan, ingin tahu cara kerjanya. Mainkan perkembangan baru. Nikmati diri mereka sendiri seperti anak-anak. Selamat bersenang-senang hampir di mana saja. Bertanya-tanya tentang banyak hal, bereksperimen, membuat kesalahan, terluka, tertawa. Tanyakan: "Apa yang berbeda sekarang? Bagaimana jika saya melakukan ini? Siapa yang dapat menjawab pertanyaan saya? Apa yang lucu tentang ini?"
Belajar terus menerus dari pengalaman. Dengan cepat mengasimilasi pengalaman baru atau tak terduga dan memfasilitasi perubahannya. Tanyakan "Apa pelajarannya di sini? Petunjuk awal apa yang saya abaikan? Jika hal itu terjadi lagi, saya akan ...."
Beradaptasi dengan cepat. Sangat fleksibel secara mental dan emosional. Nyaman dengan kualitas kepribadian yang kontradiktif. Bisa kuat dan lembut, sensitif dan tangguh, logis dan intuitif, tenang dan emosional, serius dan menyenangkan, dan sebagainya. Lebih banyak lebih baik. Dapat berpikir dengan cara negatif untuk mencapai hasil yang positif. "Apa yang bisa salah, jadi bisa dihindari?"
Memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang kuat. Harga diri adalah bagaimana perasaan Anda tentang diri Anda sendiri. Ini menentukan seberapa banyak Anda belajar setelah terjadi kesalahan. Ini memungkinkan Anda untuk menerima pujian dan pujian. Ini bertindak sebagai penyangga terhadap pernyataan yang menyakitkan sekaligus menerima kritik yang membangun. "Saya suka, menghargai, dan mencintai diri sendiri ...."
Berharap semuanya berjalan dengan baik. Optimisme yang mendalam dipandu oleh nilai dan standar internal. Toleransi tinggi untuk ambiguitas dan ketidakpastian. Dapat bekerja tanpa deskripsi pekerjaan, merupakan teladan profesionalisme yang baik. Memiliki efek sinergis, membawa stabilitas pada krisis dan kekacauan. Tanyakan "Bagaimana saya bisa berinteraksi dengan ini sehingga semuanya berjalan dengan baik bagi kita semua?"
Baca orang lain dengan empati. Lihat sesuatu melalui perspektif orang lain, bahkan antagonis. Sikap menang / menang / menang dalam konflik. Tanyakan "Apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain? Bagaimana rasanya menjadi mereka? Bagaimana mereka mengalamiku? Apa yang sah tentang apa yang mereka rasakan, katakan, dan lakukan?"
Gunakan intuisi, firasat kreatif. Terimalah persepsi dan intuisi bawah sadar sebagai sumber informasi yang valid dan berguna. Tanyakan "Apa yang dikatakan tubuh saya? Apakah lamunan itu berarti apa-apa? Mengapa saya tidak percaya apa yang dikatakan kepada saya? Bagaimana jika saya melakukan ini?"
Pertahankan diri dengan baik. Hindari dan blokir serangan, lawan. Lihat dan lihat kontra, "permainan", dan manipulasi yang dicoba orang lain. Temukan sekutu, sumber daya, dan dukungan.
Memiliki bakat untuk kebetulan. Pembelajaran di sekolah kehidupan adalah penangkal perasaan menjadi korban. Mereka dapat mengubah situasi yang secara emosional beracun bagi orang lain menjadi sesuatu yang bergizi secara emosional bagi mereka. Mereka berkembang dalam situasi yang membuat stres orang lain karena mereka belajar pelajaran yang baik dari pengalaman buruk. Mereka mengubah kemalangan menjadi keberuntungan dan mendapatkan kekuatan dari kesulitan.
Indikator yang baik dari kesehatan mental yang luar biasa adalah ketika seseorang yang berbicara tentang pengalaman kasar berkata, "Saya tidak akan pernah rela mengalami hal seperti itu lagi, tetapi itu adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada saya." Tanyakan "Bagaimana saya bisa membalikkan ini? Mengapa bagus jika ini terjadi? Apa hadiahnya?"
Menjadi lebih baik dan lebih baik setiap dekade. Menjadi semakin kompeten dalam hidup, tangguh, tahan lama, menyenangkan, dan bebas. Luangkan lebih sedikit waktu untuk bertahan hidup daripada yang lain dan selamat dari kesulitan besar dengan lebih baik. Nikmati hidup lebih dan lebih.
Unjuk Karya
Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda Sumber gambar: http://clipart-library.com/entrepreneurship-cliparts.html Kelengkapan unjuk karya
|
Sekarang saatnya merefleksikan pengalaman belajar. Tuliskanlah refleksi belajarmu dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap pada tabel di bawah ini | ||
Pengetahuan yang aku dapat dari Projek Kewirausahaan ini | Keterampilan yang aku bangun dari Projek Kewirausahaan ini | Sikap yang aku bangun dari Projek Kewirausahaan ini |
Di masa depan, pengetahuan dan keterampilan, dan sikap dari project kewirausahaan akan membantuku dalam…….. …... |
| |||||
Penulisan dan Presentasi Proposal | Sangat Baik 5 | Baik 4 | Cukup Baik 3 | Kurang Baik 2 | 1 |
Orisinalitas Ide dan Kreativitas | Menghasilkan ide dan penggunaan cara yang baru, inovatif, unik, berjiwa muda,memberdayakan potensi daerah, dan memiliki nilai guna | Menghasilkan ide atau penggunaan cara yang baru, inovatif, unik, berjiwa muda, dan memberdayakan potensi daerah, dan memiliki nilai guna | Menghasilkan ide atau penggunaan cara yang baru, menunjukkan usaha ke arah menjadi inovatif, unik, berjiwa muda, dan memberdayakan potensi daerah | Menghasilkan ide dan menggunakan cara yang konvensional, tidak menunjukkan sisi inovatif, unik, berjiwa muda, dan memberdayakan potensi daerah | Tidak membuat/menyelesaikan proposal |
Nilai Produk | Menghasilkan produk yang dibuat dengan baik sesuai tujuan dan , berguna dan berharga, mampu memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan yang diidentifikasi, praktis, layak dijadikan usaha | Menghasilkan produk yang dibuat dengan baik sesuai tujuan, berguna dan berharga, mampu memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan yang diidentifikasi, tidak praktis, layak dijadikan usaha dengan sedikit perbaikan | Menghasilkan produk yang dibuat dengan cukup baik sesuai tujuan, berguna dan berharga, mampu memecahkan sebagian masalah atau memenuhi sebagian kebutuhan yang diidentifikasi, tidak praktis, layak dijadikan usaha dengan beberapa perbaikan | Menghasilkan produk yang belum sesuai tujuan, berguna dan berharga, belum mampu memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan yang diidentifikasi, tidak praktis,belum layak dijadikan usaha | Tidak membuat proposal |
Isi | Proposal mencakup seluruh elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk setiap elemen tersebut. | Proposal mencakup seluruh elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk sebagian besar dari elemen - elemen tersebut. | Proposal mencakup sebagian besar dari elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk sebagian elemen tersebut. | Proposal mencakup sebagian dari elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk sebagian dari elemen tersebut, sementara lainnya kurang lengkapatau tepat. | Tidak membuat proposal / proposal tidak selesai |
Organisasi | Proposal mengikuti petunjuk penulisan dan ditulis dengan alur yang jelas dan logis. Penyusunan ilustrasi (gambar, grafik, tabel) dibuat secara rapi dan informatif. | Proposal mengikuti petunjuk penulisan dan ditulis dengan alur yang jelas dan logis. Penyusunan sebagian besar ilustrasi (gambar, grafik, tabel) dibuat secara rapi dan informatif. | Sebagian besar proposal mengikuti petunjuk penulisan dan ditulis dengan alur yang jelas dan logis. Sebagian besar penyusunan ilustrasi (gambar, grafik, tabel) dibuat secara rapi dan informatif. | Sebagian proposal mengikuti petunjuk penulisan dan ditulis dengan alur yang jelas dan logis. Sebagian penyusunan ilustrasi (gambar, grafik, tabel) dibuat secara rapi dan informatif.Sebagian lagi tidak sehingga mempengaruhi pemahaman pembaca. | Tidak membuat proposal / proposal tidak selesai |
Presentasi | Penguasaan dalam penyampaian materi sangat baik | Penguasaan dalam penyampaian materi baik | Penguasaan dalam penyampaian materi cukup baik | Penguasaan dalam penyampaian materi kurang baik | Tidak melakukan presentasi |
| |||||
Elemen penilaian | Sangat Baik 5 | Baik 4 | Cukup Baik 3 | Kurang Baik 2 | 1 |
Isi | Projek Unjuk Karya mencakup seluruh elemen yang dibutuhkan. Penjelasan dan analisis lengkap diberikan untuk setiap elemen tersebut. Projek ini logis dan bisa diterapkan dalam konteks nyata dunia. | Projek Unjuk Karya mencakup seluruh elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk sebagian besar dari elemen - elemen tersebut. Projek ini logis dan bisa diterapkan dalam konteks nyata dunia. | Projek Unjuk Karya mencakup sebagian besar dari elemen yang dibutuhkan. Penjelasan lengkap diberikan untuk sebagian elemen tersebut. Sementara bagian kecil lainnya kurang lengkap atau kurang tepat tetapi tidak mempengaruhi pemahaman pengunjung. | Projek Unjuk Karya mencakup sebagian dari elemen yang dibutuhkan. Penjelasan diberikan untuk sebagian dari elemen tersebut, Sementara bagian lainnya kurang lengkap atau tepat sehingga mempengaruhi pemahaman pengunjung. | Tidak membuat unjuk karya |
Organisasi | Seluruh komponen visual Projek Unjuk Karya lengkap dan tertata dengan sangat rapi, terorganisir, dan menarik. | Sebagian besar Komponen visual Projek Unjuk Karya lengkap dan tertata dengan rapi, terorganisir, dan menarik. | Sebagian komponen visual Projek Unjuk Karya lengkap dan tertata dengan rapi, terorganisir, dan menarik. | Sebagian besar dari komponen visual Projek Unjuk Karya yang adatidak lengkap, tidak tertata dengan rapi, terorganisir, dan menarik. | Tidak membuat unjuk karya |
Presentasi Unjuk Karya | Penguasaan dalam penyampaian materi dan komunikasi dengan pengunjung sangat baik. | Penguasaan dalam penyampaian materi dan komunikasi dengan pengunjung baik. | Penguasaan dalam penyampaian materi dan komunikasi dengan pengunjung cukup baik. | Penguasaan dalam penyampaian materi dan komunikasi dengan pengunjung kurang baik. | Tidak membuat unjuk karya |
https://www.files.ethz.ch/isn/130368/policy_brief_11-01_web_rev.pdf
https://youngentrepreneurfoundation.wordpress.com/
https://core.ac.uk/download/pdf/33426135.pdf
https://bigthink.com/videos/what-do-you-believe
https://facilethings.com/blog/en/everything-looks-like-a-failure-in-the-middle
http://ilo.org/dyn/youthpol/en/equest.fileutils.dochandle?p_uploaded_file_id=109
https://www.kansascityfed.org/documents/7572/entrepreneurial-self-assessment.pdf
https://www.youtube.com/watch?v=gjGwlM5s-lw
https://multiliteraciesproject.com/wp-content/uploads/2016/06/Marketing-Mix-Lesson-Plan.pdf