LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

  1. JUDUL        : Faktor Pengaruh Serabut Akar Terhadap Transportasi Air
  2. TUJUAN :

Mengetahui pengaruh X serabut akar tanaman eceng gondok (Eichornia crassipers) terhadap volume air sungai Bengawan Solo yang diserap oleh tanaman tersebut  ditinjau dari perubahan volume sebelum dan sesudah perlakuan

  1. DASAR TEORI

Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur hara yang terlarut didalamnya. Kemudian diangkut ke bagian atas tanaman, terutama daun, melalui pembuluh xylem. Untuk dapat diserap oleh tanaman, molekul-molekul air harus berada pada pemukaan akar. Dari permukaan akar ini air diangkut melalui pembuluh xylem. Ujung akar akan tumbuh terus di dalam tanah. Hal ini tentu akan memperluas permukaan kontak antara akar dan tanah, juga memperluas wilayah jangkauan akar di dalam tanah (Benyamin Lakitan.2004:43-44).

Pada umumnya, akar terdapat di tanah, kecuali tumbuhan air, tumbuhan parasit, dan tumbuhan epifit. Fungsi pokok akar untuk menyerap zat makanan dan menopang tegaknya tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan air, akarnya tenggelam di dalam air atau masuk ke tanah di dasar air. Pada beberapa jenis tumbuhan, akar juga memiliki fungsi khusus yang lain. Menurut sifatnya, ada dua macam system perakaran, yaitu akar tunggang dan akar serabut. Ada perbedaan diantara keduanya yang tampak sejak masa kecambahnya. Akar pokok merupakan perkembangan lanjut dari akar lembaga (radikula/akar primer/akar embrional). Pada umumnya, akar pokok tumbuhan lebih dominan dan lebih besar kemudian dari akar pokok dihasilkan cabang akar (akar sekunder/akar lateral). Akar pokok dan cabang akar tersebut menopang tegaknya batang. Sistem perakaran tersebut dimiliki oleh berbagai macam tumbuhan biji berkeping dua (dikotil). Pada akar serabut, akar pokok tidak berkembang dan akan lenyap. Akar yang berkembang adalah akar liar (akar adventif) yang muncul pada bagian batangnya. Akar adventif banyak muncul di sekitar buku batang dengan ukuran relatif sama, jumlahnya banyak dan susunannya rapat. Oleh karena itu, akar serabut cukup kuat menopang tegaknya batang walaupun perakarannya dangkal. System perakaran serabut dimiliki oleh berbagai macam tumbuhan biji berkeping tunggal (monokotil) seperti halnya pada tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes) (Anonim. http://starscientist.wordpress.com/sains-1/struktur-dan-fungsi-tubuh-tumbuhan/).

Proses penyerapan air dan garam mineral oleh tanaman dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu tekanan akar, kapilaritas, dan transpirasi (daya hisap daun). Akar tanaman menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion-ion garam mineral kedalam xylem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion-ion garam mineral keluar dari stele. Akumulasi garam mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xylem. Dorongan getah xylem kearah atas ini disebut tekanan akar ( hodson. 2006).

  1. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur 100 ml sebanyak 1 buah untuk mengukur volume air sungai bengawan solo. Wadah air dan tanaman berupa gelas plastik (jus). Sebuah ember yang digunakan untuk mengambil air sungai bengawan solo. Sebuah pipet tetes untuk memindahkan air sungai Bengawan Solo. Kayu sebanyak empat buah untuk menyangga tanaman eceng gondok (Eichornia crassipers) agar berdiri tegak. Tali rafia secukupnya untuk mengikat akar yang tidak diperlukan. Kain katun untuk menyaring air Sungai Bengawan Solo. Sebuah paku untuk melubangi alumunium foil.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman eceng gondok (Eichornia crassipers) dengan kriteria relatif sama yaitu pada tinggi batang dan diameter batang namum berbeda dalam jumlah serabut akar tanaman. Air Sungai Bengawan Solo yang telah disaring menggunakan kain katun sebanyak 300 ml berfungsi sebagai media tanam. Selembar alumunium foil untuk menutup mulut gelas plastik dan menahan serabut akar.

  1. CARA KERJA

Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. Menyaring air Sungai Bengawan Solo dengan katun. Mengukur volume air Sungai Bengawan Solo dengan gelas ukur sebanyak 300 ml dan mencatatnya sebagai volume awal. Memasukkan air sungai Bengawan Solo ke dalam gelas plastik. Menutup gelas plastik dengan alumunium foil yang telah dilubangi terlebih dahulu dengan paku. Menghitung jumlah serabut akar sebanyak X serabut. Mengikat sisa akar yang tidak diperlukan dengan tali rafia. Memasukkan serabut akar yang digunakan ke dalam alumunium foil yang telah dilubangi. Lalu menyangga tanaman dengan kayu agar tidak jatuh atau dapat berdiri tegak. Mendiamkan selama 4 jam. Setelah 4 jam, mengangkat tanaman dan mendiamkan selama 4 jam. Setelah 4 jam mengangkat tanaman dari gelas plastik dan meniriskan air yang masih menempel pada serabut akar. Mengukur volume air Sungai Bengawan Solo dalam gelas plastik yang tersisa dan mencatatnya sebagai volume akhir dan menghitung selisihnya. Membandingkan dengan kelompok lain dimana:

Kelompok 1= 2 serabut akar                Kelompok 9  = 18 serabut akar

Kelompok 2= 4 serabut akar                Kelompok 10 = 20 serabut akar

Kelompok 3= 6 serabut akar                Kelompok 11 = 22 serabut akar

Kelompok 4= 8 serabut akar                Kelompok 12 = 24 serabut akar

Kelompok 5= 10 serabut akar                Kelompok 13 = 26 serabut akar

Kelompok 6= 12 serabut akar                Kelompok 14 = 28 serabut akar

Kelompok 7= 14 serabut akar                Kelompok 15 = 30 serabut akar

Kelompok 8= 16 serabut akar                Kelompok 16 = 32 serabut akar

  1. PARAMETER

Selisih volume air Sungai Sungai Bengawan Solo sebelum dan sesudah.

Pendiaman dilakukan selama 4 jam

  1. INDIKATOR

        Selisih volume air = | volume air akhir – volume air awal |

Selisih volume air menunjukkan volume air yang ditranspirasikan dari lingkungan ke tanaman. Semakin banyak serabut akar, semakin banyak air yang diserap tanaman.

  1. TABEL PENGAMATAN

Tanaman : eceng gondok (Eichornia crassipers)

  1. Data kelompok

Jumlah serabut akar

Volume air (ml)

Awal

Akhir

Selisih

  1. Data sub kelas

Kelompok

Jumlah Serabut Akar

Volume Air (ml)

Awal

Akhir

Selisih

1

2

300

289

11

2

4

300

283

17

3

6

300

283

17

4

8

300

281

19

5

10

300

277

23

6

12

300

275

25

7

14

300

272

28

8

16

300

270

30

9

18

300

278

22

10

20

300

283

17

11

22

300

281

19

12

24

300

280

20

13

26

300

279

21

14

28

300

278

22

15

30

300

276

24

16

32

300

275

25

  1. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh X serabut akar tanaman eceng gondok (Eichornia crassipers) terhadap volume air sungai Bengawan Solo yang diserap oleh tanaman tersebut  ditinjau dari perubahan volume sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk dapat diserap tanaman molekul-molekul air harus berada dipermukaan akar. Dari permukaan akar ini air diangkut melalui pembuluh xylem. Ujung akar akan tumbuh terus di dalam tanah. Hal ini tentu akan memperluas permukaan kontak antara akar dan tanah, juga memperluas wilayah jangkauan akar di dalam tanah. (Benyamin Lakitan.2004:43-44).

Berdasarkan data hasil percobaan yang diperoleh dapat dibuat grafik hubungan antara jumlah serabut akar dengan volume air yang dapat diserap pada tanaman eceng gondok (Eichornia crassipers).

Dari grafik diatas dapat dilihat pada tanaman eceng gondok (Eichornia crassipers) dimana kelompok 1 dengan 2 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 11 ml, kelompok 2 dengan 4 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 17 ml, kelompok 3 dengan 6 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 17 ml, kelompok 4 dengan 8 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 19 ml, kelompok 5 dengan 10 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 23 ml, kelompok 6 dengan 12 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 25 ml, kelompok 7 dengan 14 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 28 ml, kelompok 8 dengan 16 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 30 ml, kelompok 9 dengan 18 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 22 ml, kelompok 10 dengan 20 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 17 ml, kelompok 11 dengan 22 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 19 ml, kelompok 12 dengan 24 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 20 ml, kelompok 13 dengan 26 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 21 ml, kelompok 14 dengan 28 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 22 ml, kelompok 15 dengan 30 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 24 ml, dan kelompok 16 dengan 32 serabut akar dapat menyerap air sebanyak 25 ml.

Dari hasil percobaan, diperoleh grafik yang tidak naik secara continue. Dari kelompok satu kenampakan grafik selalu naik lalu sampai pada kelompok 8 kenampakan grafik mulai turun dan mulai naik lagi pada kelompok 10 dan terus naik sampai kelompok terakhir.

Menurut Dwijoseputro (1990), teori tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral terangkut keatas karena adanya tekanan akar. Biasanya tekanan akar dipengaruhi oleh besar kecil dan tinggi rendahnya tanaman. Oleh karena itu, semakin besar dan tinggi suatu tanaman akan mempunyai serabut-serabut akar yang banyak. Semakin banyak jumlah serabut akar, semakin besar tekanan akar, maka semakin banyak pula volume air yang diserap tanaman.

Hasil yang diperoleh pada praktikum tidak sesuai dengan teori. Hal ini dapat disebabkan karena luas permukaan daun yang tidak relative sama, panjang akar yang belum relative sama dan juga kondisi tanaman yang tidak segar lagi. Sehingga akan berpengaruh pada daya serap air oleh serabut akar. Seperti kondisi tanaman yang tidak segar lagi, bulu akarnya sudah mulai rontok saat praktikum.

  1. KESIMPULAN
  1. Selisih volume air menunjukkan volume air yang ditranspirasikan dari lingkungan ke tanaman. Semakin banyak serabut akar, semakin banyak air yang diserap tanaman.
  2. Hasil yang diperoleh pada praktikum tidak sesuai dengan teori, yaitu  Semakin banyak jumlah serabut akar, semakin besar tekanan akar, maka semakin banyak pula volume air yang diserap tanaman.
  3. Ketidak sesuaian teori dan praktikum ini disebabkan karena luas permukaan daun yang tidak relative sama, panjang akar yang belum relative sama dan juga kondisi tanaman yang tidak segar lagi. Sehingga akan berpengaruh pada daya serap air oleh serabut akar. Seperti kondisi tanaman yang tidak segar lagi, bulu akarnya sudah mulai rontok saat praktikum.

  1. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://starscientist.wordpress.com/sains-1/struktur-dan-fungsi-tubuh-tumbuhan/

Dwijoseputro. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia

Hodson, Robert C. 2006. Water Transport In Plants. Anatomi and Physiology Journal of Departemen of Biological Sciences. University of Delaware. Newark, DE

Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Salisbury, Frank dan Cleon W Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press