LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
JUDUL : TRANSPIRASI (FAKTOR SUHU)
TUJUAN : Mengetahui pengaruh suhu yang berbeda terhadap uap air yang dihasilkan oleh transpirasi pada tanaman ......................................... ditinjau dari selisih massa plastik sebelum dan sesudah traspirasi.
DASAR TEORI
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Lakitan, 1993 : 31).
Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata (Loveless,1991 : 28).
Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. (Heddy,1990 : 45).
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata (Salisbury&Ross.1992).
Faktor luar antara lain kelembaban, angin, suhu, cahaya, dan kandungan air tanah, jumlah daun, dan jumlah stomata. Besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa tulisan digunakan beberap istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya hantar stomata berbanding dengan resistensi stomata ( Cambpell, 2003 ).
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata. (Loveless,1991 : 35).
Tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu lebih tinggi. Pada 30oC, daun dapat bertranspirasi tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan pada suhu 20oC. Hal ini disebabkan air menguap lebih cepat pada suhu lebih tinggi, dan dalam hal ini juga meningkatkan kelembapan udara.
ALAT DAN BAHAN
Alat – alat yang dibutuhkan adalah dua buah gelas plastik yang digunakan sebagai pot. Plastik transparan sebanyak dua buah yang digunakan untuk membungkus tanaman. Dua buah karet gelang digunakan untuk mengikatkan plastik transparan ke gelas plastik. Sebuah gelas ukur berguna untuk mengukur volume air yang disiramkan ke tanaman. Satu buah paku digunakan untuk melubangi bagian bawah gelas plastik. Sebuah jam digunakan untuk mementau waktu 8 jam proses transpirasi.
Bahan – bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah tanaman ...................................... sebanyak dua buah yang relatif sama ditinjau dari panjang batang, diameter batang, jumlah daun. Pasir malang sebanyak 340gr berfungsi sebagai media tanam. Air sebanyak 75ml digunakan untuk menyiran tanaman. Dua lembar almunium foil digunakan untuk menutup mulut gelas plastik untuk menghindari terjadinya evaporasi dari permukaan tanah. Sebatang lilin dan korek api digunakan untuk memanaskan ujung paku yang digunakan untuk melubangi bagian bawah gelas plastik. Kertas label digunakan untuk memberi nama pot.
CARA KERJA
Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Memberi label pada gelas plastik dengan nama pot A dan pot B. Melubangi bagian bawah pot dengan paku yang sudah dipanaskan dengan bantuan lilin dan korek api. Menimbang pasir malang sebanyak dua kali masing – masing 170gr kemudian dimasukkan ke dalam dua buah pot. Menaman tanaman .............................................. ke dalam setiap pot lalu memasukkan air sebanyak 60ml. Menutup bagian mulut pot dengan almunium foil untuk menghindari terjadinya evaporasi dari permukaan tanah. Menimbang plastik transparan dengan neraca. Membungkus tanaman dengan plastik trasparan yang ujungnya dekat dengan karet gelang pada pot. Meletakkan pot A pada ruangan ber-AC dan pot B pada ruangan tidak ber-AC. Mendiamkan kedua buah tanaman tersebut selama 8jam. Setelah 8jam, plastik transparan yang digunakan untuk menutup tanaman ditimbang kembali massanya. Membandingkan selisih massa plastik sebelum dan sesudah transpirasi antara pot A dan pot B.
(Gambar Rangkaian Alat biqin sendiri ya ^__^)
DATA PENGAMATAN (di isi menurut data masing-masing kelompok)
Tanaman : ____________
NO. | POT | Massa plastic (gram) | Volume air (cm3) | ||
sebelum | sesudah | selisih | |||
1. | A (AC) 16oC | ||||
2. | B (non AC) 28oC |
PEMBAHASAN
Menurut Devlin (1983) dalam bukunya “Plant Physiology” transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu yang berbeda terhadap uap air yang dihasilkan oleh transpirasi pada tanaman ......................................... ditinjau dari selisih massa plastik sebelum dan sesudah traspirasi. Percobaan ini dilakukan dengan menaman tanaman .............................................. ke dalam setiap pot berisi tanah dan air sesuai ketentuan. Menutup bagian mulut pot dengan almunium foil untuk menghindari terjadinya evaporasi dari permukaan tanah. Sebelumnya menimbang plastik transparan dengan neraca sebagai massa awal. Membungkus tanaman dengan plastik trasparan yang ujungnya dekat dengan karet gelang pada pot. Meletakkan pot A pada ruangan ber-AC dan pot B pada ruangan tidak ber-AC. Mendiamkan kedua buah tanaman tersebut selama 8jam. Setelah 8jam, plastik transparan yang digunakan untuk menutup tanaman ditimbang kembali massanya sebagai massa akhir. Membandingkan selisih massa plastik sebelum dan sesudah transpirasi antara pot A dan pot B.
Selisih massa plastik = [massa plastik sesudah – massa plastik sebelum]
Dari data hasil percobaan yang kami lakukan, setelah tanaman didiamkan dalam ruang yang berbeda yaitu ruangan ber-AC dan ruangan tidak ber-AC selama 8 jam, timbul titik-titik air pada permukaan dalam plastik pembungkus, baik itu pada tanaman A maupun untuk tanaman B. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tersebut telah mengalami transpirasi.
Massa uap air yang dihasilkan oleh tanaman A yang diletakkan diruangan ber-AC lebih sedikit daripada tanaman B yang diletakkan didalam ruangan non-AC. Tanaman A yang diletakkan diruangan ber-AC memperoleh cahaya atau panas yang lebih sedikit dibandingkan tanaman yang berada diruangan non-AC.
Suhu berpengaruh terhadap laju transpirasi tanaman. Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata. Tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu lebih tinggi. Pada 30oC, daun dapat bertranspirasi tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan pada suhu 20oC. Hal ini disebabkan air menguap lebih cepat pada suhu lebih tinggi, dan dalam hal ini juga meningkatkan kelembapan (Loveless,1991 : 35).
Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang kami lakukan. Dari percobaan kami dapat diketahui bahwa volume air yang ditranspirasikan yang lebih banyak terdapat pada tanaman yang diletakkkan dalam ruangan non-AC, sehingga tumbuhan pada ruangan non-AC bertranspirasi lebih cepat. Ini menunjukkan bahwa ada faktor luar yang mempengaruhi laju trasnpirasi ini, antara lain suhu, cahaya , kelembaban dan angin. (Dwidjoseputro, 1990 : 96-97).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Cambpell, N. A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga
Dwidjosepoetro. 1985. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Heddy, Suwarsono. 1990. Biologi Peternakan. Jakarta: Rajawali Press
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip Prinsip Perkembangan Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta: Erlangga
Salisbury dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press