Cara pengendalian Gulma

Jika dilihat dari beberapa dampak yang ditimbulkan dengan adanya gulma disekitar tanaman budidaya, maka sangat jelas sekali bahwa tanaman gulma memang sangat merugikan sekali, baik bagi tanaman budidaya maupun bagi manusia sendiri. Apabila gulma pada tanaman budidaya tidak segera diatasi, maka hasil produksi akan mengalami penurunan. Adapun beberapa cara yang digunakan untuk mengendalikan gulma bisa dengan beberapa cara, diantaranya pengendalian secara mekanik, biologis, kimia, dan pengendalian gulma secara terpadu.

1.      Pengendalian gulma secara Mekanik

Pengendalian gulma dengan cara ini hanya mengandalkan kekuatan fisik atau mekanik, baik dengan tangan biasa, alat sederhana maupun alat berat. Adapun beberapa cara melalui pengendalian secara mekanik ini adalah sebagai berikut :

1.1  Pencabutan dengan tangan (Penyiangan)

Cara semacam ini sangat praktis, efisien, dan terutama murah jika diterapkan pada suatu area yang tidak luas, seperti di halaman, dalam barisan dan guludan dimana alat besar sulit untuk mencapainya dan didaerah yang cukup banyak tenaga kerja.

1.2  Pengolahan tanah

Suatu usaha yang cukup praktis pada pengendalian gulma annual, biennial, dan perennial, ialah cara pengolahan tanah. Dalam pengendalian gulma annual cukup dibajak dangkal saja. dengan cara ini gulma tersebut dirusakan bagian atas tanah saja. sedang untuk biennial bagian atas tanah dan mahkota, dan bagi perennial kedua bagian dibawah dan diatas tanah dirusakkan.

1.3  Penggenangan

Pelaksanaan penggenangan biasanya berhasil pada gulma perennial. Penggenangan dibatasi dengan galanagan, dengan tinggi sekitar 15-25 cm selama 3-8 minggu. Sebelumnya dibajak terlebih dahulu dan tak dibenarkan ada tumbuhan yang mencuat diatas permukaan air. Gulma “ganas” yangt perennial dan tumbuh dengan padi sawah pada umumnya diberantas dengan cara ini dan sangat berhasil pada tanah ringan, sedanga pada tanah berat tidak dianjurkan.

1.4  Pembubuhan mulsa

Untuk menghalangi sampainya cahaya matahari pada gulma dan menghalangi pertumbuhan bagian atas, maka selapis bahan mulsa yang ditutupkan diatas gulma akan sangat berhasil.

2.      Pengendalian gulma secara biologis

Pengendalian secara biologis didefinisikan sebagai upaya pengendalian gulma dengan menggunakan organisme hidup, seperti serangga, ikan pemakan tanaman dan hewan lainnya, organisme penyakit, dan tanaman pesaing untuk membatasi infestasi gulma (Gupta, 1984). Telah diketahui bahwa insekta dan jamur merupakan hama dan penyakit bagi pertanaman. Dilain pihak bila ada insekta yang “memakan” gulma, maka masalahnya jadi lain. Insekta tersebut jadinya dapat memberantas gulma sebagai contoh klasik ialah setelah diperkenalkan sejenis penggerek argentine (cactoblastis cactorum) di Queensland, maka kaktus (opuntia) yang menghuni lahan sekitar 25 juta ha selama 12 tahun dapat ditekan sampai 95%. Demikian pula pengenalan insecta pemakan daun (chryssalnia spp) di Kalifornia dapat menekan sejenis gulma. Namun perlu diingat bahwa penggunaan musuh gulma tersebut harus hati-hati, jangan sampai setelah gulma dimangasa tanamanpun dapat pula diganggu. Pada dasarnya pengendalian gulma secara biologis mempunyai tiga pendekatan, yaitu:

1. Penggunaan organisme selektif, yaitu organisme yang menyerang satu atau hanya beberapa spesies gulma

2. Penggunaan organisme nonselektif, yaitu organisme yang menyerang semua spesies gulma, dan

3. Penggunaan spesies tanaman pesaing, yaitu tanaman yang bersaing dengan spesies gulma untuk satu faktor atau lebih, misalnya tanaman ubi jalar untuk mengurangi pertumbuhan teki berumbi (C. rotundus) atau alangalang (Imperata cylindrica) yang peka naungan (Rijn, 2000).

3.  Pengendalian gulma secara kimia

Penegendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimiawi yang dapat menekan atau bahkan mematikan gulma. Bahan kimiawi itu disebut herbisida: herba = gulma dan sida = membunuh; jadi herbisida adalah zat kimiawi yang dapat mematikan gulma. Pengendalian dengan cara ini membutuhkan alat penyebar herbisida serta pengetahuan tentang herbisida itu sendiri, agar pengen dalian yang dilakukan dapat berhasil.

4. Pengendalian gulma secara terpadu

Suatu pengendalian yang efektif melibatkan beberapa cara dalam waktu yang berurutan dalam suatu musim tanam. Misalnya saja, stu jenis spesies tanaman kurang mampu menekan pertumbuhan gulma, penegendalian secara mekanik sendiri tidak sempurna dalam mengatasi gulma tertentu. Maka timbulah pemikiran bahwa paduan antara beberapa cara pengendalain dalam satu musim tanam diharapkan dapat mengatasi masalahnya. Seperti perpaduan antara pengendalaian secara mekanik diteruskan dengan pemberian herbisida pasca tumbuh, penggunaan herbisida pra tumbuh diteruskan herbisida pasca tumbuh dan lain lagi perpaduan yang sekiranya dapat menekan investasi gulma yang sulit untuk dibasmi.

Jenis gulma berdasarkan morfologi bentuk, dibedakan menjadi :

a.    Gulma Rumput (Grasses)

Umumnya gulma ini termasuk ke dalam famili Gramineae/Poaceae. Tumbuhan tersebut memiliki batang berbentuk bulat kadang-kadang agak pipih, dan kebanyakan berongga. Pada batang menjalar biasanya terjadi pembengkakan batang yang disebut “buku”. Buku akan muncul secara reguler pada panjang ruasan tertentu. Helai daun akan muncul berselang-seling dari kedua sisi batang pada setiap buku. Daun terdiri dari pelepah daun dan helai daun. Helai daunbiasanya tipis, sempit dan memanjang. Tepi daun umumnya rata sedangkan uraturatdaun sejajar dengan panjang daun. Lidah/ligula yang berbulu muncul padabatas antara pelepah dan helai daun. Contoh: Echinochloa crus-galli, Cynodon dactylon, Leptochloa chinensis dll.