KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, Ni'mat, Ma'unah, Hidayah, Inayah dan Ridha-Nya, buku ajar peserta didik mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas X Madrasah Aliyah Program Reguler dapat tersusun.
Shalawat serta Salam kita haturkan kepada baginda Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW sebagai pelopor peradaban Islam.
Pada Peraturan Menteri Agama RI Nomor ....... tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), ...... Untuk mengembangkan standar isi dalam Kurikulum 2013, sesuai dengan situasi yang ada di masing-masing Madrasah.
Buku ajar peserta didik Sejarah Kebudayaan Islam kelas X Madrasah Aliyah Program Reguler disusun secara metodologis sesuai lima saintifika. Disusun dengan ringkas, singkat, faktual, mudah dipahami, dilengkapi lima saintifikasi, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan . Diharapkan buku ini menjadi mitra belajar yang komprehensif sesuai dengan tuntutan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada kurikulum Kementerian Agama dan fakta sejarah yang telah ada.
Pembahasan tentang mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Program Reguler akan dihamparkan secara mendetail dalam setiap bab. Dengan fakta yang akurat dan bahasa yang sangat lugas. Semoga penyusunan buku ajar ini dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif, komunikatif dan menyenangkan.
Akhirnya, kami menyadari segala kekurangan dan kekhilafan dalam metodologi maupun substansi.Sumbangsih saran, kritik yang konstruktif senantiasa kami harapkan untuk perbaikan penyusunan bahan ajarberikutnya. semoga bermanfaat bagi kita semua amin.
Bandung, Desember 2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar | ||
Daftar Isi | ||
Pedoman Transliterasi | ||
Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar | ||
Semester Ganjil | ||
BAB I | PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM | |
| ||
| ||
BAB II | PERKEMBANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKAH | |
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
BAB III | PERKEMBANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH | |
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
Semester Genap | ||
BAB IV | SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM MASA KHULAFAURRASYIDIN | |
Biografi dan Proses terpilihnya Khulafaurrasyidin | ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
BAB V | STRATEGI DAN SUBSTANSI DAKWAH KHULAFAURRASYIDIN | |
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
| ||
DAFTAR PUSTAKA |
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
No. | Arab | Nama | Indonesia | Kode |
1 | ا | Alif | A | |
2 | ب | ba’ | B | |
3 | ت | ta’ | T | |
4 | ث | tha’ | Th | |
5 | ج | Jim | J | |
6 | ح | ha’ | h} | h, shift+} |
7 | خ | kha’ | Kh | |
8 | د | Dal | D | |
9 | ذ | Dhal | Dh | |
10 | ر | ra’ | R | |
11 | ز | za’ | Z | |
12 | س | Sin | S | |
13 | ش | Shin | Sh | |
14 | ص | Sad | s} | s, shift+} |
15 | ض | Dad | d} | d, shift+} |
16 | ط | ta’ | t} | t, shift+} |
17 | ظ | za’ | z} | z, shift+} |
18 | ع | ‘ayn | ‘ | |
19 | غ | Ghayn | Gh | |
20 | ف | fa’ | F | |
21 | ق | Qaf | Q | |
22 | ك | Kaf | K | |
23 | ل | Lam | L | |
24 | م | Mim | M | |
25 | ن | Nun | N | |
26 | و | Waw | W | |
27 | هـ | ha’ | H | |
28 | ء | Hamzah | ’ | |
29 | ي | ya’ | Y |
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (Monoftong)
Arab | Nama | Indonesia |
ﹷ | Fathah | A |
ﹻ | Kasrah | I |
ﹹ | Dammah | U |
2. Vokal Rangkap (Diftong)
Arab | Nama | Indonesia |
ــَـيْ | fathah dan ya’ | Ay |
ــَـوْ | fathah dan waw | Aw |
3. Vokal Panjang (Mad)
Arab | Nama | Indonesia | Kode |
ــَا | fathah dan alif | Ā | a, shift+> |
ــِـيْ | kasrah dan ya’ | Ī | I, shift+> |
ــُوْ | dammah dan waw | Ū | u, shift+> |
C. Ta’ Marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu:
1. ta' marbutah yang hidup atau berharakat fathah, kasrah, atau dammah ditransliterasikan adalah “ t “.
2. ta' marbutah yang mati atau yang mendapat harakat sukun ditransliterasikan dengan “ h ”.
KI-KD MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
SKI KELAS X SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI INTI | KOMPETENSI DASAR |
|
|
|
|
|
|
|
Menceritakan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah 4.4. Membuat peta konsep mengenai kunci keberhasilan dakwah Rasulullah saw. baik periode Mekah maupun Madinah |
D.2. KELAS X SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI | KOMPETENSI DASAR |
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB I
PERADABAN BANGSA ARAB
SEBELUM ISLAM
.
Amatilah gambar di bawah ini, kemudian berikan tanggapanmu!
Setelah kamu melihat gambar di atas apa yang kamu pikirkan? Isilah kotak di bawah ini dengan pendapat kamu!
Setelah kalian mengamati dan melihat gambar di atas, maka kalian perlu merenungkan pertanyaan berikut:
Untuk memperluas wawasan kalian tentang peradaban bangsa Arab sebelum Islam, coba kamu baca dan pahami hal-hal berikut ini.
Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, maka kebudayaan yang ditimbulkan dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab sudah memiliki peradaban tersendiri. Berikut ini adalah penjelasan tentang agama dan peradaban bangsa Arab sebelum Islam.
Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan meyakini ajaran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, ”hanif”artinya yang benar dan lurus. Karena itu sejak dulu, ajaran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab. Pembauran dan pergaulan dengan bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, ajaran tersebut mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai.
Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari batu, kayu dan ada juga yang dari logam. Menurut Ibnu Kalbi yang menyebabkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang siapa yang meninggalkan kota Mekah harus membawa batu yang diambil dari batu-batu yang ada di tanah Haram Ka’bah. Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan untuk memperlihatkan cinta mereka terhadap kota Mekah. Kemudian di setiap tempat persinggahan, mereka meletakan batu itu dan bertawaf mengelilinginya seperti mengelilingi Ka’bah. Proses ini berlangsung terus menerus dan akhirnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.
Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan Jurhum. Pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah datang ke Mekah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk patung manusia, yang ditempatkan di sisi Ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu. Disamping itu banyak lagi berhala-berhala yang lain seperti al-Latta tempatnya di Thaif, menurut Tsaqif (penduduk Thaif) al-Latta ini adalah berhala yang paling tua. Al-’Uzza tempatnya di Hejaz kedudukannya sesudah Hubal, Manath, tempatnya di dekat kota Madinah Manah ini dimuliakan oleh penduduk Yatsrib.
Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam:
Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara lain:
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banyak penduduk yang hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui, yang mata pencahariannya beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang lain mencari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka yang mendiami daerah subur di sekitar Oase seperti Thaif . di tempat ini mereka menanam buah-buahan dan sayur sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang. Mereka dinamakan Ahlul Hadhar, kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh karena itu, bangsa Arab Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka melakukan perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin.
Di kota Makkah terdapat pusat perdagangan, yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan-bulan tertentu, seperti Zulqo’dah, Zulhijjah dan Muharram. Dalam bidang sosial politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir, yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.
Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu. Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada waktu Negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa Arab belajar banyak ilmu astronomi.
Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela pendiriannya mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu. Moral dan perilaku sangat rusak sehingga mereka disebut kaum jahiliyah ”yang bodoh”, berjudi minum-minuman keras dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku. Yang lebih buruk lagi moralnya adalah adanya suku Arab yang mengubur bayi perempuan mereka secara hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menysahkan orang tua. Oleh karena itu mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Diantara suku yang melakukan perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan itu adalah suku bani Tamim dan suku bani Asad.
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnah dan Zul Majaz. Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya menhinakan seseorang yang tadinya terhormat.
Satu-satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya yaitu Khithabah. Disamping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan bahasa yang indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu mereka mendapat derajat tinggi seperti para penyair.
Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan majelis atau nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar berita dan lain sebagainya. Seperti: Nadi Quraisy dan Darun Nadwah yang berdiri di samping Ka’bah sebagian dari nadwah mereka.
Begitulah seorang ahli sejarah Islam, Ahmad Amin memberi definisi tentang kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun telah diketahui bahwa itu benar. Jadi jahiliyah bukanlah Jahl yang berarti bodoh.
Untuk memulai berdiskusi, maka kalian harus mengikuti arahan berikut ini:
No | Masalah | Hasil diskusi |
1. | Mengapa kita perlu mengetahui peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam? | |
2. | Apa saja bentuk peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam? | |
3. | Mengapa dinamakan zaman Jahiliyah? | |
4. | Bagaimana bentuk-bentuk kejahiliyaan bangsa Quraisy? |
Bandingkan hasil diskusi kalian dengan contoh berikut!
NO | HAL YANG DINILAI | SKOR |
1 | Ketepatan isi fenomena | |
2 | Kepercayaan diri penyaji | |
3 | Keruntutan penyampaian | |
4. | Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati | |
5. | Kreatifitas penyaji |
Kalian sudah belajar banyak tentang peradaban bangsa Quraisy sebelum Islam. Bacalah dengan seksama pernyataan berikut!
Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y=Yakin dan KY= Kurang Yakin
NO | PERNYATAAN | SY | Y | KY |
1. | Saya yakin bahwa tradisi jahiliyah sangat berbahaya dalam kehidupan bermasyarakat. | |||
2. | Saya yakin Islam mampu merubah kebudayaan negatif jahiliyah menjadi kebudayaan Islam | |||
3. | Saya yakin dengan meninggalkan kebudayaan jahiliyah akan menjadi insan yang selamat |
NO | KASUS | PENDAPAT |
1. | Orang yang melakukan tradisi negatif jahiliyah akan tidak selamat | |
2. | Orang yang menjauhi tradisi jahiliyah akan selamat dan sukses | |
3. | Islam pasti mampu mengurangi tradisi jahiliyah moderen |
Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat mengamalkan apa yang telah diketahui. Sekarang saatnya kamu merancang kegitan untuk berlatih mempraktekkan apa yang kalian pelajari dalam kehidupan sehari-hari
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu. Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang kalian akan lakukan.
NO | RENCANA PERILAKU YANG AKAN SAYA LAKUKAN | KENDALA | HASIL MELAKUKAN |
1 | Dilingkungan rumah | Adik yang nakal | |
2 | Di madrasah | Teman yang usil | |
3 | Di masyarakat | Sampah masyarakat | |
4. | Untuk negara | Perundang-undangan | |
5 | Untuk agama | Amar ma'ruf nahi munkar |
Apakah Ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari mendalami peradaban bangsa Arab sebelum Islam? Coba tuliskan lima ibrah/ pelajaran yang dapat diambil dari pembahasan topik di atas!
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan pendapat kamu!
1. Sebutkan tiga nama berhala terkenal yang diyakini bangsa Arab Jahiliyah beserta tempatnya, mengapa ketiga berhala itu terkenal!
2. Jelaskan macam-macam takhayul yang diyakini masyarakat Jahiliyah, kenapa mereka percaya hal itu?
3. Mengapa bangsa Arab sebelum mengenal Islam dikenal sebagai bangsa Jahiliyah ?
4. Mengapa orang –orang Arab sebelum Islam suka hidup berpindah-pindah ?
5. Sebutkan lima bentuk pemujaan Bangsa Arab sebelum datangnya Islam! mengapa mereka memuja benda-benda tersebut?
BAB II
PERKEMBANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW
PERIODE MEKAH
4.1 Menceritakan sosok figur kepemimpinan Rasulullah saw.
4.3 Menceritakan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw. ke Abesiniyah
Setelah kamu melihat gambar di atas apa yang kamu pikirkan? Isilah kotak di bawah ini dengan pendapat kamu!
Hidup ditengah-tengah orang Arab yang gemar memuja berhala tidak membuat Nabi Muhammad SAW ikut-ikutan memuja berhala bahkan beliau membenci berhala-berhala itu dan kepada agama yang dianut oleh sebagian besar bangsa Arab. Hal ini telah disepakati oleh sejarawan Islam bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah memuja berhala, Nabi Muhammad SAW lebih sering mengasingkan diri untuk berfikir tentang penciptaan alam semesta beserta segenap isinya. Gua Hira’ yang berada di bukit Nur (Jabal Nur) adalah tempat dimana beliau berkhalwat dengan khusyu hingga menerima wahyu Allah SWT.
ketika memasuki empat belas tahun usia pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad SAW sering melakukan ibadah diiringi dengan memohon petunjuk kepada Allah SWT, berkhalwat di goa Hira, yaitu goa yang berada di bukit Nur (jabal Nur) yang terletak di dekat Mekah. Berkhalwat ini dilakukan Nabi Muhammad SAW dengan khusuk, kadang sampai beberapa hari beliau baru pulang jika bekal sudah habis. Di sanalah, beliau menghabiskan waktu selama berhari-hari dan bermalam-malam. Pada malam bertepatan dengan malam Jum’at tanggal 17 Ramadhan, yaitu ketika beliau sedang bertafakur di dalam goa Hira dan telah berusia empat puluh tahun, beliau didatangi malaikat Jibril yang seraya berkata kepadanya: “Bacalah!”, ya Muhammad, beliau menjawab: “Saya tidak bisa membaca”. Malaikat Jibril memeluk Nabi Muhammad mengulangi perintah ini untuk kedua kalinya . Dan pada yang ketiga kalinya, nabi Muhammad berkata apa yang harus saya baca, lalu Jibril berkata kepadanya, dengan membawa wahyu pertama dari Allah SWT :
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah;Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam; Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al ‘Alaq : 1– 5).
Nabi Muhammad SAW mengikuti apa yang diucapkan malaikat Jibril denagn baik sampai hafal. Setelah itu, Jibrilpun meninggalkannya, dan Rasulullah sudah tidak kuat lagi berada di goa Hira’. Akhirnya beliau pulang ke rumahnya dengan raut muka yang pucat dan menghampiri istrinya Siti Khadijah. Siti Khadijah merasa heran dan bertanya “apa yang sedang terjadi ?” dengan gemetar sambil berkata: “Selimuti saya!, selimuti saya!”, maka Siti Khadijahpun menyelimutinya, sehingga rasa takutnya sirna. Lalu memberitahu Siti Khadijah tentang apa yang telah diperolehnya di Gua Hira’ dan berkata: “Sungguh saya khawatir terhadap diriku”. Khadijah menanggapinya dan menenangkan serta meyakinkan Nabi Muhammad SAW: “Sekali-kali tidak, demi Allah, Dia tidak akan merendahkan dirimu untuk selamanya, karena sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambungkan tali persaudaraan, menanggung beban kesusahan orang lain, memberi orang yang tak punya, menjamu tamu, dan menolong orang yang menegakkan kebenaran”.
Setelah tenang Siti Khatijah mengajak Nabi Muhammad SAW untuk menemui saudaranya seorang ahli kitab Waraqah bin Naufal. Di depan Waraqah Nabi Muhammad SAW menceriterakan semua yang terjadi, Waraqah bin Naufal dengan penuh perhatian mendengarkan cerita yang disampaikan Nabi Muhammad, kemudian Waraqah membuka kitab Taurat dan Injil serta berkata “demi Tuhan, yang datang itu adalah Malaikat Jibril yang pernah datang pada Nabi Musa, baik-baiklah menjaga diri, tabahkan hatimu wahai Muhammad, kelak engkau akan diangkat menjadi Rasul, jangan takut, tapi gembiralah menerima wahyu itu”.
Setelah Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu yang pertama dari Allah SWT dan juga telah mendapat nasehat dari Waraqah bin Naufal. Beberapa malam Nabi Muhammad SAW telah siap menerima wahyu kembali, tetapi wahyu tersebut tidak kunjung datang. Baru pada malam ke-40 wahyu kedua turun, waktu itu Nabi sedang berjalan-jalan ke suatu tempat. Tiba-tiba mendengar suara : “ya Muhammad, engkau benar utusan Allah”. Nabi merasa takut mendengar suara itu, beliau segera kembali ke rumah menyuruh istrinya Siti Khatijah menyelimuti, suara tadi terdengar lagi dengan jelas dan semakin dekat Jibril mendatanginya sambil duduk di atas kursi antara bumi dan langit, lalu turunlah ayat:
Artinya : “ Hai orang yang berkemul (berselimut); Bangunlah, lalu berilah peringatan!; Dan Tuhanmu agungkanlah!; Dan pakaianmu bersihkanlah; Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.”(QS. Al Mudatsir : 1 – 5).
Setelah menerima dan menghafal wahyu itu, nabi Muhammad SAW menanggalkan selimutnya, rasa takut dan gemetarnyapun hilang. Mulai saat inilah Muhammad telah diangkat oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasul. Tugas baru telah datang, yaitu menyebarkan agama Islam kepada seluruh umat manusia, setelah itu wahyu pun turun terus-menerus dan berkelanjutan. Kepada pamannya Abu Tholib Nabi Muhammad SAW berkeinginan untuk menyampaikan wahyu tersebut tetapi beliau takut kalau kurang mendapat sambutan. Nabi memulai dakwahnya, yang terbagi ke dalam dua fase. Fase pertama secara sembunyi-sembunyi (Sirriyah). Pada fase ini Nabi Muhammad SAW menyeru keluarga dan sahabat dekatnya, Siti Khadijah masuk Islam dan bersaksi atas keesaan Allah dan kenabian suaminya yang mulia. Sehingga, ia adalah orang yang pertama kali masuk Islam.
Kemudian, sebagai balas budi pada pamannya, Abu Thalib yang mengasuh dan menjaganya sejak kepergian ibunda dan kakeknya, Rasulullah memilih Ali dari sekian banyak putranya itu, untuk dididik di sisinya dan ditanggung nafkahnya. Dalam kondisi seperti ini, hati Alipun terbuka dan akhirnya masuk Islam. Setelah itu, barulah Zaid bin Haritsah, seorang budak yang telah dimerdekakan oleh Siti Khadijah menyusul masuk Islam. Rasulullah juga bercerita kepada teman akrabnya, Abu Bakar, maka iapun beriman dan membenarkannya, tanpa ada keraguan kemudian Abu Bakar mengajak teman seperdagangannya mereka menyambut dengan baik, di antar mereka yang kemudian masuk Islam adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah dan Al-Arqam bin Abil Arqam
Fase kedua secara terang-terangan (jahriyah) setelah Allah SWT menurunkan firmanya;
Artinya “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat." QS As-Syu’ara 214.
Nabi menyeru bani Abdul Muthalib sesudah mereka berkumpul berkatalah Nabi ; “menurut yang saya ketahui belum pernah seorang pemuda membawa sesuatu untuk kaumnya yang lebih utama dari apa yang saya bawa untuk kamu. Saya bawa untuk kamu segala kebaikan dunia dan akherat.”
Perkataan Nabi Muhammad SAW ini disambut dan dibenarkan oleh sebagian dari mereka yang hadir, tetapi ada juga sebagian yang mendustakannya, Abu Lahab pamannya sangat mendustakan demikian juga istrinya. Abu Lahab berkata; “Celakalah engkau ! apa untuk inikah kami engkau panggil ?. sehubungan dengan tindakan Abu Lahab ini Allah SWT menurunkan firman-Nya :
Artinya :” Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! ), Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” QS Al-Lahab 1-5
Kedua fase tersebut dikenal dengan berdakwah secara sembunyi-sembunyi (sirriyah) yang beliau lakukan selama tiga tahun. Dikatakan secara sembunyi-sembunyi disini, mengingat tempat para sahabat, pengikutnya, dan orang-orang yang mereka ajak masuk Islam tersebut bersifat sangat rahasia. Ketika itu Nabi Muhammad SAW mendapat pengikut sekitar 30 orang, mereka mendapat sebutan “Assabiqunal Awwalun” artinya orang yang pertama kali masuk Islam. Sudah banyak yang beriman kepada Rasulullah SAW, namun mereka masih menyembunyikan keislaman mereka. Karena jika satu saja urusan mereka terungkap, maka ia akan menghadapi berbagai siksaan keras dari kaum kafir Quraisy hingga ia murtad (keluar) dari agama Islam.
Selama lebih kurang tiga tahun Nabi Muhammad SAW berdakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi, lalu Allah SWT menurunkan firman-Nya:
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. (QS. Al Hijr : 94)
Ayat ini menandai dimulainya dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan (secara umum) menyeru ke segenap lapisan manusia kepada agama Islam secara terang-terangan, baik dari golongan bangSAWan maupun lapisan hamba sahaya begitu juga kaum kerabat beliau sendiri atau orang-orang yang jauh. Pada suatu hari, Rasulullah berdiri di atas bukit Shafa memanggil suku Quraisy, hingga orang-orangpun mengerumuninya. Di antara mereka, terdapat pamannya, Abu Lahab, seorang tokoh Quraisy yang paling memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Tatkala orang-orang telah berkumpul, beliau bersabda: “Bagaimana pendapat kalian, seandainya saya memberitahu kalian bahwa di balik gunung ini ada musuh yang menanti kalian, apakah kalian mempercayai saya?”, mereka menjawab: “Yang terlintas di hati kami tentang anda adalah kejujuran dan amanah”, beliau lalu bersabda: “Saya adalah orang yang memberi peringatan kepada kalian bahwa di hadapan kalian ada siksa yang maha berat”. Kemudian Rasulullah SAW mengajak mereka untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala yang selama ini mereka sembah. Abu Lahab langsung keluar dari kerumunan orang-orang dan berkata: “Celakalah kamu!, apakah karena ini kamu mengumpulkan kami?”.
Nabi Muhammad SAW tetap melanjutkan dakwah dan memulai secara terang-terangan di tempat-tempat mereka berkumpul, mengajak mereka masuk agama Islam, bahkan beliau melakukan shalat di sisi Ka’bah. Orang – orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, sementara itu, penyiksaan orang-orang kafir terhadap kaum muslimin mereka lakukan pertama sekali mereka halangi hamba sahaya dan orang-orang lemah, sebagaimana yang dialami Yasir dan puteranya ‘Ammar serta istrinya Sumaiyah. Yasir yang akhirnya mati syahid, sedangkan istrinya Sumaiyah wafat karena ditikam tombak Abu Jahal, bahkan Sumaiyah adalah wanita pertama dalam Islam yang mati syahid disebabkan oleh penyiksaan.
Begitu pula siksaan yang ditimpakan Umayyah bin Khalaf dan Abu Jahal kepada Bilal bin Rabah, Khabab Ibnul Aris dan yang lainnya. Sebelumnya, Bilal masuk Islam melalui perantara Abu Bakar. Suatu ketika Umayyah mengetahuinya, lalu ia pun menimpakan berbagai macam siksaan agar Bilal mau meninggalkan Islam. Namun, Bilal menolak dan tetap berpegang teguh pada agama Islam. Lalu Umayyah membawa Bilal keluar kota Mekah dalam keadaan terikat rantai. Setelah tubuhnya ditelentangkan di atas padang pasir yang membara, diletakkan batu besar di atas dadanya, untuk kemudian Umayyah beserta para pengikutnya menghujaninya dengan cambukan. Sungguh suatu penyiksaan yang diluar batas peri kemanusiaan dan kerahiman. Namun, Bilal berkali-kali hanya mengucapkan Ahad, Ahad, (Yang Maha Esa), hingga akhirnya Abu Bakar melihatnya. Dengan seketika itu, Abu Bakar membelinya dari Umayyah dan memerdekakannya di jalan Allah.
Dari serangkaian siksaan yang mendera kaum muslimin ini, Rasulullah melarang kaum muslimin mengumumkan keIslaman mereka, sebagaimana yang beliau lakukan ketika berkumpul bersama mereka dengan cara diam-diam. Karena seandainya beliau berkumpul bersama mereka secara terang-terangan, maka kaum musyrikin pasti menghalangi beliau dalam menyampaikan pengajaran dan petunjuk kepada kaum muslimin. Bahkan hal ini bisa jadi akan mendatangkan bentrokan di antara dua kelompok.
Dan sudah diketahui, bahwa bentrokan ini bisa mengakibatkan kehancuran dan kebinasan kaum muslimin, mengingat sedikitnya jumlah mereka. Oleh karenanya, hikmah yang paling nyata disini adalah mereka harus masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Lain halnya dengan Rasulullah beliau tetap berdakwah dan beribadah secara terang-terangan di hadapan orang-orang musyrik, sekalipun beliau menerima siksaan dari kaum kafir Quraisy. Ada beberapa Faktor yang mendorong kaum Quraisy menentang seruan Islam yaitu :
Artinya;” …… Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. …… (QS Al-Hujurat; 13)
Dengan adanya siksaan demi siksaan yang terus menerus dilakukan kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin, terutama kaum muslimin yang tergolong lemah secara ekonomi. Mereka sangat menderita, karena penderitaan mereka inilah maka Rasulullah meminta para sahabatnya untuk hijrah ke Habsyi demi menyelamatkan agama mereka di sisi raja Najasyi, Rasulullah SAW tahu bahwa Raja Habsyi sangat adil dan tak pernah berbuat aniaya pada sesama manusia, kaum muslimin akan aman disana, terutama keamanan sebagian besar kaum muslimin yang mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari kaum kafir Quraisy. Dan peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun kelima dari masa kenabian.
Hijrah ke Habsyi dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke tujuh kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga keseluruhannya berjumlah 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Di antara mereka terdapat Utsman bin Affan beserta isterinya, Ruqayah binti Muhammad, Zubeir bin Awwan, Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abu Tholib sebagai pemimpin rombongan dan lain-lain. Orang-orang ini mendapat sambutan yang baik dan penghormatan dari Raja Najasyi. Namun orang-orang Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habsyi. Maka mereka mengirim utusan dipimpin Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amr bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan memintanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada mereka. Mereka mengatakan kepada raja bahwa kaum muslimin menjelek-jelekkan Isa dan ibundanya. Tatkala raja Najasyi menanyakan hal tersebut kepada kaum muslimin, dan merekapun menjelaskan pandangan Islam tentang Isa dengan sebenar-benarnya, maka raja mengamankan mereka dan menolak untuk menyerahkan mereka kepada orang-orang Quraisy.
Tidak hanya itu kaum Quraisy juga melakukan pemboikotan atau pengucilan terhadap kaum muslimin dari pergaulan dengan masyarakat Mekah, yang digantungkan di dinding Ka’bah, berisi antara lain :
Masih dalam tahun yang sama, di Bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW pergi ke Mekah. Di sana telah berkumpul sekelompok besar kaum kafir Quraisy, lalu beliau berdiri di antara mereka. Namun tiba-tiba beliau membaca surat an-Najm, padahal orang-orang kafir belum pernah mendengarkan kalam Allah, mengingat sebelumnya mereka selalu berwasiat agar tidak mendengar ucapan Rasulullah sedikitpun. Ketika beliau mengejutkan mereka dengan surat ini, dan mengetuk telinga mereka dengan kalam Allah SWT yang sangat menarik ini satu persatu dari mereka tetap ditempatnya mendengarkan kalam Ilahi tersebut. Di hati mereka tidak terlintas apapun selain kalam Ilahi ini, sampai ketika beliau membaca ayat:
Artinya : “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).
(QS. An Najm : 62)
Kemudian merekapun bersujud. Setiap orang tidak dapat menguasai dirinya untuk tidak bersujud. Dari kejadian ini, maka kaum kafir Quraisy yang tidak menyaksikan peristiwa tersebut mencele atas perbuatan mereka. Ketika itu, mereka mendustakan atas apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah dan berkata bahwa Rasulullah telah memuji berhala-berhala mereka. Mereka juga berkata bahwa syafaat berhala-berhala tersebut sangat diharapkan. Mereka melakukan kebohongan besar ini sebagai alasan dari tindakan atas bersujud sebahagian dari mereka.
Disaat Nabi Muhammad SAW melaksanakan dakwah Islam kepada kaum kafir Quraisy yang menentang dengan keras dakwah beliau, ada dua tokoh terkemuka Quraisy yang masuk Islam, mereka adalah Hamzah bin Abdul Mutholib dan Umar bin Khathab. Dengan masuknya kedua tokoh terkemuka Quraisy ini merupakan menambah kekuatan bagi kaum muslimin dan harapan akanadanya kemenangan. Umar bin Khathab telah dijuluki oleh Rasulullah dengan al-Faruq, karena Allah telah memisahkan antara yang haq dan yang bathil. Beberapa hari setelah keIslamannya Umar bin Khathab berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, bukankah kita di atas kebenaran?” Beliau mejawab: “Memang demikian’. Umar berkata: “Kalau begitu untuk apa kita bersembunyi dan menutup diri?” Setelah itu, Rasulullah bersama kaum muslimin yang ada di Darul Arqom membentuk dua barisan. Satu barisan dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib dan barisan lainnya dipimpinn Umar bin Khattab bergerak menuju jalan-jalan di kota Mekah dalam gerakan yang menggambarkan kekuatan dalam perjalanan dakwah, dan sekaligus memulai dakwah secara terang-terangan.
Kaum kafir Quraisy terus berusaha memerangi dakwah ini dengan berbagai macam cara; menyiksa, menganiaya, mengintimidasi, dan membujuk. Namun, semua itu tidak menghasilkan apapun, selain justru menambah keteguhan mereka terhadap agama Islam dan menambah jumlah orang-orang yang beriman. Inilah pemikiran kaum kafir Quraisy untuk memunculkan cara baru, yaitu menulis sebuah lembaran (perjanjian) yang ditanda tangani oleh mereka semua, dan digantung di Ka’bah untuk mengembargo kaum muslimin dan Bani Hasyim. Embargo ini berlaku di semua aspek; tidak boleh terjadi transaksi jual beli, pernikahan, tolong-menolong, dan bergaul dengan mereka. Kaum muslimin terpaksa keluar dari kota Mekah menuju ke salah satu celah gunung di Mekah yang bernama celah gunung Abu Thalib. Di sana kaum muslimin sangat menderita, mereka merasakan kelaparan dan berbagai macam kesulitan. Orang-orang yang mampu di antara mereka menyumbang sebagian harta mereka, bahkan Khadijah menyumbang semua hartanya. Wabah penyakit melanda mereka yang menyebabkan kematian sebagian mereka. Namun demikian, mereka dapat bertahan dan bersabar, tidak ada seorangpun dari mereka yang mundur. Embargo ini terus berlangsung selama tiga tahun.
Kemudian sekelompok pembesar Quraisy yang memiliki hubungan kekerabatan dengan beberapa orang Bani Hasyim berusaha mencabut isi lembaran di atas, dan mengumumkan pada khalayak ramai. Ketika mengeluarkan lembaran, mereka menemukannya telah termakan oleh rayap, tidak ada yang tersisa kecuali satu sisi kecil yang diatasnya tertulis lafadz bismika allahumma (dengan menyebut nama-Mu, ya Allah). Akhirnya, krisispun sirna dan kaum muslimin beserta Bani Hasyim kembali ke kota Mekah. Namun kaum kafir Quraisy tetap pada sikap mereka yang kejam dan bengis dalam memerangi kaum muslimin.
Setelah umat Islam , keluarga bani Hasyim dan bani Mutholib terbebas dari pemboikotan dan pengasingan dan Nabi Muhammad SAW telah melakukan dakwah lebih kurang 10 tahun. Selang beberapa bulan kemudian, dua orang pelindung Rasulullah, Siti Khadijah binti Khuwalid dan Abu Tholib bin Abdul Mutholib wafat. dua orang yang menjadi tulang punggung dalam melaksanakan tugasnya menyiarkan agama Islam, Abu Tholib menjadi perisai yang melindungi dan memelihara Nabi Muhammad SAW dengan segala kekuatan dan ketabahan hati yang dimilikinya. Penyakit keras telah menjulur ke seluruh tubuh Abu Thalib, dan ia tidak dapat meninggalkan tempat tidur. Tak lama kemudian ia menderita sakaratul maut. Ketika itu Rasulullah berada di sisi kepalanya mengharap agar ia mau mengucapkan kalimat la ilaha illallah sebelum kematiannya.
Namun teman-teman buruknya yang juga berada di sisinya, termasuk tokoh mereka Abu Jahal, mencegahnya dengan berkata kepadanya: “Jangan tinggalkan agama leluhurmu”. Akhirnya iapun meninggal dalam keadaan musyrik. Maka kesedihan Rasulullah SAW atasnya semakin berlipat ganda karena beliau telah ditinggalkannya sebelum pamannya memeluk agama Islam. Namun pantas untuk dicatat saat Abu Tholib sakaratul maut beliau mengucap “ aku telah yakin bahwa agama Muhammad adalah agama yang paling baik “ beberapa ahli sejarah mengambil kesimpulan bahwa Abu Tholib bin Abdul Mutholib telah menganut agama Islam dengan tidak memperlihatkan secara terus terang.
Siti Khadijah binti Khuwalid isteri Nabi Muhammad SAW wafat dalam usia 65 tahun. Selama 25 tahun Siti Khadijah menemani Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah sosok isteri yang setia, orang yang mula pertama mengikuti ajaran Rasulullah, telang menyokong perjuangan dakwah Islamiyah dengan segenap jiwa, raga dan harta, dan selalu memberikan kesejahteraan serta ketenteraman pada diri Nabi Muhammad SAW. menjadi mendamping dan pendukung misi dakwah Rasulullah, sehingga Rasulullah semakin merasakan duka yang sangat pedih. Sementara itu cobaan yang ditimpakan oleh kaumnya kepada beliau setelah kematian Abu Thalib dan isterinya, Khadijah, justru semakin berat. Dengan meningglnya dua orang ini kaum Quraisy semakin menekan Nabi Muhammad SAW dengan menyakitinya secara fisik, menghina dan melecehkan Rasulullah. Abu Lahab, Hakim bin Ash dan Utbah bin Muit selalu melempari kotoran dan najis di jalanan menuju rumah dan ke halaman rumah Nabi Muhammad SAW, bahkan isteri Abu Lahab selalu meletakan duri atau pecahan-pecahan di muka pintu Rasulullah SAW.
Sepeninggal Abu Tholib dan Siti Khadijah, puncak dari sikap permusuhan kaum Quraisy semakin keras. Dalam kondisi ini timbul keinginan dari Nabi Muhammad SAW untuk berlindung ke Thaif negeri yang terkenal berhawa sejuk dan keramahan penduduknya terhadap tamu yang datang.Dengan harapan masyarakat Thaif berkenan mendengan dakwah Islam. Dan perjalanan ke Thaif ini sebenarnya tidaklah mudah, mengingat sulitnya medan yang dilalui disebabkan gunung-gunung yang tinggi yang mengelilinginya. Akhirnya Beliau sampai di Thaif bersama Zaid bin Tsabit. Akan tetapi, setiap kesulitan itu menjadi mudah bila berada di jalan Allah. Selama sepuluh hari tinggal di Thaif Nabi menyampaikan seruan tauhid meskipun ada yang mau menerima dakwah Islam, akan tetapi penduduk Thaif justru banyak yang menolak beliau dengan penolakan yang lebih buruk.
Mereka menyuruh anak-anak kecil untuk melempari beliau dengan batu, sehingga kedua tumit beliau berdarah. Akhirnya, beliau kembali melalui jalan semula menuju Mekah dalam keadaan sedih dan susah. Lalu Jibril bersama malaikat gunung menghampirinya. Jibril memanggil beliau dan berkata: “Sesungguhnya Allah telah mengutus kepadamu malaikat gunung untuk kamu suruh sesuai keinginanmu”. Setelah itu malaikat gunung berkata: “Hai Muhammad, jika kamu mau, aku akan meruntuhkan kedua benda keras ini (maksudnya, dua gunung yang mengelilingi Mekah) di atas mereka”. Nabi menjawab: “Justru saya mengharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka, orang yang mau menyembah Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya”.
Diantara beberapa debat yang dilancarkan kaum musyrikin terhadap Rasulullah adalah mereka menuntut beberapa mukjizat tertentu darinya dengan tujuan menundukkan beliau, dan hal ini terjadi berulang kali. Pernah suatu kali, mereka meminta agar beliau dapat membelah bulan menjadi dua, lalu beliau memohon kepada Allah, untuk kemudian memperlihatkan kepada mereka. Kaum Quraisy menyaksikan mukjizat ini untuk waktu yang lama, tapi mereka tetap saja tidak beriman. Bahkan, mereka mengatakan: “Muhammad telah bermain sihir di hadapan kami”. Lalu seseorang berkata: “Kalaupun toh Muhammad mampu menyihir kalian, namun ia tidak akan mampu menyihir semua orang. Oleh karena itu, mari kita tunggu orang-orang yang sedang bepergian”. Tak lama kemudian, orang-orang yang sedang bepergian itu datang dan kaum Quraisy menanyai mereka. Lalu mereka pun menjawab: “Benar kami telah melihatnya”. Namun demikian kaum Quraisy tetap saja pada kekafiran mereka. Peristiwa terbelahnya bulan ini, seakan-akan sebagai pembuka bagi sesuatu yang lebih besar darinya, yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj.
Kata “Isra” berasal dari bahasa Arab yang berarti perjalanan malam, sedangkan menurut istilah Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil ‘Aqsha atau Baitul Maqdis di Palestina. Mi’raj berarti naik atau menuju keatas, menurut istilah Mi’raj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjidil ‘Aqsha menuju ke al Arsy (Sidrotul Munthaha) untuk menghadap Allah SWT. Isra’ Mi’raj adalah pertolongan dari Allah SWT untuk Nabi yang mulia ini. Pada malam kedua puluh tujuh Rajab dari tahun kesepuluh masa kenabian, ketika Rasulullah tertidur, tiba-tiba Jibril mendatangi beliau dengan membawa Buraq, yang dapat berlari kencang laksana kilat, lalu Jibril menaikkan beliau di atas Buraq ini yang kemudian dari sana beliau dinaikkan ke langit dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang agung. Allah SWT menceriterakan peristiwa ini dalam firman-Nya :
Artinya: ”Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya ) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
QS Al-Isra’ ; 1
Perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril yang pertama menuju Masjidil Aqsha di Palestina, selama perjalanan mereka singgah di lima tempat :
Di setiap persinggahan Nabi Muhammad SAW selalu melakukan shalat dua rakaat. Nabi Muhammad SAW juga disuguhi dua buah gelas yang berisi susu dan arak, Nabi Muhammad SAW mengambil sebuah gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan umatnya.
Setelah menjadi imam shalat Rasulullah SAW bersama Malaikat Jibril menuju Sidratul munthaha untuk menghadap Allah SWT. Dalam perjalanan menuju sidrotul munthaha Nabi Muhammad SAW dan Malikat Jibril singgah di tujuh lapis langit yaitu :
Setelah melewati ke tujuh lapis langit tersebut Rasulullah SAW diajak ke Baitul Makmur tempat para malaikat melaksanakan thawaf. Kemudian Rasulullah SAW naik menuju sidratul munthaha dan dalam perjalanan ini malaikat Jibril tidak ikut serta.
Kemudian Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Allah SWT, dalam pertemuan tersebut Allha SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan shalat sebanyak lima puluh waktu. Ketika hendak turun nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi Musa AS dan diceriterakanlah apa yang telah diperintahkan Allha SWT kepada Nabi Muhammad SAW, nabi Musa menyuruh Rasulullah SAW untuk kembali menghadap Allah SWT untuk memohon keringanan perintah shalat, Allah SWT memberi keringanan kepada nabi Muhammad SAW menjadi lima waktu untuk setiap harinya. Dan Allah SWT menjanjikan pahala yang sama bagi umat nabi Muhammad SAW seperti melaksanakan shalat 50 waktu.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW dalam waktu singkat telah tersebar luas kabarnya di masyarakat Mekah. Mengenai peristiwa itu kaum kafir Quraisy semakin membenci serta mengejek dan mencemooh Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal menantang kepada Nabi Muhammad SAW untuk menceriterakan peristiwa itu kepada masyarakat Mekah, setelah masyarakat Mekah berkumpul maka Nabi Muhammad SAW menceriterakan peristiwa itu dengan rinci dan tiada yang terlewati. Mendengar cerita Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam yang masih lemah imannya banyak yang menjadi murtad tetapi bagi yang kuat imannya tetap tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu, sebab mereka telah yakin tentang kebenaran Nabi Muhammad SAW.
Cerita lain dari peristiwa ini terhadap apa yang dilakukan Abu Bakar Ash Shidiq, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain, setelah ia datangi orang-orang yang masih ragu dengan peristiwa Isra’ Mi’raj, ia mendatangi Rasulullah SAW dan meminta penjelasan langsung dari beliau. Setelah mendengar sendiri dari Rasulullah SAW Abu Bakar Ash Shidiq langsung menerimanya, oleh sebab itu Nabi Muhammad SAW memanggilnya dengan sebutan ”Ash-Shidiq”.
Nabi Muhammad SAW melihat orang yang gagah perkasa, orang itu menengok dan melihat ke kirimerasa sedih dan menangis tersedu sedu, tetapi bila menengok dan melihat ke kanan dia berseri seri gembira dan tersenyum senyum. Nabi bertanya : "Siapakah orang itu, ya Jibril?”, jawab Jibril :”Ya Rasulullah dia itu bapakmu yang pertama yaitu nabi Adam AS. Bila beliau melihat ke kiri sedih, karena melihat anak cucunya di dunia berbuat jahat dan dosa. Sebaliknya, bila menengok ke kanan merasa gembira, karena melihat anak cucunya di dunia yang berbuat baik dan beramal shaleh”.
Ada banyak hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj yaitu sebagai berikut :
Ada perbedaan yang mendasar kerasulan Muhammad SAW dengan Rasul-rasul Allah SWT yang lain diantaranya :
Sesuai dengan kondisi masyarakat Arab pada saat itu dan juga perintah dari Allah SWT, maka Nabi Muhammad SAWdalam berdakwah menggunakan taktik dan strategi melalui tahapan sebagaiberikut :
Pada permulaan da’wahnya Rasulullah SAW mempergunakan sistem sembunyi-sembunyi, sebab ketika itu pengikutnya baru beberapa orang, sedang keimanan dan keislaman mereka baru dalam tahap permulaan atau tahap dasar.
Materi da’wah baru dalam tahap dasar pula dalam bidang akidah dan akhlaq meliputi : Meng-Esakan Allah, mensucikan dan membersihkan jiwa dan hati, menguatkan persatuan dan meleburkan kepentingan jamaah. Kepada musuh-musuh Islam Rosulullah menghindari dari permusuhan dan pertentangan fisik.
Tahap sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama tiga tahun semenjak ke-Rasulan Muhammad. Pengikutnya baru beberapa kaum kerabat Rasulullah, pemuka-pemuka Quraisy, dan beberapa orang bekas hamba sahaya yang dimerdekakan. Semuanya berjumlah 40 orang laki-laki dan wanita.
Merekalah yang menjadi tulang punggung penegak Islam, sebagai pelopor dan penganjur Islam yang disebut ”As Sabiqunal Awwalun.”
Pada tahun kempat setelah turun wahyu pertama Rosulullah mulai menyampaikan da’wahnya secara terang-terangan. Tahap ini dimulai setelah turun wahyu yang memerintahkan untuk berda’wah secara terang-terangan dan menyatakan kebenaran ajaran Islam, serta meninggalkan kemusyrikan, yaitu penyembahan berhala.
Artinya : ”Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepada-mu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”(QS. Al Hijr : 94)
Setelah wahyu itu turun Rasulullah SAW mengundang semua golongan kaum Quraisy untuk mendengarkan da’wahnya di tengah padang di kaki bukit Safa. Tiap kaum dari suku Quraisy hadir beserta tokoh-tokohnya termasuk Abu Lahab paman Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW mengajak memasuki agama Allah dan meninggalkan agama berhala. Mendengar ajakan ini maka kaum Quraisy bersikap sinis dan bahkan mencemoohkan Rosulullah dengan ucapan-ucapan keji. Pada saat lain di suatu pertemuan keluarga Bani Hasyim Rasulullah SAW menunjukkan tentang kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Rosulullah kembali dicemooh oleh Abu Lahab, dan hanya Ali bin Abi Thalib yang bersedia menolong Rasulullah.
Sejak saat itulah timbul rasa kurang senang dan benci dalam hati kaum Quraisy kepada Rasulullah SAW dan mulailah mereka berusaha untuk menghalangi dan merintangi da’wah Rasulullah SAW. Tahap berdakwah secara terang-terangan ini berlangsung terus selama ke-Rasulan Muhammad sampai wafatnya, sehingga Islam berkembang luas di seluruh jazirah Arab dan negeri-negeri sekitarnya.
Sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul ia sangat dicintai kaumnya karena kejujuran dan kehalusan budi pekertinya. Akan tetapi setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul dan menyeru kepada mereka agama Allah beliaupun dibenci dan dimusuhi kaum Quraisy.
Tindakan-tindakan kaum Quraisy yang menghambat dan menghalangi da’wah Nabi Muhammad SAW itu antara lain :
Di antara hal-hal yang menyebabkan kaum Quraisy menghalangi da’wah Rosulullah adalah sebagai berikut :
Hal-hal di atas itulah yang menjadikan kaum Quraisy berusaha sekuat tenaga dengan berbagai cara untuk menghentikan kegiatan da’wah Muhammad.
Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa pada periode permulaan di Mekah telah beriman sekitar 40 orang dari penduduk Mekah yang mula-mula beriman yaitu sebagai berikut :
Wahyu yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW menjadi penggerak untuk menegakkan kebudayaan Islam. Ayat 1-5 Surat Al Alaq mendorong muslimin menuntut ilmu pengetahuan dan dengan ilmu pengetahuan itu mereka mempelajari dan mendalami ajaran-ajaran Islam mengenai aqidah, syariah dan akhlak.Dan dari keindahan ushub dan bahasa serta isi dari ayat-ayat Al Qur’an inilah, maka bangsa Arab sangat tertarik dan terpesona, sehingga seorang demi seorang menyatakan diri mengikuti ajaran Islam.
Pada periode Mekah pertumbuhan Islam baru dalam tahap pengumpulan pengikut dan pemantapan aqidah dan akhlaq kaum muslim. Perluasan daerah kekuasaan Islam belum dapat dilaksanakan. Pada periode ini justru Rosulullah menghindar diri dari permusuhan dan pertentangan dengan kaum Quraisy.
Untuk memulai berdiskusi, maka kalian harus mengikuti arahan berikut ini:
No | Masalah | Hasil diskusi |
1. | Mengapa kita perlu mengetahui Kelahiran Nabi Muhammad SAW ? | |
2. | Apa saja bentuk Kejadian Luar Biasa? | |
3. | Bagaimana Nabi Muhammad SAW dalam Asuhan Ibunda, Kakek serta Pamannya? | |
4. | Bagaimana Muhammad Diutus Sebagai Nabi dan Rasul? |
Bandingkan hasil diskusi kalian dengan contoh berikut!
NO | HAL YANG DINILAI | SKOR | |
1 | Ketepatan isi fenomena | ||
2 | Kepercayaan diri penyaji | ||
3 | Keruntutan penyampaian | ||
4. | Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati | ||
5. | Kreatifitas penyaji |
Kalian sudah belajar banyak tentang sejarah dakwah Rasulullah SAW pada periode Islam di Mekah. Bacalah dengan seksama pernyataan berikut!
Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y=Yakin dan KY= Kurang Yakin
NO | PERNYATAAN | SY | Y | KY |
1. | Saya yakin bahwa pertolongan Allah akan datang bagi orang yang menegakkan agama Allah. | |||
2. | Saya yakin bahwa Islam akan semakin jaya dengan adanya para dai-dai yang handal. | |||
3. | Saya yakin bahwa dalam dakwah pasti ada kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatannya. |
NO | KASUS | PENDAPAT |
1. | Orang yang melakukan dakwah karena Allah akan ditolong oleh Allah. | |
2. | Orang yang berdakwah harus menentukan strategi dakwah yang sesuai dengan keadaan medan dakwah. | |
3. | Dalam berdakwah pasti akan menghadapi kesulitan-kesulitan. |
Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat mengamalkan apa yang telah diketahui. Sekarang saatnya kamu merancang kegitan untuk berlatih mempraktekkan apa yang kalian pelajari dalam kehidupan sehari-hari
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu. Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang kalian akan lakukan.
NO | RENCANA PERILAKU YANG AKAN SAYA LAKUKAN | KENDALA | HASIL MELAKUKAN |
1 | Dilingkungan rumah | Rumah yang kotor | |
2 | Di madrasah | Teman yang malas | |
3 | Di masyarakat | Penerimaan masyarakat | |
4. | Untuk negara | Perijinan | |
5 | Untuk agama |
Tuliskan Ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad SAW periode Mekah dalam buku tulis kalian!
Sebelum kita mempelajari tentang perkembangan Islam pada masa Rasulullah SAW, maka terlebih dahulu kita membahas tentang kondisi masyarakat Mekah sebelum dan sesudah Islam datang.
Perkembangan dakwah Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW. melakukan dakwah dengan cara sembuyi-sembuyi. Sasaran awal dakwah Nabi Muhammad adalah keluarga dan sahabat dekatnya. Keluarga dekat Nabi Muhammad. Adapun orang-orang yang pertama kali masuk Islam adalah: a) Siti Khadijah, istri Nabi b) Abu Bakar, sahabat dekat Nabi c) Ali bin Abi Thalib, anak paman Nabi d) Bilal bin Rabah, dari golongan budak.
Sesudah tiga tahun berdakwah secara sembuyi-sembunyi, kemudian turunlah wahyu yang memerintahkan Nabi agar berdakwah secara terang-terangan, yaitu surat Al-Hijr ayat 94 . Dakwah secara terang-terangan dilakukan pertama kali oleh Nabi Muhammad di Bukit Shafa. Saat itu Nabi mengajak orang-orang kafir quraisy untuk menyembah Allah serta meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Nabi juga meminta kepada keluarganya agar membantu dan menjaga Islam.
Reaksi Masyarakat Makkah terhadap kedatangan Islam, antara lain :
Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar !
BAB III
PERKEMBANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH
Setelah kamu melihat gambar di atas apa yang kamu pikirkan? Isilah kotak di bawah ini dengan pendapat kamu!
Peta Konsep
Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan dakwah di Mekah selama lebih kurang 13 tahun, akan tetapi yang beriman di antara mereka hanya beberapa saja, mereka masih tetap pada kemusrikannya dan selalu mengganggu jalannya dakwah Islam dengan beragam cara, bahkan mereka juga berusaha untuk membunuh Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya. Kota Mekah tempat dimana Nabi Muhammad SAW dilahirkan, tidak memberikan harapan bagi dakwah Islam. Beberapa tempat pernah dicoba untuk berhijrah, dan ternyata Yatsrib (Madinah) merupakan alternatif yang paling baik untuk dijadikan pusat kegiatan dakwah Islam.
Nabi Muhammad SAW tiba di kota Yatsrib pada tanggal 16 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan 2 Juli 622 M. Sebelum memasuki kota Yatsrib, beliau singgah di desa Quba’ selama empat hari dan mendirikan Masjid diatas tanah milik Khultsum bin Hamdan, keturunan keluarga Bani Amr bin Auf dari golongan Aus, yang sekarang masjid itu dikenal dengan masjid Quba’ dalam al-Qur’an disebut juga masjid Taqwa dan merupakan masjid pertama yang didirikan Nabi Muhammad SAW. Setelah Nabi Muhammad SAW memasuki kota Yatsrib maka kota Yatsrib diubah namanya dengan “al Madinah al Munawarah”, artinya kota yang bercahaya atau lebih dikenal dengan sebutan Madinah.
Di kota Madinah terdapat dua golongan masyarakat dari bangsa yang berbeda, golongan yang pertama berasal dari utara yaitu bangsa Yahudi yang terdiri dari bani Nadhir dan bani Quraidzah. Golongan kedua yang berasal dari selatan yaitu suku-suku Arab, di antara yang terkenal adalah suku Aus dan Khazraj. Mereka sering bermusuhan satu dengan lainnya. Pada tahun kesepuluh sesudah Nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul, beberapa orang dari suku Khazraj datang ke Mekah untuk mengerjakan haji. Mereka disambut oleh Nabi Muhammad SAW, di tempat yang bernama al Aqabah. Rasulullah SAW mengadakan pertemuan dengan suku Khazraj sambil menyeru mereka kepada agama Allah SWT. Pada tahun kedua belas sesudah kenabian Muhammad SAW, dibuatlah perjanjian yang terkenal dengan sebutan ”perjanjian wanita”, atau perjanjian ’aqabah pertama. Perjanjian itu disebut perjanjian wanita karena dalam perjanjian itu ikut hadir seorang wanita bernama Afra binti Abid Ibnu Tsa’labah.
Isi perjanjian Aqabah pertama antara lain:
Pada tahun ketiga belas masa kenabian Muhammad SAW, 73 orang dari penduduk Madinah berkunjung ke Mekah untuk menemuinya dan meminta Nabi Muhammad SAW agar bersedia pindah ke Madinah. Rasulullah SAW setuju, kemudian dibuat lagi perjanjian yang dikenal dengan ”perjanjian Aqabah yang kedua”. Dalam perjanjian ini Rasulullah SAW didampingi oleh Abbas, paman beliau yang belum masuk Islam. Abbas berpesan agar suku Aus dan Khazraj dapat menjaga keselamatan Rasulullah SAW. Mereka kemudia berjanji akan membela Rasulullah SAW, mendukung segala dakwah dan menjaga keselamatan Rasulullah SAW dari serangan musuh. Baiat Aqabah kedua ini merupakan titik awal perkembangan Islam sekaligus dakwah Rasulullah SAW sehingga Islam dapat tersebar di seluruh penjuru negeri.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penduduk Madinah mudah menerima agama Islam yaitu :
Di masa itu Madinah menjadi tempat berlindung yang aman bagi umat Islam, karena itu kaum muslimin mulai berhijrah ke sana. Namun proses hijrahnya kaum muslimin ke Madinah tidak semudah yang kita gambarkan, kaum Quraisy terus bertekad menghalangi mereka berhijrah. Sehingga beberapa orang yang hendak berhijrah pasti akan mendapat berbagai macam penganiayaan dan siksaan. Ketika itu kaum muslimin berhijrah secara sembunyi-sembunyi menghindari kejaran kaum Quraisy. Berbeda dengan hijrahnya Umar bin Khattab ra, yang menunjukkan keberanian dan tantangan. Karena ketika itu ia membawa pedang dan juga membawa panahya tatkala keluar menuju Ka’bah dan berthawaf di sana. Kemudian, ia tampil di hadapan kaum musyrikin dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa yang isterinya ingin menjadi janda atau anaknya menjadi yatim, hendaklah ia menemuiku, karena aku akan berhijrah”. Kemudian, ia pergi dan tidak seorangpun yang berani merintanginya. Berbeda dengan Abu Bakar as-Shiddiq, ia meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut berhijrah, namun beliau menjawab: “Jangan tergesa-gesa! Mudah-mudahan Allah memberimu teman (untuk berhijrah)”.
Kondisi seperti ini berlangsung terus sampai sebagian besar kaum muslimin telah berhijrah. Kaum Quraisy semakin memberikan tekanan tatkala mengetahui hal itu, dan mereka khawatir akan berkembangnya dakwah Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. Kemudian mereka berkumpul guna memusyawarahkan hal ini dan mereka bersepakat untuk membunuh Rasulullah SAW.Abu Jahal berkata: “Menurut pendapatku, kita beri sebilah pedang kepada pemuda yang kuat dari masing-masing kabilah kita, lalu mereka mengepung Muhammad dan memukulnya secara serentak, sehingga darahnya terpisah-pisah pada beberapa kabilah dan Bani Hasyim tidak kuasa untuk memusuhi semua orang”. Namun Allah SWT memberitahu Nabi-Nya yang mulia akan adanya persengkongkolan jahat tersebut. Kemudian, Rasulullah SAW mendatangi Abu Bakar as Shidiq memberi khabar aksi jahat kaum kafir Quraisy dan bersepakat untuk melakukan hijrah.
Menjelang keberangkatan Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Ash Shidiq ke Madinah, pada malam harinya, Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib agar tidur di tempat beliau, sehingga orang-orang mengira bahwa beliau masih berada di rumah. Para komplotan ini pun tiba dan langsung mengepung rumah Rasulullah. Mereka melihat Ali berada di tempat tidur dan menganggap ia adalah Muhammad, lalu mereka menunggunya keluar untuk selanjutnya menghabisi dan membunuhnya. Rasulullah keluar ketika mereka mengepung rumah, lalu beliau menaburkan debu ke kepala mereka dan Allah mengalihkan penglihatan mereka. Sehingga mereka tidak melihat kepergian Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menuju ke rumah Abu Bakar as Shidiq kemudian keduanya berjalan kurang lebih lima mil dan bersembunyi di goa Tsur di sebelah selatan kota Mekah.
Artinya : ”Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quraan menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. At Taubah : 40)
Para pemuda Quraisy yang mengepung rumah Nabi Muhammad SAW tetap menunggu hingga subuh. Ketika memasuki subuh, Ali bangkit dari tempat tidur Rasulullah SAW dan langsung jatuh ke tangan mereka, lalu mereka bertanya tentang Rasulullah, namun Ali tidak memberitahu apapun kepada mereka. Mereka memukulnya dan melumurinya dengan Lumpur, namun tetap tidak ada gunanya. Kemudian kaum Quraisy mengirim pencarian di segala penjuru, dan akan memberikan seratus ekor unta bagi siapa saja yang mendapatkan Muhammad hidup atau mati.
Dalam pencarian itu mereka sampai ke goa Tsur, hampir saja salah seorang sari mereka melihat ke arah kedua telapak kaki, niscaya ia akan melihat Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar. Di saat itulah Abu Bakar sangat mengkhawatirkan akan keselamatan Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda kepadanya: “Hai Abu Bakar, bagaimana menurutmu tentang dua orang sedangkan Allah yang ketiganya. Jangan kamu khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita”. Namun anehnya mereka tidak melihat Nabi dan Abu Bakar. Keduanya tetap berada di goa selama tiga hari kemudian keluarlah Rasulullah SAW dan Abu Bakar tepat pula waktunya Abdullah Ibnu Uraiqath membawakan dua ekor unta, maka Rasulullah SAW dan Abu Bakar menaiki unta tersebut diiringi Abdullah Ibnu Uraiqath menyusuri pantai laut merah menuju ke Madinah. Ketika itu, perjalanan sangat panjang dan terik matahari sangat menyengat.
Pada waktu sore di hari kedua, keduanya melintasi sebuah kemah yang di dalamnya ada seorang wanita bernama Ummu Ma’bad. Keduanya meminta makanan dan minuman darinya, namun keduanya hanya mendapati seekor kambing yang sangat kurus, yang karena lemahnya, tidak bisa pergi ke tempat pengembalaannya dan tidak memiliki air susu setetespun. Lalu Rasulullah bergegas menghampirinya dan mengusap susunya, lalu memerahnya hingga memenuhi satu wadah besar. Ummu Ma’bad terdiam heran atas apa yang dilihat, dan mereka semua meminumnya hingga mereka merasa kenyang. Lalu Rasulullah memerahnya kembali hingga memenuhi wadah tersebut dan meninggalkan untuk Ummu Ma’bad. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya.
Sebelum memasuki Madinah Nabi Muhammad SAW singgah di Quba’ dan mendirikan Masjiddiatas tanah milik Khultsum bin Hamdan, keturunan keluarga Bani Amr bin Auf dari golongan Aus, yang sekarang masjid itu dikenal dengan masjid Quba’ dalam al-Qur’an disebut juga masjid Taqwa. Setelah ada berita bahwa Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan menuju kota Madinah, penduduk Madinah telah menunggu kedatangan beliau dengan penuh kerinduan dan penghormatan. Pada hari kelima, tepatnya pada hari Jum’at 16 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tanggal 2 Juli 622 M nabi Muhammad SAW beserta rombongan muhajirin disambut meriah oleh penduduk Madinah. Pada hari Jum’at ini pulalah untuk pertama kalinya Rasulullah SAW mengadakan shalat Jum’at bersama kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau berjalan dan kebanyakan kaum Anshar berusaha meraih Rasulullah dan memperoleh kemuliaan dengan menjamu beliau di sisi mereka. Maka mereka memegang tali kendali unta beliau dan beliaupun berterima kasih kepada mereka dan bersabda: “Biarkanlah, karena ia diperintah”. Tatkala unta tersebut sampai ke tempat yang Allah perintahkan, maka ia akan duduk. Beliau tidak turun darinya sebelum unta tersebut bangkit dan berjalan sedikit, lalu menoleh dan kembali lagi. Akhirnya, unta tersebut duduk di tempat semula, dan beliau turun darinya. Tempat itulah yang kemudian menjadi masjid Nabawi. Rasulullah SAW singgah di rumah Abu Ayub al-Anshari. Sedangkan Ali bin Abi Thalib, ia tetap berada di Mekah selama tiga hari sepeninggal Nabi, kemudian keluar menuju Madinah berjumpa dengan Nabi SAW di Quba.
Di Madinah sebelum kedatangan agama Islam, antara suku Aus dan Khazraj selalu terjadi perselisihan bahkan tidak jarang terjadi pertumpahan darah hal ini dipicu oleh adanya pihak ketiga, yakni Yahudi. Kedatangan Rasulullah SAW memberikan dampak yang sangat positif pada kedua suku tersebut. Kedua suku tersebut banyak yang memeluk Agama Islam, sehingga semuanya telah terikat dalam satu ikatan keimanan. Walaupun tidak bisa menghilangkan sama sekali sisi fanatisme kesukuan namun telah tertanam dalam jiwa mereka bahwa semua manusia dalam pandangan Islam adalah sama. Yang membedakan derajat manusia di sisi Allah hanyalah ketakwaannya. Dengan memeluk Islam ini. Nabi SAW. telah memberikan penerangan kepada masyarakat Madinah bahwa Islam adalah agama yang menentang diskriminasi, dan cinta pada perdamaian.
Seiring dengan hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, perkembangan Islam dan peradaban mengalami kemajuan. Kesuksesan Nabi SAW dalam mengembangkan Islam dan peradaban di Madinah, meliputi :
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QS. Ali Imran : 190)
Dalam menyampaikan ajarannya Nabi Muhammad SAW lebih pada pemberian contoh dengan tingkah laku dan perbuatannya sehari-hari. Hidupnya sederhana, tutur katanya lembut serta mencintai masyarakatnya. Seruan atau dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW kepada umut manusia dilakukan dengan cara damai, tanpa kekerasan. Hal ini sesuai dengan al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 :
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An nahl : 125)
Dalam waktu yang relatif singkat kurang lebih selama 23 tahun seluruh jazirah Arab telah dikuasainya, hal ini menunjukkan kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya. Adapun beberapa rahasia kesuksesan nabi dalam dakwahnya itu dapat dilihat sebagai berikut:
Seiring dengan bertambahnya jumlah kaum muslimin yang semakin berkembang di Madinah, kaum kafir Quraisy di Mekah semakin bertambah marah dan bertindak nekad dalam menekan umat Islam, kondisi di Mekah sendiri umat Islam diancam dan dikucilkan dalam setiap kegiatan, di Madinah kaum kafir Quraisy berusaha merangkul sekutunya kaum Yahudi untuk menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan menghasut kepada para peziarah yang datang ke Mekah untuk membenci dan memusuhi Rasulullah SAW.
Dengan penuh semangat kafir Quraisy merancang dan menyusun kekuatan militernya untuk menghancurkan umat Islam. Mengetahui hal tersebut Nabi Muhammad SAW kemudian membentuk satuan tentara dengan tujuan untuk melindungi dan mempertahankan diri dari segala ancamankekuatan kafir Quraisy dan sekutunya Yahudi, di Mekah atau di Madinah. Satuan tentara yang dibentuk Rasulullah SAW ini semata mata untuk mempertahankan diri, Bukan untuk menghancurkan musuh.
Dari kejadian tersebut, turunlah wahyu Allah SWT yang memperbolehkan umat Islam untuk mempertahankan diri dari kaum Quraisy dan sekutunya Yahudi. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al Hajj ayat 39 :
Artinya : “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,”(QS. Al Hajj : 39)
Para ahli sejarah Islam mengemukakan tentang sejarah peperangan di masa Nabi Muhammad SAW,dan membaginya ke menjadi dua yaitu pertama Gazwah (Peperangan yang langsung diikuti Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW bertindak sebagi pemimpin perang) pernah mengikuti sebanyak 27 kali peperangan. sedang peperangan yang kedua yaitu Sarriyah (peperangan di masa Rasulullah SAW dan tidak diikuti Rasulullah SAW) karenanya untuk memimpinnya diwakili kepada sahabatnya, peperangan Sarriyah dilakukan sebanyak ada 28 kali.Peperangan Ghazwah antara lain Perang Badar (17 Ramadan 2 H), Perang Uhud (Syakban 3 H), Perang Khandaq (Syawal 5 H), Perang Khaibar (7 H), Perang Mu'tah (8 H), Perang Hunain ( 8 Safar 8 H), Perang Ta'if (8 H), Perang Tabuk (9 H). Peperangan Sarriyah antara lain, Sarriyah Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H), Sarriyah Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H), Sarriyah Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H), Sariyah Biru Ma'unah (Safar 4 H), Sariyah Ka'b bin Umair al-Gifari (8 H).
Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H, di dekat perigi bernama badar, 125Km selatan Madinah antara Mekah dan Madinah karena itu peperangan ini terkanal dengan nama perang Badar. Sebab utama terjadinya perang Badar karena kaum kafir Quraisy telah mengusir kaum muslimin dari Mekah.
Ketika kafilah perdagangan kafir Quraisy yan dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb melintasi negeri Madinah, Rasulullah SAW menyuruh mencegatnya di pertengahan jalan, karena harta yang dibawa oleh mereka sebagian besar adalah harta rampasan dari kaum muslimin ketika mereka akan berhijrah ke Madinah.
Segera disusun pasukan islam sebanyak 313 orang yang terdiri dari 210 orang muslim Anshar dan lebihnya dari Muslimin Muhajirin. Bendera pasukan Islam dipegang oleh Mus’ab bin Umair.
Mendengar Rasulullah telah menyiagakan pasukan, Abi Sufyan segera kembali ke Mekah memberikan kepada tokoh kafir Quraisy. Maka Abu Jahal membentuk pasukan berkekuatan 1000 orang yang melindungi kafilah perdagangan mereka dari serangan pasukan Islam.
Rasulullah membentuk regu pengintai untuk menyelidiki kafilah perdagangan. Pasukan kafir Quraisy telah mengawal mereka menuju ke desa Badar. Hal ini segera dilaporkan kepada Rasulullah. Untuk menghadapi kafir Quraisy, Rasulullah bermusyawarah kepada sahabat Muhajirin dan Anshar, dan disepakati untuk segera menuju ke desa Badar untuk menyongsong kedatangan pasukan kafir Quraisy.Pasukan Islam berkemah dekat sumber air di desa Badar sehingga dengan mudah menghadang pasukan kafir Quraisy dan mencegah mereka untuk mengambil perbekalan air untuk pasukannya.
Sebelum berkecamuk perang antara kedua pasukan, terjadi perang tanding. Majulah dari pasukan kafir Quraisy Al Awad bin Abdul Asad, dapat dikalahkan oleh dari pasukan Islam. Lalu muncul Atabah bin Rabi’ah, Syaiban bin Walid dari pasukan kafir Quraisy dan dapat dikalahkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abu Thalib dan Ubaid bin Al Harist. Pasukan Quraisy kemudian menyerbu medan perang, tetapi dapat dikalahkan oleh pasukan Islam. Dengan 14 gugur sebagai syahid. Sedangkan dari kaum musyrikin telah tewas 70 orang dan 70 orang lainnya ditawan.
Di tengah berkecamuknya perang ini, Ruqayah, putri Rasulullah yang juga isteri Utsman bin Affan meninggal dunia. Ketika itu ia ditemani suaminya (Utsman) di Madinah. Utsman tidak keluar ke medan pertempuran atas permintaan Rasulullah untuk tetap mendampingi isterinya yang sedang sakit. Setelah perang Badar Rasulullah menikahkan Utsman dengan putrinya yang kedua, Ummu Kultsum. Atas dasar ini Utsman mendapat gelar Dzunnurain (yang memiliki dua cahaya), karena ia telah menikahi dua orang putrid Rasulullah.
Setelah perang Badar, kaum muslimin kembali ke Madinah dengan gembira atas kemenangan dari Allah, dengan membawa para tawanan dan ghanimah (harta rampasan perang). Di antara para tawanan ada yang telah menebus dirinya, ada yang dilepaskan tanpa tebusan, dan ada juga yang menebus dengan mengajar 10 orang anak muslim untuk membaca dan menulis.
Dampak dari perang Badar ini mempercepat pertumbuhan dan perkembangan Islam, dan secara umum dampak tersebut adalah :
Perang uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahun ke 3 hijrah bertepatan dengan bulan Januari 625 M. perang ini terjadi di kaki gunung Uhud yang terletak di sebelah utara kota Madinah. Sebab utama terjadinya perang Uhud adalah kekalahan yang diderita oleh kaum kafir Quraisy di peperangan Badar yang merupakan pukulan hebat dirasakan oleh Quraisy. Peperangan kedua yang terjdi setelah perang Badar, adalah perang Uhud.
Abu Sufyan mengumpulkan pasukan Quraisy berkekuatan 3000 yang terdiri dari orang-orang Quraisy, Arab Tihamah, Kinanah, bani al Harits, bani al Haun dan bani al Musthaliq. Sedangkan pasukan muslim dipersiapkan 1000 orang. Namun baru saja berangkat untuk menghadapi pasukan Quaraisy, seorang munafik bernama Abdullah bin Ubai beserta 300 pengikutnya keluar dari pasukan Islam. Dalam perang ini Rasulullah SAW mengatur strategi pasukan pemanah di bawah pimpinan Abdullah Ibnu Jabir di tempatlkan diatas bukit Uhud guna menghalau pasukan musuh.
Pada peperangan ini, kaum muslimin mengalami kekalahan. Karena mereka telah menyalahi perintah Rasulullah dan tidak mematuhi strategi yang telah beliau buat. Kaum muslimin telah gugur sebagai syuhada ada tujuh puluh orang salah seorang diantaranya adalah Hamzah paman Rasulullah SAW.
Setelah perang Uhud, orang-orang Yahudi keluar menuju Mekah menyerukan kepada kaum kafir untuk memerangi kaum muslimin di Madinah, dan berjanji akan memberikan dukungan. Kaum kafirpun memenuhinya. Kaum Yahudi tidak saja menyerukan kepada kaum kafir Mekah, tetapi juga kepada kabilah-kabilah lain, dan semuanya menyetujui ajakan tersebut. Maka, berangkatlah sekitar 10.000 pasukan kaum musyrikin menuju Madinah dari berbagai penjuru dan mengepungnya.
Perang Khandaq/Ahzab terjadi pada bulan syawal tahun 5 hijrah disekitar kota Madinah bagian utara. Peperangan Ahzab sebagaimana namanya adalah gabungan dari golongan – golongan yang berkumpul dengan maksud menumpas Islam dan kaum muslimin. Rasa dendam bani Nadhir terhadap Rasulullah SAW yang mengeluarkan mereka dari bagian Madinah dilakukan dengan menghasut tokoh Quraisy agar bersekutu dengannya.
Abu Sufyan menyiapkan pasukan Kafir 10.000 orang, melihat pasukan kafir telah siaga, segera Rasulullah SAW bermusyawarah, Salman al Farisi megusulkan membuat patit (khandaq) untuk menghambat laju musuh. Rasulullah SAW dan para shahabat menyetuji usulan Salman al Farisi. Maka dibuatlah parit dari arah barat ke timur di kawasan utara kota Madinah, lalu pasukan Islam yang berjumlah kurang lebih 3000 orang juga telah disiap siagakan Zaid bin Harits sebagai pembawa bendera Muhajirin dan Saad bin Ubadah sebagai pembawa bendera Anshar.
Ketika pasukan kafir akan memasuki kota Madinah mereka terkejut dengan taktik perang pasukan muslim. Beberapa tokoh Quraisy mencoba menerobos parit untuk menghadapi pasukan Islam namun tidak berhasil . seperti yang dilakukan Ikrimah bin Abbu yang akhirnya ia meninggal. Di saat berkecamuknya perang khandaq ada dua peristiwa pertama Yahudi dari bani Quraidzah melanggar perjanjian, mereka enggan membantu pasukan Islam bahkan mereka bersekutu dengan pasukan kafir Quraisy, kedua seorang tokoh yang disegani oleh kafir Quraisy maupun Yahudi bernama Nuaim bin Mas’ud memeluk agama Islam dan meminta Rasulullah SAW untuk mengambil bagian dalam mempertahankan dan membela kota Madinah.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan Nuaim bin Mas’ud untuk melaksanakan taktik guna memecahbelah kekuatan musuh yaitu “menyerang untuk membela diri” ( ad Difa’ul Hujumy ). Taktik ini berhasil hingga pasukan kafir Quraisy dengan Yahudi bani Quraidzah bermusuhan dalam barisan. Dalam perang ini Allah SWT juga memberikan pertolongan kepada pasukan Islam dengan angin dan badai yang teramat besar yang memporak porandakan pasukan kafir. Akhirnya perang khandaq dimenangkan oleh pasukan Islam.
Setelah enam tahun lamanya kaum muslimin tidak mengunjungi Mekah untuk melakukan umrah. Apalagi pada bulan bulan yang dihormati (asyhurul hurum) rasa rindu untuk mendatangi Ka’bah menghinggapi kaum muslimin, mengetahui hal tersebut Rasulullah SAW mengijinkan perjalanan menuju ke Mekah. Berangkatlah 1000 orang bersama Rasulullah SAW dengan pakaian ihram untuk menghilangkan kecurigaan kaum kafir Quraisy. Setibanya di kota Asfan seorang pengintai muslim mengkabarkan kepada Rasulullah SAW bahwa kaum Quraisy telah menyiapkan pasukan berjumlah 200 orang di bawah pimpinan Khalid bin Walid guna menghadang rombongan kaum muslimin.
Rasulullah SAW mengalihkan perjalanan melalui desa Hudaibiyah dan beristirahat disana. Datanglah utusan pertama dari Quraisy bernama Badil menanyai maksud kedatangan Rasulullah SAW dijawab oleh Rasul untuk disampaikan pada tokoh-tokoh Quraisy bahwa tujuannya adalah untuk umrah. Lalu datang utusan kedua dengan maksud sama bernama Harits bin Al Qomah dijawab oleh Rasulullah SAW dengan sama pula, lalu datang lagi utusan ketiga bernama Urwah bin Mas’ud iapun membawa jawaban yang sama. Lalu Rasuullah SAW mengutus Utsman bin Affan menemui tokoh-tokoh Quraisy hingga terdengar kabar burung bahwa Utsman bin Affan wafat, para shahabat dari Muhajirin dan Anshar segera mengambil baiat dihadapan Rasulullah SAW, menjaga akan keselamatan Rasulullah dan ajarannya terkenal dengan Baiat Ridwan.
Pengambilan baiat ini menggetarkan hati kafir Quraisy, maka kaum kafir Quraisy menggirim utusan perdamaian dipimpin Suhail bin Umar. Perundingan perdamaian menghasilkan apa yang dinamakan “shulh al Hudaibiyyah” (persepakatan Hudaibiyah) yang berisi :
Fathu Makkah artinya penaklukan kota Mekah, terjadi pada tahun delapan hijriyah, Rasulullah memutuskan untuk menaklukkan kota Mekah. Sebab sebab terjadinya fathu Makkah adalah karena kaum Quraisy telah mengkhianati perjanjian Hudaibiyah. Maka, pada tanggal 10 Ramadhan, beliau berangkat bersama puluhan ribu (10.000) pasukan menuju Mekah. Kaum muslimin memasuki Mekah tanpa terjadi peperangan, dimana kaum Quraisy menyerah dan tidak melakukan perlawanan karena berbagai sebab. Abbas mengajak Abu Sufyan untuk menyerah kepada Nabi Muhammad SAW dan menyatakan keislamannya.
Setelah Abu Sufyan memeluk Islam, ia diberi kehormatan oleh Rasulullah SAW dengan menyatakan ” barang siapa di antara kaum Quraisy yang memasuki rumah Abu Sufyan akan aman, barang siapa yang masuk Masjidil Haram akan aman, dan barang siapa yang akan menutup pintunya akan aman pula”. Allah SWT telah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin. Lalu Rasulullah SAW menuju Ka’bah untuk melakukan thawaf dan shalat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu, beliau menghancurkan berhala-berhala yang ada di dalam Ka’bah dan sekitarnya. Pada waktu penghancuran turunlah ayat dalam surat Al-Isra ayat 81 :
Artinya : “Dan Katakanlah: "Yang benar Telah datang dan yang batil Telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS. Al Isra : 81)
Rasulullah berdiri di pintu Ka’bah sedangkan kaum Quraisy berbaris di masjid Haram menantikan apa yang akan dilakukan Rasulullah. Rasulullah berkata kepada kaum Quraisy: “Wahai kaum Quraisy, apakah yang akan aku lakukan terhadap kalian? Mereka menjawab: “Kebaikan (engkau) saudara yang baik dan anak dari saudara yang baik pula” Rasulullah berkata: “Pergilah!, kalian telah bebas”. Rasulullah telah memberikan teladan yang agung dalam memaafkan musuh-musuhnya yang telah menyiksa, menyakiti, membunuh para sahabatnya, dan mengusir dari kampung halamannya.
Setelah penaklukan kota Mekah, manusia berbondong-bondong memeluk Islam. Pada tahun kesepuluh hijriyah, Rasulullah melaksanakan haji dan itulah satu-satunya haji yang dilakukan beliau bersama seratus ribu orang, dan setelah itu beliau kembali ke Madinah.
Banyak para utusan kabilah-kabilah Arab datang menghadap Rasulullah untuk menyatakan diri memeluk agama Islam. Kemudian disusul pula dengan turunnya surat An Nashr yang menggambarkan kedatangan utusan-utusan itu serta menyuruh Rasulullah SAW memohon ampun untuk mereka. Pada saat itu terasa oleh Rasulullah SAW bahwa melakukan Haji Wada’ (Haji yang terakhir) ke Mekah yaitu pada tanggal 25 Zulkaedah tahun 10 Hijriyah. Dengan diikuti oleh 100.000 orang kaum muslimin Rasulullah meninggalkan Madinah menuju Mekah untuk menunaikan ibadah haji.
Dalam upacara haji itu Rasulullah mengucapkan pidato sebagai amanat yang sangat bernilai dan amat penting bagi kaum muslimin bertempat di bukit ’Arafah yaitu pada tanggal 8 Zulhijjah 10 Hijriyah atau 7 Maret 632 Masehi.
Sebagai nasehat terakhir berpidatolah Rasulullah dari atas untanya llau diulangi dengan keras oleh Rabi’ bin Umaiyyah dan didengarkan umat dengan penuh perhatian. Beliau melarang manusia berlaku kasar dan aniaya terhadap istri-istri mereka dan jangan menuntut balas pembunuhan di zaman Jahiliyah dan jangan riba. Jangan pula saling membunuh dan kafir sepeninggalan beliau dan berpeganganlah pada kepada Kitab Allah dan Sunahnya supaya tidak tersesat. Hendaknya sesama kaum muslimin saling bersaudara , tiada kelebihan satu kaum dari yang lain selain takwanya
Tiba-tiba untanya terhenyak dan turunlah wahyu yang terakhir lalu dibacakan oleh Rasulullah SAW. QS. Al-Maidah ayat 3
... ...
”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku dan telahKu-ridlai Islam itu jadi agama bagimu.”
Haji pada tahun ke- 10 Hijriyah itu disebut Haji Wada’ (Haji pamitan), karena merupakan ibadah haji terakhir dilakukan Rasulullah bersama muslimin. Dengan turunya ayat terakhir itu menunjukkan bahwa agama islam pada saat itu telah dinyatakan sempurna oleh Allah. Begitu pula tugas Rasulullah dalam menyampaikan da’wah telah selesai.
Pada suatu hari pada akhir bulan Safar tahun 10 Hijrah sekembalinya dari makam Al Baki’ul Ghazbah dan sampai di rumah Aisyah Rasulullah merasa sakit kepala dan semakin lama semakin berat. Untuk menggantikannya menjadi imam shalat Rasulullah memerintahkan kepada Abu Bakar dan meskipun Aisyah menghalangi penunjukkan ini karena takut tidak setuju orang banyak, namun perintah Rasulullah tetaplah perintah itu dilaksanakan Abu Bakar dan tak seorang pun tidam m menyetujuinya, sehingga perintah Rasulullah dapat dilakasanakan dengan baik.
Pada hari Senin 12 Rabiul Awal 11 Hijrah atau 8 Juni 632 Hijrah, sepulang dari masdij dan tiba di rumah Aisyah habislah tenaga Rasulullah, dan akhirnya beliau wafat di atas pengkuan Aisyah. Melihat wafatnya Rasulullah segera Aisyah keluar rumah dan memberitahukan kepada kaum muslimin, sehingga berkumpullah kaum muslimin di masjid sekitar rumah Aisyah. Mereka bingung dan cemas menghadapi kenyataan bahwa Rasulullah yang mereka cintai telah berpulang ke rahmatullah.
Begitu melihat Rasulullah SAW wafat kaum muslimin menjadi bingung apa yang harus diperbuat; fikiran mereka tidak sanggup menghadapi kenyataan itu. Para shahabat tidak membayangkan bahwa Rasulullah benar-benar sudah wafat, sehingga Umar bin Khattab mengatakan akan membunuh siapa yang mengatakan Rasulullah telah wafat. Setelah Abu Bakar mengetahui bahwa Rasulullah benar-benar telah wafat, kemudian, berpidato di hadapan kaum muslimin memberitahukan kemangkataan Rasulullah dan membacakan Surat Ali Imran 144 :
Artinya : “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran : 144).
Mendengar pidato dan ayat yang dibacakan Abu Bakar maka Umar bin Khattab dan kaum muslimin yang lain pun insaf dan sadar bahwa Rasulullah yang sangat mereka cintai dan muliakan memang telah wafat. Sebelum jenazah Rasulullah dimakamkan telebih dahulu diselenggarakan pemilihan khalifah yang akan menggantikan kedudukan Rasulullah sebagai pemimpin umat Islam. Setelah didahului oleh perselisihan antara kaum Anshar dan Muhajirin, akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah. Semua orang menyetujui pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah.
Sepeninggalan Rasulullah seluruh kaum muslimin merasa sedih yang amat sangat dan setiap kali dibacakan nama ”Muhammad Rasulullah” pada azan bercucuranlah air mata kaum muslimin mendengarkannya. Maereka mengingat kembali Rasulullah.
Sebagai kaum muslimin telah murtad dari islam dan tidak mau membayar zakat. Mereka menganggap bahwa zakat hanyalah upeti yang harus diberikan kepada Rasulullah, maka setelah Rasulullah wafat zakat tidak perlu diberikan lagi.
Di samping itu sebagai kaum muslimin lain telah membuat dan mengangkat nabi palsu. Di antara mereka yang mengangkat dirinya sebagai nabi adalah :
Kejadian-kejadian ini akhirnya dapat ditumpas oleh Abu Bakar dalam tempo seluruh masa pemerintahannya yaitu 2 tahun 3 bulan dengan manyiapkan 11 pasukan tentara kaum muslimin untuk memberantas para perusuh itu. Dengan keberhasilannya Abu Bakar menumpas para perusuh tersebut suasana dalam negeri tentram kambali dan kaum muslimin dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari sebagaimana bisaanya.
Di zaman Rasulullah seluruh jazirah Arab telah dikuasai kaum Muslimin. Daerah-daerah Romawi di Syeria telah jatuh ketangan Islam pada masa peperangan Mukhtah tahun 8 Hijrah. Dalam perang ini tealah gugur Zaid bin Haritssah, Abdullah bin Rawahahy dan Ja’far bin Abi Thalib dan pemimpin tentara ditunjuk Khalid bin Wa’lid. Kemudian pada tahun 9 Hijrah, penyerangan Khalid diteruskan ke Tabuk yaitu sekitar daerah antara Madinah – Palestina dan diikatlah perdamaian daerah kabilah dari Aylah di pinggir laut Kalzum. Lalau dilanjutkan ke Daumatul Jandal.
Menjelang wafat Rasulullah beliau mengirim panglima Usamah bin Haritsah ke Utara di Palestina pada tahun 11 Hijhrah. Tetapi karena terhalang wafat Rasulullah akhirnya penyerangan Usamah ditunda dan baru diteruskan pada zaman Abu Bakar. Dengan demikian maka daerah kekuasaan Islam sepeninggalan Rasulullah berbatasan dengan Yerusalam sebelah Utara Laut Merah di sebelah Barat. Dalam Kitab Suci Al Quran dapat kita baca yaitu :
Artinya : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab : 21)
Untuk memulai berdiskusi, maka kalian harus mengikuti arahan berikut ini:
No | Masalah | Hasil diskusi |
1. | Mengapa kita perlu mengetahui subtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah. ? | |
2. | Apa saja faktor-faktor penyebab hijrah Rasulullah SAW ke Madinah.? | |
3. | Apa saja faktor-faktor keberhasilan Fathul Mekah tahun 9 hijriyah? | |
4. | Mengapa Rasulullah SAW berhasil dalam perang Badar? |
Bandingkan hasil diskusi kalian dengan contoh berikut!
NO | HAL YANG DINILAI | SKOR |
1 | Ketepatan isi fenomena | |
2 | Kepercayaan diri penyaji | |
3 | Keruntutan penyampaian | |
4. | Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati | |
5. | Kreatifitas penyaji |
Kalian sudah belajar banyak tentang perkembangan dakwah nabi muhammad SAW periode madinah. Bacalah dengan seksama pernyataan berikut!
Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y=Yakin dan KY= Kurang Yakin
NO | PERNYATAAN | SY | Y | KY |
1. | Saya yakin bahwa subtansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah sangat tepat. | |||
2. | Saya yakin kebijakan pemerintahan Rasulullah SAW pada periode Islam di Madinah dapat merangkul orang non muslim. | |||
3. | Saya yakin adanya faktor-faktor penyebab hijrah Rasulullah SAW ke Madinah. |
NO | KASUS | PENDAPAT |
1. | Orang yang berdakwah tanpa menggunakan strategi dakwah akan sulit berhasil. | |
2. | Dalam melakukan profesi dakwah harus bijaksana. | |
3. | Perdamaian akan lebih bermanfaat daripada peperangan. |
Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat mengamalkan apa yang telah diketahui. Sekarang saatnya kamu merancang kegitan untuk berlatih mempraktekkan apa yang kalian pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu. Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang kalian akan lakukan.
NO | RENCANA PERILAKU YANG AKAN SAYA LAKUKAN | KENDALA | HASIL MELAKUKAN |
1 | Dilingkungan rumah | ||
2 | Di madrasah | ||
3 | Di masyarakat | ||
4. | Untuk negara | ||
5 | Untuk agama |
Adapun Ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari mendalami perkembangan dakwah nabi muhammad SAW periode madinah adalah sebagai berikut:
Ada beberapa faktor Kunci Kesuksesan Dakwah Rasulullah SAW dalam bedakwah menyampaikan ajaran Islam antara lain :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jelas!
BAB IV
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM MASA K
HULAFAURRASYIDIN
Setelah kamu melihat gambar di atas apa yang kamu pikirkan? Isilah kotak di bawah ini dengan pendapat kamu!
MARI MENGKAJI...!
Peta Konsep
Peta Konsep
Khalifah adalah jabatan tertinggi dalam kepemimpinan Islam pacsa Rasulullah SAW wafat. Mereka dipilih oleh umat Islam melalui musyawarah. Seorang khalifah wajib menjalankan kepemimpinan sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Khalifah tidak menjalankan fungsi kenabian, tugas utama mereka dalam hal keagamaan adalah memimpin shalat jum’at, di masjid Nabawi dan menyampaikan khutbah jum’at.
Tugas seorang khalifah selain sebagai kepala Negara, dia juga menjabat sebagai panglima pasukan Islam yang memiliki kewenangan luas dalam hal pemerintahan. Dalam sejarah, tugas Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara diemban oleh empat sahabat terdekatnya secara berurutan. Termasuk dalam tugas tersebut adalah mengurus masalah keagamaan umat Islam. Keempat penggantinya inilah yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Secara kebahasaan, Khulafaur Rasyidin berarti para khalifah yang mendapat petunjuk. Keempat khalifah tersebut adalah Abu Bakar As-Shiddiq (memerintah 632 – 834 M), Umar bin Khatab (634-644M), Usman bin Affan (644-656 M) dan Ali bin Abi Thalib (656-661 M).
Biografi dan Proses terpilihnya Khulafaurrasyidin
Nama asli beliau adalah Abdullah Ibnu Abi Quhafah at Tamimi, di masa jahiliyah bernama Abdul Ka'bah. Setelah masuk Islam, Nabi mengganti namanya menjadi Abdullah Kuniyahnya Abu Bakar. Namun orang-orang memanggilnya Abu Bakar. Nama ini diberikan karena ia adalah orang yang paling dini memeluk Islam. Dalam bahasa Arab, Bakar berarti dini atau pagi. Selain itu, Abu Bakar sering kali dipanggil Atiq atau yang tampan, karena ketampanan wajahnya. Sementara Nabi memberikan Abu Bakar gelar Ash-Shidiq , dikarenakan dia membenarkan kisah Isra' Mi'raj nabi ketika banyak penduduk Mekah mengingkarinya.
Abu Bakar lahir pada 572 M di Mekah, tidak berapa lama setelah Nabi Muhammad lahir. Karena kedekatan umur inilah Abu Bakar sejak kecil bersahabat dengan Nabi. Persahabatan keduanya tak terpisahkan, baik sebelum maupun sesudah Islam datang. Bahkan persahabatan keduanya bertambah erat ketika sama-sama berjuang menegakkan agama Allah.
Biarpun hidup pada zaman jahiliyah, berbagai kebaikan telah melekat pada Abu Bakar sejak kecil. Lembut dalam bertutur kata, dan sopan dalam bertindak merupakan beberapa sifat bawaannya. Ia juga perasa dan sangat mudah tersentuh hatinya. Selain itu Abu Bakar dikenal cerdas dan berwawan luas.
Abu Bakar adalah seorang sahabat Nabi yang terkenal akan kedermawanannya. Demi membela kaum muslimin yang tertindas di Mekah, Abu Bakar tak segan-segan mengeluarkan hartanya. Salah satu kisah terkenal yang menggambarkan kedermawanannya tentu saja ketika ia menebus Bilal bin Rabah dari tangan majikannya yaitu Umayyah bin Khalaf. Lewat perantara Abu Bakar, Allah memberi pertolongan kepada hambaNya yang teguh imannya.
Melalui perantara Abu Bakar pula banyak penduduk Mekah yang menyatakan diri masuk Islam, seperti Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam dan Ubaidillah bin Jarrah adalah beberapa sahabat yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar. Merekalah yang kemudian dikenal dengan nama Assabiqunal Awwalun.
Setelah masuk Islam, Abu Bakar menjadi salah satu pembela nabi yang paling kukuh, baik ketika di Mekahmaupun di Madinah. Abu Bakar yang menemani nabi melakukan hijrah ke Yatsrib (Madinah). Setelah tiba di Madinah, Abu Bakar tinggal di Sunh, daerah di pinggiran kota Madinah. di kota tersebut, Abu Bakar dipersaudarakan dengan seorang dari suku Khazraj yang bernama Kharijah bin Zaid dari Bani Haritsah. Di rumah Kharijah tersebut Abu Bakar tingal. Hubungan kedua orang ini bertambah erat ketika Abu Bakar menikahi anak Kharijah bernama Habibah. Di Madinah, Abu Bakar beralih profesi dari pedagang kain menjadi petani.
Setelah Rasulullah SAW wafat, kaum muslimin dihadapkan sesuatu problema yang berat, kerena Nabi sebelum meninggal tidak meninggalkan pesan apa dan siapa yang akan mengganti sebagai pimpinan umat. Suasana wafatnya rasul tersebut menjadikan umat Islam dalam kebingunan. Hal ini karena Mereka sama sekali tidak siap kehilangan beliau baik sebagai pemimpin, sahabat, maupun sebagai pembimbing yang mereka cintai.
Di tengah kekosongan pemimpin tersebut, ada golongan sahabat dari Anshar yang berkumpul di tempat Saqifah Bani Sa’idah, sebuah tempat yang biasa digunakan sebagai pertemuan dan musyawarah penduduk kota Madinah. Pertemuan golongan Anshar di Saqifah Bani Sa’idah tersebut dipimpin seorang sahabat yang sangat dekat Rasulallah SAW , ia adalah Saad bin Ubadah tokoh terkemuka Suku Khazraj.
Pada waktu Saad bin Ubadah mengajukan wacana dan gagasan tentang siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin sebagai pengganti Rasulullah ia menyatakan bahwa kaum Anshar-lah yang pantas memimpin kaum muslimin. Ia mengemukakan demikian sambil berargumen bahwa golongan Ansharlah yang telah banyak menolong Nabi dan kaum Muhajirin dari kejaran dan penindasan orang-orang kafir Qusaisy. Tentu saja gagasan dan wacana ini disetujui oleh para sahabat dari golongan Anshar. Pada saat beberapa tokoh Muhajirin seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah dan sahabat muhajirin yang lain mengetahui pertemuan orang-orang Anshar tersebut, mereka segera menuju ke Saqifah Bani Sa’idah. Dan pada orang-orang Muhajirin datang di Saqifah Bani Sa’idah , kaum Anshar nyaris bersepakat untuk untuk mengangkat dan membaiat Saad bin Ubadah menjadi Khalifah. Karena pada saat tersebut para tokoh Muhajirin juga datang maka mereka juga diajak untuk mengangkat dan membaiat Saad bin Ubadah. Namun, kaum Muhajirin yang diwakili abu Bakar menolaknya dengan tegas membaiat Saad bin Ubadah. Abu Bakar mengatakan pada golongan Anshar bahwa jabatan khalifah sebaiknya diserahkan kepada kaum Muhajirin. Alasan Abu Bakar adalah merekalah yang lebih dulu memeluk Agama Islam. Kaum Muhajirin dengan perjuangan yang berat selama 13 tahun menyertai Nabi dan membantunya mempertahankan Islam dari gangguan dan penindasan kaum kafir Quraisy di Mekah. Dengan usulan Abu Bakar ra. Golongan Anshar tidak dapat membantah usulannya.
Kaum Anshar menyadari dan ingat, bagaimana keadaan mereka sebelum Nabi dan para sahabatnya dari Mekah mengajak masuk Islam, bukankah diantara mereka sering terlibat perang saudara yang berlarut-larut. Dan dari sisi kwalitas tentu saja para sahabat Muhajirin adalah manusia-manusia terbaik dan yang pantas menggantikan kedudukan Nabi dan menjadi khalifah untuk memimpin kaum muslimin. Pada saat yang bersamaan Abu Bakar menunjuk dua orang Muhajirin di sampingnya yang dikenal sangat dekat dengan Nabi, yaitu Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Abu Bakar mengusulkan agar memilih satu diantara keduannya untuk menjadi khalifah.” Demikian kata Abu Bakar kepada kaum Anshar sembari menunjuk Umar dan Abu Ubaidah. Namun sebelum kaum Anshar merespon usulan Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah justru menolaknya.dan keduanya justru balik menunjuk dan memilih Abu Bakar. Secara cepat dan tegas Umar mengayungkan tanganya ke tangan Abu Bakar dan mengangkat tangan Abu Bakar dan membaiatnya. Lalu apa yang dilakukan Umar ini segera diikuti oleh Abu Ubaidah. Dan akhirnya diikuti kaum Anshar untuk membaiat Abu Bakar Kecuali Saad bin Ubadah.
Lalu pada esok harinya, baiat terhadap Abu Bakar secara umum dilakukan untuk umat muslim di Madinah dan dalam pembaiatannya tersebut, Abu Bakar berpidato sebagai berikut:
“Saudara-saudara, saya sudah dipilih untuk memimpin kalian sementara saya bukanlah orang terbaik diantara kalian. Jika saya berlaku baik, bantulah saya. Kebenaran adalah suatu kepercayaan dan dusta merupakan pengkhianatan. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi bila saya melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, maka gugurlah ketaatanmu kepada saya.”(Achmadi Wahid ;2008 hal. 39)
Demikianlah, proses terpilihnya abu bakar menjadi Khalifah sebagai pengganti Rasulullah.
Lain Abu Bakar lain pula Umar bin Khatab. Pada Saat Khalifah Abu Bakar merasa dekat dengan ajalnya, Ia menunjuk Umar Bin Khatab untuk menggantinya, namun sebelum menyampaikan ide dan gagasannya untuk menunjuk Umar, Abu Bakar memanggil beberapa sahabat terkemuka seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Afan, Asid bin Hudhair Al-Anshari, Said bin Ziad dan Sahabat lain dari golongan muhajirin dan anshar untuk dimintai penilaian dan pertimbangan dan akhirnya mereka menyetujui.
Setelah Umar bin Khatab meninggal, Khalifah dipegang oleh Utsman bin Affan. Pada waktu Umar hendak mengimami shalat shubuh, tiba-tiba diserang oleh Lu’lu’ah Fairuz dan berhasil menikam perut Umar Bin Khatab namun tidak langsung meninggal. Pada saat-saat tersebut, Proses pemilihan terjadi paskah tragedi Shubuh, Umar membentuk Dewan yang beranggota enam orang sahabat yaitu Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Saat bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Utsman bin Afan dan Ali bin Abi Thalib dan dalam sidang yang alot dan waktu yang panjang akhirnya Utsman yang berusia 70 tahun terpilih untuk mengganti Umar Bin Khatab.
Setelah Utsman meninggal dalam sebuah kerusuhan tanggal 17 Juni 656 M. terjadilah kekosongan kekuasaan, Ali bin Abi Thalib diusulkan oleh Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah untuk mengganti Utsman, dan pada awalnya Ali menolak, namun setelah banyaknya dukungan yang mengalir dan atas desakan banyak sahabat akhirnya Ali menerima dan dibaiat menjadi Khalifah di Masjid tanggal 24 Juni 656 M. (Drs. H. Achmadi Wahid, MAg, dkk, 2008 : 33-43)
Umar ibnu Khatab putera dari Nufail al Quraisy dari suku bani Adi, salah satu kabilah suku Quraisy. Tidak ada yang tahu pasti kapan Umar ibnu Khatab dilahirkan. Ia dibesarkan layaknya anak-anak lainnya. Memasuki usia remaja, Umar menggembalakan unta ayahnya, Khatab bin Nufail, di pinggiran kota Mekah. Selain bergulat, berkuda merupakan keahlian Umar lainnya.. Secara fisik, tubuh Umar kekar, kulitnya putih kemerah-merahan dan kumisnya lebat.
Seperti pemuda pada masa jahiliyah lainnya, Umar vakrab dengan minuman keras dan perempuan. Selain itu, Umar sangat gigih dalam membela agama nenek moyangnya. Tak akan ia biarkan orang, siapa pun dia, mengusik agama nenek moyangnya. Maka ketika Rasulullah mulai mendakwahkan Islam, Umarv merupakan seorang yang sangat getol memusuhi Rasulullah. Pada waktu masa awal dakwah Islam di Mekah, bersama Abu Hakam bin Hisyam (Abu Jahal), Umar merupakan tokoh Quraisy yang sangat ditakuti oelh kaum muslimin , karena kekejaman dan permusuhannya terhadap Islam. Umar pernah menghajar seorang budak perempuan karena budak tersebut memeluk islam. Ia menghajar sampai capek dan bosan sendiri karena terlalu banyak memukul. Sang budak akhirnya dibeli oleh Abu Bakar dan dibebaskan.
Begitu berbahanya kedua orang (Umar bin Khatab dan Abul Hakam bin Hisyam) itu, sehingga Rasulullah pernah berdoa kepada Allah agar salah satu dari keduanya masuk Islam. ”Allahumma ya Allah, perkuatlah Islam dengan Abul Hakam bin Hisyam atau Umar bin Khatab” demikian doa Nabi.
Doa Nabi terkabul dengan masuknya Umar ke dalam agama Islam. Keislaman Umar terbukti membawa kemajuan pesat bagi Islam . Kaum muslimin menjadi berani terang-terangan melakukan salat dan thawaf. Umar juga tidak takut menantang paman sendiri, Abu Jahal, seorang paling membenci Islam. Ia menemui Abu Jahal dan terang-terangan mengaku telah memeluk agama Islam. Karena ketegasannya itu, Umar mendapat julukan ”Al Faruq” yang artinya pem,beda antara yang baik dan buruk.
Ketika Nabi memutuskan untuk hijrah ke Yastrib, Umar bersma kaum Muhajirin lainnya berangkat mendahului Rasulullah dan abu Bakar. Di kota Madinah, Umar di[persaudarakan dengan Utban bin Malik. Seperti Abu Bakar, Umar juga ikut menggarap tanah subur madinah untuk ditanami berbagai macam tanaman.
Karena sifatnya yang tegas, tak jarang Umar mendebat Rasulullah, seperti dalam Perjanjian Hudaibiyah. Sebab, ia merasa perjanjian tersebut merugikan kaum muslimin. Namun di balik badannya yang kekar dan kuat serta wataknya yang keras dan tegas, Umar menyimpan sifat lembut dan perasa. Hatinya mudah tersentuh sampai menangis terharu. Tak jarang para sahabat menyaksikan umar menangis sehabis shalat karena teringat dosa-dosanya pada masa jahiliyah.
Pada tahun 634 M, ketika pasukan muslim sedang bergerak menaklukan Syam, Abu Bakar jatuh sakit. Ketika itulah, Abu bakar berfikir untuk menunjuk satu orang penggantinya. Pilihannya jatuh kepada Umar bin Khatab. Pandangannya yang jauh membuat Abu Bakar yakin bahwa Umarlah pemimpin yang tepat untuk menggantikannya.
Namun demikian, sebelum menentukan orang yang akan menjadi penggantinya, Abu Bakar meminta penilaian dari para shahabat besar mengenai Umar. Ia bertanya kepada Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, Asid bin Hudhair al anshari, said bin Zaid, dan para shahabat lain dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Pada umumnya , para shahabat itu memuji dan menyanjung Umar.
Setelah semua sepakat mengenai Umar, Khalifah abu Bakar lantas memanggil Usman. Kepada Usman, Abu Bakar mendikte sebuah teks perintah yang menunjuk Umar sebagai pengggantinya, sebagai berikut :
”Bismilllahirrahmaanirrahiim”. Ini adalah pernyataan Abu Bakar, khalifah penerus kepemimpinan Muhammad Rasulullah SAW, saat mengakhiri kehidupannya di dunia dan saat memulai kehidupannya di akherat. Dalam keadaan dipercayai oleh orang kafir dan ditakuti oleh orang durhaka, sesungguhnya aku menganggkat Umar bin Khatab sebagai pemimpin kalian. Bahwasanya ia adalah orang baik dan adil, sejauh pengetahuan dan pemnilaian diriku tentangnya. Bilamana dia kemuaidan seorang pendurhaka dan zalim, sungguh aku tidak pernah tahu akan hal yang bersifat gaib. Sungguh aku bermaksud baik dan segala sesuatu bergantung pada apa yang dilakukan . Dan orang yang zalim kelak akan mengetahui tempat mereka kembali”. (Q.S. Asy-Syura (26) : 227).
Maka demikiannlah, kaum muslimin pada tahun 634 M (13 H) membaiat Umar sebagai khalifah. Setelah dibaiat, Umar naik ke mimbar dan berpidato :
"Kalau bukan karena harapanku untuk menjadi yang terbaik di antara kamu, yang terkuat atas kamu, dan yang paling sadar akan apa yang p” Wahai manusia, aku telah ditetapkan berkuasa atas kamu. Namun penting dalam menangani urusanmu, aku tidak akan menerima amanat darimu. Cukuplah suka dan duka bagi Umar menunggu perhitungan untuk memberikan pertanggungjawaban mengenai zakatmu, bagaimana aku menariknya darimu dan bagaimana akau menyalurkannya dan caraku memerintah kamu.bagaimana aku harus memerintah. Hanya Tuhanku yang menjadi penolongku, karena Umar tidak akan dapat menyandarkan pada kekuasaan ataupun strategi yang cerdas, kecuali jika Tuhan mempercepat rahmat, pertolongan dan dukungan kepada oreang yang didukungnya”.
Usman bin Affan enam tahun lebih muda dari pada Nabi. Kabilahnya Bani Umayyah, merupakan kabilah Quraisy yang dihormati karena kekayaannya. Kekayaan tersebut mereka peroleh dari usaha perdagangan. Keluarga Usman juga kaya raya. Pada usia remaja, Usman sudah mulai menjalankan usaha dagangnya ke berbagai negeri. Abu Bakar, salah satu shahabat nabi dan sebagai teman dagang. Lewat Abu Bakar inilah Usaman masuk Islam.
Akhirnya Usman menerima ajakan rasulullah memeluk Islam tanpa ragu.Tidak berapa lama, Usman menikah dengan Ruqayah, putri Rasululah SAW. Keimanannya tak pernah goyah bahkan ketika ia disiksa oleh salah seorang pamannya dari Bani Umayyah untuk meninggalkan Islam dan kembali ke pangkuan agama nenek moyang.
Selain sifatnya lemah lembut dan tutur katanya halus, Usman seorang laki-laki pemalu. Suatu ketika, Rasulullah bersabda , : "Hai umatku yang paling malu adalah Usman bin Affan". Karena kelembutannya banyakorang mencintai Usman. Karena pemalu, Usman disegani dan dihormati banyak orang.
Gambaran terkenal mengenai Usman adalah kedermawanannya, sehingga orang akan mengatakan boros. Yang jelas, dia selalu siap mendermawankan hartanya yang melimpah sama sekali tidak menjadikan Usman kikir. Ia pernah menyumbangkan 300 ekor unta dan uang 1000 dinar ketika Nabi menyeru kaum muslimin untuk melakukan ekspedisi ke tabuk menghadapi tentara Byzantium.
Sejak masuk Islam , Usman tidak bisa dipisahkan dari perjuangan menegakkan agama Islam. Karena mendapatkan permusuhan yang sengit dari penduduk Mekah, Rasulullah menyuruh kaum muslimin hijrah ke Habsyi. Bersama istrinya, Usman melakukan hijrah ke Habsyi.
Di hadapan Rasulullah Usman mempunyai kedudukan mulia. Nabi sangat mengagumi ketampanan Usman. dan kemuliaan budi pekertinya. Karena itulah setelah Ruqayah wafat, Nabi menikahkan Usman dengan Ummu Kulsum salah satu putri Rasulullah. Pernikahannya dengan duaputri Nabi inilah yang menjadikan Usman dijuluki Dzun Nurain yang artinya pemilik dua cahaya. Sayangnya pernikahan dengan Umu Kulsum juga tidak terlalu lama karena Ummu kulsum meninggal terlebih dahulu . bagitu sayangnya Nabi kepada Usman maka Nabi pernah berkata, "Seandainya aku punya putri yang lain lagi, pasti akan aku nikahkan juga dengan Usman".
Kedudukan Usman yang begitu mulia di sisi Nabi membuatnya sangat dihormati oleh kaum muslimin. Pada masa Abu Bakar dan Umar, pendapat Usman senantiasa didengarkan dan diperhatikan. Tidaklah mengherankan jika Umar bin Khatab menunjuknya sebagai salah satu anggota Dewan syura. Lewat Dewan Syura itu pulabUsman diangkat sebagai khalifah ketiga.
Pada hari rabu waktu Subuh, 4 Dzulhijjah 23 H, khalifah Umar yang hendak mengimami shalat di masjid mengalami nasib naas. Ditikam oleh seorang budak dari Persia milik Mughirah bin Syu'bah yang bernama Abu Lu'lu'ah Fairuz.
Setelah penikaman, Umar masih bertahan selama beberapa hari . Dalam keadaan sakit, ia membentuk sebuah dewan yang beranggotakan enam orang yaitu antara lain Abdurrahman bin Auf , Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan. Dewan inilah yang dikenal dengan sebutan Dewan Syura. Keenam anggota Dewan Syura adalah para shahabat Nabi paling terkemuka yang masih hidup hingga saat itu. Mereka semua harus bersidang untuk menentukan siapa diantara mereka yang menggantikan kedudukan Umar sebagai khalifah.
Sepeninggalan Umar bin Khatab, Dewan Syura mulai bersidang untuk menentukan pengganti Umar. Abdurrahman bin auf ditunjuk sebagai ketua sidang. sidang berjalan alot sehingga selama tiga hari lamanya. Pada hari terakhir, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri dari pencalonan . Maka calon khalifah yang tersisa hanyalah Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan sebagai khalifah. Ketika dibaiat, usia Usman bin Affan hampir 70o tahun. Ia terpilih mengalahkan Ali bin Abu Thalib sebagian karena pertimbangan usia.
Setelah dibaiat, Usman berkhutbah di depan kaum muslimin :
"Sesungguhnya kalian berada di tempat sementara, dan perjalanan hidup kalian pun hanya untuk menghabiskan umur yang tersisa. Bergegaslah sedapat mungkin kepada kebaikan sebelauym ajal datang menjemput. Sungguh ajal tidak pernah sungkan datang sembarangan waktu dan keadaan baik siang maupun tidak pernah malam. ingatlah sesungguhnya dunia penuh dengan tipu daya . Jangan kalian terpedaya olehbkemilau dunia dan janganlah kalian sekali-kali melakukan tipu daya kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidak pernah lalai dan melalaikan kalian".
Sebelum menjadi khalifah, Usman adalah seorang dermawan. Ketika menjadi khalifah, kedermawanan Usman tidak lantas berkurang. Ia tetap menjadi dermawan seperti sebelum menjadi khalifah, bahkan menjadi lebih dermawan. Dia menaikkan tunjangan untuk kaum muslimin demi kesejahteraan mereka. harta kekayaan berupa jizyah dan harta rampasan perang yang didapat dari daerah taklukan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan kaum muslimin.
Selain dermawan , Usman juga seorang yang lemah lembut. Meskipun demikian, khalifah Usman juga seorang yang teguh hati. Misalnya , dia segera mengirimkan pasukan untuk mengamankan wilayah-wilayah yang memberontak terhadap kekuasaan Islam.
Kelemahan Usman adalah terlalu mengutamakan keluarganya dari bani Umayyah. Misalnya, ia mengangkat beberapa orang dari Bani Umayyah menjadi gubernur di beberapa wilayah. Sifatnya yang lemah lembut dan dermawan sering dimanfaatkan oleh anggota Bani Umayyah untuk mendapatkan keuntungan. Ia kurang bisa bersikap tegas terhadap keluarganya.
Ali bin Abu Thalib lahir pada hari Jum'at tanggal 13 rajab di kKota Mekah sekitar tahun 600 M. Ia lahir dari pasangan Abu Thalib bin Abdull Muthalib dan Fatimah binti Asad. Ketika lahir ibunya memberi nama haidar yang artinya singa. Namaun sang ayah lebih suka menamainya Ali artinya tinggi dan luhur. Abu Thalib adalah kakak Abdullah ayah Nabi Muhammad. Jadi Ali dan Muhammad adalah saudara sepupu.
Sejak kecil Ali hidup serumah dengan Muhammad, berada di bawah asuhannya. Nabi tentu saja ingat bahwa dia pernah diasuh oleh pamannya, abu Thalib. Ketika dalam asuhan sepupunya inilah, Ali mendapat cahaya kebenaran yakni Islam. Tanpa ragu sedikit pun ia memutuskan untuk menyatakan beriman kepada Allah dan RasulNya. Keputusan ini dilakukan ketika Ali masih kecil, ketika umurnya baru 10 tahun. Secara keseluruhan , ia adalah orang ketiga yang memeluk Islam dan yang pertama dari golongan anak-anak.
Di bawah asuhan Rasulullah SAW, Ali tumbuh berkembang. Segala kebaikan perilaku diajarkan oleh Nabi kepada sepupunya. Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, pemberani, tegas, juga lembut hati dan sangat pemurah. Kecerdasannya sangat menonjol. Ia merupakan sahabat Nabi yang paling faham tentang al Qur'an dan Sunnah, karena merupakan salah satu sahabat terdekat Nabi. Ia menerima langsung pengajaran Al-Qur'an dan Sunnah dari Rasulullah SAW. Setelah hijrah ke Madinah, Ali bekerja sebagai petani, seperti Abu Bakar dan Umar. Dua tahun setelah hijrah, Ali menikah dengan Fatimah az Zahra, putri kesayangan Rasulullah SAW. Dari pasangan inilah lahir dua cucu Rasulullah SAW yang bernama Hasan dan Husain.
Dari Madinah, bersama nabi dan kaum muslimin lainnya berjuang bersama–sama. Ali hampir tidak pernah absen di dalam mengikuti peperangan bersama rasulullah, seperti perang Badar, Uhud, Khandak, Khaibar dan pembebasan kota Mekah.
Pada ekspedisi ke Tabuk, Ali tidak ikut dalam barisan perang kaum muslimin atas perintah Nabi. Ali diperintahkan tingal di Madinah menggantikannya mengurus keperluan warga kota. Kaum munafik menebarkan fitnah dengan mengatakan bahwa Nabi memberi tugas itu untuk membebaskan Ali dari kewajiban perang. Mendengar hal tersebut, Ali merasa sedih, dengan pakaian perang lengkap, ia menyusul Rasulullah SAW dan meminta izin bergabung dengan pasukan. Namun Nabi SAW bersabda : “ Merekalah berdusta. Aku memintamu tinggal untuk menjaga yang kutinggalkan. Maka kembalilah dan lindungilah keluarga dan harta benrdaku. Tidakkah engkau bahagia, wahai Ali, bahwa engkau di sisiku seperti Harun di sisi Musa. Ingatlah bahwa sesudahku tidak ada Nabi.” Dengan patuh Ali kembali ke Madinah.
Sepeninggal Nabi SAW, Ali menjadi tempat para sahabat meminta pendapat. Begitu terhormat posisi Ali di mata umat Islam. Bahkan Abu Bakar, Umar dan Usman ketika menjabat sebagai khalifah tidak pernah mengabaikan nasehat-nasehat Ali. Meskipun tegas dankeras dalam setiap pertempuran, namun ali memiliki sifat penyayang yang luar biasa. Ali tak pernah membunuh lawan yang sudah tidak berdaya. Bahkan ia pernah tak jadi membunuh musuhnya dikarenakan sang musuh meludahinya, sehingga membuatnya marah.
Dalam hidup keseharian, Ali hidup dengan bersahaja. Meskipun miskin, Ali tetap gemar bersedekah. Ali tak segan-segan menyedekahkan makanan yang yang semestinya untuk keluarganya. Bahkan, Ali dan keluarganya tidak berhari-hari karena makanan milik mereka diberikan kepada peminta-minta.
Melihat berbagai keutamaannya, tidaklah mengherankan jika Khalifah Abu Bakar sering kali meminta pendapat Ali sebelum mengambil tindakan. Sebenarnya ia bahkan sempat berfikir untuk menunjuk Ali Ali sebagai khalifah penggantinya. Namun karena berbagai pertimbangan, maka Abu Bakar membantalkan niatnya menunjuk Ali sebagai khalifah. Ketika Umar menjabat khalifah, ia juga tak pernah mengabaikan saran-saran Ali. Umar bahkan memasukkan Ali sebagai salah satu calon khalifah sesudahnya. Ketika khalifah Usman memerintah, nasehat-nasehat Ali juga nebjadi bahan pertimbangan sebelum keputusan ditetapkan.
Pada saat kaum pemberontak mengepung rumah Khalifah Usman, Ali mengutus dua putra lelakinya yang bernama Hasan dan husain untuk ikut melindungi Khalifah Usman. Namun hal itu tak mampu mencegah bencana yang menimpa Khalifah Usman dan juga kaum muslimin. Khalifah Usman terbunuh secara keji pada tanggal 17 Juni 656 M.
Beberapa sahabat terkemuka seperti Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah, ingin membaiat Ali sebagai khalifah. Mereka memandang bahwa dialah yang pantas dan berhak menjadi seorang khalifah. Namun Ali belum mengambil tindakan apa pun. Keadaan begitu kacau dan mengkhawatirkan sehingga Ali pun ragu-ragu untuk membuat suatu keputusan dan tindakan.
Setelah terus menerus didesak, Ali akhirnya bersedia baiat menjadi khalifah pada tanggal 24 Juni 656 M, bertempat di Masjid Nabawi. Hal ini menyebabkan semakin banyak dukungan yang mengalir, sehingga semakin mantap saja ia mengemban jabatan khalifah. Namun sayangnya, ternyata tidak seluruh kaum muslimin membaiat Ali bin Abu Thalib sebagai khalifah. Selama masa kepemimpinannya, khalifah Ali sibuk mengurusi mereka yang tidak mau membaiat dirinya tersebut. Sama seperti pendahulunya yaitu Rasulullah, Abu Bakar dan Umar, Usman, khalifah Ali juga hidup sederhana dan zuhud. Ia tidak senang dengan kemewahan hidup. Ia bahkan menentang mereka yang hidup bermewah-mewahan.
Ali bin Abu Thalib adalah seorang perwira yang tangkas, cerdas, tegas teguh pendirian dan pemberani. Tak ada yang meragukan keperwiraannya. Berkat keperwiraannya tersebut Ali mendapatkan julukan Asadullah, yang artinya singa Allah. Karena ketegasannya, ia tidak segan-segan menggati pejabat gubernur yang tidak becus mengureusi kepentingan umat Islam. Ia juga tidak segan-segan memerangi mereka yang melakukan pemberontakan. Di antara peperangan itu adalah Perang Jamal dan Perang Siffin. Berkat ketegasan dan keteangkasannya, perang Jamal dapat dimenanginya. Namun dalam perang Siffin, Khalifah Ali tertipu oleh muslihat pihak Mu’awiyah. Ali hampir memenangi, namun pihak Muawiyah meminta kepada Ali agar diadakan perjanjian damai yang disebut perjanjian di Daumatul Jandal.
Untuk memulai berdiskusi, maka kalian harus mengikuti arahan berikut ini:
No | Masalah | Hasil diskusi |
1. | Mengapa kita perlu mengetahui biografi Khulafaurrasyidin ? | |
2. | Bagaimana proses pemilihan Khulafaurrasyidin.? |
Bandingkan hasil diskusi kalian dengan contoh berikut!
NO | HAL YANG DINILAI | SKOR |
1 | Ketepatan isi fenomena | |
2 | Kepercayaan diri penyaji | |
3 | Keruntutan penyampaian | |
4. | Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati | |
5. | Kreatifitas penyaji |
Kalian sudah belajar banyak tentang perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW periode Madinah. Bacalah dengan seksama pernyataan berikut!
Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y=Yakin dan KY= Kurang Yakin
NO | PERNYATAAN | SY | Y | KY |
1. | Saya yakin bahwa setiap pemimpin pasti mempunyai perjalanan hidup (biografi) yang bermacam-macam keadaannya. | |||
2. | Saya yakin bahwa setiap pemimpin yang bijaksana akan sukses dalam pemerintahannya. | |||
3. | Saya yakin setiap pemimpin dalam memerintah pasti akan menghadapi kesulitan-kesulitan. |
NO | KASUS | PENDAPAT |
1. | Seorang juru dakwah harus mempunyai ketabahan, kesabaran dan semangat dalam berdakwah | |
2. | Dalam melakukan profesi dakwah harus bijaksana. | |
3. | Kesulitan-kesulitan hidup akan terseleseikan dengan sikap bijaksana. |
Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat mengamalkan apa yang telah diketahui. Sekarang saatnya kamu merancang kegitan untuk berlatih mempraktekkan apa yang kalian pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu. Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang kalian akan lakukan.
NO | RENCANA PERILAKU YANG AKAN SAYA LAKUKAN | KENDALA | HASIL MELAKUKAN |
1 | Dilingkungan rumah | ||
2 | Di madrasah | ||
3 | Di masyarakat | ||
4. | Untuk negara | ||
5 | Untuk agama |
Adapun Ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari sejarah perkembangan Islam masa khulafaurrasyidin adalah sebagai berikut:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jelas!
BAB V
STRATEGI DAN SUBSTANSI DAKWAH KHULAFAURRASYIDIN
Setelah kamu melihat gambar di atas apa yang kamu temukan? Isilah kotak di bawah ini dengan pendapat kamu!
Peta Konsep
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun (632 – 634 M), maka mempunyai beberapa kebijakan dan strategi ketika memimpin negara yaitu :
Pada awal pemerintahan Abu Bakar, ada tiga masalah besar yang dihadapi yaitu adanya kaum murtaddin (kaum riddah), munculnya nabi-nabi palsu, dan kelompok yang ingkar membayar zakat.
Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena Nabi Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi
Kemurtadan saat itu terjadi di mana-mana dan menimbulkan kekacauan. Untuk itu Abu Bakar mengirim 11 pasukan perang dengan 11 daerah tujuan. Antara lain, pasukan Khalid bin Walid ditugaskan menundukkan Thulaiha Al-Asadi, pasukan 'Amer bin Ash ditugaskan di Qudhla'ah. Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman dan Khalid bin Said ditugaskan ke Syam.
Perang Riddah menimbulkan banyak kurban, termasuk sebagaian para penghafal Al qur'an . Kenyataan ini sangat merugikan sekaligus menghawartirkan Jika semakin banyak penghafal Al qur'an gugur, berakibat Al qur'an bisa menghilang. Menyadari hal ini, Umur bin Khatab agar mencatat semua hafalan Al Qur'an pada para sahabat yang masih hidup. Dengan demikian, Al Qur'an dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Abu Bakar ragu, apakah harus menerima usulan Umar bin Khatab ataukah menolaknya ? Ia ragu sebab nabi belum pernah melakukannya. Namun, Umar berhasil meyakinkan Abu Bakar bahwa pengumpulan Al Qur'an akan sangat bermanfaat bagi keutuhan Al Qur'an sendiri. Akhirnya, Abu Bakar menugaskan Zaid bin Tsabit untuk memimpin pengumpulan Al Qur'an. Zaid ditunjuk karena ia pemuda yang cerdas dan berpengalaman mencatat ayat-ayat Al Qur'an. Zaid bin Tsabit dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik.
Keberhasilan dalam perang Riddah, ancaman dari dalam Jazirah Arab, dapat dikatakan teratasi. Namun ancaman dari luar sedang bergerak.
Kekuasaan yang dijalankan pada masa Kholifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral. Kekuasaan legislatis, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
Ketika Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pertama, ia berusaha mewujudkan keinginan tersebut dalam upaya memperluas wilayah kekuasaan Islam ke daerah Syiria. Untuk keperluan tersebut Abu Bakar menugaskan 4 orang panglima perang, yaitu :
Ketika itu Syiria berada di bawah kekuasaan Romawi pimpinan Kaisar Heraklius Sebenarnya pengembangan Islam ke Syiria ini telah dimulai sejak nabi akan wafat, di bawah pimpinan Usamah bin Zaid. Namun terhenti karena pasukan Islam mendengar berita tentang wafatnya nabi Muhammad SAW.kemudian ini dilanjutkan kembali pada masa pemerintahan Abu Bakar. Usaha perluasan ini dipimpin oleh 4 orang panglima dan diperkuat lagi dengan datngnya pasukan Khalid ibnu Walid yang berjumlah lebih kurang 1500 orang, juga mendapat bantuan dari Mutsanna ibnu Haritsah. Khalid ibnu Walid sebelumnya telah berhasil mengadakan perluasan ke beberapa daerah di Irak dan Persia. Karena Abu Bakar mendengar bahwa Abu Ubaidah kewalahan dalam menghadapi pasukan Romawi Timur di Syiria, lalu Khalid diperintahkan untuk membantu pasukan Abu Ubaidah.
Pada waktu berlangsungnya perang melawan tentara Romawi Timur ini, datang sebuah berita tentang wafatnya Abu Bakar (13 H/634 M). Selanjutnya yang menggantikan kedudukan abu Bakar adalah Umar ibnu Khatab. Di tengah berkecambuknya perang melawan tentara Romawi Timur ini, datang berita kewafatan Abu Bakar (13H/634 M). selanjutnya yang menggantikan kedudukan Abu Bakar adalah Umar ibn Khattab.
Pada masa pemerintahan Umar bin Khatab, usaha pengembangan Wilayah Islam terus dilanjutkan. Kemenangan dalam perang Yarmuk pada masa Abu Bakar, membuka jalan bagi Umar untuk menggiatkan lagi usahanya. Dalam pertempuran di Ajnadin tahun 16 H/636 M, tentara Romawi dapat dikalahkan. Selanjutnya beberapa kota di pesisir Syiria dan Pelestina, seperti Jaffa, Gizar, Ramla, Typus, Uka (Acre), Askalon dan Beirut dapat ditundukkan pada tahun 18 H/638 M dengan diserahkan sendiri oleh Patrik kepada Umar bin Khatab.
Khalifah Umar bin Khatab melanjutkan perluasa dan pengembangan wilayah Islam ke Persia yang telah dimulai sejak masa Khalifah Abu Bakar. Pasukan Islam yang menuju Persia ini berada di bawah pimpinan panglima Saad bin Abi Waqas. Dalam perkembangna berikutnya, berturut-turut dapat ditaklukan beberapa kota, seperti kadisia tahun 16 H/636M, kota Jalula tahun 17 H/638 M. Madain tahun 18 H / 639 M dan Nahawand tahun 21 H / 642 M.
Khalifah Umar bin Khatab juga mengembangkan kekuasaan Islam ke Mesir. Pada saat itu penduduk Mesir, yaitu suku bangsa Qibti (Qopti) sedang mengalami penganiayaan dari bangsa Romawi dan sangat mengaharapkan bantuan dari orang-orang Islam. Setelah bemhasil menaklukkan Syiria dan Palestina, Khalifah Umar bin Khatab memberankatkan pasukannya yang berjumlah 4000 orang menuju Masir di bawah pimpinan Amr bin Ash. Sasaran pertama adalah menghancurkan pintu gerbang al Arisy, lalu berturut-turut al Farma, bilbis, tendonius (Ummu Dunain), Ain Sams, dan juga berhasil merebut benteng babil dan Iskandariyah.
Di antara jasa dan peninggalan Umar bin Khatab selama ia menjabat khalifah adalah menertibkan emerintahan dengan mengeluarkan undang-undang. Diadakan kebijakan peraturan perundangan mengenai ketertiban pasar, ukuran dalam jual beli, mengatur kebersihan jalan dan lain-lain.
Khalifah Umar bin Khatab juga membagi daerah menjadi beberapa daerah pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Khalifah bertindak sebagai pemimpin pemerintahan pusat, sedangkan di daerah dipegang oleh para gubernur yang membantu tugas pemerinahan khalifah di daerah-daerah.
Selain itu, Khalifah Umar bin Khatab juga membentuk beberapa dewan, diantarannya Dewan Perbendaharaan Negara, dan Dewan Militer. Ia juga membentuk utusan kehakiman, dimana hakim yang terkenal pada waktu itu adalah Ali bin Abu Thalib.
Pada masa khalifah Usman terdapat juga beberapa upaya perluasan daerah kekuasaan Islam Diantaranya adalah melanjutkan usaha penaklukan Persia. Kemudian Tabaristan, Azerbaijan dan Armenia. Usaha perluasan daerah kekuasaan Islam tersebut lebih lancar lagi setelah dibangunnya armada laut. Satu persatu daerah di seberang laut ditaklukanya, antara lain wilayah Asia Kecil, pesisir Laut Hitam, pulau Cyprus, Rhodes, Tunisia dan Nubia.
Dalam upaya pemantapan dan stabilitas daerah kekuasaan Islam di luar kota Madinah, khalifah Usman bin Affan telah melakukan pengamanan terhadap para pemberontak yang melakukan maker di daerah Azerbaijan dan rai, karena mereka enggan membayar pajak, begitu juga di Iskandaryah dan di Persia.
Pada masa Usman, terjadi perselisihan di tengah kaum muslimin perihal secara baca al Qur'an (qiraat). Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa al Qur'an diturunkan dengan beragam cara abaca. Karena perselisihan ini, hampir saja terjadi perang saudara. Kondisi ini dilporkan oleh Hudzaifah al Yamani kepada Khalifah Usman. Menggapai laporan tersebut, Khalifah Usman memutuskan untuk melakukan penyeragaman cara abaca al Qur'an. Cara baca inilah yang akhirnya secara resmi dipakai oleh kaum muslimin. Dengan demikian, perselisihan dapat diselesaikan dan perpecahan dapat dihindari.
Dalam menyusun cara baca al Qur'an resmi ini, Khalifah Usman melakukannya berdasarkan cara abaca yang dipakai dalam al Qur'an yang disusun leh Abu Bakar . Setelah pembukuan selesai, dibuatlah beberapa salinannya untuk dikirim ke Mesir, Syam, Yaman, Kufah, Basrah dan Mekah. Satu mushaf disimpan di Madinah.Mushaf-mushaf inilah yang kemudian dikenal dengan nama Mushaf Usmani. Khalifah Usman mengharuskan umat Islam menggunakan al Qur'an hasil salinan yang telah disebarkan tersebut. Sementara mushaf al Qur'an dengan car abaca yang lainnya dibakar.
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35 H/655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdir dari orang-orang yang kecewa itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijaksanannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya adalah Marwan ibnu Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan usman hanya menyandang gelar khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting. Usman laksana boneka dihadapan kerabatnya tersebut. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masa Usman tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar danmengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, mesjid-mesjid dan memperluas mesjid Nabi di Madinah.
Khalifah Ali bin Abu Thalib memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi dikarenakan keteledoran mereka.
Ali juga menarik kembali tanah yang ihadiahkan Usman kpada penduduk dengan menyerahkan hasl pendapatannya kepada negara., dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan oleh Umar bin Khatab.
Setelah kebijakan tersebut diterapkan, Ali bin Abu Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman, dan mereka menuntut bela terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara tersebut secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun terjadi. Perang ini dikenal dengan nama "Perang Jamal" (Perang Unta), karena Aisyah dalam pertempuran ini menunggang unta. Ali berhasil mengalahkan lawanya. Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.
Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijasanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus yaitu Muawiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan Aisyah, Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskusdengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan Muawiyah di siffin. Pertempuran tersebut dikenal dengan nama perang Siffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tetapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga yaitu al Khawarij, artinya orang –orang yang keluar dari barisan Ali. Akibatnya di ujung masa pemerintahan Ali bin Abu Thalib umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Muawiyah, Syi'ah (pengikut) Ali dan al Khawarij atau orang-orang yang keluar dari barisan Ali. Keadaan Iini tidak menguntungkan Ali. Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin melemah, sementara posisi Muawiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah satu anggota kelompok Khawarij yakni Ibnu Muljam.
Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh putranya yang bernama Hasan bin Ali selama beberapa bulan. Namun karena Hasan ternyata lemah, sementara Muawiyah kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjanian ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, di bawah Muawiyah bin Abu Sufyan. Di sisi lain, perjanjian itu juga menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H (661 M), tahun persatuan ini dikenal dalam sejarah sebagai tahun "Amul Jamaah ('am jamaah). Dengan demikian berakhirlah apa yang disebut dengan Khulafaur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah politik Islam.
Untuk memulai berdiskusi, maka kalian harus mengikuti arahan berikut ini:
No | Masalah | Hasil diskusi |
1. | Mengapa kita perlu mengetahui kebijakan dan strategi Khulafaurrasyidin? | |
2. | Apa saja strategi dakwah Khulafaurrasyidin.? | |
3. | Apa saja prestasi pemerintahan Khulafaurrasyidin? | |
4. | Adakah kesulitan-kesulitan yang dihadapi masa pemerintahan Khulafaurrasyidin? |
Bandingkan hasil diskusi kalian dengan contoh berikut!
Carilah sebuah cerita/kisah/ fenomena yang kalian tentang proses pemilihan pemimpin!
NO | HAL YANG DINILAI | SKOR |
1 | Ketepatan isi fenomena | |
2 | Kepercayaan diri penyaji | |
3 | Keruntutan penyampaian | |
4. | Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati | |
5. | Kreatifitas penyaji |
Kalian sudah belajar banyak tentang perkembangan dakwah Nabi muhammad SAW periode madinah. Bacalah dengan seksama pernyataan berikut!
Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y=Yakin dan KY= Kurang Yakin
NO | PERNYATAAN | SY | Y | KY |
1. | Saya yakin bahwa setiap pemimpin harus mempunyai strategi dalam pemerintahannya. | |||
2. | Saya yakin bahwa setiap pemimpin yang bijaksana akan sukses dalam pemerintahannya. | |||
3. | Saya yakin setiap pemimpin dalam memerintah pasti akan menghadapi kesulitan-kesulitan. |
NO | KASUS | PENDAPAT |
1. | Orang yang berdakwah tanpa menggunakan strategi dakwah akan sulit berhasil. | |
2. | Dalam melakukan profesi dakwah harus bijaksana. | |
3. | Kesulitan-kesulitan hidup akan terseleseikan dengan sikap bijaksana. |
Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat mengamalkan apa yang telah diketahui. Sekarang saatnya kamu merancang kegitan untuk berlatih mempraktekkan apa yang kalian pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu. Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang kalian akan lakukan.
NO | RENCANA PERILAKU YANG AKAN SAYA LAKUKAN | KENDALA | HASIL MELAKUKAN |
1 | Di lingkungan rumah | ||
2 | Di madrasah | ||
3 | Di masyarakat | ||
4. | Untuk negara | ||
5 | Untuk agama |
Adapun Ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari sejarah perkembangan Islam masa khulafaurrasyidin adalah sebagai berikut:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan benar!
Daftar Pustaka
Achmadi, Wahid dkk. 2006. Menjelajahi Peradaban Islam. Pustaka Insan Madani: Sleman
Al-’Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam. Jakarta. Akbar Media Eka Sarana.
Depag RI. 2002. Sejarah Kebudayaan Islam Kelas III,
Hasan, Ibrahim. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang.
Jamil, A. Dkk. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: CV. Toha Putra.
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya I, Jakarta: UI Press.
Sya’labi, Ahmad. 1979. Sejarah Kebudayaan Islam I. Jakarta: Pustaka al-Husna.
Tajjuddin, Abdurrahman. 1953. Dirasat fi al-Tarikh al-Islami. Kairo: Maktabah as-Sunnah al-Muhammadiyah.
Wakhid, Achmadi M.Ag dkk. 2008. Sejarah Kebudayaan Islam Kalas XII. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: LSKIK.