UPAYA MENINGKATKAN MINAT MEMBACA BAHASA INGGRIS DENGAN MATERI NARRATIVE TEKS DENGAN MENERAPKAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN 2013/2014
Oleh: Ning Winarsih
SMP N 10 SURAKARTA
ABSTRAK
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam merefleksikan karakteristik proses belajar bahasa inggris yang baik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat dan nilai hasil Belajar Bahasa Inggris ketrampilan membaca teks narative. Hipotesa adalah melalui penggunaan SQ3R dalam pembelajaran membaca dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam penguasaan jenis teks (genre) kususnya teks narative. Penelitian ini merupakan tindakan guru untuk memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar di kelas VIII/delapan SMP N 10 Surakarta selama 6 bulan dari bulan januari sampai Juli 2013. Penelitihan tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Dalam penelitian ini teknik dan alat pengumpul data yang dipergunakan oleh peneliti adalah melalui test tertulis dengan uraian dan pemahaman SQ3R. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta. Data penelitian menggunakan analisis metode tindakan kelas yaitu, membandingkan nilai rata-rata pada kondisi awal dengan antara siklus I, dan siklus 2 .Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentasi perolehan nilai rata-rata dari kondisi awal ke siklus I sudah ada peningkatan walaupun belum maksimal rata rata siswa 60, kalau diprosentasi 3,1%, sedangkan nilai rata-rata pada siklus I dengan siklus II terdapat peningkatan 1,5%. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif antara penggunaan SQ3R bisa menambah nilai. Kemudian untuk siklus III nilai siswa dalam pembelajaran writing penguasaan jenis teks narrative dapat meningkatkan minat dan hasil belajar membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
Kata kunci: minat membaca Bahasa Inggris, metode SQ3R
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan 4 keterampilan berbahasa yaitu membaca (reading), berbicara (speaking), mendengarkan (listening), dan menulis (writing). Membaca merupakan salah satu aspek kemahiran berbahasa yang sangat penting dikuasai oleh seseorang, khususnya siswa. Melalui kegiatan membaca, banyak informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang dapat diperoleh. Bagi siswa, keterampilan membaca sangat penting dalam rangka belajar dan menguasai ilmu pengetahuan. Hal itu sesuai dengan hakikat membaca sebagai proses kognetif (Tampubolon, 1990). Meskipun pada taraf penerimaan lambang-lambang tulisan diperlukan kemampuan motorik berupa gerakan mata, kebanyakan kegiatan yang dilakukan dalam membaca adalah kegiatan berpikir atau bernalar dan ingatan. Dengan kegiatan bernalar tersebut, pembaca berusaha menemukan dan memahami informasi yang dikomunikasikan oleh penulis melalui tulisan. Dalam proses memahami informasi tersebut, pembaca juga dapat mempelajari cara-cara penulis menyajikan pikirannya. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa dengan membaca, pembaca memperoleh dua jenis pengetahuan, yakni berupa informasi baru dan cara penyajian dalam tulisan.
Secara umum, kemampuan membaca pemahaman (reading comprehension) mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 10 Surakarta masih rendah. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran Bahasa Inggris juga tercermin dari nilai membaca pemahaman (reading comprehension) mata pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata nilai tugas dan ulangan harian yang hanya 57, yaitu di bawah nilai KKM 65.Untuk mengetahui masalah lebih lanjut, peneliti mengadakan pretes dengan materi teks narrative. Berdasarkan hasil pretes, hanya 10 siswa siswa yang mencapai/ melampaui nilai KKM, dan 22 siswa memperoleh nilai di bawah KKM, dari total 28 siswa di kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru Bahasa Inggris selama ini, minat membaca siswa kurang dalam setiap ada kegiatan belajar di kelas. Anak cenderung tidak begitu tertarik, males kalau ada pelajaran Bahasa Inggris karena selama ini pelajaran Bahasa Inggris dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan kosakata (vocabulary) dan tata bahasa (grammar) semata, kurang menekankan aspek penalaran dan pemahaman sehingga menyebabkan rendahnya, minat serta motivasi belajar Bahasa Inggris siswa di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan minat membaca dalam pemahaman (reading comprehension) Bahasa Inggris siswa rendah , rendahnya minat membaca pada siswa yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: minat dalam belajar, intelegensi, kebiasaaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti: guru sebagai motivator dan pusat kegiatan belajar, strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan cara pembelajaran, serta sarana dan prasarana, juga kurikulum dan lingkungan. Sebelunya, metode pembelajaran Bahasa Ing yang digunakan guru adalah masih konvensional atau metode ceramah saja. Guru saja yang aktif dalam menjelaskan materi dan siswa diminta untuk tenang dan mendengarkan saja , maksudnya siswa diminta hanya diminta memahami materi terus, yang artinya dijejali materi melulu, sehingga hasil yang diperoleh justru sebaliknya, bahwa siswa menjadi bosan, tidak peduli yang diterangkan guru, mengantuk bahkan ada yang mengganggu teman-temannya dan sibuk bercerita dengan teman sebangkunya.
Berdasarkan fakta dan kenyataan yang terpapar tersebut di atas, maka peneliti merencanakan untuk mengadakan Penelitian dikelas yang biasa kita sebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk mengatasi masalah rendahnya minat siswa dalam membaca pemahaman (reading comprehension) Bahas Inggris pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Peneliti merencanakan mengadakan Penelitian Tindakan kelas dengan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). SQ3R adalah metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robinson dari universitas Ohio (Trianto, 2009: 73). SQ3R merupakan metode yang sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional. Metode ini lebih tepat di perlukan untuk keperluan studi, karena metode ini di rancang menurut jenjang yang memungkinkan siswa untk belajar sistematis dan efisien.
Untuk menggunakan metode ini, sebelum membaca kita melakukan survei terhadap bacaan atau buku untuk memperoleh gambaran umum dari suatu bacaan dengan cara melihat bagian permulaan dan akhir. Setelah menyurvei buku, kita merumuskan beberapa pertanyaan untuk diri sendiri, dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan terhadap bacaan, Setelah membaca, kita lakukan kegiatan mencertikan/mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri. Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R diakhiri dengan kegiatan meninjau kembali/mengulang kembali apa yang sudah kita baca.
Manfaat dari metode SQ3R ini adalah melalui SQ3R maka kegiatan membaca menjdai lebih efektif dan efisien serta memungkinkan memberi hasil yang maksimal. Melalui penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan peneiti, diharapkan akan ada peningkatan pada beberapa poin. Poin pertama, kemampuan membaca pemahaman (reading comprehension) siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris akan meningkat.Poin kedua, menumbuhkan minat membaca pada siswa meningkatPoin ketiga hasil belajar nilai membaca meningkat dalam batas ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Poin keempat, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar blakang masalah di atas maka dapat dituliskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu : Apakah melalui metode SQ3R dapat meningkatkan minat membaca pemahaman (reading comprehension) Bahasa Ing siswa kelas VIII
TUJUAN PENELITIAN
1.Untuk meningkatkan minat membaca pemahaman (reading comprehension) Bahasa Ing dengan urutan yang benar sehingga hasilnya meningkat.
2. melalui penerapan metode SQ3R untuk meningkatkan minat membaca pemahaman (reading comprehension) Bahasa Ing siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Surakarta semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 materi teks narrative
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
Bagi siswa
a. Dapat meningkatkan minat belajar membaca bahasa inggris materi teks narrative.
b. Dapat meningkatkan kemampuan pemahaman (reading comprehension) Bahasa Inggris materi teks narrative.
Bagi guru
melalui penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan minat membaca pemahaman (reading comprehension) Bahasa Ing materi teks narrative bagi siswa kelas VIII-A SMP Negeri 10 Ska semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk mendapatkan kesempatan dan berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri, dalam arti tidak menerima perbaikan dari orang lain, namun diri sendiri perancang dan pelaku perbaikan mengajar tersebut
bagi teman sejawat
Memberikan pengetahuan tentang SQ3R dalam proses pemebelajaran Bahasa Inggris di sekolah sehingga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan variasi mengajar.
Manfaat bagi sekolah
Memberikan pengetahuan umum tentang metode SQ3R dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah sehingga dapat dijadikan pedoman mengajar bagi guru lain.
Manfaat bagi perpustakaan sekolah
Menambah khazanah perpustakaan sekolah tentang peningkatan aktivitas dan membaca pemahaman (reading comprehension) mata pelajaran Bahasa Ing melalui penerapan metode SQ3R.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Hakekat minat
Minat merupakan faktor yang sangat peting bagi siswa. Slameto (1991:57) menerangkan minat adalah “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relative menetap pada diri seseorang. Minat besar selai pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu”. Slameto (1991:57). Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yang dikemukakan oleh Hilgard menyatakan “Interest is persisting tendency to pay attention, to end, to enjoy some adtivity and content”, yang memiliki arti, minat adalah kecenderung yang gigih untuk memperhatikan, mnegakhiri, menikmati, beberapa inti kegiatan tersebut. Sadirman A. M. (1988:76) berpendapat bahwa minat adalah sebgai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri atau arti sementara satuasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Minat juga dapat dikembangkan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) membangkitkan adanya sautu kebutuhan. 2) menghubungkan dengan persoalan yang mampu. 3) member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. 4) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar (Sardiman, 2001:93). Pendapat lain bahwa untuk membangkitkan minat siswa dlam menerima pelajaran ada beberapa macam cara yang dapat guru lakukan yaitu: 1) membandingkan adanya suatu kebutuhan diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. 2) menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik meudah menerima bahan pelajaran. 3) memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. 4( menggunakan berbagai macam bentuk dan mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik (djaramah, 2002:133).
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seoran guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memeiliki karakter yang berebda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhinya tertuju pada keberhasilan belajar siswa. Siswa yang berminat dalam belajar mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : 1) memepunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menegnang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. 2) ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. 3). Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa ketertarikan pada susuatu akivitas-aktivitas yang diminati. 4) lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
Hakekat membaca
Mayoritas soal UAN Bahasa Inggris SMP adalah soal-soal bacaan (reading). Oleh karena itu, kemampuan menjawab soal-sol bacaan sangat berpengaru pada kelulusan siswa. Ini mungkin disebabkan arena kemampuan membaca berpengaru pada kelulusan belajar siswa secara umum. Dengan kemampuan membaca yang baik, siswa akan mampu mengambangkan pengetahuannya. Agar kita mampu membangun kemampuan membaca kita, terlebih dahulu kita perlu mempunyai pemahaman yang benar mengna membaca (reading). Wikipedia mendefinisikan reading sebagai a complex cognitive proess of decoding symbols for the intention of deriving meaning (reading comprehension) and/or constructing meaning.
Dari definisi ini, kita bisa menympulkna bahwa ada dua tahap dal reading yaitu decicoding symbol (membaca symbol) dan deriving atau constructing meaning (membangun makna), yang dimaksud symbol disini adalahah huruf-huruf yang mneyusun tulisan (kata, kalimat, dll). Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and getting menaning from printed or written material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro andBonomo dalam H. G Tarigan, 1986:8).
Membaca adalah proses mendapatkan arti kata-kata tertulis (Heilman dalam Wiryodijoyo, 1989:1) Membaca mempunyai daua tahap yaitu dekodifikasi symbol dan membangun makna. Tujuan utama membaca adalah menagkap makna. Dalam pengajaran bahasa Inggris di SMP/MTs, kedua tahap membaca ini dimasukkan ke daalam kurikulum. Kegiatan belajar mendekodifikasi symbol terwadahi reading aloud, sedangkan belajar membangun makna terwadahi dalam reading comprehension. Namun untuk sementara ini, hanya reading comprehension saja yang diujikan dalam UAN.
Aspek-aspek dlam membaca pemahaman meliputi: (a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi atau makna (a.l maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, raeaksi pembaca), (c) evaluasi atau penialaian (isi, bnetu), (d) kecepatan membaca yang fleksibel,ang muda disesuaikan dengan keadaa (Broughton [et al] dalam H.G Tarigan, 1986:120. Di dalam membaca pemahaman, si pembaca tidak hanya dituntut hanya sekedar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus mmapu menganalisis atau mengevaluasi dan mengaitkannya dengan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
Pemahaman bacaan menurut Harjasujana dan Damaianti (2003: 134-136) meliputi pemahaman kalimat-kalimat. Pemhaman tentang kalimat-kalimat itu meliputi pula kemauan menggunakan teori tentang hubungan-hubunga structural antar kalimat. Pengetahuan tentang hubungan structural itu berguna bagi proses pemahaman kalimat, sebab kalimat bukanlah unataian kata0kata saja melainkan untaian kata yang saling brkaitan mengikuti cara-cara yang spesifik. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).
Istilah metode berarti perencanaaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat procedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melali langkah-langkah yang tertaur dan secara bertahap, dimulai darai penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar dan penilaian hasil belajar. Metode SQ3R yang di kembangkkan oleh Prof. Francis Robinson, seorang guru besar psikologi dari Ohio Satte University sejak tahun 1941. SQ3R merupakan metode yang sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional. Metode ini lebih tepat di perlukan untuk keperluan studi. Karena itu metode ini di rancang menurut jenjang yang memungkinkan siswa untuk belajar sistematis, dan efesien.
Untuk menggunakan metode ini, sebelum membaca kita melakukan survey terhdapa bacaan atau buku untuk memperoleh gambaran umum dari suatu bacaan dengan cara bagian permulaan dan akhir. Misalnya. Pada saat akan membaca buku, kta menyurvei terlebih dahulu judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, daftar isis, kata pengantar, rnagkuman, dan daftar pustaka. Setelah menyurvei buku, kita merumuskan beberapa pertanayaan untuk diri sendiri tentang bacaan tersebut yang diharapkan jawabannya ada dalam buku itu Kegiatan membaca dengan menggunkan metode SQ3R diakhiri dengan kegiatan meninjau kembali/mengulang kembali apa yang sudah kit abaca. Kita tidak perlu membaca ulang bacaan itu secara keseluruhan, tetapi hanya memeriksa bagian-bagian yang dianggap penting yang memeberikan gambaran keseluruhan dari bacaan, juga untuk menemukan hal-hal penting yang mungkin terlewat pada saat kita membaca seblumnya. Berikut adalah lima tahapan penerapan metode SQ3R yang dikemukakan oleh Sulistyaningsih (2010: 3-5) antara lain adalah:
Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memrlukan waktu 5-10 menit. Sebelum membaca, biasanya orang menyeiakan waktu beberapa menit untuk mengenal keseluruhan anatomi buku. Caranya dengan membuka-buka buku secara cepat dan keseluruhan yang belangsung tampak. Anatomi buku meliputi 1) bagian pendahuluan, sperti halaman judul (judl, nama pengarang, penerbit, tempat penerbit, tahun terbit, dan sebgainya), daftar isis, halaman ucapan terimaskaih, daftar table, dan daftar gambar (jika ada), barangkali juga halaman yang berisi persetujuan yang berwenang menerbitkan buku tersebut, dan abstraksi; 2) bagian isis buku, yang menggambarkan urutan dan tata penyajian isis buku; 3) bagian akhir buku, yaitu berisis kesimpulan, saran atau rekomendasi, daftar pustaka, dan indeks.
Pada saat kita menghadapi sebuah bacaan, pernahkah kita mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hal-hal yang berkaitan dengan bacaan? pertanyaan-pertanyaan itu dapat menuntut kita memahami bacaan dan mengarahkan pikiran pada isi bacaan yang akan dimasuki sehingga kita bersikap aktif. Kita tidak hanya mengikuti apa saja yang dikatakan pengarang. Kita boleh mengkritik dan mempertanyakan apa yang dikatakan pengarang sambil nanti melihat buktinya.Setelah kerangka pemikiran sautau bab diperoleh, dimulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetakan tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan. Tulislah pertanyaan-peratnayaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan kita mmebaca buku tentang “Belajara di SMP” dan kepala judulnya adalah “Memanfaatkan berbagai kegiatan ekstarkurikuler di sekolahmu”. Peratnayaan yang dapat kita munculkan adalah “Mengapa kita harus memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler?” dan Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?”
Setelah kita menyurvei dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan, kita mulai melakukan kegiatan membaca. Dengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu sub-bab dengan tuntas jangan pindah ke sub-bab lain sebelum kita menyelesaikannya. Tidak perlu semua kalimat, kita dapat membaca dengan dituntun oleh pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan. Perlamabat cara membaca kita pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah kita ketahui. Dengan demikian, kgiatan membaca kita relative lebih cepat dan efektif. Tetapi pemahaman ang menyeluruh tentang bacaan atau buku tersebut telah kita dapatkan. Pada langkah ini knsentrasi diri snagatlah penting. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanayaan yang kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom disiapkan.
Pada umumnya kita cepat seklai lupa dengan bahan yang telah dibaca. dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab. Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku. Setiap kita selesai membaca satu bagian berhebtilah sejenak. Buatlah catatan-catatan penting bagian yang dibaca itu dengan kata-kata sendiri, lakuakn iu terus sampai kita selesai membaca. Catatan itu dapat berupa kutipan, simpulan, atau komnetar kita. Jika kita masih mengalami kesulitan, ulangi sekali lagi bagian yang sulit itu. Catatan-catatan tersebut akan membantu kita untuk mngingat apa yang sudah dibaca agara tidak samapai terjadi begitu selesai membaca hilang pula apa yang telah kit abaca.
Review membantu kita untuk mneyempurnakan kerangka pemikiran dam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatn atau berdiskudi dengan teman. Cara review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada oaring lain. Setelah kita selesai membaca buku secara keselurhan, tinjau dengan hal-hal penting yang telah kit abaca. Temukan bagian-bagian penting yang perlu untuk diingat kembali, terutama hal-hal yang telah diberi tanda atau digarisbawahi. Pengulangan kembali ini akan membantu daya ingat kita untuk memperjelas pemahaman terhadap bacaan, juga membantu menemukan hal penting yang mungkin terlewat sebelumnya. Selain itu, kita juga mendapatkan isi buku secara keseluruhan. Dari uaraian di atas, kita mengetahui bahwa kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R akan lebih efektif dan efisien serta memungkinkan member hasil maksimal.
Kerangka Berpikir
Rendahnya minat membaca pemahamn Bahasa Inggris dipengaruhi oleh beberapa fakor diantaranya: motivasi siswa terhadap membaca teks berbahasa inggris, semangat belajar, proses pembelajaran, serta lingkungan belajar. Oleh karena itu, perlu diuapayakan proses pemebalajaran yang menyenagkan sehingga menumbuhkan minat dan semangat belajar serta lingkungan yang setiap unsurnya mendukung proses pemeblajaran sehingga akan meningkatkan hasil pembelajaran. Metode SQ3R merupakan salah satu metode yang dirasa tepat untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca pemahaman (reading comprehension) siswa kelas VIII-A pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Kerangka berpikir penelitian tindakan kelas ini adalah:
Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil kerangka berpikir pada bab dua diperoleh hasi hipotesis tindakan diantaranya:
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama enam bulan yaitu dari bulan Januari 2013 sampai Juli 2013, dengan kegiatan utama.
Subyek Penelitian tindakan kelas ini mengambil populasi semua siswa kelas VIII A semester 2 tahun 2013 SMP Negeri 10 Surakarta sejumlah 28 siswa, yang terdiri dari siswa putra: 14 orang dan siswa putri: 14 orang.Jumlah siswa itu tidak digeneralisasikan menurut jenis kelaminnya karena siswa itu diberi perlakuan yang sama dalam pemahaman minat membaca materi genre (Teks narrative).
Penelitian ini ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan: planning, acting, observing, and reflecting.
TehnikPengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpul data yang dipergunakan oleh peneliti sebagai berikut
Tehnik wawancara biasa digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa kaitannya dengan penelitian yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini menggali kesulitan siswa yang masih bingung.
Hasil pengamatan dipakai oleh peneliti untuk melakukan kemajuan dan perkembangan proses pembelajaran selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas VIII A semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan soal tertulis yang berbentuk tes dengan teks dengan menggunakan SQ3R. Tes yang diberikan pasda siklus 1 , siklus 2 yang diuraikan sebagai berikut:
Pada siklus 2 butir soal menulis narrative teks berdasar gambar yang sudah dipersiapkan. Menulis sebuah teks recount berdasarkan gambar yang berbeda setelah dijelaskan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, data tentang minat belajar bahasa inggris untuk aspek membaca pada siswa kelas VIII-A Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 pada kondisi awal, siklus 1, dan 2 ini dianalisis dengan menggunakan tehnik descriptive comparative yaitu: Dengan membadingkan minat belajar bahasa inggris untuk aspek membaca siswa kelas VIII-A semester 2 SMPN 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Dengan membadingkan hasil belajar bahasa inggris untuk aspek membaca siswa kelas VIII-A semester 2 SMPN 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 pada siklus 1dengan hasil belajar bahasa inggris untuk aspek membaca siswa kelas VIII-A semester 2 SMPN 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 pada sikus 2. Dengan membadingkan hasil belajar bahasa inggris untuk aspek membaca siswa kelas VIII-A semester 2 SMPN 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 pada kondisi awal dengan hasil belajar bahasa inggris untuk aspek membaca pada siklus 2
Agar data yang diperoleh valid, maka peneliti melakukan validasi. Adapun data yang divalidasi ada 4 yaitu 1) validasi data tentang minat belajar Bahasa Inggris untuk aspek membaca di siklus 1 pada siswa kelas VIII-A SMP N 10 Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2012/ 2013, yang diperoleh berupa lembar observasi dan alat yang berupa lembar observasi. Agar data yang diperoleh peneliti dalam peneliti didalam penelitian itu valid, maka peneliti mengajak teman sejawat untuk mengadakan pengamatan terhadap minat belajar siswa pada saat proses belajar mengajar. 2) validasi data minat belajar Bahasa Inggris untuk aspek membaca didalam siklus 2 pada siswa kelas VIII-A SMP N 10 Surakarta pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 yang diperoleh dengan data observasi dan alat yang berupa lembar observasi. Agar data yang diperoleh peneliti dalam peneliti didalam penelitian itu valid, maka peneliti mengajak teman sejawat untuk mengadakan pengamatan terhadap minat belajar siswa pada saat proses belajar mengajar. 3) validasi data hasil belajar Bahasa Inggris untuk aspek membaca didalam siklus 2 pada siswa kelas VIII-A SMP N 10 Surakarta pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 yang diperoleh dengan data observasi dan alat yang berupa lembar observasi. Agar data yang diperoleh peneliti dalam peneliti didalam penelitian itu valid, maka peneliti mengajak teman sejawat untuk mengadakan pengamatan terhadap minat belajar siswa pada saat proses belajar mengajar. 4) dengan membandingkan hasil belajar bahasa inggris untuk aspek membaca siswa kelas VIII-A SMP N 10 Surakarta pada semester 2 tahun pelajaran 2012/ 2013 pada siklus 1 dengan hasil belajar bahasa inggris untuk aspek membaca siswa kelas VIII-A SMP N 10 Surakarta paa semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 pada siklus 2. 3) dengan membandingkan hasil belajarbahasa inggris untuk aspek membaca siswa kelas VIII-A SMP N Surakarta pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 pada kondisi awal dengan hsilbelajar bahasa inggris untuk aspek membaca siswa kelas VIII-A SMP N 10 Surakarta pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 pada siklus 2
Penelitian tindakan kelas jelas sekali pengaruhnya terhadap pendidikan. Indikasi peneliti, penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara langsung oleh guru kelas yakin dengan metode SQ3R ini bisa meningkat karena siswa dengan enjoi , ini layak untuk di pergunakan untuk metode guru yang mengalami permasalahan. Disamping itu perlu penelitian tentang upaya guru meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran Bahasa Inggris melalui SQ3R mengalami peningkatan yang Nampak sekali: merangsang siswa dalam activitas belajar bisa aktif, menyenangkan dan tidak membosankan. Dalam penelitian ini guru selaku penelii mempunyai dua indikator:
HASIL PENELITIAN
Nilai Ulangan Kondisi Awal
No | Uraian | Nilai | Nilai | Nilai |
Rendah | Tinggi | Rata-Rata | ||
1 | Kondisi ulangan harian I Materi : membaca cepat | 40 | 74 | 57 |
2 | Kondisi ulangan II Materi : membaca dalam hati | 46 | 80 | 63 |
3 | Kondisi ulangan Harian III Materi : membaca keras | 36 | 66 | 51 |
Jumlah | 41 | 73 | 57 |
Sumber : Buku Daftar Nilai
Agar tampak jelas kondisi awal nilai ulangan ulangan saya tampilkan dalam bentuk dengan diagram batang sperti tampak dibawah ini:
Gambar 2. grafik
Diagram Batang Nilai Ulangan 1, 2, 3
Keterangan :
Dari ketiga nilai tersebut diatas dapat penulis gambarkan dengan grafik
diagram batang seperti tampak pada berikut ini :
Gambar 3
Diagram Batang Nilai rata-rata Ulangan Harian 1, 2 dan 3
Dengan Keterangan :
= Nilai UH1
= Nilai UH2
= Nilai UH3
x = Ulangan Harian
y = Nilai Ulangan Harian
Dari gambar 3 grafik diagram batang tersebut diatas, dapat kita lihat hasil belajar siswa kelas VIII A telah mengikuti tiga kali ulangan harian. Bahwa nilai harian terendah yang diperoleh siswa adalah 41 bahwa nilai tertinggi 73 dan nilai rata-rata 57.Setelah dilakukan penelaahan mendalam guna memberikan therapy dan layanan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kondisi awal siswa adalah merupakan nilai mati/tidak tuntas, karena nilai KKM untuk kelas VIIIA itu 65. Refleksi terhadap tindakan yang di kemukakan bahwa memang selama pembelajaran penulis belum menggunakan metode SQ3R (Survei Question Read Recite Review), sehingga berakibat rata-rata hasil nilai ulangan harian sangat rendah. Berdasarkan analisis dan refleksi tersebut diatas disusun rencana pembelajaran yang memungkinkan siswa bisa senang dalam minat membaca dengan perrnerapan SQ3R tersebut karena metode itu membuat anak akan mudah dipahami dengan harapan minat dan hasil belajar bahasa Inggris dalam ketrampilan membaca teks narrative yang diperoleh siswa bisa meningkat.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan 2 siklus. Setiap siklus dengan tiga tindakan yaitu : apersepsi, kegiatan inti dan penutup.Dengan kegiatan apersepsi, guru yaitu peneliti membentuk kelompok yang terdiri 4 di pimpin ketua kelas. Untuk kegiatan inti penulis sebagai aktor utama dalam penelitian menerangkan materi tentang ketrampilan membaca teks narratif. Teks ini berfungsi sebagai media untuk mengkonstruksi cerita cerita masa lalu. Siswa diajak membaca cerita cerita yang membuat anak senang dan menarik dengan tujuan agar minat membaca dapat meningkat. Dan juga siswa secara kelompok mengerjakan soal-soal yang diberikan guru selaku peneliti. untuk kegiatan penutup siswa mengerjakan tes bentuk soal esay berstruktur yang mana tes itu untuk mencari data ,dimana permasalahan yang dialami siswa dapat diatasi. Siswa mengerjakan soal siklus I.
Tindakan yang kami lakukan sesuai dengan rencana diatas yaitu apersepsi, kegiatan inti dan penutup.Tindakan awal, Gura mengajak murid untuk membentuk kelompok/group, dalam kesempatan itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran seperti yang terdapat dalam rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru sebelumnya. Pada kegiatan apersepsi ini, guru menyuruh menirukan kalimat yaitu untuk motivasi berupa menyimak bacaan agar siswa mempunyai bahan dimana bahan tersebut untuk bisa digunakan dalam menerima materi selanjyutnya. Dan juga guru mengarahkan siswa untuk belajar yang kaitanya tentang materi yang akan disampaikan. Selain itu, guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Tujuan apersepsi dan motivasi disampaikan oleh guru dengan suara yang bisa didengar oleh seluruh siswa agar siswa betul betul memahami apa yang akan dikerjakan.Tindakan selanjutnya: yang pertama selaku peneliti membuka pelajaran dengan salam. Selanjutnya menanyakan keadaan siswa. Guru menjelaskan materi tentang membaca (reading) sebelumnya guru menunjukkan contoh contoh buku buku bacaan sebagai awal dengan tujuan siswa termotivasi untuk membaca bacaan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan siswa, untuk mencapai KD1,dengan materi narrative teks dengan tujuan seperti yang terlampir dalam RPP.
3.Hasil pengamatan.
Selama mengamati siswa, peneliti mengikuti siklus 1 siswa belum tampak serius, anak gelisah karena anak merasa bosan dengan ceramah yang diberikan guru, siswa merasa kesulitan setelah mengerjakan tes siklus 1.
Berdasarkan hasil tes siklus 1 sbb
N0 | Nama | nilai | keterangan |
1 | Daniel Yoga Pramono | 44 | |
2 | Dema Biofani | 62 | |
3 | Dinda Adelia Pradhitasari | 38 | |
4 | Dionisive Baskoro Kusuma | 69 | |
5 | Elisa Medi Saputri | 36 | |
6 | Kris Yusuf Kun Utomo | 70 | |
7 | Nigelta Elyensi | 64 | |
8 | Reyvaldo Afitama Raharjo | 48 | |
9 | Ainaya Syifa Fadlilah | 48 | |
10 | Alden Dhafi Nahara | 76 | |
11 | Anggoro Rico Saputro | 44 | |
12 | Ardiyanto Tri Seputro | 48 | |
13 | Ariry Jestica Anna | 56 | |
14 | Aulia Nella Indrifani | 40 | |
15 | Denika Alif Oktoviora | 60 | |
16 | Dian Saptorini Putri Indah Sari | 66 | |
17 | Endi Tri Sulistiono | 44 | |
18 | Haidi Fathur Rahman | 75 | |
19 | Jais Nur Fauzi Haque | 46 | |
20 | Lazuardis Wisnumurti | 60 | |
21 | Nastiti Raditya Cahya Putri | 44 | |
22 | Noviana Ayu Dwi Saputri | 60 | |
23 | Ratna Pertiwi | 70 | |
24 | Reska Ayu Anggraini | 58 | |
25 | Rolex Tri Wahyuda | 54 | |
26 | Rosita Wulan Ndari | 50 | |
27 | Sayed Wagearso | 63 | |
28 | Septa Erva Nurdiana | 67 | |
Rata rata | 55,50 |
Table 3
Hasil Ulangan Siklus I
No | Rentang Nilai | Frekuensi | (x) | Fx |
1 | 36-40 | 3 | 38 | 114 |
2 | 41-50 | 9 | 48 | 432 |
3 | 51-60 | 6 | 56 | 336 |
4 | 61-70 | 8 | 67 | 536 |
5 | 71-80 | 2 | 76 | 152 |
jumlah | ∑f=26 | 1570 |
Nilai terendah pada siklus I adalah 36, nilai tertinggi 76. sedangkan nilai rata-rata dapat penulis laporkan berdasarkan tabel 55,50 diatas dapat ditentukan dengan rumus :
= 1570
26
= 60,10
= 60 pembulatan
Keterangan :
Nilai rata-rata pada siklus I tersebut diatas, apabila kita membandingkan dengan nilai rata-rata pada kondisi awal kita peroleh angka dihitung dengan 60 – 57 = 3 Apabila dengan persentase akan terdapat hasil 3/57 x 100% = 5,05,%. Belum ada peningkatan. Masih sesuai dengan kondisi awal, dimungkinkan karena materi pembelajaran yang diberikan belum bisa diterima oleh anak, karena guru belum menggunakan pendekatan yang membuat anak tidak ada gairah dan belum bisa membangkitkan minat belajar membaca dengan gaya guru dan cara guru mengajar membosankan dan monotun.sehingga membuat siswa males dan tidak bergairah.
. Deskripsi Hasil Siklus II.
Setelah siklus berakir, dan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, yang meliputi : apersepsi, kegiatan inti dan penutup, peneliti yaitu guru telah merencanakan untuk memberikan bantuan pendekatan SQ3R ( Survei, Questin, Read, 4Recite, and Review) rencana ini merupakan tindakan utama dalam siklus II ini untuk mengatasi rendahnya pecapaian minat belajar membaca siswa pada siklus I.
Tindakan yang harus dilakukan oleh guru sekaligus peneliti adalah sesuai rencana penelitian yaitu apersepsi, Kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran dan penutup.
Berlangsungnya siswa mengerjakan siklus II Siswa tampak semringah, minat membaca sudah ada dan semangat sekali karena anak diajak secara langsung mengikuti anjuran guru ikut mensursei bacaan yg akan dibaca dan ditunjukaan permulaan dan akir dari bacaan tersebut, sehingga dengan pendekatan SQ3R anak merasa terbantu sekali, sehingga anak kelihatan lebih santai tidak punya beban ketika disuruh membaca, kareana siswa sudah paham dengan bantua yang saat ini diberikan pada guru.
Hasil ulangan siklus II
N0 | Nama siswa | nilai | keteranan |
1 | Daniel Yoga Pramono | 70 | Tunts |
2 | Dema Biofani | 64 | Belum |
3 | Dinda Adelia Pradhitasari | 68 | Tuntas |
4 | Dionisive Baskoro Kusuma | 76 | Tuntas |
5 | Elisa Medi Saputri | 65 | Tercapai |
6 | Kris Yusuf Kun Utomo | 69 | Tuntas |
7 | Nigelta Elyensi | 65 | Tercapai |
8 | Reyvaldo Afitama Raharjo | 70 | Tuntas |
9 | Ainaya Syifa Fadlilah | 66 | Tuntas |
10 | Alden Dhafi Nahara | 72 | Tuntas |
11 | Anggoro Rico Saputro | 68 | Tuntas |
12 | Ardiyanto Tri Seputro | 67 | Tuntas |
13 | Ariry Jestica Anna | 65 | Tercapai |
14 | Aulia Nella Indrifani | 66 | Tuntas |
15 | Denika Alif Oktoviora | 65 | Tercapai |
16 | Dian Saptorini Putri Indah Sari | 68 | Tuntas |
17 | Endi Tri Sulistiono | 64 | Belum |
18 | Haidi Fathur Rahman | 82 | Tuntas |
19 | Jais Nur Fauzi Haque | 65 | Tercapai |
20 | Lazuardis Wisnumurti | 78 | Tuntas |
21 | Nastiti Raditya Cahya Putri | 66 | Tuntas |
22 | Noviana Ayu Dwi Saputri | 60 | Belum |
23 | Ratna Pertiwi | 75 | Tuntas |
24 | Reska Ayu Anggraini | 70 | Tuntas |
25 | Rolex Tri Wahyuda | 54 | Belum |
26 | Rosita Wulan Ndari | 65 | Tercapai |
27 | Sayed Wagearso | 66 | Tuntas |
28 | Septa Erva Nurdiana | 67 | Tuntas |
Rata rata | 1865 |
|
sehingga siswa mengerti apa yang harus ditulis pada lembar kerja
Tabel 4
Hasil Ulangan Siklus II
No | Rentang Nilai | Frekuensi | (x) | Fx |
1 | 51-60 | 1 | 54 | 54 |
2 | 61– 70 | 21 | 67 | 1407 |
3 | 71 – 80 | 4 | 78 | 312 |
4 | 81 – 90 | 2 | 82 | 164 |
5 | 91 – 100 | - | - | |
| ||||
Jumlah | ∑f / 28 | - | 1935 |
Berdasarkan tabel 7 tersebut diatas nilai rata-rata dapat ditentukn dengan rumus sebagai berikut :
= 1935
28
= 69,10
= 69
Keterangan :
Adapun hasil terendah tes pada siklus II adalah 54 nilai tertinggi 82. nilai rata-rata yang diperoleh adalah 69, Nilai rata-rata tes siklus II dibanding dengan nilai ulangan kondisi awal terdapat peningkatan 69– 57 = 12 atau 12/57 x 100% = 3,1%.Sedangkan hasil nilai rata-rata pada tes siklus II dibandingkan dengan nilai rata-rata pada siklus I terdapat peningkatan 69– 60 = 9 kalau dipresentasikan terdapat peningkatan sebesar 9/57 x 100% = 1,5%. Peningkatan sebesar 1,5% ini karena proses pembelajaran sudah menggunakanpendekatan SQ3R (SURVEI, QUESTION, READ, RECITE, DAN REVIEW). Untuk membandingkan jumlah peningkatansiklus I dan siklus II dengan kondisi awal ini dapat kita tampilkan dalam bentuk tabel ini.
Tabel 8
Nilai Rata-rata kondisi awal | Nilai rata-rata siklus 1 | Nilai rata-rata siklus II |
57 | 60 | 69 |
Dari hasil data yang ada pada hasil ulangan , menunjukan bahwa:
Untuk membandingkan jumlah peningkatan kondisi awal, siklus I, siklus II, dengan kondisi awal ini dapat kita tampilkan dalam bentuk tabel ini.
Nilai rata-rata kondisi awal siklus I, Dan II
Nilai rata-rata kondisi awal | Nilai rata-rata siklus I | Nilai rata-rata siklus II |
57 | 60 | 69 |
Untuk memperjelas Hasil mengenai peningkatan nilai ulangan tersebut diatas dapat kami tampilkan dalam bentuk gambar grafik diagram batang sebagai berikut :
Gambar 8
Diagram batang nilai rata-rata tes kondisi awal, Siklus I dan Siklus II Keterangan :
Dari tabel dan gambar tersebut diatas dapat penulis refleksikan bahwa ada peningkatan hasil ulangan.
1.Pembahasa tindakan
Tabel 6
No | Uraian | Tindakan |
1 | Kondisi awal | Belum menggunakan metode SQ3R (SURVEI, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) sebagai alat bantu dalam pembelajaran |
2 | Siklus I | Menggunaka SQ3R (SURVEI, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) yang mendukung sebagai alat bantu dalam pembelajaran secara kelompok/Berpasangan |
3 | Siklus II | Menggunakan gambar gambar seri sebagai alat bantu dalam pembelajaran secara individu. |
Dari tabel 6 di atas Nampak jelas bahwa tindakan guru selaku peneliti pada kondisi awal siswa belum belum memanfaatkan alat bantu mengajar dalam kegiatan belajar mengajar , yang membuat siswa acuh cuek dan tidak memperhatikan, maka rata rata sangat rendah sekali.Sedangkan siklus 1, guru dalam menyampaikan metode SQ3R yang mendukung sebagai alat bantu dalam pembelajaran secara kelompok Untuk siklus ke II, guru menggunakan SQ3R (SURVEI, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) sebagai alat bantu dalam pembelajaran secara Perorangan / kegiatan mandiri , siswa senang karena siswa bisa membaca buku buku cerita dengan mensurvei lebih dahulu untuk mengetahui permulaan dan pada akir dari cerita itu kemudian siswa untuk membuat pertanyaan dengan bahasa sendiri, trus bercerita dengan bahasa sendiri untuk memahami dan memudahkan berfikir cerdas . sehinhgga hasi belajar Naik di atas KKM. Rata rata kelasnya. hasil pembelajaran membaca teks narrative bisa meningkatkan minat membaca bahasa Inggris.
2.pembahasa hasil pengamatan.
Tabel 7
N0 | Uraian | Nilai |
1 | Kondisi awal | a.Nilai terendah : 41 b.Nilai tertinggi : 73 c. Nilai rata rata : 57 |
2 | Siklus I | a.Nilai terendah : 38 b.Nilai tertinggi : 76 c. Nilai rata rata : 60 |
3 | Siklus II | .a.Nilai terendah :54 b.Nilai tertinggi :82 c. Nilai rata rata :69 |
Hasil Refleksi
Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada siklus 1 , II peneliti melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan pada Siklus I tindakan guru mengajar kelas VIII A SMP N 10 Surakarta dengan menggunakan SQ3R kelompok.lalu mengadakan tes hasilnya rata rata 60 Nilai terendah 38 dan tertinggi 76. Siklus II tindakan guru adalah mengajar di kelas yang sama dengan menggunakan alat bantu SQ3R, nilai rata rata 69, ini berarti ada kenaikan 9 atau sebesar 1,5% kalau diprosentase.
F.Hasil Penelitian
Berdasarkan pengembangan teori, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis bahwa terbukti melalui penggunakan Metode SQ3R dalam pembelajaran ketrampilan MEMBACA teks narrative dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada Bahasa Inggris materi pembelajaran jenis teks narrative.
PENUTUP
Mengamati prestasi siswa sebelum dilaksanakan tindakan, daya serap yang dicapai dalam pembelajaran membaca(reading) khususnya pembelajaran teks narrative sangat rendah sekali nilai rata-rata 57. Belum memenuhi ketuntasan minimal yang mana sudah ditentukan batas KKMnya 65, Setelah diadakan tindakan dengan rencana yang sudah direncanakan yaitu apresepsi, kegiatan inti, penutup dengan membentuk kelompok, daya siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata 60. pada tindakan yang ke dua pembelajaran dengan metode SQ3R dapat menumbuhkan selera anak untuk mencerna pelajaran sekaligus menggairahkan activitas siswa, terbukti ada kenaikan 1,5% dengan rata-rata 69. Dengan demikian motivasi siswa dapat terangsang dengan SQ3R( SURVEI, QUESTION, READ, RECIT, AND REVIEW)
Implikasi
Penelitian tindakan kelas jelas sekali pengaruhnya terhadap pendidikan. Berdasarkan hasil seperti yang ditulis dalam bab IV, maka penelitian ini layak untuk di pergunakan untuk metode guru yang mengalami permasalahan. Disamping itu perlu penelitian tentang upaya guru meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran Bahasa Inggris melalui pembelajaran SQ3R ( SURVEI, QUESTION, READ, RECIT, AND REVIEW), minat dan hasil belajar siswa dalam MEMBACA mengalami peningkatan yang Nampak sekali: merangsang siswa dalam activitas belajar bisa aktif, menyenangkan dan tidak membosankan, Karena guru mengajak siswa memahami cerita cerita bacaan yang dikenalkan dulu untuk memahami pendahuluan sampai dengan akir, jadi siswa sdh ada gambaran gambaran...dengan demikian siswa antusias sekali dan minat untuk belajar membaca lebih lanjut.
Saran
Sebagai guru yang profesionalis, penelitian sangat penulis pantau untuk mengatasi masalah meningkatkan hasil belajar siswa. Maka PTK sangat perlu dikembangkan dan dilaksanakan oleh guru.Model pembelajaran dengan menggunakan sangat perlu dilaksanakan oleh guru,karena dengan SQ3R ( SURVEI, QUESTION, READ, RECIT, AND REView) siswa aktif dan dan merangsang siswa untuk berfikir kritis, jadi anak tidak menghayal tapi langsung bertindak secara langsung.
Bagi sekolah, atau lembaga penyelenggara pendidikan, akan berupaya mengamati mutu dan kualitas sekolahnya dengan melengkapi sarana pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Mark,2003. Text Types In English, Malaysia
Akoid, Drs. 1992. Perencanaan Program Pengajaran Surakarta, Universitas Sebelas Maret.
Ali Akhmadi, 2005. Smart Steps VIII. Ganesa Exact, Jakarta.
Bram, Barly, 1995. Write Well. Yogyakarta. Kanisius.
Depdiknas. 1999. Garis-garis Besar Program Pengajaran. Jakarta. Depdiknas RI.
Depdinas, 2002. Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Dimyati, Dr. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Riwka Cipta.
Numan, David, 1998. Language Teaching Methology : A Text Book for Techer. London : Prentice Hall.
Saifudin Husni, 2004. Gerbang Edisi 11 Tahun III. Yogyakarta. PT. Cahaya Timur Offset.
Widarso, Wisnuboto, 1992. Kiat Menulis dalam Bahasa Inggris. Yogyakarta. Kanisius.
Widdowson, HG, 1996. Teaching Language as Communication. New York : Oxford University.
2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah Menengah Pertama. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.