UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ALAT PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI TANJUNGREJO 01 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SURATI
Gugus Ujung Pandang
ABSTRAK
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 masih rendah. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata hasil tes yang belum mencapai KKM. Berdasarkan uraian diatas peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat permasalahan : 1) Apakah strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA Materi alat pencernaan makanan pada manusia bagi siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 semester I Tahun pelajaran 2012/2013? 2)Apakah strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 01 Tanjungrejo dalam mengikuti pembelajaran IPA Materi alat pencernaan makanan pada manusia ?
Tujuan penelitian ini adalah : 1) Meningkatkan hasil belajar IPA Melalui strategi pembelajaran make a match bagi siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013) Untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA melalui strategi Make A Match.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 16 siswa. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia dengan strategi pembelajaran make a match. Teknik pengumpulan data meliputi pengamatan, wawancara, atau diskusi, dokumen dan tes.
Peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari hasil tes pra tindakan, menunjukkan bahwa nilai rata-rat siswa 63,75. Setelah diadakan tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 68,75. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 74,06.
Peningkatan hasil belajar siswa, diikuti dengan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, terbukti adanya peningkatan dalam keaktifansiswa, kerja sama antar siswa, perilaku siswa dalam pembelajaran, dan keterlibatan siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran. Meraka semakin aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan strategi pembelajaran Make A Match.
Kata kunci : Hasil Belajar Strategi Pembelajaran Make A Match.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan siswa merupakan faktor terpenting.
Pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang kompleks yang melibatkan beberapa komponen antara lain tujuan, peserta didik, pendidik, isi/ bahan, cara/ metode dan situasi/ lingkungan. Hubungan ke enam faktor tersebut berkaitan satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu pendidikan (Hadikusumo, 1995;36).
Kondisi awal siswa-siswa kelas V SDN Tanjungrejo 01 pada semester I tahun pelajaran 2012/ 2013 sebelum diadakan penelitian, ketika mereka mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Mereka sudah beranggapan bahwa pelajaran IPA adalah pelajarna yang sangat sulit, tidak menarik, sulit dipahami, sehingga ini selalu berakibat fatal, sebab setiap kali diadakan kegiatan belajar IPA, mereka cenderung pasif, kurang biasa menangkap isi pelajaran dan kurang semangat yang akhirnya hasil belajarpun rendah. Hal ini terbukti berdasarkan nilai ulangan harian mata pelajaran IPA sebelum diadakan penelitian diperoleh hasil berikut : dari 16 siswa yang tuntas belajar 9 siswa (56,3 %) dan yang tidak tuntas belajar 7 siswa (43,7%) dengan nilai terendah 50, nilai tertinggi 80, rata-rata 63,75.
Sebelum diadakan penelitian, guru dalam pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran konvensional yang banyak didominasi ceramah, sehingga kurang menarik bagi siswa dan membuat siswa enggan belajar. Dari pokok masalah tersebut diatas dapat diambil kesimpulan penyebab timbulnya nilai siswa yang rendah disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang kurang menarik. Maka diperlukan strategi pembelajaran yang baru, yang lebih menarik perhatian siswa. Salah satunya adalah strategi pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Identifikasi Masalah
Hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo masih rendah. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor guru dan faktor siswa.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dipusatkan pada “Upaya meningkatkan hasil belajar IPA Materi alat pencernaan makanan pada manusia siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 Semester I tahun pelajarna 2012/ 2013 melalui strategi pembelajaran Make A Match.”
Rumusan Masalah
Apakah melalui strategi pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia bagi siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 Semester I Tahun Pelajaran 2012/ 2013?
Apakah strategi pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 dalam mengikuti pembelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia ?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pendidikan.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak berikut :
Memberikan kemudahan siswa dalam menguasai materi pembelajaran IPA, meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA
Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan guru dalam meneraapkan strategi pembelajaran Make A Match, dalam pembelajaran IPA. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Mata Pelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi, tentang alam sekitar, yang dipeoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan.
Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebersarna Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam model pembelajaran IPA terpadu, IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja melainkan juga merupakan proses penemuan. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi untuk mempelajari dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/ MI meliputi aspek-aspek berikut :
Hakekat Belajar
Menurut Mohammad Surya (1997) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perilaku baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Witherington (1952) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Hasil Belajar
Pengertian
Perubahan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil belajar. Yang terpenting dalam beajar adalah proses belajarnya, karena dalam proses itulah murid bisa belajar banyak hal. Di bawah ini ada beberapa pengertian hasil menurut para ahli.
Menurut Hayardin dalam buku Sudjana (dalam Sanjaya :2011) mengemukakan bahwa “Pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa, setelah menerima pengalaman belajarnya.”Menurut Soedjarto (dalam Abidin 2012) bahwa “Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.”
Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik murid setelah mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Hasil belajar yang berupa aspek kognitif meliputi pengamatan/ perseptual,hafalan/ ingatan, pengertian/ pemahaman, aplikasi/ penggunaan, analisis, dan sintesis, serta evaluasi.
Hasil belajar afektif meliputi penerimaan, sambutan, penghargaan/ apresiasi, internalisasi/ pendalaman, karakterisasi/ penghayatan.
Pengertian strategi Pembelajaran Make A Match
Strategi pembelajaran Make A Match merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan dalam model pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Strategi Make A Match adalah bentuk pengajaran dengan cara mencari pasangan kartu yang telah dimiliki dan pasangan bisa dalam bentuk orang perorang apabila jumlah siswa banyak, kemudian berhadapan untuk saling menjelaskan makna kartu yang dimilikinya (Lukman Nadjamudin,1999). Dalam pembelajaran strategi Make A Match terdapat unsur pencocokan kartu yang dimiliki dengan kartu lain yang sesuai. Strategi Make A Match yang digunakan dengan kartu lain yang sesuai. Strategi Make A Match yang digunakan untuk memperdalam atau review materi yang telah dipelajari melalui latihan-latihan soal yang disajikan dalam kartu-kartu.
Strategi pembelajaran Make A Match dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994, salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep/ topik dalam suasana yang menyenangkan.
Strategi pembelajaran Make A Match memotivasi dan meningkatkan minat belajar siswa dengan cara menugaskan siswa untuk menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya, pemberian penghargaan bagi siswa yang mampu menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu yang ditentukan dan penghargaan bagi kelompok terbaik, menciptakan suasana permainan dalam pembelajaran yang memperpadukan motivasi dan minat belajar yang kuat melalui kerja kelompok dan membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa serta mengembangkan persaingan dengan diri sendiri pula melalui pemberian tugas.
Menurut Larana Curra, dalam Sugiyanto (2007;18-19) langkah-langkah strategi Make A Match adalah sebagai berikut :
Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran Make A Match
PENELITIAN YANG RELEVAN
Penerapan strategi pembelajaran Make A Match dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V B pada mata pelajaran IPA di madrasah ibtidaiyah Sunan Kalijogo Karang Besuki Malang yang ditulis oeh Rina Andriyani pada tahun 2011. dari hasil penelitian dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan aktifitas belajar dan proses pembelajaran kelas V B Madrasah Ibtidaiyah Sunan Kalijogo Karang Besuki, Malang.
KERANGKA BERPIKIR
Gambar 1. Alur Kerangka berpikir
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Melalui strategi pembelajaran Make A match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia bagi siswa kelas V SDN Tanjungrejo 01 Semester I tahun pelajaran 2012/ 2013” dan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA materi alat pencernaan makanan pada manusia dapat menintkat menjadi aktif, kreatif, berminat dan semangat.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo, pada semester I tahun pelajaran 2012/ 2013. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yakni bulan Juni sampai Nopember 2012 dengan jadwal penelitian sebagai berikut :
Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tanjungrejo 01 sebanyak 14 siswa , terdiri dari 8 putra dan 8 siswa putrid Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo
Objek penelitian ini adalah hasil belajar IPA dengan melalui strategi pemelajaran Make a Match.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang nilai hasil belajar siswa dan proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran IPA dengan penerapan strategi Make A Match.
Tabel 1: Data dan Sumber Data :
Data | Sumber Data | Instrumen |
Kegiatan Guru | Guru | Lembar observasi proses pembelajaran |
Kegiatan Siswa | Siswa | Lembar observasi proses pembelajaran |
Nilai Hasil Belajar | Siswa | Post tes/ tes tertulis |
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan, wawancara atau diskusi, dokumen dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini.
Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Data yang diperoleh dari tes dianalisis berdasarkan persentase, sedangkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumen dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui tanggapan siswa dan perubahan tingkah laku siswa dan kegiatan guru dalam pembelajaran setelah menerapkan strategi pembelajaran Make A Match.
Teknik analisis data ini mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun ketentuan yang telah dibuat. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan tahap berikutnya.
Prosedur penelitian
Model penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart ini terdiri dari empat komponen, yaitu: l) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi, (Sutama dan Main Sufanti. 2012: l l).
Gambar : 2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus maka peneliti merencanakan tindakan untuk pembelajaran siklus I. dalam tahap ini antara peneliti dan guru pengamat membahas rancangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi pembelajaran Make A Match dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan pada pembelajaran pra siklus.
Tahap penelitian siklus I:
Rencana
Guru merencanakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan terlebih dahulu menyiapkan perangkat pembelajaran seperti :
Kegiatan guru siklus I
Tindakan
Dalam tahap ini dilaksanakan tindakan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Make A Match pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I yang telah dibuat.
Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pengamat sebagai kolaborator dengan merekam semua kegiatan pembelajaran pada Lembar Observasi Prose Pembelajaran siklus I.
Refleksi
Tahap ini dilakukan refleksi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berbagai hambatan dianalisis untuk dievaluasi dan dikaji antara peneliti, dan guru pengamat untuk menentukan pemecahan masalah atas kekurangan atau kelemahan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Penelitian Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi pada siklusI maka peneliti merencanakan tindakan untuk pembelajaran siklus 2. Dalam tahap ini antara peneliti dan guru pengamat membahas rancangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi pembelajaran Make A Match dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan pada pembelajaran siklus I.
Tahap penelitian siklus II:
Menyusun Silabus Siklus II
Menyusun RPP Siklus II
Menentukan KKM
Tindakan
Dalam tahap ini dilaksanakan tindakan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Make A Match pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II yang telah dibuat.
Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pengamat sebagai kolaborator dengan merekam semua kegiatan pembelajaran pada Lembar Observasi Prose Pembelajaran siklus II.
Refleksi
Tahap ini dilakukan refleksi baik secara kualitatif. Berbagai hambatan dianalisis untuk dievaluasi dan dikaji bersama peneliti, dan guru pengamat untuk menemukan pemecahan masalah atas kekurangan atau kelemahan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Instrumen Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal siswa kelas V SDN Tanjungrejo 01 pada semester I tahun pelajaran 2012/ 2013 sebelum diadakan penelitian, ketika mereka mengikuti pembejaran IPA, mereka sudah beranggapan bahwa pejajaran IPA adalah pelajaran yang sulit, tidka menarik, sulit dipahami, sehingga hal ini selalu berakibat fatal, yang akhirnya hasil belajar siswa rendah. Hal ini terbukti nilai ulangan harian yang diperoleh dari 16 siswa, nilai siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa (56,3 %) dan tidak tuntas belajar 7 siswa (43,7 %), dengan nilai terendah 50, nilai tertinggi 80 dan rata-rata 63,75. Ada pun sebab rendahnya hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pra siklus siswa kelas V SDN Tanjungrejo 01
No | Nama Siswa | Pra Siklus | Tuntas | Blt |
KKM | 65 |
|
| |
1 | Ahmad Faisal | 70 | tuntas |
|
2 | Anita R | 60 |
| Blt |
3 | Dewi Rustini | 50 |
| Blt |
4 | Farhantyo M | 70 | tuntas |
|
5 | Galang Muhammad | 50 |
| Blt |
6 | Novian Dwiningsih | 65 | tuntas |
|
7 | Ratna P | 60 |
| Blt |
8 | Sigit Suprapto | 70 | tuntas |
|
9 | Tera Rosalis | 70 | tuntas |
|
10 | Virnando | 70 | tuntas |
|
11 | Niko Eka P | 50 |
| Blt |
12 | Bima Fajar P | 70 | tuntas |
|
13 | Pepi Widiawati | 80 | tuntas |
|
14 | Salma Yulianti | 55 |
| Blt |
15 | Aldi Tri P | 60 |
| Blt |
16 | Muh Diki N | 70 | tuntas |
|
Nilai Rata-rata | 63,75 |
|
| |
Jumlah Siswa Tuntas Belajar | 9 |
|
| |
Jumlah Siswa Belum Tuntas Belajar | 7 |
|
|
Deskripsi Penelitian Siklus I
Hasil kolaborasi antara guru peneliti dan guru pengamat pada pembelajaran awal (pra siklus) adalah menentukan tindakan perbaikan pembelajaran berikutnya. Disepakati dalam hasil kolaborasi untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan strategi pembelajaran Make A Match.
TABEL 3. Hasil siklus I
No | Nama Siswa | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II |
KKM | 65 | 65 |
| |
1 | Ahmad Faisal | 70 | 80 |
|
2 | Anita R | 60 | 60 | Blt |
3 | Dewi Rustini | 50 | 55 | Blt |
4 | Farhantyo M | 70 | 70 |
|
5 | Galang Muhammad | 50 | 65 |
|
6 | Novian Dwiningsih | 65 | 65 |
|
7 | Ratna P | 60 | 60 | Blt |
8 | Sigit Suprapto | 70 | 85 |
|
9 | Tera Rosalis | 70 | 70 |
|
10 | Virnando | 70 | 70 |
|
11 | Niko Eka P | 50 | 60 | Blt |
12 | Bima Fajar P | 70 | 70 |
|
13 | Pepi Widiawati | 80 | 90 |
|
14 | Salma Yulianti | 55 | 60 | Blt |
15 | Aldi Tri P | 60 | 65 |
|
16 | Muh Diki N | 70 | 75 |
|
Nilai Rata-rata | 63,75 | 68,75 |
| |
Jumlah Siswa Tuntas Belajar | 9 | 11 |
| |
Jumlah Siswa Belum Tuntas Belajar | 7 | 5 | 5 |
Refleksi
Guru peneliti dan guru pengamat berdiskusi utuk merefleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi berupa informasi kelebihan dan kekurangan penerapan shategi Make A Match. Hal tentang kelebihan pelaksanaan shategi Make A Match dipertahankan untuk tetap dilakukan pada pembelajaran berikut. Pada siklus I pembelajaran berlangsung dengan kurang baik. Berikut kekurangan yang muncul pada siklus l
Guru:
Siswa:
Kekurangan tersebut di atas akan diperbaiki pada siklus 2.
Deskripsi Penelitian Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus I, maka peneliti merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran untuk pembelajaran siklus II. Dalam tahap persiapan ini antara peneliti dan guru pengamat membahas rancangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi pembelajaran Make A Match dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan atau kekurangan pada pembelajaran siklus i.
Rencana
Guru merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan terlebih dahulu menyiapkan perangkat pembelajaran seperti:
Tindakan
Pada pembelajaran siklus II mengoptimalkan penerapan shategi pembelajaran Make A Match dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Berikut tindakn perbaikan pembelajaran dengan menerapkan strategi Make A Match pada siklus II:
Refleksi
Tahap ini dilakukan diskusi bersama antara peneliti dan guru pengamat terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II. Hasil pelaksanaan pembelajaran meliputi kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran. Untuk kelebihan pelaksanaan pembelajaran menjadi masukan untuk pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
Berikut hal kelebihan yang diperoleh saat pembelajaran antara lain:
Dari kelebihan dan kekurangan diatas, didapat kesimpulan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil dengan baik.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Tabel 4. Hasil Nilai pada Siklus II
No | Nama Siswa | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II |
KKM | 65 | 65 | 65 | |
1 | Ahmad Faisal | 70 | 80 | 90 |
2 | Anita R | 60 | 60 | 70 |
3 | Dewi Rustini | 50 | 55 | 60 |
4 | Farhantyo M | 70 | 70 | 75 |
5 | Galang Muhammad | 50 | 65 | 70 |
6 | Novian Dwiningsih | 65 | 65 | 70 |
7 | Ratna P | 60 | 60 | 70 |
8 | Sigit Suprapto | 70 | 85 | 90 |
9 | Tera Rosalis | 70 | 70 | 70 |
10 | Virnando | 70 | 70 | 70 |
11 | Niko Eka P | 50 | 60 | 60 |
12 | Bima Fajar P | 70 | 70 | 75 |
13 | Pepi Widiawati | 80 | 90 | 100 |
14 | Salma Yulianti | 55 | 60 | 65 |
15 | Aldi Tri P | 60 | 65 | 70 |
16 | Muh Diki N | 70 | 75 | 80 |
Nilai Rata-rata | 63,75 | 68,75 | 74,06 | |
Jumlah Siswa Tuntas Belajar | 9 | 11 | 14 | |
Jumlah Siswa Belum Tuntas Belajar | 7 | 5 | 2 |
Pada siklus II, penerapan strategi pembelajaran Make A Match sudah cukup baik. Keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat. Siswa mengerjakan tugas individu dan tugas kelompok dengan baik siswa dalam menyelesaikan kegiatan mencari pasangan masih menciptakan suasana gaduh. Kartu soal jawaban dibuat guru cukup jelas dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan huruf yang berwarna. Penerapan strategi pembelajaran sesuai dengan rencana dan berjalan dengan baik. Jadi kesimpulan pada pembelajaran siklus II adalah pemberajaran Make A Match sudah dilaksanakan dengan baik.
Adanya perbaikan tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II memberikan hasil yang baik yaitu meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus I meningkat dari nilai rata-rara 63, 75 menjadi 68,75 atau naik . Pada siklus II dan 68,75 menjadi nilai rata-rata 74,06 atau naik menjadi.
Berikut tabel hasil belajar antar siklus:
Berikut grafik nilai rata-rata hasil belajar antar siklus
Grafi 1. Nilai Rata-rata hasil belajar
Grafik nilai rata-rata hasil belajar antar siklus
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran dengan strategi Make A Match yang dilaksanakan dengan lebih baik, akan memberikan hasil yang lebih baik pula.
KESIMPULAN
simpulan
Pada pembelajaran pra siklus, dari jumlah siswa sebanyak 16, yang tuntas belajar sebanyak 9 siswa (56 %) dengan nilai rata-rata 63,75. Pada pembelajaran siklus I hasil belajar siswa yang tuntas belajar sebanyak 11 siswa (63%) dengan nilai rata-rata 68,75. Sedangkan pada pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa (88%) dengan nilai rata-rata 74,06.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pencernakan makanan pada manusia bagi siswa kelas V SDN Tanjungrejo 01 semester I Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Strategi pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA materi alat pencernakan makanan pada manusia.
Saran
Berdasarkan penelitian, agar pembelajaran lebih meningkat, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
Sekolah hendaknya mengoptimalkan pengadaan berbagai media pembelajaran atau alat
peraga IPA yang menunjang pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa secara lebih nyata. Hal ini juga dapat meningkatkan aktifitas dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hernawan, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
BSNP. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/ MI kelas V. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Harsono dan Sofyan Anif. 2012. Bidang Pengembangan Profesionalisme Guru. Surakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Joko Nurkamto. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Semarang : Departeman Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
LPMP Jawa Tengah. 2006. Jurnal Widyatama , Volume 3 No 1. Maret . Lpmp Jawa Tengah
Main Sufanti. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta : Yuma Pustaka.
Mulyadi, S.K. 2012. Paedogogik Khusus Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar/ MI. Surakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ngalimin Purwanto, 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka
Sutama dan Main Sufanti. 2012. Bidang Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : Bidang Penerbit FKIP-UMS.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Sutarno, Nono. 2007. Materi dan Pembelajaran IPA. Jakarta: Universitas Terbuk
Poerwadarminta, WJS. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Winata Putra Udin S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
BIODATA
Nama : Surati,S.Pd
Nip : 19661106 198806 2 002
Pangkat Golongan : Pembina IV/a
Instansi : SD Negeri Tanjung Rejo 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo