Published using Google Docs
PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL BALOK DAN KUBUS
Updated automatically every 5 minutes

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL BALOK DAN KUBUS

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII SEMESTER II SMP N 4 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

ABSTRAK

INDIYAH MURNININGSIH

Penelitian ini bertujuan 1) Untuk meningkatkan kinerja guru dalam memilih metode dalam pembelajaran secara tepat; 2) Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika dengan alat peraga balok dan kubus; 3) Membantu guru dalam upaya meningkatkan hasil prestasi belajar siswa

Yang menjadi subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo dengan jumlah siswa adalah 31 siswa.

Dari penelitian yang diadakan dengan meneliti kondisi awal siswa dan hasil penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus terlihat adanya peningkatan hasil yang dicapai siswa dalam menguasai materi yang diberikan. Peningkatan penguasaan materi ini mulai dari pra tindakan yaitu sebelum dilakukan tindakan penelitian rata-rata 55,48 (45,16%), setelah itu pada siklus I dengan rata-rata 81,93 dengan ketuntasan 67,74%. Sedangan pada siklus II dengan rata-rata 93,87 dengan nilai ketuntasan 96,77%.

Key word: matematika dan model balok dan kubus

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dari dunia matematika yang merupakan sebuah system yang deduktif telah mampu mengembangkan model-model yang merupakan contoh dari sistem ini. Model-model matematika sebagian interprestasi dari system matematika ini kemudian ternyata dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan dunia nyata. Manfaat lain yang menonjol  adalah dengan matematika dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan. Namun sayangnya, pengembangan system atau model matematika itu tidak selalu sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak-anak usia SMP. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para ahli dan apa yang dapat diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya, merupakan  hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi anak-anak. Hal ini pulalah yang menyebabkan pembelajaran matematika di SMP  selalu menarik untuk dibicarakan.

Matematika bagi siswa SMP  berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk megembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang kemudian. Kegunaan atau manfaat matematika  bagi para  siswa SMP adalah sesuatu yang jelas yang tidak perlu dipersoalkan lagi. Lebih-lebih pada era pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.  Persoalannya sekarang adalah materi-materi mana yang diperlukan untuk anak-anak di SMP kita, dan bagaimana cara pembelajarannya? (Karso, dkk 2008. Buku Pendidikan Matematika II).

Melihat latar belakang di atas pada kenyataanya yang terjadi nilai matematika di kelas VIII SMP N 4 Sukoharjo, masih di bawah  harapan. Tahun pelajaran 2009/2010 yang lalu dari 236 siswa yang tidak lulus UN ada 4 siswa. Mata pelajaran yang tidak lulus adalah  matematika. Melihat hal ini membuat penulis   termotivasi untuk mengadakan Penelitian di kelas VIII  Kegagalan siswa tahun lalu akan penulis jadikan pelajaran dan dalam mengajar  di kelas VIII ini penulis berusaha keras untuk membuat  pelajaran matematika menjadi  pelajaran yag disenangi siswa dan berupaya untuk memberi tambahan pelajaran matematika di luar jam pelajaran dengan  harapan hasil UN mendatang siswa dapat lulus 100%.

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka didapat beberapa perumusan permasalahan, yaitu: Apakah penggunaan alat peraga model balok dan kubus dapat meningkatkan prestasi pada siswa kelas VIII SMP N 4 Sukoharjo?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang maka tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk memperbaiki proses pembelajaran, maka tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah:

  1. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam memilih metode dalam pembelajaran secara tepat.
  2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika dengan alat peraga balok dan kubus.
  3. Membantu guru dalam upaya meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.

Manfaat Penelitan

Penulis Penelitian        Tindakan Kelas (PTK) ini memiliki beberapa manfaat, yaitu.

  1. Bagi siswa
  1. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan
  2. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
  3. Supaya siswa dapat berpikir kritis dan logis
  4. Dapat mempercepat daya tangkap siswa
  5. Dapat mambangkitkan minat/motivasi belajar siswa
  1. Bagi Guru
  1. Membantu guru berkembang secara professional
  2. Membantu guru untuk lebih produktif
  3. Guru dapat berintropeksi diri
  4. Membantu guru dalam bekerja sama dengan teman sejawat dalam meningkatkan nilai matematika Kelas VIII SMP N 4 Sukoharjo .
  1. Bagi Sekolah
  1. Membantu sekolah berkembang sesuai perkembangan pendidikan
  2. Dengan prestasi yang meningkat, sekolah akan mendapat kepercayaan dari orang tua murid dan masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya di SMP Negeri 4 Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo.

LANDASAN TEORI

Pengertian Motivasi

Hoy dan Miskel dalam bukunya Educationa Administration (1992:137) mengemukakan bahwa ”motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.”

Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. Sebagai contoh, seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju ke depan kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematika di papan tulis. Dengan pujian itu dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya pada diri sendiri, di samping itu timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju ke dapan kelas.

(Drs.M.Ngalim Purwanto,MP.1998,Buku Psikologi Pendidikan.Hal 71-74)

Pengertian Alat Peraga

B. Suryo Subroto (1984) mengungkapkan bahwa terdapat tiga macam sarana pendidikan yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Alat pelajaran didefinisikan sebagai alat yang digunakan secara langsung dalam pengajaran. Sedangkan alat peraga merupakan alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik.

Media menurut Briggs (1970) adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.

Media pendidikan atau pengajaran didefinisikan Gagne dan Reiser (1983.3) sebagai alat-alat fisik di mana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Selanjutkan, Dinje Borman Rumumpuk (1988.6) mendefinisikan media pengajaran sebagai setiap alat, baik hardware maupun sofware yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

Media yang dapat digunakan guru dalam pengajaran itu banyak jenisnya. Namun demikian Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi Th. (1994) mengklasifikasikan menjadi : (1) Media visual. (2) Media Audio.(3) Media Audio-visual. Dan (4) Media asli atau orang.

(Depdikbud, 1999. Buku Stategi Belajar Mengajar hal 177-183).

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan media pembelajaran,anatara lain adalah (1) lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa, (2) lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat memperjelas uaraian, (3) lebih bertahan lama untuk diingat karena mereka lebih terkesan terhadap tayangan atau tampilan, (4) mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan lebih tersebar (terutama dalam penggunaan media elektronik : rasio, televisi, internet) (5) dapat digunakan berulang kali untuk meningkatkan penguasaan bahan ajar (terutama mdia yang berbentuk rekaman : kased, VCD, DVD, film, film strip), dan (6) lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran. (Gatot Muhsetyo, dkk.2007.Buku Pembelajaran Matematika. 2007. hal2.3).

Pembelajaran Matematika di SMP

Matematika adalah ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan seni, bahasa, ilmu tentang struktur yang terorganisas, matematika adalah ilmu yang tertur sistematid dan eksak, matematika adalah ide-ide, konsep-konsep abstrak dan bersifat deduktif. (Karso,dkk.2008.hal.1.59).

Di dalam kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dan kurikulum berbasis Kompetensi dijelaskan bahwa mata pelajaran Matematika berfungsi untuk mnegembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membant  memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran matematika di SMP berisi bahan pelajaran yang menekankan agar siswa mengenal, memahami, serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktik kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika di SMP menurut KBK, ditekankan pada pembentukan kemampuan siswa menggunakan matematika:

  1. Dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain,ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
  2. Sebagai alat komunikasi
  3. Sebagai cara bernalar yang dapat dialihkan pada setiap keadaan.

(Diambil dari buku Pengambangan Kurikulum, Asep Herry Hernawan, 2008:8.28)

Diungkapkan dalam GBPP Matematika SMP, bahwa tujuan pengajaran matematika di SMP meliputi empat hal, yaitu :

  1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika.
  3. Memiliki kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di Sekolah Menengah Umum (SMU).
  4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin (Karso,dkk Hal.2.8.9).

Keuntungan utama dari penerapan pembelajaran berbasis kompetensi bagi siswa adalah keawetan ingatan (lebih teringat) dan kecerdasan intektual (meningkat) karena terlatih melihat sesuatu secara menyeluruh dengan memperhatikan berbagai aspek. Kemampuan individual dan kerja sama juga meningkat karena kegiatan pembelajaran diarahkan tidak selalu klasikal, dan kerja kelompok mendapatkan perhatian.

(Diambil dari Buku Pembelajaran Matematika SMP, Gatot Muh Setyo,dkk,2007:1.26)

Pendekatan Kontekstual

Pendekatan Kontektual (Contextual Learning) adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi dan/atau kehidupan sehari-hari. (Gatot Muh Setyo,2007:1.36)

Dari hasil pembelajatan yang menggunakan pendekatan kontekstual ini telah terbukti bahwa siswa mampu memecahkan masalah sehingag siswa menjadi aktif, kristis dan kreatif. Dan kelas smenjadi prosuktif menyenankan dan tidak membosankan. Sesuai dengan tujuan pembelajaran siswa dapat mengitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari bangun datar.

Kerangka Berpikir

Motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih sangat kurang dan hampir tidak mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait dalam dunia pendidikan. Hal tersebut menjadi salah satu rendahnya kemampuan matematika dalam prestasi belajar. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu tugas bersama dari semua pihak dalam dunia pendidikan. Setiap guru harus selalu berusaha mengembangkan strategi yang mudah diterima siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

Pemilihan menggunakan alat peraga model balok dan kubus diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Melalui penerapan alat peraga model balok dan kubus, siswa dilatih untuk aktif bekerja dalam tiap-tiap kelompok dan berpikir kreatif dalam memahami materi. Hingga pada akhirnya dengan penerapan alat peraga model balok dan kubus, prestasi siswa dapat ditingkatkan.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut adalah: “ Alat peraga model balok dan kubus dapat meningkatkan prstasi  belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika”.

PELAKSANAAN PERBAIKAN

Setting Penelitian Penelitian

        Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di lokasi penulis bertugas mengajar, yaitu di SMP Negeri 4 Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010

Sumber Data

        Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari berbagi sumber data dan  jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi sumber data utama adalah hasil belajar siswa dan arsip dan daftar nilai.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas  kelas VIII F SMP Negeri 4 Sukoharjo yang berjumlah 31 siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (Huberman, 1984 dalam HB Sutopo, 1996:186). Analisis data dalam penelitian ini adalah model analisi interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu : 1) sajian data, 2) reduksi data, dan  3) penarikan kesimpulan atau verifikasi data masih berlangsung.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil evaluasi pra siklus di atas menunjukkan bahwa rata-rata secara klasikal menunjukkan hasil belajar yang rendah yaitu 55,48. Dilihat secara individual, hanya ada 14 siswa atau 45,16 % yang nilai ketuntasan belajarnya diatas KKM (≥75,00). Sehingga diperlukan tindakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa agar dapat memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan.

Deskripsi  Siklus I

Data hasil tes formatif pada siklus I di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekusnsi dibawah ini :

Tabel 1

Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I

No.

Nilai

Frekuensi

1

40– 50

1

2

51– 70

9

3

71 – 90

7

4

91 – 100

14

Jumlah

31

        

Siklus II

Pada siklus II penulis memperbaiki kekurangan pembelajaran siklua I dengan cara memberikan motivasi kepada siswa untuk mengefektifkan diskusi kelompok, sehingga setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II hasilnya dapat dilihat pada nilai tes formatif sebagai beriut.

Tabel 4.3

Daftar Nilai Tes Formatif Matematika

                                        Kelas/Semester VIII/II

No.

Nama

Nilai

Keterangan

Pra Tindakan

Siklus I

Siklus II

Tuntas

Belum Tuntas

Akhmad Surya D

60

100

50

BT

Anggun Kusuma W

60

80

80

T

Ariendya Sukma W

80

100

100

T

Arif Tri Jayanto

40

60

100

T

Bayu Riadi

80

100

100

T

Budi Supriyanto

80

100

100

T

Damar Aji Utami

60

80

100

T

Destiana Dwi L

80

80

100

T

Elsa Pratama

20

80

90

T

Erfan Pratama

80

100

80

T

Eva Fibriani L

20

100

100

T

Fuad Ivan N

20

60

100

T

Heri Tri Maryadi

40

80

90

T

Ilham Muhammad

80

100

100

T

Johan Triastoro

80

100

100

T

Krinandiva WP

20

60

90

T

Mutia Chandra P

20

60

100

T

Nur Hayati

80

60

100

T

Nur Puspa Dewi

20

60

100

T

Oka Pratama

80

100

100

T

Rama Pringgodani

80

100

100

T

Sahari Feriyanto

80

80

80

T

Satria Kurniawan

20

60

80

T

Sholeh Joko P

80

100

90

T

Sholichin Mursito

20

100

100

T

Sisilia Natalia A

80

100

90

T

Sista Ayu Prabini

60

60

100

T

Siti Khana

80

100

90

T

Sofiaan Aji Prabowo

20

80

100

T

Surya Hendra K

60

60

100

T

Yuni Larasati

40

40

100

T

Jumlah

1720

2540

2910

Rata-rata

55,48

81,93

93,87

Prosentase Kelulusan

45,16%

67,74 %

96,77 %

Gambar Diagram Batang Nilai Siklus II

Pembahasan

Permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui alat peraga model balok dan kubus dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo?”. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti kelas VIII menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika melalui penerapan metode alat peraga model balok dan kubus telah meningkatkan hasil belajar siswa yaitu rata-ratanya mencapai 93,87 sebanyak 96,77% siswa yang mencapai KKM sebanyak 30 siswa, walaupun hal tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80% siswa memenuhi KKM.

Hasil penelitian secara keseluruhan dari tindakan siklus I dan siklus II melalui alat peraga model balok dan kubus dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang mampu mencapai KKM (≥ 75,00). Dengan demikian, hasil penelitian tersebut dapat menjawab masalah di atas.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, hipotesis yang menyatakan bahwa “Melalui alat peraga model balok dan kubus dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo” dapat diterima kebenarannya.

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus penulis di kelas VIII SMP N 4 Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, kabupetan Sukoharjo, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. Penggunaan alat Peraga dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika.
  2. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat membuat kelas menjadi produkif, sehingga siswa menjadi aktif, kritis dan kreatif.
  3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual membuat siswa terbiasa memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang berguna untuk dirinya.
  4. Pemberian kesempatan untuk berlatih mengerjakan soal-soal latihan yang cukup akan meningkatkan penguasaan materi pembelajaran

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran metamatika di SMP antara lain:

  1. Guru hendaknya mampu memberikan motivasi belajar siswa, sehingga hasil belajar menjadi optimal.
  2. Guru sebaiknya menambah media pembelajaran atau alat peraga yang sesuai dalam pembahasan materi pelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  3. Guru hendaknya memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri cara memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran matematika dan dapat mencari rumus luas bangun segi banyak.
  4. Guru harus pandai memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi pembelajaran serta tingkat perkembangan siswa.
  5. Guru hendaknya selalu melaksanakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hermawan.(2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka.

Drs. Ngalim Purwanto,MP (1990). Psikologi Pendidikan.Jakarta:Depdikbud.

Efendi. 2006. Buku Matematika Kelas VIII. Jakarta: Rineka Cipta.

Gatot Muhsetyo,dkk (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka.

Ihat Hatimah. (2007). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Karso,dkk (2008) Pendidikan Matematika. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka

LKS Matematika Jilid 2 Kelas VIII SMP. 2012. Sukoharjo: Intensif.

LKS Matematika Jilid 2 Kelas VIII SMP. 2012. Percada MGMP Sukoharjo.

Mulyani Sumantri.Johan Permata, (1999) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Mulyani Sumantri, Johan Permana, (2007) Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Tim FKIP (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka.

Y.D. Sumanto, Hery Kusumawati, Nur Aksin (2008) Gemar Matematika VIII Jakarta: Penerbit Erlangga.

Biodata Penulis :

Nama           : Dra. Indiyah Murniningsih, M.Pd

NIP        :        19620908 1983 01 2 001

Jabatan        :        Guru

Unit Kerja        :        SMP Negeri 4 Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah