PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI KENOKOREJO 03 KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2014/2015
Oleh: Sartono,.
SD Negeri kenokorejo 03, Polokarto,Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk, meningkatkan keterampilan menyimak cerita dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas V SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto tahun 2014/2015. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus.Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto tahun 2014/2015. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumen, tes dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas V SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto. Hal tersebut terefleksi sebagai berikut: (1) proses pembelajaran menyimak cerita mengalami peningkatan; (2) hasil pembelajaran menyimak cerita mengalami peningkatan. Pada kondisi awal, nilai rata-rata siswa sebesar 74,38 dengan ketuntasan 62,50% yaitu 5 dari 8 siswa sudah berhasil mencapai KKM. Pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 78,75 dengan ketuntasan 75,00% yaitu 6 dari 8 siswa telah berhasil mencapai KKM Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa sebesar 83,75 dengan ketuntasan 100%, artinya bahwa semuasiswasudah berhasilmencapai KKM.Dari keseluruhan siklus yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita, siswa kelasV SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kata kunci: Media audio visualketerampilan menyimak cerita.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis sangat erat terhadap proses berfikir seseorang dalam mendasari suatu pemikiran seseorang semakin terampil seseorang dalam berbahasa semakin cerah jalan pikiranya keterampilan berbahasa tersebut dapat diperoleh dengan cara berlatih dan dengan praktek, melatih terampil berbahasa berarti pula melatih ketrerampilanberfikir. Keterampilan menulis danmembacasebagai aktivitas komunikasisaling melengkapiantara satudenganyang lain. Kebiasaanmenyimak tidakakanterlaksana tanpa adanya kebiasaanmembaca(St.Y. Slamet 2008:27).
Mendengarkansebagaisalahsatuaspekketerampilan yang harusdikuasai olehsiswaSekolahDasar.Mendengarkandalamartilugashanyasekedaradanya kesengajaan mendengarsuatu bunyi.Bunyiyang dimaksudadalah bunyiapapun misalnyamendengarkansuaragemuruhdanselesaisampaidisitu. Sedangkan menyimak selain mendengarkan jugaterdapat usahauntuk memahami makna bunyibahasayang terkandung dalambunyitersebut.Kegiatanmenyimak mencakupkegiatanmendengar danmendengarkan(Akhadiah,1992:15).Darihal tersebutmendengarkanyang diajarkandiSekolahDasarlebihmengarahpada menyimak.Karena siwabukanhanya dituntutuntukdapatmendengarkanyang setiapsiswa normal(tidak cacatfisik)dapatmelakukannya tetapidituntutuntuk memahamimaknadari apayangdidengarkannya.
Keterampilan yangperludikembangkandalammasasekaranginiadalah keterampilan menyimakkarenahalyang paling sederhanadarikeempat keterampilan berbahasaadalahketerampilan menyimak.Kegiatanitudiawali denganmenyimak atau mendengarkan,memahami,menginterpretasi, mengevaluasi danmenanggapi bunyi bahasa.Keterampilan menyimak merupakanaktivitasataukegiatanyang paling awaldilakukanolehanakmanusia bila dilihatdari proses pemerolehan keterampilan berbahasa (STY Slamet, 2008:11).
Pembelajaran BahasaIndonesia dalam keterampilan berbahasa, pembelajaranmenyimaksangat penting untuk dipahami.Karenadalamhalinifaktorsituasimemilikipengaruhyangsangatbesar dlammenyimak,berbicara dan menyimakmerupakan kegiatan berbahasa yang resiprokal dan keduanya sangatberkaitaneratsatusama lain.Baik disadari atau tidak,kegiatanberbahasa yang paling pertama dilakukan manusia adalah kegiatan menyimak (Henry GunturTarigan, 1983 : 13).
Kegiatanpembelajaran bahasaindonesiadisekolah dasar,keterampilan menyimakmerupakansalahsatubagiandariketerampilan berbahasayang harus diajarkankepada siswadandiharapkanharusdikuasaiolehsiswa.Keterampilan menyimak cerita memilikibeberapa manfaatbagisiswayaituuntukmeningkatkan kemampuansiswa dalamberkomunikasidenganbaik,membentukkaraktersiswa, sportifitas siswa, memberikan sentuhan manusiawi,dan mengembangkan kemampuansiswadalamberbahasamelaluipesanyang tersiratdantersuratdi dalam ceritayangdiperdengarkan kepadasiswa.
Hasil survey awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa, kualitas pembelajaran menyimakceritadalampelajaranBahasaIndonesiapadasiswa kelasVSDNegeri Kenokorejo 03masihtergolong rendah.Haltersebut dapatdilihatdarinilairata-ratasiswa kelasVdalamtesformatif(aspek keterampilan menyimakcerita.)yangmencapai nilai rata-rata 74,38KKM untuk minimaluntukmata pelajaranBahasadan SastraIndonesia adalah71.
Dari pertimbangan tersebut, maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan siswa untuk kemampuan menyimak suatu cerita. Melalui hasil wawancara, rendahnya keterampilan menyimakcerita disebabkan oleh beberapa factor yaitu: (1)pembelajaran masih bersifat konvensional, (2) Minat siswa dalam pembelajaran menyimak cerita kurang, (3) Siswamengalamikesulitandantampaktakutuntukmenceritakan kembali,(4) Guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat,(5)Tujuan pembelajaran belumtercapai secaramaksimal.
Berdasarkan hasil uraian di atas, maka solusi untuk mengatasi permasalahandalampembelajaran menyimakceritapadasiswakelasVdiSD NegeriKenokorejo 03,adalahdengan menerapkanmediaaudiovisualdalampembelajaran menyimakcerita.Disini media memilikifungsiyangjelasyaitumemperjelas,memudahkandanmembuat menarikpesankurikulumyang akandisampaikankepadapesertadidik,sehingga dapatmemotivasibelajarnya danmengefisienkanprosesbelajar. Penggunaan media audiovisualdalampembelajaran menyimak ceritadiharapkandapat membangkitkanrasaingintahudanminatsiswa sertamemotivasiuntukbelajar. Media audiovisualinijuga diharapkandapatmempermudahsiswadalam memahamimateri dan informasiyangdisampaikan.
Dari urain di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media audio visual dipandang sebagai media yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menyimakcerita.Oleh sebabitu,penelitianiniakanmenelititentang “Pengunaan mediaaudio visual untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten tahun 2014/2015”
Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalampenelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu permasalahanyang akan diteliti,yaituketerampilan menyimakcerita pada siswakelasVharusditingkatkan.Berdasarkanuraianlatarbelakang diatasdapat dirumuskanmasalahyaitu.Apakahpenggunaanmedia audiovisualdapat meningkatkankemampuan menyimakceritapadasiswakelasVSDNegeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten tahun 2014/2015?
Tujuan Penelitian
Berdasarkanmasalahyang telahdirumuskan,tujuanyang hendakdicapai dalampenelitianiniadalahuntukmeningkatkanketerampilan menyimakcerita melalui penggunaanmedia audiovisualpada pelajaranBahasaIndonesiakelasVSDNegeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten tahun 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkanbermanfaat dalam pendidikan baik secara teoritismaupun praktis. Manfaat penelitian iniadalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Siswa Sekolah Dasar tentuharus belajar mata pelajaranBahasaIndonesia. Berdasarkan uraian mengenaihakikat belajardapatdiambilsuatu kesimpulan bahwa belajar bahasaIndonesiaadalahsuatuaktivitassiswa sebagaiprosesyang kompleksberdasarkanpada pengalamanberbahasa untukmengubahtingkahlaku dalam penggunaan bahasaIndonesiayangberlangsungsecaraprogresif.
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar menurut kurikulum KTSP (KurikulumTingkat Satuan Pendidikan) tahun 2007adalah agar pesertadidik memilikikemampuan sebagai berikut:1) Berkomunikasi secara efektif danefisien sesuai dengan etikayangberlaku, baik secaralisan maupuntertulis.2) MenghargaibangsamenggunakanBahasaIndonesiasebagaibahasa persatuan dan bahasanegara.3) MemahamiBahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.4) MenggunakanBahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan intelektual dan sosial.5) Menikmatidanmemanfaatkan karya sastra untukmemperluaswawasan, memperhalusbudipekerti sertameningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.6) Menghargaidan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budayadan intelektual manusiaIndonesia.
Pendekatanberasaldarikataapproachyang artinyapendekatan.Adapula yang mengatakan bahwapendekatanadalahcaramemulaisesuatu.Secaralebih luas, approach adalahseperangkat asumsi tentanghakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan proses belajar bahasa(Hairuddin, dkk.2007: 2-3).Terdapatbeberapa pendekatanyang dapatdigunakandalampembelajaran BahasaIndonesiadi Sekolah Dasar.Pendekatan-pendekatantersebutadalah sebagai berikut:
Pendekatantujuandilandasiolehpemikiranbahwa dalamsetiap kegiatan belajar mengajar yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai Dengan pertimbangan tujuan yang telah ditetapkansebelumnya,seoranggurudapatmenentukanmetode danteknik mengajar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Harapannya adalah supayatujuanpembelajaranyang telahditetapkandapattercapaisecara optimal.
Pendekatan strukturalmerupakan salah satupendekatan dalam pembelajaranbahasayangdilandasiolehasumsiyang menganggapbahwabahasa sebagai kaidahPendekatanstruktural ini dilandasi olehasumsi bahwabahasa adalah kaidah, sehingga pembelajaranbahasaharus diutamakanpenguasaan kaidah-kaidahbahasaatau tata bahasa. Penggunaanpendekataninimempunyai keuntunganyaitu siswaakan menjadi cermatdalam menyusun kalimat karena siswa memahamikaidah-kaidahnya.Keuntungannya bagus,namunpendekatanini mempunyaikelemahan yaitukurangnyapengembanganterhadapaspekafektif dan aspek psikomotorik siswa, karena yang diutamakan hanyalah aspek kognitifnya sajayaitupengetahuantentangpola-polakalimat,polakata,dansuku kata.
Keterampilan prosesterdiridaritigaketerampilan yaituketerampilan intelektual,keterampilan sosial,danketerampilan fisik.Ketigaketerampilan tersebutsecarakeseluruhandisebutketerampilan proses.Keterampilan proses berfungsisebagaialatmenemukan danmengembangkankonsep.Konsepyang telahditemukanataupundikembangkansiswa berfungsijugasebagaipenunjang keterampilan proses.Jadiketerampilan prosessangateratkaitannyadengan konsepbaikyang telahditemukanataudikembangkansiswadankonsepyang belumditemukan oleh siswa.
Menurut St.Y.Slamet(2009:6),menyimakadalah suatu prosesyang mencakup kegiatanmendengarkan,mengidentifikasi,menginterpretasibunyi bahasa,kemudianmenilaihasilinterpretasimakna danmenanggapipesanyang tersiratdidalamwahana bahasa tersebut.Denganpengertian lain,menyimak berartikemampuanmemahamipesanyangdisampaikan melaluibahasalisan.Hal tersebutsenadadenganyang diungkapkan.(DjagoTarigan,1996:4).Menyimak adalah suatu proseskegiatan mendengarkandanmemahamiisibahan simakan denganpenuhperhatian,pemahaman, apresiasi,serta interpretasiuntuk memperolehinformasi,menangkapisiataupesanserta memahamimakna komunikasiyang telahdisampaikanolehsangpembicara melaluiujaranatau bahasalisan.
Menurut Kamijan(2004:4) menyimakadalahsuatau prosesmendengar lambang–lambang bahasadengansunguh–sunguhdanpenuh perhatian, pemahaman,apresistifyang dapatdisertakandenganpemahamanmakna komunikasiyangdisampaikan secara nonverbal. Sementaraitu,menyimak dan membacamemilikihubunganyang eratkarenakeduanyamerupakanalatuntuk menerimapesandalamkomunikasi(Dendy Sugono,2006:144).Ditambahkan pula, menyimak berhubungan dengan komunikasilisan, sedangkan membaca berkaitan dengan komunikasitulis.Tujuan dariketerampilan tersebutyaitu untuk memperoleh informasi,menangkap isidan memahamimaknakomunikasi.
Berdasarkanpendapatpara ahlidiatasdapatdisimpulkanbahwamenyimak adalah suatuketerampilan mendengarkan dengan penuh perhatianuntuk memahamipesandalamkomunikasi lisanbaik berupa pesantersiratmaupun tersuratyang disampaikanpembicara.Selainitu,bunyibahasadalamkegiatan menyimak dapat membantu meningkatkan penguasaan kosakata seseorang.
Telah kita ketahuibeberapatujuanmenyimaksecara umum sedangkan beberapatujuanmenyimaksecarakhususyaitubeberapatujuanmenyimakcerita di SDmenurut Solchan.T.W(2008:10.25) antaralainyaitu,(1) Menyimakcerita dapatmelatihsiswamenghargaiorang lain,(2)Menyimakceritadapatmelatih siswa untukdisiplin,(3) Menyimakceritadapatmelatihsiswa berfikirkritis,(4) Menyimak cerita dapatmelatihsiswa meningkatkan daya nalar,(5)Menyimak cerita dapat melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara
Dalam kamus bahasaIndonesia, cerita diartikan sebagai: 1) Sebuah tuturyang melukiskan suatu prosesterjadinyasuatu peristiwa secarapanjanglebar.2) Karangan yang menyajikan jalannya kejadian-kejadianatau peristiwa. 3) Suatu lakonyang diwujudkan dalam pertunjukan seperti drama,sandiwara,film dan sebagainya. Berdasarkan padakamus bahasa Indonesiadi atas,maka dapat dimengerti bahwacerita ini merupakan tuturatau tuturan,yaitu uraian ataugambaran atau deskripsi dari suatu peristiwa atau kejadian
Menurut Muh.Nur Mustakim ( 2005:12) cerita adalah sesuatu fantasi/hayalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat (folklore), cerita benar-benar terjadi seperti dalam sejarah (history), cerita ini dalam imajinasi penulis/pengarang(fiction).Berdasar pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa cerita adalah suatu seni sastra yang berupa tuturan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan masyarakat yang bersifat hayalan dan memilikinilai keindahan.
Ceritaanakadalahsuatuceritayang pantasdikonsumsiolehanak–anak yang memilikiungsur pantangan, penyajian danfungsiterapan.Ungsur pantangan adalahungsur–ungsuryang terlarang untukdisajikancontohnyakekerasan, kekejaman,kecuranganataupunkelicikan,ungsur penyajianadalahungsuryang disajikansecarasederhanadanlangsung menggunakanbahasayang wajar,fungsi terapanadalahceritaanakbukanhanya memilikifungsibacaantetapimemiliki fungsimemberidanmenanamkannilai–nilaikehidupandanpendidikanbagi anak fungsitersebutantara lainberupapengetahuanketerampilan, nasihatyang bermaknabagi perkembangananakYusi Rosdiana(2008:6.13).
YusiRosidadalam(TitikW.Sdkk2003:89)menjelaskanbahwa ceritaanakadalahceritasederhanayangkomplek,kesederhanaanituditandai olehsyarat wacana yang baku dan berkualitas tinggi, namun tidak ruwet sehingga komunikatifdanceritaanakharusberbicaratentang ceritakehidupananak–anak dengan segala aspekyangberadadan mempengaruhi mereka.
MenurutCullinandalam(MuhNurMustakim,2005:20)dalam cerita realis penulis cerita memperhatikan unsur-unsur cerita seperti: 1) Setting:setting adalah waktudantempatterjadinya cerita secara nyata yang dapat dipercayakebenaranya. 2) Point of view:pengisahan ceritainidilakukanolehpengarangdengan menempatkandirinya sebagaitokohsentral yang berceritatentang dirinya, pengalaman pribadinya.3) Tokoh cerita: disebut jugapelaku cerita. Dalam cerita anak-anakbiasanya pelaku cerita itu adalah anak-anak dalam suatu keluarga yang mengalamiberbagaikesulitan, kebahagiaan,dankesedihan dalam hidupnya.4) Plot:mengenaiplot atau alur cerita anak-anaksangat sederhana. Plot yang biasa digunakan pengarang cerita mengutamakan plot maju, artinya tahap-tahap cerita itu dimulai dari perkenalan tokoh-tokoh cerita, masa menghadapiinsiden atau menghadapimasalah, klimaks, antiklimaks kemudian penyelesaian cerita.5) Tema: adapuntema-tema yangbiasadigunakanoleh pengarang cerita umumnyatemapelaku terhadap agama atauterhadapkeduaorang tua. Juga tema kepahlawanan,kisah petualangansertakasihsayangsesama keluarga atausesamatemanmerupakantema yang disukaioleh anak- anak,tema-tema cerita anakiniditulispengarangdenganharapandapat memberikanpelajarankepada anaktentang hal yang baikdanhal yang jelek,jugamerupakan amanatdisampaikanolehpengarang untuk pembacaumumnya dan anak-anak khususnya. 6)Bahasa: hal lain yang menopang keberhasilan cerita anak-anak ini disukai,karenapenggunaanbahasa yang sederhanadan komunikatif sertailustrasi gambar-gambar yang menarikdari ceritaitu. Biasanya bahasa cerita menggunakan kalimat-kalimat yang pendek dan sederhana,sertapilihankosakata yang seringdigunakan anak-anakdi lingkungan keluarga, sekolah, atau lingkungan bermain.
Menurut YusiRosdiana (2008:65)cerita anakmemiliki3karakteristik antaralainyaitu(1)Memilikiungsurpantangan,(2)Penyajian, (3)Memiliki fungsi terapan
MuhNurMustakim(2005:32)mengelompokkanjenisceritaberdasarkan bentuk dan isicerita dapat dibagiatas: 1) Bukuceritabergambar:bukuyang memuatsuatuceritamelalui gabungan antaraateks dan ilustrasi. 2) Cerita rakyat: cerita rakyat disampaikan secara lisan dari mulut ke mulutdarigenerasikegenerasilainnya.Cerita rakyattidakdiketahui nama pengarangnya(anonim).3) Cerita biografi: menceritakan riwayat kehidupan seseorangyangberjasa dalam berbagai bidang kehidupan.4) Cerita fiksisejarah:cerita fiksisejarahdikelompokan sebagaisuatu ceritaperistiwaataukejadianyang berkaitan dengan sejarah perkembangan suatubangsaatausuatuNegara.Latarceritanyaterjadi padasuatu tempat dan waktu dimasalampau.5) Ceritafiksirealistik:cerita kehidupanmanusiaberlangsung terusuntuk dijadikan bahan cerita oleh penulis-penulis cerita.
IG.AK.Wardani,dkk(2003:418), media audiovisualadalah mediayang dapatdigunakandalambentukkombinasiaudio danvisualataudikenaldengan mediapandangdandengaryangdapatmerangsangpikiran,perasaan,perhatian dan kemauan anak untukmempelajari isitema.Contoh media audiovisualadalah programkasetsuara danprogramradio.Penggunaanmediaaudiovisualdalam kegiatan pembelajaranpada umumnya untukmelatihketerampilan yang berhubungan dengan aspek-aspekketerampilan mendengarkan, melihatdan menyimak sebuah cerita.
SriAnitha(2009:48), menyatakanmedia audiovisualmerupakansuatu mediayang dapatdidengarsehingga seseorang tidakhanyamelihatatau mengamatisesuatu,melaikandapatmendengarsesuatuyang divisualisasikan sehinggamediaaudiovisualbenar-benardapatmembawakanpesanyang mudah diterimaolehpendengar,harusdigunakanbahasaaudiovisual. Secara sederhana bahasaaudiovisualadalahbahasayang memadukanelemen-elemensuara,bunyi danmusikyang mengandung nilaiabstrak,sehinggakita dapatmenyimakcerita yang adadidalamnya.
Dari pendapat paraahli diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisualdalampembelajaranmenyimak ceritaadalahsuatumediayang berguna untuk memberikan suatu pesan kepada penerima melalui suara yang dapatdidengarlewatindera pendengarandandapatdilihatdenganindrapenglihat sehingga dapatmembantusiswa dalammeningkatkanketerampilanmenyimak cerita
Kerangka Pemikiran
Kondisiawalketerampilan menyimak ceritasiswa sangatrendah halitu dipengaruhi olehbeberapa faktorantara lain:perbendaharaankata,pengalaman, minatdanbakat.Selainitu mediayangdigunakanbelummaksimalsehingga keterampilan menyimaksiswabelummaksimal. Faktorpemilihanmedia pengajaranmelaluimedia mengajar turut menentukan keberhasilan belajar menyimak cerita. Melalui penerapan media audiovisual,makaketerampilan siswa dalammenyimakceritaakantinggi sehinggaketerampilan menyimakcerita siswa akan meningkat.
Tindakanyang dilakukan olehguruyaitu Penggunaan mediaaudio visual angdapatmendorong siswauntukmengertiapamaknabelajar,apamanfaatnya, apayangmereka pelajari, danbagaimanamencapainya,sehinggayangmereka pelajari dapatmelekatdalamingatan untukmeningkatkanketerampilan menyimakcerita.
Pada akhirnya,denganmenerapkanmedia audiovisualdidalamproses pembelajaran menyimakcerita,konsentrasisiswamenjadi lebih terfokus terhadap prosespembelajaran,motivasidanminat siswaterhadappembelajaranmenyimak cerita dapatlebihditingkatkan,mendorongpeningkatankualitasproses pembelajaranmenyimakcerita,sertakualitas hasilpembelajaranmenyimakcerita semakinmeningkat.BaganKerangka berfikir dalampenelitianinidapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran
Hipotesis Tindakan
Berdasarkanrumusanmasalah, landasanteoridalamkerangka pemikiranserta kondisi obyektifdi lapangan, perlu dilakukan perumusan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakaniniadalah penggunaaan media audio visual dapat meningkatkanketerampilan menyimak cerita pada siswa kelas V Semester I SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukohharjo tahun pelajaran 2014/2015
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kenokorejo 03 Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, yaitu pada siswa kelas V Semester I tahun pelajaran 2014/2015. Pemilihan lokasi dilandasi adanya alasan bahwa peneliti merupakan guru di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian tindakan yang dilakukan.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Semester I SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 8 orang siswa.
Sumber Data
Sumber datat dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder, Sumber data primer terdiri dari siswa, guru, wali murid dan kepala sekolah untuk mendapatkan informasi tentang Media audio visual yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita. Sedangkan sumber data sekunder terdiri dari silabus, RPP, dan hasil tes yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang Media audio visual dalam meningkatkan keterampilan menyimak cerita
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Ada empat teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah yang diteliti teknik pengumpulan data tersebut yaitu wawancara, observasi, dokumen dan tes.Wawancarapada penelitianinidilakukanterhadapguruserta siswa kelasV SD NegeriKenokorejo 03.Untukmenggaliinformasiguna memperolehdata yang berkenaandenganpeningkatan keterampilan menyimakceritamelalui pengunaanaudio visual. Pada penelitian ini Teknik observasi dilakukan di dalam ruang kelas V pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk mengumpukan data tentang peningkatkan keterampilan menyimak cerita melalui pengunaan audio visual..Dokumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah, hasil tes siswa, daftar nilai keterampilan menyimak cerita, RPP dan dokumentasi foto saat pembelajaran berlangsung yang digunakan untuk mengumpukan data tentang peningkatkan keterampilan menyimak cerita melalui pengunaana udio visual.
Validasi Data
Adapunteknikyang digunakandalammemeriksa validitasdata dalampenelitianiniadalahdengan triangulasi data.Triangulasiadalah teknikpemeriksaanvaliditasdatayangmemanfaatkan sesuatuyanglaindiluardataituuntukkeperluanpengecekanatausebagai pembanding terhadapdata tersebut Sarwiji Suwandi dalam (LexyJ Moleong1995:178).Trianggulasidatadilakukandenganmemanfaatkanjenissumberdata yangberbeda-bedauntukmenggalidatayangsejenis.
Triangulasiyang digunakanpadapenelitianiniadalah(a)Trianggulasi sumberdatayang diperolehdari.Guru,siswa,walimurid,kepalasekolahyang dilakukan untukmengetahuikemampuan menyimak cerita dengan mengunakan mediaaudiovisual(b)Trianggulasiteknik yaitupemeriksaan keabsahandatayangmengunakan metode tes,observasi dan dokumentasi yangdilakukanuntuk mengetahui kemampuan menyimak cerita dengan mengunakan media audio visual.
Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dan observasi langsung pada proses pembelajaran bahasa indonesia. Observasi langsung dilakukan pada saat kondisi awal pembelajaran dan pada saat tindakan kelas yang berupa peningkatan hasil belajar. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan presentasi ketuntasan belajar dan mean (rata-rata) kelas. Teknik analisis kualitatif model alur, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Milles & Huberman, 1989 dalam Zainal Aqib, 2008).
Indikator Kinerja
Keberhasilan dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitianadalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awalsampai akhir.Penelitian inimerupakan proses pengkajiansistemberdaur sebagaimanakerangkaberpikiryang dikembangkanolehSuhardjono(dalam SuharsimiArikunto, Suhardjono,Supardi,2008:74). Prosedurpenelitianini mencakuptahap-tahap(1) perencanaantindakan(planning),(2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil tes yang diperoleh dari 8 orang siswa kelas V SD Negeri Kenokorejo 03 menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60.00 dan nilai tertinggi diperoleh sebesar 80.00. Nilai rata-rata hasil belajar diperoleh sebesar 74,38. Mengingat nilai hasil belajar yang diperoleh tersebut kurang dari KKM yang ditetapkan, yaitu dengan KKM > 71.00, maka secara klasikal siswa di kelas V SD Negeri Kenokorejo 03 dianggap belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 71.00 adalah sebanyak 5 orang siswa atau 62,50% dari jumlah siswa. Sisanya sebanyak 3 orang siswa atau 37,50% belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 71.00. Berangkat dari kondisi tersebut maka diperlukan upaya perbaikan guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Data perolehan nilai hasil ulangan harian dapat disajikan pada tabel di bawah ini.
Data ketuntasan belajar siswapra tindakan dapat digambarkan ke dalam diagram berikut.
Gambar 4. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Tindakan
Hasil tes tindakan Siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik nilai hasil belajar maupun tingkat ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan hasil post-tes yang dilaksanakan pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 70.00 dan nilai tertinggi sebesar 85.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 78,75.Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 71.00 adalah sebanyak 6 orang siswa atau 75,00%. Adapun siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 71.00 adalah 2 orang siswa atau 25,00%.
Ketuntasan belajar siswa yang diperoleh pada tindakan Siklus I masih di bawah indikator kinerja berupa tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal sebesar > 80.00% dari jumlah siswa. Atas dasar hal tersebut, maka diperlukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II sehingga indikator kinerja berupa tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal sebesar > 80.00% dari jumlah siswa dapat dicapai.Hasil belajar siswa pada tindakan Siklus I selanjutnya dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut:Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus I dapat digambarkan ke dalam diagram berikut.
Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus I dapat diperoleh refleksi hasil tindakan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70.00, sedangkan nilai tertinggi adalah 100.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 83,75. Mengingat nilai rata-rata kelas yang diperoleh sudah melampaui KKM yang ditetapkan, yaitu 80, maka secara klasikal siswa sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar.Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 71.00 adalah sebanyak 8 orang siswa atau 100,00%..
Ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II selanjutnya dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut:Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II dapat digambarkan ke dalam diagram berikut.
Gambar 6. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus II dapat diperoleh refleksi hasil tindakan sebagai berikut. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa.
PEMBAHASAN
Pembelajaran menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampian serta hasil belajar siswa.. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa.Berdasarkan hasil identifikasi awal, dapat diketahui bahwa keterampilan siswa masih belum hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran belum optimal. Meskipun rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,38 sudah > 71 (KKM) tetapi indikator penguasaan penuh, yaitu baru mencapai sebesar 62,50% dari jumlah siswa.Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran yang dilakukan. Hal ini berakibat pada kurang optimalnya kemampuan siswa dalam menguasai konsep pembelajaran.
Berangkat dari kondisi tersebut, guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan media pembelajaran audio visual. Melalui penggunaan media audiovisual diharapkan dapat membantu siswa.Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa dari sebesar 74,38 pada kondisi awal, meningkat menjadi 78,75 pada tindakan Siklus I. Peningkatan juga diperoleh dalam hal ketuntasan belajar siswa, yaitu dari sebesar 62,50% pada kondisi awal meningkat menjadi 75,00% pada tindakan Siklus I.
Peningkatan yang diperoleh pada tindakan Siklus I dipandang belum optimal. Hal ini disebabkan karena meskipun nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah melampaui KKM yang ditetapkan, yaitu dengan KKM > 71.00, namun indikator penguasaan penuh secara klasikal berupa tercapainya jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar sebesar > 80.00% dari jumlah siswa belum terpenuhi. Atas dasar hal itu maka dilakukan perbaikan pada tindakan Siklus II..
Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa dari sebesar 78,75 pada pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 83,75 pada akhir tindakan Siklus II. Peningkatan juga diperoleh dalam hal ketuntasan belajar siswa, yaitu dari sebesar 75,00% pada tindakan Siklus I meningkat menjadi 100,00% pada tindakan Siklus II.Peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.
Tabel 5
Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Pra Tindakan hingga Akhir Tindakan Siklus II
No. | Ketuntasan | Awal | Siklus I | Siklus II | |||
Jumlah | % | Jumlah | % | Jumlah | % | ||
1. | Tuntas | 5 | 62,50 | 6 | 75,00 | 8 | 100,00 |
2. | Belum Tuntas | 3 | 37,50 | 2 | 25,00 | 0 | 0,00 |
Jumlah | 8 | 100.00 | 8 | 100.00 | 8 | 100.00 | |
Nilai Rata-rata | 74,38 | 78,75 | 83,75 | ||||
Nilai Tertinggi | 80,00 | 85,00 | 100,00 | ||||
Nilai Terendah | 60,00 | 70,00 | 75,00 |
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh tersebut, maka hipotesis tindakan yang menyebutkan bahwa “penggunaaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas V Semester I SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukohharjo tahun pelajaran 2014/2015” terbukti kebenarannya.Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram berikut ini.
Gambar 7. Diagram Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa dari Pra Tindakan hingga Tindakan Siklus II
P E N U T U P
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas V SD Negeri Kenokorejo 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/4015 dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang pembelajaran menyimak cerita dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Saran
Berdasarkanhasilpenelitianyang diperoleh, selanjutnyadapatdikemukakanbeberapa saransebagaiberikut:
Siswadisarankanuntuklebihterfokusdalammengikutipembelajaranmenyimakceritadenganmedia audiovisual,agar hasilsimakanmudahdipahami.
Bagi Guru
Padadasarnyatugasguruadalahmengajar. Dalammengajarhendaknyamelakukansuatuperencanaandanevaluasiterhadapsegalatindakanyang akanditempuh.Haltersebutpentinguntukdilakukanagardalampelaksanaannya,guruyang bersangkutandapatmemperkecilataudapatmenghilangkankemungkinanmunculnyaberbagaikelemahandalamproses pembelajaranyang terjadi.Selainitu,guru harusmampumemilihmedia audiovisualyangsesuaiuntukmenyampaikanmaterimenyimakceritaagar:
Agarguru dapatmeningkatkanprofesionalismemaupunkualitaspembelajaranyang dilakukanmelaluipenelitiantindakankelasini,disarankankepadapihaksekolahuntuk:
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohman, Mulyono. 2003. PendidikanbagiAnakBerkesulitanBelajar. Jakarta: RinekaCipta.
Akhadiah,Sabarti. 1992. MembacaSebagaiKeterampilanDasar. Jakarta: Depdikbud.
Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: PanitiaSertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
AssepHerry, BadruZamandanCepi Riana. 2007. Media PembelajaranSekolahDasar. Bandung: UPI Press
Arikunto, Suharsimi. 2010. PenelitianTindakan. Yogyakarta: Aditya Media.
Arsad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada
Badudu, J.S. 1988. MembinaBahasa Indonesia Baku I. Bandung: Pustaka Prima.
Dalyono. 2005. PrestasiBelajar. Jakarta: RinekaCipta.
DjagoTarigan.1996. PengajaranAnalisisKesalahanBerbahasa. Bandung: Angkasa
Dendy, Sugono.2006. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
DimyatidanMudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung :Alfabeta.
Hairuddin, dkk. 2007. PembelajaranBahasa Indonesia di SekolahDasar.(AnalisisMetode SAS). Jakarta: DirektoratJenderalPendidikantinggi
KamijandanSuyono. 2002. PelatihanTerintegrasiBerbasisKompetensiPelajaranMenyimak. Jakarta: Depdiknas.
Milles, Mathew B dan A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif, BuluSumbertentangMetode-metodeBaru. Jakarta :Universitas Indonesia Press.
Moleong, Lexy J. 1995. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
MuhibbinSyah. 2003. PsikologiBelajar. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada
Muh. NurMustakim. 2005. PeranananCeritaDalamPembentukanPerkembanganAnak TK. Jakarta: DepartemenPendidikanNasionalDirektoratJenderalPendidikanTenagaKependidikan Dan KetenagaanPerguruanTinggi.
OemarHamalik. 2003.KurikulumdanPembelajaran. Jakarta:BumiAksara
OemarHamalik. 2006.TeknologidalamPendidikan.Bandung:YayasanPartisipasi Pembangunan Indonesia.
PujiSantoso, dkk.2009. MateridanPembelajaranBahasa Indonesia SD. Jakarta:Universitas Terbuka.
Purwodarminta, W.J.S.1984. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
SarwijiSuwandi, 2008. PenelitanTindakanKelas (PTK) danPenulisanKaryaIlmiah. PenilaianSertifikasi Guru Rayon 13, Surakarta.
ST. Y Slametdan Suwarto.2007. Dasar–DasarMetodologiPenelitianKualitatif. Surakarta:UNS Press.
STY Slamet.2008. Dasar-dasarKeterampilanBerbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press
SuharsimiArikunto,Suhardjono,danSupardi.2006.PenelitianTindakanKelas.Jakarta:BumiAksara.
SuharsimiArikunto,Suharjno, Supadi. 2008. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara.
Sutama. 2012.MetodePenelitianPendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D.. Surakarta: Fairuz Media.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. MenyimakaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.
TitikW.Sdkk. 2003. TeknikMenulisCeritaAnak. Bandung: Pinkbooks.
YusiRosdiana, dkk.2008. BahasadanSastra Indonesia di SD. Jakarta: Universiatas Terbuka.
Wardani,dkk .2003. PenelitianTindakanKelas. Jakarta; Universitas Terbuka.
Oleh:Sartono, S. Pd. SD.
SD Negeri kenokorejo 03, Polokarto,Sukoharjo
NIP. 19600110 198304 1 004