LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

 RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

Logo Universitas Islam Indonesiabk.png

NAMA PRAKTIKAN        : Ayattulllah Al Husaini

NIM                        :  15524073

HARI/TGL.PRAKT.        : Kamis 1 oktober 2015

ASISTEN PRAKT.        : Ramol

LAB.DASAR TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2015

Pembahasan Hasil Praktikum

  1. Rangkaian Seri

Rangkaian seri adalah salah satu jenis dari rangkain listrik yang di susun secara sejajar di mana komponen-komponen di pasang berurutan. Contohnya seperti gambar di bawah ini :

https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTFqBHaG3kogQueBV-PGKBvNlWUG3FwDEDtSfSP62r15sFmQEZO

(Contoh rangkaian seri)

Untuk komponen resistor, nilai kapasitansi bisa kita peroleh menggunakan persamaan :

        

Sedangkan untuk komponen kapasitor, nilai kapasitansi bisa kita nyatakan dalam persamaan :

Untuk Komponen induktor, nilai induktansi dapat di hitung berdasarkan persamaan :

  1. Rangkaian Paralel

Rangkaian parallel adalah salah satu rangkaian listrik yang di susun secara berderet (paralel). Conto rangkain paralel seperti sebagai berikut :

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSQwVfszeIBCPU0tca8FQGyM0cLbe4FDoToD_q7M54E4S66H1lF

                                                         (Contoh rangkaian paralel)

Untuk komponen resistor, nilai kapasitansi bisa kita peroleh menggunakan persamaan :

⅟Rp=⅟R1+⅟R2+⅟R3+…

        

Sedangkan untuk komponen kapasitor, nilai kapasitansi bisa kita nyatakan dalam persamaan :

Cp=C1+C2+C3+…

Untuk Komponen induktor, nilai induktansi dapat di hitung berdasarkan persamaan :

⅟Lp=⅟L1+⅟L2+⅟L3…

  1. Merangkai Rangkaian Seri

  1. Rangkaian Seri Pada Resistor

DATA HASIL PERCOBAAN

R1

R2

R3

RAB (pengukuran)

Rtotal (perhitungan)

1000Ω

1000Ω

620Ω

2400 Ω

2620Ω

620Ω

1000Ω

620Ω

2500 Ω

2240Ω

1000Ω

620Ω

620Ω

1500 Ω

1340Ω

            PERHITUNGAN

Untuk perhitungan ini, menggunakan rumus atau persamaan =

 

Contoh percobaan pertama

 Rs= R1+R2+R3

Rs=1000Ω+1000Ω+620Ω = 2620Ω

ANALISA

Berdasarkan hasil dari pengukuran dengan alat ukur Multimeter, yang mana hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus Rs=R1+R2+R3 berbeda hasilnya dengan menggunakan Mutimeter.

Hasil Pengukuran mengunakan multimeter : 2400 Ω sedangkan hasil perhitungan menggunakan rumus : 2620Ω, selisih 220Ω.

Berdasarkan analisa saya, perbedaan ini di sebabkan oleh 3 faktor = 1. Di sebabkan oleh kerusakan alat ukur. 2. Di sebabkan oleh orang yang mengukurnya 3. Disebabkan oleh tingkat keakurasian alat ukur.

Untuk mengethui tingat keakuratan alat ukur kita bisa menggunkan rumus sebagai berikut.

  1. Persentase kesalahan : %error = |Yn-Xn/Yn|x100%

Yn=Nilai yang di harapkan

Xn=Nilai yang terukur di alat ukur

%error=|2400-2620/2400|x100% = 9.16%

  1. Akurasi : A=1-|Yn-Xn/Yn|

A=1-|2400-2620/2400| = 0.99904

  1. Persentase Akurasi  :  %A=%-%error

A%=100%-9.16%=90.84%

Jadi bisa kita bisa ketahui bahwa alat ukur ini memiliki tingkat/persentasi keakuratan 90.84% atau persentase kesalahan 9.16%

  1. Rangkaian Seri Pada Kapasitor

DATA HASIL PERCOBAAN

C1

C2

C3

CAB (pengukuran)

Ctotal (perhitungan)

2 µF

2.2 µF

2.2 µF

0.8µ F

1.4 µF

2 µF

2 µF

4 µF

1.5 µF

1.25 µF

2 µF

2.2 µF

2 µ F

0.84 µF

1.45 µF

PERHITUNGAN

Untuk perhitungan ini, menggunakan persamaan =

Contoh percobaan pertama

1/Cs=1/2+1/2.2/1/2.2 =

Cs=0.7 µF

ANALISA

Berdasarkan hasil percobaan antara pengukuran dan perhitungan menghasilkan nilai yang bereda. Kita bisa liat pada tabel percobaan kolom pertama, yang mana hasil pengukuran menggunakan alat ukur = 0.8µ F sedangkan hasil perhitungan menggunakan rumus mengdapatkan hasil 1.4µ F.

Perbedaan ini di sebabkan oleh 3 faktor : = 1. Di sebabkan oleh kerusakan alat ukur. 2. Di sebabkan oleh orang yang mengukurnya 3. Disebabkan oleh tingkat keakurasian alat ukur.

Untuk mengetahui tingkat keakuratan alat ukur kita bisa menggunkan rumus sebagai berikut.

  1. Persentase kesalahan : %error = |Yn-Xn/Yn|x100%

Yn=Nilai yang di harapkan

Xn=Nilai yang terukur di alat ukur

%error=|1.4-0.8/1.4|x100% = 42%

  1. Akurasi : A=1-|Yn-Xn/Yn|

A=1-|1.4-0.8/1.4| = 0.58

  1. Persentase Akurasi  :  %A=%-%error

A%=100%-42%=58%

Jadi bisa kita bisa ketahui bahwa alat ukur ini memiliki tingkat/persentasi keakuratan 58%% atau persentase kesalahan 42%

  1. Rangkaian Seri Pada Induktor

DATA HASIL PERCOBAAN

L1

L2

L3

LAB (pengukuran)

Ltotal (perhitungan)

0.2mH

0.3mH

0.27mH

0.62mH

0.43mH

PERHITUNGAN

Untuk perhitungan induktansi ini menggunakan, persamaan =

Contoh percobaan

Ls=0.2+0.3+0.27=0.62mH

ANALISA

Berdasarkan hasil percobaan antara pengukuran dengan alat ukur, dengan perhitungan secara matematis menghasilkan nilai yang berbeda, itu di karenakan 3 faktor : 1. Di sebabkan oleh kerusakan alat ukur. 2. Di sebabkan oleh orang yang mengukurnya 3. Disebabkan oleh tingkat keakurasian alat ukur.

Karena perbedaan antara hasil alat ukur dengan hasil yang menggunakan rumus sangat berbeda jauh, ini mengindikasikan bahwa alat ukur sudah agak rusak, ataupun juga di karenakan tingkat keakuratan alat ukur rendah.

  1. Merangkai Rangkaian Paralel

  1. Rangkaian Paralel Pada Resistor

DATA HASIL PERCOBAAN

R1

R2

R3

RAB (pengukuran)

Rtotal (perhitungan)

620Ω

1000 Ω

1000 Ω

300 Ω

276 Ω

220 Ω

2200 Ω

2000 Ω

190 Ω

181 Ω

220 Ω

2000Ω

2000 Ω

187 Ω

183 Ω

            PERHITUNGAN

Untuk perhitungan ini, menggunakan rumus atau persamaan =

Contoh percobaan pertama

1/Rp=1/620+1/1000+1/1000=276 Ω

ANALISA

Berdasarkan hasil percobaan antara pengukuran dan perhitungan menghasilkan nilai yang bereda.

Perbedaan ini di sebabkan oleh 3 faktor : = 1. Di sebabkan oleh kerusakan alat ukur. 2. Di sebabkan oleh orang yang mengukurnya 3. Disebabkan oleh tingkat keakurasian alat ukur.

Untuk mengetahui tingkat keakuratan alat ukur kita bisa menggunkan rumus sebagai berikut.

  1. Persentase kesalahan : %error = |Yn-Xn/Yn|x100%

Yn=Nilai yang di harapkan

Xn=Nilai yang terukur di alat ukur

%error=|276-300/276|x100% = 8.7%

  1. Akurasi : A=1-|Yn-Xn/Yn|

A=1-|276-300/276| = 0.193

  1. Persentase Akurasi  :  %A=%-%error

A%=100%-8.7%=91.3%

Jadi bisa kita bisa ketahui bahwa alat ukur ini memiliki tingkat/persentasi keakuratan 91.3%%atau persentase kesalahan hanya 0.193%

  1. Rangkaian Paralel Pada Kapasitor

DATA HASIL PERCOBAAN

C1

C2

C3

CAB (pengukuran)

Ctotal (perhitungan)

2.2µF

2 µF

2 µF

5.26 µF

6.2 µF

2.2 µF

2 µF

100 µF

100.2 µF

104.2 µF

100 µF

2.2 µF

100 µF

101.4 µF

104.4 µF

PERHITUNGAN

Untuk perhitungan ini, menggunakan persamaan =

Contoh percobaan pertama

Cp=2.2+2+2=6.2 µF

ANALISA

Pada hasil percobaan memiliki selisih yang tidak telalu jauh dengan hasil pengukuran, walaupun memang tetap alat ukur memiliki akurasi tersendiri dalam mengukur.

Untuk percobaan bisa, masih mungkin di sebabkan juga karena kesalahan yang di lakukan oleh pengukur, karena memang jika kita menggunakan multimeter digital, angka akan selalu berubah, nah dari beberapa koma ketika berubah tersebut, maka bisa membuat perbedaan pada nantinya antara hasil pengukuran dengan alat ukur dengan pengukuran secara matematik.

  1. Rangkaian Paralel Pada Induktor

DATA HASIL PERCOBAAN

L1

L2

L3

LAB (pengukuran)

Ltotal (perhitungan)

0.3mh

0.3mH

0.36mH

0.28mH

0,.35mH

PERHITUNGAN

Untuk perhitungan induktansi ini menggunakan, persamaan =

1/Lp=1/0.3mH+1/0.3mH+1/0.36mH=0.35mH

ANALISA

Berdasarkan analisa saya, yang membuat perbedaan antara nilai hasil pengukuran denga hasil perhitungan itu, masih di sebabkan 3 faktor : 1. Di sebabkan oleh kerusakan alat ukur. 2. Di sebabkan oleh orang yang mengukurnya 3. Disebabkan oleh tingkat keakurasian alat ukur.

Jika kita ingin mengetahui seberapa tingkat keakurasian alat ukur dalam mengukur, kita bisa menggunakan rumus

  1. Persentase kesalahan : %error = |Yn-Xn/Yn|x100%

Yn=Nilai yang di harapkan

Xn=Nilai yang terukur di alat ukur

%error=|0.35-0.28/0.35|x100% = 20%

  1. Akurasi : A=1-|Yn-Xn/Yn|

A=1-|0.35-0.28/0.35| = 0.8

  1. Persentase Akurasi  :  %A=%-%error

A%=100%-20%=80%

Jadi bisa kita bisa ketahui bahwa alat ukur ini memiliki tingkat/persentasi keakuratan  80% atau persentase kesalahan 20%

  1. Merangkai Rangkaian Campuran Seri & Paralel

DATA HASIL PERCOBAAN

R1

R2

R3

R4

RAB (pengukuran)

2100 Ω

6100 Ω

1000 Ω

1200 Ω

2100 Ω

C1

C2

C3

C4

CAB (pengukuran)

2.2µF

100c

100 µF

2.2 µF

2.3 µF

L1

L2

L3

L4

LAB (pengukuran)

0.7mH

0.9mH

0.8mH

0.5mH

0.8mH

PERHITUNGAN

Pengukuran rangkaian seri dan paralel pada resistor

Kita serikan dahulu R1 dan R2, jadi Rs=R1+R2=2100+6100=8200 Ω

Kemudian kita paralelkan dengan R3, menjadi 1/Rp=1/8200+1/1000=891 Ω

Selanjutnya kita tinggal serikan dengan R4, menjadi 891+1200=2091 Ω

Pengukuran rangkaian seri dn paralel pada capasitor

Yang pertama kita serikan antara C1 dengan C2, menjadi 1/2.2+1/100=2.1

Kemudian kita paralelkan dengan C3, menjadi 2.1+2.2=4.3µF

Setelah itu baru kita serika dengan R4, 1/Cs=1/4.3+1/2.2=2.3 µF

Pengukuran ragkaian seri dan paralel pada induktor

Yang pertama kta serikan dulu L1 dengan L2, jadi 0.7+0.9=1.6mH

Setelah itu kita paralelkan dengan L3, menjadi Lp=1/1.6+1/0.8=0.3mH

Kemudian kita serikan dengan L4, menjadi 0.3+0.5=0.8mH

KESIMPULAN

Pada rangkaian seri, jika kita ingin membuat sebuah rangkaian maka, kita harus menyusun secara sejajar dan di pasang secara berurutan. Sedangkan jika kita membuat rangkaian paralel maka kta menyusunnnya secara berderet. Jadi jangan sampai salah ketika merangkainya.

Untuk perhitungan hambatan, kapasitansi, dan induksi, memang akan berbeda dengan nilai yang kita ukur dengan alat ukur, ini di sebabkan 3 faktor :

1. Di sebabkan oleh kerusakan alat ukur.

2. Di sebabkan oleh orang yang mengukurnya

3. Disebabkan oleh tingkat keakurasian alat ukur.

REFERENSI

  1. Buku catatan pengukuran besaran listrik
  2. Buku catatan Pengantar teknik elektro