Published using Google Docs
Modul 7_CARA PENCARIAN DAN PEMANFAATAN INFORMASI.docx
Updated automatically every 5 minutes

CARA PENCARIAN DAN PEMANFAATAN INFORMASI

Pendahuluan

Kemampuan individu dalam pencarian dan pemanfaatan informasi mempengaruhi kehidupan individu tersebut, perkembangan teknologi dan informasi komunikasi merupakan bentuk pemanfaatan informasi yang dikembangkan sehingga menjadi suatu bentuk inovasi. Cara pencarian dan pemanfaatan informasi berkaitan erat dengan keberhasilan individu untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Proses pencarian, penerimaan, dan pemanfaatan informasi membutuhkan kemampuan yang perlu dilatih melalui kegiatan harian sehingga akan terbentuk suatu kebiasaan pencarian dan pemanfaatan informasi secara efektif dan efisien.

Kemampuan pencarian dan pemanfaatan informasi yang sudah direncanakan atau dirancang oleh pengguna sebelum melakukan pencarian informasi biasanya mempengaruhi kepuasan pengguna akan informasi yang mereka peroleh. Terlepas dari metode pencarian dan pemanfaatan yang digunakan, pencarian dan pemanfaatan informasi yang baik menandakan kemampuan menelusuri dan menganalisis yang baik.

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu:

  1. Memahami konsep dasar manajemen pengetahuan
  2. Memahami konsep pencarian dan pemanfaatan informasi
  3. Menjelaskan konsep pencarian dan pemanfaatan informasi
  4. Menggunakan metode pencarian informasi.

KEGIATAN BELAJAR 1

Cara Pencarian dan Pemanfaatan Informasi

  1. Pemanfaatan informasi dan manajemen pengetahuan
  1. Konsep Manajemen Pengetahuan

Pengetahuan menjadi salah satu aset penting yang  harus dimiliki oleh seseorang maupun lembaga. Adanya pengetahuan terkait kapabilitas di lembaga, akan membantu lembaga dalam mengantisipasi kondisi-kondisi eksternal, permasalahan serta perubahan yang telah, sedang maupun yang akan terjadi yang akan mempengaruhi jalannya lembaga. Nilai ekonomis dari pengetahuan didapatkan dari adanya penciptaan kinerja yang bersifat superior melalui nilai pelanggan (customer value) yang tinggi, keuntungan investor, dan jenjang karier yang baik bagi karyawan. Dalam Liebowitz (1999), Nassery  menyebutkan bahwa pengetahuan yang digunakan dalam lembaga merupakan interaksi antara dua bagian yaitu human capital dan informasi Knowledge management. Informasi knowledge management merupakan suatu proses penciptaan, pembagian, penggunaan, dan pengelolaan suatu pengetahuan dan informasi dari sebuah organisasi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa bagian pertama dalam manajemen pengetahuan adalah human capital, dimana human capital sendiri adalah suatu pemikiran dan karakter yang terdiri dari kompetensi manusia. Kompetensi ini ditentukan oleh pengetahuan, intuisi, imajinasi, pendidikan, skill dan pengalaman yang dipengaruhi oleh emosi dan sifat lainnya. Sedangkan, bagian kedua dari manajemen pengetahuan adalah informasi yang meliputi dokumentasi pengalaman dan prestasi intelektual manusia, termasuk didalamnya formula-formula untuk membantu solusi, intisari sebuah buku, makalah, laporan, penelitian, database, software, CD serta DVD, dan paten. 

Manajemen pengetahuan mencakup tiga komponen utama, yaitu people, place, dan content. Secara garis besar manajemen pengetahuan membutuhkan orang yang ahli dan berkompeten sebagai sumber pengetahuan, tempat berdiskusi, serta penentuan isi dari diskusi yang akan dilaksanakan nantinya, dengan peranan teknologi informasi maka tempat untuk melakukan diskusi dapat teratasi. Dengan perkembangan teknologi Informasi saat ini, seseorang akan dapat dengan mudah membuat ruang diskusi dan melakukan diskusi secara tatap maya. Konsep manajemen pengetahuan pada dasarnya berkembang dari kenyataan bahwa pada masa sekarang dan masa depan, lembaga yang dapat berkompetisi secara intelektual dan pengetahuan merupakan aset jangka panjang.

Image_20Gambar 1: Proses, mekanisme, dan teknologi manajemen pengetahuan (Becerra, Gonzales & Sabherwal, 2004, hlm. 41)

Manajemen pengetahuan digunakan sebagai alat, teknis, dan strategi untuk memelihara, menganalisis, mengorganisasikan, meningkatkan dan menyebarkan luaskan bisnis. Konsep Manajemen Pengetahuan sendiri memiliki gagasan awal dan berkembang dalam sudut pandang bisnis. Manajemen Pengetahuan sebagai konsep diterapkan oleh lembaga untuk kepentingan operasional dan meningkatkan keuntungan kompetitif serta keuntungan. Teng & Hawamdeh (2002) berpendapat bahwa manajemen pengetahuan dapat diterapkan oleh lembaga guna memperbaiki komunikasi antara pucuk kepemimpinan dengan pegawai di bawahnya, menanamkan budaya saling berbagi pengetahuan, dan mempromosikan serta pelaksanaan sistem penghargaan berbasis kredit kinerja. Adaptasi dari Manajemen Pengetahuan juga diterapkan pada lembaga pemerintah dan organisasi badan hukum lainnya. Groff & Jones (2003) menyatakan bahwa manajemen pengetahuan diambil/digunakan sebagai alat, teknis, dan strategi untuk memelihara, menganalisis, mengorganisasikan, meningkatkan dan menyebarkan luaskan bisnis.

Image_23

Gambar 2: Model SECI dalam pembuatan manajemen pengetahuan (Jasaphara (2011))

Manajemen pengetahuan dianggap memiliki kepentingan karena implementasinya bermanfaat pada operasional dan pelayanan suatu lembaga, dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, memelihara ketersediaan pengetahuan dan inovasi serta pengembangan produk. Hal ini sesuai dengan pernyataan Becerra dan Sabherwal, Although KM (Knowledge Management) can be applied to individuals, it has recently attracted organization. KM is viewed as an increasingly important discipline that promotes the creations, sharing, and leveraging of the corporation's knowledge” (Becerra & Sabherwal, 2014, hlm. 4)  Meskipun manajemen pengetahuan dapat diterapkan pada individu, saat ini manajemen pengetahuan menarik perhatian organisasi. Manajemen pengetahuan dipandang sebagai disiplin yang semakin penting dalam mempromosikan penciptaan, berbagi, dan pemanfaatan pengetahuan yang dimiliki perusahaan.  

Manajemen pengetahuan terdapat pada orangnya bukan pada sistem, sistem hanyalah suatu alat untuk membantu proses pengetahuan, dan yang terpenting penciptaan pengetahuan merupakan proses sosial yang terjadi melalui interaksi antara individu dalam kesehariannya.

Manajemen pengetahuan pada masa ini berkembang dengan sangat pesat. Berkembangnya konsep manajemen pengetahuan diketahui disebabkan oleh berkembangnya organisasi serta teknologi informasi dalam mengelola dan memanfaatkan pengetahuan (Tung, 2018). Cakupan dari manajemen pengetahuan sendiri bersifat multidimensi, meliputi berbagai bidang, dan mencakup sebagian besar aspek operasional perusahaan.

Menurut Kurniawati (2007) Pengetahuan tacit meliputi pengalaman yang terjadi pada seseorang, dan eksplisit lebih memuat kepada hal rasional. Sejalan dengan itu Rohmiyati (2019) menyatakan bahwa “Tacit knowledge merupakan pengetahuan yang terdapat di dalam otak atau pikiran seseorang sesuai dengan pemahaman dan pengalaman anak itu sendiri” (Rohmiyati, 2019, hlm. 185). Secara singkat, pengetahuan tacit merupakan bentuk pengetahuan yang terjadi dahulu (pengalaman), sedangkan eksplisit adalah pengetahuan yang terpisah dan memuat hal prediktif. Dari pengertian kedua nya, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang dipraktikkan, dan pengetahuan eksplisit lebih berbicara tentang teori.

  1. Perkembangan Manajemen Pengetahuan

Perkembangan teknologi informasi saat ini turut meningkatkan dan memajukan tingkat produktivitas penemuan pengetahuan (mempermudah proses pengelolaan pengetahuan) serta mempercepat proses implementasinya, sehingga organisasi diharuskan untuk dapat menginstitusionalisasikan dan mendistribusikan pengetahuan yang berasal dari setiap individu anggota organisasi, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. Beck and Wade menjelaskan bahwa perkembangan manajemen pengetahuan dengan perkembangan pembelajaran organisasi dan pembelajaran individu, sosial media, membentuk apa yang dinamakan the collective connected generation (Munir, 2011).

Terkait perkembangan manajemen pengetahuan Dalkir (2005) menjelaskan terdapat persepsi yang menyatakan bahwa manajemen pengetahuan dapat digantikan oleh keberadaan teknologi informasi, atau bahkan teknologi informasi adalah manajemen pengetahuan itu sendiri. Sehingga dengan teknologi informasi, manajemen pengetahuan tetap membutuhkan puncak kepemimpinan yang kompeten, yang membuat proses-proses dalam manajemen pengetahuan dapat berjalan lebih  efisien dan efektif.

Tahapan Perkembangan Manajemen Pengetahuan dalam organisasi menurut Rahman (2010, hlm. 4)

  1. Knowledge-chaotic (tidak menyadari adanya, tidak ada proses informasi, dan tidak ada proses berbagi informasi (information sharing))
  2. Knowledge-aware (memiliki kesadaran akan pemenuhan kebutuhan manajemen pengetahuan, terdapat juga unsur proses manajemen pengetahuan, teknologi, dan wacana sharing informasi
  3. Knowledge-enabled (sudah bisa memanfaatkan manajemen pengetahuan, mengadopsi standar, serta mengkaji isu-isu dengan teknologi)
  4. Knowledge-managed (sudah terintegrasi kerangka kerjanya, manfaatnya sudah terasa, dan isu pada tahap sebelumnya sudah teratasi)
  5. Knowledge-centric (manajemen pengetahuan sudah menjadi bagian dari misi, nilai pengetahuan diakui dalam kapitalisasi pasar, manajemen pengetahuan juga sudah berintegrasi dengan budaya).

Hsu dan Nguyen menyatakan bahwa dalam menjalankan proses manajemen pengetahuan di lembaga,  terdapat empat hal yang diperhatikan, yaitu (Indiyati, 2014) :

  1. Knowledge acquisition (melakukan kurasi terhadap pengetahuan baru dan membuat desain ulang pengetahuan)
  2. Knowledge conversion (mendeteksi pengetahuan agar lebih bermanfaat)
  3. Knowledge application (melakukan penyimpanan dan pengambilan yang efektif , serta memungkinkan lembaga untuk melakukan akses terhadap  pengetahuan)
  4. knowledge protection (melakukan pengamanan terhadap informasi yang sudah dirancang oleh perusahaan).

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1.        Jelaskan bagaimana konsep dari manajemen pengetahuan!

2.        Jelaskan bagaimana upaya lembaga menyusun manajemen pengetahuan!

3.        Menurut anda, apa saja hal yang perlu diterapkan perusahaan di Indonesia terkait manajemen pengetahuan?


Manajemen pengetahuan digunakan sebagai alat, teknis, dan strategi untuk memelihara, menganalisis, mengorganisasikan, meningkatkan dan menyebarkan luaskan bisnis. Dengan komponen utama dalam manajemen pengetahuan yaitu people, place, dan content. Manajemen pengetahuan dianggap memiliki kepentingan karena implementasinya bermanfaat pada operasional dan pelayanan lembaga, dapat meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia, memelihara ketersediaan pengetahuan dan inovasi, serta pengembangan produk. Hingga pada akhirnya manajemen pengetahuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana utamanya, tetapi fokus utamanya tetap kepada manusia itu sendiri.


KEGIATAN BELAJAR 2

Cara Pencarian dan Pemanfaatan Informasi

  1. Strategi Pengembangan Pencarian Informasi

1.        Konsep Strategi Pencarian Informasi

Informasi yang telah didapat hendaknya dimanfaatkan dengan baik. Seperti halnya data yang sudah didapatkan dari berbagai sumber informasi di perpustakaan, baik itu melalui media tercetak seperti karya ilmiah, buku, jurnal, referensi, majalah, dan lainnya, atau dari sumber non cetak seperti radio, DVD, VCD, Mikrofilm, dan sejenisnya. Selain melalui dua media tadi, seseorang juga bisa mendapatkan informasi dari internet. Penggunaan internet sebagai alat untuk mendapatkan informasi dilakukan melalui ketersediaan mesin pencari (search engine).

Keberadaan informasi yang beraneka ragam menjadi masalah tersendiri dalam menemukan kembali informasi yang ada. Apalagi jika jumlah informasi yang beredar sudah mencapai ribuan, jutaan, bahkan milyaran. Hal inilah yang melandasi diperlukannya strategi untuk mendapatkan informasi secara tepat, cepat, dan akurat. Proses dalam  menemukan informasi inilah yang sering disebut sebagai temu kembali informasi, dimana  secara spesifik juga akan menyangkut penelusuran informasi.

Pencarian informasi merupakan proses yang melibatkan komponen yang kompleks, dengan adanya proses pencarian, penemuan kembali, dan/atau penemuan. Dengan demikian pencarian informasi memiliki pengertian pencarian dan penemuan isi dan/atau pesan. Sehingga menurut Rifai (2014) Pada prosesnya pengguna harus mempunyai strategi yang tepat untuk menemukan informasi yang diinginkan agar sesuai dengan informasi yang mereka butuhkan, karena tidak semua informasi yang ada dapat diambil sebagai informasi yang berguna atau valid.

2. Teknik-teknik Pencarian Informasi

Menurut Chowdury dalam Sapitri (2019: 14), diketahui terdapat enam teknik pencarian dasar informasi yaitu:

1. Penelusuran dengan kata dan frase

2. Penelusuran dengan Boolean logic

3. Penelusuran dengan penggalan kata

4. Penelusuran kedekatan

5. Penelusuran dengan field atau meta log

6. Penelusuran dengan pembatas.

Model pencarian informasi merupakan tahap-tahap pencarian informasi yang ditandai ciri-ciri tertentu dari masing-masing tahap.Sebagian besar model  pencarian informasi berbentuk putaran yang diprakarsai oleh kebutuhan informasi pencari informasi (Borgman,2000:109). Model Marchionini menggambarkan bahwa proses pencarian informasi di lingkungan elektronik dalam bentuk algoritma terdiri dari sembilan unsur yang terbagi dalam beberapa tahapan yaitu:

1. Recognize (mengenali masalah informasi)

2. Accept (menerima masalah informasi)

3. Define problem (mendefinisikan dan memahami masalah)

4. Select source (memilih sebuah sistem penelusuran)

5. Formulate query (merumuskan sebuah pertanyaan)

7. Examine result (memeriksa hasil penelusuran)

8. Extract info (memilah informasi)

9. Reflect/stop

Inverted Index

Inverted index adalah sebuah struktur data index yang dibangun untuk memudahkan query pencarian yang memotong tiap kata (term) yang berbeda dari suatu daftar term dokumen. Inverted index bertujuan untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam melakukan pencarian pada sekumpulan dokumen dan menemukan dokumen-dokumen yang mengandung query user (CatenaCraig, Macdonald, & Ounis, 2014).

Wildcard Queries

Wildcard Queries digunakan dalam salah satu situasi berikut :

(1) User tidak yakin dengan ejaan istilah query, misalnya : Chicago vs Cicago, yang mengarah ke wildcard query C*icago);

(2) User hanya mengetahui beberapa varian ejaan istilah dan mencari dokumen yang berisi salah satu varian (misalnya : Warna vs. warna);

(3) User mencari dokumen yang berisi varian istilah yang akan ditangkap dengan proses stemming, tetapi tidak yakin apakah mesin pencari melakukan stemming atau tidak (missal: Peradilan vs pengadilan, yang mengarah ke permintaan wildcard judicia *);

(4) user tidak yakin dengan terjemahan kata atau frasa asing yang benar (misalnya : Query Universit * Stuttgart) (“Wildcard Query,” 2008)

Alat temu balik informasi di internet

Dalam (Ajie, 2015), alat temu balik informasi di internet hingga saat ini digolongkan menjadi dua macam, yakni :

  1. Direktori

Merupakan alat temu balik informasi yang berupa kumpulan informasi yang diorganisasikan berdasarkan subjek dari berbagai sumber. Pangkalan data direktori lebih lebih kecil dibanding pangkalan data search engine, namun informasi yang diberikannya cenderung lebih relevan. Secara khusus, direktori diorientasikan untuk topik-topik tertentu dan menyediakan pendekatan yang terfokus serta terorganisasi untuk mengetahui sumber informasi.

  1. Search Engine

        Search engine dalam praktiknya bertugas melakukan temu balik informasi yang sesuai dengan kata kunci yang diketikkan dalam kolom pencarian.  Kemudian, search engine mulai mencari dokumen yang berhubungan dengan kata kunci pencarian, baik itu berupa database, alamat surel, maupun jenis dokumen lainnya. Kemudian search engine akan menampilkan dan menyajikan hasil pencariannya dalam bentuk daftar list dari setiap dokumen yang berhubungan dengan kata kunci pencarian. Prinsip kerja search engine yakni mengirimkan spider atau sebuah robot/program yang berfungsi untuk menangkap dokumen sebanyak mungkin. Setelah itu, dokumen tersebut akan dibaca oleh program lain yang disebut indexer sehingga terciptalah suatu indeks kata kunci pencarian berdasarkan dokumen yang berhubungan dengan kata kunci pencarian.

        Search engine ini menggunakan indeks untuk menangkap term dari query (kata kunci pencarian) yang diketikkan. Semakin banyak data yang di index, maka semakin besar rasio perolehan dokumen. Sehingga semakin besar indeks, maka kemungkinan mendapatkan dokumen yang relevan semakin besar.

Teknik pencarian informasi dan analisa kapabilitas pencarian

        Menghadapi limpahan informasi yang tak terbendung dan tidak relevan, maka sangat penting untuk menggunakan strategi guna mencapai efektivitas dan efisiensi waktu dan tenaga. Kegiatan filterisasi dalam mencari informasi merupakan salah satu strategi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi tersebut. Dalam (Ajie, 2015), tercantum beberapa strategi dalam melakukan filterisasi informasi, berikut strategi tersebut :

  1. Boolean Searching

Merupakan teknik pencarian informasi dengan menggunakan “konektor” untuk mempermudah dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Adapun yang termasuk boolean search diantaranya :

  1. AND

Digunakan untuk kata pencarian lebih dari satu, misalnya penggunaan kata kunci ‘Olahraga AND Kesehatan’ maka search engine akan mencari dokumen yang mengandung kata “Olahraga” dan “Kesehatan.” 

  1. OR

Digunakan untuk mencari dokumen yang mengandung salah satu pencarian. Misalnya penggunaan kata kunci ‘TK OR PAUD’ maka search engine akan mencari dokumen yang mengandung salah satu kata “TK” atau “PAUD” atau dokumen atas gabungan keduanya.

  1. NOT

Digunakan untuk membatasi pencarian dengan menghilangkan salah satu kata pencarian. Misalnya, ‘Perpustakaan AND Asia NOT Malaysia’ maka search engine akan membagi dokumen yang mengandung kata “Perpustakaan” dan “Asia” kecuali Malaysia.

  1. ()

Tanda kurung ini berfungsi seperti halnya dalam matematika, yakni melakukan isolasi terhadap perhitungan yang harus didahulukan. Misalnya, ‘Perpustakaan AND (Arsip OR Literasi), kata tersebut memiliki makna agar search engine mendahulukan pencarian dokumen yang mengandung kata ‘Arsip’ atau ‘Literasi’ atau gabungan atas keduanya, dan hasil temuan itu juga harus mengandung kata ‘Perpustakaan.’

  1. [+]

Simbol plus ini memiliki makna yang sama dengan AND. Namun dalam penggunaannya, simbol ini harus ditempatkan didepan kata pencarian. Misalnya untuk kata kunci pencarian : ‘+library+librarian’, maka hal ini ekuivalen dengan : library AND librarian.

  1. [-]

Simbol minus ini memiliki makna yang sama dengan NOT. Penggunaan simbol ini ditempatkan didepan kata yang ingin dihilangkan, misalnya : ‘Perpustakaan AND (asia or africa)-Indonesia. Maka, search engine akan mencari dokumen yang mengandung kata ‘Perpustakaan’ kemudian diikuti ‘Asia’ atau ‘Afrika’ kecuali Indonesia.

       b.    Case sensitive

Search engine akan mencocokkan penggunaan huruf kapital atau huruf kecil untuk pencarian yang sama. Dalam case sensitive search engine, penggunaan huruf kapital dalam kata kunci pencarian akan mencari/memanggil case yang cocok. Misalnya memasukkan kata kunci pencarian Media, maka search engine akan mencari kata kunci Media, MEDia, mEDia, dan varian lainnya.

        c.    Database

Pangkalan data merupakan koleksi informasi tertentu yang diorganisasikan dalam bentuk struktur tertentu. Beberapa alat bantu search engine menyediakan hasil pencarian (result) lebih dari satu pangkalan data.

        d.    Default operation

Merupakan reaksi setting tertentu yang otomatis diambil oleh software atau hardware tertentu. Jika pengguna tidak memberikan perintah spesifik dalam pencarian, maka search engine akan otomatis mengidentifikasinya. Misalnya pengguna memasukkan kata kunci pencarian ‘Library Management’, tanpa ada instruksi boolean searching, maka kata kunci pencarian tadi akan diproses menjadi ‘Library AND Management’, ‘Library OR Management’, atau ‘Library NOT Management.’

        e.    Display

Merupakan ulasan hasil temu balik informasi yang ditampilkan di setiap pencarian dan memberi gambaran layanan alternatif yang tersedia. Meliputi jumlah dokumen yang ditampilkan atau batas jumlah dokumen yang ditampilkan dalam setiap pencarian.

        f.     Field

Memberikan layanan bagi pengguna untuk meramu kata pencarian agar memperoleh hasil yang lebih sesuai. Field searching ini memberikan struktur khusus dalam menentukan dokumen yang ingin dicari, seperti judul, URL, gambar atau hal-hal tertentu yang harus dimiliki oleh dokumen yang sedang dicari.

       g.     Homepage

Merupakan tampilan awal dari search engine. Tampilan ini sangat penting dalam menjaring minat pengguna dalam menggunakan search engine. Tampilan yang sederhana dan mudah merupakan hal awal yang diperhatikan pengguna dalam memilih search engine.

       h.     Proximity searching

Merujuk pada kemampuan search engine untuk spesifikasi dokumen yang akan di temu balik melalui penggunaan kata pencarian ganda. Simbol standar yang digunakan adalah tanda petik ganda “ “ mengurung frase.

       i.     Sorting

Kemampuan untuk mengorganisasi hasil pencarian dari setiap pencarian. Biasanya mengurut hasil pencarian berdasarkan relevansinya dengan kata pencarian yang ditentukan menggunakan pengurutan sistem algoritma. Misalnya hasil pencarian yang diurutkan berdasarkan tanggal, judul berdasar alfabetis, URL, atau lainnya.

       j.    Stop word

Beberapa search engine mengikutsertakan kata-kata tertentu, misalnya the, a, is, of, be, atau lainnya.

      k.     Limits

Kemampuan search engine untuk membatasi atau mempersempit hasil pencarian dengan menambahkan suatu batasan khusus dalam pencarian. Misalnya penggunaan language limit untuk membatasi bahasa dokumen yang diinginkan, atau date limit untuk membatasi dokumen pencarian berdasarkan tanggalnya.

      l.   Truncation/Wild cars/Stemming

Teknik pencarian yang merujuk untuk mencari hanya sejumlah porsi dari suatu kata. Biasanya menggunakan simbol seperti (*) untuk mewakili sisa dari kata pencarian. Misalnya, Learn*, maka search engine akan mencari dokumen yang mengandung varian kata learn seperti kata learner, learning, dan lainnya.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1.        Jelaskan bagaimana sistematika boolean logic menurut pendapat anda!

2.        Jelaskan perbedaan Inverted Index dengan Wildcard Queries!


        Model pencarian informasi merupakan tahap-tahap pencarian informasi yang ditandai ciri-ciri tertentu dari masing-masing tahap. Sebagian besar model pencarian informasi berbentuk putaran yang diprakarsai oleh kebutuhan informasi pencari informasi. Pencarian informasi akan memiliki peluang memenuhi informasi para pencarinya, apabila pencarian informasi dimulai dengan menyusun strategi dan memilih metode pencarian informasi yang sesuai dengan apa yang mereka cari.

Manajemen Pengetahuan        :Manajemen Pengetahuan adalah kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan pengertian dan pengalaman.

Budaya        :Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar dirubah

Informasi        :Data yang telah diolah sedemikian rupa dan ditampilkan melalui berbagai media

Queri/Queri :Sekumpulan instruksi khusus untuk mengekstraksi data dari pangkalan data

Komponen        :Bagian dari keseluruhan

Lembaga        :Badan (organisasi) yang beranggotakan orang dengan tujuan yang sama

Makalah        :Tulisan resmi tentang suatu pokok atau permasalahan

Metode        :Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai kehendak

Penelitian        :Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif.

Pengetahuan :Segala sesuatu yang diketahui

Software        :Perangkat lunak

Strategi        :Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan

Teknologi        :Keseluruhan sarana untuk menyediakan keperluan hidup manusia


Adelia, N. (2020). MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF PERPUSTAKAAN. Shaut Al-Maktabah: Jurnal Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi12(1), 33-47.

Ajie, M. D. (2015). Teknik Temu Balik Informasi (Information Retrieval) dan Analisa Kapabilitas Pencarian Search Engine Google (www.google.com). 1–16.

Becerra-Fernandez, I., & Sabherwal, R. (2014). Knowledge management: Systems and processes. Routledge

CatenaCraig, M., Macdonald, & Ounis, I. (2014). On Inverted Index Compression for Search Engine Efficiency. European Conference on Information Retrieval ECIR 2014: Advances in Information Retrieval, 359–371.

Groff, T., & Jones, T. (2003). Introduction to KM: KM in Business.

Indiyati, D. (2014). Pengaruh Budaya organisasi dan manajemen pengetahuan terhadap keunggulan bersaing. Sosiohumaniora16(2), 193-200.

Jashapara, A. (2011). Knowledge Management, An Integrated Approach. Pearson Education Limited. 2. Ed.

Kurniawati, S. (2007) Knowledge Management, Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia.

Liebowitz, J. (Ed.). (1999). Knowledge management handbook. CRC press.

orgman, Christine L. (2000). From Gutenberg to the Global InformationInfrastructure: Access to Information in the Networked World. The MITPress, United States of America.

Natek, S., & Zwilling, M. (2016, May). Knowledge management systems support SECI model of knowledge-creating process. In Joint International Conference (pp. 1123-1131).

Rahman, S. (2010) Management Knowledge. Universitas Brawijaya.

Rifai, Agus. 2014. Penelusuran Literatur. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Rohmiyati, Y.(2019).Faktor-Faktor Pembentuk Tacit Knowledge pada Individu. Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi. 3(2). 185-189

SAPITRI, L. (2019). SKILL MAHASISWA DALAM MENELUSUR INFORMASI DI INTERNET MENGGUNAKAN BOOLEAN (Studi Kasus Mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan) (Doctoral dissertation, Program Studi Ilmu Perpustakaan).

Siregar, A. R. (2005). Manajemen Pengetahuan: Perspektif Pustakawan. Pustaha1(1), 2-6.

Teng, S., & Hawamdeh, S. (2002, June). Knowledge management in public libraries. In Aslib Proceedings. MCB UP Ltd.

Tung, K. Y. (2018). Memahami knowledge management. Penerbit Indeks, Jakarta.

Wildcard Query. (2008). Diakses dari https://nlp.stanford.edu/IR-book/html/htmledition/wildcard-queries-1.html

111