Resume Praktikum Rangkaian Elektronika
Tanggal : 20 Maret 2013
Nama : Hazmi Ramadhan Adli
NIM : 1301478
Cara Menyolder yang baik dan benar
Pertama-tama tentu kita harus menyiapkan peralatanya dahulu, peralatan yang harus disiapkan antara lain:
Ada beberapa peraturan yang dianjurkan untuk keselamatan dalam melakukan penyolderan, diantaranya :
Proses penyolderan :
Bersihkan bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan cat, gemuk atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase berisolasi (misal; kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya sepanjang 6-7mm kemudian ujung kawat dilapis dengan timah.
Kawat kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung kawat yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga penyolderan dapat dilakukan dengan baik.
Aturlah posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir sendiri ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.
Letakan bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.
Berikan timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik solderan tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.
Setelah jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap pada semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik solderan dan biarkan beberapa saat untuk proses pendinginan.
Selama pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan timah pada titik solderan yang menjadi buram.
Untuk menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi tertentu yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.
Membuat rangkaian seri dan paralel sederhana
Gambar 1, Rangkaian seri tampak depan
Gambar 2, Rangkaian seri tampak belakang
Gambar 3. Rangkaian paralel tampak belakang
Gambar 4. Rangkaian paralel tampak depan.
Menghitung Hambatan Pengganti Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel
Dalam rangkaian listrik, hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel, atau kombinasi (gabungan) dari keduanya. Setiap susunan rangkaian memiliki fungsi tertentu.
Ketika Anda ingin memperkecil kuat arus yang mengalir pada rangkaian atau membagi tegangan listrik, Anda dapat melakukannya dengan menyusun beberapa hambatan secara seri, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8.6. Perhatikanlah bahwa hambatan-hambatan dikatakan tersusun seri jika satu sama lain tersambung hanya pada satu terminalnya. Pada Gambar 8.6(a), terminal kanan hambatan R1 tersambung dengan terminal kiri hambatan R2 di titik b dan terminal kanan R2tersambung dengan terminal kiri R3 di titik
Rangkaian hambatan seri ini ekivalen dengan sebuah hambatan pengganti seri seperti pada Gambar 8.6(b).
Gambar 8.6 (a) Rangkaian seri hambatan. (b) Hambatan pengganti seri.
Ekivalensi antara hambatan pengganti seri dan hambatan-hambatan yang dirangkai seri, ditentukan sebagai berikut. Pada Gambar 8.6(a), tegangan total antara titik a dan titik d memenuhi persamaan Vad = Vab + Vbc + Vcd
Sesuai dengan Hukum Ohm, V = IR maka persamaan tersebut dapat ditulis
Vad = I1R1 + I2R2 + I3R3
Gambar 8.7 (a) Hambatan tersusun paralel. (b) hambatan penggantinya.
Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada tiap hambatan besarnya sama, yakni I1= I2 = I3 = I, maka Vad dapat ditulis lagi sebagai berikut.
Vad = I(R1 + R2 + R3)
Adapun dari Gambar 8.6(b) diperoleh
Vad = IRs
Dengan membandingkan dua persamaan terakhir diperoleh
Rs =R1 + R2 + R3 …………. (8–8)
Persamaan (8–8) menunjukkan bahwa hambatan-hambatan yang dirangkai seri akan memberikan hambatan total (pengganti) yang lebih besar daripada nilai setiap hambatannya.
Hubungan seri untuk resistor dapat disimpulkan :
Hambatan yang disusun paralel berfungsi untuk membagi arus atau memperkecil hambatan total. Pada susunan paralel, setiap hambatan saling tersambung pada kedua terminalnya, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8.7(a). Tegangan pada setiap hambatan sama, yakni V1 = V2 = V3 = V.
Hambatan ekivalen paralel diperlihatkan pada Gambar 8.7(b). Pada Gambar 8.7(a), arus I yang keluar dari baterai terbagi menjadi tiga yakni I1, I2, dan I3 yang masing-masing mengalir melalui R1, R2, dan R3.
Hubungan antara arus listrik tersebut memenuhi persamaan
I = I1 + I2 + I3
Sesuai dengan Hukum Ohm, I= V/R maka persamaan di atas dapat ditulis
I = V1/R1 + V2/R2 + V3/R3
Oleh karena V1 = V2 = V3 = V maka persamaan tersebut dapat ditulis lagi sebagai berikut
1/V = (1/R1 + 1/R2 + 1/R3)
sehingga persamaan tersebut dapat ditulis menjadi:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
Hubungan paralel untuk resistor dapat disimpulkan :
Referensi :
Royn.. 2012. ”Cara Menyolder yang baik dan benar” [online]. Tersedia : http://sinelectronic.blogspot.com/2012/02/cara-menyolder-yang-baik-dan-benar.html [25 Maret 2014].
Ansori, A Insya.. 2013. “Teknik Menyolder” [online]. Tersedia : http://insyaansori.blogspot.com/2013/03/teknik-menyolder.html [25 Maret 2014].
Pande.. 2012. “Mengitung Hambatan Pengganti pada Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel” [online]. Tersedia : http://tkjsmkgp.blogspot.com/2013/06/resistor-3-menghitung-hmabatan.html [25 Maret 2014].