Published using Google Docs
Nanik Haryati.docx
Updated automatically every 5 minutes

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI PEMBELAJARAN  MAKE A MATCH TENTANG ALAT

PENCERNAAN MANUSIA  PADA MATA PELAJARAN IPA

KELAS V SEMESTER 1 SDN LANGENHARJO 03

KEC. GROGOL KAB. SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/ 2015

Oleh:: Nanik Haryati

SD Negeri Langenharjo 03, Grogol,Sukoharjo

Abstrak

 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil  belajar tentang Alat pencernaan manusia dalam pembelajaran IPA  dengan menggunakan strategi pembelajaran make a match. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Langenharjo 03 tahun ajaran 2014/ 2015. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2014 sampai dengan Oktober 2014. Subyek dalam penelitian adalah hasil belajar tentang alat pencernaan manusia dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 03 semester 1 tahun ajaran 2014/ 2015 yang terdiri dari 20 siswa yaitu 12 laki-laki dan 8 perempuan.Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data kualitatif model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II sedangkan data yang berupa angka dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus I dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran make a match  dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang alat pencernaan manusia pada siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 03 semester 1 tahun ajaran 2014/ 2015. Dari kondisi awal ke siklus II yaitu dari kreativitas cukup baik menjadi amat baik dan melalui penggunaan strategi pembelajaran make a match  dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang alat pencernaan manusia bagi siswa kelas V SD Negeri Langenharjo 03 semester 1 tahun ajaran 2014/ 2015. Dari kondisi awal terdapat 9  siswa atau  (45%) ke kondisi berikutnya 12 siswa atau (60%), kemudian di kondisi akhir seluruh siswa (100%) mendapat nilai tuntas. Nilai rata-rata dari kondisi awal 62,25 selanjutnya 70,25 dan  kondisi akhir menjadi 78,5.

Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Strategi pembelajaran Make a Match, Alat Pencernaan Manusia

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan ketrampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi IPA ini member pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan klasifikasi data dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matamatis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.

Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar masih menggunakan metode klasikal yaitu ceramah dan tanya jawab yang mengakibatkan proses pembelajaran berpusat pada Guru (Teacher Center). Hal ini mengakibatkan siswa kurang minat belajar maupun berkreatifitas sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA kelas V di SDN Langenharjo 03 masih belum berhasil sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena dalam menjelaskan materi pelajaran Guru jarang menggunakan strategi realita dan buku penunjang. Buku paket yang dimilikipun hanya terbatas sehingga siswa harus berbagi buku paket dengan teman sebangku.

Melihat kenyataan ini, maka  untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPA, Guru akan melakukan perubahan strategi dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran make a match. Oleh karena itu strategi make a match banyak digunakan dalam proses belajar mengajar karena bisa mengajak siswa belajar sambil bermain. Strategi make a match mampu memberikan motivasi anak untuk tertarik belajar IPA.  

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan pembelajaran yang dikemas dalam Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Make a Match Tentang Alat Pencernaan Manusia Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester 1 SDN Langenharjo 03 Kec. Grogol Kab. Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/ 2015”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah penggunaan strategi pembelajaran make a match  dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Langenharjo 03 pada materi alat pencernaan manusia.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian perbaikan pada pembelajaran IPA  antara lain untuk: Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Langenharjo 03 pada materi alat pencernaan manusia .

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti antara lain:

  1. Bagi Guru
  1. Guru menjadi lebih kreatif dalam menggunakan strategi make a match dalam proses pembelajaran
  2. Membantu Guru dalam memperbaiki hasil belajar siswa
  3. Mampu menemukan kelemahan-kelemahan sendiri
  1. Bagi Siswa
  1. Menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
  2. Menjadikan siswa lebih tertarik mempelajari IPA
  3. Meningkatkan hasil belajar siswa
  1. Bagi Sekolah
  1. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
  2. Memberikan sumbangna positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan professional Guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta keadaan pendidikan di sekolah

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

  1. KAJIAN TEORI
  1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku/ perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif dn disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komprehensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku.Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) yang dapat menunjukkan gambaran hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Romizoswki (1982) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukk an hasil belajar yaitu: 1) ketrampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan psikomotor berkaiatan dengan kemampuan tindakan dan kegiatan perceptual 3) ketrampilan reaktif berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan dengan sikap, kebijakan, perasaan dan self control 4) ketrampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan social dan kepemimpinan.

Gagne (1979) menyebutkan ada 5 tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa 1) motor skill 2) verbal information 3) intellectual skill 4) attitudes 5) cognitIIIe strategies. Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan  1) kemapuan membaca, mengamati dan menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan 2) kemampuan mengidentifikasi/ membuat sejumlah pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan didengar 3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan 4) kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.

  1. Tujuan Hasil Belajar

Tujuan hasil belajar dibedakan menjadi 2 yaitu:

  1. Tujuan Umum
  1. Tujuan Khusus

Menurut Bloom , tujuan hasil belajar digolongkan menjadi 3 yaitu:

  1. Afektif

Hasil afektif mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah mngikuti pembelajaran. Afektif mempunyai lima tingkatan hasil belajar yaitu menerima, menanggapi, menghargai, mengatur diri, menjadikan pola hidup.

  1. Kognitif

Hasil belajar kognitif mengacu pada hasil belajar yang berkenaan dengan kemampuan otak dan penalaran peserta didik.Kognitif mempunyai enam tingkatan hasil belajar yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

  1. Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik mengacu pada kemampuan bertindak.Psikomotorik mempunyai 5 tingkatan yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, bertindak secara mekanis, gerakan kompleks.

  1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah. Hakikat IPA sebagai produk meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori di dalam IPA yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi didalamnya. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produksains ditemukan. Hakikat IPA sebagai sikap ilmiah adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.

IPA adalah suatu singkatan dari kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata Natural Science.Natural artinya ilmiah, berhubungan dengan alam/ bersangkutan dengan alam.Sedangkan Science artinya ilmu pengetahuan.Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam/ ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.IPA adalah ilmu yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Dengan kata lain, metode ilmiah merupakan ciri khusus yang menjadi identitas IPA. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk IPA adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hokum dan teori-teori.

Webster’a dalam Patta (2006) menyatakan “Natural science knowledge concerned with the physical world and its phenomena” yang artinya IPA adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan Purnell’s mendefinisikan IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik,  serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa. Definisi IPA yang paling sederhana adalah apa yang dilakukan oleh para ahli IPA.

  1. Alat Pencernaan Manusia

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.

Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

  1. Proses pencernaan secara mekanik yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.
  2.   Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis) yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia.

STRATEGI PEMBELAJARAN 

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Maksudnya, pada dasarnya strategi masih bersifat konseptual mengenai keputusan yang akan diambil dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar untuk bertidak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Kozma (Sanjaya, 2007): Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Miarso (2004) dalam Bukunya Warsita (2008: 266): Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru dengan sengaja agar peserta difasilitasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sadiman, dkk (1986) dalam bukunya Warsita (2008: 266): Strategi pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.

  1. Strategi Make a Match

Menurut Rusman (2011: 223-233) Model Make A Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).  Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.Anita Lie (2008: 56) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe Make A Match atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah suatu teknik pembelajaran Make A Match adalah teknik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

KERANGKA BERPIKIR

Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi dari berbagai hal baik dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik.Adapun upaya agar peserta didik terdorong untuk belajar IPA adalah penyajian yang menarik bagi peserta didik, sehingga dapat menambah minat peserta didik dalam belajar IPA.Diharapkan dengan menggunakan strategi yang sesuai  dapat meningkatkan prestasi belajar bagi peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang alat pencernaan manusia di kelas V semester I  SDN Langenharjo 03 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/ 2015. Untuk lebih jelasnya perhatikan kerangka berfikir dari penelitian yang dilakukan dibawah ini:

        

        

                

Guru menggunakan strategi pembelajaran make a match

Hasil belajar siswa rendah

        

HIPOTESIS TINDAKAN

Dari skema diatas dapat dibuat hipotesis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang alat pencernaan manusia di kelas V semester I SDN Langenharjo 03 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/ 2015 adalah dengan penggunaan  strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V SDN Langenharjho 03 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/ 2015.

METODE PENELITIAN

Setting Pembelajaran

Penelitian IPA tentang alat pencernaan  ini dilaksankan di SDN Langenharjo 03 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Penelitian IPA tentang alat pencernaan  dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2014/ 2015 .

Subyek Penelitian

Subyek penelitian  ini akan dilaksanakan pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Langenharjo 03 dengan jumlah peserta didik 20 orang. Siswa kelas V memiliki karakteristik:Motivasi belajar rendah, tidak berpartisipasi selama kegiatan pembelajaran.

Sumber Data

Data perbaikan pembelajaran ini dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain :Seluruh peserta didik kelasI V SDN Langenharjo 03, Guru sebagai peneliti dan teman sejawat,serta Dokumentasi atau arsip antara lain silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar nilai dan buku-buku lain yang relevan.

Prosedur Penelitian

        Penelitian ini menggunakan penelian tindakan kelas dalam dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan atau observasi dan tahapan refleksi.

Analisis Data

Analisis data pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II sedangkan data yang berupa angka dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus I dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil Penelitian

Setelah penelitian tindakan kelas dilakukan, kemudian peneliti memberikan tes setiap akhir siklus pelaksanaan pembelajaran, berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa, sehingga diperoleh data tentang tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran. Data yang diperoleh dalam bentuk kuantitatif yaitu dalam bentuk nilai prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Untuk memperjelas masing-masing data tersebut, berikut ini akan disampaikan secara rinci tentang prestasi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebelum perbaikan siklus I dan sesudah perbaikan siklus II dalam bentuk tabel dan diagram data nilai rekapitulasi perolehan nilai sampai dengan pembahasan.

  1. Deskripsi  Pra Siklus

Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang alat pencernaan manusia di kelas V semester 1 SDN Langenharjo 03 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru, sehingga saat proses pembelajaran berlangsung hanya guru yang berperan aktif. Oleh karena itu hasil prestasi belajar siswa rendah.

Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus

NO

URAIAN

NILAI

1

Nilai Tertinggi

75

2

Nilai Terendah

45

3

Nilai Rata-Rata

62,25

Jika disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Dari data diatas bisa kita lihat pada pra siklus nilai rata-rata siswa 62,25 . Untuk hasil satu kelas nilai rata-rata masih jauh dibawah  Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pembelajaran IPA di SDN Langenharjo 03. Namun masih ada siswa yang nilainya dibawah KKM.  Dari 20 siswa, ada 9 siswa  atau sekitar 45% yang nilainya mencapai KKM.

Dari data pengamatan yang dilakukan peneliti pada pra siklus guru dalam penyampaian materi masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa bosan. Hal ini ternyata menyebabkan  peserta didik banyak yang mendapatkan hasil prestasi belajar di bawah KKM.

  1. Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang disusun untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah bergambar.

Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1

NO

URAIAN

NILAI

1

Nilai Tertinggi

80

2

Nilai Terendah

60

3

Nilai Rata-Rata

70,25

Jika disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Dari data diatas bisa kita lihat pada siklus 1 nilai rata-rata siswa naik dari kondisi awal  menjadi 70,25 . Untuk hasil satu kelas nilai rata-rata sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pembelajaran IPA di SDN Langenharjo 03. Namun masih ada siswa yang nilainya dibawah KKM.  Dari 20 siswa, ada 12 siswa  atau sekitar 68,96% yang nilainya mencapai KKM.

Tabel Rentang Nilai Siklus 1

No

Rentang Nilai

Jumlah Peserta Didik

1

51 – 60

3

2

61 – 70

8

3

71 – 80

9

 Jika disajikan dalam bentuk diagram  sebagai berikut:

Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui hasil prestasi belajar peserta didik pada siklus I yang diperoleh pada rentang 51-60 ada 3 anak, 61-70 ada 8 anak, 71-80 ada 9 anak. Pada pembelajaran siklus I hasil prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan, meskipun masih ada peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM.

Dari data pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus I, guru sudah baik dalam penyampaian materi yang disertakan juga penggunaan media gambar. Namun masih ada  peserta didik masih yang kurang antusis sehingga tidak semua ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga masih ada beberapa anak yang hasil prestasi belajar di bawah KKM.

Setelah melaksanakan perbaikan pada siklus I mata pelajaran IPA dengan materi organisasi diperoleh refleksi sebagai berikut:

  1. Peserta didik sudah mulai ada yang mau bertanya.
  2. Pembelajaran didominasi oleh peserta didik yang pandai saja.
  3. Masih terdapat beberapa peserta didik yang belum memperhatikan penjelasan guru.

Dari hasil tersebut peneliti masih belum puas dengan prestasi hasil belajar yang didapat oleh peserta didik, sehingga peneliti masih perlu melakukan tindakan perbaikan kelas pada siklus II.

  1. Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun. Adapun prestasi hasil belajar yang diperoleh peserta didik adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 2

NO

URAIAN

NILAI

1

Nilai Tertinggi

100

2

Nilai Terendah

70

3

Nilai Rata-Rata

78,5

Jika disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Dari data diatas bisa kita lihat pada siklus 2 nilai rata-rata siswa naik secara drastis dari siklus 1  menjadi 78,5 . Untuk hasil satu kelas nilai rata-rata sudah jauh diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pembelajaran IPA di SDN Langenharjo 03. Pada siklus 2 hasil belajar seluruh siswa mencapai nilai KKM.

Tabel Rentang Nilai

No

Rentang Nilai

Jumlah Peserta Didik

1

61 – 70

6

2

71 – 80

9

3

81 – 90

4

4

91 – 100

1

 Jika disajikan dalam bentuk diagram  sebagai berikut:

Dari tabel dan diagram diatas diketahui bahwa hasil prestasi belajar pada rentang 61-70 ada 6 anak, 71-80 ada 9 anak, 81-90 ada 4 anak dan 91-100 ada 1 anak.

Dari data pengamatan yang dilakukan, guru sudah baik dalam menyampaikan materi yang menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai. Sehingga siswa dapat berperan aktif secara langsung dan siswa menjadi lebih antusias dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran IPA dengan materi alat pencernaan manusia dapat diperoleh refleksi sebagai berikut:

  1. Peserta didik lebih aktif dan merasa antusias dalam mengikuti pelajaran.
  2. Peserta didik lebih mudah dalam menerima materi.
  3. Peserta didik mampu menyimpulkan isi materi.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini, peserta didik terlibat penuh dan terkondisi dengan baik. Hal ini terlihat dengan meningkatnya hasil prestasi belajar siswa dengan tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.

Pembahasan Per Siklus

  1. Pra Siklus

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, nilai tertimggi adalah 75 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa dalah 45, Jumlah nilai yang diperoleh siswa dalam satu kelas adalah 1245 dengan nilai rata-rata 62,25. Terdapat sebanyak 55% peserta didik yang belum mencapai KKM, dan 45%  yang sudah mencapai KKM.

  1. Siklus I

Pada kegiatan pembelajaran siklus I, nilai tertinggi adalah 80 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa dalah 60, Jumlah nilai yang diperoleh siswa dalam satu kelas adalah 1405 dengan nilai rata-rata 70,25. Terdapat sebanyak 40% peserta didik yang belum mencapai KKM, dan 60% yang sudah mencapai KKM.

  1. Siklus II

Pada kegiatan pembelajaran siklus II nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa dalah70, Jumlah nilai yang diperoleh siswa dalam satu kelas adalah 1570 dengan nilai rata-rata 78,5. Hasil prestasi belajar siswa menunjukkan kanaikan yang signifikan, sehingga 100% nilai peserta didik sudah mencapai KKM.

Peningkatan hasil prestasi belajar peserta didik dari pembelajaran pra siklus, siklus I, siklus II  apabila di sajikan kedalam table sebagai berikut:

Tabel Rekapitulasi Nilai pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No

Indikator

Sebelum Perbaikan

Nilai

Siklus I

Siklus II

1.

Nilai Tertinggi

75

80

100

2.

Nilai Terendah

45

60

70

3.

Jumlah Nilai

1245

1405

1570

4.

Nilai rata-rata

62,25

70,25

78,5

5.

Banyak peserta didik dengan nilai < KKM

11

8

0

6.

Prosentase peserta didik dengan nilai < KKM

55%

40%

0%

7.

Banyak peserta didik dengan nilai ≥ KKM

9

12

15

8.

Prosentase peserta didik dengan nilai ≥ KKM

45%

60%

100%

Jika disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Gambar diagram rekapitulasi nilai ketuntasan pra siklus, siklus I dan siklus II

Gambar diagram rekapitulasi rata-rata pra siklus, siklus I dan siklus II

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai di atas KKM diperoleh oleh semua peserta didik pada siklus II yaitu sejumlah 20 anak.

Dari peningkatan hasil prestasi belajar peserta didik setiap siklus menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajarn make a match dapat meningkatkan hasil prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA tentang alat pencernaan manusia di kelas V semester 2 SD N Langenharjo 03 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab IV maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan strategi pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang alat pencernaan manusia pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SD Negeri Langenharjo 03 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prestasi hasil belajar pada Pra Siklus sampai Siklus II yaitu:

  1. Pada pra siklus yang mendapat nilai mencapai KKM 45%%.
  2. Pada siklus I yang mendapat nilai mencapai KKM 60%.
  3. Pada siklus II yang mendapatnilai mencapai KKM 100%.

Saran

Berdasarkan uraian pada laporan ini. Maka saran yang dapat penulis berikan guna meningkatkan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

  1. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.
  2. Guru sebaiknya menyajikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.
  3. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
  4. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana dalam pembelajaran dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. 2010. Pemantapan professional. Jakarta: Universitas terbuka.

BSNP. 2006. Panduan Kurukuluk Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BP. Darma

Bhakti.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Rieneka Cipta.

Sudjana, Nana dan Rifai, Ahmad. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algesindu.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosnawati, S. dan Aris, M. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4.

Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana

Prima.

Slameto. 1987. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Bima Aksara

Tarwasih, S., dkk. 2008. Buku Pintar IPA/ Sains SD. Jakarta: Wahyumedia.

W. J. S. Winkle. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.

Gramedia.

Wardana. I. G. A. K, Wihardit, S dan Marsinah, N. 2007. Pemantapan Kemampuan

Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani. I. G. A. K, Wihardit, S dan Marsinah, N. 2007. Pemantapan Kemampuan

Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra: Udin, S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Disusun Oleh:: NANIK HARYATI, S.Pd

SD Negeri Langenharjo 03, Grogol,Sukoharjo

NIP : 19650925 198803 2 009