Published using Google Docs
Heru Susanto.docx
Updated automatically every 5 minutes

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR  LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN LONGU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MANCASAN 04 KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Heru Susanto.

SD Negeri Mancasan 04, Baki, Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengefektifitaskan pembelajaran dengan cara pendekatan bermain lompat kanguru atau memvariasikan berbagai macam permainan kedalam pembelajaran.Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti menyimpulkan rumusan permasalahan yang dihadapi oleh peneliti permainan lompat kanguru sebagai pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo  Tahun Pelajaran 2014/2015.Hasil penelitian yang menggunakan 2 siklus dan 4 pertemuan menunjukan di siklus I nilai rata-rata akhir kelas 71,9 dengan nilai persentase ketuntasan 76% nilainya masih kurang memuaskan. Maka dilanjutkan di siklus II nialai rata-rata akhir kelas 75,04 dengan nilai persentase 95,2% nilai yang dihasilakan sesuai dengan yang diinginkan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data pengamatan di lapangan dan kuesioner yang diperoleh dari evaluasi.Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan bermain lompat kanguru pada materi lompat jauh dengan menggunakan media botol aqua dan pralon sebagai sarana dan prasarana pembelajaran mengalami peningkatan dalam hasil belajar siswa kelas V SD Negaeri Mancasan 04 Kecamatan Baki  Kabupaten Sukoharjo. Saran dari peneliti meliputi beberapa hal yaitu : diharapkan bagi guru penjasorkes di Sekolah Dasar untuk menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pembelajaran, guru dapat menvariasikan berbagai macam bentuk permainan dalam pembelajaran, dan media botol aqua dan pralon dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan alat peraga dalam pembelajaran lompat jauh.

Kata Kunci : Lompat Jauh, Pendekatan  Permainan Lompat Kanguru,

PENDAHULUAN

latar Belakang Masalah

Hasil observasi SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki kabupaten Sukoharjo  Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukan bahwa siswa-siswa SD tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, di samping beberapa siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas V memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani khususnya materi lompat jauh siswa lebih menyukai pelajaran jasmani hanya pada sepak bola. Masih tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya, mengantuk, malas-malasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan, karena guru dalam memberikan materi kurang bervariasi yang membuat anak merasa bosan dan jenuh.

Kenyataannya kemampuan siswa tidak sama dalam melakukan gerak dalam olahraga khususnya cabang atletik lompat jauh, seperti penulis mengamati saat mengajar lompat jauh di Kelas V SD Negeri  Mancasan 04 Kecamatan Baki  Kabupaten Sukoharjo dalam presentasi hasil belajar siswa menunjukan bahwa 85% siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 7,2. Hal ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran lompat jauh mengalami masalah yang harus dicari jalan pemecahan masalahnya.Kurang berkembangannya proses belajar mengajar penjasorkes di SD karena tidak adanya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia disekolahan tersebut. Sehingga guru penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran bersifat monoton, tidak menarik dan membosankan maka siswa tidak memiliki semangat dan motivasi dalam mengikuti pelajaran penjasorkes.

Dari permasalahan yang dihadapi guru penjas dalam menyampaikan materi khususnya lompat jauh, maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas V SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo dengan judul ”Peningkatan Hasil belajar Lompat Jauh Hasil Melalui Pendekatan Bermain Lompat Kanguru Pada Siswa Kelas  V SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo ”. Dengan jumlah siswa laki-laki  21 siswa dan 8 siswa perempuan. Permasalahan ini timbul dari hasil pengamatan/ observasi di V SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo yaitu pada pembelajaran lompat jauh.

Rumusan Masalah

     Berdasarkan identifikasi dan analisa masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:“Apakah melalui permainan lompat kanguru sebagai pendekatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas  V SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasan siswa dalam bermain lompat kanguru pada pembelajaran lompat jauh.
  2. Untuk mengetahui dampak dari optimalisasi penggunaan metode bermain lompat kanguru dalam pembelajaran lompat jauh.
  3. Untuk mengetahui pengaruh efektifitas pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain lompat kanguru dengan menggunakan media botol aqua dan pralon pada siswa kelas V SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

Manfaat Penelitian

a.  Bagi Guru Penjasorkes

  1. Untuk menambah pengalaman profesional dalam mengatasi masalah–masalah pembelajaran dan upaya meningkatkan perubahan-perubahan dalam pembelajaran.
  2. Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam mevariasi dan mengembangkan bermain dalam bentuk pembelajaran.
  3. Sebagai bahan dalam memiliki alternatif pembelajaran yang akan dilakukan.

  1. Bagi Siswa
  1. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes, serta meningkatkan hasil belajar gerak lompat jauh.
  2. Dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh, serta mendukung pencapaian hasil lompatan yang lebih jauh.
  1. Bagi Sekolah

Memperbaiki sistem pendidikan yang ada di sekolah dan membantu sekolah untuk mengembangkan kreativitas dalam menghadapi inovasi pendidikan.

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

  1. Kajian Pustaka

Perkembangan dan Belajar Gerak

  1. Perilaku Gerak

Perilaku gerak dapat dibagi 3 bagian, yaitu:1). Teori gerak (motor control) : studi tentang faktor-faktor fungsi syaraf yang mempengaruhi gerak manusia. 2). Belajar gerak (motor learning) : proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan motor skill. 3). Perkembangan gerak (motor develovment) : perkembangan gerak merupakan sebuah bidang studi dalam gerak manusia. Perkembangan gerak sebagai perubahan dalam perilaku gerak yang merefleksikan interaksi kematangan organisme dan lingkungannya. Ada dua paham yang mencakup dalam perkembangan gerak dan perkembangan gerak sebagai proses gerak.

Roberton mengklarifikasikan peranan dari para ahli perkembangan gerak melalui penjelasannya bahwa kita berupaya untuk meningkatkan pemahaman dalam tiga hal sebagai berikut : a). Mencoba untuk memahami motor behavior b) Berusaha untuk mengerti apa perilaku sekarang sama dengan perilaku sebelumnya c) Mencari tahu apa perilaku sekarang akan serupa dengan perilaku yang akan datang.

  1.   Belajar Gerak

Prtian belajar gerak menurut para ahli antara lain sebagai berikut :

Scmidt (1991) menjelaskan bahwa pembelajaran Gerak adalah serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan-perubahan yang relative permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil. Pendapat lain Oxendine (1984) menjelaskan bahwa belajar motorik adalah suatu proses perubahan perilaku gerak yang relatif permanen sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.

 Sedangkan pendapat Rahantoknam ( 1988 ) menjelaskan bahwa belajar motorik adalah proses peningkatan suatu keterampilan motorik yang disebabkan oleh kondisi latihan atau diperoleh dari pengalaman, bukan karena kondisi maturasi atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis.Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan Belajar gerak adalah suatu rangkaian proses perubahan perilaku gerak yang relatif permanen yang diperoleh dari hasil pengalaman dan latihan untuk menampilkan gerakan yang terampil dan benar.

Manfaat Belajar Gerak

1). Agar siswa/ atlet dapat memperoleh kemampuan keterampilan kemudian berlatih untuk meningkatkan kemampuan tersebut.

2). Memberikan perubahan yang permanen didalam perilaku untuk melakukan Memberikan perubahan yang permanen di dalam perilaku untuk melakukan gerakan dengan benar sebagai hasil dari belajar motorik.

3). Dapat memberikan umpan balik yang berhubungan dengan perasaan dari pergerakan yang berkelanjutan yang telah ada dari hasil latihan di dalam system saraf yang telah disimpan oleh memori untuk melakukan automatisasi gerak.

4). Meningkatkan koordinasi antara persepsi dan tindakan secara baik dan benar dan automatisasi gerakan dari keterampilan gerak.

5). Dapat mengambil keuntungan dari mekanika sistem musculoskeletal untuk mengoptimalkan serta efisiensi dari konsistensi pergerakan.

Pendidikan Jasmani

  1. Pengertian

Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.( Aip Syarifuddin: 1992: 4).

  1. Tujuan Pendidikan Jasmani

          Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap, dan membiasakan hidup sehat. (Aip Syarifuddin: 1992 : 5).

c.   Hakikat Belajar Pendidikan Jasmani

     Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai dasar bagi manusia untuk belajar, baik untuk belajar mengenal alam sekitar dalam usaha memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan, nilai dan sikap maupun untuk belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam usaha penyesuaian dan mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya.(Aip Syarifuddin: 1992 : 6).

Peranan Pendidikan Jasmani

1). Pembentukkan Tubuh

 Peranan pendidikan jasmani terhadap pembentukan tubuh, dapat dilihat dengan bertambahnya otot-otot menjadi lebih besar dan kuat, badan tumbuh menjadi lebih besar dan tinggi, hingga dapat bersikap dan bertindak dengan sempurna, serta akan tumbuh dan berkembang secara harmonis.

2). Pembentukkan Prestasi

Membentuk dan mengembangkan anak kepada suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani. Mengarahkan, membimbing, dan mengembangkan diri anak terhadap pencapaian prestasi dengan jalan menanamkan kedisplinan, pemusatan pikiran, kewaspadaan, kepercayaan pada diri sendiri, tanggung jawab, dan peningkatan kemampuan diri.

3). Pembentukkan Sosial

Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang berlaku dimasyarakat. Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok, agar dapat bekerjasama, dapat menerima pimpinan dan memberikan pimpinan.

           4). Keseimbangan Mental

Peranan pendidikan jasmani disekolah adalah belajar mengendalikan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis yang sering juga dikatakan dengan pembinaan kestabilan emosi.

5). Kecepatan Proses Berpikir

Anak dituntut supaya memiliki daya sensitivitas yang tinggi terhadap situasi yang dihadapinya, anak harus memiliki daya penglihatan dan kecepatan didalam proses berpikirnya,serta harus dapat dengan segera mengambil suatu keputusan yang dilakukan dengan cepat dan tepat, yaitu agar segera dapat bertindak didalam melakukan kegiatannya sehingga tidak tertinggal oleh lawan-lawan bermainnya.

6). Kepribadian Anak

Membentuk sikap dan jiwa sportivitas, serta membantu dalam menyesuaikan, menginterpretasikan, dan memperkembangkan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap individu secara optimal, dengan melalui pelajaran dan partisipasi dalam latihan-latihan yang terbimbing dan terarah, serta yang dipilih sesuai dengan norma-norma.

 Lompat Jauh

  1. Pengertian Lompat Jauh

            Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik. Melompat adalah gerakan mengangkat tubuh dari tempat tertentu ke tempat yang lebih jauh.  Lompat jauh yaitu melompat ke sebuah bak pasir dengan menginjak papan tumpuan terlebih daluhu, dengan berbagai teknik dasar yaitu awalan/ancang-ancang, tolakan/tumpuan, sikap diudara/melayang, dan mendarat sejauh-jauhnya.

 Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus dilakukan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya agar diperoleh lompatan sejauh-jauhnya. Seperti yang dikemukakan oleh Aip Syarifuddin (1992: 73) “Lompat jauh adalah suatu gerakan mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melalui tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya”.

  1. Teknik dasar lompat jauh

      1). Awalan

Awalan adalah gerakan permulaan untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan lompatan. Awalan adalah Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan kecepatan yang tinggi, tanpa ada gangguan langkah agar diperoleh ketepatan bertumpu pada balok tumpuan. Aip Syarifuddin (1992: 73).      Jarak awalan tersebut antara 30-40 meter, Kecepatan sprint 30-40 meter. Berkaitan dengan awalan lompat jauh Bismo Suryatmo (2006: 86) menyatakan:“Jarak awalan tergantung pada tiap-tiap pelari (sekitar 30-40). Jarak awalan harus cukup jauh dan lari cepat untuk mendapatkan momentum yang paling besar. Kecepatan awalan dan irama langkah harus tetap. “

Gambar 1 Awalan saat akan melakukan lompat jauh

2). Tolakan (Take-off)

Tolakan merupakan perubahan gerak datar ke gerak tegak atau ke atas yang dilakukan secara cepat. Aip Syarifuddin (1991:74) Tolakan adalah perpindahan dari gerakan horisontal ke arah vertika yang dilakukan dengan cepat. Kekuatan tolakan diperoleh dari kekuatan kaki yang digunakan untuk menolak, dibantu dengan kecepatan. Lompatan dilakukan dengan mencondongkan badan ke depan membuat sudut lebih kurang 45 dan sambil mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi horisontal.

Gambar 2. Keadaan saat tolakan

3).  Melayang di Udara

Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai dengan ayunan kaki dengan kedua tangan ke arah lompatan. melayang bertujuan untuk mendapatkan posisi   mendarat   yang   paling tepat.

Gambar 3. Keadaan saat melakukan sikap diudara / melayang.

 4). Pendaratan

         Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Pada waktu mulai menyentuh pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan.   Menurut Bismo Suryatmo (2006: 90) teknik pendaratan yang benar adalah sebagai berikut:“Mendarat dengan kedua  kaki,sehingga sikap kaki badan dib jongkok. Agar pinggul tidak menyentuh bak pasir, badan harus santai, dan Kedua tangan   ditarik   lurus   ke   depan.”

Gambar 4 Keadaan saat mendarat

Tujuan Pembelajaran Lompat Jauh di Sekolah Dasar

    Setiap pembelajaran mempunyai maksud dan tujuan-tujuan tertentu, begitu pula dalam pembelajaran pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok. Sebagai bagian dari materi sub-pokok mata pelajaran penjasorkes tujuan dari pembelajaran lompat jauh gaya jongkok mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan jasmani secara umum.

  1. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak.
  2. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya (sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis).
  3. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

 Alat Bermain Lompat Kanguru Pada Lompat Jauh

          Di bawah ini gambar sketsa media pembelajaran botol aqua dan pralon sebagai alat pembelajaran lompat jauh.

60 cm

Keterangan :

3 cm

p  : 60 cm

tp :

3 cm

15 cm

tb :

15 cm

botol aqua dan paralon tahap I

60 cm

Keterangan :

5 cm

p  : 60 cm

tp :

5 cm

15 cm

tb :

15 cm

botol aqua dan paralon tahap II

60 cm

Keterangan :

7 cm

p  : 60 cm

tp : 7 cm

15 cm

tb : 15 cm

botol aqua dan paralon tahap III

  Gambar 5. Botol aqua dan paralon tahap I, II dan III

Gambar 6. Baqualon Siklus I dan Siklus II

Kerangka Berpikir

          Hasil observasi SD Negeri Mancasan 04, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pjaran 2014/2015 menunjukan bahwa siswa-siswa SD tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, di samping beberapa siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas V memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani khususnya materi lompat jauh siswa lebih menyukai pelajaran jasmani hanya pada sepak bola. Masih tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya, mengantuk, malas-malasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut menyebabkan siswa susah dalam mencapai KKM mata pelajaran penjaskes khususnya dalam materi lompat jauh.

          Peneliti berupaya untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa melalui siklus I yang meliputi bentuk permainan, alat dan lapangan. Bentuk permainan menggunakan permainan lompat kanguru. Bentuk alat dalam siklus I yaitu dengan  memakai  satu  tiang    baqualon  dan    bentuk lapangan yang berbentuk segienam, tetapi pelaksanaan siklus I belum dapat mencapai target KKM yang telah ditetapkan. Kemudian peneliti mengoreksi pelaksanaan dari siklus I dan  siklus II.

           Siklus II meliputi bentuk permainan, alat, dan lapangan. Bentuk permainan masih sama yang digunakan pada siklus I yaitu permainan lompat kanguru. Bentuk alat pada siklus II yaitu baqualon yang memakai 2 tiang dengan ditambah papan tolakan dan lingkaran untuk mendarat. Hal ini diterapkan agar siswa termotivasi untuk dapat melakukan lompatan yang tinggi dan jauh. Bentuk lapangan dirubah dengan mensejajarkan 2 baqualon. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 7.  Kerangka berfikir

Hipotesis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan bermain lompat kanguru dengan menggunakan media botol aqua dan pralon terhadap hasil pembelajaran lompat jauh mengalami peningkatan pada siswa kelas V SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki  Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

    Penelitian tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo, yang beralamat Jalan Karimujawa desa Jebed Utara Kecamatan Baki  Kabupaten Sukoharjo. Pada Siswa Kelas V Semester II tahun pelajaran 2014.

Subyek Penelitian

 Subyek  penelitian  tindakan  kelas akan diikuti  oleh  siswa  kelas  V  SD

Negeri Mancasan 04  Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 15 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.Objek Penelitian beberapa hal yang akan diteliti antara lain adalah :Melalui bermain lompat kanguru dan Hasil Belajar Lompat Jauh.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya melalui tes praktik, observasi lapangan.

Analisa Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisi secara deskriptif. Teknik analisi tersebut dilakukan karena sebagai besar data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang proses pembelajaran pada sub pokok bahasan lompat jauh.Setelah kita melakukan tindakan siklus I dan siklus II maka hasil tes diperiksa. Hasil periksaan ini selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi skor dan dilakukan penilaian. Secara kuatitatif, data hasil belajar yang diperoleh dihitung rata-ratanya, dilihat ketuntasan belajarnya, lalu hitung juga persentase ketuntasannya.

Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua indikantor sebagai acuannya, yaitu:

  1. Meningkatkan ke aktifan siswa dalam proses pembelajaran lompat jauh melalui bermain lompat kanguru sebagai alat pembelajaran. Secara kuatitatif dapat dilihat dari perubahan rata-rata skor observasi dan dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran melalui lembar pengamatan atau lembar observasi.
  1. Untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa dilakukan melalui perbandingan dengan tindakan sebelumnya dari seluruh siswa yang memperoleh nilai lebih atau sama dengan kompetensi ketuntasan minimal (KKM) yaitu 72. hal ini dapat dilihat dari perubahan rata-rata hasil belajar sebelumnya dan sesudah penelitian tindakan kelas berlangsung.

Prosedur Penelitian  

Prsesedur dalam  penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil Penelitian

Kondisi Awal

Berdasarkan tes uji kompetensi dasar atletik pada materi pembelajran lompat jauh, ternyata hasilnya masih kurang memuaskan, padahal guru sudah berusaha semaksimal mungkin agar siswa memahami dengan diberi contoh secara berulang –ulang. Pada kondisi awal setelah dilakukan tes, masih ada nilai yang dibawah KKM.Kompetensi dasar pada materi atletik lompat jauh khususnya kelas V Sekolah Dasar, kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran penjasorkes, guru kurang kreatif dalam mengajar dan cenderung monoton dalam kegiatan penjas serta tidak memanfaatkan lingkungan sekitarnya.

Siklus I

Dari hasil pengamatan tindakan yang dilakukan oleh teman sejawat menghasilkan aktivitas-aktiitas sebagai berikut:Penampilan aktivitas yang telah baik: Perkondisian siswa dalam pembelajaran, nilai 5, Motivasi siswa, nilai 5, Penguasaan lapangan, nilai 5. Sedangkan aktivitas yang masih perlu tindakan: Penggunaan metode, nilai 4, Pnggunaan alat peraga, nilai 4, memberi penugasan, nilai 4.

Berdasarkan tabel aktifitas pembelajaran siswa di atas dimasukkan dalam grafik sebagai berikut :

Berdasarkan pada data diatas dapat disimpulkan bahwa aktifitas perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I belum begitu memuaskan. Hal tersebut terjadi karena proses pembelajaran melalui pendekatan bermain lompat kanguru pada lompat jauh belum begitu mencukupi dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata pertemuan I adalah 1,90 dan pertemuan ke II adalah 2,71.

Tabel 4.2 Aktifitas Pembelajaran Oleh Guru Siklus I

No

Aspek yang diamati

Pertemuan  I

Ket

Pertemuan2

Ket

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

Kegiatan awal / apersepsi

V

K

V

B

2

Melakukan Pemanasan

v

C

v

SB

3

Menjelasankan Materi

V

K

v

SB

4

Penggunaan media

v

C

v

SB

5

Mengkondisikan siswa

V

K

C

6

Penugasan / bimbingan

V

K

V

B

7

Menutup pelajaran

v

C

V

B

Jumlah

17

27

Nilai Rata-Rata

2,42

4,28

Keterangan Skala Nilai : 1. Sangat Kurang                 3. Baik         5. Sangat Baik

2. Kurang                         4. Cukup

Aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada pertemuan I belum begitu memuaskan, hal tersebut terlihat dengan perolehan nilai dari aspek penilaian yang hanya mencapai 2,42 dari skala nilai 1-5.Setelah melaksanakan refleksidengan rekan sejawat dan membahas kekurangan dalam pembelajaran maka putaran ke II dimana nilai rata-ratanya menjadi meningkat yaitu 4,28 pada skala nilai 1-5.

Tabel 4.3 Hasil Tes Pembelajaran Siklus I

KKM : 72

Grafik 3. Rata-Rata Nilai Hasil Tes Pembelajaran Siklus I

           

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi nilai Formatif Siklus I

SD Negeri  Mancasan 04

No

Siklus I

Banyak Siswa

Jumlah nilai

76

-

-

75

5

375

74

2

148

73

3

219

72

3

216

71

2

142

70

-

Jumlah

15

1.100

Rata-Rata

73,33

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran di siklus I dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang didapat adalah 73,33. Dari jumlah 15 siswa, ada 10 siswa yang belum mengalami ketuntasan belajar dan 5 siswa telah mencapai ketuntasan.Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahawa aktifitas siswa dalam perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I belum begitu memuasakan. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran melalui pendekatan bermain lompat kanguru pada lompat jauh belum begitu mencukupi, yang mengakibatkan siswa masih ada yang bermain sendiri. Sehingga peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus yang ke II.

Siklus II

Pengamatan dilakukan pada setiap perubahan perilaku yang dialami oleh siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan penting yang dapat dipakai sebagai data penilaian. Sebagaimana pada siklus I pengamatan dilakukan pula terhadap proses mengajar dengan menggunakan pedoman pengamatan yaitu lembar observasi / lembar pengamatan.

Dari hasil pengamatan tindakan yang dilakukan oleh teman sejawat menghasilkan aktivitas- aktivitas sebagai berikut: Penampilan aktivitas yang lebih baik:  a)Keaktifan siswa, nilai 5. b)Pemberian kesempatan penugasan bagi siswa, nilai 5. c)Pemanfaatan media, nilai 5. d)Penggunaan metode, nilai 5.e) Membimbing siswa, nilai 4.

Dari hasil tabel aktifitas pembelajaran siswa pada siklus II diatas kemudian dimasukkan dalam grafik sebagai berikut :

dasarkan data di atas aktifitas pembelajaran siswa pada pertemuan I nilai rata-rata 3,38 dan pada pertemuan II nilai rata-rata 3,66 baik pertemuan I maupun pertemuan II mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan pendekatan melalui bermain lompat kanguru pada lompat jauh sudah lengkap adanya tempat awalan, tempat tolakan, dan tempat mendarat sehingga siswa mudah dalam mengikuti pembelajaran.

Tabel 4.6 Aktifitas Pembelajaran Guru Siklus II

No

Aspek yang diamati

Putaran I

Ket

Putaran II

Ket

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

Kegiatan awal / apersepsi

v

C

v

B

2

Melakukan Pemanasan

v

C

v

SB

3

Menjelasankan Materi

v

SB

v

SB

4

Penggunaan media

v

B

v

SB

5

Mengkondisikan siswa

v

C

v

SB

6

Penugasan / bimbingan

v

B

v

SB

7

Menutup pelajaran

v

C

v

B

Jumlah

25

33

Nilai Rata-Rata

3,57

4,71

Keterangan Skala Nilai : 1. Sangat Kurang                 3. Cukup         5. Sangat Baik

2. Kurang                         4. Baik

Berdasarkan tabel aktifitas pembelajaran guru pada siklus II kemudian dapat dibuat grafik sebagai berikut :

Aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada pertemuan I mulai terlihat cukup baik, hal tersebut terlihat dengan perolehan nilai dari aspek penilaian yang hanya mencapai 3,57 dari skala nilai 1-5.

Setelah melaksanakan refleksi dengan rekan sejawat dan membahas kekurangan dalam pembelajaran maka pertemuan ke II dimana nilai rata-ratanya menjadi meningkat yaitu 4,71 pada skala nilai 1-5.Berdasarkan dari hasil tes pembelajaran diatas kemudian dimasukan dalam grafik hasil belajar siswa sebagai berikut :

Grafik 6. Rata-Rata Nilai Hasil Tes Pembelajaran Siklus II

4.8 Hasil nilai Formatif Siklus II

SD Negeri Mancasan 04

Nilai

Siklus II

Banyak Siswa

Jumlah nilai

80

1

   80

79

1

   79

78

1

   78

77

1

   77

76

1

  76

75

2

150

74

4

296

73

2

146

72

1

72

71

3

213

Jumlah

15

1267

Rata-Rata

84,46

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran di siklus II dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang didapat adalah 84,46. Dari jumlah 15 siswa, ada  1 siswa yang belum mengalami ketuntasan belajar dan 14 siswa telah mencapai ketuntasan.Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahawa aktifitas siswa dalam perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II mengalami peningkatan dan nilainya sesuai yang diinginkan

Tabel 4.9 Rekapitulasi Aktifitas Pembelajaran Siswa.

Siklus

Pertemuan I

Pertemuan II

Siklus I

1, 90

2,71

Siklus II

3,38

3,66

Grafik 7. Rekapitulasi Aktifitas Pembelajaran Siswa

Berdasarkan data dan digram diatas dapat disimpulkan bahwa setiap pertemuan aktifitas pembelajaran siswa baik pertemuan I maupun pertemuan II dan di siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik.

Tabel 4.10 Rekapitulasi Aktifitas Pembelajaran Guru.

Siklus

Pertemuan I

Pertemuan II

Siklus I

1, 90

2,71

Siklus II

3,38

3,66

Grafik 8. Rekapitulasi Aktifitas Pembelajaran Guru

Dari data atau diagram diatas dapat dilihat bahwa aktifitas pembelajaran guru selalu meningkat dalam proses pembelajaran dengan metode pendekatan bermain lompat kanguru dalam materi lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri Mancasan 04

Tabel 4.11 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa

Siklus

Tuntas

Tidak Tuntas

Siklus I

10

5

Siklus II

14

1

Grafik 9. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa

Berdasarkan  data  dan  diagram  diatas  dapat  dilihat  bahwa  hasil  tes

pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan dengan dibuktikan yang pada siklus I siswa yang tidak tuntas 5 siswa dan yang 10 siswa tuntas meningkat yang tidak tuntas Cuma 1 siswa dan yang tuntas 14 siswa.

Pembahasan

Pada pembahasan ini akan disajikan menurut hasil penelitian lompat jauh melalui pendekatan bermain lompat kanguru pada siswa kelas V di SD Negeri Mancasan 04 mengalami peningkatan dalam pembelajaran lompat jauh. Pelaksanan perbaikan aktifitas pembelajaran siswa berjalan cukup baik. Hasil dari siklus I pada pertemuan I nilai rata-rata adalah 1,90 dan pada pertemuan II nilai rata-rata adalah 2,71. Sedangkan hasil dari siklus II pada pertemuan I nilai rata-rata adalah 3,38 dan pada pertemuan II nilai rata-rata adalah 3,66 setiap pertemuan mengalami peningkatan yang cukup baik.

Pelaksanaan perbaikan aktifitas pembelajaran guru berjalan cukup baik dengan nilai aktivitas guru 2,42 (dalam skala 1-5) pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II menjadi 4,28. Sedangkan pada siklus II nilai aktifitas guru meningkat prestasi belajarnya dari putaran I adalah 3,57 dan putaran II adalah 4,71.Hasil tes pembelajaran rata-rata nilai yang didapat pada pelaksanaan evaluasi perbaikan pembelajaran siswa pada siklus I adalah 72 dengan jumlah siswa yang belum tuntas 10 orang sedangkan yang tuntas adalah 5 siswa dari 15 siswa. Sedangkan pada rata-rata nilai yang didapat pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran di siklus II adalah 84 dan 14 siswa telah mencapai ketuntasan dan 1 siswa tidak tuntas.

Peningkatan efektifitas pembelajaran lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri Mancasan 04 terjadi karena dalam perbaikan pembelajaran secara konsekuen penulis melaksanakan aktifitas-aktifitas perbaikan pembelajaran dalam proses belajar mengajar antara lain sebagai berikut :

  1. Menjelaskan materi pembelajaran dengan pelan dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
  2. Menggunakan metode permainan karena anak usia SD senang dengan bermain yaitu dengan pendekatan bermain lompat kanguru.
  3. Pemanfaatan media yang tepat dan menarik
  4. Pelaksanaan pemberian bimbingan yang sesuai.
  5. Pemberian tugas dan latihan.

 Implikasi

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadakan di SD Negeri Mancasan 04 nilai presentase ketuntasan meningakat cukup baik. Nilai presentasi ketuntasan dalam pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain lompat kanguru meningkat, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1.  Faktor Inovasi

Inovasi adalah sesuatu hal yang baru dalam pembelajaran atau materi pembelajaran yang baru sehingga siswa tidak merasa bosan dan mempunyai semangat mengikuti pembelajaran lompat jauh karena pembelajaran baru .

 2.  Faktor Kegembiraan/ menyenangkan.

Siswa merasakan senang dalam mengikuti proses pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan permainan lompat kanguru.

  1. Faktor Kerjasama

Dalam proses pembelajaran lompat jauh melalui bermain lompat kanguru diperlu kerjasama agar permainan tersebut dapat berjalan dengan lancar.

  1. Faktor Kompetitif

Kompetitif adalah ilmu yang mempelajari tentang jati diri anak itu sendiri, seperti hal anak itu ingin menunjukan menjadi juara/termotivasi menjadi juara.

  1. Manfaat

Dengan lompat jauh melalui pendekatan permainan lompat kanguru siswa menjadi segar dan mempunyai gairan dalam mengikut pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN

 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan bermain kanguru dengan menggunaan media modifikasi berupa botol aqua dan pralon (boqualon) dapat meningkatkan efektitas belajar siswa dan mengoptimalkan penggunaan alat peraga sebagai sarana dan prasarana pada mata pelajaran Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan khususnya materi lompat jauh pada siswa kelas V Semester II SD Negeri Mancasan 04 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015.

Saran

Permainan lompat kanguru adalah sebagai bahan pembelajaran dari lompat jauh yang telah dihasilkan dari penelitian, yang dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian pembelajaran penjasorkes untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Sebaiknya penggunaan model pembelajaran ini dilaksanakan seperti apa yang telah direncanakan sesuai dengan kelebihan dan kekurangan permainan, sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka rekomendasi yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut :

1.  Bagi Guru

Bagi guru penjasorkes di Sekolah Dasar diharapkan dapat lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan model permainan khususnya dalam pembelajaran lompat jauh, sehingga siswa akan lebih aktif mengikuti pembelajaran penjasorkes dapat tercapai dengan baik.Sebaiknya penggunaan media modifikasi berupa botol aqua dan pralon (boqualon) digunakan untuk mengatasi kekurangan alat peraga dalam pembelajaran lompat jauh sebab penggunaan alat tersebut terbukti dapat meningkatkan ke efektifitas dalam pembelajaran, dan dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes.

2. Bagi Siswa

Aktifitas pembelajaran dapat berlangsung dengan efisien dan efektif serta memberikan semangat siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media manipulatif yaitu botol aqua dan pralon (boaqualon).

DAFTAR PUSTAKA

Achmad munib, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Achmad Sugandi, dkk. 2007. Teori Pembelajaran.Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Aip Syarifuddin, dkk. 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Departemen pendidkan dan kebudayaan.

Bismo Suryatmo, dkk. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk kelas IV. Jakarta:PT. Widya Utama.

Bismo Suryatmo, dkk. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk kelas V. Jakarta:PT. Widya Utama.

Buku Panduan penulisan skripsi fakultas ilmu keolahragaan, 2011. Universitas Negeri Semarang.

Catharina tri anni, dkk. Psikologi Belajar.Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Eko Suwarso, dkk.2010. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.Jakarta: PT.Arya Duta

Juari, dkk. 2010. Pendidikan jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.Jakarta:CV Bina Pustaka.

Purwaningsih, Puji. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Melalui Penggunaan Media Botol Plastik Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sibebek Kec. Bawang Kab. Batang. Skripsi S-1. Semarang. UNNES.

Sugiyanto dan Sudjarwo. 1991. Perrkembangan dan belajar gerak, modul 1 –6.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sujadi, Untung. 2012. Penggunaan Media Balok Berjenjang Dalam Pembelajaran Senam Keseimbangan Pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangtejo Kec.Jumo Kab. Temanggung. Skripsi S-1. Semarang. UNNES.

Syarifudin. 2009. Tahapan Belajar Gerak dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Diunduh dari  http://syarifudinteta.wordpress.com/2009/04/07/tahapan- belajar-gerak-dan-pembelajaran-pendidikan-jasmani/ [ 20 Juli 2013, pukul 11:33

Oleh: Heru Susanto,A.Ma.Pd.

NIP: 19640621 198405 1 004

SD Negeri Mancasan 04, Baki, Sukoharjo