Published using Google Docs
Sri Nurwati.docx
Updated automatically every 5 minutes

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG MENGURUTKAN PECAHAN BERPENYEBUT BEDA DENGAN MODEL DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN

SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN GENTAN 04

KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:Sri Nurwati .

SD Negeri Gentan 04,Susukan,Semarang

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui apakah melalui model demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan dan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SDN Gentan 04  Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model yang dikemukakan oleh Arikunto dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV SDN Gentan 04  Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran model demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IV SDN Gentan 04. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pengamatan keaktifan siswa pada pra siklus diperoleh rata-rata skor 14,93 dengan persentase 53,33% kategori cukup. Meningkat pada siklus 1 dengan rata-rata skor 22,35 persentase 69,89% kategori baik. Meningkat pada siklus 2 diperoleh rata-rata skor 26,39 dengan persentase 82,49% kategori sangat baik. Untuk hasil belajar pada saat prasiklus dari 24 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu sebanyak 5 siswa (35%) dan 19 siswa lainya (65%) mendapat nilai di bawah KKM, dengan ketuntasan klasikal 46,67%. Meningkat pada siklus 1, dari 24 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu sebanyak `15 siswa (65%) dan 9 siswa lainya (35%) mendapat nilai di bawah KKM, dengan ketutasan klasikal 73,33%. Kemudian meningkat lagi lagi pada siklus 2, dari 24 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu sebanyak 21 siswa (90%) dan 3 siswa lainya (10%) mendapat nilai di bawah KKM, dengan ketutasan klasikal 90%.Simpulan dari penelitian ini adalah metode model demonstrasi dan eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IV SDN Gentan 04  Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Saran yang diberikan adalah agar model demonstrasi dan eksperimen dapat diterapkan tidak hanya pada mata pelajaran matematika namun juga pada mata pelajaran lain.

Kata kunci: Hasil belajar, Matematika, Demonstrai, Eksperimen.

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan bagi guru SD, serta kurangnya kreatifitas guru dalam membuat dan menggunakan metode serta media pembelajaran Matematika. Pentingnya metode dan media pembelajaran Matematika telah diakui oleh semua jajaran penyelenggara pendidikan dan para ahli pendidikan.

Menurut J. Piaget dan Rosefferdi dalam Anis Novianti, (1997:1) tahap perkembangan siswa berada pada tahap operasi konkret. Pada tahap operasi konkret ini siswa akan mempunyai pengalaman yang mengesankan apabila dalam pembelajaran digunakan media pembelajaran. Untuk itu guru dituntut memberikan pengalaman belajar siswa melalui penggunaan berbagai media, seperti halnya media konkret.

Kompetensi guru dalam pelaksanaan interakasi belajar mengajar mempunyai indikator; mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu menggunakan metode/strategi, mampu menggunakan media/alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang komunikatif, mampu memotivasi siswa, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian, dan mampu menggunakan waktu. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 13-14).

Berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar pecahan dan urutannya kelas IV semester I di SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016. Peneliti menemukan masalah bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika mengurutkan pecahan masih rendah.Data yang diperoleh peneliti dari hasil tes formatif menujukkan    dari 24 siswa hanya 11 siswa (36,7%) yang mampu menyamai/melampui KKM ≥ 70, sedangkan sebanyak 13 siswa (63,3%) nilainya berada di bawah KKM ≤ 70, dengan rata-rata kelas 61,3.

Kegagalan dalam pembelajaran Matematika dikarenakan guru dalam mengelola pembelajaran tidak menggunakan media dan metode yang tepat.Untuk memperbaiki hasil dari kegiatan pembelajaran Matematika materi mengurutkan pecahan pada siswa kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04 tahun pelajaran 2015/ 2016 dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang  aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan menggunakan media dan metode Demonstrasi dan Eksperimen melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak 2 siklus. Dengan melaksanakan PTK kelemahan guru dan siswa akan segera dapat diatasi serta hasil belajar siswa dapat meningkat.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah Penggunaan Media dan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Mengurutkan Pecahan Berpenyebut Beda pada Kelas IV     Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016”?

TUJUAN PENELITIAN

        Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika materi mengurutkan pecahan dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Eksperimen kelas IV semester I di SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016.

MANFAAT PENELITIAN  

Hasil Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi semua pihak antara lain:

  1. Bagi Guru
  1. Dapat meningkatkan ketrampilan penggunaan media dalam pembelajaran Matematika.
  2. Dapat meningkatkan pembelajaran yang aktif, kretif, afektif, dan menyenangkan.
  3. Dapat memperbaiki pembelajaran Matematika materi mengurutkan pecahan.
  1. Bagi Siswa
  1. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
  2. Dapat meningkatkan ketrampilan siswa dengan menggunakan media tali sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.
  1. Bagi Sekolah
  1. Dapat memberikan sumbangan positif dalam kemajuan sekolah di SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016.
  2. Dapat dimanfaatkan sekolah untuk meningkatkan pemahaman tentang fungsi Penelitian Tindakan Kelas.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

  1. KAJIAN PUSTAKA
  1. Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu Mathein atau Manthrnein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat kaitannya dengan kata Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi (Andi Hakim Nasution, 1980:12). Menurut Benyamin Bloom (1956) gambaran hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Hasil belajar Matematika seiring dengan tujuan Pendidikan Matematika menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi adalah sebagai berikut:

  1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
  2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika.
  3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
  4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan masalah.
  5. Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
  1. Media
  1. Pengertian media pembelajaran

Media merupakan alat saluran komunikasi (Heinick, dkk: 1993). Media berasal dari kata “medium” yang secara harfiah              berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan pesan (a receiver).Dalam proses pembelajaran media mempunyai arti sebagai berikut: 1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm: 1997).2) Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya (Briggs: 1977).3) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA: 1969).

Dalam proses komunikasi guru berperan sebagai komunikator bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan. Agar pesan yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan yaitu media pembelajaran.

Media

Gambar 1.

Proses komunikasi dalam pembelajaran

  1. Manfaat media pembelajaran

Secara khusus media pembelajaran memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:1) Membuat konkret konsep yang abstrak. 2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar di dapat ke dalam lingkungan belajar.3)Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

  1. Metode Demonstrasi
  1. Pengertian metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi merupakan metode mengajar yang manyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.

  1. Karakteristik metode Demonstrasi

Metode mengajar Demonstrasi hakikatnya untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode Demonstrasi identik dengan metode mengajar Modeling.

  1. Langkah-langkah metode Demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:1)Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.2)Memberikan penjelasan tentang topik yang akan di demonstrasikan.3) Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.4) Penghayatan (diskusi, tanyajawab, dan latihan) terhadap hasil demonstrasi.5)Simpulan.
  2. Keunggulan metode Demonstrasi ;1)Siswa-siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya.2) Dapat mengundang rasa ingin tahu siswa.3) Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.4) Dapat mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek.5) Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.
  3. Kelemahan metode Demonstrasi ; 1) Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja.2)Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka metode Demonstrasi tidak efektif. 3)Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya.4) Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang didemonstrasikan.

Berdasarkan uraian tentang metode Demonstrasi, peneliti menyimpulkan bahwa metode Demonstrasi adalah metode yang dapat mempertunjuk objek secara langsung. Metode Demonstrasi identik dengan metode Modeling.

  1. Metode Eksperimen
  1. Pengertian metode Eksperimen

Metode Eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan ayau mencobakan sesuatu secara serta mengamati secara proses. Metode Eksperimen sulit dipisahkan dengan metode Demonstrasi karena keduanya kemungkinan data digunakan secara bersamaan. Metode Eksperimen dapat dilakukan secara kelompok maupun individual.

  1. Langkah-langkah metode Eksperimen ;1) Mempersiapkan alat bantu (Eksperimen). 2) Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang dilaksanakan dalam bereksperimen.3) Pelaksanaan Eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja/pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan.4) Penguasaan perolehan temuan-temuan metode Eksperimen dilakukan dengan diskusi, tanyajawab, dan tugas.5) Simpulan.
  2. Keunggulan  metode Eksperimen ;1) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa. 2) Membangkitkan sikap ilmiah siswa.3)Membuat pelajaran bersifat aktual.4) Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.
  3. Kelamaham metode Eksperimen ; 1) Memerlukan alat dan biaya. 2) Memerlukan waktu relatif lama. 3) Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas untuk bereksperimen.4) Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa metode Eksperimen penyajiannya melalui percobaan suatu objek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Metode Eksperimen dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui pengalaman.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian pustaka di atas dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti lebih menekankan penggunaan media dan metode Demonstrasi serta Eksperimen mata pelajaran Matematika dengan materi pokok mengurutkan pecahan.Agar pembelajaran bisa berhasil dan hasil belajar siswa meningkat peneliti menggunakan media. Untuk pengembangannya peneliti menggunakan benda berupa tali.  Benda konkret tersebut sangat merangsang anak untuk berfikir konkret dalam mengurutkan pecahan khususnya pecahan berpenyebut beda.

Dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Eksperimen  diharapkan siswa lebih mudah belajar Matematika dengan materi mengurutkan pecahan  dan akhirnya memperoleh pemahaman, pola pikir, dan ketrampilan Matematika dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah peneliti uraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa dengan  menggunakan media dan metode Demosntrasi dan Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar Matematika mengurutkan pecahan berpenyebut beda pada siswa kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04   Kecamatan    Susukan    Kabupaten   Semarang   tahun         pelajaran 2015/ 2016.

METODE PENELITIAN  

Setting Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV   semester I SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016.

Subjek Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/ 2016. Siswa kelas IV SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan tahun pelajaran 2015/ 2016 ini berjumlah 24 siswa terdiri dari 14 siswa laki–laki dan 10 siswa perempuan.

Prosedur  Penelitian

Desain penelitian adalah sebuah rencana, sebuah garis besar tentang bagaimana peneliti akan memahami bentuk hubungan antara variabel yang ia teliti.  Adapun desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan kelas dalam dua siklus, dan masing-masinfg siklus terdiri atas empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi.

Teknik Analisis Data

Menurut Mills (2000) analisa data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk menerangkan secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya. Analisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan strategi analisis data sebagai berikut:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Kondisi Awal (Pra Siklus)

Pada Kondisi Awal (Pra Siklus) dalam pembelajaran mata pelajaran Matematika kompetensi dasar “Pecahan dan urutannya dengan materi pokok mengurutkan pecahan”. Peneliti menemukan hasil evaluasi belajar siswa yang belum sesuai dengan harapan. Rata–rata hasil evaluasi masih di bawah kriteria ketuntasan mengajar.

Tabel I

Data  Nilai Pra Siklus Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2015/ 2016

No.

Nilai

Jumlah

1.

40 – 49

2

2.

50 – 59

6

3.

60 – 69

6

4.

70 – 79

7

5.

80 – 89

3

6.

 90 – 100

0

Jumlah

24

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:

Gambar 2

Grafik Batang Nilai Pra Siklus Pembelajaran Matematika Kelas IV      Semester I  SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016

 Dari grafik di atas dapat didisripsikan bahwa perolehan nilai pada pra

Siklus   yang      mendapat     nilai  40–49    adalah  1 siswa,  50–59       adalah  12   siswa, 60–69  adalah 6 siswa, 70–79 adalah 7 siswa,  80–89  adalah 2 dan 90–100  adalah 2 siswa. Nilai rata–rata adalah 61,25. Jumlah siswa yang tuntas  adalah 11 siswa atau 36,7%, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 19 siswa atau 63,3%.

SIKLUS I

Tabel II

Data  Nilai Siklus I Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I    SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang   Tahun Pelajaran 2015/ 2016

No.

Nilai

Jumlah

1.

50 – 59

0

2.

60 – 69

10

3.

70 – 79

12

4.

80 – 89

2

5.

90 – 100

0

Jumlah

24

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:

Gambar 3

Grafik Batang Nilai Siklus I Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I  SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016

Dari grafik di atas dapat didisripsikan bahwa perolehan nilai pada siklus I yang mendapat nilai  50–59 adalah 2 siswa, 60–69 adalah 8 siswa, 70–79 adalah 16 siswa, tidak ada yang memperoleh nilai        antara 80–89, dan 90–100 adalah 4 siswaNilai rata–rata adalah 69,3 siswa yang memperoleh nilai tuntas adalah 20 siswa atau 66,7%, sedangkan siswa yang belum tuntas     adalah 10 siswa atau 33,3%.Setelah perbaikan pembelajaran berakhir, peneliti berdiskusi dengan Supervisor II untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan pelaksanaaan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Adapun keberhasilannya adalah sudah digunakannya media dan metode Demonstrasi dan Eksperimen secara berkelompok dalam pembelajaran Matematika  sehingga hasil belajar siswa meningkat.Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut, masih tampak kurang partisipasi aktif beberapa siswa dalam pembelajaran, motivasi yang diberikan guru belum dirasakan oleh semua siswa, dan dalam menyelesaikan eksperimen siswa kurang aktif cenderung bergantung pada temannya.

Faktor penyebab kegagalan dari pembelajaran siklus I adalah, guru dalam  memberian motivasi kurang dirasakan oleh semua siswa, dan pada pelaksanaan eksperimen secara kelompok bimbingan yang dilakukan guru belum menyeluruh hanya terpusat pada siswa yang pandai. Dalam kegiatan bereksperimen secara berkelompok siswa dengan tingkat kemampuan rendah hanya bergantung pada temannya tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tidak dipungkiri hanya 20 siswa saja yang melampui ketuntasan belajar.

 Alasan diadakannya tindakan  perbaikan pada  siklus I adalah  berdasarkan perolehan nilai hasil tes formatif masih terdapat 20 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran untuk itu peneliti melanjutkan pada siklus II dengan harapan hasil belajar yang diperoleh meningkat.

SIKLUS II

Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 16 September 2015 jam 07.00–08.10 WIB.                 

Tabel III

Data Nilai Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I    SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang   Tahun Pelajaran 2015/ 2016

No.

Nilai

Jumlah

1.

60 – 69

3

2.

70 – 79

1

3.

80 – 89

4

4.

90 – 100

16

Jumlah

24

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:

Gambar 4

Grafik Batang Nilai Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I  SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016

Dari grafik di atas dapat didiskripsikan bahwa perolehan nilai pada siklus II yang mendapat nilai 60–69 adalah 3 siswa, 70–79 adalah 1 siswa, 80–89 adalah 4 siswa, dan 90–100 adalah 16 siswa.Nilai rata–rata adalah 85 siswa yang memperoleh nilai tuntas adalah 21 siswa atau 90%, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 3 siswa atau 10%.Selama perbaikan pembelajaran, peneliti diamati oleh Supervisor II. Supervisor II mencatat semua hasil temuannya.

Setelah perbaikan pembelajaran berakhir, peneliti berdiskusi dengan Supervisor II untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran.Adapun keberhasilannya adalah partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran meningkat, peningkatan siswa dalam menyelesaikan tugas, dan hampir seluruh siswa antusias dalam, adanya peningkatan dari hasil evaluasi yang pada siklus I nilai rata–ratanya 66,67 pada siklus II   menjadi 85 sedangkan prosentase ketuntasan pada Siklus I hanya 66,7% untuk siklus II prosentase ketuntasan meningkat        menjadi 90%.Sedangkan kekurangannya adalah: masih ada  3 siswa (10%) yang belum mencapai KKM (70).

 Faktor penyebab adanya 3 siswa yang belum tuntas dikarenakan pada saat bereksperimen maupun dalam mengerjakan guru kurang membedakan perbedaan kemampuan secara individual.Pada siklus II  ini peneliti hanya melakukan tindakan perbaikan berupa tugas berstuktur kepada ketiga siswa tersebut dengan harapan ketiga siswa tersebut dapat meningkatkan hasil belajar Matematika untuk materi mengurutkan pecahan.

Data Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus  II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang  Tahun Pelajaran 2015/ 2016

No.

Nilai

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1.

40 – 49

1

0

0

2.

50 – 59

6

2

0

3.

60 – 69

6

8

0

4.

70 – 79

7

10

3

5.

80 – 89

2

0

2

6.

90 – 100

2

4

19

Jumlah

24

24

24

ntuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:

Gambar 5

Grafik Batang Nilai Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I  SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016

        

Tabel V

Data  Ketuntasan Klasikal

 Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus  II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/ 2016

No.

Nilai

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1.

Ketuntasan kelas (%)

36,7 %

66,7%

90%

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang dari data di atas:

 Gambar 6

Grafik Batang Data Ketuntasan Klasikal Pra Siklus, Siklus I, dan     Siklus II Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester I SD Negeri Gentan 04, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang     Tahun Pelajaran 2015/ 2016

Dari grafik diatas dapat didiskripsikan bahwa ketuntasan klasikal pada pra siklus 36,7%, kemudian pada siklus I 66,7% mengalami kenaikan 30%. Sedangkan pada siklus II mengalami kenaikan         sebesar 23,3% sehingga ketuntasan klasikal menjadi 90%.

  1. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS

Sebelum perbaikan pembelajaran berlangsung, nilai pembelajaran Matematika pada materi “Mengurutkan pecahan” nilai rata–rata 61,3 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, pembelajaran dinyatakan belum berhasil. Hal ini disebabkan karena tidak adanya media pembelajaran dan kurangnya partisipasi aktif dari siswa.Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I, nilai rata–rata   menjadi 69,3 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Terjadi kenaikan sebesar 8,0. Kenaikan tersebut dikarenakan pada saat perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti telah menggunakan media dan metode Demonstrasi dan Eksperimen yang penekannya pada kegiatan kelompok. Pada perbaikan pembelajaran siklus I ini, masih terdapat 10 siswa yang belum berhasil. Hal ini disebabkan karena partisipasi aktif dari beberapa siswa kurang dan cenderung bergantung pada temannya. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti  melanjutkan  perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Perbaikan pembelajaran siklus II telah dilaksanakan, rata–rata nilainya menjadi 86,7 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60, sehingga terjadi kenaikan sebesar 17,4. Kenaikan tersebut dikarenakan pada perbaikan pembelajaran siklus II peneliti telah menggunakan media dan metode Demonstrasi dan Eksperimen yang penekannya pada eksperimen secara individual.Setelah perbaikan pembelajaran siklus II, ternyata masih ada 3 siswa yang belum berhasil. Hal ini disebabkan karena ketiga siswa tersebut  mempunyai tingkat kemampuan yang rendah  yang kurang.

SIMPULAN, SARAN

SIMPULAN

Kegiatan perbaikan pembelajaran matematika materi pokok mengurutkan pecahan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV semester I SD Negeri Gentan 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, dari  perencanaan, pengambilan data dan pengolahan data  sampai penyusunan hasil penelitian telah selesai dengan baik, meskipun terdapat beberapa kendala, tetapi kendala tersebut dapat diatasi oleh peneliti atas bantuan Supervisor I.

Simpulan pada penelitian ini merupakan jawaban dari permasalahan, latar belakang dan tujuan yang telah dipaparkan pada dari paparan bab I sampai dengan bab IV dengan simpulan sebagai berikut:

  1. Penggunaan media berupa tali dapat menarik perhatian dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengurutkan pecahan berpenyebut beda.
  2. Penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran dapat memacu antusias siswa dalam pembelajaran.
  3. Penerapan metode Eksperimen dapat melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
  4.  Untuk memotivasi siswa dapat ditempuh melalui penggunaan media dan penerapan metode Demonstrasi dengan perpaduan metode Eksperimen  merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang dapat  memotivasi siswa meningkatkan hasil belajar mengurutkan pecahan.

SARAN  

  1. Saran

Berdasarkan simpulan di atas hal yang dapat peneliti sarankan untuk guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran antara lain:

  1. Guru hendaknya bisa memahami karateristik masing-masing individu.
  2. Guru hendaknya selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereskperimen dan terlibat aktif dalam penggunaan media baik secara individu maupun secara kelompok.
  3. Guru hendaknya menggunakan media dan metode yang tepat dalam menyampaikan pelajaran sehingga siswa dapat berkembang sesuai tujuan pembelajaran.
  4. Guru hendaknya  memberikan bimbingan kepada siswa baik secara individu maupun kelompok tanpa pilih-pilih.

Namun peneliti menyadari bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas  mata pelajaran Matematika yang peneliti lakukan ini bukanlah satu-satunya perbaikan pembelajaran yang paling cocok untuk kompetensi dasar  “Pecahan dan urutannya dengan materi pokok mengurutkan pecahan“ di SD Negeri Gentan 04, tetapi masih banyak jenis  perbaikan pembelajaran lainnya, yang mungkin lebih baik dari penelitian  perbaikan pembelajaran ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Taufiq, Puji L Prianto, dan Hera L Mikarsa. 2011. Pendidikan Anak di SD.  Jakarta: Universitas Terbuka.

Anggoro, Toha M, dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka

Andayani, dkk. 2010. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Unversitas Terbuka.

Anitah, W, Sri. Strategi Pembelajaran di SD. 2008. Jakarta: Universitas Terbuka

Karso, dkk. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2011. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Permendiknas, No.22 tahun 2006.

Simanjutak, Lisnawati, dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta:       PT Rineka Cipta.

Sumantri, Mulyani dan Permana, Johar. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen Dikti

Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. IKIP Yogyakarta: PT. Renika Cipta

Wardhani, IGAK dan Kuswaya, Wihardit.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Oleh:Sri Nurwati S.Pd.

SD Negeri Gentan 04,Susukan,Semarang

NIP 19600816 197911 2 005