UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG MENGURUTKAN PECAHAN BERPENYEBUT BEDA DENGAN MODEL DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN
SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN GENTAN 04
KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh:Sri Nurwati .
SD Negeri Gentan 04,Susukan,Semarang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui apakah melalui model demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan dan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SDN Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model yang dikemukakan oleh Arikunto dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV SDN Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran model demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IV SDN Gentan 04. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pengamatan keaktifan siswa pada pra siklus diperoleh rata-rata skor 14,93 dengan persentase 53,33% kategori cukup. Meningkat pada siklus 1 dengan rata-rata skor 22,35 persentase 69,89% kategori baik. Meningkat pada siklus 2 diperoleh rata-rata skor 26,39 dengan persentase 82,49% kategori sangat baik. Untuk hasil belajar pada saat prasiklus dari 24 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu sebanyak 5 siswa (35%) dan 19 siswa lainya (65%) mendapat nilai di bawah KKM, dengan ketuntasan klasikal 46,67%. Meningkat pada siklus 1, dari 24 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu sebanyak `15 siswa (65%) dan 9 siswa lainya (35%) mendapat nilai di bawah KKM, dengan ketutasan klasikal 73,33%. Kemudian meningkat lagi lagi pada siklus 2, dari 24 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu sebanyak 21 siswa (90%) dan 3 siswa lainya (10%) mendapat nilai di bawah KKM, dengan ketutasan klasikal 90%.Simpulan dari penelitian ini adalah metode model demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IV SDN Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Saran yang diberikan adalah agar model demonstrasi dan eksperimen dapat diterapkan tidak hanya pada mata pelajaran matematika namun juga pada mata pelajaran lain.
Kata kunci: Hasil belajar, Matematika, Demonstrai, Eksperimen.
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan bagi guru SD, serta kurangnya kreatifitas guru dalam membuat dan menggunakan metode serta media pembelajaran Matematika. Pentingnya metode dan media pembelajaran Matematika telah diakui oleh semua jajaran penyelenggara pendidikan dan para ahli pendidikan.
Menurut J. Piaget dan Rosefferdi dalam Anis Novianti, (1997:1) tahap perkembangan siswa berada pada tahap operasi konkret. Pada tahap operasi konkret ini siswa akan mempunyai pengalaman yang mengesankan apabila dalam pembelajaran digunakan media pembelajaran. Untuk itu guru dituntut memberikan pengalaman belajar siswa melalui penggunaan berbagai media, seperti halnya media konkret.
Kompetensi guru dalam pelaksanaan interakasi belajar mengajar mempunyai indikator; mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu menggunakan metode/strategi, mampu menggunakan media/alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang komunikatif, mampu memotivasi siswa, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian, dan mampu menggunakan waktu. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 13-14).
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar pecahan dan urutannya kelas IV semester I di SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016. Peneliti menemukan masalah bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika mengurutkan pecahan masih rendah.Data yang diperoleh peneliti dari hasil tes formatif menujukkan dari 24 siswa hanya 11 siswa (36,7%) yang mampu menyamai/melampui KKM ≥ 70, sedangkan sebanyak 13 siswa (63,3%) nilainya berada di bawah KKM ≤ 70, dengan rata-rata kelas 61,3.
Kegagalan dalam pembelajaran Matematika dikarenakan guru dalam mengelola pembelajaran tidak menggunakan media dan metode yang tepat.Untuk memperbaiki hasil dari kegiatan pembelajaran Matematika materi mengurutkan pecahan pada siswa kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04 tahun pelajaran 2015/ 2016 dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan menggunakan media dan metode Demonstrasi dan Eksperimen melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak 2 siklus. Dengan melaksanakan PTK kelemahan guru dan siswa akan segera dapat diatasi serta hasil belajar siswa dapat meningkat.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah Penggunaan Media dan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Mengurutkan Pecahan Berpenyebut Beda pada Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016”?
TUJUAN PENELITIAN
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika materi mengurutkan pecahan dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Eksperimen kelas IV semester I di SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi semua pihak antara lain:
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu Mathein atau Manthrnein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat kaitannya dengan kata Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi (Andi Hakim Nasution, 1980:12). Menurut Benyamin Bloom (1956) gambaran hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Hasil belajar Matematika seiring dengan tujuan Pendidikan Matematika menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi adalah sebagai berikut:
Media merupakan alat saluran komunikasi (Heinick, dkk: 1993). Media berasal dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan pesan (a receiver).Dalam proses pembelajaran media mempunyai arti sebagai berikut: 1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm: 1997).2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya (Briggs: 1977).3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA: 1969).
Dalam proses komunikasi guru berperan sebagai komunikator bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan. Agar pesan yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan yaitu media pembelajaran.
Media
Gambar 1.
Proses komunikasi dalam pembelajaran
Secara khusus media pembelajaran memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:1) Membuat konkret konsep yang abstrak. 2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar di dapat ke dalam lingkungan belajar.3)Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Metode Demonstrasi merupakan metode mengajar yang manyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.
Metode mengajar Demonstrasi hakikatnya untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode Demonstrasi identik dengan metode mengajar Modeling.
Berdasarkan uraian tentang metode Demonstrasi, peneliti menyimpulkan bahwa metode Demonstrasi adalah metode yang dapat mempertunjuk objek secara langsung. Metode Demonstrasi identik dengan metode Modeling.
Metode Eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan ayau mencobakan sesuatu secara serta mengamati secara proses. Metode Eksperimen sulit dipisahkan dengan metode Demonstrasi karena keduanya kemungkinan data digunakan secara bersamaan. Metode Eksperimen dapat dilakukan secara kelompok maupun individual.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa metode Eksperimen penyajiannya melalui percobaan suatu objek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Metode Eksperimen dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui pengalaman.
Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka di atas dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti lebih menekankan penggunaan media dan metode Demonstrasi serta Eksperimen mata pelajaran Matematika dengan materi pokok mengurutkan pecahan.Agar pembelajaran bisa berhasil dan hasil belajar siswa meningkat peneliti menggunakan media. Untuk pengembangannya peneliti menggunakan benda berupa tali. Benda konkret tersebut sangat merangsang anak untuk berfikir konkret dalam mengurutkan pecahan khususnya pecahan berpenyebut beda.
Dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Eksperimen diharapkan siswa lebih mudah belajar Matematika dengan materi mengurutkan pecahan dan akhirnya memperoleh pemahaman, pola pikir, dan ketrampilan Matematika dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah peneliti uraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa dengan menggunakan media dan metode Demosntrasi dan Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar Matematika mengurutkan pecahan berpenyebut beda pada siswa kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016.
Subjek Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016. Siswa kelas IV SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan tahun pelajaran 2015/ 2016 ini berjumlah 24 siswa terdiri dari 14 siswa laki–laki dan 10 siswa perempuan.
Prosedur Penelitian
Desain penelitian adalah sebuah rencana, sebuah garis besar tentang bagaimana peneliti akan memahami bentuk hubungan antara variabel yang ia teliti. Adapun desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan kelas dalam dua siklus, dan masing-masinfg siklus terdiri atas empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi.
Teknik Analisis Data
Menurut Mills (2000) analisa data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk menerangkan secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya. Analisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan strategi analisis data sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Kondisi Awal (Pra Siklus) dalam pembelajaran mata pelajaran Matematika kompetensi dasar “Pecahan dan urutannya dengan materi pokok mengurutkan pecahan”. Peneliti menemukan hasil evaluasi belajar siswa yang belum sesuai dengan harapan. Rata–rata hasil evaluasi masih di bawah kriteria ketuntasan mengajar.
Tabel I
Data Nilai Pra Siklus Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2015/ 2016
No. | Nilai | Jumlah |
1. | 40 – 49 | 2 |
2. | 50 – 59 | 6 |
3. | 60 – 69 | 6 |
4. | 70 – 79 | 7 |
5. | 80 – 89 | 3 |
6. | 90 – 100 | 0 |
Jumlah | 24 |
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:
Gambar 2
Grafik Batang Nilai Pra Siklus Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Dari grafik di atas dapat didisripsikan bahwa perolehan nilai pada pra
Siklus yang mendapat nilai 40–49 adalah 1 siswa, 50–59 adalah 12 siswa, 60–69 adalah 6 siswa, 70–79 adalah 7 siswa, 80–89 adalah 2 dan 90–100 adalah 2 siswa. Nilai rata–rata adalah 61,25. Jumlah siswa yang tuntas adalah 11 siswa atau 36,7%, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 19 siswa atau 63,3%.
SIKLUS I
Tabel II
Data Nilai Siklus I Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
No. | Nilai | Jumlah |
1. | 50 – 59 | 0 |
2. | 60 – 69 | 10 |
3. | 70 – 79 | 12 |
4. | 80 – 89 | 2 |
5. | 90 – 100 | 0 |
Jumlah | 24 |
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:
Gambar 3
Grafik Batang Nilai Siklus I Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Dari grafik di atas dapat didisripsikan bahwa perolehan nilai pada siklus I yang mendapat nilai 50–59 adalah 2 siswa, 60–69 adalah 8 siswa, 70–79 adalah 16 siswa, tidak ada yang memperoleh nilai antara 80–89, dan 90–100 adalah 4 siswaNilai rata–rata adalah 69,3 siswa yang memperoleh nilai tuntas adalah 20 siswa atau 66,7%, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 10 siswa atau 33,3%.Setelah perbaikan pembelajaran berakhir, peneliti berdiskusi dengan Supervisor II untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan pelaksanaaan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Adapun keberhasilannya adalah sudah digunakannya media dan metode Demonstrasi dan Eksperimen secara berkelompok dalam pembelajaran Matematika sehingga hasil belajar siswa meningkat.Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut, masih tampak kurang partisipasi aktif beberapa siswa dalam pembelajaran, motivasi yang diberikan guru belum dirasakan oleh semua siswa, dan dalam menyelesaikan eksperimen siswa kurang aktif cenderung bergantung pada temannya.
Faktor penyebab kegagalan dari pembelajaran siklus I adalah, guru dalam memberian motivasi kurang dirasakan oleh semua siswa, dan pada pelaksanaan eksperimen secara kelompok bimbingan yang dilakukan guru belum menyeluruh hanya terpusat pada siswa yang pandai. Dalam kegiatan bereksperimen secara berkelompok siswa dengan tingkat kemampuan rendah hanya bergantung pada temannya tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tidak dipungkiri hanya 20 siswa saja yang melampui ketuntasan belajar.
Alasan diadakannya tindakan perbaikan pada siklus I adalah berdasarkan perolehan nilai hasil tes formatif masih terdapat 20 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran untuk itu peneliti melanjutkan pada siklus II dengan harapan hasil belajar yang diperoleh meningkat.
SIKLUS II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 16 September 2015 jam 07.00–08.10 WIB.
Tabel III
Data Nilai Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
No. | Nilai | Jumlah |
1. | 60 – 69 | 3 |
2. | 70 – 79 | 1 |
3. | 80 – 89 | 4 |
4. | 90 – 100 | 16 |
Jumlah | 24 |
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:
Gambar 4
Grafik Batang Nilai Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Dari grafik di atas dapat didiskripsikan bahwa perolehan nilai pada siklus II yang mendapat nilai 60–69 adalah 3 siswa, 70–79 adalah 1 siswa, 80–89 adalah 4 siswa, dan 90–100 adalah 16 siswa.Nilai rata–rata adalah 85 siswa yang memperoleh nilai tuntas adalah 21 siswa atau 90%, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 3 siswa atau 10%.Selama perbaikan pembelajaran, peneliti diamati oleh Supervisor II. Supervisor II mencatat semua hasil temuannya.
Setelah perbaikan pembelajaran berakhir, peneliti berdiskusi dengan Supervisor II untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran.Adapun keberhasilannya adalah partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran meningkat, peningkatan siswa dalam menyelesaikan tugas, dan hampir seluruh siswa antusias dalam, adanya peningkatan dari hasil evaluasi yang pada siklus I nilai rata–ratanya 66,67 pada siklus II menjadi 85 sedangkan prosentase ketuntasan pada Siklus I hanya 66,7% untuk siklus II prosentase ketuntasan meningkat menjadi 90%.Sedangkan kekurangannya adalah: masih ada 3 siswa (10%) yang belum mencapai KKM (•70).
Faktor penyebab adanya 3 siswa yang belum tuntas dikarenakan pada saat bereksperimen maupun dalam mengerjakan guru kurang membedakan perbedaan kemampuan secara individual.Pada siklus II ini peneliti hanya melakukan tindakan perbaikan berupa tugas berstuktur kepada ketiga siswa tersebut dengan harapan ketiga siswa tersebut dapat meningkatkan hasil belajar Matematika untuk materi mengurutkan pecahan.
Data Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
No. | Nilai | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II |
1. | 40 – 49 | 1 | 0 | 0 |
2. | 50 – 59 | 6 | 2 | 0 |
3. | 60 – 69 | 6 | 8 | 0 |
4. | 70 – 79 | 7 | 10 | 3 |
5. | 80 – 89 | 2 | 0 | 2 |
6. | 90 – 100 | 2 | 4 | 19 |
Jumlah | 24 | 24 | 24 |
ntuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:
Gambar 5
Grafik Batang Nilai Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Tabel V
Data Ketuntasan Klasikal
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
No. | Nilai | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II |
1. | Ketuntasan kelas (%) | 36,7 % | 66,7% | 90% |
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:
Gambar 6
Grafik Batang Data Ketuntasan Klasikal Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Dari grafik diatas dapat didiskripsikan bahwa ketuntasan klasikal pada pra siklus 36,7%, kemudian pada siklus I 66,7% mengalami kenaikan 30%. Sedangkan pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 23,3% sehingga ketuntasan klasikal menjadi 90%.
Sebelum perbaikan pembelajaran berlangsung, nilai pembelajaran Matematika pada materi “Mengurutkan pecahan” nilai rata–rata 61,3 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, pembelajaran dinyatakan belum berhasil. Hal ini disebabkan karena tidak adanya media pembelajaran dan kurangnya partisipasi aktif dari siswa.Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I, nilai rata–rata menjadi 69,3 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Terjadi kenaikan sebesar 8,0. Kenaikan tersebut dikarenakan pada saat perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti telah menggunakan media dan metode Demonstrasi dan Eksperimen yang penekannya pada kegiatan kelompok. Pada perbaikan pembelajaran siklus I ini, masih terdapat 10 siswa yang belum berhasil. Hal ini disebabkan karena partisipasi aktif dari beberapa siswa kurang dan cenderung bergantung pada temannya. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Perbaikan pembelajaran siklus II telah dilaksanakan, rata–rata nilainya menjadi 86,7 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60, sehingga terjadi kenaikan sebesar 17,4. Kenaikan tersebut dikarenakan pada perbaikan pembelajaran siklus II peneliti telah menggunakan media dan metode Demonstrasi dan Eksperimen yang penekannya pada eksperimen secara individual.Setelah perbaikan pembelajaran siklus II, ternyata masih ada 3 siswa yang belum berhasil. Hal ini disebabkan karena ketiga siswa tersebut mempunyai tingkat kemampuan yang rendah yang kurang.
SIMPULAN, SARAN
SIMPULAN
Kegiatan perbaikan pembelajaran matematika materi pokok mengurutkan pecahan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, dari perencanaan, pengambilan data dan pengolahan data sampai penyusunan hasil penelitian telah selesai dengan baik, meskipun terdapat beberapa kendala, tetapi kendala tersebut dapat diatasi oleh peneliti atas bantuan Supervisor I.
Simpulan pada penelitian ini merupakan jawaban dari permasalahan, latar belakang dan tujuan yang telah dipaparkan pada dari paparan bab I sampai dengan bab IV dengan simpulan sebagai berikut:
SARAN
Berdasarkan simpulan di atas hal yang dapat peneliti sarankan untuk guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran antara lain:
Namun peneliti menyadari bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas mata pelajaran Matematika yang peneliti lakukan ini bukanlah satu-satunya perbaikan pembelajaran yang paling cocok untuk kompetensi dasar “Pecahan dan urutannya dengan materi pokok mengurutkan pecahan“ di SD Negeri Gentan 04, tetapi masih banyak jenis perbaikan pembelajaran lainnya, yang mungkin lebih baik dari penelitian perbaikan pembelajaran ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Taufiq, Puji L Prianto, dan Hera L Mikarsa. 2011. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Anggoro, Toha M, dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Andayani, dkk. 2010. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Unversitas Terbuka.
Anitah, W, Sri. Strategi Pembelajaran di SD. 2008. Jakarta: Universitas Terbuka
Karso, dkk. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2011. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Permendiknas, No.22 tahun 2006.
Simanjutak, Lisnawati, dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumantri, Mulyani dan Permana, Johar. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen Dikti
Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. IKIP Yogyakarta: PT. Renika Cipta
Wardhani, IGAK dan Kuswaya, Wihardit.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Oleh:Sri Nurwati S.Pd.
SD Negeri Gentan 04,Susukan,Semarang
NIP 19600816 197911 2 005