PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK MATERI POKOK PENGENALAN LAGU DAERAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA KELAS VII D DI SMP NEGERI 3 NGUTER SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
C. Septyastuti, S.Pd
ABSTRAK
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, sampai saat ini pembelajaran seni budaya khususnya seni musik masih belum menunjukkan upaya untuk mencapai tujuan kompetensi yang sesuai dengan kurikulum. Hasil pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Nguter menunjukkan bahwa pada saat proses kegiatan belajar mengajar peserta didik banyak yang pasif. Sedangkan tenaga pengajar (guru) masih menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional dan belum memanfaatkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan berkaitan dengan kenyataan dari hasil pengamatan di atas untuk membantu guru dalam meningkatkan pemahaman materi seni budaya khususnya seni musik melalui strategi pembelajaran berorientasi aktifitas siswa SMP Negeri 3 Nguter Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, terdapat adanya peningkatan pada hasil tes setiap siklusnya. Peningkatan yang terjadi cukup signifikan, pada pra siklus memperoleh hasil 59%, pada siklus I 66%, pada siklus II 76%, dan pada siklus III 90%. Setelah adanya peningkatan maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil dilakukan.
Kata kunci; strategi pembelajaran, seni musik,aktivitas siswa
PENDAHULUAN
Mata pelajaran Seni Budaya merupakan mata pelajaran yang berisi teori dan praktik. Mata Pelajaran seni budaya khususnya untuk pembelajaran seni musik perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni musik dengan memperhatikan dinamika melalui beragam lagu daerah dan lagu wajib, dapat memainkan alat musik sederhana. Standar kompetensi dan kompetensi dasar seni budaya dan keterampilan dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, sampai saat ini pembelajaran seni budaya khususnya seni musik masih belum menunjukkan upaya untuk mencapai tujuan kompetensi yang sesuai dengan kurikulum. Hasil pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Nguter menunjukkan bahwa pada saat proses kegiatan belajar mengajar peserta didik banyak yang pasif. Sedangkan guru masih menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional dan belum memanfaatkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif.
Setiap guru harus memiliki kemampuan dalam kegiatan belajar dan mengajar untuk membantu proses pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan di kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan berkaitan dengan kenyataan dari hasil pengamatan di atas untuk membantu guru dalam meningkatkan pemahaman materi seni budaya khususnya seni musik.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
Manfaat praktis, penelitian ingin memberikan masukan pada guru seni budaya agar lebih memperhatikan sistem pengajaran dalam Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) sehingga menumbuhkan interaksi yang positif dalam kelas. Bagi siswa, agar dapat menentukan metode belajar yang sesuai dan tepat dalam memahami materi pelajaran. Bagi sekolah, bila dalam PTK ini ada pengaruh yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam bidang pelajaran seni musik, maka diharapkan agar guru-guru yang lain termotivasi untuk menggunakan metode pembelajaran Berorientasi Aktivitas siswa.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Proses belajar adalah apa saja yang dihayati siswa apabila mereka belajar, bukan apa yang harus dilakukan pendidikan untuk mengajarkan materi pelajaran melainkan apa yang akan dilakukan siswa untuk mempelajarinya (Sutikno, 2007:50). Nasition dalam Sutikno, mendifinisikan proses pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya, termasuk guru dan alat mengajarnya. (Sutikno, 2007:51).
Proses pembelajaran, seorang pendidik dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa. Budiono dalam Sutikno, menjelaskan bahwa salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa ialah bahwa seorang pendidik dapat menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa menikmati kegiatan pembelajaran.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang luas dari pada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang, sehingga ada beberapa peranan guru yang sangat penting yaitu terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuanya.
Hasil budidaya manusia yang merupakan perpaduan cipta, rasa, dan karsa yang mengandung unsur keindahan secara umum disebut kesenian. Hasil karya kesenian ternyata banyak sekali ragamnya dan selalu mengalami perkembangan seirama dengan pasang surutnya kebudayaan serta kemajuan zaman. Penghargaan masyarakat terhadap hasil karya kesenian terkadang sering mengalami perubahan yang bersifat kontemporer dan relative. Hal ini disebabkan perkembangan zaman yang indah dan baik, tetapi pada saat yang lain menilai tidak baik. Menurut bentuknya, karya kesenian dikelompokkan menjadi empat macam cabang seni yaitu:
Pengelompokan di atas sifatnya tidak mutlak, karena setiap orang memiliki wawasan yang berbeda dalam mengapresiasikannya. Selanjutnya akan dibahas bentuk hasil karya kesenian cabang seni musik atau seni suara.
Istilah musik berasal dari bahasa Yunani “muse” yang berarti desa. Dalam sejarah Yunani Kuno pemujaan terhadap Dewa Zeus, Apollo, dan dewa-dewa yang lain dilakukan dengan cara mengadakan bunyi-bunyian, sehingga menganggap bahwa dewa-dewa tersebut adalah merupakan Dewa Nyanyian. Demikian halnya dengan yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kuno yang mengagungkan Dewa “Orisis” dilakukan dengan cara mempersembahkan bunyi-bunyian maupun nyanyian. Jadi musik dapat diartikan sebagai bentuk ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk bunyi-bunyian.
Berdasarkan jenisnya, musik dibagi menjadi dua yakni: (1) musik tradisional / musik daerah, adalah musik yang lahir dari budaya daerah setempat. Alat musik yang digunakan bentuk ataupun iramanya sederhana dan bersifat kedaerahan. Contohnya angklung dari Sunda, gambang kromong dari Betawi, kolintang dari Minahasa, tarling dari Jawa Barat, dan gamelan dari Jawa. (2) musik non-tradisional / musik modern, adalah musik yang lahir karena perkembangan budaya modern (mancanegara). Contohnya ansamble musik, orkestra, musik populer (band), dan musik kontemporer.
Indahnya musik ditemukan dalam komunitas unsur-unsurnya, musik tidak akan maksimal tanpa kolaborasi yang memacu kreativitas dan melahirkan hasil karya musik. Adapun unsur-unsur dalam musik antara lain:
Arransement adalah gubahan lagu untuk orkes atau kelompok paduan musik, baik secara vokal maupun instrumental. Aranseman sering disingkat dengan Arr. Untuk membuat aransemen yang baik dapat melalui tahap-tahap antara lain merangkai melodi ataupun membuat hiasan melodi lagu yang baik dan benar walaupun pada tahapan yang paling sederhana. Oleh karena itu, seorang arranger harus mengerti benar tentang melodi serta karakternya, harmoni beserta ilmunya yaitu tentang keselarasan paduan bunyi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat aransemen lagu:
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik. Dengan demikian, hakikat pendidikan pada dasarnya adalah: (a) Interaksi manusia, (b) Pembinaan dan pengembangan potensi potensi manusia, (c) Berlangsung sepanjang hayat, (d) Kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa, (e) Keseimbangan antara kebebasan subjek didik dan kewinawaan guru dan (f) Peningkatan kualitas hidup manusia.
Kedua, asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan yaitu (a) siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap perkembangan, (b) Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda. (c) Anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya. (d) Anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Asumsi tersebut menggambarkan bahwa anak didik bukanlah objek yang harus dijejali dengan informasi, tetapi mereka adalah subjek yang memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak didik itu.
Ketiga, asumsi tentang guru adalah: (a) guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik (b) Guru memiliki kemampuan profesional dalam mengajar (c) Guru memiliki kode etik keguruan (d) guru memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin (organisator) dalam belajar yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik siswa dalam belajar.
Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah (a) bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem (b) peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru (c) proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna. (d) pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang (e) Inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal.
Kerangka berpikir merupakan konsep berpikir dari sebuah analisis permasalahan dalam penelitian. Dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelaku PTK sendiri yang relevan maupun pelaku-pelaku PTK lain disamping terhadap teori-teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Penelitian ini mengkaji permasalahan mengenai peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran seni musik materi pokok pengenalan lagu daerah melalui strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Nguter Semester II Tahun pelajaran 2009/2010.
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, penulis terlebih dahulu memberikan dugaan-dugaan mengenai hasil penelitian yang akan diperoleh, antara lain adalah:
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanankan ini berupa Penelititan Tindakan Kelas (Action Research). Jenis penelitian PTK atau Penelitian Tindakan Kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi didalam kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMP 3 Nguter Sukoharjo, pada siswa kelas VII D Semester II di SMP Negeri 3 Nguter Tahun Pelajaran 2009/2010 sejumlah 40 siswa.
Subjek penelitian merupakan kajian utama dalam penelitian ini. Penelitian ini lebih bersifat kualitatif sehingga keberadaan subjek dirasa sangat penting. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D dan guru SMP Negeri 3 Nguter.
Sugiyono (2007: 308) menjelaskan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dalam penelitian ini pengumpulan data didapatkan dari hasil test, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif yang memaparkan data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan yang mencakup proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dan nilai hasil belajar siswa. Hasil itu selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengkaji apa yang telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan.
Indikator kinerja diharapkan akan terlihat di setiap siklus yang menunjukkan suatu hasil yang positif yang berdampak pada peningkatan hasil akhir. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penelitian ini dianggap berhasil apabila kompetensi siswa dalam pembelajaran seni musik utamanya lagu daerah mengalami peningkatan. Peningkatan ditunjukkan dengan peningkatan nilai yang diperoleh siswa dari pra siklus, silus I, suklus 2, dan sikluas 3,
Prosedur penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin MC Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/tindakan (acting), 3) Observasi (obseving), 4) Refleksi (reflecting). Kemudian sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya setelah ada refleksi, selanjutnya diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam siklus tersendiri. Demikian seterusnya sampai beberapa kali siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada kondisi awal keinginan siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran seni musik materi pokok pengenalan lagu daerah melalui strategi pembelajaran berorientasi aktifitas siswa tidak memenuhi standar kompetensi dan siswa masih kurang berminat mengikuti mata pelajaran tersebut.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini difokuskan pada implementasi strategi dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran seni musik materi pokok pengenalan lagu daerah melalui strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, karena pada kondisi yang sebenarnya mereka masih belum memperhatikan pelajaran seni musik. Masih banyak siswa yang gaduh sendiri di kelasnya. Dengan demikian, perlu adanya pembahasan strategi baru mengenai tindakan yang akan dilaksanakan oleh guru mata pelajaran seni budaya khususnya seni musik, karena selama ini metode pembelajaran yang dipakai masih menggunakan metode yang lama, tidak bervariasi sehingga siswa di kelas merasa bosan dan tidak berminat mengikuti pelajaran. Dengan jumlah siswa kelas VII D sebanyak 40 dan hanya satu guru yang mengajar di kelas, pembelajaran ini dirasa kurang efektif dan guru kurang memperhatikan siswa dalam penyampaian proses pembelajaran. Maka dari itu perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya dan perlu mengganti dengan metode yang baru sehingga siswa tertarik lagi untuk mengikuti pelajaran seni musik.
Langkah awal sebelum peneliti memulai penelitian adalah melakukan uji kompetensi siswa kelas VII D untuk mengetahui pengetahuan seni musik . Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran seni musik. Sebelum dilakukannya penelitian ini, akan dilakukan sebuah tes yang nantinnya digunakan dalam proses selanjutnya guna mengetahui kondisi awal siswa. Dalam tahap pra siklus ini terdiri dari 4 tahap yaitu tindakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Pada perencanaan tindakan ini dilakukan dalam tahap pertama yaitu tahap prasiklus, guru menyiapkan Rencana Pembelajaran (RP) seperti biasanya, kemudian menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses belajar nantinya. Metode yang digunakan dalam tahap pra siklus ini masih menggunakan metode yang lama dan belum menggunakan metode pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (PBAS). Kemudian guru menyiapkan lembar observasi dan evaluasi.
Pada pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan rencana yang telah dilakukan sebelumnya. Pada tahap pra siklus ini, guru memberikan materi tentang mata pelajaran seni musik materi pokok pengenalan lagu daerah. Tetapi guru dalam menyampaikan materi pelajaran belum menggunakan metode yang baru. Langkah selanjutnya guru melakukan tes pada siswa di kelas VII D.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa siswa masih bingung dalam menerima pelajaran, siswa juga belum paham dengan apa yang disampaikan oleh guru, siswa merasa guru dalam menyampaikan pelajaran seni musik secara monoton, dan tidak bervariasi. Hal ini membuat siswa tidak mau menerima mata pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh siswa menjadi rendah.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di atas, terlihat bahwa prestasi siswa kelas VII D dalam pembelajaran seni musik materi pokok pengenalan lagu daerah masih sangat rendah. Berikut adalah daftar nilai siswa SMP Negeri 3 Nguter:
Tabel 4.2 Hasil Tes Pra Siklus
No | Kategori | Interval | X | F | f(x) | % | Ket |
1 2 3 4 | Amat baik Baik Cukup Kurang | 90-100 70-89 60-69 ≤59 | 95 75 65 35 | 4 9 12 15 | 380 675 780 525 | 16.10 28.60 33.05 22.24 | 2360/40 = 59 |
Jumlah | 40 | 2360 | 100 | kurang |
Keterangan:
X : nilai tengah interval
f : frekuensi (jumlah anak didik)
f(x) : nilai tengah X frekuansi
Melihat hasil yang telah diperoleh sebelum dilakukan dengan menggunakan metode yang baru yaitu metode pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, dengan hasil yang diperoleh adalah belum dapat dikatakan memuaskan karena masih dalam kategori kurang, hal ini menunjukkan bahwa pada usaha guru belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Maka perlu dilakukan siklus lanjutan yaitu siklus I yang terdiri dari empat tahap yaitu Tindakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi.
Pada siklus I, tindakan perencanaan dilakukan dengan menyusun Rencana Pembelajaran siklus I. Siswa dipersiapkan untuk mendengarkan materi yang diajarkan oleh guru tentunya guru mulai mengenalkan metode yang baru yaitu metode pembelajaran berorientasi aktivitas siswa (PBAS). Kemudian guru juga menyiapkan lembar observasi dan evaluasi.
Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan adalah guru memberikan siswa buku pelajaran seni musik yang digunakan, kemudian guru memberikan materi pelajaran mengenai pengenalan lagu daerah misalnya gambang suling, guru menjelaskan teknik-teknik yang digunakan dalam menyanyi gambang suling. Bagi siswa yang belum mengerti maka dianjurkan untuk bertanya. Setelah itu siswa disuruh mempraktekan pada siswa.
Proses pembelajaran merupakan salah satu tujuan untuk ataupun faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan observasi dilakukian dengan tujuan untuk mengamati dan mengetahui dampak yang dihasilkan dari pelaksanaan tindakan. Pada hasil observasi masih banyak siswa yang pasif dan tidak memperhatikan guru mereka. Diharapkan dengan metode yang baru siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas. Tetapi siswa belum mempunyai kemauan untuk memperhatikan materi yang disampaikan.
Berdasarkan pada hasil observasi yang telah dilakukan, maka pada siklus I ini hasil yang diperoleh belum menunjukkan hasil yang diinginkan yaitu pada kategori cukup. Hasil tes pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus I
No | Kategori | Interval | X | f | f(x) | % | Ket |
1 2 3 4 | Amat baik Baik Cukup Kurang | 90-100 70-89 60-69 ≤59 | 95 75 65 35 | 8 10 12 10 | 760 750 780 350 | 28.78 28.41 29.54 13.25 | 2640/40 = 66 |
Jumlah | 40 | 2640 | 100 | Cukup |
Keterangan:
X : nilai tengah interval
f : frekuensi (jumlah anak didik)
f(x) : nilai tengah X frekuansi
Pada sikluas II, tidak berbeda jauh dengan siklus I, pada siklus II ini juga terdapat 4 tahap yaitu tindakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Maka diharapkan pada tahap siklus II ini terdapat adanya peningkatan prestasi siswa dari siklus sebelumnya.
Pada tindakan perencanaan untuk pembelajaran seni musik pada siklus II ini siswa siswa ditempatkan sebagai subjek, pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa, diharapkan dalam hal ini siswa aktif untuk ikut dalam proses pembelajaran seni musik. Pada tindakan perencanaan ini guru menyiapkan rencana pembelajaran lagi, kemudian guru menyiapkan materi yang ingin disampaikan. Setelah itu guru menyiapkan lembar observasi dan evaluasi untuk mengetahui perubahan dan peningkatan pada siswa.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disesuaikan dengan tindakan perencanaan. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah, setelah melihat hasil pada siklus I maka guru melakukan perbaikan pada siklus II ini, guru menyuruh siswa untuk aktif melakukan praktek menyanyikan lagu daerah yaitu gambang suling. Siswa disuruh untuk maju di depan kelas untuk menyanyikan lagu daerah tersebut. Tetapi guru tetap memperhatikan siswa yang menyanyikan lagu daerah tersebut. Guru selalu melakukan penilaian sewaktu proses pembelajaran berlangsung.
Setelah dilakukan pelaksanaan tindakan dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa setelah menggunakan metode pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, maka terlihat adanya peningkatan. Siswa dapat menyanyikan lagu daerah dengan baik tentunya masih dalam pengawasan guru seni musik. Hampir semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik, mereka memperhatikan guru, dan mereka secara aktif mengikuti proses pembelajaran tersebut, sehingga muncul motivasi dan keinginan siswa dalam meningkatkan prestasi di kelas.
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan, dalam siklus II ini, maka dapat dilihat adanya peningkatan dalam pelajaran seni musik terutama pada pokok bahasan pengenalan lagu daerah. Mereka tetrlihat secara aktif dalam menyanyikan lagu daerah tersebut tentunya dengan menggunakan teknik-teknik lagu yang sudah diajarkan oleh guru seni musik mereka. Peningkatan yang terjadi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus II
No | Kategori | Interval | X | f | f(x) | % | Ket |
1 2 3 4 | Amat baik Baik Cukup Kurang | 90-100 70-89 60-69 ≤59 | 95 75 65 35 | 16 11 8 5 | 1520 825 520 175 | 50 27.14 17.10 5.75 | 3040/40 = 76 |
Jumlah | 40 | 3040 | 100 | Baik |
Keterangan:
X : nilai tengah interval
f : frekuensi (jumlah anak didik)
f(x) : nilai tengah X frekuansi
Pada siklus III ini, merupakan perpaduan antara siklus I dan II, mana yang kurang baik maka akan diperbaiki pada siklus III ini. Pada siklus III ini juga terdapat 4 langkah yaitu tindakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Maka diharapkan pada siklus ini dapat mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan.
Seperti pada tindakan perencanaan siklus I dan siklus II, langkah pertama yang akan dilakukan adalah menyusun kembali perbaikan-perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi siswa kelas VII D. Langkah yang akan diambil adalah memadukan antara hasil refleksi daur I dan II untuk meningkatkan siklus III. Selanjutnya guru menyiapkan lembar observasi dan evaluasi dari siklus III
Adanya peningkatan pada siklus II, pada siklus III ini akan lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat karya seni musik pada materi pokok pengenalan lagu daerah melalui strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa. Siswa dituntut untuk lebih mengeksplorasi potensi yang ada pada diri mereka. Pada saat proses pembelajaran, guru menyuruh siswa untuk menyampaikan ide mereka untuk menyanyikan lagu daerah dengan iringan lagu. Guru mengambil cara lain untuk membuat kelompok di kelas, dalam hal ini untuk memudahkan siswa dalam menyanyikan lagu daerah. Per kelompok disuruh untuk maju menyanyikan lagu daerah sesuai dengan aransemen lagu yang telah dibuat dengan cara menyanyikan di depan kelas.
Berdasarkan perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan, ternyata sudah banyak siswa yang tertarik untuk mengikuti pelajaran seni musik di kelas VII D. Hal ini dikarenakan siswa secara langsung aktif dalam mengikuti proses pembelajaran karena mereka menggunakan metode pembelajaran berorientasi aktivitas siswa. Sehingga sudah banyak siswa yang aktif dalam menyanyikan lagu daerah.
Pada tahap refleksi ini siswa sudah sangat aktif dan memiliki kemauan dalam megikuti pelajaran di kelas karena guru selalu memotivasi dan memperhatikan mereka dalam mengikuti pelajaran di kelas, ini bertujuan agar siswa dapat meningkatkan prestasi mereka di kelas.
Tabel 4.5 Hasil Tes Siklus III
No | Kategori | Interval | X | f | f(x) | % | Ket |
1 2 3 4 | Amat baik Baik Cukup Kurang | 90-100 70-89 60-69 ≤59 | 95 75 65 35 | 30 10 0 0 | 2850 750 0 0 | 79.16 20.83 0 0 | 3600/40 = 90 |
Jumlah | 40 | 3600 | 100 | Amat baik |
Keterangan:
X : nilai tengah interval
f : frekuensi (jumlah anak didik)
f(x) : nilai tengah X frekuansi
Pada tahap awal yaitu pra siklus pembelajaran seni musik pada materi pokok pengenalan lagu daerah di kelas VII D SMP Negeri 3 Nguter siswa masih belum bisa mengikuti pelajaran seni musik di kelas, siswa banyak yang bosan dalam mengikuti pelajaran.Dalam proses penyampaian pelajaran guru juga masih menggunakan metode yang lama dan tidak kreatif, sehingga membuat pelajaran seni musik di kelas tidak efektif..
Pada pra siklus ini setelah dilakukan uji kompetensi maka hasil yang diperoleh tidak maksimal dan memperoleh nilai pada kategori kurang. Pada pra siklus memperoleh nilai rata-rata sebesar 59%, pada pra siklus ini kategori kurang memperoleh nilai 22.24%, pada kategori cukup 33.05%, kategori baik memperoleh nilai 28.60%, dan pada kategori amat baik memperoleh nilai 16.10%, sehingga pada hasil ini dapat dilihat bahwa tidak ada peningkatan siswa kelas VII D dalam materi pelajaran pengenalan lagu daerah.
Pada siklus I ini guru mulai mengenalkan metode yang baru yaitu metode pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, setelah adanya metode yang baru ini siswa mulai ada kemauan dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I ini siswa mulai ada sedikit peningkatan dalam pelajaran seni musik khususnya pada materi pokok pengenalan lagu daerah. Pada siklus I ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 66% pada kategori cukup, pada siklus I ini nilai pada kategori kurang memperoleh nilai 13.25%, dan kategori cukup memperoleh nilai 29.54%, pada kategori baik 28.41%, dan pada kategori amat baik memperoleh nilai 28.78%. Melihat pada hasil siklus I ini maka perlu ditingkatkan lagi dalam proses pembelajaran.
Pada siklus II ini siswa lebih ditingkatkan untuk mengikuti pelajaran seni musik dengan baik. Pada siklus II ini siswa dituntut secara aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas. Siswa disuruh untuk membentuk kelompok kemudian guru menyuruh siswa untuk mengaransemen lagu daerah, mengidentifikasi ragam musik daerah setempat, kemudian guru juga menyuruh siswa untuk mengaransir secara sederhana lagu daerah setempat. Siswa sudah sangat aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas. Pada siklus II ini memperoleh nilai rata-rata pada kategori baik yaitu 76%, pada kategori kurang siklus II ini memperoleh nilai 5.75%, pada kategori cukup 17.10%, pada kategori baik 27.14%, pada kategori amat baik 50%. Kemudian hasilnya belum maksimal sesuai dengan yang diharapkan, untuk itu perlu adanya perbaikan pada siklus III.
Pada siklus III ini sudah ada peningkatan keberhasilan yang nyata. Karena guru bekerjasama dengan kepala sekolah untuk memberikan motivasnya kepada siswa kelas VII D. Pada tingkat keberhasilan pada siklus III ini siswa sangat aktif dalam mengikuti pelajaran seni musik. Dapat dilihat pada hasil nilai pada siklus III ini memperoleh rata-rata kategori amat baik yaitu 90%. Hal ini sudah menunjukkan adanya keberhasilan pada pelajaran seni musik materi pokok pengenalan lagu daerah, karena sudah menggunakan metode yang baru.
Berdasarkan pada uraian pembahasan yang telah dilakukan di atas, terdapat adanya peningkatan pada hasil tes setiap siklusnya. Dapat dilihat adanya peningkatan yang signifikan pada pra siklus memperoleh hasil 59%, pada siklus I 66%, pada siklus II 76%, dan pada siklus III 90%. Setelah adanya peningkatan maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil dilakukan.
PENUTUP
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Nguter pada pembelajaran seni musik dengan menggunakan metode pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
Adanya penerapan metode pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dalam pelajaran seni musik materi pokok pengenalan lagu daerah, maka diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi di sekolah.
Sebaiknya dalam proses pembelajaran strategi atau metode yang digunakan sesuai dengan kondisi siswa di kelas, misalnya jenis mata pelajaran, kondisi siswa, waktu yang tersedia dan materi yang akan disampaikan. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan memuaskan.
Penulis:
C. Septyastuti, S.Pd
Guru Seni Musik SMP N 3-Nguter, Sukoharjo
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto.S., 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta-Jakarta
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. UNS Press.
Sutikno S. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif Dan Bermakna. NTP Press-Mataram
Tim MGMP. 2008. Seni Budaya dan Seni Musik untuk SMP. Blora: CV. Cahaya Alam.
Tola, Burhanuddin, dan Furqon. 2004. Pengembangan Model Penilaian Sekolah Efektif.
Wina, Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group
Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press .