UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER
I SD NEGERI KADILANGU 01 KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015 / 2016
Sri Sumini.
SD Negeri Kadilangu 01,Baki,Sukoharjo
ABSTRAK
Setelah melakukan evaluasi , ternyata pembelajaran PKN di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 semester I belum mencapai nilai standar 70 % KKM yakni dari 21 orang siswa sebanyak 7 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau sekitar 33 % dan 14 orang siswa mendapat nilai di atas KKM atau sekitar 67 %. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan peneliti bahwa pembelajaran PKN di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 dikatakan belum mencapai nilai di atas KKM.Berdasarkan hal tersebut di atas penulis menetapkan fokus rumusan masalah dalam perbaikan pembelajaran ini adalah :”Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PKN di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 dengan menggunakan metode simulasi .”Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan perbaikan dalam penelitian pembelajaran bertujuan : Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PKN dengan menggunakan metode simulasi
Kata Kunci: Hasil belajar, konsep pemahaman, metode simulasi
Kata Kunci: PKn, metode simulasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 khususnya kelas IV berjalan lancar meski masih terdapat tenaga pendidik dengan tingkat SDM yang harus perlu ditingkatkan demi terciptanya iklim belajar yang baik dan hasil belajar siswa 100% mendapatkan nilai KKM.
Setelah melakukan evaluasi , ternyata pembelajaran PKN di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 semester I belum mencapai nilai standar 70 % KKM yakni dari 21 orang siswa sebanyak 7 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau sekitar 33 % dan 14 orang siswa mendapat nilai di atas KKM atau sekitar 67 %. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan peneliti bahwa pembelajaran PKN di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 dikatakan belum mencapai nilai di atas KKM. Berdasarkan hasil penelitian penyebab rendahnya prestasi belajar siswa antara lain: 1. Guru terlalu banyak ceramah. 2.Guru tidak menggunakan media atau metode pembelajaran dengan baik, 3. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya. 4.Tidak ada tanya jawab, baik pada kegiatan awal,maupun kegiatan inti.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas di gunakan metode simulasi karena pembelajaran dengan pendekatan simulasi merupakan sebuah reflika atau Visualsasi dari perilaku sebuah system, atau simulasi merupakan sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.Metode simulasi bersifat mengembangkan keaktifan siswa, sehingga tidak hanya untuk mempatbah pengetahuan, tetapi aspek afektif dan psikomotorik siswa perlu untuk dikembangkan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis menetapkan fokus rumusan masalah dalam perbaikan pembelajaran ini adalah :”Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PKN di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 dengan menggunakan metode simulasi .”
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan perbaikan dalam penelitian pembelajaran bertujuan : Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran PKN dengan menggunakan metode simulasi.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Metode Simulasi
Udin Syaefudin Sa’ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replikasi atau Visualsasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang mempatpilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata.
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.
Menurut pusat bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah suatu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau peroses dengan peragaan memakai model setatistik atau pameran.
Dalam pembelajaran yang menggunakan metode simulasi, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Program pembelajaran pendekatan simulasi merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, berisikan skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya.
Bila guru ingin melakasanakan simulasi dengan pendekatan individu, siswa tidak harus dibagi menjadi beberapa kelompok tetapi guru langsung menunjuk peran siswa. Semua siswa bertugas sebagai bagian IPS. Guru membagikan alat dan bahan yang diperlukan. Untuk mengetahui kondisi siswa pasca simulasi, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, berdiskusi dan merefleksi materi yang telah disimulasikan. Simulasi bisa dijalankan berulang-ulang dengan rotasi peran sehingga semua siswa paham tugas dari bagian lainnya dalam perusahaan. Bila proses ini sudah dianggap cukup selanjutnya guru memberi latihan sebagai evaluasi. Alat evaluasi yang digunakan harus soal-soal praktek atau satu tipe dengan soal yang diberikan waktu simulasi, bukan soal narasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran simulasi yang digunakan mampu diikuti siswa atau tidak.
Kelebihan dan kekurangannya
Kelebihannya metode simulasi menurut Sri Anita, W. DKK (2007) antara lain:
Sedangkan Kelemahan Metode Simulasi, diantaranya adalah; 1) Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak,2) Sangat bergantung pada aktivitas siswa,3) Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar,4) Banyak siswa yang kurang menyenangi sosiodrama sehingga sosiodrama tidak efektif.
Prestasi belajar
Belajar merupakan aktivitas/usaha perubahan tingkah laku yang terjadi pada dirinya atau individu. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan pengalaman-pengalaman baru. Dengan belajar individu mendapatkan pengalaman-pengalamn baru.Perubahan dalam kepribadian yang menyatakan sebagai suatu pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan,sikap kebiasaan,kepandaian.Untuk mempertegas pengertian belajar penulis akan memberikan kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses lahir maupun bathin pada diri individu untuk memperoleh pengalaman baru dengan jalan mengalami atau latihan.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok dalam bidang tertentu. Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dan bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar adalah terjadinya perubahan dalam diri individu. (DJA MARAH, 1994).
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991 : 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan) dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar PKN adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan diri secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan) afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar PKN.
Hakikat PKn
Secara bahasa, istilah “Ciivic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah “Pendidikan Kewargaan” diwakili oleh Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Ciivic Education) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, sebagai pengembang Ciivic Education pertama di perguruan tinggi. Penggunaan istilah “Pendidikan Kewarganegaraan” diwakili oleh Winataputra dkk dari Tim CICED (Center Indonesian for Ciivic Education). (Tim ICCE, 2005:6)Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan secara luas mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Sedangkan secara khusus, peran pendidikan termasuk didalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
Cogan (1999:4) mengartikan Ciivic education sebagai “…the foundational course work in school designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult Iives”, maksudnya adalah suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.
Sementara itu, PKN di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama dibawah satu negara yang sama, walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. (Risalah sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI).Berkaitan dengan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ini Depdiknas (2006:49) memberikan penjelasan bahwa :
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan Somantri (2001:154) memberikan perumusan pengertian sebagai berikut :PKN merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Dari kedua pengertian di atas jelas bahwa PKN merupakan mata pelajaran yang memiliki focus pada pembinaan karakter warga negara dalam perspektif kenegaraan, dimana diharapkan melalui mata pelajaran ini dapat terbina sosok warga negara yang baik (good citizenship).Namun demikian terdapat beberapa unsur yang terkait dengan pengembangan PKN ini, antara lain (Somantri, 2001:158):
Hakekat Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang dimulai dari Ciivic Education, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada Kurikulum 2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Landasan PKN adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum.Setelah menelaah pemahaman dari Pendidikan Kewarganegaraan, maka dapat kami simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari. Adapun harapan yang ingin dicapai setelah pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan didapatkan generasi yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian di atas dapat diajukan kerangka berfikir dalam penelitian ini yang dijadikan acuan adalah dalam proses belajar mengajar tradisional, guru mendominasi kegiatan pembelajaran, peserta didik selalu fasif hanya mendengarkan ceramah dan mencatat sehingga informasi yang diperoleh siswa hanya terbatas pada penjelasan yang diberikan guru, pembelajaran seperti ini menyebabkan peserta didik juga kurang mendapatkan makna dari apa yang sudah dipelajari karena guru kurang atau jarang mengaitkan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Agar proses pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik guru dapat menggunakan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi.
Dengan strategi ini peserta didik akan arahkan kemampuannya untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti aktifitas dan kreatifitas belajar peserta didik menjadi meningkat sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Pada proses pembelajaran ini, peserta didik dihadapkan pada satu masalah untuk dicari penyelesaiannya melalui kegiatan eksperimen dan pencarian informasi yang langsung dilakukan oleh peserta didik bersama peserta didik lain dan guru, dengan pembelajaran seperti ini, peserta didik akan termotivasi mencari informasi dari sumber lain, menggunakan daya berfikirnya sehingga dapat menumbuhkan inisiatif dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kebermaknaan hasil belajarnya melalui kegiatan pencarian inoformasi siswa akan mendapatkan pengetahuan yang dibangun sendiri berbentuk hasil karya yang merupakan esensi dari materi pelajaran, dengan demikian tingkat pencapaian dapat ditingkatkan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa dengan menggunakan metode simulasi dalam proses pembelajaran PKN dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 semester I.
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya dalam penelitian. Berdasarkan pendapat di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Prestasi belajar peserta didik bisa ditingkatkan dengan menggunakan metode Simulasi pada pembelajaran PKN kelas IV SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 semester 1”. |
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV semester ganjil SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 yang berjumlah 21 orang yang terdiri dari 12 laki-laki orang dan perempuan 9 orang.
Setting Penelitian
Waktu penelitian direncanakan mulai dari tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan dilaksanakan selama 3 bulan yakni pada bulan September sampai Nopember 2015. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran, maka waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas IV semester ganjil SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 .
Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Crassroom Action Research (CAR) . |
Penelitian tindakan kelas bertujuan memperbaiki tujuan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini direncanakan menggunakan tiga siklus, dalam setiap siklus menggunakan empat tahapan yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi reflektive.
Data dan Sumber Data
Data yang dimaksud adalah sejumlah fakta atau keterangan yang digunakan atau yang diperoleh untuk mernecahkan masalah dalam penelitian. Jenis data dalam penelitian ini adalah : 1. Data Kuantitatif hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes. 2. Data Kualitatif data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada saat diterapkannya metode pembelajaran metode simulasi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes dan nontes. Teknik tes yang digunakan untuk mendapatkan skor tulisan yang dihasilkan oleh siswa. Baik yang ada siklus I maupun siklus II. Teknik nontes dengan menggunakan observasi. Observasi dilakukan guru kelas saat melaksanakan Proses Belajar Mengajar ( PBM ). Data lain yang diperoleh melalui jurnal siswa dari beberapa siswa yang menonjol tentang pelaksanaan pembelajaran PKn berlangsung. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan sata yang akan diperoleh, yaitu berupa kemampuan siswa atau hasil siswa. Untuk mengumpulkan data peneliti melakukan tes kepada siswa kelas IV SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016.
Validasi Data
Validasi data yang digunakan adalah trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber adalah pengambilan data dengan menggunakan tiga sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini data dapat diperoleh dari siswa, teman sejawat, dan guru yang menjadi subjek penelitian.
Analisis Data
Tentang analisis data, Sukidin dkk (2007:111) mengemukakan analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif meliputi: 1. Reduksi data yaitu kegiatan mengidentifikasi, klasifikasi dan kodefikasi data, 2. penyajian data, 3. penarikan kesimpulan. |
Hasil yang diperoleh merupakan tolak ukur untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik dengan menerapkan teknik penilaian metode simulasi. Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 sampai 10 dan komponen penilaiannya disajikan dalam bentuk tabel.
Indikator Keberhasilan
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data adalah: (1) Mencari skor atau perolehan nilai setiap peserta didik; (2) menentukan ketuntasan belajar individu berdasarkan skor atau perolehan nilai setiap peserta didik; (3) mencari persentase peserta didik yang tuntas dengan peserta didik yang tidak tuntas; (4) Membandingkan tingkat ketuntasan klasikal.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran pra siklus mata pelajaran PKn kelas IV semester I di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 dengan materi pokok “Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi” hasilnya belum memuaskan.Berikut hasil pembelajaran pada pra siklus .
Dari data hasil pembelajaran pras siklus diatas jika dilihat di grafik seperti pada gambar berikut ini:
Grafik ditas menjelaskan bahwa pembelajaran kurang berhasil kaarena nilai rata rata hanya 71,3 masih banyak anak yang belum tuntas.KKM yang diberikan untuk mata pelajaran PKn adalah 70 dan hanya 14 anak atau sekitar 67 % yang mendapat nilai sama atau diatas KKM. Siswa yang belum mendapatkan nilai diatas kkm sekitar 7 siswa atau 33 % dari jumlah keseluruhan 21 siswa.Karena hasil pada awal pembelajaran kurang memuaskan maka penulis mengadakan perbaikan dengan pembelajaran siklus I.Nilai hasil tes formatif diperoleh setelah proses pembelajaran selesai. Guru memberi evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diajarkan pada pembelajaran pra siklus.
Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, peneliti mencoba melaksanakan pembelajaran menggunakan metode simulasi. Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 dengan objek siswa kelas IV semester I SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 . Dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilanHasil evaluasi menunjukkan nilai siswa pada siklus I sangat rendah sebagaimana terdapat pada table berikut:
Data tersebut menunjukkan bahwa, dari 21 orang siswa pada pelajaran PKN di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 ada 18 siswa atau 86 % yang sudah dapat dinyatakan tuntas dan 3 orang ( 14 % ) siswa yang belum tuntas.
Data tersebut dapat disajikan Dalam bentu gafik seperti dibawah ini.
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan dalam pembelajaran siklus I ada 18 anak mendapat nilai diatas KKM dan 3 anak dibawah KKM.Walaupun sudah ada peningkatan yang signifikan,penulis merasa belum berhasil dalam pembelajaran siklus I ini.Pra siklus I membuktikan bahwa metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.Untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran PKN , peneliti menggunakan metode simulasi dalam pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari hari Selasa, 3 Nopember 2015 dengan objek siswa kelas IV semester I SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 . Dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasilnya dapat dilihat sebagaimana table siklus II di bawah ini.
Tabel Data hasil evaluasi mata pelajaran PKN siklus II
Data yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut, pada siklus II diperoleh hasil temuan dari 21 orang siswa pada mata pelajaran PKN sebanyak 21 orang siswa atau sekitar ( 100% ) orang siswa yang sudah dapat dinyatakan tuntas dan sebanyak 0 orang siswa atau sekitar (0% ) yang dinyatakan belum tuntas. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa Metode simulasi dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar mata pelajaran PKn kelas IV semester I SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 .
Data diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar dibawah ini.
Dari tabel pemelajaran awal sampai perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran PKn IV semester I di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel Hasil Belajar dan Peningkatan Nilai Rata – Rata
No | Ketuntasan | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II | |||
Jumlah | % | Jumlah | % | Jumlah | % | ||
1 | Tuntas | 14 | 67 | 18 | 86 | 21 | 100 |
2 | Belum Tuntas | 7 | 33 | 3 | 14 | - | - |
3 | Nilai rata -rata | 71,3 | 77,7 | 87,8 |
Berdasarkan table dapat kita lihat bahwa pada Pra Siklus hanya 67% siswa yang meraih ketuntasan, 86 % pada siklus I sebanyak 100 % pada Siklus II . hal ini menunjukkan bahwa peningkatan yang signifikan apabila kita menggunakan metode simulasi dan cara belajar yang tepat sehingga siswa dapat belajar dengan semangat dan meraih prestasi yang kita harapkan.
Pada nilai rata – rata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai rata – rata pada pembelajaran awal 71.3 pada perbaikan siklus I nilai rata – rata 77.7 kenaikan nilai rata – rata. Pada perbaikan pembelajaran siklus II nilai rata – rata 87.8. Perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena semua tuntas .Dari tabel hasil evaluasi pembelajaran awal hingga perbaikan pembelajaran siklus II mata pelajaran PKn jika disajikan dalam bentuk diagram maka dapat dilihat pada diagram berikut.
Grafik pada pembelajaran pra siklus,siklus I dan II
Pada gambar diatas menunjukkan grafik peningkatan nilai rata – rata mata pelajaran PKn kelas IV semester I di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 bahwa sebelum perbaikan pembelajaran nilai rata – rata 71.3 pada perbaikan siklus I nilai rata – rata 77.7 kenaikan nilai rata – rata 1. Pada perbaikan pembelajaran siklus II nilai rata – rata 87.8 kenaikan nilai rata – rata dari perbaikan pembelajaran siklus I ke perbaikan siklus II .
Sebagaimana data yang diperolah dari kedua table tersebut di atas terlihat jelas peningkatan perestasi belajar siswa. Data menunjukkan bahwa pada siklus II perestasi belajar siswa lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I setelah menggunakan metode simulasi , demikian juga daya serap siswa meningkat menjadi lebih besar pada siklus II. Pada siklus I pelajaran PKn mencapai nilai rata – rata 77.7. Pada siklus II terjadi peningkatan prestasi belajar siswa di mana pada mata pelajaran PKN mencapai nilai rata – rata 87.8 Atau meningkat perestasi belajar siswa dari siklus I.
Jadi secara umum perestasi belajar siswa lebih meningkat pada siklus II setelah peneliti menggunakan metode simulasi pada pembelajaran PKn di semester I di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 bila di bandingkan dengan perstasi belajar siswa pada siklus sebelumnya.
Sebelum Perbaikan Pembelajaran/pra siklus
Sebelum perbaikan pembelajaran dari 21 siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar sebanyak 14 siswa atau hanya 67 % dan 7 siswa atau 33 % belum tuntas. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah penulis merefleksi diri, maka kegagalan iti disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : a. Dalam penggunaan alat peraga kurang bervariasi. b. Pembelajaran masih didomonasi guru. c.Rendahnya tingkat penguasaan materi oleh siswa. d. Kurang relevannya metode yang digunakan.Kegagalan dalam pembelajaran PKn dengan kelas IV semester I di semester I di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016, maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.
Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat serta supervisor bahwa ketidaktuntasan siswa dalam proses pembelajaran PKn kelas IV semester I di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 , disebabkan oleh : a. Siswa kurang konsentrasi dalam pembelajaran. b.Tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. c.Kurangnya motivasi guru terhadap siswa. d. Kurangnya keberanian siswa dalam mengutarakan pendapat.
Berdasarkan temuan masalah diatas, maka langkah yang ditempuh guru untuk meningkatkan hasil belajar adalah :
a. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pengertian Sistem pemerintahan dengan metode simulasi. Hal tersebut sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan oleh J Bruner (1966), bahwa belajar adalah suatu proses aktif yang dilakukan oleh siswa dengan jelas.
Untuk meningkatkan kreativitas dan aktivitas dalam melakukan kegiatan pembelajaran, maka pengadaan alat peraga harus ditingkatkan dengan cara : 1. Memanfaatkan benda – benda yang ada disekitar siswa. 2. Menggunakan alat peraga . Menurut C. Roger 1969 : 9 ) dalam teori simulasi disebutkan bahwa proses belajar terjadi dengan adanya keterlibatan pribadi, inisiatif diri dan evaluasi diri. Teori ini menimbulkan bahwa belajar harus dilakukan oleh siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Maka pemilihan metode simulasi sangatlah tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Meningkatkan keberanian siswa dalam mengutarakan pandapat melalui pendekatan model simulasi.
Metode simulasi akan memberikan kesempatan pada anak untuk memiliki keberanian dalam mengutarakana pendapat. Dalam hal ini diharapkan tutor sebaya mampu membimbing temannya dalam melakukan percobaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Siberman (2000;157) bahwa mengajar teman sebaya (per teaching) merupakan salah satu cara untuk mematangkan penguasaan siswa terhadap suatu pelajaran tertentu.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, fungsi guru lebih difokuskan sebagai fasilitator dan motivator untuk memberikan penguatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Brammer (1979;42) yaitu hubungan yang bersifat membantu merupakan upaya guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif akan terjadinya pemecahan masalah dan pengembangan diri peserta didik.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dihasilkan antara lain :
Siklus II
Adapun hasil refleksi pada siklus II adalah:
Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran PKn kelas IV semester I di SD Negeri Kadilangu 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015/2016 melalui model pembelajaran simulasi dengan mengefektifkan alat peraga sudah cukup. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar atau hasil evaluasi nilai rata – rata sudah diatas KKM dan tingkat ketuntasan 100%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas.
Depdiknas. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD / MI. Lotim: Depdiknas: Ditjen Diknasmen.
Djamarah, Saiful Bahri. 1995. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Udin S. Winataputra, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran Pkn SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Widihastuti, Setiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan; SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan
FKIP Tim. (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka
Anitah, Sri, W, dkk. (2007) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Abin. (2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sri Sumini, S. Pd.
NIP: 19600829 1979112 001
SD Negeri Kadilangu 01,Baki,Sukoharjo