UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI
PENERAPAN METODE BERMAIN PUZZLE SISWA KELAS V
SD NEGERI MAKAMHAJI 04 KARTASURA, SUKOHARJO SEMESTER II
TAHUN AJARAN 2013/2014
Lucianus Madyo
SD Negeri 04 Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 5 SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta semester II tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta. Data yang diperoleh berupa hasil uji kompetensi dan lembar observasi siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar. Hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar IPA siswa mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari 25.00% pada pratindakan, menjadi 56.25% pada siklus I dan menjadi 87.50% pada siklus II. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata nilai test kompetensi siswa dari 66.56 pada pratindakan menjadi 74.36 pada siklus I dan menjadi 76.88 pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan metode bermain puzzle mampu meningkatkan pemahaman Bumi dan Alam Semesta. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan metode bermain dengan puzzle memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V Semester II SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta.
Kata Kunci : Prestasi belajar, metode bermain puzzle, IPA
PENDAHULUAN
Pada dasarnya materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di tingkat sekolah dasar memuat fenomena alam dan pengetahuan alam di sekitar anak. Pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mata Pelajaran IPA melatih anak untuk berpikir kritis dan berpotensi membentuk pribadi anak. Kemampuan anak untuk bersikap kritis terhadap fenomena alam dapat terwujud jika anak memiliki minat yang baik terhadap pembelajaran. Minat dapat tumbuh dengan baik jika pembelajaran dilakukan dengan cara yang menarik. Pembelajaran yang menyenangkan dapat menarik minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak ada habis-habisnya (Sumaji, 2003: 31).
Berdasarkan hasil observasi awal, sebagian besar peserta didik di SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta tidak menyukai belajar IPA, karena IPA merupakan salah satu bidang studi yang sulit. Penyebab kesulitan belajar peserta didik berasal dari beberapa faktor diantara guru dan juga siswa tersebut. Faktor belajar dari guru adalah selalu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab ketika pembelajaran berlangsung sehingga siswa merasa bosan dan malas mengikuti pelajaran. Adapun faktur yang muncul dari siswa yaitu rendahnya minat belajar yang berakibat kurangnya perhatian siswa pada saat pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya kreativitas peserta didik dalam belajar mata pelajaran IPA dan terhambatnya pengembangan potensi yang ada pada peserta didik. Oleh karena itu guru sebagai pengelola kelas harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa menjadi berminat mengikuti pelajaran. Kemampuan guru untuk memilih metode pembelajaran yang tepat sangat bermanfaat untuk menarik minat siswa yang berakibat pada prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan permasalahan tersebut, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA yaitu dengan cara menerapkan metode bermain untuk materi Bumi dan Alam Semesta.
Metode bermain pada penelitian ini menggunakan puzzle, metode bermain akan membuat anak merasa enjoy sehingga merasa senang, bahkan terkadang sering tidak disadari sebenarnya peserta didik sedang belajar. Menurut Winkel, jika dalam hati ada perasaan senang, maka biasanya akan menimbulkan minat. Bila diperkuat dengan sikap positif, maka minat akan berkembang dengan lebih baik yang berakibat pada prestasi belajar peserta didik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 5 SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta semester II tahun pelajaran 2013/2014.
Manfaat penelitian ini antara lain: 1) Manfaat siswa adalah dapat meningkatnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 semester II SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta; 2) Manfaat bagi guru adalah dapat meningkatnya ketrampilan guru untuk memperoleh prestasi belajar siswa dan mengkondisikan minat belajar siswa melalui penerapan metode bermain dengan puzzle bervariasi. 3) Manfaat Bagi Perpustakaan; dapat memberikan kontribusi sebagai sumber informasi bagi warga sekolah yang memanfaatkan perpustakaan dalam rangka peningkatan wawasan dan kompetensi. 4) Manfaat bagi Sekolah; dapat memberikan kontribusi yang positif dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan prestasi belajar siswa.
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Secara garis besar atau pada hakikatnya, IPA memiliki tiga komponen yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilaksanakan dalam rangka menemukan produk ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk ilmiah meliputi prinsip, konsep, hukum, dan teori. Produk ilmiah berupa pengetahuan-pengetahuan alam yang telah ditemukan dan diuji secara ilmiah. Sikap ilmiah merupakan keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah meliputi rasa ingin tahu, hati-hati, obyektif, dan jujur (Patta Bundu, 2006: 11).
Pembelajaran IPA di sekolah dasar harus dilakukan sesuai dengan hakikatnya untuk melatih keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa. Pembelajaran IPA di SD juga harus disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan kognitif siswa SD. Pembelajaran IPA yang sesuai dengan hakikatnya akan membuat pembelajaran menjadi bermakna. Siswa mampu melakukan aktivitas-aktivitas ilmiah untuk menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis. Aktivitas-aktivitas ilmiah yang dilakukan membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa merasa senang. Perasaan senang yang dialami oleh siswa akan menimbulkan minat dan berakibat pada prestasi belajar.
Hakekat Prestasi Belajar
Prestasi belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Bloom (Purwanto, 2012: 67) mengemukakan jenjang dalam ranah kognitif memiliki 6 jenjang. Keenam jenjang tersebut adalah pengetahuan yang merupakan pengingatan bahan-bahan yang dipelajarinya, selanjutnya pemahaman merupakan penguasaan tentang bahan yang dipelajarinya, yang selanjutnya bahan tersebut dapat diaplikasikan ke dalam keadaan yang sebenarnya. Bahan yang dipelajari tersebut akan dianalisis atau dikaji sehingga akan dibentuk bagian-bagian yang lebih terstruktur agar mudah dipahami. Bagian-bagian tersebut akan dikombinasi-kan sehingga akan menghasilkan sesuatu yang baru, hal ini termasuk dalam jenjang sintesis. Jenjang dalam ranah kognitif yang terakhir adalah evaluasi atau menilai bahan yang dipelajari tersebut.
Jadi, prestasi belajar adalah perubahan perilaku siswa secara keseluruhan menjadi lebih baik setelah memperoleh proses belajar. Perubahan perilaku yang diharapkan tidak hanya di satu aspek saja, melainkan ketiga aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Tinjauan Bermain dalam Pembelajaran IPA
Bermain merupakan metode dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak-anak usia SD. Metode bermain terdapat unsur kesenangan dan keceriaan pada diri anak. Meskipun demikian, pendekatan pembelajaran IPA pada anak-anak harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan anak, diantaranya adalah prinsip yang dikemukakan oleh Dwi Yulianti (2010: 24-25) yang mengatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan adalah 1) Berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak artinya jika kebutuhan fisik anak sudah terpenuhi dan merasa aman secara psikologis, maka anak akan belajar dengan baik; 2) Bermain sambil belajar, melalui kegiatan bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna; 3) Selektif, kreatif, dan inovatif, artinya Materi IPA yang disajikan hendaknya dipilih sedemikian rupa sehingga dapat disajikan melalui bermain.
Berkaitan dengan prinsip-prinsip pembelajaran IPA dengan menggunakan metode bermain dengan bimbingan guru akan lebih terarah dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak. Melalui kegiatan bermain dalam mempelajari IPA, siswa diharapkan dapat menemukan suatu konsep IPA dan guru berperan sebagai pengamat, melakukan elaborasi, melakukan evaluasi, dan membangkitkan motivasi peserta didik.
Langkah-langkah metode bermain menurut Sue Dockett dan Marilyn Fleer dalam bukunya “Play and Pedagogy in Early Childhood” adalah sebagai berikut: 1) Guru mempersiapkan alat dan bahan yang dapat digunakan oleh perserta didik ketika bermain; 2) Peserta didik melakukan permainan sesuai dengan materi yang akan dipelajari; 3) Peserta didik dibebaskan untuk bereksplorasi; 4) Guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa untuk meluruskan pemahaman yang diperoleh selama kegiatan bermain.
Pembelajaran IPA yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode bermain dengan puzzle. Peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan bermain; b) Guru menjelaskan tujuan kegiatan dan petunjuk-petunjuk yang harus dipatuhi; c) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen; d) Peserta didik melakukan permainan sesuai materi yang akan dipelajari; e). Peserta didik dibebaskan bereksplorasi; f) Peserta didik berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari; g) Peserta didik melaporkan hasil diskusi; h) Guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa untuk meluruskan pemahaman yang diperoleh selama kegiatan bermain; i) Kesimpulan dari kegiatan bermain; j) Motivasi dari guru.
Kelebihan metode permainan dalam pembelajaran IPA, terutama di sekolah dasar adalah mampu membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan bagi Peserta didik. Menurut Andang Ismail (2006: 14), permainan memiliki unsur menyenangkan dan dapat dinikmati. Pembelajaran yang disampaikan melalui permainan akan membuat siswa enjoy dan merasa senang, sehingga siswa tidak jenuh ketika belajar. Metode permainan dengan puzzle memudahkan siswa menemukan konsep pelajaran IPA. Menurut Bennett, dkk (2005: 16), permainan dapat memudahkan pembelajaran dengan mendorong anak untuk mengasimilasikan materi baru ke dalam strukutur kognitif yang telah ada. Penerapan metode permainan dengan puzzle dalam pembelajaran IPA dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari dengan mudah. Selain membuat siswa merasa senang juga memudahkan siswa dalam memahami konsep materi pelajaran IPA.
Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA merupakan pelajaran yang banyak membutuhkan praktik akan tetapi sampai saat ini guru masih menyampaikannya dengan teori seperti dibuku tanpa memberi sesuatu yang konkrit. Hal ini menyebabkan keaktifan siswa dalam pembelajaran kurang dan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPA yang diperoleh Peserta didik.
Peneliti berupaya meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajar IPA adalah dengan menggunakan metode bermain. Penggunaan metode bermain dengan puzzle membantu Peserta didik secara aktif. Keaktifan siswa pada proses belajar sangat menentukan keberhasilan pencapaian prestasi belajar. Dengan penggunaan metode bermain dalam pembelajaran IPA diharapkan siswa akan lebih aktif mengikuti pembelajaran dan prestasi belajar meningkat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir dan kajian teori tersebut di atas, diharapkan prestasi belajar dapat meningkat pada mata pelajaran IPA siswa kelas V semester II SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan metode bermain dengan puzzle.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas V semester II SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas V semester II SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta yang berjumlah 16 peserta didik, 7 laki-laki dan 9 perempuan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Tes Tertulis untuk ulangan harian pada tindakan prasiklus, ulangan harian siklus I dan ulangan harian siklus II; 2) Non tes yang berupa chek list pernyataan proses belajar oleh siswa, pengamatan tentang aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan pengamatan teman sejawat.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: butir soal tes berbentuk uraian; Lembaran chek list pernyataan proses belajar siswa, lembar observasi siswa dan lembar observasi teman sejawat.
Validasi data yang berupa hasil prestasi belajar siswa yang merupakan data kwantitatif dan berbentuk kwalitatif yang meliputi hasil proses belajar siswa yang berupa chek list, hasil observasi aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar dan pengamatan teman sejawat digunakan dengan teknik yang berbeda secara silang. Selain itu juga digunakan pengecekan pada sumber yang berbeda. Pengulangan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang akurat disamping juga apabila data yang diperoleh diragukan kebenarannya. Pengulangan dapat dilakuka dengan cara yang sama ataupun dengan cara yang berbeda. Triangulasi metode sangat diperlukan dengan pengecekan silang antara sesama guru mapel atau dengan guru yang lain agar diperoleh data yang akurat.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk data kwantitatif yaitu dengan membandingkan hasil prestasi belajar siswa dari hasil kondisi awal(prasiklus) dengan prestasi belajar siswa setelah tindakan siklus I dan hasil prestasi belajar setelah tindakan siklus II, dari hasil pembandingan tersebut dilakukan refleksi dengan menarik kesimpulan untuk memperoleh data ada tidaknya peningkatan prestasi prestasi belajar siswa, untuk selanjutnya menentukan tindak lanjut.
Adapun indikator penelitian ini yaitu dengan menghitung capaian ketuntasan belajar peserta didik berdasarkan KKM Kelas V Mata Pelajaran IPA di SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta yaitu sebesar 75 dan Ketuntasan kelas dikatakan tuntas apabila banyaknya siswa yang mencapai KKM mencapai 80% dari keseluruhan jumlah siswa. Adapun ketuntasan belajar diperoleh dari tes yang diberikan kepada peserta didik setiap akhir siklus.
Penelitian tentang prestasi belajar IPA melalui metode bermain dengan puzzle menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses yang berkesinambungan yang direncanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklusnya, meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap refleksi.
Siklus I
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode permainan pada siklus I pertemuan 1, 2, dan 3 adalah sebagai berikut: a). Guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan bermain. b). Guru menjelaskan tujuan kegiatan dan petunjuk-petunjuk yang harus dipatuhi. Tujuan dan petunjuk-petunjuk permainan disampaikan secara langsung oleh guru untuk mengarahkan pembelajaran. c) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Pada pertemuan 1 dan 2 siswa dibagi menjadi 3 kelompok. d). Siswa melakukan permainan sesuai materi yang akan dipelajari. siswa bermain menyusun puzzle “proses pembentukan tanah karena pelapukan” untuk mempelajari materi macam-macam alat pernapasan manusia dan fungsinya. e) Siswa dibebaskan bereksplorasi. f) Siswa berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari.g) Siswa melaporkan hasil diskusi. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi secara bergantian. h) Guru mengoreksi hasil presentasi siswa dengan cara tanya jawab dengan siswa yang lain. i) Guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa untuk meluruskan pemahaman yang diperoleh selama kegiatan bermain. j) Kesimpulan dari kegiatan bermain. k) Motivasi dari guru.
Siklus II
Tahapan pada siklus II ini mengikuti tahapan pada siklus I. Rencana tindakan siklus II ini disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dimaksudkan sebagai penyempurnaan atau perbaikan terhadap pelaksanaan metode bermain dengan puzzle pada siklus I
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Pra Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Pelaksanaan pembelajaran IPA biasanya dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa diberi penjelasan materi oleh guru, kemudian diberi pertanyaan-pertanyaan lisan terkait materi yang dijelaskan. Saat guru memberi penjelasan, terkadang peserta didik bercanda dengan teman. Pada awal tanya jawab, 5 siswa aktif menjawab pertanyaan guru, 11 siswa lainnya kurang aktif menjawab pertanyaan guru, hanya sekedar ikut-ikutan berteriak, dan siswa tidak menjawab pertanyaan sama sekali.
Pra siklus dilakukan pada hari Selasa, tanggal 11 Februari 2014 dengan meminta prestasi belajar nilai ulangan harian siswa pada guru. Nilai prestasi belajarnya adalah sebagai berikut :
Data Prestasi belajar Siswa pada Prasiklus(Tindakan Awal) Kelas V SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta | |||
No | URAIAN | JUMLAH | % |
1 | Tuntas | 4 | 25% |
2 | Belum Tuntas | 12 | 75 |
3 | Nilai Tertinggi | 80 | - |
4 | Nilai Terendah | 60 | - |
5 | Rata-rata | 66.56 | - |
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pra tindakan diperoleh siswa yang tuntas terdapat 4 orang atau 25% dan siswa tuntas terdapat 12 orang atau 75% dengan nilai rata-rata kelas 66.56.
Analisis Data
1. Siklus 1
Dalam pelaksanaannya, Penelitian Tindakan Kelas ini tidak dilakukan sendiri melainkan berkolaborasi dengan teman sejawat yaitu Waitah, S.Pd untuk membantu dalam melakukan pengamatan. Pelaksanaan Tindakan Kelas pada siklus 1 untuk materi “Proses Pembentukan Tanah karena pelapukan” dengan menggunakan metode bermain dengan puzzle meliputi tahapan – tahapan sebagai berikut :
a.Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari kegiatan yang dilakukan adalah menyusun RPP, membuat media permainan, mengembangkan lembar observasi, soal tes kompetensi.
b.Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 dan 25 Februari 2014 kelas V dengan jumlah siswa 16 orang. Guru memasuki kelas dan mengkondisikan siswa untuk belajar. Guru memberi penjelasan bahwa pelajaran IPA hari ini akan menerapkan metode permainan dengan puzzle.
Langkah pertama metode permainan adalah guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan bermain. Pada pertemuan ini guru menyiapkan puzzle. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai tujuan permainan, langkah-langkah yang harus dilakukan, dan aturan-aturan yang harus dipatuhi. Kemudian siswa dberikan kesempatan bertanya jika penjelasan guru ada yang kurang dimengerti. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dan ada satu kelompok yang terdiri dari 6 siswa. Selanjutnya siswa duduk berkelompok dengan anggotanya tanpa ada pengulangan perintah. Setiap kelompok mendapatkan puzzle. Guru memantau siswa dengan mengunjungi setiap kelompok dan menegur siswa yang kurang aktif. selanjutnya siswa melakukan permainan sesuai materi yang dipelajari. Sebelum memulai permainan, guru membagikan amplop yang berisi puzzle kepada masing-masing kelompok. Siswa dilarang membuka amplop terlebih dahulu sebelum mendapat instruksi dari guru. Siswa mulai bermain ketika guru memberikan instruksi untuk membuka amplop tersebut. Siswa dibebaskan untuk menyusun puzzle bersama dengan anggota kelompoknya. Guru hanya berkeliling dan sedikit memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan permainan tersebut.
Siswa berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari. Setelah selesai menyusun puzzle, siswa berdiskusi untuk menentukan jenis-jenis tanah yang terbentuk melalui potongan-potongan puzzle yang berhasil mereka susun. siswa juga berdiskusi untuk menentukan fungsi dari jenis tanah dan menyimpulkan.
Kemudian siswa melaporkan hasil diskusi. Masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja dan diskusi mereka. Perwakilan kelompok maju ke depan, satu anak menunjukkan hasil penyusunan puzzle yang berhasil dibentuk dan teman yang lain membacakan hasil diskusi mereka. Siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan tanya jawab bersama dengan guru. Guru bersama dengan siswa berdoa
c.Hasil
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) siswa belum aktif bertanya, 2) Diskusi kelompok terlalu mendominasi permainan, jadi kurang mampu menghargai pendapat teman kelompok ketika diskusi sehingga membuat siswa enggan untuk berpendapat.
Hasil siklus I yaitu ketercapaian prestasi belajar siswa berdasarkan hasil pengamatan dan test. Rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I berdasarkan hasil pengamatan adalah sebagai berikut.
Data Prestasi belajar Siswa pada Siklus I Kelas V SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta | |||
No | URAIAN | JUMLAH | % |
1 | Tuntas | 9 | 56.25 |
2 | Belum Tuntas | 7 | 43.75 |
3 | Nilai Tertinggi | 85 | - |
4 | Nilai Terendah | 70 | - |
5 | Rata-rata | 74.37 | - |
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar Siklus I diperoleh siswa yang tuntas terdapat 9 orang atau 56.25% dan siswa tidak tuntas terdapat 7 orang atau 43.75% dengan nilai rata-rata kelas 74.37.
d. Refleksi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I, ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya: 1) Guru dan siswa harus terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2) Guru membantu siswa yang terlihat mengalami kesulitan dan 3) Guru hendaknya mengkondisikan kelas siap untuk pembelajaran.
Hasil kesimpulan akhir adalah cukup baik, namun demikian masih diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar dari yang diharapkan atau belum mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan guru dengan menerapkan metode bermain dengan puzzle dan belum termotivasi belajar dengan baik dari dalam dirinya.
Pada siklus I secara garis besarnya kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode bermain dengan puzzle sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan dalam proses belajar mengajar, karena metode bermain dengan puzzle tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
2.Siklus II
a.Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan perbaikan-perbaikan, puzzle ten-tang struktur bumi dan air, soal tes kompetensi dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 dan 18 Maret 2014, di kelas V dengan jumlah siswa 16 orang.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan memperha-tikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Guru memasuki kelas kemudian mengkondisikan siswa untuk belajar. Pembelajaran diawali oleh guru dengan melakukan tanya jawab dengan siswa (apersepsi). Kemudian guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan bermain. Pada pertemuan ini guru menyiapkan puzzle struktur bumi dan air.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai tujuan permainan, langkah-langkah yang harus dilakukan, dan aturan-aturan yang harus dipatuhi. Langkah ini dimodifikasi dengan potongan jumlah puzzle menjadi lebih banyak. Siswa langsung berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai Siklus I. Guru memantau siswa dengan mengunjungi setiap kelompok dan menegur siswa yang kurang aktif. siswa melakukan permainan sesuai materi yang dipelajari. Siswa dibebaskan untuk mencari puzzle dan menempelkan pada papan tempel. Guru hanya membacakan perintah dan memberikan semangat kepada siswa.. Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan permainan tersebut. Setelah selesai menempelkan puzzle, siswa mencatat hasil permainan yang telah ditempelkan pada papan tempel. Selain mencatat siswa juga mengoreksi hasil permainan mereka sebelum dipresentasikan di depan kelas. Setelah masing-masing perwakilan kelom-pok maju ke depan, guru meluruskan pemahaman siswa. Jawaban-jawaban siswa yang masih salah dibenarkan oleh guru dan siswa lain melalui tanya jawab. Setelah itu kelompok yang masih menjawab salah diminta untuk membenarkan jawaban mereka serta membenahi hasil permainan mereka yang di tempel di papan tempel.
c.Pengamatan
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan yaitu secara umum pelaksanaan pembelajaran dengan metode permainan sudah terlaksana dengan urut dan baik. Guru mampu mengarahkan siswa untuk mengikuti permainan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah ditetapkan.
Hasil siklus II yaitu ketercapaian prestasi belajar siswa berdasarkan hasil pengamatan dan test. Rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II berdasarkan hasil pengamatan adalah sebagai berikut.
Data Prestasi belajar Siswa pada Siklus II Kelas V SD Negeri Makamhaji 04 Surakarta | |||
No | URAIAN | JUMLAH | % |
1 | Tuntas | 14 | 87.50 |
2 | Belum Tuntas | 2 | 12.50 |
3 | Nilai Tertinggi | 90 | - |
4 | Nilai Terendah | 70 | - |
5 | Rata-rata | 76.87 | - |
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar Siklus II diperoleh siswa yang tuntas terdapat 14 orang atau 87.50% dan siswa tidak tuntas terdapat 2 orang atau 12.50% dengan nilai rata-rata kelas 76.87. Jadi ketuntasan belajar sudah melebihi indikator pencapaian penelitian, sehingga tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya.
d.Refleksi
Pelaksanaan siklus II menghasilkan peningkatan prestasi belajar siswa. Pada siklus II, guru telah melaksanakan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan. Guru menunjukkan media permainan untuk memancing pertanyaan siswa agar bertanya mengenai tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. Guru juga membuat kesepa-katan dengan siswa mengenai aturan-aturan dalam permainan yang harus disepakati. Jenis permainan yang dibuat mampu membuat siswa aktif karena semua permainan ditampilkan di depan kelas.
Selain itu, masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab dan kontribusi yang sama dalam menyelesaikan per-mainan. Manfaat lain dari pemilihan jenis Permainan ini mengurangi adanya perse-lisihan pendapat ketika mengemukakan ide karena ide atau pendapat yang dikemu-kakan berupa tindakan. Tindakan guru tersebut dapat membuat siswa lebih aktif, mampu memberikan kontribusi dalam menyelesaikan permainan, mampu meng-hargai pendapat teman, dan mampu membuat siswa lebih cekatan.
PEMBAHASAN
Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode bermain dengan puzzle memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya prestasi belajar siswa dan semakin mantapnya pemahaman materi pembelajaran siswa terhadap materi yang disampaikan guru dan ketuntasan belajar meningkat dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan dari 25% pada pratindakan, menjadi 56.25% pada siklus I, dan 87.5% pada siklus II. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata nilai test kompetensi siswa dari 66.56 pada Pra Tindakan menjadi 74.36 pada siklus I dan menjadi 78.88 pada siklus II.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari maka dapat disampaikan saran berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Sumaji. 2003. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.
Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKBUD DIKTI.
Purwanto. 2012. Evaluasi Prestasi belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dwi Yulianti. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Indeks
Andang Ismail. 2006. Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Bennett, Neville, Liz Wood, Sue Rogers. 2005. Teaching Trough Play.(Alih bahasa: Frans Kowa). Jakarta: Gramedia Widiasarana.